Dinasti Abbasiyah berdiri setelah mengalahkan Dinasti Umayyah. Mereka mendirikan pemerintahan teokrasi dan membangun kemajuan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya seperti perdagangan internasional, pertanian, industri, dan penggunaan mata uang. Masa Abbasiyah di bagi menjadi empat periode berdasarkan perubahan politik.
2. LATAR BELAKANG BERDIRINYA
DINASTI ABBASIYAH
Dinasti ini dinisbatkan
kepada nama paman
Nabi Muhammad SAW
yaitu Abbas bin Abdul
Muthallib
Pendirinya bernama Abdulla
yang dikenal dengan
nama Al-Saffah.
3. Dinasti Abbasiyah berdiri dengan
kemenangan penaklukan dari peperangan
melawan Bani Umayyah dan pemikiran
yang menyebutkan bahwa kekhalifahan
yang benar adalah berkuasanya Bani
Hasyim, yang sejalur dengan Nabi
Muhammad SAW secara garis keturunan.
4. “ Innama ana sulthan Allah fi
ardhihi”(Sesungguhnya saya adalah
kekuasaan Allah di bumi-Nya)
Ketika baru berkuasa dinasti ini menyebut dirinya
dengan pengusung sejati system kekhalifahan yaitu
Negara teokrasi yang menggantikan pemerintahan
sekuler yang diterpakan Dinasti Umayyah.
5. Di kota Humaimah bermukim keluarga
Abbasiyah, salah seorang pimpinannya
bernama Al-imam Muhammad bin Ali yang
merupakan peletak dasar-dasar bagi berdirinya
dinasti Abbasiyah.Para penerang Abbasiyah
berjumlah 150 orang di bawah para
pimpinannya yang berjumlah 12 orang dan
puncak pimpinannya adalah Muhammad bin
Ali.
6. Masa Abbasiyah 1
yaitu semenjak lahirnya
Daulah Abbasiyah tahun 132
H
( 750 M) sampai
meninggalnya khaliffah Al-
Watsiq 232 H ( 847 M ).
Masa Abbasiyah 1
yaitu semenjak lahirnya
Daulah Abbasiyah tahun 132
H
( 750 M) sampai
meninggalnya khaliffah Al-
Watsiq 232 H ( 847 M ).
Khalifah di masa ini :
Masa peletakan dan
penguatan dasar-dasar
pemerintahan, serta
masa masa kejayaan
Dinasti Abbasiyah
Al-Mahdi (775-785
M)
Al- Hadi (785-786
M)
Harun Al-Rasyid (786-809
M)
Al-Ma’mun (813-833
Al-Mu’tashim (833-842
M)
Al-Wasiq (842-847
M),
Masa Pemerintahan Dinasti
Abbasiyah
11. Kemajuan yang dicapai di bidang
Ekonomi
1. Perdagangan
Perniagaan tetap menjadi perhatian yang besar, baik dari penguasa Umawiyah maupun
Abbasiyah lebih menggondol bangsa Arab dalam memegang sentral kekuatan ekonomi
negara, termasuk dalam perdagangan. Sementara pemerintah Abbasiyah lebih egaliter
dan equal sifatnya, sehingga golongan muslim manapun bisa ikut andil dalam memegang
kendali perdagangan, tanpa mengalami kesulitan dalam hal birokrasi. Sumur-sumur dan
terminal tempat peristirahatan para kapilah dagang yang Menempuh rute daratan, kian
diperbanyak jumlahnya, demikian juga menara-menara pengontrol. Bagi yang
menggunakan rute laut penguasa Abbasiyah menambah jumlah armada lautnya. Kecuali
untuk pengamanan pelabuhan-pelabuhan dagang juga untuk mengawal dan
mengamankan kapal-kapal yang mengarungi lautan dari gangguan para perampok.
Perhatian ini sangat memberi pengaruh besar bagi perkembangan perniagaan muslim
yang berskala lokal maupun Internasional. Tidak heran jika masyarakat Eropa pada saat
itu menjuluki para pedagang muslim Dengan raja-raja dari timur, Dari Baghdad dan
pusat-pusat perdagangan Islam lainnya para pedagang muslim mengirim barang-barang
melalui samudera ke timur jauh. Eropa dan Afrika, seperti hasil-hasil industri perhiasan,
kaca logam, Mutiara dan rempah-rempah. Mata uang arab (Daulah Abbasiyah)
yang beberapa dasa warsa terakhir ini ditemukan para arkeologi di daerah utara sampai
Rusia, Finlandia, Jerman dan Swedia, membuktikan bahwa kegiatan kaum muslimin dari
zaman ini dan zaman berikutnya meliputi seluruh dunia.
