SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
Download to read offline
i
ANALISA TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK
MINIMALISASI PENGGUNAAN MATERIAL HANDLING PT. WIJAYA
TRIUTAMA PLYWOOD INDUSTRI
UNIT GREEN CLIPPER
TUGAS MATA KULIAH
OPTIMASI PABRIK HMKB766
Untuk memenuhi persyaratan
Lulus mata kuliah optimasi pabrik
Oleh:
NAMA : MUHAMMAD WIRANATA
NIM : H1F113228
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT. Karena berkah, rahmat, hidayah dan karunia-nya yang telah
dilimpahkan kepada kita semua, sehingga penyusunan laporan Kerja Praktek ini
dapat penulis selesaikan dengan baik. Adapun judul laporan Kerja Praktek ini
adalah “Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Untuk Minimalisasi
Penggunaan Material Handling PT. Wijaya Triutama Plywood Industri Unit
Green Clipper”.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini sesuai
dengan kemampuan yang telah penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan di
Universitas Lambung Mangkurat.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Dr. H. Sutarto Hadi Msc. selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Dr.Yuliansyah Firmana ST. M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat.
3. Ach. Kusairi S,.MT, MM. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
4. Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc selaku Dosen Pengampu
mata kuliah teknik industri yang sudah memberikan saran, dan ilmu yang
telah diberikan.
iii
5. Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc. selaku Dosen Pengampu
mata kuliah teknik industri yang sudah memberikan saran, dan ilmu yang
telah diberikan.
6. Bapak serta Ibu yang telah memberikan dorongan yang tidak terhingga baik
moril maupun materil kepada penulis yang diberikan dengan tanpa pamrih,
dan untuk adik-adikku tercinta.
7. Teman- teman Teknik Mesin 2016, terima kasih atas dukungan serta
kerjasama yang dijalin selama ini baik dikampus maupun ditempat kerja
praktek dan teruslah berinspirasi.
iv
Ucapan Terimakasih Kepada:
Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc
Wakil Rektor 1 Wakil Rektor 2
Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.D
Wakil Rektor 3 Wakil Rektor 4
Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M.Sc Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc
Dekan Fakultas Teknik
Dr-Ing. Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T
v
Ketua Prodi Teknik Mesin
Ach. Kusairi S,.MT, MM
Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknik Industri
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., S.T., M.Kes Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc
Terakhir penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
yang berharga, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi kemajuan Ilmu
Teknik Mesin Industri.
Banjarbaru, 31 Desember 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
COVER DAPAN.............……………………………………………. i
KATA PENGANTAR dan Ucapan Terimakasih………………..... ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… vi
ABSTRAK.... ………………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN.………………………………………….... 1
1.1 Latar Belakang ......................…………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah ………..................................……………. 3
1.3 Tujuan Kerja Praktek………………………………………….. 3
1.4 Batasan Masalah………………………….......………………... 3
1.5 Manfaat Penelitian........………………………………………… 4
1.6 Sistematika penulisan...………………………………………… 4
BAB II LANDASAN TEORI........................................................... 6
2.1 PT. Wijaya Triutama Plywood Industri........................................ 6
2.2 Divinisi perancangan Tata Letak Pasilitas.................................... 8
2.3 Tujuan perancangan Tata Letak Pasilitas..................................... 9
2.4 Perinsip Dasar Tata Letak............................................................. 11
2.5 Manfaat Tata Letak...…..............……………………………….. 11
2.6 Tipe Tata Letak................…….......…………………………….. 12
2.7 Ukuran Jarak......................................….……………………….. 13
2.8 Analisa Kuanntitatif Aliran Bahan..............…………………….. 20
2.9 Pengertian Materiaal Handling..........…..……………………….. 23
2.10 Materiaal Handling........…........……………………………….. 26
2.11 TujuanMateriaal Handling........……………………………….. 28
2.10 Biaya Materiaal Handling.........……………………………….. 29
vii
BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 31
3.1 Objek Dan Lokasi Penelitian........……………….……………... 31
3.2 Alat dan Bahan........................………....……………………….. 31
3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................……………….. 31
3.4 PenelitianDiagram Alir..........………....……………………….. 33
3.5 Tahap Pengolahan Data..........………....……………………….. 34
3.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data…....……………………….. 36
3.7 Kesimpulan dan Saran.............………....……………………….. 36
3.8 Jadwal Penelitian.....................………....……………………….. 36
viii
Abstrak
Kelancaran aliran produksi salah satunya sangat ditentukan oleh adanya tata
cara pengaturan fasilitas–fasilitas produksi, dengan tujuan untuk mengatur area
lantai kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi
produksi sehingga dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator.
Pada PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industri untuk aliran bahan terlihat masih
terdapat kegiatan yang bolak-balik. Hal ini mengakibatkan proses produksi
terganggu atau terhenti. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan
penelitian untuk meningkatkan kelancaran proses produksi dengan menelaah tata
letak fasilitas.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Definisi Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis,
membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa.
Rancangan ini pada umumnya digambarakan sebagai rancangan lantai,
yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan
sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran
barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mecapai tujuan
secara ekonomis dan aman (Apple, 1990, p2)
Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas-
fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan
mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, dan semua peralatan
yang digunakan dalam proses operasi. Salah satu tujuan dari perancangan tata
letak fasilitas produksi adalah penggunaan ruangan yang lebih efektif.
Penggunaan ruangan akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik
lainnya disusun atau diatur sedemikian rupa dengan mempertimbangkan jarak
minimal antar mesin atau fasilitas produksi, dan aliran perpindahan material.
Tata letak fasilitas produksi yang baik sangat berperan dalam kegiatan proses
produksi karena berpengaruh langsung kepada kelancaran jalannya proses
produksi, dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dapat
memberikan kenyamanan dan keleluasaan gerak kepada para pekerja.
Perusahaan Plywood merupakan suatu perusahaan skala besar yang
2
bergerak di bidang industri kayu lapis yang berlokasi di kota banjarmasin,
kalimantan selatan .
Kekurangan dari tata letak pabrik yang sekarang adalah pengaturan
tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena belum
memperhitungkan derajat tingkat kedekatan antar stasiun kerja. Hal ini terlihat
pada stasiun pembubutan dan stasiun kerja pencetakan yang ditempatkan
berjauhan padahal langkah proses operasi tersebut berurutan. Luas area kerja
tidak standar, perbandingan luas area stasiun 4:1 dari luas mesin ( Sritomo,
1996 ) sehingga mengganggu keleluasaan gerak dan kenyamanan pekerja.
Untuk itu dibutuhkan perencanaan tata letak fasilitas yang baik untuk
memperpendek jarak antar stasiun produksi tanpa mengabaikan faktor
kenyamanan pekerja. Apabila masalah itu dapat terpenuhi maka biaya
material handling dapat diminimalisasikan. Dari hasil uraian diatas maka
penulis mengambil judul
Analisa tata letak unit green cliper dijadikan objek pada penelitian di
PT. Wijaya Triutama plywood industri karena unit ini mempunyai peran
tersendiri dalam pengolahan kayu lapis yaitu berfungsi untuk memotong dan
meratakan sisi-sisi dari material sort core kayu. Unit mesin mempengaruhi
struktur susunan pabrik karena aliran bahan dari mesin rotary dan press dryer
yang kalau tidak tersusun dengan baik maka akan memerlukan terlalu banyak
material handling yang digunakan dan membuat tata letak pabrik menjadi
tidak efisien dan boros biaya produksi. “Analisa Tata Letak Fasilitas
Produksi Untuk Minimalisasi Penggunaan Material Handling PT.
Wijaya Triutama Plywood Industri Unit Green Clipper.
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan permasalahannya adalah “ Bagaimana merancang ulang tata letak
fasilitas produksi green clipper pada Pabrik Plywood “PT. Wijaya Tri Utama
Plywood Industry” untuk memperbaiki tata letak fasilitas produksi awal
sehingga dapat meminimalkan material handling ".
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Merancang ulang
tata letak fasilitas unit Green Cliper“PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry
Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan sehingga dapat meminimalkan biaya
Material Handling.
1.4 Batasan Masalah
Agar lebih fokus dalam melakukan penelitian Tugas Akhir ini, maka
dilakukan pembatasan pokok permasalahan, yaitu :
1. Perancangan tata letak hanya dilakukan di bagian fasilitas produksi.
2. Tidak ada penambahan / perubahan fasilitas - fasilitas produksi yang
sudah ada selama penelitian
3. Tidak melakukan perubahan sistem produksi maupun urutan proses
produksi dari perusahaan yang sudah ada.
4. Biaya yang akan dibahas hanya biaya operasional dari material
handling.
5. Menggunakan 1 jenis produk acuan yaitu produk yang sering
diproduksi dengan jumlah permintaan yang terbesar dalam tiap bulan.
4
1.5 Manfaat Penelitian
Laporan ini memiliki maafaat bagi beberapa pihak yang terkait di
dalamnya, yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa: Laporan ini bermaafaat bagi Mahasiswa mengetahui cara
merancang tata letak fasilitas produksi untuk minimalisasi matrial handling
di PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry Kota Banjarmasin Kalimantan
Selatan.
b. Bagi Program Studi Teknik Mesin: Hasil laporan ini dapat dijadikan
referensi tambahan bagi civitas akademik Program Studi Teknik Mesin
Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan dalam hal merancang
tata letak fasilitas produksi untuk minimalisasi matrial handling di PT.
Wijaya Tri Utama Plywood Industry Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.
c. Bagi Perusahaan: Laporan tentang rancangan tata letak fasilitas produksi
untuk minimalisasi matrial handling di PT. Wijaya Tri Utama Plywood
Industry Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. dapat dijadikan bahan
pertimbangan atas masukan-masukan tentang hal di atas.
1.6 Sistematika penulisan
Sistematika yang akan digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir
ini dibagi menjadi eman ( 6 ) bab, yang pada masing-masing bab telah
dirancang tujuan tertentu. Berikut penjelasan secara detail dari masing-masing
bab :
5
1. Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
2. Bab II. Landasan Teori
Bagian ini berisi uraian tentang tori-teori yang digunakan untuk
membahas hal-hal yang menunjang dalam pengolaha data yaitu
diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan tata letak
dan jenis atau tipe tata letak yang ada.
3. Bab III. Metodologi Penelitian.
Pada Bab III dilakukan pembahasan tentang objek penelitian dan
tahapan-tahapan dalam proses penelitian, dari mulai tahapan studi
pendahuluan hingga sampai pada tahapan penarikan hasil dan
kesimpulan penelitian.
4. Bab IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data.
Untuk Bab IV berisi tentang data-data yang diproleh selama proses
penelitian, dan dilakukan proses pengolahan data berdasarkan data
yang diperoleh.
5. Bab V. Analisis Data.
Pada bab ini berisi tentang analisa dari hasil pengolahan data yang telah
dilakukan, untik mendapatkan hasil output yang sesuai dengan metode
yang digunakan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PT. Wijaya Triutama Plywood Industri
PT. Wijaya Triutama Plywood Industri (PT. WTUPI), yang selanjutnya
di sebut PT. WTUPI adalah merupakan perusahaan industry kayu lapis dan
pembangkit listrik tenaga uap. PT. WTUPI terletak di Jln. Trisakti komplek
UKA kelurahan Basirih kecamatan Banjarmasin barat kota Banjarmasin
Propinsi Kalimantan Selatan. Berdiri sejak 24 Januari tahun 1980 dan mulai
produksi secara komersial pertama pada bulan Agustus tahun 1982 berupa
Veneer basah (green Veneer) sejumlah 3.000 m3.
Pada tahun yang sama tepatnya tanggal 20 Juni 1982 PT. WTUPI mulai
mempublikasikan proses produksinya kepada pengusaha atau konsumen di
Banjarmasin. Pemerintah Republik Indonesia memberikan persetujuan
terhadap proses produksi komersial kepada PT. WTUPI pada tanggal 1
Agustus 1982. Dengan persetujuan tersebut perusahaan melakukan ekspor
perdana hasil produksi plywood pada bulan Agustus 1982 sebanyak 2.000
m3. Negara pertama tujuan ekspornya adalah Hongkong.
Sejalan dengan perkembangan usaha dan bahan baku log PT. WTUPI
dapat mengembangkan usahanya dengan memproduksi Plywood, Block
Board, dan Laminated Board. PT. WTUPI sampai sekarang (2015) sudah
mempunyai 9 line pengupas bahan baku. Pemasaran produk yang dihasilkan
sudah mencakup negara di Asia, Eropa dan Amerika. Negara-negara tersebut
7
antara lain Jepang, Korea, RRC, Hongkong, Mexico, Jerman, Belgia, Taiwan,
Singapura, Malaysia, USA, Filipina dan Vietnam.
Untuk menjamin kualitas produk pada Konsumen PT. WTUPI juga
mempunyai beberapa sertifikat yang telah diakui dunia, antara lain:
1. JAS Ordinary Panel
2. California Air Resources Base (CARB)
Selain sertifikat tersebut, PT. WTUPI juga menjalankan sistem
manajemen mutu ISO 9002 pada tahun 1997 dan Sistem manajemen
lingkungan 14001 mulai tahun 1999.
Seiring berjalannya waktu, PT. WTUPI berkeinginan untuk tetap eksis di
industri kayu lapis yang kemudian terhambat persoalan pasokan energy listrik
dari PT. PLN yang kurang stabil. Persoalan ini mengakibatkan kualitas hasil
produksi tidak stabil pula. Sehingga pada tahun 1995 PT. WTUPI
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap unit 1 dengan total kapasitas 15
MW yang dibangun bertahap. Bulan Agustus 1996 PLTU dengan kapasitas
1x6 MW mulai beroperasi dan pada tahun 1998 dibangun lagi dengan
kapasitas 1x6 MW. Kemudian pada tahun 2002 PLTU dengan kapasitas 1x3
MW juga didirikan. Pembangkit listrik ini terletak di Jln. Trisakti Komplek
