Dokumen tersebut membahas tentang asal usul Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019. Virus ini menyebar menjadi pandemi global yang menyebabkan kematian banyak orang. Dokumen juga menjelaskan gejala, cara penularan, dan pencegahan Covid-19 serta data kasus di Indonesia dan dunia. Laboratorium-laboratorium yang ditunjuk untuk tes Covid-19 di Indonesia juga disebutkan.
Warta Ditjen P2P merupakan media cetak yang menampilkan informasi seputar program pencegahan dan pengendalian penyakit dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI
Newsletter Edisi II Tahun 2020 menyajikan berbagai berita terkait dengan kegiatan Program P2P dengan Headline News “Kunjungan Task Force COVID-19 Kemenkes di Jabodetabek”. Kami selaku redaksi mengucapkan terima kasih atas masukan dan sumbang pikiran dari semua pihak demi terselesaikannya Newsletter ini. Semoga Newsletter Edisi II ini dapat memberikan motivasi dan bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan Newsletter ini.
Newsletter Ditjen P2P Edisi I Tahun 2020 menyajikan berbagai berita terkait dengan kegiatan Program P2P dengan headline news “Menkes RI Lantik dr. Achmad Yurianto Sebagai Dirjen P2P”. Kami selaku redaksi mengucapkan terima kasih atas masukan dan sumbang pikiran dari semua pihak demi terselesaikannya Newsletter ini. Semoga Newsletter Edisi I ini dapat memberikan motivasi dan bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan Newsletter ini.
Jurnal Kesehatan Ditjen P2P Tahun 2019 merupakan salah satu media informasi Ditjen P2P terkait dengan hasil penelitian dari para pakar peneliti di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Warta Ditjen P2P merupakan media cetak yang menampilkan informasi seputar program pencegahan dan pengendalian penyakit dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI
Newsletter Edisi II Tahun 2020 menyajikan berbagai berita terkait dengan kegiatan Program P2P dengan Headline News “Kunjungan Task Force COVID-19 Kemenkes di Jabodetabek”. Kami selaku redaksi mengucapkan terima kasih atas masukan dan sumbang pikiran dari semua pihak demi terselesaikannya Newsletter ini. Semoga Newsletter Edisi II ini dapat memberikan motivasi dan bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan Newsletter ini.
Newsletter Ditjen P2P Edisi I Tahun 2020 menyajikan berbagai berita terkait dengan kegiatan Program P2P dengan headline news “Menkes RI Lantik dr. Achmad Yurianto Sebagai Dirjen P2P”. Kami selaku redaksi mengucapkan terima kasih atas masukan dan sumbang pikiran dari semua pihak demi terselesaikannya Newsletter ini. Semoga Newsletter Edisi I ini dapat memberikan motivasi dan bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan Newsletter ini.
Jurnal Kesehatan Ditjen P2P Tahun 2019 merupakan salah satu media informasi Ditjen P2P terkait dengan hasil penelitian dari para pakar peneliti di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Warta Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2014 ini merupakan media cetak dari Direktorat Jenderal PP dan PL yang menampilkan seputar berita, artikel, tips, potret tokoh terkait kesehatan di lingkungan Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. Pada Edisi Perdana di Tahun 2014 ini Headline yang diangkat adalah terkait Ancaman Virus Mers-CoV bagi Dunia dan Indonesia serta berita dan artikel, tips lainnya seperti Indonesia Bebas Polio, Apa itu Zoonosis, dan lainnya serta Profil Tokoh Prof. Agus Purwadianto sebagai Plt. Dirjen PP dan PL yang dapat dilihat secara lengkap di media ini.
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014 ini merupakan media cetak dari Direktorat Jenderal PP dan PL yang menampilkan seputar berita, artikel, tips, potret tokoh terkait kesehatan di lingkungan Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. Pada Edisi II di Tahun 2014 ini Headline yang diangkat adalah terkait Virus Ebola yang merebak serta berita dan artikel, tips lainnya seperti Green Office, Penyakit Rabies dan lainnya serta Potret Tokoh dr. H. Mohamad Subuh sebagai Dirjen PP dan PL yang baru saja di lantik pada 17 Oktober 2014, yang dapat dilihat secara lengkap di media ini.
Warta Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2014 ini merupakan media cetak dari Direktorat Jenderal PP dan PL yang menampilkan seputar berita, artikel, tips, potret tokoh terkait kesehatan di lingkungan Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. Pada Edisi Perdana di Tahun 2014 ini Headline yang diangkat adalah terkait Ancaman Virus Mers-CoV bagi Dunia dan Indonesia serta berita dan artikel, tips lainnya seperti Indonesia Bebas Polio, Apa itu Zoonosis, dan lainnya serta Profil Tokoh Prof. Agus Purwadianto sebagai Plt. Dirjen PP dan PL yang dapat dilihat secara lengkap di media ini.
Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi AntiretroviralSurya Amal
Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014 ini merupakan media cetak dari Direktorat Jenderal PP dan PL yang menampilkan seputar berita, artikel, tips, potret tokoh terkait kesehatan di lingkungan Ditjen PP dan PL Kemenkes RI. Pada Edisi II di Tahun 2014 ini Headline yang diangkat adalah terkait Virus Ebola yang merebak serta berita dan artikel, tips lainnya seperti Green Office, Penyakit Rabies dan lainnya serta Potret Tokoh dr. H. Mohamad Subuh sebagai Dirjen PP dan PL yang baru saja di lantik pada 17 Oktober 2014, yang dapat dilihat secara lengkap di media ini.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19 adalah BAB IV dari buku Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19). Pedoman Kesiapsiagaan menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCov) mengalami revisi yang ketiga untuk menyesuaikan dengan perkembangan COVID-19. Menjadi Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19).
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19 merupakan salah satu BAB yang diubah dalam Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) dibarengi dengan Surat Edaran Nomor: HK.02.02/III/753/2020 tentang Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) yang ditandatangani Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Achmad Yurianto di Jakarta pada tanggal 16 Maret 2020.
Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor: HK.02.02/III/753/2020 tentang Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) tersebut ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan seluruh Indonesia, Kepala B/BTKL-PP seluruh Indonesia dan Seluruh Direktur Rumah Sakit Rujukan Nasional dan Regional.
Revisi Ke-3 Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) karena melihat perkembangan yang sangat cepat dari kasus Coronaviros disease (COVID-19), globalnya yaitu dari Perkembangan situasi sesuai informasi dari Badan Kesehatan Dunia/ World Health Organization (WHO)
Dampak Covid-19 terhadap Tenaga Kerja di Indonesia SyeikhaNabilla1
Virus corona atau COVID-19 yang sedang mewabah banyak negara termaksuk Indonesia sangat merugikan bagi para pekerja, dan para tenaga kerja kemungkinan besar akan kehilangan pekerjaan jika wabah tak kunjung hilang, karena perusahaan-perusahaan baik formal maupun informal akan mengalami penurunan ekonomi. pendemi ini juga dapat berpengaruh terhadap bonus demografi Indonesia
Buku Panduan Menyongsong Adaptasi Kebiasaan Baru akibat terjadinya Pandemi COVID-19. Bagaimana beradaptasi dengan kondisi Pandemi agar tetap aman dan sehat. Memutus mata rantai penularan COVID-19 tetapi tetap produktif dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
Similar to WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020 (20)
Warta Ditjen P2P merupakan media cetak yang menampilkan informasi seputar program pencegahan dan pengendalian penyakit dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
3. 1
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Salam Redaksi
Memasuki tahun 2020 dunia digempar-
kan dengan kasus Covid - 19 termasuk Negara kita
Indonesia ,Corona virus adalah keluarga besar
virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
corona virus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Mid-
dle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah dii-
dentifikasi sebelumnya pada manusia. Dengan demikian dalam edisi WARTA
Ditjen P2P Edisi XIII kami banyak membahas tentang Covid 19 tentang pe-
nyebabnya, cara mengatasinya dan pembahasan lainnya. Selain itu kami men-
gangkat Potret dr. Muhammad Budi Hidayat yang sekarang menjabat sebagai
Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, tak luput juga kami meng-
hadirkan berita - berita menarik lainnya yang tertuang dalam Seputar Kita,
Peristiwa, Tips, dan Resensi Buku yang diterbitkan Kementerian Kesehatan RI.
Segenap redaksi WARTA Ditjen P2P mengucapkan terimakasih kepada
semua Pihak yang telah banyak berperan dalam penerbitan WARTA Ditjen P2P
Edisi XIII ini. Kami sadari Warta ini masih jauh dari sempurna, dan kami selalu
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan edisi menda-
tang. Harapan kami agar Warta ini bermanfaat bagi semua pembaca.
dr. Yanti Herman,SH,MH.Kes
Kepala Bagian Hukormas Setditjen P2P
SUSUNAN REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB
dr. Yanti Herman, SH., MHKes
REDAKTUR
Iwan Sopyan Fauzi, SKM., MHKes
Zamora Bardah, SH., MKM
dr. Iqbal Djakaria
Bukhari Iskandar, SKM
Sri Sulastriningsih, A.Md
PENYUNTING/EDITOR
drg. Yossy Agustina, MH.Kes
Indar Ratri Probo Arum, SH
Sri Sukarsih, A.md
DESAIN GRAFIS
Juni Purnomowati, SH, M.Si
Feirus Rizki Andayani, SKM, MH
Sitti Ara Usman, SE
FOTOGRAFER
Maryani, S.Psi
Husin, S.Kep, NS
R.R Tri Hastati
SEKERTARIAT
Yulianingtyas Samsiati, S.Kom
Agus Salim
Yogo Krisworo, S.Kep
Noviyawati, SE, M.Kes
Risma, SKM
Dewi Nurul Triastuti, SKM
ALAMAT REDAKSI
Bagian Hukormas, Direktorat
Jenderal P2P Kementerian
Kesehatan RI Gedung Adhyatma
Lt. 9, Jl H.R. Rasuna Said Blok X-5
Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon : 021-4247608
Faksimil : 021-4207807
E-mail : humasp2p@gmail
www.p2pkemenkes.go.id
Ditjen PdanPp
Ditjen P2P
Ditjen P2P
Ditjen P2P
4. 2 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
SALAM REDAKSI 1
WARTA UTAMA 3-9
- Asal Usul Covid - 19
- 140 Hari Menjadi Jubir
- Kegiatan Dukungan Kesehatan Jiwa & Psikososial Subklaster
Keswa Selama Proses Karantina di Natuna
SEPUTAR KITA 10-15
- Promotif Preventif Kesehatan Membentuk SDM Unggul
Menuju Indonesia Maju 2045
- Dirjen P2P Melantik Pejabat Administrasi & Pejabat
Fungsional Di Lingkungan Ditjen P2P
- Cerdas Memilih Pangan Olahan & Pangan Siap Saji Untuk
Cegah Penyakit Tidak Menular
TIPS 16-17
- Bersepeda Saat Pandemi Virus Corona
- Cegah Dan Hindari Covid-19 Di Tempat Kerja / Area Kantor
PERISTIWA 18-29
- Hari Kusta Sedunia 2020
- Anak Terlindungi, Indonesia Maju Di masa Pandemi
- Surveilans Vektor Jentik Nyamuk Dan Paederus Sp/Tomcat
Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet
- Rakontek 2020: Promotif dan Preventif Dalam Bidang
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
- Hepatitis Bisa Dicegah Dan Diobati
- Peringatan Hari SBH Ke-35 “Adaptasi kebiasaan baru”
- DITJEN P2P Selenggarakan Pelatihan Jiwa Korsa Pejabat
Karantina Kesehatan Tingkat Dasar T.A 2020
POTRET 30-31
- Menjadi Lebih “Hebat”
RESENSI 32
- Pedoman pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan
COVID -19 di RT/RW/Desa
- Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia
2020-2024
5. 3
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Asal Usul
Covid - 19
Penyakit Covid-19 ditemukan sebagai kasus
pneumonia di Wuhan, China pada 31 Desember 2019
dan dikenal dengan nama Novel Corona Virus 2019 yang
disebabkan oleh SARS Coronavirus 2. COVID-19 terus
berkembang hingga menyebabkan kematian dan menim-
bulkan kasus baru di luar China, sehingga dinyatakan se-
bagai pandemi atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang meresahkan dunia/Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) oleh WHO pada 30 Januari
2020 (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020). COVID-19
merupakan genus coronavirus β. Masa inkubasi 1 – 14
hari, umumnya 3 – 7 hari. Penularan utama melalui
droplets pernafasan (saat berbicara, batuk atau bersin)
dan kontak dekat. Semua golongan umur manusia rentan
penyakit ini. Orang usia lanjut dan mempunyai masalah
medis/penyakit penyerta seperti kardiovaskular, diabe-
tes, penyakit pernafasan klinis, dan kanker lebih rentan.
Karakteristik Covid-19 mudah menular, sehingga gam-
baran puncak pada kurva penyebaran akan melampaui
kapasitas sistem kesehatan yang menangani.
Perlu melandaikan kurva untuk memperlambat
penyebaran covid-19, sehingga kasus bisa ditangani den-
gan sarana kesehatan yang tersedia (Kementerian Dalam
Negeri, 2020). Pencegahan primer merupakan cara yang
terbaik, yaitu dengan promosi kesehatan/ sosialisasi
terkait COVID-19 diantaranya pengetahuan tentang
penyebab, penyebaran, dan cara pencegahan COVID-19.
Cara pencegahan COVID-19 yang dimaksud adalah
dengan sering mencuci tangan atau menggunakan hand
sanitizer, menjaga jarak minimal 1 meter, menghindari
menyentuh wajah, memakai masker, berdiam di rumah,
tidak merokok dan aktivitas lain yang dapat melemahkan
paru-paru, menghindari perjalanan yang tidak perlu,
menjauh dari kerumunan banyak orang, dan mengajari
etika batuk atau bersin dengan cara mengarahkan wajah
ke siku terlipat. Hingga saat ini belum ada vaksin atau
perawatan khusus untuk COVID-19.
Sebagian besar orang yang terinfeksi, menim-
bulkan penyakit yang ringan hingga sedang dan sembuh
tanpa dirawat di rumah sakit (World Health Organiza-
tion) Kasus COVID-19 global di 216 negara hingga 26
Mei 2020: terkonfirmasi/positif sebanyak 5.488.825 dan
kasus meninggal 349.095 orang. Berdasarkan benua
urutan tertinggi adalah Amerika dengan kasus 2.495.924
(terbanyak berasal dari United States of America, Brazil,
dan Peru) meninggal 145.810, Eropa kasus 2.061.828
(terbanyak berasal dari Federasi Rusia, The United King-
dom, dan Spanyol) meninggal 176.226 (meninggal lebih
banyak dibanding Amerika), Mediterania Timur kasus
449.590 (terbanyak adalah dari Iran, Saudi Arabia, dan
Pakistan) meninggal 11.452, Asia Tenggara kasus 218.523
(mengungguli Pasifik Barat dibanding sebelumnya)
meninggal 6,359, Pasifik Barat kasus 176.404 (terban-
yak berada di China, Singapura, dan Jepang dimana di
Jepang kasus barunya 28 dan kasus baru yang meninggal
12 orang) meninggal 6.927 (tapi kasus meninggal lebih
banyak dibandingkan Asia Tenggara), dan Afrika kasus
85.815 (terbanyak berada di negara Afrika Selatan, Alge-
ria, dan Nigeria) meninggal 2.308. Wilayah Asia Tenggara
yang tertinggi adalah India kasus terkonfirmasi 151.767
meninggal 4.337, Bangladesh kasus terkonfirmasi 36.751
meninggal 522, dan Indonesia kasus terkonfirmasi
23.165 meninggal 1.418 (kasus meninggal lebih banyak
dibanding Bangladesh) (World Health Organization,
2020).
