SlideShare a Scribd company logo
PENATALAKSANAAN UKGS DI
WILAYAH UPTD PUSKESMAS
BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI
OLEH :
drg. DEPI ARISANDE
UPT PUSKESMAS BATUWARNO
TAHUN 2017
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia
yang hidup dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu. Di pihak lain pelayanan kesehatan yang
diberikan diseluruh wilayah Indonesia harus dilakukan secara adil, merata dan
optimal.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut telah dietapkan 4 (empat) misi
pembangunan kesehatan, yaitu: (1) Menggerakkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan. (2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat. (3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau. (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status kesehatan gigi
dan mulut masyarakat yang mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020
yangdikembangkan oleh FDI, WHO dan IADR. Salah satu program teknis dari
Departemen of Non-communicable Disease Prevention and Health Promotion
yang mewadahi program kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO
Global Oral Health Programme (GOHP). Program ini menyarankan negara-negara
di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut
serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi
program kesehatan gigi dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu
3
aksi prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah
promosi kesehatan gigi di sekolah.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut
melalui jalur sekolah, serta memperhatikan perkembangan program dan kegiatan
serta struktur organisasi di berbagai jenjang yang ada, maka diperlukan penguatan
pelaksanaan di usaha kesehatan gigi sekolah pada tingkat lanjut. Pelayanan
kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan melalui kegiatan
pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga diselenggarakan secara
terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh swasta.
Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, perilaku mengenai
kesehatan gigi pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil riset
Kesehatan Dasar 2018 (Kemenkes), menunjukkan proporsi masalah kesehatan
gigi dan mulut masyarakat Indonesia sebanyak 57,6% dan hanya 10,2% yang
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi. Proporsi perilaku menyikat gigi
setiap hari pada penduduk umur lebih dari 3 tahun sebanyak 94,7% dan hanya
2,8% yang menyikat gigi dengan baik dan benar.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan
masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang
dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu
(peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Upaya kesehatan pada UKGS berupa kegiatan yang terencana,
terarah dan berkesinambungan.
1. Intervensi perilaku yaitu:
a. Penggerakan guru, dokter kecil, orang tua murid melalui
lokakarya/pelatihan.
b. Pendidikan kesehatan gigi oleh guru, sikat gigi bersama dengan
menggunakan pasta gigi berfluor, penilaian kebersihan gigi dan
mulut oleh guru/dokter kecil.
c. Pembinaan oleh tenaga kesehatan
2. Intervensi lingkungan
a. Fluoridasi air minum (bila diperlukan)
b. Pembinaan kerjasama lintas program/lintas sector melalui TP
UKS
Upaya kesehatan perorangan pada UKGS berupa intervensi
individu pada peserta didik yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi
5
dan mulut meliputi surface protection, fissure sealant, kegiatan skeling,
penambalan dengan metode ART (Atraumatic Restorative Treatment
technique) penambalan, pencabutan, aplikasi fluor atau kumur-kumur
dengan larutan yang mengandung fluor, bisa dilaksanakan di sekolah, di
Puskesmas atau di praktek dokter gigi perorangan/dokter gigi keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan UKGS menurut Depkes RI:
a. Tujuan umum: tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut
siswa yang optimal.Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut
yang optimal berdasarkan Indonesia sehat 2010 adalah 100%
murid SD/MI telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulut.(6)
Indikator lain sesuai dengan ketentuan WHO adalah anak umur
12 tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks
DMF-T) sebesar 1 (satu) gigi.
b. Tujuan khusus:
1) Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut.
2) Siswa mempunyai sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap
kesehatan gigi dan mulut.
3) Siswa binaan UKS paket standar, paket optimal mendapat
pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on demand).
4) Siswa sekolah binaan UKS paket optimal pada jenjang
kelas terpilih telah mendapat pelayanan medik gigi dasar yang
diperlukan (treatment need).
6
2. Tujuan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), menurut YKGI
(yayasan kesehatan gigi) :
a. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan
jalan mengadakan usaha preventif dan promotif.
b. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa
untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan
kebersihan mulut (oral hygiene).
c. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar itu mau
memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation).
d. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar
dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha prevensi gagal
melalui system selektif. (selective approach).
e. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu system
pembiayaan yang bersifat praupaya. (Prepayment System)
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan UKGS adalah:
1. Meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa
2. Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut siswa
3. Meningkatnya sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi
dan mulut siswa
4. Siswa mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan
(care on demand)
7
D. Sasaran
Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS meliputi:
1. Sasaran primer: peserta didik (murid sekolah) TK-SD-SMP-SMA dan
sederajat
2. Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan,
orang tua murid serta TP UKS disetiap jenjang.
3. Sasaran tertier:
a. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada
sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta
pondok pesantren beserta lingkungannya.
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan
kesehatan.
c. Lingkungan, yang meliputi:
1) Lingkungan sekolah
2) Lingkungan keluarga
3) Lingkungan masyarakat
Sedangkan sasaran UKGS menurut Dep. Kes. R.I. (1996) adalah :
1. 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi masal.
3. Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar
atas permintaan (care on demand).
8
4. Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar
atas kebutuhan perawatan (treatment need).
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup program UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha
Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yang meliputi; pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat,
maka ruang lingkup UKGS yaitu:
1. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi:
a. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
b. Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan
kesehatan gigi dan mulut.
c. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:
a. Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta
didik;
b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan;
c. Pencegahan/pelindungan terhadap penyakit gigi dan mulut;
d. Perawatan kesehatan gigi dan mulut;
e. Rujukan kesehatan gigi dan mulut.
3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah kerjasama antara
masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid,
dan masyarakat).
9
F. Kegiatan UKGS
Kegiatan UKGS meliputi:
1. Kegiatan promotif, meliputi:
a. Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan
gigi.
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan
olehguru.
Gambar 1. Penyuluhan kesehatan gigi pada anak sekolah dasar
2. Kegiatan preventif, meliputi:
a. Sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan
memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/
bulan.
