Intervensi psikologi untuk anak kesulitan belajar yang dilakukan di Indonesia adalah Metode Intervensi Metakognitif Melani. Metode ini terbukti berhasil meningkatkan kesadaran diri dan kontrol diri siswa serta fungsi kognitifnya melalui tiga tahap pelatihan kognitif dan metakognitif. Penelitian selama 8 bulan menunjukkan peningkatan skor belajar siswa secara signifikan. Metode ini didasarkan pada pengamatan
1. Intervensi Psikologi Anak Kesulitan Belajar
Salah satu intervensi psikologis yang ada di Indonesia untuk anak kesulitan belajar adalah
dengan Melani’s Metacognitive Intervention. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan kepada 150
anak kesulitan belajar (Mix Method), intervensi ini telah terbukti berhasil seperti intervensi untuk
masalah recovery kesulitan belajar belajar. Intervensi metakognitif dapat meningkatkan
kesadaran diri sebagai kontrol diri untuk anak-anak untuk diri dan lingkungannya yang
berpengaruh terhadap fungsi kognitif (Barrow, 1990; Matlin, 2000; Freeman, 2005 dalam
Arnaldi, 2011a). Pelatihan dengan kondisi ini penting sebagai upaya untuk pemulihan kondisi
psikologi anak dan juga untuk melatih metode kognitif metakognitif function.Metode ini sangat
mudah untuk dilaksanakan, karena metode ini dekat dengan metode pembelajaran yang mereka
terima di sekolah. Intervensi ini dibagi menjadi 3 tahap, pertama adalah terapi dengan
menggunakan wawancara, saran, dan metafora. Kedua, dengan pelatihan kognitif. Fungsi dan
pelatihan dengan pelatihan memikirkan strategi untuk mencapai pengolahan informasi yang
optimal (William Pierce, 2003 dalam Arnaldi 2011a). Tujuan dari pelatihan adalah untuk
menciptakan anak dengan proses kognitif yang baik. Penelitian untuk kereta intensif 8 bulan
membuktikan bahwa skor anak di sekolah meningkat secara signifikan. (Arnaldi, 2011a).
Bagaimana metode ini bekerja adalah didasari dengan melihat dan mengamati bagaimana proses
kognitif pada anak. Latar belakang penentuan proses kognitif tersebut adalah didasari
pernyataan Smith dan Strick (1999 dalam Arnaldi, 2011) yang mengkategorikan anak-anak
dengan kesulitan belajar dengan short attention span, difficulty following directions, social
immaturity, difficult with conversation, inflexibility, poor planning and organizational skills,
absentmindedness, clumsiness, lack of impulse control. Masalah utama pada anak-anak dengan
kesulitan belajar yang disebabkan oleh kesulitan dalam fungsi kognitif, afektif masalah, dan
adaptasi perilaku. Tapi masalah utama adalah sulit untuk ditelusuri karena anak-anak dengan
belajar cacat ditemukan dalam kondisi sudah rumit. Penampilan dari kompleksitas terjadi karena
variabel laten yang sulit untuk diungkapkan terutama anak-anak dengan kognitif distorsi
(Melani, 2006 dalam Arnaldi, 2011b) yang. Dalam rangka untuk mengungkapkan tiga masalah
secara terpisah, peneliti merancang parameter yang mengacu pada asumsi bahwa fungsi kognitif
adalah kontrol dari tiga fungsi yang memiliki masalah (Riegler & Riegler, 2004 dalam Arnalddi,
2011) Parameter ini dikembangkan dari Taksonomi Bloom (Krathwol, 2001 dalam Arnaldi,
2011) yang digunakan dalam studi evaluasi. Peneleliti melakukan beberapa pengembangan dan
modifikasi untuk membuat parameter untuk mengamati tahap pembangunan kognitif manusia
yang digunakan sebagai pedoman untuk intervensi (Arnaldi, 2011).
Intervensi metakognitif dapat meningkatkan kesadaran diri sebagai kontrol diri untuk anak-anak
untuk diri mereka sendiri dan lingkungannya yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif
(Barrow, 1990; Matlin, 2000; Freeman, 2005 dalam Arnaldi, 2011b). Pelatihan metode
metakogitif dengan kondisi ini penting sebagai upaya untuk kondisi pemulihan psikologi anak
dan juga untuk melatih fungsi kognitif.
Kognitif proses Melani untuk anak-anak terdiri atas:
2. 1. Konsentrasi: Target peningkatan pemantauan diri dengan mempertahankan konsentrasi
dengan proses kontrol emosional dan kognitif, seperti koordinasi motorik, motivasi,
sikap, perhatian fokus, menjaga konsentrasi, membaca teknis, kecepatan membaca.
2. Memory: kemampuan untuk mempertahankan kosa kata dalam memori sebagai
mengenali dan mengingat.
3. Pemahaman: komunikasi dan interaksi sebagai interpretasi, menjelaskan, mencontohkan.
4. Pengendalian perilaku: meningkatkan kesadaran diri dan self regulation untuk
mengendalikan emosi dan perilaku dengan menjalankan danimplementasi.
5. Analisis: kemampuan untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif dengan
membedakan, detail deskripsi dan pengorganisasian.
6. Sintesis: kemampuan untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif dengan silogisme,
hipotesis dan ringkasan.
7. Evaluasi: kemampuan untuk memberikan nilai dalam pemecahan masalah dengan cek
dan kritis.
8. Kreativitas berpikir: fleksibilitas berpikir untuk mengatasi masalah dan adaptasi dalam
situasi nyata seperti alternatif, menghasilkan dan memproduksi (Arnaldi, 2011).
9. DAFTAR PUSTAKA
10. Arnaldi, Melani. (2011a).Effectivity method intervenes Melani’s metacognitive for
learning disability of children in Indonesia. Procedia Social and Behavioural Sciences,
29,164-169.