UKA – Flamboyan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Pada tahun 1998 PT.WTUPI mulai bekerja sama dengan PT. Perusahaan
Listrik Negara (PT.PLN) dan group dari PT.WTUPI yaitu PT. Basirih
Industrial dan PT. Intan Wijaya International dalam memanfaatkan exess
power dari pembangkit listrik tersebut. Kerjasama jual beli ini di karenakan
kurangnya pasokan listrik di wilayah Kalimantan Selatan untuk memenuhi
8
kebutuhan masyarakat dan industri. Izin usaha tetap kelistrikan untuk umum
dari Kementrian Badan Penanaman Modal Dan Pembinaan Badan Usaha
Milik Negara juga sudah didapat. Dengan Nomor izin : 371/T/industri/2000
yang dikeluarkan pada 19 Juni 2000 dan berlaku selama perusahaan masih
beroperasi.
Melihat hal itu, pada tahun 2016 PT. WTUPI membangun PLTU unit
2 dengan kapasitas 1x30 MW. Serta berencana untuk membangun unit 3
dengan kapasitas 1x30 MW. PLTU unit 2 sekarang sudah beroperasi dengan
beban minimal untuk PT. PLN adalah sebesar 27 MW yang disalurkan
melalui Gardu Induk (GI) Mantuil. Sehingga, total rata-rata yang disalurkan
ke PT. PLN dari unit 1 dan 2 adalah sebesar 30 MW.
2.2 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas
Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses
perancangan fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain dan
susunan fasifitas, peralatan phisik, dan manusia yang ditujukan untuk
meningkatkan efisensi produksi dan sistem pelayanan. (Purnomo, 2004).
Sedangkan (Wignjosoebroto, 1992) mengemukakan bahwa tata letak fasilitas
merupakan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi.
Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk penempatan
mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan
perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer
maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Pada umumnya tata
9
letak pabrik yang terencana dengan baik ikut menentukan efisiensi dan
menjaga kelangsungan hidup atau kesuksesan kerja suatu industri.
Secara skematis perencanaan fasilitas pabrik dapat digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Sistematika Perencanaan Fasilitas
Pabrik (Tompkins, J.A., 1996)
2.3 Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas
Secara garis besar tujuan perancangan fasilitas, yaitu untuk menentukan
bagaimana aktivitas-aktivitas dan fasililtas-fasilitas produksi dapat diatur
sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok
produksi secara efektif dan efisien. Selain itu terdapat tujuan perencanaan tata
letak pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan antara lain :
10
1. Memudahkan proses manufaktur.
Penyusunan mesin, peralatan, dan ruang kerja yang baik menghasilkan
kemudahan proses produksi
2. Meminimumkan pemindahan barang.
Pengaruh jarak terhadap material handling akan mempengaruhi biaya yang
dikeluarkan. Selain itu pemindahan barang yang semakin dekat akan
berdampak pada pengurangan waktu produksi.
3. Menjaga fleksibilitas (keluwesan)
Ada kalanya suatu pabrik menuntut adanya perubahan tata letak
akibat adanya perubahan (penambahan/pengurangan fasilitas. Keadaan ini
menuntut adanya fleksibilitas dalam melakukan proses produksi.
4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi
Kelancaran aktivitas material handling mengurangi terjadinya penumpukan
barang di stasiun kerja. Waktu peredaran total yang kecil akan mengurangi
jumlah barang setengah jadi yang berakibat pula menurunnya biaya
produksi.
5. Menurunkan cost of capital
Suatu penggunaan fasilitas produksi yang tepat akan mengurangi biaya
pemakaian fasilitas yang kurang perlu serta menghindarkan adanya
duplikasi peralatan.
6. Menghemat pemakaian ruang
Ketepatan dalam hal tata letak peralatan yang digunakan akan menghemat
(efisisensi) ruangan yang dipakai
7. Memudahkan pengawasan Dengan tata letak yang baik akan memudahkan
11
dalam hal pengawasan terhadap aktivitas produksi yang dilakukan.
8. Meningkatkan safety bagi produk maupun karyawan
Mesin dan peralatan yang diletakkan pada tempat yang tepat akan
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja maupun keru
2.4 Prinsip-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak
Berdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang
didapat dari tata letak yang terencana dengan baik, maka dapat disimpulkan
enam tujuan dasar dalam tata letak pabrik, sebagai berikut:
1. Integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi
proses produksi
2. Perpindahan jarak yang minimal
3. Aliran kerja yang berlangsung secara normal melalui pabrik
4. Semua areal yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien
5. Kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja terpelihara
6. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel. Tujuan tersebut dapat
dinyatakan sebagai prinsip dasar dari proses perencanaan tata letak pabrik.
2.5 Manfaat Perencanaan Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan
dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang
bekerja di masing-masing stasiun kerja. Tata letak yang baik dari segala
fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi
kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum pengaturan semua
fasilitas produksi yang terencana akan memberikan :
12
1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan
2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu
3. Minimisasi pemakaian area tanah
4. Pola aliran produksi yang terbaik
5. Keseimbangan penggunaan area tanah
6. Keseimbangan di dalam lintasan Fleksibilitas dalam menghadapi
ekspansi dimasa yang akan datang
2.6 Tipe-tipe Tata Letak
Salah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan
menentukan Tipe tata letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses
manufakturing untuk jangka waktu yang cukup panjang. Tipe-tipe tata letak
secara umum adalah Product Layout, Process Layout dan Group Technology
Layout (Purnomo, 2004).
2.6.1 Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout)
Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam
produk atau kelompok produk dalam jumlah/volume yang besar dan
waktu produksi yang lama, maka segala fasilitas–fasilitas produksi dari
pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi
dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran
produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur
menurut prinsip “machine after machine” tidak perduli macam mesin
yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk (product
13
layout), maka segala fasilitas–fasilitas untuk proses produksi (baik
pabrikasi maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran
(flow line) dari produk tersebut. Adapun tipe–tipe garis aliran produk
(product flow line) yang mungkin diaplikasikan yaitu :
a. Straight Line
Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum
dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif
sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponen–komponen
atau beberapa macam production equipment.
Gambar 2.2 Straight Line
Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan :
1. Jarak yang terpendek antara dua titik.
2. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis
lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang
terakhir.
3. Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total
akan kecil karena jarak antara masing–masing mesin
adalah sependek-pendeknya
b. Serpentine atau zig zag (S-Shaped).
Pola aliran berdasarkan garis–garis patah ini sangat baik diterapkan
14
bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan
dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan
dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan
secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbatasan
dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada.
Gambar 2.3 Serpentine/Zig Zag
c. U-Shaped
Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana
dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada
lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini
akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan
juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya
material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif
panjang, maka U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini
lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag.
15
Gambar 2.4 U-Shaped
d. Circular.
Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik
dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan
material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung.
Hal ini juga baik apabila departemen penerimaan dan pengiriman
material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi
yang sama dalam pabrik yang bersangkutan.
Gambar 2.5 Circular
e. Odd angle.
Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal
dibandingkan dengan pola–pola aliran yang lain. Pada dasarnya
16
pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi–kondisi
seperti :
1. Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis
aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area
yang saling berkaitan.
2. Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.
3. Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran
yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan.
4. Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari
fasilitas–fasilitas produksi yang ada.
Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan
terutama akan merasa kemanfaatannya untuk area yang kecil.
Gambar 2.6 Odd-Angle
2.6.2 Tata Letak Berdasarkan Fungsi/macam Proses
Tata letak ini merupakan metode penempatan mesin dan
peralatan produksi yang memiliki tipe sama ke dalam satu
departemen.
17
Karakteristik tipe tata letak ini atara lain:
a. Perbandingan antara jumlah (Q) dan jenis produk (P) kecil
b. Produksi berdasarkan job order
c. Mesin produksi dan perlengkapan yang sama ditempatkan
pada satu departemen
Keuntungan dari jenis tata lerak ini adalah mampu mengerjakan
berbagai macam jenis dan model produk serta spesialisasi
kerja. Sedangkan kerugiannya berupa kesulitan menyeimbangkan
lintasan kerja dalam departemen sehingga memerlukan area
untuk work in process storage.
2.6.3 Tata Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap (fix position layout)
Untuk jenis layout ini material atau komponen produk utama
tetap pada lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti mesin,
manusia dan komponen pendukung lainnya yang bergerak menuju
lokasi komponen utama. Keuntungan dari jenis tata letak ini adalah
perpindahan material dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya
adalah memerlukan operator dengan keterampilan yang tinggi dan
pengawasan yang ketat.
2.6.4 Tata Letak Berdasarkan Kelompok Produk (group technology
layout)
Tipe tata letak ini, komponen yang sama dikelompokkan ke
dalam satu kelompok berdasarkan kesarnaan bentuk kornponen. mesin
atau peralatan yang dipakai. Mesin-rnesin dikelompokkan dalam satu
18
kelornpok dan ditempatkan dalam sebuah ‘manufacturing cell”.
Kelebihan tata letak ini adalah dengan adanya penge1ompokan
produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan dapat
diperoleh pendayagunaan mesin yang maksmal. Juga lintasan aliran
kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material akan
lebih pendek. Sedangkan kekurangan dari tipe layout ini yaitu
diperlukan tenaga yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang
tinggi untuk mengoperasikan sernua faau produksl yang ada.
Kelancaran keja sangat tergantung pada kegiatan peigendalian
produksl khususnya dalam menjaga keseimbangan kerja yang
bergerak.
2.7 Ukuran Jarak
Terdapat beberapa sistem yang dipergunakan untuk melakukan
pengukuran jarak suatu lokasi terhadap lokasi lain. Ukuran yang
dipergunakan banyak tergantung dari adanya personil yang memenuhi
syarat, waktu untuk mengumpulkan data, dan tipe-tipe sistem pemindahan
material yang digunakan.
a. Jarak Euclidean
Jarak euclidean merupakan jarak yang diukur lurus antara
pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. Untuk menentukan
jarak euclidean fasilitas satu dengan fasilitas lainnya
menggunakan formula sebagai berikut:
𝑑𝑖𝑗 = [(𝑥𝑖 − 𝑥𝑗)
2
+ (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗)
2
]
1
2⁄
………….( 1)
19
Gambar 2.7Jarak Euclidean
Dimana : 𝑥𝑖 = koordinat x pada pusat fasilitas i
𝑦𝑖 = koordinat y pada pusat fasilitas i
𝑥𝑗 = koordinat x pada pusat fasilitas j
𝑦𝑗 = koordinat y pada pusat fasilitas j
𝑑𝑖𝑗 = jarak antara pusat fasilitas i dan j
b. Jarak Rectilinear
Jarak rectilinear atau Jarak Manhattan merupakan jarak yang
diukur mengikuti jalur tegak lurus. Dalam pengukuran jarak
rectilinear digunakan formula sebagai berikut.
𝑑𝑖𝑗 = (𝑥𝑖 − 𝑥𝑗) + (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗)……………( 2 )
20
Gambar 2.8 Jarak Recitiliear
c. Adjacency
Adjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas
atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan.
Kelemahan ukuran jarak Adjacency adalah tidak dapat memberi
perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana
satu dengan yang lainnya tidak berdekatan.
2.8 Analisa Kuantitatif Untuk Menganalisa Aliran Bahan
Dalam melakukan analisa kuantitatif aliran bahan dapat mengunakan
beberapa metode sebagai berikut :
a. Peta Dari – Ke (From – To Chart)
Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur berdasarkan
kuantitas material yang dipindahkan seperti berat, volume, jumlah
unit dan satuan kuantitatif lainnya. Peta yang umum digunakan
untuk melakukan analisis kuantitatif ini adalah from to chart.
Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi di mana banyak
items yang mengalir melalui suatu area. Angka - angka yang
terdapat dalam suatu from to chart akan menunjukkan total dari berat
21
beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume
atau kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor ini
Berikut ini adalah aplikasi from to chart untuk tiga
komponen yang diproses dengan urutan- mesin seperti pada tabel
1.1 sebangkan aliran komponen ditunjukan seperti pada gambar 2.5
Tabel 1.1 Kuantitas dan urutan produksi
Komponen kuantitas produksi/hari Urutan proses
1 25 A-B-D-E
2 15 A-C-D-B-E
3 10 A-D-E
Gambar 2.9 Aliran komponen
Pada gambar 2.6 adalah peta dari-ke yang menunjukkan
jumlah material yang di pindahkan dari A ke B adalah komponen 1
dengan kapasitas 25. Material yang dipindahkan dari D ke E adalah
komponen 1 dan 3 dengan kuantitas 25 dan 10 sehingga total yang
dipindahkan 35.
Tabel 1.2 Form to chart yang menunjukan jumlah material yang Dipindahkan
22
Dari
Ke
A B C D E
A 25 15 10
B 25 15
C 15
D 15 35
E
b. Inflow dan Outflow
Inflow digunakan untuk mencari dan mengetahui koefisien
ongkos material handling yang masuk ke stasiun kerja dari stasiun
kerja yang lain sedangkan outflow digunakan untuk mencari
