SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA
Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah
kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak remaja.
Tujuan Instruksional khusus :
Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi keluarga dengan anak remaja.
2. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja.
3. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak
remaja.
4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada
keluarga dengan anak remaja.
5. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja.
6. Menjelaskan peran perawat pada keluarga dengan anak remaja.
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini
dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
masih tinggal di rumah hingga 19 atau 20 tahun. Anak-anak lain dalam rumah biasanya
masih dalam usia sekolah. Tujuan keluarga yang terlalu enteng pada tahap ini yang
melonggarkan ikatan keluarga memungkinkan tanggungjawab dan kebebasan yang lebih
besar bagi remaja dalam persiapan menjadi dewasa muda (Duvall, 1977).
Preto (1988) dalam membahas tentang transformasi sistem keluarga dalam masa
remaja, menguraikan metamorfosis keluarga yang terjadi. Metamorfosis ini meliputi
“pergeseran yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi, dan sementara
pergeseran ini pada awalnya ditandai dengan kematangan fisik remaja, pergeseran ini
seringkali sejalan dan bertepatan dengan perubahan pada orangtua karena mereka
1
memasuki pertengahan hidup dan dengan transformasi utama yang dihadapi oleh kakek
nenek dalam usian tua”
Tahap kehidupan keluarga ini mungkin yang paling sulit, atau sudah tentu yang
paling banyak diperbincangkan dan ditulis (Kidwell et al, 1983). Keluarga Amerika
dipengaruhi oleh tugas-tugas perkembangan remaja dan orangtua dan menciptakan
konflik dan kekacauan yang luar biasa yang tidak bisa dihindarkan. Tugas perkembangan
remaja menghendaki pergerakan dari ketergantungan dan kendali orangtua dan orang
dewasa lainnya, melalui periode aktifitas dan pengaruh kelompok teman sebaya yang
kokoh hingga saat menerima peran-peran orang dewasa (Adams, 1971).
Tantangan utama dalam bekerja dengan keluarga dengan anak remaja bergerak
sekitar perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan
kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis (Kidwell et al, 1983), serta
konflik-konflik dan krisis yang berdasarkan perkembangan. Adams (1971) menguraikan
tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian, yakni
emansipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan
teman sebaya), kesenjangan antar generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara
orangtua dan remaja).
Peran, Tanggungjawab dan Masalah Orangtua.
Tidak perlu dikatana bahwa orangtua mengasuh remaja merupakan tugas paling
sulit saat ini. Namun demikian, orangtua perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas
yang tidak masuk akan tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga
mengalami proses “melepaskan.” Duvall (1977) juga mengidentifikasi tugas-tugas
perkembangan yang penting pada masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan
tanggungjawab ketika remaja menjadi matang dan mengatur diri mereka sendiri.
Friedman (1957) juga mendefinisikan serupa bahwa tugas orangtua selama tahap ini
adalah belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak.
2
Ketika orangtua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan
kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap
perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka membentu
pola untuk semacam penerimaan diri yang sama. Hubungan antara orangtua dan remaja
seharusnya lebih mulus bila orangtua merasa produktif, puas dan dapat mengendalikan
kehidupan mereka sendiri (Kidwell et al, 1983) dan orangtua/keluarga berfungsi secara
fleksibel (Preto, 1988).
Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan mereka bahwa
kompleksitas kehidupan Amerika yang telah meningkat telah membuat peran orangtua
tidak jelas. Orangtua merasa berkompetisi dengan berbagai kegiatan sosial dan institusi –
mulai dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga berencana dan seks pranikah
dan pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor lain menambah pengaruh mereka yang semakin
berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan dan profesi, orangtua tidak lagi
bisa membantu anak-anak mereka dengan rencana-rencana untuk bekerja. Mobilitas
penduduk dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu bagi remaja dan
orangtua, selain ketidakmampuan banyak orangtua untuk mendiskusikan masalah-
masalah pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan obat-obatan secara
terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-naka mereka juga memberikan kontribusi
pada masalah-masalah orangtua-remaja.
Tabel 8. Tahap Siklus V Kehidupan Keluarga Inti dengan anak remaja danTugas-Tugas
Perkembangan Keluarga yang Bersamaan
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
Keluarga dengan anak remaja 1. Menyeimbangkan kebebasan dan
tanggungjawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin
mandiri.
2. Memfokuskan kembali hubungan
3
perkawinan.
3. Berkomunikasi secara terbuka
antara orangtua dan anak-anak.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga.
Tugas perkembangan yang utama dan pertama adalah menyeimbangkan
kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja matur dan semakin mandiri (Tabel 8).
Orangtua harus mengubah hubungan mereka dengan remaja putri atau putranya secara
progresif dari hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya ke arah suatu hubungan
yang semakin mandiri. Pergeseran yang terjadi pada hubungan anak-orangtua ini salah
satu hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan.
Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua anggota