10
b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut
Gambar 2. Penjarigan kesehatan gigi pada anak sekolah dasar
3. Kegiatan kuratif, meliputi:
a. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit
b. Pelayanan medik gigi dasar
c. Pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal
d. Rujukan bagi yang memerlukan.
G. Kebijakan
1. Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang
optimal, Usaha Kesehatan Gigi Sekolah harus diutamakan pada upaya
meningkatkan kemampuan self care (pelihara diri) melalui kegiatan
UKGS.
11
2. Upaya kesehatan masyarakat berupa upaya promotif – preventif
dilaksanakan oleh tenaga non-profesional terutama oleh guru / dokter
kecil sebagai bagian integral dari UKS.
3. Upaya kesehatan perorangan dilaksanakaan oleh tenaga profesional
(dokter gigi, perawat gigi)
4. UKGS diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, di bawah
binaan Puskesmas dan TP UKS.
H. Tenaga Pelaksana UKGS
Menurut Dep. Kes. R.I. (1996), tenaga pelaksana UKGS meliputi:
1. Kepala Puskesmas
a. Sebagai koordinator
b. Sebagai pembimbing dan motivator
c. Bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi dan
mulut.
2. Dokter Gigi
a. Penanggung jawab pelaksanaan operasional.
b. Bersama Kepala Puskesmas dan Perawat gigi menyusun rencana
kegiatan, memonitoring program dan evaluasi.
c. Membina integrasi dengan unit-unit yang terkait di tingkat
Kecamatan, Kab/Kota dan Provinsi.
d. Memberi bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat gigi,
UKS, guru SD dan dokter kecil.
e. Bila tidak ada prawat gigi, dokter gigi dapat sebagai pelaksana
UKGS.
12
3. Perawat Gigi
a. Bersama Dokter Gigi menyusun rencana UKGS dan
pemantauan SD.
b. Membina kerjasama dengan tenaga UKS dan Depdikbud.
c. Melakukan persiapan/ lokakarya mini untuk menyampaikan
rencana kepada pelaksana terkait.
d. Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS (data
sosiodemografis dan epidemiologis).
e. Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif.
f. Monitoring pelaksanaan UKGS
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
h. Evaluasi program
4. Petugas UKS
a. Terlibat secara penuh dalam penentuan SD, pembinaan guru,
dokter kecil, monitoring program dan hubungan dengan
Depdikbud.
b. Pemeriksaan murid.
c. Melaksanakan rujukan.
d. Menunjang tugas perawat gigi dalam penyuluhan dan
pendidikan kesehatan gigi.
5. Guru SD
a. Membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan
data/screening.
b. Pendidikan kesehatan gigi pada murid.
13
c. Pembinaan dokter kecil.
d. Latihan menggosok gigi.
e. Rujukan bila menemukan murid dengan keluhan penyakit gigi.
f. Membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam kesehatan
lingkungan, jajan.
g. Membantu guru dalam sikat gigi bersama.
6. Dokter kecil
a. Membantu guru dalam memberi dorongan agar murid berani
untuk diperiksa.
b. Memberi penyuluhan kesehatan gigi (membantu guru).
c. Memberi petunjuk pada murid tempat berobat gigi.
I. Peran Tenaga Pelaksana Dalam Pelaksanaan UKGS
Berdasarkan perannya, ada beberapa tenaga yang di libatkan
dalam pelaksanaan UKGS meliputi dinkes, puskesmas, tenaga
pelaksana (dokter gigi dan perawat gigi), guru, dan orang tua. Untuk
dinkes adalah penerima data dan laporan dari tenaga pelaksana program
yang ada dipuskesmas. Tenaga pelaksanaan di puskesmas, maka
petugasnya adalah dokter gigi dan perawat gigi yang dimiliki oleh
puskesmas. Guru adalah pelaksana yang ada dirumah. Dokter gigi dan
perawat gigi biasanya akan menyusun rencana kegiatan dan
menentukan target tahunan beserta dengan jadwal kegiatan setiap
bulannya. Monitoring program, evaluasi, dan pelaporan program
UKGS. Selain itu juga melakukan pelaporan serta koordinasi kepada
pihak dinas kesehatan dan kepada kepala puskesmas.
14
1. Peran Tenaga Kesehatan Gigi Dalam UKGS
Dalam hal ini tenaga kesehatan yang meliputi dokter gigi dan
perawat gigi, juga untuk merubah perilaku dan kebiasaan yang tidak
sehat menjadi perilaku dan kebiasaan yang lebih sehat. Dalam
menjalankan tugas dan perannya tenaga kesehatan diharapkan
mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang
permasalahan kesehatan gigi yang ada dipuskesmas. Peran tenaga
kesehatan yang meliputi dokter gigi dan perawat gigi diantaranya
adalah:
a. Memberikan pendidikan kesehatan gigi disekolah
b. Mengajar anak-anak bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan
benar
c. Melaksanakan kegiatan sikat gigi masal
d. Melaksanakan kegiatan sikat gigi dan mulut untuk kelas I
e. Melakukan pencabutan gigi susu yang sudah waktunya tanggal
f. Melakukan perawatan dan penambalan gigi
g. Melakukan pembersihan karang gigi
2. Peran Guru Dalam Pelaksanaan UKGS
Sekolah adalah lembaga formal yang didalamnya terdapat kurikulum
guru, siswa, metode belajar, metode belajar, dan fasilitas yang
diperlukan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.Dimasyarakat sekolah, selain kepala sekolah maka tenaga
pengajar seperti guru terlibat dalam pendidikan kesehatan gigi
15
disekolah dan melakukan pencegahan masalah gigi dan mulut
melalui pelatihan kader. Kegiatan yang dilakukan guru adalah:
a. Memimpin sikat gigi masal dengan pasta gigi yang
mengandung fluor
Gambar 3. Sikat gigi massal pada anak sekolah dasar
b. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor
c. Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang
berkesinambungan dalam mata pelajaran olahraga dan
kesehatan
16
d. Menjaring murid kelas I SD
Gambar 4. Penjaringan kesehatan gigi anak kelas 1 sekolah
dasar
e. Mengantarkan murid yang mendapat rujukan untuk
mendapat pelayanan dipuskesmas. Sebagai contoh, seorang
siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka peruhaan yang
tampak adalah ia akan melakukan sikat gigi dengan baik dan
benar sesuai dengan apa yang sudah diajarkan oleh guru
mereka disekolah. Dokter kecil yang ada disekolah juga dapat
membantu guru dalam memberi dorongan dan motivasi agar
siswa/i sekolah berani memeriksakan kesehatan giginya ke
puskesmas. Selain itu, memberi penyuluhan dengan
mendampingi siswa/i sehingga pegetahuannya tentang
kesehatan gigi dan mulut.
