3. Presentasi Membuat Cerpen
Isi Cerpen
Tema Cerpen
Penokohan Cerpen
Latar Tempat, Waktu dan Suasana
Amanat Cerpen
Alur Cerpen
Part 1
Part 2
Part 3
Unsur Intrinsik Cerpen
Part 4
Part 5
5. Pada suatu hari Raja Harun Al Rasyid terkena penyakit yang aneh. Semua
tubuh Raja terasa pegal dan kaku. Banyak tabib didatangkan untuk mengobati
penyakit Raja, namun tak ada yang bisa mengobati. Sudah banyak pula obat yang
diminum tetapi masih belum bisa mengobati penyakitnya. Raja tidak mau
menyerah dengan penyakitnya, Raja masih berkeinginan untuk sembuh. Maka
pengawalnya diutus untuk mengadakan sebuah sayembara. Yang bisa
menyembuhkan penyakit Raja akan diberikan hadiah. Abu Nawas tertarik dengan
sayembara itu. Tidak lama kemudian Abu Nawas pergi menuju ke Istana
Raja. Setelah tiba di istana, sang raja terkejut melihat Abu Nawas "Abu Nawas
, setahuku engkau bukan lah seorang tabib, tapi mengapa engkau mengikuti
sayembara ini?” kata Raja. “Tuan Raja janganlah lihat penampilanku
saja, mungkin saja aku bisa mengobati penyakit Raja." balas Abu Nawas
“Benarkah?” Raja bertanya ragu “Sebenarnya apa penyakit Raja?" kata Abu
Nawas . “Aku juga tidak tahu, tetapi seluruh tubuh dan badanku terasa sakit
semua” keluh sang Raja.
6. “Ha ha ha ha...” Abu Nawas malah tertawa."Hei apanya yang lucu”
kata sang raja."Tidak tuan, kalo penyakit itu gampang sekali obatnya.” balas
Abu Nawas "Benarkah? Apa nama obatnya dan dimana aku bisa
mendapatkannya." balas Raja dengan penuh penasaran. “Obat itu adalah telur
Unta, dan anda bisa mendapatkannya di kota Baghdad”. Mendengar kata-kata
Abu Nawas, sang Raja merasa bersemangat dan ingin mendapatkan telur Unta
itu. Keesokan harinya sang Raja berangkat dengan pengawalnya, Ia menyamar
menjadi rakyat biasa karena tidak ingin diketahui kalau dia seorang Raja. Dia
pergi ke pasar-pasar disekitar Baghdad, tetapi belum menemukan telur Unta.
Raja tidak mau menyerah dan mencarinya kerumah-rumah warga tetapi dia
belum menemukan juga. Semangat Raja Harun Al Rasyid sangat kuat sekali, ia
tidak peduli jarak yang telah ditempuhnya. Hingga akhirnya tiba di sebuah
hutan. Raja terus berjalan tanpa hiraukan pengawalnya yang sudah kelelahan.
7. "Apakah kita sebaiknya kembali ke Istana, sepertinya kita tidak
menemukan telur itu“ saran pengawal. Raja Harun Al Rasyid
mempertimbangkan saran sang pengawal, beberapa saat kemudian ia melihat
seorang kakek yang sedang membawa ranting."Tunggu pengawal, kita coba
tanya pada kakek itu" kata Sang Raja. Raja Harun Al Rasyid menghampiri kakek
yang membawa ranting itu. Melihat kondisi si kakek yang sudah tua ia sangat
kasihan, maka ia pun menawarkan jasa untuk membawa kayu-kayu itu.
Setelah sampai dirumah kakek tadi, sang kakek berterimakasih kepada Raja
Harun Al Rasyid yang ia tidak menyangka bahwa ia adalah seorang
Raja."Terima kasih cuk, semoga Allah membalas kebaikan cucuk" kata Kakek.
"Sama-sama kek, Oh iya kek, apakah kakek punya telur Unta" tanya raja pada
si kakek. "Telur Unta?" si kakek pun berfikir sejenak. ."Hahahahaha..." tawa si
kakek. Raja Harun Al Rasyid pun heran dan bertanya pada sang kakek. "Apa
saya salah tanya kek" tanya raja keheranan. "Bisa kakek jelaskan?" kata Sang
Raja.
8. "Cuk, didunia ini mana ada telur Unta, setiap hewan yang bertelinga
itu melahirkan bukan bertelur, jadi mana ada telur Unta” kata kakek.
Mendengar penjelasan sang kakek membuat sang raja dan pengawalnya
tersentak kaget. “Awas kau Abu Nawas" gumam sang raja. "Keesokan harinya
sang raja dengan kesalnya menunggu Abu Nawas yang telah mengerjainya.
Beberapa saat kemudian Abu Nawas datang ke Istana. Ia memberi senyum
jenakanya kepada raja, Raja Harun Al Rasyid langsung memarahinya. "Hai Kau
Abu Nawas, beraninya kau mengerjai ku, aku tidak bisa terima ini. Aku akan
menghukummu karena kamu telah membohongi aku, mana ada telur unta
sedangkan unta itu kan hewan yang melahirkan” Raja memarahi Abu Nawas
."Anda benar Tuan Raja, telur unta itu sebenarnya tidak ada, unta hewan yang
melahirkan dan bukan bertelur” kata Abu Nawas membenarkan pernyataan
sang raja. "Lantas, mengapa kau menyuruhku untuk mencari telur itu?
Pokoknya sekarang kamu dihukum " sanggah raja.
9. "Tunggu dulu Tuan Raja, sebelum saya dihukum, saya ingin bertanya.
Bagaimana kondisi tubuh Tuan Raja hari ini?” tanya si Abu Nawas. "Kondisi
badanku? aku merasa tubuhku tidak pegal dan sakit seperti kemarin” sang raja
pun terdiam sejenak. "Abu Nawas, aku sudah sembuh, penyakitku hilang,
penyakitku hilang Abu Nawas." raja sangat gembira. "Aku tahu, perjalananku
yang amat jauh kemaren telah membuat tubuhku menjadi sehat kembali,
terima kasih Abu Nawas" kata sang raja "Benar tuan tubuh yang tidak
dibiasakan bergerak akan membuat darah membeku dan menjadi penyakit,
maka dari itu raja rajin-rajinlah bergerak” kata Abu Nawas. "Abu Nawas
maafkan aku telah memarahimu, aku akan berikan hadiah karena telah
memberiku saran yang luar biasa."Terima kasih raja" jawab Abu Nawas.
***
.