keluarga, khususnya orangtua, harus membuat “perubahan sistem” utama yaitu,
membentuk peran-peran dan norma-norma baru dan “membiarkan” remaja. Kidwell dan
kawan-kawan (1983) meringkas perubahan yang diperlukan ini. “Secara paradoks, sistem
(keluarga) yang dapat membiarkan anggotanya adalah sistem yang akan bertahan dan
menghasilkan sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-generasi berikutnya”.
Orangtua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri,
tidak membiarkan anak-anaknya, seringkali menemukan “revolusi” oleh remaja bila
perpisahan berlangsung kemudian. Orangtua dapat juga mempercayai anak agar mandiri
secara prematur, dengan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan ketergantungannya. Dalam
hal ini remaja dapat gagal mencapai kemandirian (Wright dan Leahey, 1984).
Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga merupakan pusat
perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri adalah
memfokuskan kembali hubungan perkawinan (Wilson, 1988). Banyak sekali pasangan
suami istri yang telah begitu terikat dengan tanggungjawab sebagai orangtua sehingga
perkawinan tidak lagi memainkan suatu peran utama dalam kehidupan mereka. Suami
biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah karena bekerja dan melanjutkan
4
kariernya, sementara itu, istrinya juga bekerja sementara itu, istrinya juga bekerja
sementara mencoba meneruskan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggungjawab
sebagai orangtua. Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energi untuk
hubungan perkawinan.
Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggungjawab terhadap diri
mereka sendiri, pasangan suami-istri meninggalkan rumah untuk meniti karier mereka
atau dapat menciptakan kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anak-anaknya telah
meninggalkan rumah (postparental). Mereka dapat mulai membangun fondasi untuk
tahap siklus kehidupan keluarga berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para
anggota keluarga, khususnya orangtua dan remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka.
Karena adanya kesenjangan antar generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya
merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Seringkali terdapat saling tolak menolak
antara orang tua dengan remaja menyangkut nilai dan gaya hidup. Orangtua yang berasal
dari keluarga dengan berbagai macam masalah terbukti seringkali menolak dan
memisahkan diri dari anak mereka yang tertua, sehingga mengurangi sauran-saluran
komunikasi terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya.
Mempertahankan etika dan standar moral keluarga merupakan tugas
perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun aturan-aturan
dalam keluarga perlu diubah, etika dan standar moral keluarga perlu tetap dipertahankan
oleh orangtua. Sementara remaja mencari nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka
sendiri, adalah sangat penting bagi orangtua untuk mempertahankan dan mengetatkan
prinsip-prinsip dan standar-standar mereka. Remaja sangat sensitif dengan
ketidakcocokkan antara apa dikatakan dengan apa yang dipraktikkan. Namun demikian,
orangtua dan anak-anak dapat belajar dari satu dan sama lain dalam masyarakat yang
majemuk dan berubah dengan cepat ini saat ini. Transformasi nilai dari kaum muda juga
mentransformasikan keluarga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana
5
mengembangkan transformasi nilai yang mempengaruhi setiap saat kehidupan keluarga
(Yankelowich, 1975).
Masalah-Masalah Kesehatan.
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan
tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasikan dan
dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat. Mulai
dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada
usia ini anggota keluarga yang dewasa merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai
bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini menerima
strategi-strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan-terutama
kecelakaan mobil-merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cidera
karena atletik juga umum terjadi.
Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang
tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang-bidang
perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat
terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orangtua dan kaum muda. Remaja
biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji kehamilan, penggunaan obat-
obatan, uji AIDS, keluarga berencana dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit
kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan
kesehatan tanpa izin orangtua. Bila orangtua diikutsertakan maka dilakukan wawancara
terpisah sebelum mereka dikumpulkan.
Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang dukungan dan bantuan untuk
memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orangtua. Konseling
langsung yang bersifat menunjang dan memulai rujukan ke sumber-sumber dalam
komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan
pelayanan lainnya mungkin diperlukan. Pendidikan promosi kesehatan umum juga
diindikasikan.
6
Kemungkinan diagnosa
 Resiko trauma
 Gangguan komunikasi verbal
 Koping individu tidak efektif
 Perubahan menjadi orang tua
 Perubahan proteksi
 Perubahan proses keluarga : Alkoholisme
Peran perawat
 Pendidik tentang faktor-faktor resiko terhadap kesehatan
 Pendidik dalam issu pemecahan masalah mengenai alkohol, merokok, diit dan
latihan
 Fasilitator tentang keterampilan-keterampilan interpersonal dengan remaja dan
orang tua
 Pendukung, konselor, perujukan langsung pada sumber-sumber kesehatan mental
 Konselor pada keluarga berencana
 Perujukan untuk penyakit hubungan seksual
 Peserta dalam organisasi komunitas pada pengendalian penyakit
7