17
3. Peran Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS
Sikap orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap anak, dalam
hubungannya dengan perilaku kesehatan anak-anak mempunyai
hubungan yang dekat orang tua terutama ibunya.Apabila perilaku ibu
mengenai kesehatan gigi mengenai kesehatan gigi baik, maka dapat
diprediksi bahwa status kesehatan gigi dan mulut anaknya juga baik.
Beberapa peran yang perlu dilakukan oleh orang tua khususnya ibu
dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak:
a. Mengawasi anak menyikat gigi dan membantu membersihkan gigi
terutama bila ibu mempunyai balita
b. Mengajari anak dan mengontrol waktu untuk menyikat gigi yaitu
pagi setelah sarapan dan sebelum tidur malam merupakan vontoh
yang dilakukan dalam lingkungan keluarga dan kebiasaan ini akan
menjadi perilaku yang sifatnya menetap pasa si anak.
c. Menyediakan sikat gigi dan pasta gigi
d. Membawa anak ke dokter gigi
e. Mengawasi jajanan anak
f. Membawa anak ke puskesmass, rumah sakit, ke praktek dokter gigi
secara rutin untuk pemeriksaan dan perawatan
g. Memeriksa gigi anaknya untuk menemukan adanya lubang pada gigi
ataupun karang gigi.
Orang tua adalah tokoh panutan untuk anak, oleh karena itu
diharapkan orang tua dapat menjadi panutan dan dapat ditiru perilaku
serta kebiasaannya dalam lingkungan keluraga. Sehingga anak-anak
18
yang belum sekolah juga sudah mau dan mampu untuk menyikat gigi
dengan baik dan teratur seperti orang tuanya yaitu khususnya ibu.
J. Tahap – tahap UKGS
Berdasarkan keadaan tenaga dan fasilitas kesehatan gigi di puskesmas,
maka kegiatan UKGS menurut Dep. Kes. RI (1996) dibagi dalam
beberapa tahap, yaitu:
1. Kegiatan UKGS Tahap I/ Paket Minimal UKS meliputi:
a. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh
guru sesuai dengan Kurikulum Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1994 (Buku Pendidikan Kesehatan).
b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/ MI, berupa:
sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan
memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan.
c. Untuk siswa SLTP dan SLTA disesuaikan dengan program UKS
daerah masing-masing.
2. Kegiatan UKGS Tahap II/ Paket Standar UKS meliputi kegiatan
UKGS Tahap I ditambah dengan kegiatan berupa:
a. Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan
gigi (terintegrasi).
b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I, diikuti
dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.
c. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.
d. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.
19
e. Rujukan bagi yang memerlukan.
3. Kegiatan UKGS Tahap III/ Paket Optimal UKS meliputi kegiatan
UKGS Tahap II ditambah dengan kegiatan berupa:
a. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I
sampai dengan kelas VI (care on demand).
b. Pelayanan medik gigi dasar sesuai kebutuhan (treatment need)
pada kelas terpilih.
K. Contoh Pelaksanaan UKGS Tahap II
Lokasi : SDN 1 Batuwarno
Tanggal pelaksanaan : Senin, 8 juli 2019
Kegiatan :
1. Penyuluhan
a. Kelas : I dan II
b. Jumlah murid :
kelasI = 23 murid
kelas II = 27 murid
c. Materi penyuluhan menurut Dunning (1986) adalah :
Kelas I :
1) Menjelaskan pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut.
2) Menjelaskan untuk menjaga kebersihan gigi dengan cara
menyikat gigi yang baik dan benar dan rajin memeriksakan gigi ke
dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
20
3) Menjelaskan jenis-jenis makanan yang baik untuk kesehatan
gigi dan makanan yang dapat merusak kesehatan gigi.
Kelas II :
1) Menjelaskan arti penting kesehatan gigi dan mulut terhadap
kesehatan umum.
2) Mengenalkan struktur gigi.
3) Menjelaskan cara menyikat gigi yang baik dan benar.
4) Menjelaskan secara umum tentang penyakit gigi.
5) Menjelaskan pentingnya merawat gigi dan menjaga
kebersihan mulut serta makanan yang baik untuk kesehatan gigi
dan mulut.
d. Tenaga pelaksana: 6 orang untuk kelas I
6 orang untuk kelas II
e. Hambatan: untuk kelas II, pada saat penyuluhan tidak terjadi
hambatan yang berarti. Semua siswa tampak tenang mendengarkan
materi penyuluhan.Untuk kelas I, di tengah materi tampak siswa
mulai ramai sendiri, tidak memerhatikan penyuluhan. Akan tetapi,
keadaan ini teratasi setelah mahasiswa memberitahukan bahwa
akan ada pemberian hadiah setelah penyuluhan untuk murid yang
dapat menjawab pertanyaan seputar materi penyuluhan.
2. Pemeriksaan gigi
a. Kelas : I dan II
b. Jumlah murid yang diperiksa : Kelas I = 3 murid
Kelas II = 5 murid
21
c. Hambatan : Tidak ada hambatan selama pelaksanaan karena murid-
murid yang belum mendapat giliran diperiksa tetap berada di kelas untuk
mengerjakan tugas menggambar yang diberikan.
3. Perbaikan hygiene mulut, berupa sikat gigi masal
a. Kelas : I dan II
b. Jumlah murid : kelas I = 23 murid
kelas II = 27 murid
c. Tenaga pelaksana : 6 orang untuk kelas I
6 orang untuk kelas II
d. Hambatan : untuk kelas II tidak ada hambatan. Murid-murid mudah
diatur dan malakukan instruksi yang diberikan. Untuk kelas II, awalnya
beberapa murid susah diatur tapi hal ini segera teratasi setelah murid-
murid diberitahu bahwa sikat gigi massal tidak akan dimulai sebelum
mereka tertib.