Data COVID-19 di Indonesia hingga 27 Mei 2020:
sebanyak 23.851 terkonfirmasi positif, dengan rincian:
16.321 dalam perawatan, 6.057 sembuh dan 1.473 men-
inggal. Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 49.942
(turun dari beberapa hari sebelumnya) dan Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) 12.667 orang. Kasus telah merata di
34 provinsi, 3 provinsi yang terbanyak kasusnya adalah
DKI Jakarta 6.895 kasus, Jawa Timur 4.142 kasus, dan
Jawa Barat 2.157 kasus.
Kasus terkonfirmasi positif per hari trennya turun
naik yaitu 686 pada tanggal 27 Mei 2020, 415 pada 26
Mei 2020, dan 479 pada 25 Mei 2020. Kasus sembuh per
hari mengalami penurunan: 180 pada tanggal 27 Mei
2020, 235 pada 26 Mei 2020, dan 240 pada 25 Mei 2020.
6. 4 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Kasus meninggal per hari memberi-
kan gambaran meningkat yaitu 55
pada tanggal 27 Mei 2020, 27 pada
26 Mei 2020, dan 19 pada 25 Mei
2020.
Jika dilihat kasus berdasar-
kan jenis kelamin, baik itu positif;
dirawat/ isolasi; sembuh maupun
meninggal yang lebih banyak ada-
lah laki-laki yaitu 53 – 63%. Kasus
berdasarkan kelompok umur,
yang terbanyak pada kasus positif,
dirawat/isolasi dan sembuh adalah
usia 31 - 45 tahun dan kasus men-
inggal terbanyak adalah usia > 60
tahun. Gejala positif COVID-19 yang
tersering adalah batuk 77%, riwayat
demam 52%, demam 47% dan sesak
nafas 42%. Kondisi penyerta positif
COVID19 tersering adalah hipertensi
53%, diabetes melitus 33%, dan pen-
yakit jantung 21%. Secara umum tren
nasional, kasus COVID-19 di Indone-
sia masih mengalami peningkatan
(Gugus Tugas Percepatan Penanga-
nan COVID-19, 2020).
Dalam rangka mendeteksi
COVID-19 sedini mungkin secara
cepat dan masal pada orang yang
terlihat sehat sebelum orang terse-
but menunjukkan tanda dan gejala
klinis, perlu dilakukan tes skrining
menggunakan alat Rapid Diagnos-
tic Test (RDT) agar dapat diambil
tindakan lebih lanjut/pengobatan
sehingga orang tersebut tidak sampai
menjadi sakit. Korea Selatan, Italia,
China, Inggris dan beberapa negara
telah menggunakan Rapid Diagnos-
tic Test (RDT) untuk skrining mas-
sal dalam pencegahan penularan
penyakit COVID-19 supaya terdeteksi
sejak awal. RDT ini untuk mendeteksi
adanya antibodi IgG dan IgM dalam
darah pasien dengan hasil hanya 10 –
15 menit.
Validasi alat RDT meng-
gunakan kontrol positif dan negatif.
Hasil positif RDT perlu dikonfirmasi
dengan tes PCR sebagai metode tes
yang dianggap gold standar. Pemer-
intah pada akhir Maret 2020 telah
mendistribusikan 125 ribu RDT ke
kota/kabupaten di DKI Jakarta, Jawa
Barat, dan Banten yang dianggap
pusat penyebaran COVID-19 terbesar.
Organisasi Kesehatan Dunia/ World
Health Organization (WHO) mereko-
mendasikan 2 alat tes uji COVID-19
yaitu real-time Reverse Transcriptase
Polimerase Chain Reaction (rRT-PCR)
untuk mendeteksi molekul RNA dan
whole genome sequencing untuk
identifikasi urutan nukleotida (asam-
basa) (Sariadji, 2020).
Menurut (ROKOM, 2020),
berdasarkan Surat keputusan Men-
teri Kesehatan Nomor HK.01.07/
Menkes/182/2020 tentang jejaring
laboratorium pemeriksaan COVID-19
menunjuk Balitbangkes sebagai
laboratorium rujukan nasional
penanganan COVID-19, 12 laborato-
rium sesuai wilayah kerja (Wilker),
dan 3 jaringan laboratorium swasta
(Siloam, Kalbe, dan Bunda Grup). Ke-
cuali swasta, pemeriksaan COVID-19
tidak dikenakan biaya. Kedua belas
laboratorium yang dimaksud adalah
1. Balai Besar Laboratorium Keseha-
tan (BBLK) Jakarta dengan wilker
Maluku, Maluku Utara, Sumatera
Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
2. BBLK Palembang wilker Bengkulu,
Bangka Belitung, Sumatera Selatan,
Jambi, dan Lampung.
3. BBLK Makassar wilker Sulawesi
Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
dan Sulawesi Barat.
4. BBLK Surabaya wilker Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah, Kaliman-
tan Timur, dan Kalimantan Utara.
5. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (BBLit-
bangkes) Papua wilker Papua dan
Papua Barat.
6. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan
dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP)
Jakarta wilker Riau, Kepulauan Riau,
Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan
Banten.
7. BTKL-PP Surabaya wilker Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur.
8. BTKL-PP Yogyakarta wilker Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa
Tengah.
9. Laboratorium Kesehatan Daerah
DKI Jakarta wilker DKI Jakarta.
10. Lembaga Biologi Molekuler Eijk-
man wilker DKI Jakarta.
11. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia wilker RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo dan RS Universitas
Indonesia.
12. Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga wilker RSUD Dr. Sutomo
dan RS Universitas Airlangga.
KKP Soetta merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengenda-
lian Penyakit (Ditjen P2P) – Kemen-
terian Kesehatan Republik Indonesia
yang bertugas dalam karantina
udara. Tugas pokok KKP diantaranya
melaksanakan pencegahan masuk
dan keluarnya penyakit, penyakit
potensial wabah, surveilans epide-
miologi, kekarantinaan, pelayanan
kesehatan, pengamanan terha-
dap penyakit baru di wilayah kerja
bandara, dan lintas batas darat ne-
7. 5
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
gara (KKPSoetta). Ditjen P2P sebagai
unit utama memberikan Bantuan
Kendali Operasi (BKO) kepada KKP
untuk melaksanakan pencegahan
masuknya penyakit wabah pandemi,
surveilans epidemiologi, kekaranti-
naan, pelayanan kesehatan terkait
COVID-19 di Bandara Soekarno Hatta
(Soetta). Tim BKO terdiri dari 6 orang
dari Sekretariat Ditjen P2P serta dari
Pegawai KKP Soekarno Hatta dan
dibantu juga tenaga dari sukarelawan
KKP sebanyak 4 orang.
Penumpang pesawat internasional
yang wajib lapor dari negara: USA,
Italia, Iran, China, Korea Selatan,
Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman,
dan Swiss. Penumpang satu pesawat
yang mendarat berjumlah sekitar
25 – 300 orang, mereka dibagikan
formulir Health Alert Card (HAC) dan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh
petugas untuk diisi lengkap, kemu-
dian dipindai suhu badan menggu-
nakan thermal scanner dan diperiksa
saturasi yang dicatat oleh beberapa
petugas, kemudian antri untuk
diperiksa RDT (ada 4 meja petugas),
lalu penumpang antri untuk meny-
erahkan formulir HAC dan PE pada
petugas berikutnya untuk wawan-
cara dan rekomendasi hasil (dokter
atau perawat). Baru melanjutkan ke
bagian imigrasi, bila positif dirujuk
ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma
Atlet/ Rumah Sakit (RS) yang telah
bekerjasama.
Memeriksa RDT merek
Wondfo dengan prosedur: memi-
pet darah kapiler wholeblood yang
diambil dari jari menggunakan pipet
yang telah tersedia dalam kit seban-
yak 10 ul, menuangkan dalam lubang
sampel yang kecil, meneteskan
buffer di lubang besar sebanyak 2 – 3
tetes, menunggu selama 15 menit.
Interpretasi hasil adalah positif bila
terbentuk garis warna pada C dan T,
negatif bila garis warna hanya pada
C, dan invalid bila tidak keluar garis
warna pada garis C (wondfo).
Pemeriksaan RDT yang dilak-
sanakan pada semua penumpang,
hasil non reaktif semua. Penumpang
di 4 penerbangan hanya 77 orang,
bisa jadi karena baru kemarin (tang-
gal 24 Mei 2020) Hari Raya Idul Fitri
bagi umat muslim. Mudah-mudahan
selanjutnya hasil sama atau tidak
ada lagi pendatang yang positif RDT
COVID-19. RDT SARS-CoV-2 Antibody
Test merupakan RDT merek Wondfo
buatan China untuk mendeteksi an-
tibodi IgG dan IgM COVID-19 secara
kualitatif, dengan sensitivitas 86%
dan spesifisitas 99%.
Tes skrining sebaiknya dilakukan eval-
uasi/ penilaian untuk menguji efikasi,
mengingat banyak beredar nya RDT
COVID-19 di pasaran, dan banyak
yang meragukan kualitasnya. Uji
efikasi dengan menghitung Positive
Predictive Value (PPV) dan Negative
Predictive Value (NPV). Pemband-
ingnya adalah pemeriksaan gold
standar, dalam hal ini pemeriksaan
PCR. Sehingga perlu ada feedback
hasil PCR di RS rujukan ke KKP kem-
bali. Pemeriksaan duplo sebaiknya
minimal menggunakan alat tes yang
lebih baik kualitasnya, yang terbaik
adalah menggunakan gold standar.
Sama seperti uji serial atau two
staged screening, mengulang hasil
positif dengan alat tes yang lebih
baik kualitasnya atau gold standar
(Gerstman, 2003). Variabel epidemi-
ologi berdasar orang, tempat, dan
waktu perlu dideskripsikan dalam
wabah. Menurut orang dapat berupa
karakteristik demografik (umur, jenis
kelamin, suku), pekerjaan, agama,
keadaan fisiologik (kehamilan, stres,
status gizi), status imunisasi, status
perkawinan, dll yang perlu dihitung
attack rate. Menurut tempat dapat
berupa bukti penunjang misal ten-
tang sebab dan transmisi agen, lebih
baik dengan spot map yang dibuat
berdasarkan perkiraan lokasi (pe-
mukiman, RT, RW, desa, kecamatan,
sekolah, tempat kerja, ruangan, dll).
Spot map dibuat berdasarkan attack
rate. Menurut waktu dapat berupa
periode inkubasi penyakit, tanggal
mulai gejala, dll. Informasi identifi-
kasi kasus, informasi demografik, dan
informasi klinis telah terisi lengkap di
formulir PE (Gerstman, 2003).
Pada penyelidikan lapangan, menilai
hipotesis dengan penelitian kohort
merupakan teknik yang terbaik.
Informasi yang perlu diperhatikan
adalah attack rate tinggi pada yang
terpapar dan attack rate rendah pada
yang tidak terpapar. Penelitian
kohort menghitung Risk Ratio (RR)
dengan rumus a/(a+b) : c/(c+d). Bisa
juga dengan menggunakan pe-
nelitian case-control, dimana mulai
dengan suatu penyakit dan kembali
ke pajanan. Case-control menghitung
Odds Ratio (OR) atau Prevalent Odds
Ratio (POR) dengan rumus AD/BC.
Pada interpretasi hasil, perlu mem-
pertimbangkan kemaknaan sub-
stansi/klinik/ kesehatan masyarakat
selain kemaknaan statistik. COVID-19
ini merupakan penyakit baru, se-
hingga membutuhkan penulisan
jurnal/penelitian yang banyak untuk
pengembangan dalam membuat ke-
bijakan strategi ke depan dari infor-
masi yang disajikan. Tentunya akan
sangat bermanfaat untuk masyarakat
global semua kalangan.
8. 6 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
140Hari
MenjadiJubir
Pemirsa televisi pada peri-
ode Maret – Juli 2020, tentu tidak
asing dengan sosok Achmad Yu-
rianto, juru bicara pemerintah untuk
COVID-19 bidang kesehatan. Wa-
jahnya yang serius, dengan suaranya
yang khas dan berwibawa, ia men-
yapa seluruh masyarakat Indonesia
setiap sore.
“Saudara-saudara hari ini
kami akan menginformasikan kem-
bali update data covid-19 di bidang
kesehatan,” demikian kalimat yang
biasa diucapkan Yuri untuk men-
gumumkan perkembangan jumlah
kasus COVID-19 di Indonesia.
Tepat 140 hari sebagai Jubir,
pada tanggal 21 Juli 2020, ia diganti-
kan oleh Prof. Wiku Adisasmito. Kini
Yuri kembali fokus kepada jabatan-
nya sebagai Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P)
Kementerian Kesehatan RI.
Kisah penunjukan sebagai jubir
Dengan adanya kasus COV-
ID-19 di Wuhan, Achmad Yurianto
yang saat itu menjabat sebagai
Sekretaris Ditjen P2P, menyiapkan
langkah-langkah antisipasi. Ia ber-
bicara dengan staf, dengan WHO
dan mencari informasi dari sumber-
sumber lainnya. Ia juga menyarankan
untuk membawa pulang WNI yang
ada di Wuhan. Sejak saat itu semakin
banyak media massa yang mengutip
pernyataannya.
Menurut Yuri, ini mungkin
menjadi perhatian dari istana sampai
akhirnya ia dipanggil ke istana dan
diperintahkan untuk menjadi juru
bicara.
Saat ditetapkan sebagai
Jubir, pertanyaan yang muncul
adalah apa yang harus saya lakukan
bukan kenapa saya dipilih. Ia ber-
prinsip bahwa tugas adalah sebuah
kehormatan yang harus ia laksanakan
dengan sebaik-baiknya.
“Hari demi hari saya terus
melakukan apa yang ditugaskan
bukan memikirkan kenapa saya yang
ditugaskan. Dari sini kita memiliki
hal-hal yang mendasar yaitu kita me-
miliki data yang harus diubah men-
jadi informasi yang dikomunikasikan
kepada masyarakat,” kata Yuri dalam
talkshow yang disiapkan oleh Radio
Kesehatan milik Kementerian Kes-
ehatan.
Yuri menyadari bahwa karak-
teristik masyarakat Indonesia sangat
beraneka. Sehingga butuh strategi
bagaimana cara menginformasikan
untuk memperkecil kesenjangan di-
antara beragam karakter masyarakat
tersebut.
Peran keluarga sangat
kuat buat Yuri, selain tim kerjanya
di Kemenkes. Mereka inilah yang
terus memberi masukan terhadap
apa yang sudah dilakukan Yuri saat
menjadi Jubir dan berbicara di depan
media massa.
“Saya punya tim yang me-
mantau termasuk keluarga sendiri.
Setiap pulang kerja keluarga akan
memberikan komentar. Mereka ada-
lah tim saya dan juga teman-teman.
Apa yang saya sampaikan sudah
dipahami,” jelas Yuri mengenai evalu-
asi terhadap dirinya.
Dari sini ia semakin menemukan
polanya sehingga menjadi semakin
lebih baik sampai hari terakhir.
Yuri mengaku tidak stress
semasa menjadi jubir, karena ia biasa
menerima tugas. Agar tidak tampak
lelah ia mengaku melakukan persia-
pan. Ia menganalogikan pemain bola
yang tidak menunjukkan lelahnya di
lapangan.
“Pada saat tidak bertanding,
gunakan untuk istirahat. Sehingga
saat bertanding jadi fight,” katanya.
Yuri adalah orang yang ge-
mar bekerja. Ia justru merasa tersiksa
ketika tidak ada sesuatu yang dikerja-
kan, diam dan menganggur. Baginya
24 jam itu waktu yang banyak.