More Related Content

Similar to REMAJA KELUARGA

lanjutan kep keluarga dvjdivdfbdbfbderer
lanjutan kep keluarga dvjdivdfbdbfbdererlanjutan kep keluarga dvjdivdfbdbfbderer
lanjutan kep keluarga dvjdivdfbdbfbdererMahruriSaputra
 
Askep keluarga tahap perkembangan 2.pptx
Askep keluarga tahap perkembangan 2.pptxAskep keluarga tahap perkembangan 2.pptx
Askep keluarga tahap perkembangan 2.pptxIksanKhoironi
 
3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptx3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptxOktaPutra9
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Nurul Hazanah
 
Tugas Pekembangan Keluarga jvsovnsdvnwovniwn
Tugas Pekembangan Keluarga jvsovnsdvnwovniwnTugas Pekembangan Keluarga jvsovnsdvnwovniwn
Tugas Pekembangan Keluarga jvsovnsdvnwovniwnMahruriSaputra
 
Ppt psikologi perkembangan smt 2
Ppt psikologi perkembangan smt 2Ppt psikologi perkembangan smt 2
Ppt psikologi perkembangan smt 2MufatikhaAzizah
 
Ppt psikologi perkembangan smt 2
Ppt psikologi perkembangan smt 2Ppt psikologi perkembangan smt 2
Ppt psikologi perkembangan smt 2RevaAldianSaputra
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaMiftah Ridho
 
materi keperawatan komunitas konsep keluarga
materi keperawatan komunitas konsep keluarga materi keperawatan komunitas konsep keluarga
materi keperawatan komunitas konsep keluarga ayu rahmadani
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaTerminal Purba
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnyaboy Guardiant
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaHaubibBro
 
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniEvaniaYafie
 

Similar to REMAJA KELUARGA (20)

Askep dewasa
Askep dewasaAskep dewasa
Askep dewasa
 
lanjutan kep keluarga dvjdivdfbdbfbderer
lanjutan kep keluarga dvjdivdfbdbfbdererlanjutan kep keluarga dvjdivdfbdbfbderer
lanjutan kep keluarga dvjdivdfbdbfbderer
 
Askep keluarga tahap perkembangan 2.pptx
Askep keluarga tahap perkembangan 2.pptxAskep keluarga tahap perkembangan 2.pptx
Askep keluarga tahap perkembangan 2.pptx
 
3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptx3. Perkembangan masa remaja.pptx
3. Perkembangan masa remaja.pptx
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
Paper Landasan Pendidikan: Landasan Psikologi dalam Pendidikan//Nurul Hasanah...
 
Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5
 
Tugas Pekembangan Keluarga jvsovnsdvnwovniwn
Tugas Pekembangan Keluarga jvsovnsdvnwovniwnTugas Pekembangan Keluarga jvsovnsdvnwovniwn
Tugas Pekembangan Keluarga jvsovnsdvnwovniwn
 
Tipe keluarga
Tipe keluargaTipe keluarga
Tipe keluarga
 
Ppt psikologi perkembangan smt 2
Ppt psikologi perkembangan smt 2Ppt psikologi perkembangan smt 2
Ppt psikologi perkembangan smt 2
 
Ppt psikologi perkembangan smt 2
Ppt psikologi perkembangan smt 2Ppt psikologi perkembangan smt 2
Ppt psikologi perkembangan smt 2
 
Tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remajaTugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan remaja
 
Masa dewasa dini penyesuaian pribadi dan sosial
Masa dewasa dini penyesuaian pribadi dan sosialMasa dewasa dini penyesuaian pribadi dan sosial
Masa dewasa dini penyesuaian pribadi dan sosial
 
materi keperawatan komunitas konsep keluarga
materi keperawatan komunitas konsep keluarga materi keperawatan komunitas konsep keluarga
materi keperawatan komunitas konsep keluarga
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 

More from warjoyo susilo

Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidwarjoyo susilo
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiwarjoyo susilo
 
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologisKTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologiswarjoyo susilo
 
KTI Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Normal
KTI Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas NormalKTI Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Normal
KTI Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Normalwarjoyo susilo
 
Kata pengantar, daftar isi protesio sisa plasenta
Kata pengantar, daftar isi protesio sisa plasentaKata pengantar, daftar isi protesio sisa plasenta
Kata pengantar, daftar isi protesio sisa plasentawarjoyo susilo
 

More from warjoyo susilo (14)

Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
Test fungsi hati
Test fungsi hatiTest fungsi hati
Test fungsi hati
 
Konsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologiKonsep dasar psikologi
Konsep dasar psikologi
 
Leaflet asma
Leaflet asmaLeaflet asma
Leaflet asma
 
Bab i bab ii
Bab i bab iiBab i bab ii
Bab i bab ii
 
Sap dbd
Sap dbdSap dbd
Sap dbd
 
SAP
SAPSAP
SAP
 
Sn
SnSn
Sn
 
Spesifikasi bisnis
Spesifikasi bisnisSpesifikasi bisnis
Spesifikasi bisnis
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Power point cbr
Power point cbrPower point cbr
Power point cbr
 
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologisKTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
KTI Asuhan Kebidanan Kehamilan fisiologis
 
KTI Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Normal
KTI Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas NormalKTI Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Normal
KTI Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas Normal
 
Kata pengantar, daftar isi protesio sisa plasenta
Kata pengantar, daftar isi protesio sisa plasentaKata pengantar, daftar isi protesio sisa plasenta
Kata pengantar, daftar isi protesio sisa plasenta
 