L. Anak Sekolah Dasar
Pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan
mendasari tiga aspek dasar yaitu, pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Ketiga aspek ini merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling
utama.Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal yang paling
hakiki dalam kehidupan.
Secara teknis, pendidikan dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan
yaitu, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Tingkatan ini didasarkan pada kesiapan anak dalam mengikuti proses.
Oleh karena itu, setiap tingkatan harus dilalui sebaik-baiknya dan
22
dinyatakan lulus, jika tidak lulus maka harus mengulang di tahun
selanjutnya. Pada awalnya, pengertian sekolah dasar adalah sekolah
pertama yang harus dijalani anak sebelum mengikuti pendidikan yang
lebih tinggi.
Selanjutnya pengertian sekolah dasar diperluas sebagai pendidikan
dasar yang meliputi sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama.Pengembangan ini dilakukan sebagai penyesuaian dengan wajib
belajar sembilan tahun pada pendidikan dasar. Sementara kita mengetahui,
pendidikan sembilan tahun berarti mencakup tiga tahun sekolah ditingkat
lanjutan pertama dikategorikan sebagai sekolah ataupendidikan dasar, dan
pendidikan dasar harus tetap diberikan kepada anak didik agar mereka
mempunyai landasan yang kuat dalam proses pendidikan selanjutnya.
1. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar
Pada hakekatnya bahwa karakteristik anak SD yang menonjol
adalah senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam
kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan dan merasakan sendiri
(langsung praktek).
Seperti yang telah disampaikan bahwa karakteristik pertama anak
SD adalah senang bermain.Karakteristik ini menuntut guru SD untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih
bagi siswa kelas rendah. Guru SD seharusnya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya.
Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tetapi
23
santai (sersan). Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang-seling
antara mata pelajaran yang serius seperti matematika, dengan pelajaran
yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, kerajinan
tangan, dan kesenian.
Karakteristik yang kedua dari anak SD adalah senang bergerak,
orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk
dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah atau bergerak, karena menyuruh anak untuk duduk rapi dalam
waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang
bekerja dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya,
anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti:
belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar
tidak bergantung dengan orang dewasa, belajar bekerja sama, mempelajari
perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima
tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sportif,
mempelajari olahraga dan permainan kelompok, serta belajar keadilan dan
demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja
atau belajar dalam kelompok.
Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau
melakukan/meragakan sesuatu secara langsung.Ditinjau dari teori
perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasi konkret. Dari
24
apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep
baru dengan konsep-konsep lama. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang
materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri,
sama halnya dengan pemberian contoh bagi orang dewasa. Dengan
demikian, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Sebagai contoh, anak akan lebih memahami tentang arah angin, dengan
cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung
setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui
secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup.
Disamping memperhatikan karakteristik anak usia sekolah dasar,
implikasi pendidikan dapat pula bertolak dari kebutuhan peserta didik.
Pemaknaan kebutuhan sekolah dasar dapat diidentifikasi dari tugas-tugas
perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang
muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, jika
berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara
kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak
bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas-
tugas berikutnya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fisik,
lingkungan kebudayaan, keinginan, aspirasi, dan kepribadian yang sedang
tumbuh lainnya.
Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik
di antaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar, menangkap,
25
menendang bola, dan belajar menerima jenis kelamin yang berbeda
dengan dirinya.Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari
kebudayaan seperti belajar membaca, menulis, dan berhitung, belajar
bertanggung jawab sebagai warga negara.Sementara tugas-tugas
perkembangan yang bersumber dari nilai-nilai kepribadian individu di
antaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai
filsafat dalam kehidupan.
b. Implikasi Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Dasar
Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan
jenjang yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan inilah
kemampuan dan keterampilan dasar dikembangkan pada peserta didik, baik
sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan, maupun untuk terjun ke
masyarakat.Perkembangan anak sekolah dasar merupakan tahapan perkembangan
yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan, maupun perkembangan
pribadi.
M. Karies Gigi
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang
manusia dari semua golongan umur dan yang mempunyai progresif bila tidak
dirawat akan makin parah. Walaupun demikian, karena proses terjadinya penyakit
ini lambat dan realitanya bahwa penyakit ini jarang menyebabkan kematian maka
sering penderita tidak memberikan perhatian khusus.(2) Kesehatan gigi dan mulut
26
masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah keseahtan masyarakat yang
perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan.
Di Indonesia umumnya masalah kesehatan gigi yang dijumpai di
masyarakat adalah penyakit kelainan pada jaringan penyangga gigi (periodental
disease) dan karies gigi (dental caries). Kedua penyakit tersebut dapat
menimbulkan gangguan fungsi pengunyahan yang akan menyebabkan
terganggunya penyerapan dan pencernaan makanan.
Gambar 5. Karies gigi
Status kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dilihat dari derajat
keparahan penyakit karies dan penyakit periodental.
a. Pengertian Karies
Karies gigi merupakan proses infeksi yamng memiliki keterkaitan dengan
kesehatan dan status gizi serta dapat bertindak sebagai fokal infeksi yang dapat
menimbulkan penyakit di organ tubuh lainnya. Infeksi oral berpengaruh pada
kesehatan sistemik.
Karies gigi memiliki faktor penyebab multifaktoral, yaitu adanya 3 faktor utama
yang saling mempengaruhi. Ketiga faktor tersebut adalah.
27
1. Tuan rumah (host): gigi dan saliva
2. Agen (agent): mikroorganisme
3. Substrat: lingkungan
Selain ketiga faktor ini juga terdapat faktor waktu yang mempengaruhi terjadinya
karies. Agar karies dapat terjadi, maka kondisi dari setiap faktor harus saling
mendukung yaitu adanya tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang
kareiogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.