koefisien ongkos yang keluar dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja
yang lain. Perhitungan inflow dan outflow berdasarkan ongkos
material handling dan From To Chart sehingga dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.10 Inflow dan Outflow Aliran Material
23
c. Tabel Skala Prioritas (TSP)
Tabel skala prioritas menggambarkan urutan prioritas antara
stasiun kerja dalam suatu layout produksi, sehingga diharapkan
ongkos material handling menjadi minimum. Perhitungan inflow
dan outflow menjadi dasar pertimbangan dalam pembuatan tabel
skala prioritas, dimana prioritas tersebut diurutkan berdasarkan
harga koefisien ongkosnya mulai dari yang terbesar sampai dengan
yang terkecil.
Tujuan pembuatan TSP antara lain adalah untuk
memperpendek jarak tempuh material handling, meminimasi
ongkos material handling dan memperbaiki tata letak produksi
menjadi lebih optimal.
2.9 Pengertian Material Handling
Salah satu masalah penting dalam produksi ditinjau dari segi
kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke
tingkat proses produksi berikutnya. Untuk memungkinkan proses produksi
dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang
disebut dengan Material Handling. Terdapat banyak definisi mengenai atau
pengertian yang diberikan untuk material handling. Berikut ini ada dua
definisi secara umum, yaitu :
1. Material Handling adalah seni dan ilmu pengetahuan dari
perpindahan, penyimpanan, perlindungan, dan pengawasan
material.
a. Seni
24
Material handling dapat dinyatakan sebagai seni, karena
masalah-masalah material handling tidak dapat secara
eksplisit diselesaikan semata-mata dengan formula atau model
matematika. Material handling membutuhkan sebuah
‘penilaian’ benar atau salah, dimana di perusahaan-
perusahaanbenar-benar berpengalaman di bidang material
handling akan menilainya.
b. Ilmu Pengetahuan
Material handling dapat dinyatakan sebagai ilmu
pengetahuanb karena menyangkut metode engineering.
Mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan menganalisis
data, membuat alternatif solusi, evaluasi alternatif, memilih
dan mengimplementasikan alternatif terbaik merupakan
bagian integral dari penyelesaian masalah material handling
dan proses perancangan sistem. Analisis model matematis dan
teknik–teknik kualitatif sangat berarti sebagai bagian dari
proses ini.
c. Perpindahan
Perpindahan material membutuhkan waktu dan
memerlukan penggunaan tempat (yaitu penanganan material
digunakan pada waktu yang tepat dan tempat yang benar).
Perpindahan material memerlukan kesesuaian antara ukuran,
bentuk, berat, dan kondisi material dengan lintasannya dan
analisis frekuensi gerakan.
25
d. Penyimpanan
Penyimpanan material sebagai penyangga antar
operasi, memudahkan dalam pekerjaan manusia dan mesin.
Yang perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan material
antara lain adalah ukuran, berat, kondisi dankemampuan
tumpukan material, keperluan untuk mengambil dan
menempatkan material, kendala-kendala bangunan seperti
misalnya beban lantai, kondisi lantai, jarak antar kolom, dan
tinggi bangunan.
e. Perlindungan
Yang termasuk dalm perlindungan material antara lain
penmgawasan, pengepakan, dan pengelompokan material;
untuk melindungi kerusakan dan kehilangan material.
Perlindungan material sebaiknya menggunakan alat pengaman
yang dihubungkan dengan sistem informasi. Termasuk
perlindungan terhadap material yang salah penanganan,
salah penempatan, salah pengambilan, dan urutan proses
yang salah. Sistem material handling harus dirancang untuk
meminimasi keperluan pengawasan, dan untuk menurunkan
biaya.
f. Pengawasan
Pengawasan material terdirir dari pengawasan fisik dan
pengawasan status material. Pengawasan fisik adalah
pengawasan yang berorientasi pada susunan dan jarak
26
penempatan antar material. Pengawasan status adalah
pengawasan tentang lokasi, jumlah, tujuan, kepemilikan,
keaslian, dan jadwal material. Ketelitian harus dilakukan untuk
menjamin bahwa jangan sampai terlalu banyak pengawasan
yang dilakukan pada sistem material handling. Melakukan
pengawasan yang tepat merupakan suatu tantangan, karena
pengawasan yang tepat sangat tergantung atas budaya
organisasi dan orang yang mengatur dan menjalankan fungsi
penanganan material.
g. Material
Secara luas, material dapat berbentuk bubuk, padat, cair,
dan gas. Sistem penanganan diantara bentuk material
mempunyai perlakuan yang berbeda diantara bentuk material.
2. Material Handling mempunyai arti penanganan material dalam
jumlah yang tepat dari material yang sesuai dalam waktu yang
baik pada tempat yang cocok, pada waktu yang tepat dalam
posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan biaya yang
murah dengan menggunakan metode yang benar.
2.10 Aspek-aspek biaya pemindahan barang ( Material Handling )
Secara umum biaya material handling akan terbagi dalam tiga
klasifikasi :
a. Biaya yang berkaitan dengan transportasi raw material dari sumber
asalnya menuju pabrik dan pengiriman finished goods product ke
27
konsumen yang membutuhkannya. Biaya transportasi di sini
merupakan fungsi yang berkaitan langsung dengan pemilihan lokasi
pabrik dengan memperhatikan tempat di mana sumber material
berada serta lokasi pada tujuannya.
b. In - Plant Receiving and Storage, yaitu biaya-biaya yang
diiperlukan untuk pemindahan material dari satu proses ke proses
berikutnya sampai ke pengiriman produk akhir.
c. Handling materials yang dilakukan oleh operator pada mesin
kerjanya serta proses perakitan yang berlangsung di atas meja
perakitan.
Dalam usaha menganalisa biaya material handling, maka
faktor- faktor berikut ini seharusnya sangat diperhatikan, yaitu :
a. Material
1. Harga pembelian dari mesin/peralatan
2. Biaya seluruh material yang digunakan
3. Maintenance cost dan repair – part inventory
4. Direct power cost (kilo watt hour, bahan bakar dan lain-lain)
5. Biaya untuk oli
6. Biaya untuk peralatan bangku (pelengkap)
7. Biaya instalasi, termasuk di sini seluruh material dan biaya
upah pekerja dan pengaturan kembali.
b. Salary dan Wages
1. Direct Labor Cost (seluruh personel yang terlibat di dalam
28
pengoperasian peralatan-peralatan material handling)
2. Training Cost untuk menjalankan peralatan material handling
tersebut.
3. Indirect Labor Cost (staff dan service departemens) dan lain-
lain.
c. Financial Charge
1. Interest untuk investasi peralatan material handling
2. Biaya asuransi, depresiasi dan lain-lain.
2.11 Tujuan Material Handling
Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk
mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh
terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplementasikan.
Beberapa tujuan dari sistem material handling antara lain (Meyers, 1993) :
a. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi
kerusakan, dan memberikan perlindungan terhadap material.
b. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan
kondisi kerja.
c. Meningkatkan produktivitas :
1. Material akan mengalir pada garis lurus
2. Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin
3. Perpindahan sejumlah material pada satu kali tertentu
4. Mekanisasi penanganan material
5. Otomasi penanganan material
29
d. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas
1. Meningkatkan penggunaan bangunan
2. Pengadaan peralatan serbaguna
3. Standardisasi peralatan material handling
4. Menjaga dan menempatkan seluruh peralatan sesuai
kebutuhan dan mengembangkan program pemeliharaan preventif
5. Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem
e. Mengurangi bobot mati
f. Sebagai pengawasan persediaan
2.12 Biaya Material Handling
Di dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan
bahan merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan dan
diperhitungkan. Tujuan dari pemindahan bahan adalah sebagai berikut:
1. Manaikkan kapasitas
2. Memperbaiki kondisi kerja
3. Memperbaiki pelayanan pada pelanggan
4. Meningkatkan pemanfaatan ruang dan peralatan
5. Mengurangi ongkos
Beberapa aktivitas material handling yang perlu
diperhitungkan adalah pemindahan bahan menuju gudang bahan baku
dan keluar dari gudang jadi serta pemindahan atau pengangkutan yang
terjadi di dalam pabrik saja. Faktor - faktor yang mempengaruhi
perhitungan ongkos material handling diantaranya adalah jarak tempuh
dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dan ongkos
30
pengangkutan per meter gerakan. Pengukuran jarak tempuh tersebut
disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Dengan demikian,
jika jarak tempuh sudah ditentukan dan frekuensi material handling
sudah diperhitungkan maka bngkos material handling dapat diketahui,
dimana :
Total BMH = ( biaya per meter x jarak tempuh x Frekwensi )……( 3 )
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Objek Dan Lokasi Penelitian
Objek penelitian ini adalah Rancangan pembangunan unit baru Green
Clipper PT. Wijaya Triutama Plywoo Industry. Penelitian dilakukan di perusahaan
berlokasi di Provinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin PT. Wijaya Triutama Plywoo
Industry.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan penunjang penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Rancangan pembangunan unit baru Green Clipper tahun 2016.
b. Kamera Samsung GT-B5330.
c. Microsoft Excel 2016.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Setelah pengamatan awal, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data.
Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian
ini antara lain:
a. Observasi
Pengumpulan data dari dokumen atau catatan-catatan yang ada di
perusahaan seperti sejarah, misi dan tujuan perusahaan, struktur
organisasi dan lain sebagainya.
32
b. Dokumentasi
Pengumpulan data dari dokumen atau catatan-catatan yang ada di
perusahaan seperti sejarah, misi dan tujuan perusahaan, struktur
organisasi dan lain sebagainya.
c. Wawancara
Pengumpulan data diperoleh secara langsung, dengan jalan
melakukan wawancara. Tipe wawancara yaitu studi kasus, metode
yang digunakan adalah openended, dimana peneliti dapat bertanya
kepada responden kunci yang berfungsi sebagai informan tentang
fakta suatu peristiwa disamping opini mengenai peristiwa yang ada.
Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada kepala bagian
produksi, dan operator bagian produksi.
33
Mulai
Studi
Lapangan
Studi
Pustaka
Latar Belakang
Masalah
Tujuan
Penelitian
Pengambilan Data dan Pengolahan
Data
Pengukuran Performansi Tata
Letak Awal
AA
Pembuatan Tata Letak
Usulan
Pengukuran Performansi Tata Letak
Usulan
Analisa Hasil
Kesimpulan dan Saran
3.4 Diagram Alir Penelitian
Diagram alur penyusunan Tugas akhir
34
3.5 Tahap Pengolahan Data
Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut :
A. Penentuan Kapasitas Produksi
Dalam menentukan kapasitas produksi menggunakan data
produkyang sering di pesan dan diproduksi dalam jumlah yang
besar (produk acuan). Dari data produksi, akan didapat produk
yang paling sering di produksi, sehingga produk tersebut akan
menjadi acuan dalam menghitung biaya material handling.
B. Pengukuran Performansi Tata Letak Awal dan Penentuan Biaya
Material Handling Awal.
Dalam pengukuran performansi tata letak yang menjadi
parameternya adalah Biaya Material Handling. Untuk mencari biaya
total material handling adalah sebagai berikut :
1. Penentuan jarak antar fasilitas tata letak awal
Jarak antar stasiun kerja dapat diketahui dengan
melakukan menentukan pusat antara stasiun kerja. Jarak
antar stasiun kerja dihitung dalam satuan meter.
2. Analisa Kuantitatif Pada Aliran Bahan
Analisa ini menghasilkan frekwensi atau jumlah
perpindahan barang dari setiap stasiun produksi yang ada
pada layout awal.
3. Penentuan Biaya Material Handling
Penentuan biaya material handilng terdiri dari
35
berbagai macam biaya yang berkaitan dengan perpindahan
barang, antara lain biaya karyawan yang melakukan
per[indahan barang, biaya perawatan alat angkut, harga beli
alat angkut, perawatan, dan nilai ekonomis.
4. Biaya Total Material Handling Tata Letak Awal
Parameter yang digunakan untuk membandingkan
tingkat efisiensi layout adalah biaya total material handling.
Biaya total material handling dapat dicari dengan rumus :
Total BMH = ( biaya per meter x jarak tempuh x
Frekwensi )
C. Pembuatan dan Pengukuran Performansi Layout Usulan
Dalam pembuatan tata letak usulan, langkah-langkah yang
dilakukan antara lain :
a) Penentuan Tipe Tata Letak
Dalam penentuan tipe tata letak yang dipilih harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan.
2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu.
3. Minimisasi pemakaian area tanah.
4. Pola aliran produksi yang terbaik.
5. Keseimbangan penggunaan area tanah.
6. Keseimbangan di dalam lintasan.
7. Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang
akan datang.
36
b) Penentuan Biaya Total Material Handling
Variable yang dipakai dalam menentukan biaya total
sama dengan layout awal, yaitu ( biaya per meter x jarak
tempuh x Frekwensi ).
3.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dari hasil
pengolahan data yang terdiri dari :
1) Analisis performansi tata letak awal.
2) Analisis hasil perancangan ulang tata letak produksi atau layout
usulan
3) Perbandingan tata letak awal dengan tata letak usulan.
4) Interpretasi hasil.
3.7 Kesimpulan & Saran
Dari analisis yang sudah dilakukan maka langkah berikutnya adalah
menarik kesimpulan untuk menjawab tujuan dari penelitian serta memberikan
saran pada perusahaan demi perkembangan penelitian ini lebih lanjut.
37
3.8 Jadwal Kegiatan
Rencana pelaksanaan penelitian tugas akhir ini akan dilaksanakan pada
Oktober 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. Adapun rencana
pelaksanaan tugas akhir ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah.
Rencana Kegiatan Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8
Pembuatan proposal
Pengajuan proposal
Mencari literatur
Pengumpulan dan Pengolahan data
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
Laporan selesai
38
Daftar Pustaka
Apple, J. M., 1990, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Institut Teknologi
Bandung.
Francis, R.L., McGinnis, Jr. L.F., White, J.A., 1992, Facility Layout and Location:
An Analytical Approach, edisi kedua, Prentice Hall, Inc., New Jersey
Hadiguna, R. A. dan Heri, S., 2008,Tata Letak Pabrik, ANDI Yogyakarta,
Yogyakarta.
Purnomo, Hari (2004). Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Tompkins, J. A. et. al. 1996. Facilities Planning. Second Edition. New York: John
Willey & Sons, Inc.
Wahyudi, ES.(2010). perancangan ulang tata letak fasilitas produksi di cv. dimas
rotan gatak sukoharjo ( thesis ). UNS, Surakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan
edisi ketiga. Guna Widya, Surabaya.