REMAJA KELUARGA

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK REMAJA Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak remaja. Tujuan Instruksional khusus : Mahasiswa mampu : 1. Menyebutkan definisi keluarga dengan anak remaja. 2. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja. 3. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga dengan anak remaja. 4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada keluarga dengan anak remaja. 5. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja. 6. Menjelaskan peran perawat pada keluarga dengan anak remaja. Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga 19 atau 20 tahun. Anak-anak lain dalam rumah biasanya masih dalam usia sekolah. Tujuan keluarga yang terlalu enteng pada tahap ini yang melonggarkan ikatan keluarga memungkinkan tanggungjawab dan kebebasan yang lebih besar bagi remaja dalam persiapan menjadi dewasa muda (Duvall, 1977). Preto (1988) dalam membahas tentang transformasi sistem keluarga dalam masa remaja, menguraikan metamorfosis keluarga yang terjadi. Metamorfosis ini meliputi “pergeseran yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi, dan sementara pergeseran ini pada awalnya ditandai dengan kematangan fisik remaja, pergeseran ini seringkali sejalan dan bertepatan dengan perubahan pada orangtua karena mereka 1
  • 2. memasuki pertengahan hidup dan dengan transformasi utama yang dihadapi oleh kakek nenek dalam usian tua” Tahap kehidupan keluarga ini mungkin yang paling sulit, atau sudah tentu yang paling banyak diperbincangkan dan ditulis (Kidwell et al, 1983). Keluarga Amerika dipengaruhi oleh tugas-tugas perkembangan remaja dan orangtua dan menciptakan konflik dan kekacauan yang luar biasa yang tidak bisa dihindarkan. Tugas perkembangan remaja menghendaki pergerakan dari ketergantungan dan kendali orangtua dan orang dewasa lainnya, melalui periode aktifitas dan pengaruh kelompok teman sebaya yang kokoh hingga saat menerima peran-peran orang dewasa (Adams, 1971). Tantangan utama dalam bekerja dengan keluarga dengan anak remaja bergerak sekitar perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis (Kidwell et al, 1983), serta konflik-konflik dan krisis yang berdasarkan perkembangan. Adams (1971) menguraikan tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian, yakni emansipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antar generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orangtua dan remaja). Peran, Tanggungjawab dan Masalah Orangtua. Tidak perlu dikatana bahwa orangtua mengasuh remaja merupakan tugas paling sulit saat ini. Namun demikian, orangtua perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas yang tidak masuk akan tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga mengalami proses “melepaskan.” Duvall (1977) juga mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang penting pada masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi matang dan mengatur diri mereka sendiri. Friedman (1957) juga mendefinisikan serupa bahwa tugas orangtua selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak. 2
  • 3. Ketika orangtua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka membentu pola untuk semacam penerimaan diri yang sama. Hubungan antara orangtua dan remaja seharusnya lebih mulus bila orangtua merasa produktif, puas dan dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri (Kidwell et al, 1983) dan orangtua/keluarga berfungsi secara fleksibel (Preto, 1988). Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan mereka bahwa kompleksitas kehidupan Amerika yang telah meningkat telah membuat peran orangtua tidak jelas. Orangtua merasa berkompetisi dengan berbagai kegiatan sosial dan institusi – mulai dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga berencana dan seks pranikah dan pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor lain menambah pengaruh mereka yang semakin berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan dan profesi, orangtua tidak lagi bisa membantu anak-anak mereka dengan rencana-rencana untuk bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu bagi remaja dan orangtua, selain ketidakmampuan banyak orangtua untuk mendiskusikan masalah- masalah pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan obat-obatan secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-naka mereka juga memberikan kontribusi pada masalah-masalah orangtua-remaja. Tabel 8. Tahap Siklus V Kehidupan Keluarga Inti dengan anak remaja danTugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga Keluarga dengan anak remaja 1. Menyeimbangkan kebebasan dan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri. 2. Memfokuskan kembali hubungan 3
