5. 3. Taqrir Beliau mendiamkan, tidak melarang
contoh : Khalid bin Walid menjamu Rasul
dan sahabat-sahabat dengan daging dhab.
Nabi tidak memakan tapi sahabat tidak
dilarang / mendiamkan (R. Bukhari
Muslim)
6. 4. Sifat-sifat Nabi
Rasul itu sebaik-baiknya manusia, mengenai
parasnya dan bentuk tubuhnya, tidak
jangkung dan tidak pendek (dari Anas R.
Bukhari Muslim)
7. 5. Himmah (hasrat) yang belum sempat direalisir,
misalnya hasrat beliau untuk berpuasa pada
tanggal 9 Asyuro seperti yang diriwayatkan oleh
Ibnu Abbas Ra.
“sewaktu Rasulullah SAW berpuasa pada hari
Asyuro dan memerintahkan untuk berpuasa, para
sahabat menghadap kepada Nabi, mereka berkata
: Ya Rasulullah bahwa hari ini adalah yang
diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani. Sahut
Rasulullah Tahun yang akan datang insya Allah
aku akan berpuasa tanggal 9.”(HR Muslim dan
Abu Dawud)
8. Al-Quran menjadi sumber hukum yang
pertama dan hadits menjadi sumber hukum
yang kedua sesudah Al-Quran.
9. Fungsi Hadits :
Menetapkan dan memperkuat hukum-hukum
yang telah ditetapkan oleh Al-Quran. Maka dalam
hal ini kedua-duanya bersama-sama menjadi
sumber hukum.
Contohnya :
dalam Al-Quran Allah mengharamkan saksi palsu
jauhilah perkataan dusta (QS. Al-Haj : 30)
dalam hadits, Nabi SAW bersabda sebesar-besar
dosa yaitu : musyrik kepada Allah, menyakiti
kedua orang tua, dan berkata/bersaksi palsu (HR
Bukhari Muslim)
10. 2. Memberikan perincian dan penafsiran ayat-
ayat Al-Quran yang masih Mujmal,
memberikan Taqyid ayat-ayat Al-Quran yang
masih mutlak, dan memberikan takhshis
(penentuan khusus) ayat-ayat Al-Quran yang
masih umum, misalnya perintah mengerjakan
shalat, membayar zakat dan menunaikan Hajji
di dalam Al-Quran tidak dijelaskan jumlah
rakaat dan bagaimanacara melakukan shalat,
tidak diperinci nishab-nishab zakat dan tidak
dipaparkan cara-cara melakukan ibadah Hajji,
tetapi semuanya itu telah diterangkan sejelas-
jelasnya oleh Hadits.
11. Contohnya : dalam Al-Quran mengharamkan bangkai dan
darah (QS. Al-Maidah : 3), kemudian hadits menTaqyidkan
kemutlakannya dan menTakhshiskan keharamannya,
dalam hadits dihalalkan dua bangkai dan dua macam
darah, yaitu bangkai ikan air dan bangkai belalang.
Menghalalkan dua macam darah yaitu, hati dan limpa (HR
Ibnu Majah dan Hakim)
12. 3. hadits menetapkan hukum yang tidak didapati
dalam Al-Quran, misalnya larangan berpoligami
bagi seorang terhadap seorang wanita dengan
bibinya, seperti sabdanya tidak boleh
seseorang mengumpulkan (memadu) seorang
wanita dengan ‘ammah (saudari bapak) nya dan
seorang wanita dengan khalal (saudari ibu) nya.
(HR Bukhari Muslim)
contoh lain : Rasulullah melarang menikah dengan
seseorang karena sepersusuan sebagaimana Allah
telah mengharamkannya karena senasab.
13. 1. Pada masa Rasulullah
Beliau memerintahkan kepada para sahabat
terutama yang bisa menulis untuk mencurahkan
perhatiannya kepada Al-Quran saja
Larangan menulis Hadits
Beliau melarang keras kepada para sahabat yang
menulis Al-Hadits dengan sabdanya.
“Jangan kamu tulis sesuatu yang telah kamu terima
dariku selain Al-Quran”
14. Beliau meminta kepada para sahabat ; selain Al-Quran
supaya diceritakan dari lisan ke lisan, dan memberi
ultimatum kepada seseorang yang membuat riwayat palsu.