More Related Content

Similar to JUDUL

Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda PerdanaRidwan Arifin
 
kuliah-pp-9_baru.pdf
kuliah-pp-9_baru.pdfkuliah-pp-9_baru.pdf
kuliah-pp-9_baru.pdffatkhun1
 
Laporan Kerja Praktek PT. Meridan Sejati Surya Plantation Bangsal Aceh
Laporan Kerja Praktek PT. Meridan Sejati Surya Plantation Bangsal AcehLaporan Kerja Praktek PT. Meridan Sejati Surya Plantation Bangsal Aceh
Laporan Kerja Praktek PT. Meridan Sejati Surya Plantation Bangsal AcehAzwan Putra
 
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad AkmalLaporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad AkmalMuhammad Akmal
 
Panduan PKL Manajemen Informatika tahun 2013
Panduan PKL Manajemen Informatika tahun 2013Panduan PKL Manajemen Informatika tahun 2013
Panduan PKL Manajemen Informatika tahun 2013Heri Afrizal
 
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdflaporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdfThekingz021
 
Prinsip Kerja Sistem Pengendalian Tekanan pada Scrubber PV-3700
Prinsip Kerja Sistem Pengendalian Tekanan pada Scrubber PV-3700Prinsip Kerja Sistem Pengendalian Tekanan pada Scrubber PV-3700
Prinsip Kerja Sistem Pengendalian Tekanan pada Scrubber PV-3700Fany Mardiyanti
 
Tugas Besar Pengendalian Produksi_TI20D.pdf
Tugas Besar Pengendalian Produksi_TI20D.pdfTugas Besar Pengendalian Produksi_TI20D.pdf
Tugas Besar Pengendalian Produksi_TI20D.pdfsphinx16
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...Uofa_Unsada
 
Laporan kerja praktek unsika 2015
Laporan kerja praktek unsika 2015Laporan kerja praktek unsika 2015
Laporan kerja praktek unsika 2015Akon Sibocil
 
