Dokumen tersebut membahas pentingnya menuntut ilmu bagi kehidupan manusia. Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim. Ilmu diperlukan untuk meraih kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Namun, kurangnya perbekalan ilmu dapat menyebabkan seseorang tersesat dan kehilangan arah.
4. Bekal Ilmu
اَمَّنِإ َونُمَلْعَي َ
َل َِينذَّال َو َونُمَلْعَي َِينذَّال يِوَتْسَي َْله ْلُق
ِباَبْلَ ْ
اْل واُل ْوُأ ُرَّكَذَتَي
Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal
(TQS. Az Zumar [39] : 9)
اتَجَرَد َمْلِعْال واُتوُأ َِينذَّال َو ْمُكنِم واُنَمآ َِينذَّال ُ َّ
اَّلل ِعَف ْرَي
يرِبَخ َونُلَمْعَت اَمِب ُ َّ
اَّلل َو
“niscaya Allah akan Mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa
yang kamu kerjakan” (TQS. Al Mujadilah [58 : 11]
ِ
رَط ِهِب ُهَل ُهللا َلَّهَس ،اًمْلِع ِهْيِف ُسِمَتْلَي اًقْي ِ
رَط َكَلَس ْنَم
ِةَّنَجْال ىَلِإ اًقْي
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
الدين في يفقهه خيرا به هللا يرد من
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan
ia dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5. Imam Asy Syafi’I berkata:
َمَو ِمْلِعِلاب ِهْيَلَعَف اَيْنُّدال َداَرَأ ْنَم
ِاب ِهْيَلَعَف َةَر ِاخآخ َداَرَأ ْن
ِمْلِعل
“Barangsiapa yang menginginkan
(kebahagiaan) dunia, maka hendaknya
dengan ilmu. Dan barangsiapa yang
menginginkan (kebahagiaan) akhirat,
maka hendaknya dengan ilmu.”
(Manaqib Asy Syafi’i, 2/139)
6. Mengenali Kesulitan
يِقَتْسُمْال َكَطا َر ِ
ص ْمُهَل َّنَدُعْقَ َ
ْل يِنَتْي َوْغَأ اَمِبَف َلاَق
ْنِم َو ْمِهِيدْيَأ ِْنيَب ْنِم ْمُهَّنَيِت َ
َل َّمُث َم
َخ
ْنَع َو ْمِهِفْل
َين ِ
رِكَاش ْمُه َرَثْكَأ ُد ِجَت َ
َل َو ۖ ْمِهِلِئاَمَش ْنَع َو ْمِهِناَمْيَأ
“Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat,
maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari
jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka
dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur.” [Al-A’râf/7:16-17]
Liberalisme : kehidupan yang serba bebas. Merasa berhak membuat hukum untuk
dirinya sendiri, standar kebenaran berdasarkan hawa nafsu
Ghazhul Fikr (Serangan Pemikiran) dari Barat : Gaya hidup
kapitalisme dan turunannya : sekularisme, liberalisme, hedonisme,
Sekularisme : pilih-pilih dalam melaksanakan ketaatan, hukum Allah seperti makanan
prasmanan, enggan belajar Islam secara kaffah rajin shalat dan ngaji TAPI terlibat
Riba
Hedonisme: hidup hura-hura, hanya mengejar kesenangan dunia
Kapitalisme ()الرأسمالية : hidup hanya untuk mengejar materi dan ketenaran
7. Akibat kurangnya perbekalan
banyak orang yang tersesat,
bahkan kehilangan arah
َو ْمُكَنْيَب رُخاَفَت َو َةني ِ
ز َو وْهَل َو بِعَل اَيْنُّدال ُةاَيَحْال اَمَّنَأ واُمَلْعا
ْوَ ْ
اْل َو ِلا َوْمَ ْ
اْل يِف رُثاَكَت
َجْعَأ ْثيَغ ِلَثَمَك ِد َ
َل
َارَّفُكْال َب
َع ِة َر ِخ ْ
اَل يِف َو اًماَطُح ُونُكَي َّمُث اًّرَفْصُم ُها َرَتَف ُجيِهَي َّمُث ُهُتاَبَن
َو ِ َّ
اَّلل َنِم ة َرِفْغَم َو ِيددَش ابَذ
َيَحْال اَم َو ان َْوض ِ
ر
اَيْنُّدال ُةا
ِ
ورُرُغْال ُعاَتَم َّ
َلِإ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini
hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu”
(QS. al-Hadîd [57]: 20).
8. Membentengi diri agar tidak terbawa arus
merusak
Mengarungi perjalanan panjang
dalam MENUNTUT ILMU
Lalu kita harus apa?
Agar istiqamah dalam ketaatan
9. Belajar Islam harus punya guru
Meneladani Rasulullas Saw.
dalam mendidik para sahabatnya
Cukupkah dengan
mendengarkan kajian2 Islam?
Mengkaji Islam secara rutin
Metode belajar dalam Islam: Talaqqi dan
mulazamah
SABAR dalam belajar, jangan terburu-buru
10. 1. Tahap Kesombongan
Tahapan dalam menuntut
ilmu menurut Umar bin
Khattab
3. Tahap Tidak Tahu Apa-Apa
2. Tahap Tawadhu
12. Kita sering keliru
ILMU
Untuk kepentingan sendiri yang
berhubungan dengan sang Khaliq
TSAQOFAH
FARDHU ‘AIN
(ttg ibadah mahdoh dan
syariat lainnya)
Untuk kepentingan umum
ILMU
FARDHU KIFAYAH
(Kedokteran, pertanian,
matematika, dll)
13. ْذِإ َدْعَب اَنَب ْوُلُق ْغ ِ
زُت َْل اَنَّبَر
َل ْنِم اَنَل ْبَهَو اَنَتْيَدَه
َكْنُد
ُابَّهَوْلا َتْنَأ َكَّنِإ ًةَمْحَر
“Wahai Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada
kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah
kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau-lah Maha
Pemberi (karunia).”
ىِبْلَق ْتِبَث ِبوُلُقْلا َبِلَقُم اَي
َكِنيِد ىَلَع
“Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami di
atas agamaMu.”