Dokumen tersebut membahas metodologi pembelajaran bahasa Arab dengan menjelaskan beberapa pendekatan, karakteristik bahasa Arab, dan istilah-istilah yang terkait dengan pembelajaran bahasa Arab. Dibahas pula perbandingan beberapa pendekatan pembelajaran bahasa seperti pendekatan gramatika terjemahan, pendekatan audiolingual, dan pendekatan komunikatif.
2. B.A. digunakan sebagai
bahasa Asing
Fenomena : Diglossia ( الثنعية
اللغوية (
Dua versi B.A. konsisten pada
aturan baku (Fushah) dan
sebaliknya (Ammiyah)
Motif Bahasa Arab
Agama Islam
Sains
Kebudayaan Nasional
Dunia Internasional
3. Karakteristik Bahasa Arab
1. Kaitan Mentalistik Subjek-
Predikat
2. Adanya Kehadiran
Individu
3. Retorikal Paralel
4. Keutamaan Makna
5. I’rab
6. Kekayaan Kosakata
7. Mutsanna Idiomatic
8. Qiyas (analogi Kata)
9. Dinamika dan Kekuatan
Ungkapan
4. Kaitan Mentalistik Subjek-
Predikat
Hubungan mentalistik antara
bangsa Arab dan satu
bersifat mentalistik belaka
dan tidak memerlukan kata
sarana penghubung untuk
menjelaskan kaitan itu
(dalam kalimat deklaratif,
Subjek-Predikat).
Contoh dalam bahasa inggris
menggunakan to-be, dalam
bahasa Indonesia kadang-
kadang menggunakan kopula
5. Kehadiran Individu
• Melekat dalam verba dan
strukturnya yang asli
• Berbeda dengan bahasa
lain, contoh Bahasa
Indonesia dan bahasa
Inggris yang
mengharuskan kehadiran
Individu dalam kalimatnya.
• Struktur Bahasa Arab
mementingkan pikiran
supaya menempuh jalan
alamiah dalam meraih
pengetahuan, bahwa
Struktur B.A (adanya
6. Retorika Paralel
Retorika : bentuk/model
berpikir untuk menyatakan
maksud yang diinginkan.
Parerelisme B.A. terdapat pada
pemakaian kata sarana
penghubung antarkata-antar frase,
antar klausa, antar kalimat dan
antar paragraf.
Pemadanan tidak selalu dengan
simbol tertulis tapi dapat pula
dengan tanda baca.
Mentransfer teks B.A (nasnya
menumpuk dan bertemali),
sehingga sulit menentukan akhir
kalimat (kitab-kitab klasik)
7. Keutamaan Makna
B.A. Mementingkan unsur makna.
Implikasinya, banyaknya bentuk,
struktur, dan pola untuk
menunjukkan makna, sifat dan
keadaan.
Contoh:
نَ ا
عْلَف
(mengindikasikan
gerakan dan kekacauan)
–
<
هيجان
(gejolak)
لَّعَف
(mengindikasikan
perulangan yang intesif)
8. Keberadaan I’rab
I’rab
= menerangkan dan
menjelaskan (bahasa)
= berubahnya harakat akhir
kata karena perubahan
kedudukannya dalam kalimat.
Perubahan harakat akhir
merupakan adanya tanda
kedudukan, menyebabkan
perubahan makna.
I’rab inilah yang menjelaskan
hubungan antarkata pada
suatu kalimat dan susunan
9. Kekayaan Kosakata
Kosakata adalah satuan terkecil
yang ikut menentukan kekuatan
bahasa.
العطش
–
الظماء
–
الصدى
–
األوام
–
الهيام
Media yang berperan
memperkaya kosakata Bahasa
Arab:
1. Taraduf (sinonim) ( الصيف ) (
)األسد ( )الثعبان
2. Isytiraq (homonim) ()اإلثم
3. Tadhadh (antitesis-polisemi)
()البسل ( )األرز
4. Isytiqaq (adopsi kata,
mengubah bentuk tetapi tetap
10. Mutsanna Idiomatik
Dua kata yang memiliki makna
leksikal berbeda.