Saat ada waktu luang ia
memiliki banyak hobi, seperti me-
mancing, memotret panorama atau
ekspresi, dan mendaki gunung. Hobi
lainnya adalah bercocok tanam hi-
droponik dan membuat boneka ker-
tas yang terinspirasi dari Afrika Paper
Doll yang ia tonton dari youtube.
Menurut Yuri kerajinan yang
ditekuninya sebagai hobi bukan
pekerjaan jender (hanya cocok untuk
wanita). Ia menganggapnya sebagai
keisengan dalam mengisi waktu.
Sebagai jubir, tentu perlu
kesehatan yang prima. Motto kes-
ehatan untuk tetap fit adalah tidak
ada makan diantara makan dan tetap
gerak.
9. 7
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
“Sarapan harus. Seperti
sopir angkot, isi bensin dulu sebelum
narik. Makan malam tetap. Tidak ada
pantangan. Yang dijaga adalah gerak.
Jalan kaki ke mini market misalnya.
Apalagi saat PSBB, kita biasa menya-
pu dan mengepel karena asisten ru-
mah tangga harus tinggal di rumah,
tidak boleh pergi-pergi,” ungkap Yuri.
Postingan #Terima Kasih Pak
Yuri di akun media sosial Kemen-
kes mendapat respon positif dari
warganet. Yuri menganggap bahwa
itu adalah bentuk apresiasi dari
masyarakat karena apa yang dilaku-
kan ada manfaatnya bagi masyarakat.
Saat ada komentar negatif
dari warganet, Yuri justru menang-
gapinya dengan santai. Itu adalah
persepsi orang terhadap dirinya dan
ia merasa tidak berhak untuk men-
gomentari persepsi orang terhadap
dirinya.
“Itu adalah kesan yang
menjadi haknya. Saya tidak merasa
keberatan, marah, atau sakit hati.
Orang berpendapat boleh-boleh
saja,” ujar Yuri.
10. 8 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Kegiatan Dukungan Kesehatan
Jiwa & Psikososial Subklaster Keswa
Selama Proses Karantina di Natuna
Warga Negara Indonesia
(WNI) yang telah kembali dari Wu-
han, di karantina selama empat belas
hari di Natuna dan dilaksanakan
kegiatan dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial, berupa ; Kegiatan
pemeriksaan kesehatan dan iden-
tifikasi keluhan kesehatan baik fisik
ataupun psikososial.
Pemberian edukasi tentang PHBS
dan bagaimana mengelola emosi
dan kecemasan selama ditempat
observasi.
Sharing informasi tentang menjaga
kesehatan fisik dan psikis serta kebu-
tuhan istirahat.
Sharing kebutuhan spiritual dan ke-
mampuan mengambil makna hidup
dari peristiwa yang dialami ditempat
observasi.
Melakukan kegiatan dinamika kelom-
pok dilanjutkan dengan edukasi
tentang proses observasi dengan
narasumber Kapus Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan. Tujuan dari
kegiatan ini untuk menumbuhkan
harapan pada semua pihak yang
sedang di observasi bahwa semua
akan baik-baik saja dan mereka akan
dapat kembali ke keluarga masing-
masing.
Membuat dan menyepakati aturan
bersama selama masa observasi.
Evacuee mengusulkan membuat
beberapa lomba agar mereka bisa
menekpresikan diri dalam bentuk
kompetisi yang menyenangkan.
Bentuk lomba yang diu-
sulkan merupakan yang berbasis
akademik,seperti cerdas cermat.
Bentuk lomba olah raga dengan
menggunakan fasilitas yang sudah
ada. Bentuk lomba kesenian seperti
karaoke, puisi, dance. Terdapat
kekhawatiran berlebih akan terin-
feksi N-CoV dan menularkan ke-
pada keluarganya. Kekhawatiran ini
didasari oleh keyakinan bahwa suhu
badan meningkat setiap pemerik-
saan kesehatan walaupun pada
kenyataannya suhu badan normal
diberikan edukasi untuk strategi
menerima kondisi yang ada, fokus
dengan tujuannya saat ini, mengop-
timalkan apa yg bisa dilakukan untuk
kesehatan, kelebihan-kelebihan yang
ditemui untuk membuatnya ber-
semangat. Terdapat evacuee yang
khawatir akan adanya stigmatisasi
terhadap dirinya dan keluarga yang
dapat mengganggu kehidupan peker-
jaan orang tuanya yang berprofesi
sebagai tenaga kesehatan. Sebagian
besar evacuee mendapat informasi
bahwa mereka masih akan didatangi
instansi kesehatan daerah untuk
dicek kesehatannya. Hal ini men-
imbulkan ketidaknyamanan karena
mereka merasa segala pemeriksaan
kesehatan sudah selesai di Natuna.
Sejumlah evacuee belum memi-
liki sistem dukungan psikososial di
tempat domisilinya.Secara umum
evacuee berada dalam kondisi psikol-
ogis yang baik. Dapat menyesuaikan
diri dengan situasi observasi dan
berfungsi
berfungsi adaptif.
Pendampingan intensif
individual dilakukan kepada 17 orang
evacuee. Pendampingan kelompok
dilakukan terhadap 9 kelompok den-
gan besar 4 – 20 orang per kelompok.
Faktor-faktor yang me-
nyebabkan kerentanan mengalami
masalah psikologis:
- Pengalaman trauma sebelumnya
11. 9
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
- Proses berduka
- Faktor kepribadian yang beresiko
Faktor pencetus:
- Situasi Wuhan
- Proses Evakuasi: tidak adanya keje-
lasan sistem
- Situasi program observasi: ting-
gal di barak, kurangnya ruang privat
(pribadi)
- Proses pemulangan kurang sistema-
tis, menyebabkan individu diingatkan
kepada proses evakuasi
Masalah psikologis yang muncul:
- Cemas
- Serangan panik
- Emosi negatif
- Kesulitan beradaptasi
Masalah fisik yang muncul:
- Serangan asma
- Maag
- Susah tidur
Faktor Kepribadian:
- Introvert
- Dependen
- Resiliensi rendah
Selain bertujuan memberi-
kan pendampingan, kegiatan ini juga
sekaligus diharapkan memberikan
terapi dasar untuk kesehatan mental
peserta. Program dukungan psikoso-
sial dilakukan dengan mengisi skrin-
ing instrumen SRQ-29 untuk evacuee
yang membutuhkan dukungan psiko-
sosial. Dari sisi keterampilan, pe-
serta terlihat baik terbiasa memulai
interaksi dengan sesama, hanya saja
belum cukup paham membangun
intensitas komunikasi lebih dalam
Orang yang akan dievakuasi harus
mendapat penjelasan yang transpar-
an mengenai proses evakuasi dan
tahapan yang akan ditempuh sesu-
dahnya. Debriefing segera setelah
masuk ke dalam pesawat atau be-
rada di tempat yang aman . Skrining
masalah-masalah kejiwaan termasuk
trauma psikologis sesegera mungkin
setelah sampai di penampungan.
Sehingga mereka yang memiliki
kerentanan dapat diidentifikasi dan
diintervensi segera. Pemantauan
kasus yang ada perlu ditindaklanjuti
bidang Kesehatan Jiwa di daerah
untuk memantapkan sistem penan-
ganan kesehatan jiwa bekerjasama
dengan para professional psikolog
dan psikiater di bawah koordinasi
Dinas Kesehatan. Pencatatan dan
pelaporan tetap menjadi perhatian
Dinas Kesehatan perlu dimonitor
untuk mengetahui perkemban-
gan agar penanganan kesehatan
jiwa para evacuee mendapatkan
perhatian. Melibatkan peran serta
masyarakat dalam menerima kembali
keberadaan para evacuate untuk
bisa berperan serta dalam kegiatan
di masyarakat tanpa adanya labelling
terkait virus corona.
12. 10 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Promotif Preventif Kesehatan
Membentuk SDM Unggul
Menuju Indonesia Maju
2045
Kementerian Kesehatan RI
di tahun ini kembali menyelenggara-
kan Rapat Kerja Kesehatan Nasional
(Rakerkesnas) 2020 yang di seleng-
garakan di JIExpo Kemayoran Jakarta,
pada tanggal 18 – 20 Februari 2020.
Rakerkesnas 2020 mengusung tema
Promotif Preventif Kesehatan untuk
Membentuk Sumber Daya Manusia
(SDM) Unggul menuju Indonesia
Maju 2045. Rakerkesnas dilaksana-
kan untuk memantapkan Rencana
Strategis Pembangunan Kesehatan
tahun 2020-2024, serta membahas
terkait isu-isu strategis di Bidang
Kesehatan.
Rakerkesnas ini terasa is-
timewa karena dibuka oleh Menteri
Koordinator Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir
Effendy, M.A.P dan dihadiri oleh
beberapa menteri kabinet Indo-
nesia Maju Jilid 2, serta sebanyak
2.215 peserta dari pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah yang
terdiri dari seluruh pejabat di ling-
kungan Kementerian Kesehatan,
Kepala Dinas Kesehatan, Direktur
RSUD Provinsi/Kabupaten/Kota, para
wakil lintas sektor terkait, para wakil
organisasi profesi dan perwakilan
dari mitra pembangunan yang terkait
dengan kesehatan serta para Sekre-
taris Daerah Kabupaten/Kota yang
menjadi lokus stunting dan AKI-AKB.
Tahun 2020 merupakan
tahun pertama pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) dan Rencana Strat-
egis (Renstra) Kementerian Keseha-
tan tahun 2020-2024. Dalam rapat
tersebut dibahas lima fokus masalah
kesehatan yaitu Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi (AKI/AKB),
pengendalian Stunting, Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit, Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas),
dan Tata Kelola Sistem Kesehatan.
Kebijakan pembangunan kesehatan
pada periode ini diarahkan pada
upaya meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan melalui pening-
katan upaya promotif dan preventif.
Selain itu dibutuhkan pula dukun-
gan dan inovasi serta pemanfaatan
teknologi, sehingga pada Bonus De-
mografi mendatang Indonesia dapat
memperoleh sumber daya manusia
(SDM) yang unggul dan berdaya sa-
ing.
Pada Pembukaan Rakerkes-
nas 2020, (19/2) Menteri Kesehatan
RI, dr. Terawan Agus Putranto men-
gatakan ada empat pesan strategis
yang menjadi arahan Presiden Joko
Widodo kepadanya. Pesan strategis
tersebut merupakan tantangan bi-
dang kesehatan yang menjadi fokus
perhatian Menkes, yakni Penurunan
Angka Stunting, Angka Kematian
Ibu dan Bayi, Perbaikan Pengelolaan
Sistem JKN dan Penguatan Pelayanan
Kesehatan, serta Obat dan Alat Kes-
ehatan.
Dalam mengatasi stunting,
telah ditetapkan program percepatan
pencegahan stunting secara kon-
vergensi melalui intervensi spesifik
berupa upaya-upaya yang dilakukan
dalam rangka pencegahan secara
langsung yang dilakukan oleh sektor
kesehatan dan intervensi sensitif
berupa upaya-upaya yang dilakukan
dalam rangka pencegahan secara
langsung yang dilakukan oleh sektor
non kesehatan dalam hal ketersedi-
aan sumber pangan, ketersediaan
air bersih dan sanitasi, pember-
dayaan masyarakat, peningkatan
pengasuhan di tingkat keluarga dan
masyarakat, dan peningkatan kes-
ejahteraan masyarakat tidak mampu.
“Kolaborasi ini dirasakan sangat ber-
peran penting mengingat intervensi
spesifik yang menjadi tanggung-
jawab Kementerian Kesehatan hanya
berkontribusi sebesar 30% dalam
penanganan stunting, sedangkan
70% merupakan kontribusi dari mul-
tisektoral dalam bentuk intervensi
sensitif, ” kata Menkes Terawan.
Dalam hal percepatan pe-
nurunan AKI/AKB Menkes Terawan
mengatakan perlu komitmen dan
dukungan lintas kementerian/lem-
baga dalam hal pemberda berdayaan
perempuan dan wajib belajar 12
tahun. Terkait kepesertaan Program
JKN saat ini telah mencapai 83%
dari seluruh penduduk Indonesia
atau sejumlah 224 juta jiwa. Jumlah
masyarakat yang tercakup dalam
skema Penerima Bantuan Iuran (PBI)
terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya dan pada tahun 2019 telah
mencapai 96,5 juta jiwa PBI. Un-
tuk kita ketahui bersama, Cakupan
Kesehatan Semesta (Universal Health
Coverage/UHC) mempunyai arti
bahwa seluruh masyarakat memiliki
akses ke pelayanan kesehatan yang
mereka butuhkan, kapan saja dan
dimana saja mereka membutuhkan
13. 11
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
nya tanpa kesulitan finansial. Dalam
hal peningkatan akses pelayanan
kesehatan, juga diupayakan pengen-
dalian harga obat dan alat kesehatan.
Langkah-langkah percepatan yang
akan dilakukan adalah mendorong
investasi, mempercepat lisensi
wajib obat yang sangat dibutuhkan,
membuka peluang investasi sebesar-
besarnya, dan deregulasi perizinan
yang menghambat.
Pada kesempatan yang
sama Menko PMK, Muhadjir Effendy
dalam sambutannya menegaskan
kembali bahwa prioritas pembangu-
nan manusia yang menjadi visi misi
Presiden-Wakil Presiden, salah satu-
nya yakni soal kesehatan. Menjaga
kesehatan menjadi jauh lebih pent-
ing dari sakit. Pasalnya, ada sejumlah
hal yang bakal dipikul jika seseorang
menjadi sakit. Ketika kita sakit ada
dua ongkos. Pertama peluang yang
hilang, dan kedua sakit itu sendiri
memerlukan biaya. Tidak ada satu
orang pun yang mau memilih sakit,
untuk itu Menko Muhadjir menyeru-
kan kepada para peserta rakerkesnas
agar program GERMAS lebih diting-
katkan implementasinya.
Pada acara pembukaan
Rakerkesnas 2020, Menkes Terawan
juga memberikan apresiasi dan peng-
hargaan kepada Tim Evakuasi Warga
Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan,
Cina. Piagam penghargaan tersebut
diberikan kepada Adi Cayadi (Puskes
TNI), Zulkarnaen Gafar (Pusat Krisis
Kesehatan Kemenkes), Budi Santoso
(BTKLPP Kelas I Batam), Indra Utama
Tarigan (KKP Kelas II Tanjung Pinang),
dan Rahbudi Helmi (Direktorat P2
Makeswa NAPZA Ditjen P2P Kemen-
kes RI).
Kemudian diserahkan juga
penghargaan berupa sertifikat elimi-
nasi filariasis dan malaria kepada
Bupati/Walikota yang daerahnya
telah menyelesaikan kasus tersebut.
Sertifikat diberikan kepada daerah
yang tidak terjadi kasus filariasis dan
malaria selama 3 tahun berturut-
turut. Adapun kepala daerah yang
menerima penghargaan tersebut,
antara lain : Bupati Jayapura, Papua;
Bupati Tanjung Jabung Barat, Jambi;
Walikota Sawah Lunto, Sumatera
Barat; Sekretaris Daerah Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah; Kepala
Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, Su-
matera Barat; Kepala Dinas Keseha-
tan Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi
Selatan; Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Purbalingga, Jawa Ten-
gah, dan Bupati Kabupaten Mesuji,
Lampung.