Laporan prakerin pilar bangsa
Laporan prakerin pilar bangsaLaporan prakerin pilar bangsa
Laporan prakerin pilar bangsaSoki Leonardi
 
Laporan kp cipta kridatama
Laporan kp cipta kridatamaLaporan kp cipta kridatama
Laporan kp cipta kridatamaAndrea Fender
 
Perencanaan fasilitas
Perencanaan fasilitasPerencanaan fasilitas
Perencanaan fasilitasRusli Alafasy
 
Contoh Laporan PKL di PT DAE HWA INDONESIA (DHI)
Contoh Laporan PKL di PT DAE HWA INDONESIA (DHI)Contoh Laporan PKL di PT DAE HWA INDONESIA (DHI)
Contoh Laporan PKL di PT DAE HWA INDONESIA (DHI)Shofi Asriani
 
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009Dian Aditya
 
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...Deja Lewis
 
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...Ryan Isni
 

Similar to JUDUL (20)

Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek - PT. Inti Ganda Perdana
 
kuliah-pp-9_baru.pdf
kuliah-pp-9_baru.pdfkuliah-pp-9_baru.pdf
kuliah-pp-9_baru.pdf
 
Laporan Kerja Praktek PT. Meridan Sejati Surya Plantation Bangsal Aceh
Laporan Kerja Praktek PT. Meridan Sejati Surya Plantation Bangsal AcehLaporan Kerja Praktek PT. Meridan Sejati Surya Plantation Bangsal Aceh
Laporan Kerja Praktek PT. Meridan Sejati Surya Plantation Bangsal Aceh
 
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad AkmalLaporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
Laporan Kerja Praktik Komatsu Indonesia oleh Muhammad Akmal
 
Panduan PKL Manajemen Informatika tahun 2013
Panduan PKL Manajemen Informatika tahun 2013Panduan PKL Manajemen Informatika tahun 2013
Panduan PKL Manajemen Informatika tahun 2013
 
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdflaporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
laporanpraktikumlas-140927074526-phpapp02.pdf
 
Prinsip Kerja Sistem Pengendalian Tekanan pada Scrubber PV-3700
Prinsip Kerja Sistem Pengendalian Tekanan pada Scrubber PV-3700Prinsip Kerja Sistem Pengendalian Tekanan pada Scrubber PV-3700
Prinsip Kerja Sistem Pengendalian Tekanan pada Scrubber PV-3700
 
Tugas Besar Pengendalian Produksi_TI20D.pdf
Tugas Besar Pengendalian Produksi_TI20D.pdfTugas Besar Pengendalian Produksi_TI20D.pdf
Tugas Besar Pengendalian Produksi_TI20D.pdf
 
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
OPTIMASI PENJADWALAN MATA KULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI...
 
Laporan kerja praktek unsika 2015
Laporan kerja praktek unsika 2015Laporan kerja praktek unsika 2015
Laporan kerja praktek unsika 2015
 
Laporan prakerin pilar bangsa
Laporan prakerin pilar bangsaLaporan prakerin pilar bangsa
Laporan prakerin pilar bangsa
 
Laporan kp cipta kridatama
Laporan kp cipta kridatamaLaporan kp cipta kridatama
Laporan kp cipta kridatama
 
Perencanaan fasilitas
Perencanaan fasilitasPerencanaan fasilitas
Perencanaan fasilitas
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Laporan pkl pt. pupuk kaltim
Laporan pkl pt. pupuk kaltimLaporan pkl pt. pupuk kaltim
Laporan pkl pt. pupuk kaltim
 
Contoh Laporan PKL di PT DAE HWA INDONESIA (DHI)
Contoh Laporan PKL di PT DAE HWA INDONESIA (DHI)Contoh Laporan PKL di PT DAE HWA INDONESIA (DHI)
Contoh Laporan PKL di PT DAE HWA INDONESIA (DHI)
 
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
Laporan Prakerin - Dian Aditya - 2008/2009
 
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
APLIKASI METODE GROUP TECHNOLOGY DALAM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS USULA...
 
Judul,daftar isi,abstrak
Judul,daftar isi,abstrakJudul,daftar isi,abstrak
Judul,daftar isi,abstrak
 
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
2. analisa kinerja produktivitas dengan menggunaka metode balaced scorecard p...
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 