Dua makna yang divisualkan
dalam satu kata berbentuk dual
Contoh:
Ayah dan ibu ( االبوان )
Matahari dan bulan ( )القمران
Abu Bakar r.a. dan Umar bin
Khattab r.a. ()العمران
Jin dan manusia ( )الثقْلن
Siang dan malam ( )الجديدان
11. Qiyas
Membentuk kata tertentu
berdasarkan pola tertentu
(wazn)
Tafsir lughawi (perubahan
bentukan kata berdasarkan
kata ganti (dhamir) yang
jumlahnya 14 macam)
Tafsir isthilahi (perubahan
kata berdasarkan jenis
bentukan (shighah)
12. Dinamika dan kekuatan
B.A. memiliki kesatuan yang utuh
dan kuat.
Bagi orang Arab, tuturan, pikiran
dan perbuatan adalah saling
melengkapi dalam kehidupan.
Tuturan orang arab adalah
pikirannya dan pikirannya
merupakan awal dari tindakannya.
3 hal ini menjadikan kekuatan
bahasa Arab.
B.A. melahirkan banyak kata lain
Kaf, Lam, Mim ( )
( )كلم -> berbicara
( )كمل -> sempurna
13. Istilah dalam Pembelajaran
B.A
Pendekatan (madkhal)
Gaya/ model pembelajaran
/Tekhnik (uslub al tadris)
Mendengar (al istima’)
Membaca (al qiraah)
Berbicara (al kalam/
muhadatsah)
Menulis (al kitabah/ insya’)
Pengajar (al mu’allim)
Pelajar (al muta’allim)
Materi/ Bahan ajar (Maa ddah
al ta’lim)
Metode (al-thariqah)
14. Edward Anthony (1963)
Pendekatan/ Approach/ المدخل
adalah seperangkat asumsi
berkenaan dengan hakekat bahasa
dan belajar-mengajar bahasa.
Metode/ method/ الطريقة
adalah rencana menyeluruh
penyajian bahasa secara
sistematis berdasarkan pendekatan
yang ditentukan.
Teknik/ tehnique/أسلوب
adalah kegiatan spesifik yang
diimplementasikan dalam kelas,
selaras dengan metode dan
pendekatan yang telah dipilih.
19. Latar Belakang
Cikal bakal metode ini muncul
pada abad kebangkitan Eropa
(abad 15), untuk mempelajari
teks-teks klasik.
Akan tetapi penamaan metode
ini dengan “grammar translation
method” baru dikenal pada
abad 19
Karakteristik
1. Tujuan mempelajari bahasa asing adalah
agar mampu membaca teks dalam
bahasa target.
2. Materi pelajaran terdiri atas: buku
nahwu, kamus atau daftar kata, dan teks
bacaan.
3. Tatabahasa disajikan secara deduktif.
4. Basis pembelajaran adalah penghafalan
kaidah tatabahasa dan kosakata,
kemudian penerjemahan harfiah.
5. Bahasa ibu pelajar digunakan sebagai
pengantar dalam kegiatan belajar-
mengajar.
6. Peran guru aktif sebagai penyaji materi.
Peran pelajar pasif sebagai penerima
materi.
Kelebihan
1. Pelajar hafal kaidah-kaidah
tatabahasa bahasa target.
2. Pelajar memahami isi detail
bahan bacaan yang dipelajari
dan mampu menterjemahkan.
3. Bisa dilaksanakan dalam kelas
besar dan tidak menuntut
kemampuan guru yang ideal.
Kekurangan
1. Metode ini lebih banyak
mengajarkan “tentang bahasa”
bukan mengajarkan “kemahiran
bahasa.
2. Metode ini hanya fokus pada
kemahiran membaca dan
mengabaikan kemahiran yang lain.
3. Terjemahan harfiah sering
mengacaukan makna kalimat dalam
konteks yang luas.
20. 1. Guru memulai pelajaran
dengan menjelaskan definisi
butir-butir tatabahasa
kemudian memberikan contoh-
contohnya.
2. Guru menuntun siswa
menghafalkan daftar kosakata
dan terjemahannya.
3. Guru menuntun siswa untuk
memahami teks bacaan
dengan menterjemahkannya
kata perkata atau kalimat
perkalimat
LANGKAH PENYAJIAN
21. Karakteristik
1. Tujuan utama adalah
penguasaan bahasa secara
lisan agar pelajar bisa
berkomunikasi dengan
bahasa target.