Dalam rangkaian kegiatan
Rakerkesnas 2020 dilaksanakan
diskusi panel antara Dirjen P2P
, Dirjen Kesmas, dan Kepala Ba-
litbangkes. Dirjen P2P dr.Anung
Sugihantono menyampaikan paparan
tentang Arah dan Kebijakan Pro-
gram Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (P2P) Tahun 2020-2024,
dan menyatakan bahwa saat ini yang
menjadi Prioritas Nasional adalah
penyakit menular (HIV, TB, Malaria,
Kecacingan, ISPA, Diare, Pneumonia),
Kematian Ibu dan Bayi serta Stunt-
ing, dan Penyakit Tidak Menular
(Hipertensi, Diabetes Militus, Cardio
Vasculer, Ginjal, Kanker) lokus di 120
kabupaten/kota dan 260 kabupaten/
kota secara holistik dan dilaksanakan
secara integratif. Disamping topik
program prioritas, ditjen p2p juga
memaparkan isu terkini yaitu covid
19. Sesditjen p2p yang menjadi pem-
bicara pada tersebut menyampaikan
hal- hal yangbterkait covid-19 dia-
nataranya kronologis kejadian, apa
yang harus dilakukan oleh petugas
dan kegiatan yang sudah dilakukan
kemkes utk pencegahan dan pengen-
dalian penyakit covid-19.
Menkes bersama Menko
PMK di dampingi pejabat esselon I di
lingkungan Kemenkes berkesempa-
tan mengunjungi pameran kesehatan
yang terdiri dari 1) Zona deteksi dini
yang menyediakan pemeriksaan
gratis, seperti Pemeriksaan Faktor
Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM)
berupa pengecekan tekanan darah,
gula darah, kolesterol, Hepatitis A
dan tes HIV; Pemeriksaan Indeks
Masa Tubuh (IMT); Konseling Gizi;
Pelayanan Kesehatan Jiwa; Pelayanan
Kesehatan Tradisional berupa aku-
puntur danakupressur; 2) Zona kon-
sultasi sebagai wadah diskusi untuk
menemukan solusi atas permasala-
han bidang kesehatan di daerah; 3)
Zona perpustakaan menampilkan
kumpulan buku atau pedoman
bidang kesehatan. 4) Zona Digital
yang menampilkan pameran aplikasi
kesehatan berbasis Android atau IOS;
5) Taman Germas berisi sajian minu-
man kesehatan tradisional (jamu)
buah-buahan; dan aktivitas fisik
melalui permainan artifical reality
(AR game)
14. 12 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Dirjen P2P Melantik Pejabat Administrasi &
Pejabat Fungsional Di Lingkungan Ditjen P2P
Diawal tahun 2020, pada
(27/1) Direktur Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Kemen-
terian Kesehatan RI (Dirjen P2P), dr.
Anung Sugihantono, M.Kes melantik
sebanyak 16 Pejabat Administrasi
(Eselon III), dan 1 Pejabat Adminis-
trasi (Eselon IV), serta Pejabat Fung-
sional sebanyak 21 orang yang terdiri
dari 15 Epidemiolog, 4 Entomolog, 1
Perencana dan 1 Pranata Laborato-
rium Kesehatan di Kantor Kemente-
rian Kesehatan RI Jakarta. Pelantikan
dihadiri oleh pejabat struktural dan
fungsional di lingkungan Ditjen P2P
dan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Ditjen P2P Kemenkes RI juga dilaku-
kan Pengambilan Sumpah Jabatan
P2P yang di lantik.
Dirjen P2P, dr. Anung dalam
sambutan dan arahannya menyam-
paikan bahwasannya sesuai dengan
amanat Presiden RI, diharapkan Sum-
ber Daya Manusia (SDM) Indonesia
haruslah berkualitas, berkeahlian,
pekerja keras, dinamis, terampil dan
menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Untuk itu diper-
lukan upaya-upaya penyempurnaan
perbaikan penataan sekaligus kesem-
patan yang diberikan kepada birokra-
si untuk mengembangkan dirinya dan
fokus ke dalam pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, mengutamakan
kompetensi keahlian, dan perjalanan
karier yang sudah dipilihnya selama
ini. Pemetaan jabatan administrator
dan jabatan pengawas yang akan
dialihkan menjadi jabatan fungsional
pada kesempatan yang akan datang
bukan hanya diartikan dalam rangka
mengembangkan strategi operasi
tetapi untuk mewujudkan profesion-
alisme dari pejabat yang memangku
jabatan. “Jadi tidak ada kata eselon
3 dan 4 dibubarkan tidak ada kata
eselon 3 dan 4 tidak diperlukan yang
sekarang diperlukan adalah profe-
sionalisme dengan mewujudkan
apa yang dikenal sebagai pejabat
fungsional. Profesionalisme menjadi
satu hal yang sangat penting di era
sekarang
sekarang ini karena kemudian akan
mempengaruhi cara kerja, mekan-
isme kerja, sudut pandang bekerja,
dan tentunya juga akan menjadi
bagian dari pengembangan karir se-
orang pegawai di lingkungan Kemen-
terian Kesehatan” ujar dr. Anung.
Untuk itulah, kata dr. Anung
penggantian rotasi mutasi, seka-
ligus promosi ini merupakan pola
karier yang terus dan kemudian
akan kita kembangkan dalam rangka
mewujudkan organisasi yang efektif,
efisien dan semuanya berdaya guna.
Pelantikan dan pengambilan sumpah
jabatan ini adalah modal awal di
tahun 2020 untuk mewujudkan visi
dan misi presiden yang ditetapkan
untuk tahun 2020 sampai dengan ta-
hun 2024 yang akan datang sekaligus
memastikan bahwa rencana strategis
Kementerian Kesehatan 2020-2024
akan bisa dilaksanakan oleh kita
semuanya dan merupakan bagian
penting dan terpenting dari sebuah
organisasi disamping mekanisme
kerja,
15. 13
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
2) Saudara harus jujur dan terbuka, dan bersedia menerima kritik dan saran
sebagai kontrol dari kepemimpinan Saudara;
3) Sebagai pemimpin, Saudara diharapkan dapat menimbulkan kegairahan
kerja, menciptakan suasana kerja yang kondusif, sehingga staf dapat men-
jalankan tugasnya dengan nyaman, tenang, penuh percaya diri, santai, serius
dan tegas, namun tetap sesuai dengan aturan yang benar
4) Senantiasa menjaga dan mempertahankan integritas, loyalitas dan komit-
men terhadap tugas dan tanggung jawab, dan;
5) Memperkuat jejaring kemitraan dengan lintas sektor/ lintas program agar
saling bersinergi dalam program/ kegiatan bersama.
kerja, cara kerja, tata hubungan
kerja, dan sistem kerja yang harus
dibangun sejalan dengan tuntutan-
tuntutan yang ada dalam konsep
pembangunan kesehatan yang
selama ini kita lakukan.
Fungsional atau pejabat
administrasi yang memang menjadi
bagian dari roda organisasi adalah
sebuah kesempatan dan kemudian
menjadi peluang, akan tetapi seka-
ligus juga menjadi tantangan bagi
pejabat yang baru saja dilantik untuk
mendapatkan kinerja yang semak-
simal mungkin bukan hanya untuk
kepentingan kinerja pribadi dalam
konteks pencapaian-pencapaian
angka kredit, pencapaian-pencapaian
tatanan manajemen, penyerapan,
dan sebagainya. Tetapi sekaligus
untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera melalui layanan-layanan
yang kita berikan selama ini. Untuk
itu, dr. Anung meminta agar para
pejabat yang telah dilantik setelah
acara pelantikan dan sumpah jabatan
ini selesai, diwajibkan dapat melak-
sanakan perjanjian kinerja dan sasa-
ran kinerja pegawai, sehingga dapat
dievaluasi capaian kinerjanya.
Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP), berdasarkan PP No 46 Tahun
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
PNS, setiap PNS wajib menyusun SKP
berdasarkan rencana kerja tahunan
instansi. Dengan demikian Pejabat
Administrator (Eselon III & IV) dan
Pejabat Fungsional akan dilaku-
kan evaluasi kinerja dalam bentuk
penilaian prestasi kerja PNS, se-
hingga dalam posisi jabatan tersebut,
Saudara diharapkan komunikatif dan
bertanggung jawab akan keberhasi-
lan tugas-tugas yang diberikan.
Di akhir sambutannya Dirjen
P2P, dr. Anung menyampaikan hara-
pan agar :
1) Pejabat yang baru dilantik agar
dapat melakukan inovasi-inovasi,
kreatifitas dalam bekerja sehingga
dapat merubah mind set “business
as usual” hal ini untuk memperbaiki
kinerja dan motivasi organisasi, na-
mun tetap dalam koridor yang benar;
16. 14 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Cerdas Memilih
Pangan Olahan &
Pangan Siap Saji
Untuk Cegah Penyakit
Tidak Menular
Indonesia saat ini masih
menghadapi beban ganda (double
burden) permasalahan gizi, yaitu
gizi kurang yang berkaitan dengan
masalah stunting dan gizi berlebih
yang sering dikaitkan dengan Penyak-
it Tidak Menular (PTM). Berdasarkan
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskes-
das) tahun 2018, (angka…) terjadi
peningkatan prevalensi PTM seperti
kanker, stroke, penyakit ginjal, dia-
betes mellitus, dan hipertensi, yang
salah satunya diakibatkan karena
konsumsi pangan yang tidak mem-
perhatikan keamanan, mutu, gizi,
serta kecukupannya.
Pelabelan gizi pangan olahan meru-
pakan salah satu strategi pencegahan
PTM dan sekaligus pencegahan risiko
PTM. Dengan pelabelan gizi dan
informasi nilai gizi yang tercantum
dalam kemasan produk, masyarakat
teredukasi untuk memilih makanan
yang mendukung pola konsumsi yang
sehat sesuai dengan kebutuhan gizin-
ya, sekaligus mendapatkan informasi
kandungan gizi dari pangan olahan
sebagai salah satu sumber gizi yang
dikonsumsi sehari-hari.
Salah satu upaya yang di-
lakukan untuk mendukung edukasi
program di atas, Direktorat Pencega-
han dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular mengadakan Lokakarya
kesehatan dengan topik “Cerdas
memilih pangan olahan dan pangan
siap saji untuk cegah penyakit tidak
menular” dilaksanakan pada tang-
gal 11 Februari 2020 di Ruang Rapat
Leimena Kementerian Kesehatan RI.
Peserta kegiatan lokakarya kesehatan
adalah ASN dilingkungan kementrian
kesehatan sebanyak 200 orang.
Kegiatan ini bertujuan untuk mem-
berikan pemahaman agar cerdas
dalam memilih bahan pangan olahan
dan siap saji serta menyampaikan
informasi yang benar dan jelas ke-
pada peserta, terkait nilai kandungan
gizi yang tercantum dalam pangan
olahan dan siap saji.
Narasumber yang menyam-
paikan materi terdiri dari dr Anung
Sugihantono (Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Pen-
yakit), dr. Cut Putri Ariane MH.Kes
(Direktur P2PTM), Dr. Rita Ramayulis,
DCN., M.Kes, (Persagi) yang mem-
bahas “Tips Memilih Makanan dan
Kudapan Sehat Seimbang”, dan Atin,
SP.MP (Direktorat Standardisasi Pan
gan Olahan BPOM) yang memba-
has “Yuk, Cerdas Baca Label Sebe-
lum Membeli”. Dirjen Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit, dalam
sambutannya mengharapkan output
kegiatan lokakarya ini tidak hanya
sekedar mengerti tetapi juga peserta
mampu melakukan perubahan per-
ilaku yang selanjutnya dapat ditular-
kan kepada keluarga dan lingkungan
sekitarnya serta perlunya memban-
gun ekosistem di lingkungan kemen-
terian kesehatan dalam mewujudkan
dan membangun institusi yang sehat
melalui kekuatan individu diga-
bungkan menjadi kekuatan institusi.
perubahan perilaku yang selanjutnya
dapat ditularkan kepada keluarga
dan lingkungan sekitarnya serta
perlunya membangun ekosistem di
lingkungan kementerian kesehatan
dalam mewujudkan dan membangun
institusi yang sehat melalui kekua-
tan individu digabungkan menjadi
kekuatan institusi. Narasumber dari
Direktorat Standardisasi Pangan Ola-
han BPOM menyampaikan informasi
yang harus diketahui oleh konsumen
pada label produk pangan olahan
yang diperhatikan antara lain nama
produk,daftar bahan, berat bersih,
nama dan alamat produsen/pengim-
port, halal bagi yang dipersyaratkan,
tanggal dan kode produksi, Keteran-
gan kadaluarsa, Nomor izin edar dan
Asal usul bahan tertentu.
Untuk tetap sehat ada tips
yang diberikan Dr. Rita Ramayulis,
M.Kes, DCN terkait perubahan asu-
pan gula antara lain: tidak lagi meng-
konsumsi menu yang mengandung
gula tinggi, membeli minuman manis
dengan permintaan khusus untuk
mengurangi jumlah gula, mengkon-
sumi minuman manis tidak sendiri,
mengurangi penambahan kecap,
mengurangi penambahan gula saat
membuat minuman manis di rumah,
mengganti susu kental manis dengan
susu uht, lemak antara lain: Men-
gurangi penambahan mayonnaise,
Mengurangi jumlah kerupuk, Meng-
ganti menu yang digoreng dengan
yang tidak digoreng, mengurangi
porsi dan garam antara lain: mengu-
rangi pemakaian saos, memodifikasi
penggunaan bumbu pada mie instan,
mengurangi konsumsi mie instan,
mengurangi konsumsi sosis.
Konsumsi Gula Garam Lemak
yang dianjurkan melalui Permenkes
63 Tahun 2015 tentang Pencantuman
Informasi Kandungan Gula, Garam,
dan Lemak serta Pesan Kesehatan
untuk Pangan Olahan dan Pangan
Siap Saji yaitu G4 G1 L5 artinya asu-
pan perhari gula maksimal 4 sendok
makan, garam 1 sendok teh perhari
dan lemak 5 sendok makan perhari.
Konsumsi gula per hari adalah 10%
dari total energi sebanyak 220 kkal
atau setara dengan 4 sendok makan
perhari (50 gram per hari), Konsumsi
garam adalah 2000 mg natrium atau
setara dengan 1 sendok teh (sdt) per
hari (5 gram per hari), Komsumsi
lemak adalah 20-25% dari total en-
ergi (702 kkal) atau setara dengan 5
sendok makan per hari(67 gram per
hari).
17. 15
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Hotline 119. Ext 9
BNPB : 117
www.p2ptm.kemkes.go.id @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesri
Jangan memasukkan
jari ke lubang hidung
Selalu memakai masker
bila mendesak ke luar rumah
dan ketika berbicara
dengan orang lain
Jangan menggosok
mata dengan tangan
Rajin cuci tangan
pakai sabun dengan
air mengalir
Tunda
ke Dokter spesialis
mata dan THT
jika tidak darurat
Jangan
mengigit-gigit
kuku
Hindari
mengorek telinga
dengan benda
apapun
Cegah Penularan
COVID-19
Melalui Mata,
Hidung dan Mulut
18. 16 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
BERSEPEDA
SAAT PANDEMI
VIRUS
CORONA
3. Jaga jarak depan-belakang antara sepeda dan kend-
araan lain minimal 2 meter.
4. Jaga jarak depan-belakang antar pesepeda minimal 4
meter. Semakin tinggi kecepatan bersepeda, jarak harus
makin jauh (diusahakan lebih dari 20 meter).
5. Jaga jarak dan waspada terhadap pengendara kend-
araan lain.
6. Patuhi rambu-rambu lalu lintas saat bersepeda.
Saat beristirahat
1. Cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
2. Bersihkan tangan dan wajah dengan tisu atau handuk
kecil.
3. Selalu gunakan masker, kecuali saat makan dan
minum.
4. Hindari berbagi bekal dengan orang lain (botol minum,
makanan).