Larangan Nabi untuk menulis Hadits atau riwayat itu
dikarenakan khawatir wahyu Al-Quran tercampur dengan
wahyu Hadits terutama generasi yang tidak mengalami
tanzilnya Al-Quran.
15. Perintah menulis Hadits
Larangan tersibut bersifat umum, namun secara
khusus Nabi mengizinkan sahabat tertentu untuk
menulis hadits sebagai catatan pribadi. Terutama
sahabat yang dipandang oleh Rasulullah tidak
mungkin mencampur adukkan Al-Quran dan Al-
Hadits seperti Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra. (7
sebelum hijrah – 65 H)
Dia penulis riwayat pertama yang selalu mengikuti
Rasulullah meliput segala peristiwa yang berhubungan
dengan kegiatan Rasul, kalau sekarang sebagai
jurnalis.
16. 2. Hadits pada Masa Khulafaur Rasyidin
Abu Bakar dan Umar bin Khaththab keduanya
menganjurkan kepada para sahabat untuk
mengutamakan penyiaran Al-Quran, bahkan Umar
melarang memperbanyak riwayat (hadits), hal ini bisa
dimaklumi karena masyarakat belum seluruhnya
mengenal Al-Quran sebagai dasar syari’at yang
pertama.
17. 2. Pada Masa Utsman bin ‘Affan
Perkembangan Hadits pada masa khalifah Utsman bin
‘Affan mulai berkembang dan mendapat perhatian
yang serius dalam mencari dan mengumpulkan hadits.
Para sahabat kecil dan tabi’in mengumpulkan hadits
dengan mendatangi sahabat besar yang mulai
berkurang karena wafat dan pindah ke daerah yang
jauh.
18. Contoh :
sahabat Abu Ayyub Al Anshari pergi ke Mesir
menemui sahabat ‘Ukbah bin ‘Amir untuk
menanyakan sebuah hadits yang berbunyi :
“Barang siapa yang menutupi kesulitan seorang
muslim di dunia, Allah akan menutupi kesulitannya
pada hari kiamat”
19. 1. Klasifikasi Hadits ditinjau dari banyak sedikitnya
Rowy.
Hadits Mutawatir
Berita hasil tanggapan panca indra yang
diriwayatkan oleh sejumlah besar Rowy yang tidak
mungkin sepakat dusta.
20. Shb s – 20
Tbin s – 20
TTbin s – 20
Imam Bukhari
21. Hadits Ahad
Suatu hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat
Hadits Mutawatir.
Macamnya Hadits Ahad :
a. Hadits Masyhur
Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang perowi atau
lebih, akan tetapi belum mencapai derajad mutawatir.
22. 2. Hadits Aziz
Hadits yang diriwayatkan oleh dua orang walaupun
dalam satu Thobaqot
3. Hadits Gharib
Hadits yang dalam sanadnya terdapat seorang yang
menyendiri dalam meriwayatkan.
23. 2. Klasifikasi Hadits ditinjau dari Kwalitas Hadits
Hadits Ahad yang diriwayatkan oleh Rowy
jumlahnya tidak mencapai derajad Mutawatir
Hadits Ahad memberi pengertian dhonny (prasangka)
mewajibkan untuk diteliti dicari cacad-cacadnya.
24. Hasil penelitiannya sebagai berikut :
1. Hadits Shohih yaitu hadits yang ddiriwayatkan oleh
Rawy yang adil, dhobit (cerdas) sanadnya bersambung
tidak ada illat dan tidak janggal.
Macamnya :
Shohih Lidzatihi
Shohih Lighoirihi
2. Hadits Hasan yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
Rowy yang adil, kurang dhobit, bersambung sanadnya
tidak ada illat dan tidak janggal.
25. Hadits Qudsy
Yang disebut hadits Qudsy atau Hadits Rabbani atau
Hadits Illahi yaitu sesuatu yang dikhabarkan Allah
Ta’ala kepada Nabinya dengan melalui ilham atau
mimpi yang kemudian Nabi menyampaikan makna
dari ilham atau mimpi tersebut dengan ungkapan kata
beliau sendiri.
26. Perbedaan Hadits Qudsy dan Hadits Nabawi.
Hadits Qudsy biasanya ciri-cirinya biasa dibubuhi kalimat
sbb :
Qalallahu Ta’ala…..
qoulullahu Ta’ala…
Fima yarwihi tabaroka wa Ta’ala….