2. Kaidah-kaidah bahasa
diajarkan secara induktif.
3. Guru dan pelajar sama-sama
aktif, tapi guru berperan
memberikan stimulus.
4. Bahasa target digunakan
sebagai bahasa pengantar
dan bahasa ibu sama sekali
dielakkan.
Kelebihan
1. Pelajar terampil menyimak
dan berbicara.
2. Pelajar menguasai pelafalan
dengan baik seperti atau
mendekati penutur asli.
3. Pelajar mengetahui banyak
kosakata dan pemakaiannya
dalam kalimat.
4. Pelajar menguasai
tatabahasa secara fungsional
tidak sekedar teoritis.
Kekurangan
1. Pelajar lemah dalam
kemampuan membaca
2. Memerlukan guru yang ideal
3. Tidak bisa dilaksanakan
dalam kelas besar
4. Model latihan menirukan dan
menghafalkan kalimat-
kalimat kurang bermakna
atau tidak realistis, sehingga
membosankan bagi orang
dewasa.
Latar Belakang
Muncul akibat ketidakpuasan
terhadap hasil pengajaran bahasa
dengan metode gramatika
terjemah.
Asumsi
Bahwa proses belajar bahasa
asing sama dengan belajar bahasa
ibu.
22. 1. Guru memulai penyajian
materi secara lisan,
mengucapkan satu kata
dengan menunjukkan
bendanya atau gambarnya,
siswa menirukan berkali-kali
hingga faham.
2. Latihan berikutnya berupa
tanya jawab dengan kata
tanya: “ma, hal, aina…”
3. Kemudian siswa diminta
membuka buku teks, guru
memberikan contoh bacaan
yang benar kemudian siswa
diminta untuk membacanya.
4. Selanjutnya, menjawab
pertanyaan secara lisan
tentang latihan yang ada
dibuku, dilanjutkan dengan
mengerjakannya secara
tertulis.
5. Tatabahasa diberikan pada
tingkat tertentu secara induktif.
LANGKAH PENYAJIAN
23. Latar Belakang
Dalam situasi perang dunia kedua,
Amerika memerlukan personalia yang
lancar berbahasa asing untuk
ditempatkan di beberapa negara.
Sehingga muncullah satu badan yang
dinamai Army Specialized Training
Program (ASTP) tahun 1943. Model
ASTP adalah cikal bakal munculnya
metode audiolingual.
Asumsi
Bahwa bahasa itu pertama-tama
adalah ujaran.
Bahasa adalah kebiasaan.
Karakteristik
1. Tujuan pengajarannya adalah
penguasaan empat ketrampilan
berbahasa secara seimbang.
2. Urutan penyajiannya adalah
menyimak dan berbicara, baru
kemudian membaca dan menulis.
3. Model kalimat bahasa asing
diberikan dalam bentuk
percakapan untuk dihafalkan.
4. Penerjemahan dihindari.
Pemakaian bahasa ibu
diperlukan untuk penjelasan,
diperbolehkan secara terbatas.
5. Gramatika (dalam arti ilmu) tidak
diajarkan pada tahap permulaan.
6. Penggunaan bahan rekaman,
laboratorium bahasa, dan visual
aids sangat dipentingkan.
Kelebihan
1. Pelajar memiliki ketrampilan
pelafalan yang bagus
2. Pelajar terampil membuat pola-
pola kallimat yang sudah
dilatihkan.
3. Suasana kelas hidup.
Kekurangan
1. Makna kalimat yang diajarkan
biasanya terlepas dari konteks,
sehingga pelajar hanya
memahami satu makna.
2. Keaktifan pelajar di dalam kelas
adalah keaktifan yang semu,
karena mereka hanya merespon
stimulus guru.
24. 1. Guru membaca teks
berulangkali, sedangkan
siswa menyimak tanpa
melihat teks.
2. Peniruan dan penghafalan
dialog atau bacaan pendek
dengan teknik menirukan
bacaan guru sambil
menghafalkan kalimat-
kalimat tersebut.
3. Penyajian pola-pola kalimat
yang terdapat dalam dialog
atau bacaan dilakukan
dengan teknik drill.