Recently uploaded (6)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 

JUDUL

  • 1. i ANALISA TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK MINIMALISASI PENGGUNAAN MATERIAL HANDLING PT. WIJAYA TRIUTAMA PLYWOOD INDUSTRI UNIT GREEN CLIPPER TUGAS MATA KULIAH OPTIMASI PABRIK HMKB766 Untuk memenuhi persyaratan Lulus mata kuliah optimasi pabrik Oleh: NAMA : MUHAMMAD WIRANATA NIM : H1F113228 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2016
  • 2. ii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkah, rahmat, hidayah dan karunia-nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga penyusunan laporan Kerja Praktek ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Adapun judul laporan Kerja Praktek ini adalah “Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Untuk Minimalisasi Penggunaan Material Handling PT. Wijaya Triutama Plywood Industri Unit Green Clipper”. Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini sesuai dengan kemampuan yang telah penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan di Universitas Lambung Mangkurat. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Ir. Dr. H. Sutarto Hadi Msc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. 2. Dr.Yuliansyah Firmana ST. M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. 3. Ach. Kusairi S,.MT, MM. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. 4. Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc selaku Dosen Pengampu mata kuliah teknik industri yang sudah memberikan saran, dan ilmu yang telah diberikan.
  • 3. iii 5. Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc. selaku Dosen Pengampu mata kuliah teknik industri yang sudah memberikan saran, dan ilmu yang telah diberikan. 6. Bapak serta Ibu yang telah memberikan dorongan yang tidak terhingga baik moril maupun materil kepada penulis yang diberikan dengan tanpa pamrih, dan untuk adik-adikku tercinta. 7. Teman- teman Teknik Mesin 2016, terima kasih atas dukungan serta kerjasama yang dijalin selama ini baik dikampus maupun ditempat kerja praktek dan teruslah berinspirasi.
  • 4. iv Ucapan Terimakasih Kepada: Rektor Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc Wakil Rektor 1 Wakil Rektor 2 Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri, SE., M.Si Dr. Hj Aslamiah, M.Pd., Ph.D Wakil Rektor 3 Wakil Rektor 4 Dr. Ir. Abrani Sulaiman, M.Sc Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc Dekan Fakultas Teknik Dr-Ing. Yulian Firmana Arifin, S.T., M.T
  • 5. v Ketua Prodi Teknik Mesin Ach. Kusairi S,.MT, MM Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknik Industri Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd.hyp., S.T., M.Kes Agustina Hotma Uli Tumanggor ST.,MM, M.Sc Terakhir penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berharga, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi kemajuan Ilmu Teknik Mesin Industri. Banjarbaru, 31 Desember 2016 Penulis
  • 6. vi DAFTAR ISI Halaman COVER DAPAN.............……………………………………………. i KATA PENGANTAR dan Ucapan Terimakasih………………..... ii DAFTAR ISI ………………………………………………………… vi ABSTRAK.... ………………………………………………………… viii BAB I PENDAHULUAN.………………………………………….... 1 1.1 Latar Belakang ......................…………………………………. 1 1.2 Perumusan Masalah ………..................................……………. 3 1.3 Tujuan Kerja Praktek………………………………………….. 3 1.4 Batasan Masalah………………………….......………………... 3 1.5 Manfaat Penelitian........………………………………………… 4 1.6 Sistematika penulisan...………………………………………… 4 BAB II LANDASAN TEORI........................................................... 6 2.1 PT. Wijaya Triutama Plywood Industri........................................ 6 2.2 Divinisi perancangan Tata Letak Pasilitas.................................... 8 2.3 Tujuan perancangan Tata Letak Pasilitas..................................... 9 2.4 Perinsip Dasar Tata Letak............................................................. 11 2.5 Manfaat Tata Letak...…..............……………………………….. 11 2.6 Tipe Tata Letak................…….......…………………………….. 12 2.7 Ukuran Jarak......................................….……………………….. 13 2.8 Analisa Kuanntitatif Aliran Bahan..............…………………….. 20 2.9 Pengertian Materiaal Handling..........…..……………………….. 23 2.10 Materiaal Handling........…........……………………………….. 26 2.11 TujuanMateriaal Handling........……………………………….. 28 2.10 Biaya Materiaal Handling.........……………………………….. 29
  • 7. vii BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 31 3.1 Objek Dan Lokasi Penelitian........……………….……………... 31 3.2 Alat dan Bahan........................………....……………………….. 31 3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................……………….. 31 3.4 PenelitianDiagram Alir..........………....……………………….. 33 3.5 Tahap Pengolahan Data..........………....……………………….. 34 3.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data…....……………………….. 36 3.7 Kesimpulan dan Saran.............………....……………………….. 36 3.8 Jadwal Penelitian.....................………....……………………….. 36
  • 8. viii Abstrak Kelancaran aliran produksi salah satunya sangat ditentukan oleh adanya tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas produksi, dengan tujuan untuk mengatur area lantai kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi sehingga dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Pada PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industri untuk aliran bahan terlihat masih terdapat kegiatan yang bolak-balik. Hal ini mengakibatkan proses produksi terganggu atau terhenti. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian untuk meningkatkan kelancaran proses produksi dengan menelaah tata letak fasilitas.
  • 9. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya digambarakan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mecapai tujuan secara ekonomis dan aman (Apple, 1990, p2) Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitas- fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses operasi. Salah satu tujuan dari perancangan tata letak fasilitas produksi adalah penggunaan ruangan yang lebih efektif. Penggunaan ruangan akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik lainnya disusun atau diatur sedemikian rupa dengan mempertimbangkan jarak minimal antar mesin atau fasilitas produksi, dan aliran perpindahan material. Tata letak fasilitas produksi yang baik sangat berperan dalam kegiatan proses produksi karena berpengaruh langsung kepada kelancaran jalannya proses produksi, dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dapat memberikan kenyamanan dan keleluasaan gerak kepada para pekerja. Perusahaan Plywood merupakan suatu perusahaan skala besar yang
  • 10. 2 bergerak di bidang industri kayu lapis yang berlokasi di kota banjarmasin, kalimantan selatan . Kekurangan dari tata letak pabrik yang sekarang adalah pengaturan tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena belum memperhitungkan derajat tingkat kedekatan antar stasiun kerja. Hal ini terlihat pada stasiun pembubutan dan stasiun kerja pencetakan yang ditempatkan berjauhan padahal langkah proses operasi tersebut berurutan. Luas area kerja tidak standar, perbandingan luas area stasiun 4:1 dari luas mesin ( Sritomo, 1996 ) sehingga mengganggu keleluasaan gerak dan kenyamanan pekerja. Untuk itu dibutuhkan perencanaan tata letak fasilitas yang baik untuk memperpendek jarak antar stasiun produksi tanpa mengabaikan faktor kenyamanan pekerja. Apabila masalah itu dapat terpenuhi maka biaya material handling dapat diminimalisasikan. Dari hasil uraian diatas maka penulis mengambil judul Analisa tata letak unit green cliper dijadikan objek pada penelitian di PT. Wijaya Triutama plywood industri karena unit ini mempunyai peran tersendiri dalam pengolahan kayu lapis yaitu berfungsi untuk memotong dan meratakan sisi-sisi dari material sort core kayu. Unit mesin mempengaruhi struktur susunan pabrik karena aliran bahan dari mesin rotary dan press dryer yang kalau tidak tersusun dengan baik maka akan memerlukan terlalu banyak material handling yang digunakan dan membuat tata letak pabrik menjadi tidak efisien dan boros biaya produksi. “Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Untuk Minimalisasi Penggunaan Material Handling PT. Wijaya Triutama Plywood Industri Unit Green Clipper.
  • 11. 3 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan permasalahannya adalah “ Bagaimana merancang ulang tata letak fasilitas produksi green clipper pada Pabrik Plywood “PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry” untuk memperbaiki tata letak fasilitas produksi awal sehingga dapat meminimalkan material handling ". 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Merancang ulang tata letak fasilitas unit Green Cliper“PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan sehingga dapat meminimalkan biaya Material Handling. 1.4 Batasan Masalah Agar lebih fokus dalam melakukan penelitian Tugas Akhir ini, maka dilakukan pembatasan pokok permasalahan, yaitu : 1. Perancangan tata letak hanya dilakukan di bagian fasilitas produksi. 2. Tidak ada penambahan / perubahan fasilitas - fasilitas produksi yang sudah ada selama penelitian 3. Tidak melakukan perubahan sistem produksi maupun urutan proses produksi dari perusahaan yang sudah ada. 4. Biaya yang akan dibahas hanya biaya operasional dari material handling. 5. Menggunakan 1 jenis produk acuan yaitu produk yang sering diproduksi dengan jumlah permintaan yang terbesar dalam tiap bulan.
  • 12. 4 1.5 Manfaat Penelitian Laporan ini memiliki maafaat bagi beberapa pihak yang terkait di dalamnya, yaitu sebagai berikut: a. Bagi Mahasiswa: Laporan ini bermaafaat bagi Mahasiswa mengetahui cara merancang tata letak fasilitas produksi untuk minimalisasi matrial handling di PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. b. Bagi Program Studi Teknik Mesin: Hasil laporan ini dapat dijadikan referensi tambahan bagi civitas akademik Program Studi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan dalam hal merancang tata letak fasilitas produksi untuk minimalisasi matrial handling di PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. c. Bagi Perusahaan: Laporan tentang rancangan tata letak fasilitas produksi untuk minimalisasi matrial handling di PT. Wijaya Tri Utama Plywood Industry Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. dapat dijadikan bahan pertimbangan atas masukan-masukan tentang hal di atas. 1.6 Sistematika penulisan Sistematika yang akan digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi eman ( 6 ) bab, yang pada masing-masing bab telah dirancang tujuan tertentu. Berikut penjelasan secara detail dari masing-masing bab :
  • 13. 5 1. Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 2. Bab II. Landasan Teori Bagian ini berisi uraian tentang tori-teori yang digunakan untuk membahas hal-hal yang menunjang dalam pengolaha data yaitu diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi perancangan tata letak dan jenis atau tipe tata letak yang ada. 3. Bab III. Metodologi Penelitian. Pada Bab III dilakukan pembahasan tentang objek penelitian dan tahapan-tahapan dalam proses penelitian, dari mulai tahapan studi pendahuluan hingga sampai pada tahapan penarikan hasil dan kesimpulan penelitian. 4. Bab IV. Pengumpulan dan Pengolahan Data. Untuk Bab IV berisi tentang data-data yang diproleh selama proses penelitian, dan dilakukan proses pengolahan data berdasarkan data yang diperoleh. 5. Bab V. Analisis Data. Pada bab ini berisi tentang analisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, untik mendapatkan hasil output yang sesuai dengan metode yang digunakan
  • 14. 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PT. Wijaya Triutama Plywood Industri PT. Wijaya Triutama Plywood Industri (PT. WTUPI), yang selanjutnya di sebut PT. WTUPI adalah merupakan perusahaan industry kayu lapis dan pembangkit listrik tenaga uap. PT. WTUPI terletak di Jln. Trisakti komplek UKA kelurahan Basirih kecamatan Banjarmasin barat kota Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan. Berdiri sejak 24 Januari tahun 1980 dan mulai produksi secara komersial pertama pada bulan Agustus tahun 1982 berupa Veneer basah (green Veneer) sejumlah 3.000 m3. Pada tahun yang sama tepatnya tanggal 20 Juni 1982 PT. WTUPI mulai mempublikasikan proses produksinya kepada pengusaha atau konsumen di Banjarmasin. Pemerintah Republik Indonesia memberikan persetujuan terhadap proses produksi komersial kepada PT. WTUPI pada tanggal 1 Agustus 1982. Dengan persetujuan tersebut perusahaan melakukan ekspor perdana hasil produksi plywood pada bulan Agustus 1982 sebanyak 2.000 m3. Negara pertama tujuan ekspornya adalah Hongkong. Sejalan dengan perkembangan usaha dan bahan baku log PT. WTUPI dapat mengembangkan usahanya dengan memproduksi Plywood, Block Board, dan Laminated Board. PT. WTUPI sampai sekarang (2015) sudah mempunyai 9 line pengupas bahan baku. Pemasaran produk yang dihasilkan sudah mencakup negara di Asia, Eropa dan Amerika. Negara-negara tersebut
  • 15. 7 antara lain Jepang, Korea, RRC, Hongkong, Mexico, Jerman, Belgia, Taiwan, Singapura, Malaysia, USA, Filipina dan Vietnam. Untuk menjamin kualitas produk pada Konsumen PT. WTUPI juga mempunyai beberapa sertifikat yang telah diakui dunia, antara lain: 1. JAS Ordinary Panel 2. California Air Resources Base (CARB) Selain sertifikat tersebut, PT. WTUPI juga menjalankan sistem manajemen mutu ISO 9002 pada tahun 1997 dan Sistem manajemen lingkungan 14001 mulai tahun 1999. Seiring berjalannya waktu, PT. WTUPI berkeinginan untuk tetap eksis di industri kayu lapis yang kemudian terhambat persoalan pasokan energy listrik dari PT. PLN yang kurang stabil. Persoalan ini mengakibatkan kualitas hasil produksi tidak stabil pula. Sehingga pada tahun 1995 PT. WTUPI membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap unit 1 dengan total kapasitas 15 MW yang dibangun bertahap. Bulan Agustus 1996 PLTU dengan kapasitas 1x6 MW mulai beroperasi dan pada tahun 1998 dibangun lagi dengan kapasitas 1x6 MW. Kemudian pada tahun 2002 PLTU dengan kapasitas 1x3 MW juga didirikan. Pembangkit listrik ini terletak di Jln. Trisakti Komplek UKA – Flamboyan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada tahun 1998 PT.WTUPI mulai bekerja sama dengan PT. Perusahaan Listrik Negara (PT.PLN) dan group dari PT.WTUPI yaitu PT. Basirih Industrial dan PT. Intan Wijaya International dalam memanfaatkan exess power dari pembangkit listrik tersebut. Kerjasama jual beli ini di karenakan kurangnya pasokan listrik di wilayah Kalimantan Selatan untuk memenuhi