Plak gigi memegang peran penting dalam proses kerusakan jaringan keras
gigi. Efek merusak ini terutama disebabkan karena kegiatan metabolisme
mikroorganisme di dalam plak gigi. Plak tampak sebagai massa globular berwarna
putih, keabu-abuan atau kuning. Plak gigi mulai terbentuk sebagai kolonisasi
mikroorganisme pasa permikaan enamel dan mencapai ketebalan pada hari ketiga
puluh.
Penelitian –penelitian membuktikan bahwa penambahan karbohidrat pada
makanan hanya menyebabkan akumulasi plak yang sangat tebal.Penumpukan plak
sudah dapat terlihat dalam waktu1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan
prosedur kebersihan mulut, sedangkan waktu yang dibutuhkan suatu karies
berkembang menjadi suatu lubang pada gigi cukup bervariasi, diperkirakan antara
6-48 bulan.
Mengingat bahwa terjadinya gigi membutuhkan waktu dan proses yang
panjang, maka upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegahnya dapat dimulai
sejak dini, yaitu pada usia prasekolah. Keadaan klinis dan keparahan penyakit
karies dapat ditunjukan melalui indeks karies gigi, indeks yang biasa dipakai
adalah indeks DMF-T, dari WHO dengan rumus:
28
ΣDMF-T = D + M + F
DMF-T rata-rata = ΣDMF-T/N
D= Decayed (gigi berlubang)
M= Missing(gigi telah dicabut karena karies)
F= Filing (gigi dengan tumpatan baik)
T= Tooth (gigi gelap)
Dibawah ini tabel klasifikasi angka keparahan gigi menurut WHO.
Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Angka Klasifikasi Karies Gigi Menurut WHO
Tingkat Keparahan DMF-T
Sangat Rendah 0,8-1,1
Rendah 1,2-2,6
Sedang 2,7-4,4
Tinggi 4,5-6,5
Sangat Tinggi 6,6 keatas
Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2004.
Pengukuran lain yang dibutuhkan dalam survei karies gigi adalah 1)
prevalensi karies, yaitu persentase dari orang-orang dengan kerusakan gigi (DMF)
akibat karies, 2) PTI (Performance Treatment Indeks), yaitu persentase yang
melakukan penambalan (F) dari orang-orang dengan pengalaman karies (DMF).
Diperlukan untuk mengukur motivasi seseorang didalam mempertahankan gigi
tetapnya.
Mengacu pada indikator Oral Health Global Goal dari WHO 2015, data
status kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia menunjukkan bahwa
sebanyak 52% penduduk usia>10 tahun yang mengalami karies aktif meningkat
dengan bertambahnya umur. Anak usia >10 tahun yang mengalami karies sebesar
44%, pada usia 18 tahun meningkat sebesar 51% dan meningkat tajam pada usia
35-44 tahun sebesar 80% dan pada usia >65 tahun sebesar 97%.
29
Masalah mendasar penyakit gigi adalah tingginya prevalensi karies gigi
dan penyakit periodental yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
perilaku masyarakat. Di Indonesia, data Community Dental Oral Epidemiology
(1995)menyatakan bahwa persentase yang terkena karies pada usia 12 tahun
sebanyak 76,92% dengan DMF-T rata-rata 2,21.(10) Hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi
karies gigi di Indonesia 90,05%.
b. Penyakit Periodental
Penyakit periodental merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas
dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai
suatu yang tidak terhindari, seperti keries gigi, perkembangan penyakit
periodental juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan
kehilangan gigi. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga yang dilakukan
Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodental di Indonesia
96,58%.
Penyakit periodental adalah penyakit jaringan pendukung gugi yang terdiri
atas jaringan periodental, sementum, tulang alveolar dan gusi.Sama seperti karies,
plak gigi juga memegang peranan penting dalam proses inflamasi jaringan lunak
sekitar gigi.Studi epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah
dengan kontrol plak, sikat gigi yang teratur dan penyingkiran kalkulus bila ada.
Penyakit yang sering mengenai jaringan periodental adalah gingivitis dan
periodontitis.Gingivitis adalah reaksi peradangan jaringan gingiva yang terjadi
akibat akumulasi olak bakteri gigi, sedangkan periodentitis adalah adnya
30
kehilangan perlekatan jaringan ikat ke gigi pada keadaan gingiva yang
terinflamasi.
Ada dua faktor predisposing yang menyebabkan penyakit periodental yaitu:
1) Faktor lokal yang terdiri atas lokal primer, yaitu plak gigi beserta bakteri da
produksinya. Faktor lokal sekunder antara lain : trauma oklusi, kalkulus, gigi
tiruan yang sempurna, gigi hilang yang tidak diganti, titik kontak gigi yang tidak
normal, maloklusi gigi dan faktor lokal lain yang juga menyebabkan iritasi
mekanis terhadap jaringan periodentalyaitu kebiasaan buruk, antara lain bernafas
dengan mulut, mengunyah pada waktu tidur, taruma sikat gigi, dan menggigit-
gigit bibir atau kuku.
2) Faktor sistemik, yaitu keadaan sitemik antara lain faktor hormonal, nutrisi yang
tidak seimbang, yang secara tidak langsung dpat ditunjukkan manifestasi pada
mukosa mulut. Beberapa penyakit aistemik menunjukkan manifestasi berupa
kelainan dalam rongga mulut, antara lain penyakit hati kronis, TBC, sipilis,
leukimia akut, gangguan emosi, kelainan hormonal, dan penyakit AIDS.
Keluhan rasa sakit yang paling sering dijumpai dipraktek kedokteran gigi
adalah rasa sakit yang timbul setelah terjadinya kerusakan jaringan.Artinya
kerusakan jaringan disini adalah adanya lubang pada gigi atau karies
gigi.menyatakan bahwa makanan sebagai satu-satunya penyebab karies gigi.Sisa
makanan yangtertinggal akan terurai dan dengan demikian terjadi zat-zat yang
dapat menyerang email. Disebutkan juga tentang lokasi karies yaitu tempat-
tempat dimana makanan sering tertinggal.Lokasi karies tersebut diantaranya
terletak di fissure, ruang approksimal dan sebagainya.
