Tugas ini membahas tentang phylum Porifera yang merupakan hewan spons. Porifera memiliki tubuh berpori dan tidak memiliki organ. Terdapat tiga kelas Porifera berdasarkan bahan penyusun rangka tubuhnya, yaitu Hexactinellida (silika), Demospongiae (spongin), dan Calcarea (kalsium karbonat). Porifera memiliki peran ekonomi sebagai alat pembersih dan sumber zat kimia berpotensi sebagai obat.
Tugas ini membahas spesies spons Leucosolenia variabilis. Spons ini memiliki tubuh berbentuk tidak beraturan dengan pola sederhana seperti kumpulan jambangan kecil. Tubuh terdiri dari tiga lapisan dan sistem kanalnya adalah asconoid. Leucosolenia variabilis hidup di perairan dangkal menempel pada substrat. Spons ini berkembang biak secara aseksual dan seksual, dan memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Presentasi dalam rangka mengerjakan tugas dari guru sekaligus membagikan ilmu pada khalayak agar bermanfaat
Membahas mengenai seputar porifera, mulai dari ciri-ciri, pembagian porifera peranan dari porifera tersebut disertai dengan gambar-gambar yang mendukung presentasi
Dokumen tersebut membahas klasifikasi spons (Porifera) berdasarkan ciri-cirinya. Spons diklasifikasikan ke dalam tiga kelas utama yaitu Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongiae, berdasarkan jenis zat penyusun rangkanya. Kelas Calcarea memiliki rangka kalsium karbonat, kelas Hexactinellida memiliki spikula silikat berbentuk enam cabang, sedangkan kelas Demospongiae memiliki spikula silika atau rangka serat
Tugas ini membahas tentang phylum Porifera yang merupakan hewan spons. Porifera memiliki tubuh berpori dan tidak memiliki organ. Terdapat tiga kelas Porifera berdasarkan bahan penyusun rangka tubuhnya, yaitu Hexactinellida (silika), Demospongiae (spongin), dan Calcarea (kalsium karbonat). Porifera memiliki peran ekonomi sebagai alat pembersih dan sumber zat kimia berpotensi sebagai obat.
Tugas ini membahas spesies spons Leucosolenia variabilis. Spons ini memiliki tubuh berbentuk tidak beraturan dengan pola sederhana seperti kumpulan jambangan kecil. Tubuh terdiri dari tiga lapisan dan sistem kanalnya adalah asconoid. Leucosolenia variabilis hidup di perairan dangkal menempel pada substrat. Spons ini berkembang biak secara aseksual dan seksual, dan memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Presentasi dalam rangka mengerjakan tugas dari guru sekaligus membagikan ilmu pada khalayak agar bermanfaat
Membahas mengenai seputar porifera, mulai dari ciri-ciri, pembagian porifera peranan dari porifera tersebut disertai dengan gambar-gambar yang mendukung presentasi
Dokumen tersebut membahas klasifikasi spons (Porifera) berdasarkan ciri-cirinya. Spons diklasifikasikan ke dalam tiga kelas utama yaitu Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongiae, berdasarkan jenis zat penyusun rangkanya. Kelas Calcarea memiliki rangka kalsium karbonat, kelas Hexactinellida memiliki spikula silikat berbentuk enam cabang, sedangkan kelas Demospongiae memiliki spikula silika atau rangka serat
1. Cephalochordata merupakan subfilum chordata yang memiliki notochord, celah insang, dan ekor.
2. Hewan yang termasuk ke dalam cephalochordata antara lain Branchiostoma yang dikenal sebagai ikan lancelet.
3. Ikan lancelet memiliki tubuh transparan dan tipis yang dapat berenang dengan gerakan melambai.
Mollusca dan Echinodermata adalah binatang invertebrata yang tersebar luas di air dan darat. Mollusca terdiri dari kelas Gastropoda, Bivalvia, dan Cephalopoda, sedangkan Echinodermata terdiri dari Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea. Fosil-fosil kedua phylum ini sangat membantu dalam penentuan lingkungan fosil dan kronologi geologi.
Dokumen tersebut membahas tentang phylum Mollusca, yang merupakan kelompok binatang invertebrata yang diwakili oleh lebih dari 150.000 jenis yang hidup dan ribuan jenis fosil. Mollusca terdiri dari 5 kelas yaitu Amphineura, Scaphopoda, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda. Setiap kelas memiliki ciri khas berdasarkan bentuk dan struktur cangkangnya.
Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang lunak) terdiri dari ikan-ikan yang memiliki rangka tulang rawan seperti hiu, pari, dan kimera. Mereka dibagi menjadi dua subkelas, Elasmobranchii dan Holocephali, dan beberapa ordo seperti Squaliformes, Rajiformes, Hexanchida, dan Lamnida. Kelas ini memiliki ciri khas seperti memiliki tulang rawan, sirip berpasangan, dan lubang hidung berpasangan.
Urochordata dan Cephalochordata adalah dua subfilum dari kordata. Urochordata umumnya dikenal sebagai tunicata dan kebanyakan bersifat sesile atau melekat pada batuan, sedangkan Cephalochordata memiliki tubuh transparan dan notokorda yang jelas sampai dewasa. Kedua subfilum ini memiliki ciri khas seperti insang dan sirkulasi darah.
Dokumen tersebut membahas tentang kingdom Animalia dengan fokus pada filum Porifera dan Cnidaria. Porifera adalah hewan spons yang tidak memiliki jaringan sejati dan terdiri atas sel-sel yang mengandung flagel untuk mengalirkan air dan mencerna makanan. Cnidaria adalah hewan bersel tentakel yang memiliki nematokist untuk menangkap mangsa, dengan bentuk tubuh polip atau medusa. Kedua filum ini termasuk kelompok diploblastik dan bereproduksi secara
Terumbu karang, sebagai ekosistem, memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Banyak biota laut yang hidupnya bergantung pada ekosistem tersebut. Jenis-jenis biota yang umum dijumpai di perairan terumbu karang adalah:
Chordata (Sub Filum Tunicata)
Arthropoda
Echinodermata
Mollusca
Annelida
Nemertea
Platyhelminthes
Cnidaria
Porifera
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi reptil. Terdapat tiga kelas reptil utama yaitu kura-kura, kadal, dan buaya. Dokumen menjelaskan ciri-ciri morfologi masing-masing kelas tersebut seperti struktur tubuh, sistem skeleton, ekstremitas, mata, mulut, dan kloaka. Hal ini berguna untuk melatih kemampuan mengidentifikasi jenis reptil menggunakan kunci identifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang zoologi invertebrata khususnya tentang Porifera (hewan spons). Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang ciri-ciri umum, sistem saluran air, reproduksi, dan peran Porifera dalam kehidupan.
Dokumen ini membahas tentang kelompok hewan Echinodermata yang terdiri dari enam kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Crinoidea, Holothuroidea, dan Concentricycloidea. Disebutkan pula ciri-ciri umum Echinodermata seperti tidak bersegmen, simetri radial, berkerangka dalam, dan sistem pencernaan yang lengkap. Dijelaskan pula morfologi masing-masing kelas beserta contohnya.
The document discusses vitamins A and D. It explains that vitamin A is a fat-soluble vitamin found in both animal sources like eggs, cheese and liver as well as plant sources like carrots, sweet potatoes and spinach. Vitamin A supports vision, bone growth, reproduction and immune function. Vitamin D is also fat-soluble and obtained through fatty fish, fortified milk, egg yolks and sunlight. Vitamin D aids in calcium and phosphorus absorption to support bone and teeth health. Deficiencies in vitamins A and D can lead to conditions like night blindness and rickets, while too much can be toxic.
1. Cephalochordata merupakan subfilum chordata yang memiliki notochord, celah insang, dan ekor.
2. Hewan yang termasuk ke dalam cephalochordata antara lain Branchiostoma yang dikenal sebagai ikan lancelet.
3. Ikan lancelet memiliki tubuh transparan dan tipis yang dapat berenang dengan gerakan melambai.
Mollusca dan Echinodermata adalah binatang invertebrata yang tersebar luas di air dan darat. Mollusca terdiri dari kelas Gastropoda, Bivalvia, dan Cephalopoda, sedangkan Echinodermata terdiri dari Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea. Fosil-fosil kedua phylum ini sangat membantu dalam penentuan lingkungan fosil dan kronologi geologi.
Dokumen tersebut membahas tentang phylum Mollusca, yang merupakan kelompok binatang invertebrata yang diwakili oleh lebih dari 150.000 jenis yang hidup dan ribuan jenis fosil. Mollusca terdiri dari 5 kelas yaitu Amphineura, Scaphopoda, Gastropoda, Pelecypoda dan Cephalopoda. Setiap kelas memiliki ciri khas berdasarkan bentuk dan struktur cangkangnya.
Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang lunak) terdiri dari ikan-ikan yang memiliki rangka tulang rawan seperti hiu, pari, dan kimera. Mereka dibagi menjadi dua subkelas, Elasmobranchii dan Holocephali, dan beberapa ordo seperti Squaliformes, Rajiformes, Hexanchida, dan Lamnida. Kelas ini memiliki ciri khas seperti memiliki tulang rawan, sirip berpasangan, dan lubang hidung berpasangan.
Urochordata dan Cephalochordata adalah dua subfilum dari kordata. Urochordata umumnya dikenal sebagai tunicata dan kebanyakan bersifat sesile atau melekat pada batuan, sedangkan Cephalochordata memiliki tubuh transparan dan notokorda yang jelas sampai dewasa. Kedua subfilum ini memiliki ciri khas seperti insang dan sirkulasi darah.
Dokumen tersebut membahas tentang kingdom Animalia dengan fokus pada filum Porifera dan Cnidaria. Porifera adalah hewan spons yang tidak memiliki jaringan sejati dan terdiri atas sel-sel yang mengandung flagel untuk mengalirkan air dan mencerna makanan. Cnidaria adalah hewan bersel tentakel yang memiliki nematokist untuk menangkap mangsa, dengan bentuk tubuh polip atau medusa. Kedua filum ini termasuk kelompok diploblastik dan bereproduksi secara
Terumbu karang, sebagai ekosistem, memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Banyak biota laut yang hidupnya bergantung pada ekosistem tersebut. Jenis-jenis biota yang umum dijumpai di perairan terumbu karang adalah:
Chordata (Sub Filum Tunicata)
Arthropoda
Echinodermata
Mollusca
Annelida
Nemertea
Platyhelminthes
Cnidaria
Porifera
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi reptil. Terdapat tiga kelas reptil utama yaitu kura-kura, kadal, dan buaya. Dokumen menjelaskan ciri-ciri morfologi masing-masing kelas tersebut seperti struktur tubuh, sistem skeleton, ekstremitas, mata, mulut, dan kloaka. Hal ini berguna untuk melatih kemampuan mengidentifikasi jenis reptil menggunakan kunci identifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang zoologi invertebrata khususnya tentang Porifera (hewan spons). Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang ciri-ciri umum, sistem saluran air, reproduksi, dan peran Porifera dalam kehidupan.
Dokumen ini membahas tentang kelompok hewan Echinodermata yang terdiri dari enam kelas, yaitu Asteroidea, Ophiuroidea, Echinoidea, Crinoidea, Holothuroidea, dan Concentricycloidea. Disebutkan pula ciri-ciri umum Echinodermata seperti tidak bersegmen, simetri radial, berkerangka dalam, dan sistem pencernaan yang lengkap. Dijelaskan pula morfologi masing-masing kelas beserta contohnya.
The document discusses vitamins A and D. It explains that vitamin A is a fat-soluble vitamin found in both animal sources like eggs, cheese and liver as well as plant sources like carrots, sweet potatoes and spinach. Vitamin A supports vision, bone growth, reproduction and immune function. Vitamin D is also fat-soluble and obtained through fatty fish, fortified milk, egg yolks and sunlight. Vitamin D aids in calcium and phosphorus absorption to support bone and teeth health. Deficiencies in vitamins A and D can lead to conditions like night blindness and rickets, while too much can be toxic.
Dokumen ini membahas tentang filum Platyhelmintes khususnya kelas Cestoda. Cestoda adalah kelas cacing pita yang memiliki tubuh pipih panjang seperti pita dan terdiri atas kepala, leher, dan segmen-segmen. Contoh cacing pita yang parasit pada manusia adalah Taenia solium dan Taenia saginata. Siklus hidup cacing pita dimulai dari telur yang dikeluarkan bersama tinja inang, lalu menginfect inang baru dan
Dokumen tersebut merangkum tentang sistem respirasi, ekskresi, dan reproduksi pada filum Porifera (spons). Spons tidak memiliki organ pernapasan khusus dan menggunakan sel-sel khusus untuk menangkap oksigen dari air. Zat sampah diedarkan dan dikeluarkan melalui aliran air, sementara pengaturan kadar air didalam tubuh diatur oleh vakuola denyut. Spons dapat berkembangbiakan secara seksual maupun aseksual
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 3 kelas echinodermata yaitu Echinoidea, Holothuroidea, dan Crinoidea. Masing-masing kelas memiliki ciri khas seperti bentuk tubuh, sistem pencernaan, reproduksi, dan habitat tempat tinggal.