5. Istirahat secukupnya, tidak perlu terlalu lama.
Saat mengakhiri perjalanan di rumah
1. Sebelum masuk rumah, lepaskan semua perlengkapan
yang digunakan.
2. Hindari kontak fisik dengan penghuni rumah dan me-
nyentuh perabotan.
3. Semprot helm, sepatu, dan kacamata dengan cairan
desinfektan.
4. Segera lepas pakaian, kaos kaki, sarung tangan, mask-
er, penutup kepala, dan cuci tangan dengan deterjen.
5. Segera bersihkan diri, mandi dan keramas.
6. Istirahat dan pulihkan cairan yang hilang dari
tubuh.
Bersepeda bisa menjadi pilihan kegiatan olahraga
untuk menjaga kebugaran tubuh Anda di masa pandemi
Covid-19. Selain itu, bagi bersepeda juga bisa dijadikan
alternatif bagi Anda yang selama ini menggunakan ojek
online untuk bepergian jarak dekat. Seperti diketahui,
diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
di sejumlah daerah membuat ojek online untuk sementa-
ra tak bisa mengangkut penumpang. Namun, bersepeda
selama masa pandemi Covid-19 sedikit berbeda dengan
bersepeda dalam kondisi normal. Anda perlu memper-
hatikan sejumlah hal untuk menjaga agar tidak terpapar
virus.
Persiapan sebelum bersepeda
1. Perhatikan imbauan pemerintah dan daerah yang
aman dari Covid-19.
2. Jaga kebersihan sepeda, terutama bagian yang bersen-
tuhan dengan tangan.
3. Bersihkan diri dan cuci tangan dengan sabun.
4. Hindari droplet dengan mengenakan pakaian berlen-
gan panjang, sarung tangan, masker, kacamata, penutup
kepala, membawa hand sanitizer dan handuk kecil.
5. Pilih masker berbahan kain yang tidak terlalu rapat dan
mengganggu pernapasan.
6. Membawa botol minum yang tertutup dan alat makan
sendiri.
Saat bersepeda
1. Utamakan bersepeda sendirian. Apabila berkelompok,
atur dalam rombongan kecil 2-5 besepeda.
2. Pilih jalur yang menghindari keramaian dan daerah
zona merah Covid-19.
Sumber Foto : www.unsplash.com
19. 17
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Kebijakan pemerintah untuk adaptasi kebiasaan
baru pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) ini mempengaruhi berlangsungnya kembali
aktivitas perkantoran, baik pemerintah maupun swasta.
Hal ini tentunya membuat kita sebagai pegawai yang
harus bekerja di kantor dan beraktivitas di luar rumah
merasa khawatir dengan potensi penularan COVID-19
mengingat masih ditemukan kasus baru setiap harinya,
dan perkantoran termasuk klaster yang menjadi perha-
tian pemerintah dalam penyebaran COVID-19.
Sebagai upaya pencegahan dan pengendalian
penularan COVID-19 di tempat kerja, perlu kita simak
dan ikuti beberapa tips berikut.
1. Pastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berangkat
ke tempat kerja. Jika terasa gejala seperti demam, batuk,
pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di
rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan keseha-
tan apabila berlanjut.
2. Selalu gunakan masker saat perjalanan ke atau dari
tempat kerja serta selama berada di lingkungan tempat
kerja. Dapat juga ditambah dengan penggunaan pelind-
ung mata (eye protection) atau pelindung wajah (face
shield).
3. Bersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan
pakai sabun dengan air mengalir atau gunakan hand
sanitizer. Selain itu, hindari menyentuh area wajah,
seperti mata, hidung, dan mulut, serta pastikan tangan
dalam keadaan bersih jika terpaksa akan menyentuh
area wajah.
4. Selalu jaga jarak dengan rekan kerja atau orang lain di
sekitar tempat kerja minimal 1 (satu) s.d. 2 (dua) meter,
dan hindari kontak fisik langsung, sep erti bersalaman
dan berpelukan.
5. Bersihkan area kerja masing-masing sebelum dan
sesudah bekerja.
6. Upayakan membawa peralatan makan dan minum
pribadi. Apabila sedang makan dan minum agar tidak
saling berbicara serta letakkan masker di tempat yang
higienis dan tidak menjadi media penularan penyakit.
7. Jaga kebersihan ruang kerja serta optimalkan sirkulasi
udara dan sinar matahari masuk area ruang kerja.
8. Bagi para pimpinan atau atasan langsung, pastikan
pembagian jadwal kerja, baik melalui shift maupun tidak
shift, dapat memungkinkan seluruh pegawai menjaga
jarak 1 (satu) s.d. 2 (dua) meter. Selain itu, selalu awasi
dan peringatkan pegawai yang tidak mematuhi protokol
kesehatan di ruang kerja.
9. Saling mengingatkan antara pegawai atau rekan kerja
untuk menerapkan protokol kesehatan di tempat kerja,
seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan men-
jaga kebersihan.
10. Patuhi protokol kesehatan yang berlaku di lingkungan
tempat kerja, seperti lift, tempat ibadah, kantin, toilet,
dan fasilitas umum lainnya.
11. Bawa selalu masker pengganti, hand sanitizer, dan
perlengkapan ibadah untuk kebutuhan pribadi.
Jangan lupa saat tiba di rumah dan sebelum kon-
tak dengan anggota keluarga, segera mandi dan berganti
pakaian serta membersihkan handphone, kacamata, tas,
dan barang lainnya dengan cairan disinfektan. Selain itu,
kita juga harus selalu terus tingkatkan daya tahan tubuh
dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), seperti mengonsumsi gizi seimbang, aktivitas
fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup
dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor
risiko penyakit.
Dengan demikian diharapkan dengan usaha yang
maksimal untuk menjaga kebersihan diri dan keseha-
tan, kita dapat mencegah dan terhindar dari penularan
COVID-19 di tempat kerja.
Sumber: dikutip dari berbagai sumber
CEGAH DAN
HINDARI COVID-19
DI TEMPAT KERJA/
AREA KANTOR
Sumber Foto : www.unsplash.com
20. 18 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Hari Kusta
Sedunia 2020
Hari Kusta Sedunia diper-
ingati setiap hari Minggu terakhir
bulan Januari setiap tahunnya. Pada
tahun ini jatuh pada tanggal 26 Janu-
ari 2020 dengan tema “Kusta dapat
dicegah dan disembuhkan” dengan
sub tema “Segera berobat apabila
ada bercak di kulit anda, kemungki-
nan kusta dan Tidak menjauhi pend-
erita kusta”.
Tujuan peringatan hari kusta
sedunia untuk meningkatkan kesa-
daran masyarakat dan pemangku
kepentingan, serta memberikan
pemahaman dan informasi yang
benar mengenai penyakit tersebut
guna menghapus stigma dan praktek
diskriminasi yang masih ditemukan di
masyarakat.
Dalam rangkaian kegiatan
telah dilaksanakan temu media pada
tanggal 30 Januari 2020 di Ruang
Narata Gedung Adhyatma Kemenkes
yang difasilitasi oleh Biro Komunikasi
dan Pelayanan Masyarakat.
Kegiatan ini menghadirkan
narasumber Dirjen P2P dr. Anung
Sugihantono, M.Kes, Dr. dr. Sri
Linuwih Menaldi, Sp. KK (K) dari
Kelompok Studi Morbus Hansen
Indonesia (KSMHI ) Perhimpunan
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
Indonesia (Perdoski) dan dr. Wiendra
Waworuntu, M.Kes sebagai Direktur
P2PML.
Melalui berbagai upaya pro-
mosi dan penemuan aktif yang telah
dilakukan oleh seluruh pihak terkait,
dalam kurun waktu dua tahun jum-
lah penemuan kasus baru kusta di
Indonesia menunjukkan peningka-
tan dari 15.910 menjadi 17.017.
proporsi kasus kusta baru tanpa
cacat cenderung mengalami pening-
katan tiap tahunnya, dari 78,1% pada
tahun 2015 menjadi 86,15% di tahun
2019.
Peningkatan tersebut
mengindikasikan pergeseran pen-
emuan kasus kusta dari terlambat
(sudah cacat) ke arah dini (tanpa ca-
cat).Hal ini menggambarkan menin-
gkatnya kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan diri sedini mungkin.
Pemerintah bersama
masyarakat mempunyai komitmen
kuat untuk melaksanakan dan men-
capai keberhasilan Penanggulangan
Kusta. Melalui Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 11 / 2019 tentang
Penanggulangan Kusta, telah dia-
tur kebijakan dan strategi di dalam
pencegahan dan pengendalian kusta
di Indonesia baik di tingkat pusat,
provinsi, dan kabupaten / kota.
Meski demikian Penang-
gulangan Kusta masih menghadapi
berbagai tantangan yang kompleks.
Tantangan yang dihadapi antara lain
masih terus berlangsungnya trans-
misi kusta di masyarakat, proporsi
anak yang masih tinggi dibanding
target yang harus dicapai (<5%) dan
masih adanya stigma terhadap kusta
di masyarakat.
Oleh karenanya, diperlukan
dukungan dan kemitraan dari ber-
bagai komponen bangsa di tingkat
nasional, regional, dan global.
Rangkaian puncak kegiatan
dilaksanakan dengan Rakontek P2P
pada tanggal 27 Februari 2020 di
Mercure Convention Centre Ancol.
Kegiatan berupa senam pagi untuk
peserta yang dilanjutkan dengan talk
show tentang kusta menghadirkan
narasumber Dirjen P2P dr. Anung
Sugihantono, M.Kes, dr. Melani
Marissa, Sp.KK FAADV dari Kelom-
pok Studi Morbus Hansen Indone-
sia (KSMHI ) Perhimpunan Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia
(Perdoski) dan Uswatun Khasanah
yang merupakan Orang Yang Pernah
Mengalami Kusta dari Cirebon. Talk
show yang dimoderatori oleh Direk-
tur P2PML dr. Wiendra Waworuntu,
M.Kes ini mengupas hal – hal terkait
penyakit kusta, program nasional
pecegahan dan pengendalian kusta
serta testimoni dari Uswatun Khasan-
ah.
Uswantun Khasanah men-
gungkapkan pengalamannya didiag-
nosa kusta pada saat usia sekolah
SMP. Dukungan orang tua, petugas
kesehatan dalam menyemangatinya
untuk tetap sekolah dan berobat
teratur telah meningkatkan rasa
percaya dirinya sehingga kecemasan
terhadap penyakit kusta yang diderit-
anya. Hal ini juga yang membuatnya
bisa menjadi contoh Orang Yang
Pernah Mengalami Kusta yang per-
caya diri dan senantiasa memberikan
testimoni- testimoni positif kepada
orang lain di lingkungannya dan di
berbagai kesempatan yang diberikan.
21. 19
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Anak Terlindungi, Indonesia
Maju Di masa Pandemi
Dirjen Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit dr. Achmad
Yurianto Mantan Juru Bicara Pen-
anganan Covid-19 hadir kembali
ke Media Center Satgas Penanganan
Covid-19, di Graha BNPB Jakarta.
Bukan untuk menyampaikan update
data Covid-19 seperti selama 140
hari lalu, kali ini dr. Yuri hadir dalam
rangka peringatan Hari Anak Na-
sional. “Tanggal 23 Juli kita bersama-
sama memperingati Hari Anak Na-
sional. Sudah barang tentu kita semua
dan saya mengucapkan selamat Hari
Anak Nasional kepada seluruh anak-
anak di Indonesia di mana pun kalian
berada.
Semoga anak-anak sekalian
cucu-cucu sekalian selalu dalam
keadaan sehat, bergembira bisa terus
belajar dan bermain dalam keadaan
aman,” kata Yuri. Yuri pun meny-
ampaikan pesan kepada orang tua
dan masyarakat untuk terus melind-
ungi anak-anak agar tidak terpapar
virus Covid-19. “Kepada orang tua,
masyarakat, saya ajak bersama-sama
untuk terus menjaga mereka dan
melindungi anak-anak kita.
Karena kita adalah
generasi penerus bangsa.
Pastikan anak kita tetap
aman dari penularan
Covid-19 “Mari pastikan
anak-anak kita dapat ter-
motivasi untuk terus belajar
di rumah. Dan pastikan
anak-anak kita mendapat
asupan gizi yang baik, imu-
nisasi yang lengkap, terlind-
ungi dari berbagai macam
kekerasan,” tegas Yuri.
Menurut Yuri, hari
ini dirinya sengaja hadir di
Media Center Satuan Tugas
Penanganan Covid-19
ditemani oleh anak-anak
yang hebat yang sejak pagi
tadi mengambil alih peran-
peran yang dilakukan oleh
para orang dewasa selama
ini. “Dan ternyata mereka
dapat melakukan tugasnya
dengan sangat baik dan
penuh semangat,” kata Yuri.
Bahkan, kata Yuri,
dalam kesempatan itu dia
didampingi dua anak-anak
yang selalu menonton pers confer-
ence update data Covid-19. Yuri
mengaku gembira bahwa anak-anak
juga peduli terhadap protokol kes-
ehatan. “Saya bergembira mengetahui
bahwa anak-anak juga peduli pada
protokol kesehatan.
Dan bahkan dapat menjadi
contoh bagi masyarakat.” Ia pun men-
yampaikan agar orang dewasa bisa
menjadi teladan untuk anak-anak di
masa mendatang. “Saudara-saudara,
mari kita menjadi teladan untuk
anak-anak kita karena anak-anak kita
lah harapan kita di masa mendatang.
Terima kasih, selamat Hari
Anak. Sekali lagi orang tua punya
tugas dan kewajiban menjaga mereka
memberikan hak mereka untuk tum-
buh kembang sebagai anak-anak yang
unggul di masa depan.
22. 20 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Surveilans Vektor
Jentik Nyamuk
&
Paederus Sp/
Tomcat
Rumah Sakit
Darurat Covid
Wisma Atlet
Penyakit yang ditularkan melalui vektor dan
binatang pembawa penyakit antara lain malaria, Demam
Berdarah Dengue, Filariasis, Leptopirosis dan pes serta
iritasi pada kulit (dermatitis). Penyakit-penyakit tersebut
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indone-
sia karena selain dapat menimbulkan gangguan keseha-
tan masyarakat juga dapat menyebabkan kematian dan
dapat pula menimbulkan wabah /Kejadian luar biasa.
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengendalian vek-
tor yang tepat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No-
mor 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Keseha-
tan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor
dan Binatang Pembawa Penyakit serta Pengendaliannya
yang disebut dengan pengendalian vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit adalah semua kegiatan atau tindakan
yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor dan
binatang pembawa penyakit serendah mungkin sehingga
keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penu-
laran penyakit tular vektor di suatu wilayah.
Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet merupakan ba-
gian dari wilayah Propinsi DKI jakarta merupakan daerah
endemis tinggi terhadap penyakit DBD. Potensi tertular
penyakit ini cukup tinggi di wilayah RSDC Wisam Atlet.
Untuk mengantisipasi terjadinya penularan penyakit DBD
yang ditularkan melalui nyamuk Aedes sp.
Habitat nyamuk ini berupa tempat tempat
penampung air yang tidak berdidikan tanah, sehingga
perlu dilakukan survei terhadap habitat tersebut untuk
mendapatkan gambar habitat positif jentik.
Selain DBD tingginya jumlah penderita penyakit
dermatitis yang merupakan penyakit yang ditularkan
oleh Kumbang Paederus. Sp dimana lebih dari 200 orang
relawan di RSDC Wisma Atlet terinfeksi penyakit ini.
Penyakit Kumbang Paederus sp. disebut juga TOMCAT
karena bentuk badannya mirip pesawat tempur Tomcat
(F-14). Paederus sp. juga disebut Rove Beetle atau kum-
bang penjelajah/pengelana karena aktif berjalan-jalan.