4. Dramatisasi dialog yang
sudah dilatihkan
LANGKAH PENYAJIAN
25. Latar belakang
Para ahli linguistik mengecam metode
audiolingual dari sisi landasan teoritisnya.
Para praktisi pengajaran bahasa juga
merasa tidak puas dengan metode ini.
Maka muncullah kemudian metode/
pendekatan komunikatif yang didasarkan
atas teori kognitivisme dalam psikologi
dan teori tatabahasa transformasi-
generatif dalam linguistik.
Metode audiolingual didasarkan atas teori
tatabahasa struktrualisme dan teori ilmu
jiwa behaviorisme.
Asumsi
1. Penggunaan bahasa bersifat
kreatif bukan pembiasaan.
2. Belajar bahasa asing seperti
bahasa ibu berangkat dari
kebutuhan dan minat pelajar.
Karakteristik
1. Tujuan pengajarannya adalah
mengembangkan kompetensi
pelajar berkomunikasi
dengan bahasa target dalam
konteks komunikatif yang
sesungguhnya.
2. Aktivitas dalam kelas
diwarnai secara nyata oleh
kegiatan-kegiatan
komunikatif, bukan dril-dril
manipulatif.
3. Penggunaan bahasa ibu
dalam kelas tidak dilarang,
tapi diminimalkan.
Kelebihan
1. Pelajar lancar berkomunikasi,
dalam arti menguasai
kompetensi gramatikal,
sosiolinguistik, wacana dan
strategis.
2. Suasana kelas hidup.
Kekurangan
1. Memerlukan guru yang
menguasai ketrampilan
komunikatif yang memadai.
2. Loncatan langsung ke
aktifitas komunikatif bisa
menyulitkan siswa pada
tingkat permulaan.
26. 1. Dialog pendek disajikan dengan
didahului penjelasan tentang fungsi-
fungsi ungkapan dalam dialog dan
situasi di mana dialog itu mungkin
terjadi.
2. Latihan mengucapkan kalimat-
kalimat pokok secara perorangan,
kelompok.
3. Pertanyaan diajukan tentang isi dan
situasi dalam dialog, dilanjutkan
pertanyaan serupa tetapi langsung
mengenai situasi siswa. Di sini
kegiatan komunikatif telah dimulai.
4. Kelaas membahas ungkapan-
ungkapan komunikatif dalam dialog.
5. Siswa diharapkan menarik sendiri
kesimpulan tentang aturan
tatabahasa yang ada dalam dialog.
Guru menfasilitasi dan meluruskan
jika ada kesalahan.
6. Siswa melakukan evaluasi dengan
mengambil sampel dari penampilan
siswa dalam kegiatan komunikasi
bebas.
LANGKAH PENYAJIAN
27. Latar belakang
Bahwa setiap metode memiliki
kelebihan dan kekurangan.
Metode elektik mengandung arti
pemilihan dan penggabungan.
Asumsi
1. Tidak ada metode yang ideal.
2. Setiap metode memiliki
kekuatan.
3. Tidak ada satu metode yang
cocok untuk semua tujuan.
4. Yang terpenting adalah
memenuhi kebutuhan pelajar.
Metode ini bisa menjadi metode
yang ideal apabila didukung oleh
penguasaan guru secara memadai
terhadap berbagai metode,
sehingga dapat mengambil secara
tepat segi-segi kekuatan dari setiap
metode dan menyesuaikannya
dengan kebutuhan program yang
ditanganinya, kemudian
menerapkannya secara
proporsional.
Sebaliknya, metode ini bisa
menjadi metode “seadanya” atau
metode “semau guru” , maka yang
terjadi adalah ketidakmenentuan.
28. Hermawan, Acep. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
Penerbit PT Remaja Rosdakarya,
2018.
Muna, Wa. Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011.
Ibnu Ibrahim Al Fauzan,
Abdurrahman. Idhoat limu’allimy
llughah Al’aribiyah lighoiri naathiqiina
biha. Riyadh: Fahrisah Maktabah,
2011.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.
_PEND._BAHASA_ARAB/1951050819
80031-
A._SUHERMAN/POWER_POINT/METO
DE_AJARAN.pdf