  • 16. 8 kebutuhan masyarakat dan industri. Izin usaha tetap kelistrikan untuk umum dari Kementrian Badan Penanaman Modal Dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara juga sudah didapat. Dengan Nomor izin : 371/T/industri/2000 yang dikeluarkan pada 19 Juni 2000 dan berlaku selama perusahaan masih beroperasi. Melihat hal itu, pada tahun 2016 PT. WTUPI membangun PLTU unit 2 dengan kapasitas 1x30 MW. Serta berencana untuk membangun unit 3 dengan kapasitas 1x30 MW. PLTU unit 2 sekarang sudah beroperasi dengan beban minimal untuk PT. PLN adalah sebesar 27 MW yang disalurkan melalui Gardu Induk (GI) Mantuil. Sehingga, total rata-rata yang disalurkan ke PT. PLN dari unit 1 dan 2 adalah sebesar 30 MW. 2.2 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain dan susunan fasifitas, peralatan phisik, dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan efisensi produksi dan sistem pelayanan. (Purnomo, 2004). Sedangkan (Wignjosoebroto, 1992) mengemukakan bahwa tata letak fasilitas merupakan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Pada umumnya tata
  • 17. 9 letak pabrik yang terencana dengan baik ikut menentukan efisiensi dan menjaga kelangsungan hidup atau kesuksesan kerja suatu industri. Secara skematis perencanaan fasilitas pabrik dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Sistematika Perencanaan Fasilitas Pabrik (Tompkins, J.A., 1996) 2.3 Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas Secara garis besar tujuan perancangan fasilitas, yaitu untuk menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas dan fasililtas-fasilitas produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok produksi secara efektif dan efisien. Selain itu terdapat tujuan perencanaan tata letak pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan antara lain :
  • 18. 10 1. Memudahkan proses manufaktur. Penyusunan mesin, peralatan, dan ruang kerja yang baik menghasilkan kemudahan proses produksi 2. Meminimumkan pemindahan barang. Pengaruh jarak terhadap material handling akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan. Selain itu pemindahan barang yang semakin dekat akan berdampak pada pengurangan waktu produksi. 3. Menjaga fleksibilitas (keluwesan) Ada kalanya suatu pabrik menuntut adanya perubahan tata letak akibat adanya perubahan (penambahan/pengurangan fasilitas. Keadaan ini menuntut adanya fleksibilitas dalam melakukan proses produksi. 4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi Kelancaran aktivitas material handling mengurangi terjadinya penumpukan barang di stasiun kerja. Waktu peredaran total yang kecil akan mengurangi jumlah barang setengah jadi yang berakibat pula menurunnya biaya produksi. 5. Menurunkan cost of capital Suatu penggunaan fasilitas produksi yang tepat akan mengurangi biaya pemakaian fasilitas yang kurang perlu serta menghindarkan adanya duplikasi peralatan. 6. Menghemat pemakaian ruang Ketepatan dalam hal tata letak peralatan yang digunakan akan menghemat (efisisensi) ruangan yang dipakai 7. Memudahkan pengawasan Dengan tata letak yang baik akan memudahkan
  • 19. 11 dalam hal pengawasan terhadap aktivitas produksi yang dilakukan. 8. Meningkatkan safety bagi produk maupun karyawan Mesin dan peralatan yang diletakkan pada tempat yang tepat akan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja maupun keru 2.4 Prinsip-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak Berdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang didapat dari tata letak yang terencana dengan baik, maka dapat disimpulkan enam tujuan dasar dalam tata letak pabrik, sebagai berikut: 1. Integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi 2. Perpindahan jarak yang minimal 3. Aliran kerja yang berlangsung secara normal melalui pabrik 4. Semua areal yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien 5. Kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja terpelihara 6. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel. Tujuan tersebut dapat dinyatakan sebagai prinsip dasar dari proses perencanaan tata letak pabrik. 2.5 Manfaat Perencanaan Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun kerja. Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum pengaturan semua fasilitas produksi yang terencana akan memberikan :
  • 20. 12 1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan 2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu 3. Minimisasi pemakaian area tanah 4. Pola aliran produksi yang terbaik 5. Keseimbangan penggunaan area tanah 6. Keseimbangan di dalam lintasan Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang akan datang 2.6 Tipe-tipe Tata Letak Salah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan menentukan Tipe tata letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses manufakturing untuk jangka waktu yang cukup panjang. Tipe-tipe tata letak secara umum adalah Product Layout, Process Layout dan Group Technology Layout (Purnomo, 2004). 2.6.1 Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout) Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah/volume yang besar dan waktu produksi yang lama, maka segala fasilitas–fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur menurut prinsip “machine after machine” tidak perduli macam mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk (product
  • 21. 13 layout), maka segala fasilitas–fasilitas untuk proses produksi (baik pabrikasi maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran (flow line) dari produk tersebut. Adapun tipe–tipe garis aliran produk (product flow line) yang mungkin diaplikasikan yaitu : a. Straight Line Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponen–komponen atau beberapa macam production equipment. Gambar 2.2 Straight Line Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan : 1. Jarak yang terpendek antara dua titik. 2. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir. 3. Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil karena jarak antara masing–masing mesin adalah sependek-pendeknya b. Serpentine atau zig zag (S-Shaped). Pola aliran berdasarkan garis–garis patah ini sangat baik diterapkan
  • 22. 14 bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbatasan dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada. Gambar 2.3 Serpentine/Zig Zag c. U-Shaped Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif panjang, maka U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag.
  • 23. 15 Gambar 2.4 U-Shaped d. Circular. Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan. Gambar 2.5 Circular e. Odd angle. Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan pola–pola aliran yang lain. Pada dasarnya
  • 24. 16 pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi–kondisi seperti : 1. Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan. 2. Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis. 3. Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan. 4. Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas–fasilitas produksi yang ada. Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan terutama akan merasa kemanfaatannya untuk area yang kecil. Gambar 2.6 Odd-Angle 2.6.2 Tata Letak Berdasarkan Fungsi/macam Proses Tata letak ini merupakan metode penempatan mesin dan peralatan produksi yang memiliki tipe sama ke dalam satu departemen.
  • 25. 17 Karakteristik tipe tata letak ini atara lain: a. Perbandingan antara jumlah (Q) dan jenis produk (P) kecil b. Produksi berdasarkan job order c. Mesin produksi dan perlengkapan yang sama ditempatkan pada satu departemen Keuntungan dari jenis tata lerak ini adalah mampu mengerjakan berbagai macam jenis dan model produk serta spesialisasi kerja. Sedangkan kerugiannya berupa kesulitan menyeimbangkan lintasan kerja dalam departemen sehingga memerlukan area untuk work in process storage. 2.6.3 Tata Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap (fix position layout) Untuk jenis layout ini material atau komponen produk utama tetap pada lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti mesin, manusia dan komponen pendukung lainnya yang bergerak menuju lokasi komponen utama. Keuntungan dari jenis tata letak ini adalah perpindahan material dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya adalah memerlukan operator dengan keterampilan yang tinggi dan pengawasan yang ketat. 2.6.4 Tata Letak Berdasarkan Kelompok Produk (group technology layout) Tipe tata letak ini, komponen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok berdasarkan kesarnaan bentuk kornponen. mesin atau peralatan yang dipakai. Mesin-rnesin dikelompokkan dalam satu
  • 26. 18 kelornpok dan ditempatkan dalam sebuah ‘manufacturing cell”. Kelebihan tata letak ini adalah dengan adanya penge1ompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan dapat diperoleh pendayagunaan mesin yang maksmal. Juga lintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material akan lebih pendek. Sedangkan kekurangan dari tipe layout ini yaitu diperlukan tenaga yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi untuk mengoperasikan sernua faau produksl yang ada. Kelancaran keja sangat tergantung pada kegiatan peigendalian produksl khususnya dalam menjaga keseimbangan kerja yang bergerak. 2.7 Ukuran Jarak Terdapat beberapa sistem yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran jarak suatu lokasi terhadap lokasi lain. Ukuran yang dipergunakan banyak tergantung dari adanya personil yang memenuhi syarat, waktu untuk mengumpulkan data, dan tipe-tipe sistem pemindahan material yang digunakan. a. Jarak Euclidean Jarak euclidean merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya. Untuk menentukan jarak euclidean fasilitas satu dengan fasilitas lainnya menggunakan formula sebagai berikut: 𝑑𝑖𝑗 = [(𝑥𝑖 − 𝑥𝑗) 2 + (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗) 2 ] 1 2⁄ ………….( 1)
  • 27. 19 Gambar 2.7Jarak Euclidean Dimana : 𝑥𝑖 = koordinat x pada pusat fasilitas i 𝑦𝑖 = koordinat y pada pusat fasilitas i 𝑥𝑗 = koordinat x pada pusat fasilitas j 𝑦𝑗 = koordinat y pada pusat fasilitas j 𝑑𝑖𝑗 = jarak antara pusat fasilitas i dan j b. Jarak Rectilinear Jarak rectilinear atau Jarak Manhattan merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus. Dalam pengukuran jarak rectilinear digunakan formula sebagai berikut. 𝑑𝑖𝑗 = (𝑥𝑖 − 𝑥𝑗) + (𝑦𝑖 − 𝑦𝑗)……………( 2 )
  • 28. 20 Gambar 2.8 Jarak Recitiliear c. Adjacency Adjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan. Kelemahan ukuran jarak Adjacency adalah tidak dapat memberi perbedaan secara riil jika terdapat dua pasang fasilitas dimana satu dengan yang lainnya tidak berdekatan. 2.8 Analisa Kuantitatif Untuk Menganalisa Aliran Bahan Dalam melakukan analisa kuantitatif aliran bahan dapat mengunakan beberapa metode sebagai berikut : a. Peta Dari – Ke (From – To Chart) Analisis kuantitatif aliran bahan akan diukur berdasarkan kuantitas material yang dipindahkan seperti berat, volume, jumlah unit dan satuan kuantitatif lainnya. Peta yang umum digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif ini adalah from to chart. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi di mana banyak items yang mengalir melalui suatu area. Angka - angka yang terdapat dalam suatu from to chart akan menunjukkan total dari berat
  • 29. 21 beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-kombinasi dari faktor-faktor ini Berikut ini adalah aplikasi from to chart untuk tiga komponen yang diproses dengan urutan- mesin seperti pada tabel 1.1 sebangkan aliran komponen ditunjukan seperti pada gambar 2.5 Tabel 1.1 Kuantitas dan urutan produksi Komponen kuantitas produksi/hari Urutan proses 1 25 A-B-D-E 2 15 A-C-D-B-E 3 10 A-D-E Gambar 2.9 Aliran komponen Pada gambar 2.6 adalah peta dari-ke yang menunjukkan jumlah material yang di pindahkan dari A ke B adalah komponen 1 dengan kapasitas 25. Material yang dipindahkan dari D ke E adalah komponen 1 dan 3 dengan kuantitas 25 dan 10 sehingga total yang dipindahkan 35. Tabel 1.2 Form to chart yang menunjukan jumlah material yang Dipindahkan
  • 30. 22 Dari Ke A B C D E A 25 15 10 B 25 15 C 15 D 15 35 E b. Inflow dan Outflow Inflow digunakan untuk mencari dan mengetahui koefisien ongkos material handling yang masuk ke stasiun kerja dari stasiun kerja yang lain sedangkan outflow digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang keluar dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Perhitungan inflow dan outflow berdasarkan ongkos material handling dan From To Chart sehingga dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.10 Inflow dan Outflow Aliran Material