Kumbang ini dapat saja ditemukan diberbagai tempat di
Indonesia dan juga negara-negara lainnya. Siklus hidupn-
ya sebagai berikut :
- Berkembang biak di habitat yang lembab seperti daun
busuk basah dan tanah.
- Daur hidup dari telur-imago selama 18 hari. Stadium
telur = 4 hari, larva = 9,2 hari, prepupa = 1 hari, dan pupa
= 3,8 hari. Lama hidup serangga betina adalah 113,8 hari
dan serangga jantan adalah 109,2 hari.
- Kemampuan bertelur 106 butir per betina. Masa
inkubasi telur selama 4 hari.
- Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir bulan
musim hujan (bulan Maret dan April) dan kemudian
dengan cepat berkurang dengan timbulnya cuaca ker-
ing pada bulan-bulan berikutnya dan bersifat nokturnal
(malam hari).
Kulit yang terkena (biasanya daerah kulit yang
terbuka) dalam waktu singkat akan terasa panas. Setelah
24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit dengan
sekitar berwarna merah (erythemato-bullous lession)
yang menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka
bakar. Manifestasi klinis yang terjadi sebagai berikut :
23. 21
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Kumbang berperan mengganggu manusia dengan cara :
- Kumbang dewasa berpindah dari habitatnya dengan
berjalan di permukaan tanah atau melalui tajuk tana-
man.
- Pada malam hari ia terbang dan berjalan tertarik pada
lampu pijar dan neon, dan sebagai akibatnya, secara
tidak sengaja bersentuhan dengan kehidupan manusia.
- Kumbang ini tidak menggigit atau menyengat, tapi
secara tidak disengaja tersapu atau tergaruk tangan
sehingga bagian tubuhnya hancur di atas kulit. Ketika
itu ia akan mengeluarkan cairan hemolimfe, yan g berisi
paederin (C25H45O9N), zat kimia iritan kuat, yang akan
menimbulkan reaksi gatal-gatal, rasa terbakar, eritema
dan mengalir keluar 12-48 jam kemudian. Gejala klinis
diperparah jika ada infeksi sekunder.
Kegiatan surveilans ini bertujuan sebagai berikut :
- Untuk melakukan survei terhadap habitat jentik DBD di
Tower 2-3 di RSDC Wisma Atlet
- Untuk melakukan survei habitat dan pengendalian
populasi Tomcat di tower 2-3 RSDC Wisma Atlet
Kegiatan surveilans vektor ini di tujukan untuk
mendapatkan informasi habitat jentik nyamuk dan Tom-
cat di RSDC Wisma Atlet. Dimana kegiatan ini dilaksankan
pada hari jumat 17 Juni 2020 di tower 2 dan tower 3
RSDC Wisma Atlet. Perugas yang ikut dalam kegiatan ini
adalah :
- Subdit Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Direk-
torat P2PTVZ Ditjen P2P Kemneterian Kesehatan
- Bagian Kesehatan Lingkungan RSDC Wisma Atlet ( Dit
Kesling dan Relawan)
- Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Utara dan Puskes-
mas
- Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Pusat dan Puskes-
mas
- Moris
Survei Jentik Nyamuk
Dari hasil pemeriksaan seluruh kamar yang ada
di tower 2 dan tower 3 masih ditemukan jentik nyamuk
di beberpa kamar . jenis habitat yang ditemukan pada
saring air di bawah wastapel kamar. Petugas surveila
melakukan pengendalian langsung untuk habitat terse-
but dengan membubuhi larvasida
Survei Tomcat
Survei ini dilakukan diseluruh kamar di tower 2
dan tower 3. Dimana hampir semua lantai positif tomcat
kecuali lantai 6 tower 2 tidak ditemukan karena sebel-
umnya sudah dilakukan penyemperotan dengan mengu-
nakan baygon. Pada lantai 18 tower 3 semua kamar dite-
mukan tomcat dan ada kamar yang jumlah tomcatnya
dengan jumlah yang banyak (10 ekor).
Survei habitat juga dilakukan di halaman RSDC
Wisma Atlet, adapun potensi habitat yang ditemukan
pada tumpukan potongan pohon dan kayu yang tergele-
tak pada beberapa tempat di wisma atlet.
Dari hasil surveilans jenik nyamuk dan tomcat dapat
disimpulkan dan saran sebagai berikut :
1. Kesimpulan
a. Masih ditemukan jentik nyamuk sebagai vektor DBD di
RSDC Wisma Atlet
b. Telah dilakukan pengendalian jentik dengan larvasidai
pada wadah yang positif jentik
c. Ditemukan tomcat hampir diseluruh lantai dan ada
lantai yang semua kamar pada lantai tersebut ditemukan
tomcat
d. Potensi habitat tomcat merupakan tumpukan kayu
yang ada di pekarangan RSDC Wisma Atlet
2. Saran
a. Perlu dilakukan pemberantas sarang nyamuk (PSN)
secara mandiri oleh penghuni kamar pada setiap tower
b. Perlu dilakukan pembersihan kamar setiap hari baik
secara mandiri maupun oleh petugas
c. Perlu melakukan edukasi kepada semua orang yang
ada di RSDC tentang keberadaan tomcat dan cara pen-
gendaliannya
d. Perlu dilakukan pengendalian tomcat pada habitat
potensial untuk mengurangi atau memberantas tomcat.
(oleh : YS)
24. 22 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Rakontek 2020: Promotif dan Preventif
Dalam Bidang Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit
Rapat Koordinasi Teknis
Program P2P atau Rakontek P2P
yang merupakan tindak lanjut dari
Rapat Kerja Kesehatan Nasional
(Rakerkesnas) Tahun 2020 pada
tahun ini dilaksanakan di Jakarta
mulai dari tanggal 24 – 28 Febru-
ari 2020 dengan mengambil tema
“Promotif dan Preventif dalam
Bidang Pencegahan dan Pengen-
dalian Penyakit (P2P)”.
Tema yang diambil pada
Rakontek 2020, menurut Sek-
retaris Ditjen P2P, dr. Achmad
Yurianto dalam laporannya pada
pembukaan Rakontek (24/2) di-
maksudkan untuk penguatan pro-
gram pencegahan dan pengen-
dalian penyakit baik dari teknis
pelaksanaan program khususnya
promotif dan preventif dalam
mencapai cakupan kesehatan se-
mesta dengan penguatan sinergi
dan kolaborasi Pusat, Daerah,
serta UPT Kemenkes bersama
seluruh lapisan masyarakat, ter-
masuk organisasi kemasyaraka-
tan, organisasi profesi dan aka-
demisi, serta kalangan swasta
dan dunia usaha, juga penguatan
teknis pembiayaan program
melalui berbagai sumber pem-
biayaan seperti dekonsentrasi,
dana alokasi khusus, penggunaan
dana desa serta sumber-sumber
pembiayaan lainnya. Selain itu,
langkah ini dilakukan agar pelak-
sanaan semua kegiatan dan pe-
manfaatan sumberdaya dilakukan
secara efektif, efisien dan intensif
guna pencapaian target indika-
tor Pembangunan Kesehatan
yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Kesehatan Jangka
Menengah 2020-2024.
Rakontek ini dihadiri oleh
seluruh Pejabat Struktural diling-
kungan Ditjen P2P baik Pusat
dan Unit Pelaksana Teknis (UPT),
Kepala Bidang P2P Dinkes
Provinsi, Kepala Bidang Yankes
dan Kepala Bidang Kesmas di
9 Dinkes Binwil Ditjen P2P yang
mempunyai lebih dari 5 lokus
irisan AKI-AKB dan Stunting,
Kadinkes dan Kabid P2P, Kabid
Kesmas sebanyak 78 Dinkes
Kab/Kota, serta para perwakilan
Kepala Puskesmas Binwil Ditjen
P2P.
Direktur Jenderal P2P, dr.
Anung Sugihanto di kesempatan
yang sama saat membuka Ra-
kontek Ditjen P2P 2020 dalam
sambutan dan arahannya ber-
harap dalam proses pelaksanaan
rangkaian Rakontek ini mampu
menghadirkan proses Pelak-
sanaan program yang efisien,
efektif, partisipatif, dan akuntabel,
sehingga bermuara pada terca-
painya semua indikator program
pencegahan dan pengendalian
penyakit yang semakin berkuali-
tas.
Dirjen, dr. Anung menga-
takan tahun 2019 ketika dilakukan
evaluasi terhadap pencapaian
pembangunan nasional, selain
isu regulasi dan institusi yang
menjadi penghambat pertumbu-
han ekonomi, isu sumber daya
manusia merupakan hal penting
yang mempengaruhi. Setidaknya
ada 3 hal di bidang kesehatan
yang mempengaruhi kesehatan
yaitu gizi anak rendah, prevalensi
penyakit tidak menular tinggi dan
prevalensi perokok yang tinggi.
Hasil ini tentunya menjadi catatan
penting dan harus kita selesaikan
di tahun mendatang.
Berbagai diskusi dan
seminar telah dilakukan sehingga
Kementerian Kesehatan telah
menjabarkan visi dan misi pres-
iden kedalam fokus program
berupa penurunan stunting, AKI
dan AKB. Direktorat Jenderal
25. 23
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
pencegahan dan pengendalian
penyakit telah mengidentifikasi
beberapa program yang ber-
pengaruh terhadap pencapaian
fokus Kementerian Kesehatan
yaitu Imunisasi, HIV-AIDS, TBC,
Malaria, Kecacingan, Pneumonia,
Diare, PTM (HT, DM) dan Keswa.
Akhir tahun 2019 sam-
pai dengan awal tahun 2020
merupakan tahun transisi karena
pada masa ini terjadi perubahan
pemerintahan dan juga peralihan
dari RPJMN III (2015-2019) ke
RPJMN IV (2020-2024). Secara
umum pencegahan dan pengen-
dalian penyakit berada dalam
sistem kesehatan nasional, pen-
dekatan yang digunakan melalui
promotif dan preventif. Dengan
upaya prevent, detect, respon,
promote dan protect diharapkan
dapat menurunkan insiden risiko,
menurunkan prevelensi penyakit
dan menurunkan komplikasi.
Pada prinsipnya upaya
pencegahan dan pendekatan
penyakit dilakukan dengan sasa-
ran populasi sehat, berisiko,
sakit dan cacat dengan kegiatan
aktif berupa cegah, temukan dan
obati. Dengan kegiatan utamanya
adalah surveilans dan SKDR
PHEOC, ujar dr. Anung.
Berdasarkan konsep-kon-
sep diatas akan kita terapakan
dalam Renstra 2020-2024 dimana
terdapat 11 renstra bidang P2P
yang pada akhirnya dapat men-
capai sasaran pembangunan
kesehatan yaitu Meningkatnya
Pengelolaan Pengendalian Pen-
yakit Dan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat (KKM) melaui kegia-
tan Promotif dan Preventif.
Tentunya dalam pelak-
sanaan kegiatan akan disesuai-
kan dengan ketentuan yang
berlaku, kata dr. Anung dengan
Azas Konkurensi pembangunan
kesehatan, Standart Pelayanan
Minimal untuk kabupaten/kota
dan provinsi, PIS – PK untuk
Puskesmas dan Faskes Primer,
dan Akreditasi Faskes Primer dan
Rujukan.
Terkait dengan target
penurunan AKI, AKB dan Stunting
yang telah ditetapkan lokus di 260
kabupaten/kota. Tentunya pro-
gram Program P2P mendukung
pencapaian program tersebut
melalui kegiatan di program pen-
yakit menular, tidak menular dan
kesehatan jiwa. Dengan pendeka-
tan yang holistic, inovatif, integra-
tive dan implementative.
Dalam program TBC –
kegiatan promotif dan preventif
yang dilakukan meliput perbaikan
perumahan, imunisasi BCG tepat
waktu, monitoring pertumbuhan
dan perkembangan, skrining pada
kelompok beresiko dan pendidi-
kan serta literasi kesehatan den-
gan pendekatan PIS-PK, UKBM
dan SPM dengan memperhatikan
Case,Contact,Carier-Comorbid
dan Community Engagement.
Program MALARIA – keg-
iatan promotif dan preventif yang
dilakukan meliput pembagian
kelambu berinsektisida, pendidi-
kan kesehatan dan health literacy,
perbaikan perumahan dan jam-
ban keluarga dan Pemanfaatan
teknologi dan TOGA dengan pen-
dekatan PIS-PK, UKBM dan SPM
dengan memperhatikan Case,
Contact, Carier – Comorbid dan
Community Engagement.
Program IMUNISASI –
kegiatan promotif dan preventif
yang dilakukan meliput penya-
daran masyarakat dan health
literacy, perwujudan vaksin halal,
pelayanan yang bermutu dan
terjangkau dengan pendekatan
PIS-PK, UKBM dan SPM dengan
memperhatikan Rumor, KLB dan
KIPI, Rantai Dingin, Pencatatan
dan Pelaporan. Sedangkan dalam
program Penyakit Tidak Menular
– kegiatan promotif dan preventif
yang dilakukan meliput penya-
daran masyarakat dan health
literacy, perwujudan vaksin halal,
pelayanan yang bermutu dan
terjangkau dengan pendekatan
PIS-PK, UKBM dan SPM dengan
memperhatikan ruang publik, po-
tensi masyarakat, media massa
dan media sosial lainnya serta
role model public figure.
Untuk program Keseha-
tan Jiwa – kegiatan promotif dan
preventif yang dilakukan meliput
penyediaan media KIE, skrining/
deteksi dini dan konseling serta
rujukan, Pelatihan Skill Life den-
gan pendekatan PIS-PK, UKBM
dan SPM dengan memperhatikan
Institusi Pendidikan, Deteksi Dini
& Konseling, Peer Group dan
Rujukan.
Di akhir sambutan dan
arahannya Dirjen, dr. Anung
menyimpulkan dalam arahan-
nya, bahwa: 1) Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit menjadi
bagian integral dalam pelaksan-
aan pembangunan nasional
dan pembangunan daerah; 2)
Kebijakan Operasional Pencega-
han dan Pengendalian Penyakit
diarahkan untuk penyelesaian
persoalan penyakit menular dan
tidak menular serta kematian
ibu, kematian bayi dan stunting
dengan pendekatan Promotif
Preventif disetiap jenjang pelak-
sanaan pemerintahan; 3) Evalu-
asi capaian program dilakukan
secara Holistik dan Komprehensif
untuk dijadikan pijakan Perenca-
naan Program berikutnya; dan 4)
Diperlukan Inovasi-inovasi daerah
sesuai dengan spesifik lokal.