31
Teori tentang karies makin berkembang, mendefinisikan, bahwa karies
gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang berupa proses kerusakan yang
dimulai dari lapisan emaul dan dentin yang berlanjut ke pulpa, yang disebabkan
oleh keaktifan metabolisme bakteri pada plak.
c. Proses Karies.
Secara teoritis proses terjadinya karies diawali dengan proses terbentuknya
asam, dimanaasam ini akan menyebabkan larutnya unsure-unsur yang terkandung
dalam gigi, sehingga menjadi lunak dan lama-kelamaan akan terjadi lubang pada
gigi. Secara skematis proses pembentukan asam ini dapat digambarkan seperti
dibawah ini :
Bakteri dalam plak + substrat monosakarida dan disakarida → asam.
Kemudian setelah terjadi asam maka akan berlanjut dengan terjadinya karies.
Asam ( pH + 5) + Email + waktu → Karies.
Apabila diperhatikan terjadinya karies pada permukaan gigi maka pertama
yang kelihatan bukan suatu lubang, akan tetapi terlihat adanya perubahan warna
email dari putih mengkilap menjadi buram, seperti kapur yang disebut white spot.
White spot ini yang merupakan proses karies yang terjadi pada sub surface
enamel.
1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi
Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi adalah :
a. Faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya
karies antara lain :
1) Adanya mikroorganisme streptococcus mutans atau kuman yang
mengeluarkan toxin yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa. Streptococcus
32
berperan dalam proses awal karies yaitu lebih dulu masuk lapisan luar email.
Selanjutnya lactobacilus mengambil alih peranan pada karies yang lebih
merusak gigi.Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak. Plak terdiri dari
mikroorganisme dan bahan antar sel. Plak akan tumbuh bila ada karbohidrat.
b. Terdapatnya sisa-sisa makanan yang terselip pada gigi dan gusi terutama
makanan yang mengandung karbohidrat dan makanan yang lengket seperti
permen, coklat, biskuit, dan lain-lain.
c. Permukaan gigi dan bentuk gigi.
Komposisi gigi sulung terdiri dari email dan dentin. Dentinadalah lapisan di
bawah email. Permukaan email lebih banyak mengandung mineral dan bahan
organik dengan air yang relatif lebih sedikit. Permukaan email terluar lebih tahan
karies dibanding lapisan bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur
email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies.
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resisten gigi terhadap karies.
Morfologi gigi sulung dapat ditinjau dari 2 permukaan untuk membersihkan
sendiri (self cleaning), yaitu :
1) Permukaan Oklusal
Permukaan Oklusal gigi tetap memiliki Fisurree (lekukan) yang bermacam-
macam dengan kedalaman beragam. Lekukan gigi sulung yang dalam lebih
mudah terkena karies gigi.
2) Permukaan Halus
Permukaan Fasilat dan Permukaan Lingual gigi sulung mempunyai bentuk khas
yang berbeda dengan gigi tetap. Permukaan tersebut di daerah tengah panjang gigi
lebih menonjol dan daerah servikal relatif lebih masuk ke dalam.Hal demikian
33
memudahkan terjadinya deposisi makanan didaerah itu yang sulit dibersihkan.
Gigi geligi berjejal (maloklusi) dan saling tumpang tindih (over lapping) akan
mendukung terjadinya karies, karena daerah tersebut sulit di bersihkan. Karena
anakyang mengalami maloklusi memiliki gigi atau rahang yang tidak teratur.
d. Derajat Keasaman Saliva
Saliva berperan dalam menjaga gigi. Karena Saliva merupakan pertahanan
pertama terhadap karies, ini terbukti pada penderita xerostomia (produksi ludah
yang kurang) dimana akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu
singkat.Saliva berfungsi sebagai pelicin, pelindung, penyangga,pembersih, pelarut
dan anti bakteri. Saliva memegang perananlain yaitu dalam proses terbentuknya
plak gigi,saliva juga merupakan media yang baik untuk kehidupan
mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan karies gigi.(15) Pit Saliva
normal, sedikit asam yaitu 6,5. Secara mekanis saliva berfungsi untuk membasahi
rongga mulut dan makanan yang di kunyah.Enzim-enzim mucine, zidine dan
lysozyme yang terdapat dalam saliva, mempunyai sifat bakterio statis yang
dapatmembuat bakteri mulut menjadi berbahaya.
e. Kebersihan mulut
Kebersihan mulut yang buruk akan mengakibatkan presentase karies lebih tinggi.
Untuk mengukur indeks status kebersihan mulut digunakan Oral Hygiene Index
Simplifed (OHI-S) dari Green dan Vermilon. Indeks ini merupakan gabungan
yang menentukan skor debris dan deposit kalkulus untuk permukaan gigi yang
terpilih saja. Debris rongga mulut dan kalkulus dapat diberi skor secara terpisah.
Skor debris rongga mulut dibedakan atas skor 0 = Tidak ada debris sama, skor 1 =
Debris ada disepertiga servikal permukaan gigi, skor 2 = Debris sampai mencapai
34
daerah pertengahan oklusal, dan skor 3 = Debris sampai mencapai daerah
sepertiga oklusal.
f. Plak
Plak merupakan lapisan lunak yang tidak berwarna, melekat dengan erat pada
permukaan gigi,tambalan atau karang gigi. Plak ini berisikan air, bakteri, lekosit,
bahan kimia yang berasal dariludah dan sisa-sisa makanan.
g. Frekuensi makan makanan manis
Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga
kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada waktu senggang
jam makan akan lebih berbahaya dari pada saat waktu makan utama.Fungsi
mekanis dari makanan yang dimakan yang bersifat membersihkan gigi merupakan
gosok gigi alami dan akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat
membersihkan ini antara lain apel, jambu air, bengkuang, sayur sayuran,dan lain
sebagainya. Sebaliknya makanan lunak dan lengket seperti coklat, permen,
biskuit, dan lainnya akan mudah merusak gigi.
h. Frekuensi menggosok gigi
Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit
lunak pada permukaan gigi dan gusi. Hal yang harus di perhatikan untuk
menggosok gigi adalah :
1) Bulu Sikat gigi
Ada 2 macam bulu yang digunakan untuk sikat gigi, yaitu bulu asli rambut hewan
dan bahan sintesis seperti nilon. Tetapi kini, sikat gigi umumnya dibuat dengan
bahan sintetik.Bahan sintetik lebih unggul dalam keseragaman ukuran, elastisitas,
35
daya tahan terhadap kepatahan dan dorongan air.Dalam hal ini, bulu sikat yang
lembut telah dianjurkan pemakaiannya karena fleksibel dan efektif membersihkan
lekukan dan daerah yang sulit terjangkau.