  • 4. perkawinan. 3. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak. Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985) Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga. Tugas perkembangan yang utama dan pertama adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja matur dan semakin mandiri (Tabel 8). Orangtua harus mengubah hubungan mereka dengan remaja putri atau putranya secara progresif dari hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya ke arah suatu hubungan yang semakin mandiri. Pergeseran yang terjadi pada hubungan anak-orangtua ini salah satu hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan. Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua anggota keluarga, khususnya orangtua, harus membuat “perubahan sistem” utama yaitu, membentuk peran-peran dan norma-norma baru dan “membiarkan” remaja. Kidwell dan kawan-kawan (1983) meringkas perubahan yang diperlukan ini. “Secara paradoks, sistem (keluarga) yang dapat membiarkan anggotanya adalah sistem yang akan bertahan dan menghasilkan sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-generasi berikutnya”. Orangtua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, tidak membiarkan anak-anaknya, seringkali menemukan “revolusi” oleh remaja bila perpisahan berlangsung kemudian. Orangtua dapat juga mempercayai anak agar mandiri secara prematur, dengan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan ketergantungannya. Dalam hal ini remaja dapat gagal mencapai kemandirian (Wright dan Leahey, 1984). Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga merupakan pusat perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri adalah memfokuskan kembali hubungan perkawinan (Wilson, 1988). Banyak sekali pasangan suami istri yang telah begitu terikat dengan tanggungjawab sebagai orangtua sehingga perkawinan tidak lagi memainkan suatu peran utama dalam kehidupan mereka. Suami biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah karena bekerja dan melanjutkan 4
  • 5. kariernya, sementara itu, istrinya juga bekerja sementara itu, istrinya juga bekerja sementara mencoba meneruskan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggungjawab sebagai orangtua. Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energi untuk hubungan perkawinan. Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggungjawab terhadap diri mereka sendiri, pasangan suami-istri meninggalkan rumah untuk meniti karier mereka atau dapat menciptakan kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anak-anaknya telah meninggalkan rumah (postparental). Mereka dapat mulai membangun fondasi untuk tahap siklus kehidupan keluarga berikutnya. Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para anggota keluarga, khususnya orangtua dan remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka. Karena adanya kesenjangan antar generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Seringkali terdapat saling tolak menolak antara orang tua dengan remaja menyangkut nilai dan gaya hidup. Orangtua yang berasal dari keluarga dengan berbagai macam masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka yang tertua, sehingga mengurangi sauran-saluran komunikasi terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya. Mempertahankan etika dan standar moral keluarga merupakan tugas perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun aturan-aturan dalam keluarga perlu diubah, etika dan standar moral keluarga perlu tetap dipertahankan oleh orangtua. Sementara remaja mencari nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri, adalah sangat penting bagi orangtua untuk mempertahankan dan mengetatkan prinsip-prinsip dan standar-standar mereka. Remaja sangat sensitif dengan ketidakcocokkan antara apa dikatakan dengan apa yang dipraktikkan. Namun demikian, orangtua dan anak-anak dapat belajar dari satu dan sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah dengan cepat ini saat ini. Transformasi nilai dari kaum muda juga mentransformasikan keluarga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana 5
  • 6. mengembangkan transformasi nilai yang mempengaruhi setiap saat kehidupan keluarga (Yankelowich, 1975). Masalah-Masalah Kesehatan. Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasikan dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat. Mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini menerima strategi-strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan-terutama kecelakaan mobil-merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cidera karena atletik juga umum terjadi. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang-bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orangtua dan kaum muda. Remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji kehamilan, penggunaan obat- obatan, uji AIDS, keluarga berencana dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa izin orangtua. Bila orangtua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan. Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang dukungan dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orangtua. Konseling langsung yang bersifat menunjang dan memulai rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin diperlukan. Pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan. 6
  • 7. Kemungkinan diagnosa  Resiko trauma  Gangguan komunikasi verbal  Koping individu tidak efektif  Perubahan menjadi orang tua  Perubahan proteksi  Perubahan proses keluarga : Alkoholisme Peran perawat  Pendidik tentang faktor-faktor resiko terhadap kesehatan  Pendidik dalam issu pemecahan masalah mengenai alkohol, merokok, diit dan latihan  Fasilitator tentang keterampilan-keterampilan interpersonal dengan remaja dan orang tua  Pendukung, konselor, perujukan langsung pada sumber-sumber kesehatan mental  Konselor pada keluarga berencana  Perujukan untuk penyakit hubungan seksual  Peserta dalam organisasi komunitas pada pengendalian penyakit 7