Paragraf pertama menjelaskan bahwa parasimpatomimetika atau kolinergika adalah zat yang meniru stimulasi sistem parasimpatis dengan melepaskan asetilkolin, neurohormon utama sistem tersebut. Sistem parasimpatis berperan dalam mengumpulkan energi dan menghambat penggunaannya. Stimulasi sistem ini menimbulkan efek seperti istirahat dan tidur.
2. Kelompok 1 Batch A
1. AULIA AMALA
2. ANDI NABILA AFIFAH SYAHIM
3. MUH. AGUNG GUMEL
4. AMELIA ARIMDANY ARIFIN
5. ANDI NURUL A’YUNI MUTMAINNAH
6. ZAHRA ZESYA HADJU
7. RISKY MELANY PUTRI
8. QANITA TRIANI QUARA
3. Kolenergika atau parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang
dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi Susunan
Parasimpatis (SP), karena melepaskan neurohormon asetilkolin (ACh)
diujung-ujung neuronnya. Tugas utama SP adalah mengumpulkan
energi dari makanan dan menghambat penggunaannya, singkatnya
berfungsi asimilasi. Bila neuron SP dirangsang, timbullah sejumlah
efek yang menyerupai keadaan istirahat dan tidur.
Pengertian
4. Pemberian senyawa kholinergik pada mencit akan menaikkan
sekresi cairan tubuh terutama sekresi saliva, senyawa
antikholinergik yang mempnyai efek yang berlawanan akan
menekan efek kholinergik. Obat kholinergik disebut juga
parasimpatominetik, berarti obat yang kerjanya serupa
perangsangan saraf parasimpatis
5. a. Parasimpatomimetik atau kolinergik, yaitu obat yang
meniru perangsangan dari saraf parasimpatik oleh asetilkolin,
contohnya pilokarpin dan phisostigmin
b. Parasimpatolitik atau antikolinergik, yaitu obat yang
meniru bila saraf parasimpatik ditekan atau melawan efek
kolinergik, contohnya alkaloida belladonna (atropine)
OBAT SARAF PARASIMPATIK TERBAGI 2 YAITU :
6. Atropine adalah alkaloid belladonna yang mempunyai afinitas kuat
terhadap reseptor muskarinik. Obat ini bekerja kompetitif antagonis
dengan Ach untukmenempati kolinoreseptor. Umumnya masa kerja obat
ini sekitar 4 jam. Terkecuali, pada pemberian sebagai tetets mata, masa
kerjanya menjadi lama bahkan sampai beberapa hari
ATROPINE
7. MEKANISME KERJA ATROPIN
WHO merekomendasikan atropin, sebagai obat preoperatif pada prosedur
bedah umum, atas dasar mekanisme kerja atropin, yaitu menginhibisi
sekresi saliva dan bronkial selama berjalannya anestesi ketamin, atau
eter, juga untuk menginhibisi bradikardia, dan hipotensi, sebagai akibat
stimulasi vagal yang berlebihan.
8. URETAN
Istilah uretan sering dipakai untuk menunjukan etil karbamat saja,
sedangkan untuk ester-ester asam karbamat lain dinamakan secara
sistematik kimia organic, misla propil uretan dinamakan etil propil
karbamat. Uretna (etil karbamat) berupa Kristal putih , titik leleh 490 –
500 C dn titik didih 1820-1840 C mudah menyblim dan higroskopis.
Dapat dibuat secara sintesa dengan berbagai cara. Digunakan dalam
berbagai pengobatan. Turunan-turunan uretan digunakan dalam
pembuatan plastic, baik sebagai monomer, komonomer ataupun sebaga
pemelastik.
9. uretan juga banyak digunakan dalam pengobatan multiple myeloma.
Namun, aplikasi ini berakhir ketika ditemukan bersifat
karsinogenik.Senyawa ini masih sering digunakan sampai sekarang
sebagai anestesi pada hewan percobaan, atau sebagai pelarut dan
kosolven untuk pestisida dan fumigan. Ini juga merupakan perantara
untuk banyak produk farmasi.
10. ALKALOID PILOKARPIN
Alkaloid pilokarpin adalah suatu amin tersier yang stabil terhadap
hidrolisis oleh asetilkolinesterase. Pilokarpin termasuk obat yang lemah
disbanding dengan asetilkolin danturunanya. Aktivitas utamanya adalah
muskarinik dan digunakan untuk oftalmologi. Efek samping
perangsangan keringat dan salvias yang berlebihan. Pilokarpin juga dapat
masuk ke SSP dan menimbulkan gangguan SSP.
11. Sementara untuk bentuk sediaan Pilocarpine tablet digunakan untuk
mengobati gejala mulut kering akibat penyakit kekebalan tertentu
(sindrom Sjogren) atau dari kerusakan kelenjar air liur akibat pengobatan
radiasi pada kepala/leher untuk kanker.
12. CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik.
THANKSYOU