Rakontek resmi ditu-
tup oleh Dirjen P2P, dr. Anung
Sugihantono, M.Kes, pada Kamis
malam (27/2) di Jakarta. Adapun
sejumlah point yang telah dihasil-
kan dari Rakontek ini, kata Sek-
retaris Ditjen P2P, dr. Achmad Yu-
rianto dalam laporannya, antara
lain yaitu Pertama, keberhasilan
Kabupaten Malinau yang menda-
patkan anggaran Dana Desa di-
lakukan dengan mengawal proses
perencanaan dari Musrenbang
tingkat Desa, Kecamatan dan
seterusnya; Kedua, pencapaian
target SPM Kabupaten Banggai
didukung oleh kerjasama yang
baik dengan Lintas Sektor ter-
masuk universitas dan komitment
pimpinan daerah. Dimana
26. 24 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
daerah perlu membentuk tim dan
penetapan target dan lain-lain
sesuai regulasi; Ketiga, peren-
canaan dalam RPJM kedepan
diarahakan dengan pendekatan
lintas sektor dan program dengan
peningkatan upaya promotif dan
preventif didukung oleh pengem-
bangan inovasi dan pemanfaatan
teknologi; Keempat, dalam
pencapaian program dibutuhkan
dukungan SDM sesuai dengan
Jabatan fungsional, pemenu-
han jabatan fungsional di P2P
dapat diisi oleh semua Jabfung
dengan terlebih dahulu men-
gusulkan melalui ABK; Kelima,
intergrasi program Kesehatan
masyarakat dalam mendukung
program P2P yang dilakukan
melalui integrasi pembudayaan
germas, sinkronisasi pengang-
garan dan kegiatan program serta
integrasi kegiatan dalam setiap
siklus hidup. Keenam, Kerjasa-
ma dengan universitas dan LSM,
inovasi dan pelibatan lintas sektor
terbukti mampu meningkatkan
cakupan program P2P; Ketujuh,
pendampingan di tingkat desa
baik perencanaan dan pelaksan-
aan menjadi faktor yang sangat
berpengaruh pada pencapain
program; Kedelapan, perlu Koor-
dinasi Lintas bidang untuk peren-
canaan DAK 2021 dan Mapping
masalah serta data dukung untuk
perencanaan DAK; Kesembilan,
mengupayakan ketersediaan
server disetiap kabupaten/kota;
Kesepuluh, penerapan KTR di
kabupaten/kota tidak hanya me-
nilai ouput ketersediaan PERDA
namun bagaimana monev dilaku-
kan; Kesebelas, mapping kondisi
peralatan pendukung program
PTM yang telah dialokasikan
melalui DAK, perlu ditindaklanjuti
dengan Monev untuk menjadi
dasar pengusulan kebutuhan
berikutnya; Keduabelas, Penera-
pan PP no.64 tahun 2019 tentang
PNBP yang berlaku di Kemenkes
mutlak dilaksanakan oleh UPT
di lingkungan P2P; Ketigabelas,
pelaksanaan pasal 5 ayat 2 PP
no.64/2019 perlu diatur dalam
peraturanpelaksana turunannya
untuk menghindari pungli; dan
Keempatbelas, melaporkan 11
kasus jiwa Puskesmas melalui
SIMKESWA; dan terakhir Kelima-
belas, upaya promotif dan preven-
tif disekolah agar menjalankan
penyuluhan keswa.
Direktur Jenderal P2P,
dr. Anung Sugihantono, M.Kes
pada penutupan menekankan
beberapa hal dalam sambutannya
dihadapan para peserta Rakontek
baik pusat maupun daerah bahwa
Pertama, apa yang telah kita
rumuskan bersama, yang nanti
akan jadi instrumen di dalam pe-
nyusunan rencana aksi di daerah,
mari kita kerjakan, mari kita tindak
lanjuti. Mari kita jalankan bersa-
ma-sama. Jangan sudah lengkap,
sudah bagus, detail, tapi tidak ada
kelanjutannya; Kedua, manakala
dalam implementasi dari apa
yang telah kita rumuskan ini, baik
di pusat maupun di daerah, ada
permasalahan, ada hambatan,
mari kita atasi bersama-sama. Di
sini diperlukan koordinasi dan
sinergi yang baik untuk men-
gatasi masalah dan hambatan
itu; Ketiga, lima tahun menda-
tang, tahun demi tahun di mana
ukuran akan diberikan, statistik
akan ditunjukkan, maka kepada
para Para Pejabat/staf pengelola
program provinsi dan kabupaten/
kota, rujukannya, benchmark-nya
adalah angka nasional; Keem-
pat, ukuran keberhasilan dari
apa yang kita rumuskan telah
dirumuskan dalam RPJMN dan
nantinya akan dituangkan dalam
Renstra Kementerian Kesehatan
dan RAP Ditjen P2P, kerja keras
kita selama empat hari ini, yang
akan berbentuk rencana aksi,
adalah manakala rakyat di lapisan
paling depan itu merasakan per-
baikan, perbedaan ke arah yang
lebih baik. Semua ini adalah, bu-
kan tujuan akhir, ini instrumen, ini
alat, ini cara, sampai betul-betul
rakyat kita merasakan kesehatan-
nya lebih baik; Kelima, rakernas
dan Rakontek ini telah menyepa-
kati untuk memperkuat upaya
promotif dan preventif, untuk itu
mari kita gaungkan lebih lagi
upaya ini. Gunakan cara baru,
segala sumber daya, teknologi
informasi termasuk media so-
sial. Seperti halnya penggunaan
tik tok, untuk menyampaikan
pesan-pesan pencegahan dan
pengendalian penyakit; Keenam,
untuk admistratif semua doku-
men dalam kegiatan ini saya
minta didokumentasikan dengan
baik dan akan kita gunakan untuk
evaluasi yang akan kita laksana-
kan di akhir tahun kegiatan; dan
terakhir Ketujuh, untuk mengha-
dapi permasalahan dan tantangan
dalam pembangunan Kesehatan,
marilah tetap optimis.
27. 25
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Hotline 119. Ext 9
BNPB : 117
#BersamaKitaCegahTalasemia
www.p2ptm.kemkes.go.id @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesRI @p2ptmkemenkesri
Panduan
Bagi Penyandang Talasemia
Terapkan protokol
pandemi secara optimal
(Cuci tangan, pakai masker,
hindari keramaian, jaga jarak)
1 M
Saudara kandung penyandang
Talasemia 50% dapat menjadi
pembawa sifat/carrier, lakukan
pemeriksaan
Transfusi dan
kelasi sesuai
jadwal
Bagi para calon pengantin,
rencanakan memiliki keturunan
yang sehat dan terhindar
dari penyakit kronik melalui
pemeriksaan kesehatan pra nikah
Sedapat mungkin hindari
pernikahan sesama pembawa
sifat/ carrier Talasemia
Tetap #DiRumahAja,
hindari berpergian
selama pandemi
Indonesia Menuju Zero Kelahiran Talasemia Mayor
28. 26 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
HEPATITIS
BISA DICEGAH
DAN DIOBATI
Dalam rangka memperingati Hari Hepatitis
Sedunia tahun 2020, Kementerian Kesehatan menggelar
temu media bertajuk “Generasi Bebas Hepatitis” yang
dilaksanakan secara daring, dengan narasumber Direktur
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Lang-
sung dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes serta Ketua PB
Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia DR. dr. Irsan Hasan.
Sp. PD-KGEH.FINASIM.
Dalam paparannya, dr. Irsan, hepatitis meru-
pakan penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh
virus hepatitis, perlemakan, obat-obatan, alkohol, parasit
maupun virus lainnya. Hepatitis terdiri dari hepatitis A, B,
C, D dan E sementara yang masih endemis di Indonesia
ada 3 yakni A, B dan C.
Penyakit ini sering kali dikenal sebagai “silent killer”, ka-
rena umumnya tanpa gejala, sehingga banyak orang yang
tidak menyadari tengah menderita hepatitis.
“9 dari 10 pengidap tidak menyadari dirinya
memiliki hepatitis B bahkan C dan 1 dari 4 pengidap
akan meninggal karena kanker atau gagal hati, sehingga
kita katakan hepatitis ini silent killer,” kata Irsan. Pend-
erita hepatitis, imbuh Irsan akan mengalami perjalanan
dari hati sehat, hepatitis akut, hepatitis kronik, kemudian
sirosis hati dengan progres sekitar 1/3 penderita hepatitis
akan mengalami sirosis, dari sirosis 10-15% akan menjadi
kanker, 23% dalam 5 tahun pengidap sirosis akan men-
galami gagal hati yang berujung pada kematian.
Kendati memiliki ancaman kematian yang tinggi,
hepatitis bisa dicegah dan diobati. Pada Hepatitis B
pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari fak-
tor risiko serta memberikan kekebalan dengan imunisasi
aktif dan pasif. Untuk pengobatan hepatitis B dilakukan
dengan pemberian vaksin dalam jangka waktu seumur
hidup. Targetnya untuk menghambat progresi virus
sehingga fungsi hati semakin membaik. Hal ini tertuang
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/
MENKES/322/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana Hepatitis B.
“Hepatitis B harus diberikan terapi dalam jangka
waktu panjang, kalau mengalami sirosis obat harus di-
berikan seumur hidup, kalau tidak sirosis obat diberikan
sampai target tertentu,” terangnya.
Sementara pada Hepatitis C, pencegahan den-
gan membudayakan gaya hidup bersih dan sehat serta
menghindari faktor risiko. Pengobatan dilakukan dengan
pemberian Direct Acting Antivirus (DAA) dengan target
sampai sembuh. Pengobatan jenis ini dinilai sebagai
terapi yang sangat ideal karena memiliki tingkat kesem-
buhan sangat tinggi, obat kombinasi oral, efek samping
rendah, durasi pengobatan singkat, lebih murah, SVR
tinggi dan tersedia. Meski ideal, banyak pend-
erita hepatitis C yang tidak terdeteksi sehingga sangat
sedikit yang diobati.
Lebih lanjut, hepatitis A menular secara fecal
oral (anus-mulut) melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi tinja seseorang yang telah terifeksi Hepa-
titis A. Hepatitis jenis ini bisa sembuh dengan sendirinya
tetapi juga dapat menimbulkan kejadian luar biasa. Un-
tuk itu, Hepatitis A tidak ada pengobatan khusus, upaya
pengendaliannya lebih mengutamakan pencegahan
dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
“Gaya hidup sehat sama seperti yang selalu dianjutkan
Kementerian Kesehatan seperti olahraga, makan bergizi,
tidak ada yang khusus pada yang sudah sakit. Kalau un-
tuk mencegah hepatitis B dengan vaksin untuk C hindari
faktor risiko seperti narkotika, jarum tato, tindik dan lain-
lain. Tapi kalau sudah sakit hepatitis, tidak ada larangan
khusus,” pungkasnya
29. 27
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Peringatan Hari SBH Ke-35
“Adaptasi kebiasaan baru”
Dalam rangka memperingati
Hari Ulang Tahun Saka Bakti Husada
(SBH) ke 35 yang jatuh pada tang-
gal 17 Juli, Kementerian Kesehatan
menggelar upacara peringatan yang
turut dihadiri Pejabat Tinggi Madya
dan Pratama di lingkungan Kemen-
terian Kesehatan, sekaligus dilang-
sungkan video conference dengan
seluruh anggota Saka Bakti Husada di
Indonesia.
Bertindak selaku inspektur
upacara, Sekretaris Jendral Oscar
Primadi membacakan sambutan
Menteri Kesehatan menyampaikan
bahwa peringatan Saka Bakti Husada
sebagai momentum penting untuk
mewujudkan para kader kesehatan
yang lebih inovatif & kreatif dalam
membudayakan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (GERMAS) di kehidupan
sehari-hari, sehingga kehadirannya
bisa dirasakan oleh seluruh lapisan
masyarakat. ‘’Peran yang diberikan
Saka Bakti Husada telah dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat dan
meningkatkan citra Gerakan Pramuka
dengan menjadi pelopor hidup ber-
sih dan sehat hingga menjadi kader
penggerak pembangunan kesehatan
yang membantu percepatan penca-
paian cakupan upaya kesehatan,’’
kata Oscar.
Dengan semangat untuk
terus menjadi agen pembangunan
kesehatan, tahun ini peringatan Hari
Saka Bakti Husada ke-35 mengangkat
tema Saka Bakti Husada menyiapkan
Generasi Sehat, Kreatif dan Berkarak-
ter dalam Adaptasi Kebiasaan Baru.
Melalui tema tersebut, Oscar men-
egaskan bahwa Saka Bakti Husada
memiliki peran penting dan strategis
dalam menghadapi masa pandemi
COVID-19 serta dalam persiapan
masa adaptasi kebiasaan baru.
‘’Pada kondisi seperti sekarang ini,
peran Saka Bakti Husada sangat pent-
ing untuk dapat menjadi contoh, di-
rasakan manfaatnya oleh masyarakat
dan meningkatkan citra Gerakan
Pramuka dengan menjadi pelopor
hidup bersih dan sehat hingga men-
jadi kader penggerak pembangunan
kesehatan yang membantu perce-
patan pencapaian cakupan upaya
kesehatan,’’ kata Oscar.
Dengan semangat untuk
terus menjadi agen pembangunan
kesehatan, tahun ini peringatan Hari
Saka Bakti Husada ke-35 mengangkat
tema Saka Bakti Husada menyiapkan
Generasi Sehat, Kreatif dan Berkarak-
ter dalam Adaptasi Kebiasaan Baru.
Melalui tema tersebut, Oscar men-
egaskan bahwa Saka Bakti Husada
memiliki peran penting dan strategis
dalam menghadapi masa pandemi
COVID-19 serta dalam persiapan
masa adaptasi kebiasaan baru.
‘’Pada kondisi seperti sekarang ini,
peran Saka Bakti Husada sangat pent-
ing untuk dapat menjadi contoh,
penyambung informasi, edukator
dan pendamping di masyarakat
dalam pencegahan dan pengendalian
COVID-19,’’ imbuhnya.
Tak berhenti sampai disitu,
kedepan Oscar berharap kede-
pan optimalisasi pembinaan dan
pengembangan Saka Bakti Husada
dilakukan secara terus menerus dan
terintegrasi dengan melibatkan ban-
yak pihak.
‘’Perkembangan saat ini perlu juga
diikuti oleh berbagai kecakapan
khusus yang terhimpun dalam
krida-krida yang secara terus me-
nerus diperbaharui untuk dapat
menyesuaikan dengan program
dan kegiatan kesehatan yang se-
dang berjalan,’’ tuturnya. Menutup
sambutannya, Sekjen mengucapkan
rasa terima kasihnya kepada Saka
Bakti Husada atas kinerja dan peran
sertanya dalam pembangunan kes-
ehatan selama ini. Ia berharap Saka
Bakti Husada dapat terus berkarya,
berperan dan berbakti untuk pening-
kata derajat kesehatan masyarakat
Indonesia. ‘’Dirgahayu Saka Bakti Hu-
sada ke-35, terus maju dan berkarya
mendorong masyarakat sehat dan
negara kuat. Satu Pramuka untuk
Satu Indonesia,’’ pungkasnya.
Untuk diketahui, akan ada
serangkaian kegiatan Hari Saka Bakti
Husada ke-35 tahun 2020 yang akan
dilaksanakan dari pusat hingga dae-
rah, diantaranya :
1. Menanam salah satu jenis tana-
man obat keluarga/pemanfaatan
pekarangan untuk ketahanan pangan
di rumah masing-masing anggota
Saka Bakti Husada (target 10.000
orang yang menanam).
2. Gerakan Lingkungan Bersih, mel-
akukan PHBS di rumah dan sekitar
tempat tinggal
3. Edukasi kepada masyarakat
minimal ke 4 rumah di sekitar rumah
anggota Saka Bakti Husada
4. Lomba foto, vlog dan video
pendek terkait penanaman obat
keluarga/edukasi kepada masyarakat
sekitar tempat tinggal/gerakan ling-
kungan bersih.
30. 28 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
DITJEN P2P SELENGGARAKAN
PELATIHAN JIWA KORSA
PEJABAT KARANTINA
KESEHATAN TINGKAT
DASAR T.A 2020
Sebagai upaya dalam me-
nyiapkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang tangguh baik secara fisik,
mental maupun kompetensi untuk
menjadi garda terdepan di pintu
masuk negara dalam rangka cegah
tangkal penyakit serta faktor risiko
kesehatan yang berpotensi terjadinya
kedaruratan kesehatan masyarakat,
maka Direktorat Jenderal Pencega-
han dan Pengendalian Penyakit
(Ditjen P2P), Kementerian Kesehatan
RI menyelenggarakan Pelatihan Jiwa
Korsa Pejabat Karantina Kesehatan
Tingkat Dasar T.A 2020 yang dilak-
sanakan di Bumi Perkemahan dan
Graha Wisata (Buperta) Cibubur dan
dibuka secara resmi oleh Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengenda-
lian Penyakit, dr. Anung Sugihantono,
M.Kes, pada (20/1).