12. Kemajuan yang dicapai di bidang
Ekonomi
2. Rute Perdagangan Internasional
Luas wilayah kerajaan yang tingginya tingkat peradaban yang dicapai baik dalam bidang
industri maupun pertanian memaksa diadakan suatu perdagangan Internasional yang
lebih luas. Berikut rute-rute penting yang dilalui para saudagar pada kegiatan
niaga pada masa dinasti Abbasiyah.
1. Dari barat ke timur via Mesir, memakai rute ini Kebanyakan para pedagang Yahudi
yang menjadi mitra usaha saudagar muslim dan Irak. Di istahan mereka mempunyai
perkampungan dagang yang disebut Havi Yahudi (lorong Yahudi)
2. Dari Eropa ke Timur Via Antiokh terus
ke Baghdad melalui sungai efrat, kemudian teluk Persi, Yaman, India dan China
3. Dari utara Rusia ke timur melalui laut Kaspia kemudian ke Marx, Balk, Bukhara,
Samarkhand, Transoxiana, dan China
Selain itu ada juga jalur darat yang bisa ditempuh dari Andalusia sampai ke China.
13. Kemajuan yang dicapai di bidang
Ekonomi
3.Pertanian
Perdagangan tidak mungkin mencapai kepesatan yang luar biasa jika tidak ditopang oleh
kegiatan pertanian dan Perindustrian yang mapan. bidang pertanian mengalami
perkembangan pesat, karena di samping ibu kota terletak di daerah sangat subur (diapit
oleh sungai Efrat dan Tigris), para penguasa memberi kekebasan kepada penduduk
setempat untuk mengolah lahan pertanian mereka, tanpa tekanan-tekanan yang bersifat
diskriminatif (membeda-bedakan) Sekolah-sekolah pertanian dibuka untuk menganalisis
sifat-sifat tanah dan tanaman yang cocok untuk ditanam di atas jenis tanah dan iklim
yang beraneka, sebuah karya penting tentang ilmu pengolahan tanah dan tanaman ditulis
di Irak oleh seorang insinyur, Ibn Washiyyah dalam buku yang
dinamakan kitab Al-Filalah al Nabatiyyah (291 H/904 M) yang isinya merupakan hasil
riset dan perpaduan antara ilmu tradisional dengan ajaran-ajaran yang termaktub dalam
filsafat-filsafat kuno. Wilayah Spanyol yang sangat subur tidak disia-siakan kaum
muslimin. Gandum merupakan makanan pokok hampir seluruh kaum muslimin saat itu
diperkebunan sayur-mayur, tumbuhan polong dan beraneka ragam makanan rambat
serta rempah-rempah melimpah ruah. Di wilayah-wilayah selain sayuran, kaum muslimin
menanam seluruh jenis buah-buahan yang terdapat di Mediterania, sementara di daerah
pinggiran gurun, ditanami pohon kurma yang menjadi makanan pokok penduduk miskin
saat itu. Pertanian merupakan sumber terpenting kerajaan Abbasiyah dan petani
merupakan mayoritas penduduk yang mendiami seluruh wilayah kekuasaan
14. Kemajuan Bidang Sosial
masyarakat Abbasiyah terbagi
dalam 2 kelompok besar,
kelas khusus dan kelas
umum. Kelas khusus terdiri
dari khalifah, keluarga
khalifah (Bani Hasyim) para
pembesar negara (Menteri,
gubernur dan panglima).
Kaum bangsawan non Bani
Hasyim (Quraisy) pada
umumnya. Dan para petugas
khusus, tentara dan
pembantu Istana. Sedangkan
kelas umum terdiri dari para
seniman, ulama, pujangga
fukoha, saudagar dan
penguasa buruh dan petani.
terjadinya proses
akulturasi dan
asimilasi masyarakat.
Keadaan sosial
masyarakat yang
majemuk itu
membawa dampak
positif dalam
perkembangan dan
kemajuan peradaban
Islam pada masa ini.