  • 31. 23 c. Tabel Skala Prioritas (TSP) Tabel skala prioritas menggambarkan urutan prioritas antara stasiun kerja dalam suatu layout produksi, sehingga diharapkan ongkos material handling menjadi minimum. Perhitungan inflow dan outflow menjadi dasar pertimbangan dalam pembuatan tabel skala prioritas, dimana prioritas tersebut diurutkan berdasarkan harga koefisien ongkosnya mulai dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil. Tujuan pembuatan TSP antara lain adalah untuk memperpendek jarak tempuh material handling, meminimasi ongkos material handling dan memperbaiki tata letak produksi menjadi lebih optimal. 2.9 Pengertian Material Handling Salah satu masalah penting dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses produksi berikutnya. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan Material Handling. Terdapat banyak definisi mengenai atau pengertian yang diberikan untuk material handling. Berikut ini ada dua definisi secara umum, yaitu : 1. Material Handling adalah seni dan ilmu pengetahuan dari perpindahan, penyimpanan, perlindungan, dan pengawasan material. a. Seni
  • 32. 24 Material handling dapat dinyatakan sebagai seni, karena masalah-masalah material handling tidak dapat secara eksplisit diselesaikan semata-mata dengan formula atau model matematika. Material handling membutuhkan sebuah ‘penilaian’ benar atau salah, dimana di perusahaan- perusahaanbenar-benar berpengalaman di bidang material handling akan menilainya. b. Ilmu Pengetahuan Material handling dapat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuanb karena menyangkut metode engineering. Mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, membuat alternatif solusi, evaluasi alternatif, memilih dan mengimplementasikan alternatif terbaik merupakan bagian integral dari penyelesaian masalah material handling dan proses perancangan sistem. Analisis model matematis dan teknik–teknik kualitatif sangat berarti sebagai bagian dari proses ini. c. Perpindahan Perpindahan material membutuhkan waktu dan memerlukan penggunaan tempat (yaitu penanganan material digunakan pada waktu yang tepat dan tempat yang benar). Perpindahan material memerlukan kesesuaian antara ukuran, bentuk, berat, dan kondisi material dengan lintasannya dan analisis frekuensi gerakan.
  • 33. 25 d. Penyimpanan Penyimpanan material sebagai penyangga antar operasi, memudahkan dalam pekerjaan manusia dan mesin. Yang perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan material antara lain adalah ukuran, berat, kondisi dankemampuan tumpukan material, keperluan untuk mengambil dan menempatkan material, kendala-kendala bangunan seperti misalnya beban lantai, kondisi lantai, jarak antar kolom, dan tinggi bangunan. e. Perlindungan Yang termasuk dalm perlindungan material antara lain penmgawasan, pengepakan, dan pengelompokan material; untuk melindungi kerusakan dan kehilangan material. Perlindungan material sebaiknya menggunakan alat pengaman yang dihubungkan dengan sistem informasi. Termasuk perlindungan terhadap material yang salah penanganan, salah penempatan, salah pengambilan, dan urutan proses yang salah. Sistem material handling harus dirancang untuk meminimasi keperluan pengawasan, dan untuk menurunkan biaya. f. Pengawasan Pengawasan material terdirir dari pengawasan fisik dan pengawasan status material. Pengawasan fisik adalah pengawasan yang berorientasi pada susunan dan jarak
  • 34. 26 penempatan antar material. Pengawasan status adalah pengawasan tentang lokasi, jumlah, tujuan, kepemilikan, keaslian, dan jadwal material. Ketelitian harus dilakukan untuk menjamin bahwa jangan sampai terlalu banyak pengawasan yang dilakukan pada sistem material handling. Melakukan pengawasan yang tepat merupakan suatu tantangan, karena pengawasan yang tepat sangat tergantung atas budaya organisasi dan orang yang mengatur dan menjalankan fungsi penanganan material. g. Material Secara luas, material dapat berbentuk bubuk, padat, cair, dan gas. Sistem penanganan diantara bentuk material mempunyai perlakuan yang berbeda diantara bentuk material. 2. Material Handling mempunyai arti penanganan material dalam jumlah yang tepat dari material yang sesuai dalam waktu yang baik pada tempat yang cocok, pada waktu yang tepat dalam posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan biaya yang murah dengan menggunakan metode yang benar. 2.10 Aspek-aspek biaya pemindahan barang ( Material Handling ) Secara umum biaya material handling akan terbagi dalam tiga klasifikasi : a. Biaya yang berkaitan dengan transportasi raw material dari sumber asalnya menuju pabrik dan pengiriman finished goods product ke
  • 35. 27 konsumen yang membutuhkannya. Biaya transportasi di sini merupakan fungsi yang berkaitan langsung dengan pemilihan lokasi pabrik dengan memperhatikan tempat di mana sumber material berada serta lokasi pada tujuannya. b. In - Plant Receiving and Storage, yaitu biaya-biaya yang diiperlukan untuk pemindahan material dari satu proses ke proses berikutnya sampai ke pengiriman produk akhir. c. Handling materials yang dilakukan oleh operator pada mesin kerjanya serta proses perakitan yang berlangsung di atas meja perakitan. Dalam usaha menganalisa biaya material handling, maka faktor- faktor berikut ini seharusnya sangat diperhatikan, yaitu : a. Material 1. Harga pembelian dari mesin/peralatan 2. Biaya seluruh material yang digunakan 3. Maintenance cost dan repair – part inventory 4. Direct power cost (kilo watt hour, bahan bakar dan lain-lain) 5. Biaya untuk oli 6. Biaya untuk peralatan bangku (pelengkap) 7. Biaya instalasi, termasuk di sini seluruh material dan biaya upah pekerja dan pengaturan kembali. b. Salary dan Wages 1. Direct Labor Cost (seluruh personel yang terlibat di dalam
  • 36. 28 pengoperasian peralatan-peralatan material handling) 2. Training Cost untuk menjalankan peralatan material handling tersebut. 3. Indirect Labor Cost (staff dan service departemens) dan lain- lain. c. Financial Charge 1. Interest untuk investasi peralatan material handling 2. Biaya asuransi, depresiasi dan lain-lain. 2.11 Tujuan Material Handling Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari sistem material handling antara lain (Meyers, 1993) : a. Menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, dan memberikan perlindungan terhadap material. b. Meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja. c. Meningkatkan produktivitas : 1. Material akan mengalir pada garis lurus 2. Material akan berpindah dengan jarak sedekat mungkin 3. Perpindahan sejumlah material pada satu kali tertentu 4. Mekanisasi penanganan material 5. Otomasi penanganan material
  • 37. 29 d. Meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas 1. Meningkatkan penggunaan bangunan 2. Pengadaan peralatan serbaguna 3. Standardisasi peralatan material handling 4. Menjaga dan menempatkan seluruh peralatan sesuai kebutuhan dan mengembangkan program pemeliharaan preventif 5. Integrasi seluruh peralatan material handling dalam suatu sistem e. Mengurangi bobot mati f. Sebagai pengawasan persediaan 2.12 Biaya Material Handling Di dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan merupakan salah satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan. Tujuan dari pemindahan bahan adalah sebagai berikut: 1. Manaikkan kapasitas 2. Memperbaiki kondisi kerja 3. Memperbaiki pelayanan pada pelanggan 4. Meningkatkan pemanfaatan ruang dan peralatan 5. Mengurangi ongkos Beberapa aktivitas material handling yang perlu diperhitungkan adalah pemindahan bahan menuju gudang bahan baku dan keluar dari gudang jadi serta pemindahan atau pengangkutan yang terjadi di dalam pabrik saja. Faktor - faktor yang mempengaruhi perhitungan ongkos material handling diantaranya adalah jarak tempuh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dan ongkos
  • 38. 30 pengangkutan per meter gerakan. Pengukuran jarak tempuh tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. Dengan demikian, jika jarak tempuh sudah ditentukan dan frekuensi material handling sudah diperhitungkan maka bngkos material handling dapat diketahui, dimana : Total BMH = ( biaya per meter x jarak tempuh x Frekwensi )……( 3 )
  • 39. 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah Rancangan pembangunan unit baru Green Clipper PT. Wijaya Triutama Plywoo Industry. Penelitian dilakukan di perusahaan berlokasi di Provinsi Kalimantan Selatan Banjarmasin PT. Wijaya Triutama Plywoo Industry. 3.2. Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat dan bahan penunjang penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Data Rancangan pembangunan unit baru Green Clipper tahun 2016. b. Kamera Samsung GT-B5330. c. Microsoft Excel 2016. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Setelah pengamatan awal, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data. Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: a. Observasi Pengumpulan data dari dokumen atau catatan-catatan yang ada di perusahaan seperti sejarah, misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan lain sebagainya.
  • 40. 32 b. Dokumentasi Pengumpulan data dari dokumen atau catatan-catatan yang ada di perusahaan seperti sejarah, misi dan tujuan perusahaan, struktur organisasi dan lain sebagainya. c. Wawancara Pengumpulan data diperoleh secara langsung, dengan jalan melakukan wawancara. Tipe wawancara yaitu studi kasus, metode yang digunakan adalah openended, dimana peneliti dapat bertanya kepada responden kunci yang berfungsi sebagai informan tentang fakta suatu peristiwa disamping opini mengenai peristiwa yang ada. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada kepala bagian produksi, dan operator bagian produksi.
  • 41. 33 Mulai Studi Lapangan Studi Pustaka Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian Pengambilan Data dan Pengolahan Data Pengukuran Performansi Tata Letak Awal AA Pembuatan Tata Letak Usulan Pengukuran Performansi Tata Letak Usulan Analisa Hasil Kesimpulan dan Saran 3.4 Diagram Alir Penelitian Diagram alur penyusunan Tugas akhir
  • 42. 34 3.5 Tahap Pengolahan Data Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut : A. Penentuan Kapasitas Produksi Dalam menentukan kapasitas produksi menggunakan data produkyang sering di pesan dan diproduksi dalam jumlah yang besar (produk acuan). Dari data produksi, akan didapat produk yang paling sering di produksi, sehingga produk tersebut akan menjadi acuan dalam menghitung biaya material handling. B. Pengukuran Performansi Tata Letak Awal dan Penentuan Biaya Material Handling Awal. Dalam pengukuran performansi tata letak yang menjadi parameternya adalah Biaya Material Handling. Untuk mencari biaya total material handling adalah sebagai berikut : 1. Penentuan jarak antar fasilitas tata letak awal Jarak antar stasiun kerja dapat diketahui dengan melakukan menentukan pusat antara stasiun kerja. Jarak antar stasiun kerja dihitung dalam satuan meter. 2. Analisa Kuantitatif Pada Aliran Bahan Analisa ini menghasilkan frekwensi atau jumlah perpindahan barang dari setiap stasiun produksi yang ada pada layout awal. 3. Penentuan Biaya Material Handling Penentuan biaya material handilng terdiri dari
  • 43. 35 berbagai macam biaya yang berkaitan dengan perpindahan barang, antara lain biaya karyawan yang melakukan per[indahan barang, biaya perawatan alat angkut, harga beli alat angkut, perawatan, dan nilai ekonomis. 4. Biaya Total Material Handling Tata Letak Awal Parameter yang digunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi layout adalah biaya total material handling. Biaya total material handling dapat dicari dengan rumus : Total BMH = ( biaya per meter x jarak tempuh x Frekwensi ) C. Pembuatan dan Pengukuran Performansi Layout Usulan Dalam pembuatan tata letak usulan, langkah-langkah yang dilakukan antara lain : a) Penentuan Tipe Tata Letak Dalam penentuan tipe tata letak yang dipilih harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan. 2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu. 3. Minimisasi pemakaian area tanah. 4. Pola aliran produksi yang terbaik. 5. Keseimbangan penggunaan area tanah. 6. Keseimbangan di dalam lintasan. 7. Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang akan datang.
  • 44. 36 b) Penentuan Biaya Total Material Handling Variable yang dipakai dalam menentukan biaya total sama dengan layout awal, yaitu ( biaya per meter x jarak tempuh x Frekwensi ). 3.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dari hasil pengolahan data yang terdiri dari : 1) Analisis performansi tata letak awal. 2) Analisis hasil perancangan ulang tata letak produksi atau layout usulan 3) Perbandingan tata letak awal dengan tata letak usulan. 4) Interpretasi hasil. 3.7 Kesimpulan & Saran Dari analisis yang sudah dilakukan maka langkah berikutnya adalah menarik kesimpulan untuk menjawab tujuan dari penelitian serta memberikan saran pada perusahaan demi perkembangan penelitian ini lebih lanjut.
  • 45. 37 3.8 Jadwal Kegiatan Rencana pelaksanaan penelitian tugas akhir ini akan dilaksanakan pada Oktober 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. Adapun rencana pelaksanaan tugas akhir ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah. Rencana Kegiatan Minggu ke 1 2 3 4 5 6 7 8 Pembuatan proposal Pengajuan proposal Mencari literatur Pengumpulan dan Pengolahan data Penyusunan Laporan Tugas Akhir Laporan selesai
  • 46. 38 Daftar Pustaka Apple, J. M., 1990, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Institut Teknologi Bandung. Francis, R.L., McGinnis, Jr. L.F., White, J.A., 1992, Facility Layout and Location: An Analytical Approach, edisi kedua, Prentice Hall, Inc., New Jersey Hadiguna, R. A. dan Heri, S., 2008,Tata Letak Pabrik, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta. Purnomo, Hari (2004). Pengantar Teknik Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tompkins, J. A. et. al. 1996. Facilities Planning. Second Edition. New York: John Willey & Sons, Inc. Wahyudi, ES.(2010). perancangan ulang tata letak fasilitas produksi di cv. dimas rotan gatak sukoharjo ( thesis ). UNS, Surakarta. Wignjosoebroto, Sritomo (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan edisi ketiga. Guna Widya, Surabaya.