Hadir pada pembukaan
diklat Setditjen P2P, Direktur P2PTVZ,
Panglima Armada TNI AL, Kepala
Kantor Kesehatan Pelabuhan( KKP)
Kelas I Tanjung Priok, Kepala Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I
Soekarno Hatta atau yang mewakili,
Kepala Badan PPSDM atau yang
mewakili, Kepala Pusat Pelatihan
Kesehatan PPSDM atau yang me-
wakili, dan Kepala BBPK Jakarta atau
yang mewakili.
Dalam sambutan pembu-
kaan, Direktur Jenderal P2P, dr.
Anung Sugiantono, M.Kes sangat
mengapresiasi kegiatan Diklat yang
diadakan ini untuk meningkatkan
kedisiplinan, ketahanan fisik, ke-
tangkasan, kerjasama tim, serta
menumbuhkan jiwa kepemimpinan
dengan dedikasi dan integritas yang
tinggi kepada bangsa Demikian
halnya dengan reformasi birokrasi di
lingkungan kementerian/lembaga,
dimana rantai birokrasi maupun
strukturalisasi disederhanakan. Para
aparatur sipil negara diarahkan untuk
mengembangkan profesionalisme
di bidang keilmuannya serta dapat
meniti karier melalui Jabatan Fung-
sional, sebagaimana telah diatur
dalam UU no. 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Diharapkan
para ASN tersebut tidak hanya
memiliki kompetensi teknis namun
juga kompetensi manajerial maupun
kompetensi sosiokultural.
Untuk itu, sebagaimana
diamanahkan dalam UU No. 6 tahun
2018 tentang Karantina Kesehatan,
serta Instruksi Presiden No. 4 tahun
2019 tentang Peningkatan kemam-
puan dalam mencegah, mendeteksi
dan merespon wabah penyakit pan-
demi global dan kedaruratan nuklir,
biologi dan kimia (NUBIKA), serta IHR
2005 yang merupakan payung hu-
kum dalam penyelenggaraan kekar-
antinaan kesehatan, maka tentunya
perlu dilakukan upaya-upaya pening-
katan pengawasan dan penguatan
fungsi detect, prevent serta respons.
Dengan adanya kebijakan tersebut
maka keberadaan Pejabat Karantina
Kesehatan (PKK) menjadi sangat
strategis dan mutlak harus di penuhi
di setiap pintu masuk negara mau-
pun wilayah, ujar dr. Anung dalam
sambutannya.
Dewasa ini tantangan di
pintu masuk negara semakin besar.
Meningkatnya jumlah pelaku perjala-
nan baik dalam rangka Umrah mau-
pun perjalanan lainnya ke negara-ne-
gara endimis penyakit potensi KKM/
PHEIC memerlukan pengawasan
yang ketat serta koordinasi dengan
para pihak terkait.
31. 29
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
Adanya KLB di beberapa negara seperti Polio di Malaysia, Filipina; dan baru-baru ini kasus Pneumonia di
Wuhan – RRT serta adanya kasus rombongan umrah dan harus mendarat darurat di Colombo Sri Langka oleh karena
adanya 4 Jamaah umrah yang sakit, dan 2 diantaranya meninggal dunia dan telah dilakukan tatalaksana oleh Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan pihak terkait.
Hal ini, kata dr. Anung merupakan gambaran nyata bahwa KKP sebagai lini terdepan harus senantiasa siap,
dan hadir sebagai representatif bangsa dalam menjaga pintu masuk negara. Oleh karenanya para peserta diklat
karkes tingkat dasar ini adalah bagian dari hadirnya pemerintah dalam menyiapkan SDM unggul di pintu masuk ne-
gara.
Oleh karenanya, dr. Anung berpesan diakhir sambutannya, agar para peserta diklat dapat mengikuti pelati-
han ini dengan semangat dan sungguh-sungguh sampai dengan selesai, serap ilmu yang di berikan fasilitator dengan
baik dan terapkan dalam tugas nantinya di KKP masing-masing, jaga Kesehatan, istirahat yang cukup, jaga kebersihan
lingkungan, dan jaga teman, jaga kekompakan dan kebersamaan serta jaga kementerian kesehatan.
32. 30 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Menjadi lebih
“HEBAT”
Berawal dari seorang tenaga
honorer di salah satu UPT Ditjen P2P,
Beliau terus meniti karirnya sebagai
pegawai di lingkungan Kementerian
Kesehatan sempat menjadi PTT di
RSPI Sulianto Saroso hingga pada
tahun 2004, Beliau lolos perekru-
tan CPNS dan ditempatkan di KKP
Kelas I Soekarno Hatta. Dr. M Budi
Hidayat, M.Kes merupakan sosok
yang tidak asing lagi dalam Program
Pencegahan dan Pengendalian Pen-
yakit, pernah menjadi staf di Subdit
Surveillans, Dit. Sepim Kesma, Kasie
UKLW di KKP Kelas II Tarakan, Kepala
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Bengkulu, KKP Kelas II Pekanbaru,
dan KKP Kelas I Surabaya. Tepat tang-
gal 26 Mei 2020, dr. M.Budi Hidayat,
M.Kes resmi dilantik sebagai Sekre-
taris Ditjen P2P oleh Menteri Keseha-
tan RI.
Saat tim mendatangi Beliau
di ruang kerjanya perawakan yang
sederhana dan murah senyum men-
unjukkan bahwa beliau merupakan
sosok yang hangat dan bersahabat.
dr. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes
lahir pada tanggal 3 Oktober 1971
merupakan anak pertama dari 4
bersaudara dari pasangan bapak
H.Hasan Sulaiman dan ibu Hj. Julita
beliau lahir dan dibesarkan di Jakarta
di tengah lingkungan Keluarga yang
mengedepankan nilai-nilai islami dan
sampai saat ini Beliau terus beru-
paya agar selalu menunaikan ibadah
di awal waktu. Tidak terlepas dari
itu, dukungan keluarga merupakan
kekuatan terbesar Beliau untuk bek-
erja dengan baik sampai saat ini.
Berpindah-pindah dari satu
daerah ke daerah lainnya membuat
Beliau selalu menekankan akan pent-
ingnya keberadaan daerah dalam
mendukung pekerjaan di pusat, telah
banyak perubahaan yang dilakukan
untuk kemajuan program selama
bekerja di daerah, diantaranya mem-
fasilitasi Tenaga Kerja Indonesia/ TKI
dari indonesia ke malaysia dengan
membuat buku saku kesehatan TKI
yang merupakan alat surveillans
untuk merekam data kesehatan
para TKI yang bekerja di Malaysia,
pembangunan Klinik IMS Raflesia di
Daerah Pulau Baai, Bengkulu yang
dekat dengan tempat lokalisasi se-
hingga dilakukan skrining kepada PSK
dengan pemberian obat secara gra-
tis, serta masih banyak lagi kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan dalam
mendukung kemajuan program P2P
di daerah.
Dukungan pimpinan menjadi
inspirasinya untuk terus menjadi
pegawai yang baik. Belajar dan terus
belajar bagaimana membuat ling-
kungan kerja yang nyaman, mem-
promosikan staf, dan memajukan
organisasi. “Dalam berorganisasi
selalu mengedepankan kebersa-
maan, kekompakan, dan menghargai
sesama” ujar nya. Bekerja Tulus dan
Ibadah merupakan kunci keberhasi-
lan dimanapun kita bekerja, jika kita
tulus dan ikhlas serta menyerahkan
semua hanya kepada Allah swt,
Insyaallah semuanya akan berjalan
dengan lancar lancar. tambahnya
Sekretariat Ditjen P2P me-
miliki peran besar dalam menjalan-
kan roda organisasi di lingkungan
Ditjen P2P dari segi anggaran, rumah
tangga, Sumber daya manusia, dan
peraturan-peraturan. Fungsi dari
kesekretariatan adalah memfasilitasi
teman-teman program Direktorat
maupun UPT sehingga dapat berjalan
secara optimal dan dapat dirasakan
manfaatnya.
Ini merupakan tugas yang mulia
karena program maupun UPT bisa
berjalan dengan dukungan dari sisi
kesekretariatan. Beliau berharap
hubungan internal sekretariat, mau-
pun direktorat, serta UPT harus lebih
baik lagi. kata Bapak.
Dalam hal penguatan hubun-
gan internal Beliau selalu mendorong
agar seluruh staf di lingkungan
sekretariat menjadi lebih “HEBAT”
dari sebelumnya dengan cara Huma-
nis, yaitu mengedepankan nilai dan
keduduk kedudukan semua manusia
itu sama tidak melihat dari jabatan,
pangkat, atau apapun intinya selalu
menghargai sesama. Empati, yaitu
kemampuan untuk dapat merasakan
apa yang dirasakan oleh orang lain,
memiliki rasa empati terhadap orang
lain, khususnya teman-teman di
UPT yang tidak terlepas dari kema-
juan program P2P dan juga Dinas
Kesehatan. Jika hubungan didaerah
kuat maka pusat akan jauh lebih
kuat. Yang ketiga adalah Bersih yang
mengutamakan kejujuran dalam
melakukan sesuatu, tidak melakukan
hal yang dilarang, tidak ada KKN.
Akuntabel dimana semua pekerjaan
harus dapat dipertanggungjawab-
kan baik tertulis maupun secara
moral sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku,
tidak bertentangan dengan kedua hal
tersebut. Yang terakhir adalah Ter-
percaya merupakan hal yang paling
penting, jika kita bekerja dengan baik
dan bagus akan timbul rasa percaya
orang lain terhadap kita, sebaliknya
akan sulit mendapatkan kepercayaan
dari orang lain jika kita tidak dapat
memberi contoh yang baik.
Permasalahan atau kendala
pasti ada dalam suatu organisasi dan
butuh proses dalam penyelesaian-
nya, jika kita sudah menyatukan
rasa di seluruh staf Insyaallah semua
masalah akan dapat terselesaikan.
“Nomor satu, Libatkan Allah swt
dalam setiap langkah insyaallah Allah
swt akan selalu memberikan jalan
keluar dalam setiap permasalahan”.
Kata Bapak.
Terakhir Beliau berharap
bahwa seluruh staf dapat terus
bekerja keras, terus belajar secara
optimal dan memahami apa yang
dibutuhkan di daerah sehingga kita
dapat memfasilitasi, dan men-
33. 31
Tahun 2020 Edisi XIII WARTA Ditjen P2P
jalankan program pencegahan
pengendalian penyakit secara
efektif serta bermanfaat dalam
kemajuan program terutama saat
musim pandemi saat ini dimana
dibutuhkan ekstra tenaga, ekstra
kesabaran, dan fokus dlam me-
nekan angka penyakit covid-19 di
wilayah masing-masing. saya rasa
tujuan teman-teman semuanya
pingin nyaman kerja, dan se-
jahtera dan eksistensi teman-
teman mungkin mau tercapai
dengan keberadaan sebagai
pegawai pusat kita semua tahu
bapak selalu mengedepankan
allah selalu otime kewajiban
shalat 5 waktu.. harapan institusi
untuk kedepannya harapan kami
dibawah bimbingan bapak lebih
maju lagi. pertama kali ketemu
ibu di Rumah Sakit Tugu Beng-
kulu dan menikah tahun 2002,
beliau tinggal dijakarta dan istri
jakarta
2003, 2005 2007 dan 2012 cowok
semua paing besar sma kelas 3,
sma kelas 1, kelas 2, kelas 3 sd
Tarakan. bengkulu pekanbaru-
surabaya selalu ikut karena
keluarga menjadi kekuatan utama
untuk kita bisa bekerja dengan
baik ditambah lagi dukungan
dari doa orang tua saya masih
memiliki orang tua Ibu, dan ayah
meninggal tahun 2019 dan itu
menjadi kekuatan saya untuk
bekerja dengan baik .
Nama dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes
Status Menikah dengan Rina Marini
Anak Muh.Ilham Hazetra
Brizky Ananta
Muh.Mirza Budriansyah
M. Sayed Syarnobi
Pendidikan S1. Kedokteran Umum, Universitas Kristen Indonesia (2003)
Magister llmu Kesehatan, Sekolah Tinggi llmu Kesehatan Hang Tuah
Pekanbaru (2017)
Riwayat
Pekerjaan
Staf KKP Kelas I Soekarno Hatta (2005)
Kasie Upaya Kesehatan KKP Kelas II Tarakan (2008)
Kasie Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah, Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Tarakan (2009)
Kepala KKP Kelas III Bengkulu (2010)
Kepala KKP Kelas II Pekanbaru (2012)
Kepala KKP Kelas I Surabaya (2017)
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit (2020-sekarang)
34. 32 WARTA Ditjen P2P Edisi XIII Tahun 2020
Judul : Pedoman pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan
COVID -19 di RT/RW/Desa
Penerbit : Kementerian Kesehatan RI
Tahun : 2020
Tebal : ….. Halaman
Judul : Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis
di Indonesia 2020-2024
Penerbit : Kementerian Kesehatan RI
Tahun : 2020
Tebal : 218 Halaman
Corona virus Disease-19 (covid-19) merupakan penyakit menu-
lar yang disebabkan oleh virus SARS-COV2 atau corona virus. Covid-19
dinyatakan sebagai sebagai pandemic dunia oleh WHO dan ditetapkan
pemerintah sebagi bencana non alam berupa wadah penyakit yang
perlu dilakukan langkah-langkah penanggulangan terpadu termasuk
keterlibatan seluruh komponen masyarakat.
Tujuan pedoman ini sebagai panduan bagi pelaksana pencegahan
COVID-19 di tingkat RT/RW/Desa
Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan Covid -19adalah segala
upaya yang dilakukan oleh sesluruh komponenmasyarakat agar ber-
daya dan mampu berperan serta mencegah penularan Covid-19
Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas merupa-
kan sasaran prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2020-2040. Pembangunan bidang kesehatan ter-
masuk pencegahan penyakit yang menimbulkan biaya tinggi seperti
coTuberkulosis adalah bagian dari langkah untuk langkah untuk menin-
gkatan manusia Indonesia yang berkualitas.
Selaras dengan End TB strategy yang telah menjadi komitmen global
dan pemerintah Indonesia, serta mengacu pada RPJMN 2020-2040
maka disusun dokumen Strategi nasional penanggulangan Tuberkulosis
2020-2024. Domumen tersersebut strategi, intervensi dan kegiatan
yang akan dilaksanakan dalam periode tahun 2020-2024 oleh berbagai
pemangku kepentingan penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia.
Penyusunan strategi yang menggunakan pendekatan kerangka peren-
canaan yang berpusat pada masyarakat (People Centred Framework).
Strategi menyasar tiga karakter kelompok masyakat sesuai dengan
layanan berkesinambung tuberculosis yaini : (1) orang dengan tubercu-
losis atau gejala tuberculosis yang belum/tidak mengakses layanan kes-
ehatan; (2) Orang dengan Tuberkulosis datang kelayanan tetapi tidak
berdiagnosis atau tidak dilaporkan; (3) Orang yang dilaporkan sebagai
kasus Tuberkulosis tetapi tidak diobati.
Semoga dokumen ini dapat dibagai sebagai acuan operasional penang-
gulangan Tuberklosis di Indonesia untuk mencapai eliminasi tuberculo-
sis di Indonesia 2030.