15. Kemajuan yang dicapai di bidang
Ekonomi
4. Industri
1. Industri gelas dan tembikar 2. Industri tekstil dan tenun terdapat di Myat, Kabul,
Transoxiana, Maroko Andalus, Merx dan Mesir mosul sejak awal terkenal dengan
pembuatan permadani yang khas, sedangkan kain kepala dari sutra yang hingga kini
dikenal dengan sebutan kufiah, Damaskus terkenal dengan pembuatan kain Dumas yang
disulami dengan benang emas dan kain-kain tirai yang dibuat dari
pintalan sutra. 3. Kertas telah lama dikenal orang di Cina. Ketika Samarkhand
ditaklukkan kaum muslimin (704 M), di kota ini terdapat pabrik kertas tulis yang
diproduksinya sangat halus dan bagus, pada akhir ke 8 M.Baghdad telah memiliki pabrik
kertas tersendiri. Dari kaum muslimin di Spanyol bangsa Eropa mengenal kertas abad ke
12 dan 13 M. 4. Industri pertimbangan, penggalian perak, kuningan, timah, dan besi
terdapat didaerah Afrika dan Andalus.
5. Penggilingan gula tebu menyebar di sebelah barat daya Persia, Basrah, dan Tusthat,
begitu juga pengolahan minyak jaitun yang menjadi pelezat makanan terdapat di Andalus
Maroko
dan Mesir.
6. Selain jenis industri yang tercantum di muka dinasti Abbasiyah menggalakan industri
pembuatan lilin, sabun kerajinan kulit, galangan kapal perang dan lain-lain.
16. Kemajuan yang dicapai di bidang
Ekonomi
5. Penggunaan mata uang (sikka)
Sejak masa Rasulullah, mata uang telah digunakan kaum muslimin sebagai salah satu
bentuk pembayaran pajak, tetapi mereka masih menggunakan mata uang romawi dan
Persia, dinar dan dirham, Umar bin Khatab ketika menjabat khalifah mulai mencetak
uang yang berciri khas Islam tetapi bentuknya masih seperti mata uang Kisra (Persia). Di
dalam koin tersebut hanya ditambah lafadz Alhamdulillah, bahkan tercantum namanya
sendiri Umar di Mekkah. Abdullah bin Zubair mencetak uang sendiri uang dirham bulat
dengan lafadz Abdullah Muhammad Rasulullah dan Amarallah biladli wal wafa. Barulah
pada masa dinasti Abbasiyah tepatnya pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan (65-
96), mata uang dicetak dengan bahan perak (disebut dirham) dan bahan emas (dinar)
bertuliskan la ilaha illahau wahdah la syarikalah, atau surat al-ikhlas dan ayat-ayat
tertentu dari al-Qur'an. Di sisi lain tertulis tempat dan tahun percetakan. Mata uang
Islam segera disebarkan ke wilayah-wilayah Islam diberbagai pelosok. Sejak itu mata
uang Persia atau romawi tidak lagi dipergunakan, khalifah Abdul Malik sangat ketat
dalam penggunaan mata uang, ia mengancam dengan hukuman mati bagi seseorang
muslim yang tidak menggunakan mata uang Islam sebagai sarana jual beli.
17. Bidang Ilmu Pengetahuan
diberikan fasilitas berupa
materi atau finansial dan
tempat untuk terus
melakukan berbagai kajian
ilmu pengetahuan malalui
bahan-bahan rujukan yang
pernah ditulis atau dikaji
oleh masyarakat
sebelumnya. Kebijakan
tersebut ternyata membawa
dampak yang sangat positif
bagi perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan
dan sains yang membawa
harum dinasti ini. (Bait Al-
Hikmah)
Diantara ilmuwan yang ada :
Al Kindi ( 185-260 H/ 801-873
M)
Abu Nasr al-faraby, ( 258-339
H / 870-950 M )
Muhammad bin Ishaq ( w. 152
H / 768 M ) dll
Sastrawan yang lahir di zaman
ini:
Abu Nawas
Abu Athahiyah
Al Mutanabby
Dalam bidang seni musik pun
lahir tokoh :
Yunus bin Sulaiman
Khalil bin Ahmad
Al farabi dll
18. Sebab-sebab hancurnya Dinasti Abbasiyah
Faktor Ekstrnal :
1. Perang salib
Kekalahan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang dari pasukan Alp Arselan
yanag hanya berkekuatan 15.000 prajurit telah menanamkan benih permusuhan dan
kebencian orang-orang kristen terhadap ummat Islam, Setelah melakukan peperangan
antara tahun 1097-1124 M mereka berhasil menguasai Nicea, Edessa, Baitul Maqdis,
Akka, Tripoli dan kota Tyre
2. Serangan Mongolia
Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah. Sebuah kawasan
terjauh di China. Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan oleh Jenghis
Khan (603-624 H)
Mereka menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya. Pembunuhan berlangsung
selama 40 hari dengan jumlah korban sekitar dua juta orang.Perlu juga disebutkan disini
peran busuk yang dimainkan oleh seorang Syi’ah Rafidhah yaitu Ibn ’Alqami, menteri al-
Mu’tashim, yang bekerjasama dengan orang-orang Mongolia dan membantu pekerjaan-
pekerjaan mereka.