Dokumen ini membahas reproduksi pada dua jenis invertebrata filum Coelenterata, yaitu Hydra dan Aurelia Aurita. Reproduksi Hydra secara aseksual melalui pembentukan kuncup dan pembelahan diri, sedangkan secara seksual dengan menghasilkan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi Aurelia Aurita dimulai dari hasil pembuahan hingga menjadi larva bersilia, polip, dan akhirnya medusa dewasa.
Presentasi mengenai sistem saluran air dan manfaat porifera. Sistem saluran air porifera terdiri dari 3 tipe berdasarkan kompleksitasnya: tipe ascon yang paling sederhana, tipe sicon agak kompleks, dan tipe leucon yang paling kompleks. Porifera memiliki manfaat seperti digunakan sebagai alat penggosok dan pembersih.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang ciri-ciri umum kelas Diplopoda yang termasuk filum Arthropoda. Kelas ini memiliki tubuh beruas-ruas dengan dua pasang kaki pada setiap segmen, dan hidup di tempat lembab dan gelap yang kaya akan tumbuhan membusuk. Sistem peredaran darahnya menggunakan hemosianin dalam plasma daripada hemoglobin, sementara pertahanan diri utamanya adalah menggulungkan diri.
Coelenterata memiliki struktur tubuh diblastik dengan dua lapisan sel dan ruang tubuh. Mereka tidak memiliki organ tubuh kompleks namun memiliki mulut berselimut tentakel. Ada dua bentuk tubuh utama, polip dan medusa, dengan empat kelas utama berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran knidoblast. Sistem pencernaan makanan dapat terjadi di dalam atau luar sel.
Filum Mollusca meliputi hewan lunak seperti siput, kerang, dan cumi-cumi. Mollusca memiliki ciri khas tubuh lunak dan bagian dorsal yang membentuk mantel. Ada 4 kelas utama Mollusca yaitu Amphineura, Scaphopoda, Bivalvia, Gastropoda, dan Cephalopoda. Kelas Gastropoda mencakup siput dan keong, seperti bekicot (Achatina fulica) yang memiliki tubuh berbentuk spiral dilindungi cangkang.
Annelida adalah cacing bersegmen yang terdiri dari tiga kelompok utama yaitu polychaeta, oligochaeta, dan hirudinea. Mereka memiliki tubuh bersegmen dengan sistem pencernaan, peredaran darah, dan reproduksi. Annelida dapat ditemukan di berbagai habitat air tawar, laut, dan darat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang karakteristik dan klasifikasi kerangka tubuh spons laut (Porifera). Terdapat tiga kelas Porifera berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya. Dokumen ini juga menjelaskan ciri-ciri umum Porifera dan memberikan contoh ordo, famili, dan spesies tertentu beserta taksonominya.
3. Tentang
Hexactinellida
. Ciri-Ciri
Hexactinellida dalam bahasa Yunani (hexa berarti
enam) atau Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo
berarti kaca/transparan, spongia berati spons). Hexactinellida
memiliki spikula yang tersusun dari silika. Mereka mempunyai
sifat khas, yakni memiliki spikula dari silikon berbentuk
triakson, yakni dengan enam jari atau kelipantanya. Badanya
sering berbentuk tabung atau keranjang dan spikulanya dapat
membentuk kerangka bersambung seperti kaca
pintalan.
Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat.
Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm.
4. B. Anggota Kelompok
Anggota kelompok Hexactinellida adalah
Euplectella aspergilium dan Hyalonema.
Euplectella aspergilium memiliki badan
yang panjang, silendrik dan melengkung
berdiri tegak dengan topangan spikula.
6. Klasifikasi
Kelas hexactinellida terbagi menjadi dua ordo,yaitu:
1. Ordo hexastophora
Spikulanya kebanyakan berbentuk sepertibintang
(astrose), contoh: Euplectella.
2. Ordo amphidiscophora.
Spikulanya bukan berbentuk bintang melainkan
berbentuk amfidiskus, contoh: Hyalonema.
9. Hewan ini hidup soliter di laut pada
kedalaman 200 - 1.000 m.Di dalam ia
tertambat pada lumpur dasar laut
dengan segumpal benang – benang
silikon di ujung belakang.