19. Sebab sebab runtuhnya Bani Abbasiyah
Faktor Internal:
1. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan
Perlakuan bani Abbasiyah kepada orang-orang Arab merupakan salah satu pemicu
terjadinya ketidakpuasan, merka(orangArab) menganggap bahwa mereka lebih mulia dari
bangsa lain, maka ketika bani Abbas menyamaratakan perlakuan kepada mereka dari
bangsa yang bukan Arab terjadilah konflik sosial yang mengakibatkan pengkhianatan
hingga banni Abbas hancur.
2. Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil Yang Memerdekakan
Diri
Dinasti yang lahir dan memisahkan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa khilafah Abbasiyah, di antaranya
adalah:
a) Yang berkembasaan Persia: Thahiriyyah di Khurasan (205-259 H), Shafariyah di Fars (254-290 H),
Samaniyah di Transoxania (261-389 H), Sajiyyah di Azerbaijan (266-318 H), Buwaihiyyah, bahkan menguasai
Baghdad (320-447).
b) Yang berbangsa Turki: Thuluniyah di Mesir (254-292 H), Ikhsyidiyah di Turkistan (320-560 H),
Ghaznawiyah di Afganistan (352-585 H), Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya
c) Yang berbangsa Kurdi: al-Barzukani (348-406 H), Abu Ali (380-489 H), Ayubiyah (564-648 H).
d) Yang berbangsa Arab: Idrisiyyah di Marokko (172-375 h), Aghlabiyyah di Tunisia (18-289 H), Dulafiyah di
Kurdistan (210-285 H), Alawiyah di Tabaristan (250-316 H), Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil (317-394 H),
Mazyadiyyah di Hillah (403-545 H), Ukailiyyah di Maushil (386-489 H), Mirdasiyyah di Aleppo 414-472 H).
e) Yang Mengaku sebagai Khalifah : Umawiyah di Spanyol dan Fatimiyah di Mesir.
20. Sebab-sebab runtuhnya bani Abbas
• 3. Kemerosotan Perekonomian
• . menurunnya pendapatan negara itu disebabkan oleh makin menyempitnya wilayah
kekuasaan, banyaknya terjadi kerusuhan yang mengganggu perekonomian rakyat.
diperingannya pajak dan banyaknya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan
tidak lagi membayar upeti. sedangkan pengeluaran membengkak antara lain disebabkan
oleh kehidupan para khalifah dan pejabat semakin mewah. jenis pengeluaran makin
beragam dan para pejabat melakukan korupsi.kondisi politik yang tidak stabil
menyebabkan perekonomian negara morat-marit. sebaliknya, kondisi ekonomi yang
buruk memperlemah kekuatan politik dinasti abbasiyah kedua, faktor ini saling berkaitan
dan tak terpisahkan.
4. Munculnya Aliran-Aliran Sesat dan Fanatisme Keagamaan
munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan zindiq ini menggoda rasa keimanan
para khalifah.adalah khalifah al-manshur yang berusaha keras memberantasnya, beliau
juga memerangi khawarij yang mendirikan negara shafariyah di Sajalmasah pada tahun
140 h, itulah yang menjadi faktor kehancuran Abbasiyah, yang kemudian tidak terlihat
bahkan sedikitpun dari peradaban yang sangat megah itu. Wallahua’lam
21. Kesimpulan
Muslim patut bangga dengan pernah adanya
peradaban yang sanggup mempengaruhi peradaban-
peradaban lain di dunia. Namun muslim yang baik
adalah muslim yang sanggup mengambil pelajaran
dan menjadikanya tolak ukur untuk memberikan
yang terbaik buat bangsa, negara, dan agamanya
137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah,
Karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang mendustakan.
22. Daftar Pustaka
Yatim,BadriDr.M.A.SejarahPeradabanIslam.RajawaliPers.Jakarta.2011
Hitti .K.Phillip ,History the Arabs, Macmillan, London , 1970.
Watt.W. Montgomery, Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalias,
Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta,1990
Syalabi A, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Pustaka Alhusna, Jakarta.1983
http://politik132.blogspot.com/2013/03/sejarah-berdirinya-dinasti-
abbasiyah.html