Gambar 6. Bulu sikat gigi
2) Sikat gigi
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan
pegangan.Banyak jenis dan ragam sikat gigi yang di jual di pasaran, dari yang
manual maupun yang elektrik. Sikat gigi tersebut dianjurkan bagi orang lanjut
usia, anak-anak, keterbelakangan mental, cacat fisik dan seseorang yang
menggunakan alat gigi. Namun penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa sebagian besar sikat gigi elektrik tidak lebih efektif dari pada yang manual.
Dalam memilih sikat gigi yang tepat sebaiknya danyang terpenting adalah bulu
sikat dan lebar kepala sikat supaya dapat menjangkau daerah-daerah gigi bagian
belakang. Kepala sikat cukup kecil sehingga dapat digunakan dengan baik dalam
rongga mulut. Bagi orang dewasa,panjang kepala sikat 2,5 cm sedangkan anak 1,5
36
cm. panjang bulu sikat hendaknya sama. Tekstur pun hendaknya memungkinkan
digunakan dengan efektif, tanpa merusak jaringan. Gagang sikat harus cukup
lebar dan tebal agar dapat di pegang kuat dan di kontrol dengan baik.
Gambar 7. Sikat gigi elektrik
3) Pasta gigi
Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi. Pilih
pasta gigi yang mengandung flouride yang dapat berfungsi untuk menjaga gigi
agar tidak berlubang.
3) Metode menggosok gigi
a) Scrub
Memperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat gigi secara
horisontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi, kemudian
digerakkan maju dan mundur berulang-ulang.
b) Roll
37
Memperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakan memutar mulai dari
permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu
sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi dengan posisi paralel dengan sumbu
tegaknya gigi.
c) Bass
Meletakkan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut
45 derajat dengan sumbu tegak gigi.Sikat gigi di gerakkan di tempat tanpa
mengubah-ubah posisi bulu sikat.
d) Stillman
Mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara
berulang.Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar,
bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45
derajat dengan sumbu tegak gigi seperti pada metode bass.
e) Fones
Metode gerakan sikat secara horisontal, sementara gigi ditahan pada posisi
mengigit dan okulasi.Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh
permukaan gigi atas dan bawah.
f) Charter
Meletakan bulu sikat menekan gigi dengan arahbulu sikat menghadap permukaan
kunyah / oklusal gigi. Arahkan 45 derajat pada leher gigi. Tekan pada daerah leher
gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal10 kali pada tiap-tiap area
didalam mulut.
g) Flossing (benang gigi)
38
Melingkarkan benang gigi di sekeliling gigi berbentuk huruf C dan
menggeserkannya pada permukaan gigi dari arah garis gusi keluar sampai tiga kali
per gigi ulang pada gigi sebelahnya.
h) Hal penting dalam menggosok gigi
Waktu gosok gigi yang benar adalah menyikat gigi sebelum tidur sangat
dianjurkan, halini di karenakan pada waktu tidur, air ludah berkurang, sehingga
asam yang dihasailkan oleh plak akan menjadi lemah pekat dan kemampuanya
untuk merusak gigi lebih besar. Gigi juga harus disikat pada waktu pagi hari,
boleh sebelum atau sesudah sarapan pagi. Gosok gigi anda dengan kelembutan
jangan menyikat gigi yang terlalu keras menyebabkan resesi gusi yang
mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi dangosok gigi anda minilmal 2
menit dikarenakan membersihkan gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif
membersihkan plak. Menyikat gigi yang tepat paling tidak membutuhkan
waktu minimal 2 menit. Gosok gigi anda dengan urutan yang sama setiap
harinya. Anda bebas mulai gigi bagian mana aja yang ingin pertama kali
disikat. Hanya saja pastikan bahwa seluruh bagian gigi didalam mulut anda
tidak ada yang tertinggal. Rutinlah mengganti gosok gigi anda apabila bulu
sikat sudah mekar, rusak ataupun sudah berusia sebulan, maka sikat gigi
tersebut akan kehilangan kemampuan untuk membersihkan gigi dengan baik.
Menjaga kebersihan gosok gigi sangat penting. Sikat gigi bisa jadi tempat
berkembang-biaknya kuman dan jamur. Setia selesai menyikat gigi hendaknya
dibilas diair yang mengalir, kemudian kemudian keringkan lalu ditaruh dalam
keadaan berdiri. Jangan takut gusi berdarah dalam menggosok gigi. Gusi
berdarah merupakan suatu tanda adanya peradangan gusi. Namun, jangan
39
lantas takut berdarah anda tidak menyikat bagian gigi tersebut, tetap lah
menyikat gigi tersebut dengan teknik yang benar, dan tekanannya yang lembut.
Gunakan juga pasta gigi yang mengandung flourida. Karena Flouride berperan
untuk melindungi kerusakan gigi. Bahkan flouride dapat memperbaiki
kerusakan gigi sampai batas-batas tertentu dengan cara mengganti mineral –
mineral gigi yang hilang akibat erosi dari asam.
1. Faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan
tidak langsung dengan peroses tarjadinya karies,antara lain:
a. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah kariespun akan
bertambah. Hal ini jelas, karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih
lama berpengaruh terhadap gigi. Anak yang pengaruh resiko terjadinya
karies kecil akan menunjukkan jumlah karies lebih besar dibanding yang
kuat pengaruhnya.
b. Letak geogerafis
Perbedaan prevensi karies ditemukan pada penduduk yang geogerafis
letak kediamannya berbeda seperti suhu, cuaca , air, keadaan, tanah, dan
jarak dari laut
c. Pengetahuan, sikap dan perilaku
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek terbantu
40
d. Jenis kelamin
Karies gigi tetap wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria demikian
juga halnya anak, prevalensinya karies gigi pada anak perempuan sedikit
lebih tinggi dibanding anak laki-laki. Hal ini di sebabkan gigi anak anak
perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki
e. Suku bangsa
Beberapa penelitian menunjukkan ada hubungannya suku bangsa dengan
prevasi karles, hal ini disebabkan oleh faktor pendidikan, konsumsi
makanan, jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda disetiap
suku bangsa.
f. Kultur sosial penduduk
Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah pendidikan dan
penghasilan yang berhubungan dengan diet.
4. Faktor yang menaikan karies
a. Diabetes melitus
Diabetes melitus menaikkan terjadinya dan jumlah karies. Tetapi bila
seorang penderita telah menyadari keadaanya dan menjalankan diet,
karies akan terjadi lebih sedikit dibandingkan rata-rata.
b. Xerostomia
Xerostomia merupakan penyakit kurang produksi ludah
c. Karies susu botol
Karies disebabkan karena minum susu botol yang kurang benar yaitu cara
menentukan penyediaan botol pada saat menjelang tidur
5. Faktor-faktor pencegah karies
41
a. Usahakan anak mendapat cukup makanan bergizi
b. Lakukan tindakan pembersihan gigi anak sedini mungkin, paling
sedikit dua kali sehari, pagi setelah makan, malam sebelum tidur
c. Jangan membiasakan anak minum susu ataupun cairan manis lainnya
menjelang tidur
d. Tingkatkan daya tahan gigi anak dengan fluor karena sebagai salah
satu komponen yang dapat memperkuat email gigi
e. Biasakan memberikan air putih atau berkumus jika sesudah minum
atau memakan manis
f. Bawalah anak anda kedokter gigi untuk mendapatkan perawatan dini
terhadap karies.
g. Lanjutkan kontrol yang teratur kedokter gigi setiap 3-6 bulan sekali
B. Prevalensi Karies.
Indikator karies gigi dapat berupa prevalensi atau frekuensi karies
dan skor dari indeks karies. Prevalensi karies gigi adalah angka yang
mencerminkan jumlah penderita karies gigi dalam periode tertentu disuatu
subjek penelitian. Sedangkan menurut prevalensi adalah frekuensi suatu
penyakit suatu waktu tertentu dan diatasnya dinyatakan dalam prosentase
(%), dengan rumus sebagai berikut :
Prevalensi karies= Jumlah anak yang menderita karies gigi x 100%
Jumlah anak yang diperiksa
Indeks karies gigi yaitu angka yang menunjukan jumlah gigi karies
seseorang / sekelompok orang. Indeks karies gigi tetap disebut DMF ( D,
42
decayed = gigi karies yang tidak ditambal; M, missing = gigi karies yang
sudah atau seharusnya dicabut; F, filled = gigi yang sudah ditambal).
Batasan prevalensi dan indeks ini dapat secara seragam digunakan untuk
data, sehingga dapat untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi rata-rata
orang disuatu populasi tertentu.
C. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Dalam bidang kesehatan baik kesehatan umum maupun kesehatan gigi
kita mengenal 4 upaya yaitu:
1. Upaya Promotif
Adalah suatu kegiatan untuk menungkatkan kemampuan pemeliharaan diri
masyarakat dibidang kesehatan dalam tercapainya hidup sehat. Contoh
bidang kesehatan gigi adalah : Penyuluhan tentang karies gigi.
2. Upaya Preventif
Adalah kegiatan untuk memberikan perlindungan untuk mencegah
timbulnya penyakit. Misalnya Pembersihan karang gigi, pemberian larutan
flour.
3. Upaya Kuratif
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyembuhkan orang sakit menjadi
sehat kembali. Contohnya Penambalan gigi dengan Amalgam / ART.
4.Upaya Rehabilitatif.
Adalah usaha atau kegiatan untuk memulihkan atau mengembalikan fungsi
dari organ tubuh yang telah hilang. Contohnya Pembuatan protesa gigi.
Menurut konsep kesehatan Blum dalam Notoatmodjo (2003),
status kesehatan gigi dan mukkut dipengaruhi oleh empat faktor yaitu
43
keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku, dan
pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, perilaku memegang
peranan penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut
seseorang maupun masyarakat. Sehubungan sengan itu, perilaku menyikat
gigi, diet, merawat gigi dan kunjungan berkala ke dokter gigi akan
mempengaruhi baik buruknya kesehatan gigi dan mulut, yang akan
mempengaruhi skor karies
Peran perilaku masyarakat sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan
mulut.perilaku kesehatan yang dikembangkan sejak usia dini sangat efektif
dalam menurunkan karies. Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku manusia
pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab
itu perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang luas, mencakup
berjalan, berbicara, beraksi, berpakaian dan sebagainya. Perilaku juga
merupakan totalitas penghayatan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil
bersama antara berbagai faktor, baik faktor internal (karakteristik orang
yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan yang misalnya
kecerdasan, tingkat emosional), maupun eksternal (lingkungan) yang
perkembangan dimodifikasi untuk pengukuran pengetahuan dan sikap
dimana pengetahuan merupakan stimulus yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti
bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo), mengatakan bahwa perilaku adalah suatu tindakan
atau perbuatansuatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat
44
dipelajari. Sikap adalah hanya suatu kecendrungan untuk mengadakan
tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya
tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap
merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus
Pemicu perilaku adalah isyarat/stimulus dari lingkungan yang
menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, misalnya, perilaku menyikat
gigi sering dikaitkan dengan mandi, yaitu setelah mencuci muka biasanya
orang menyikat gigi. Pemicu perilaku bergantung pada dampak perilaku
tersebut. Bila seseorang melakukan sesuatu tindakan dan pengaruhnya
dirasa menguntungkan, orang tersebut pasti akan mengulangi tindakan tadi.
Sebaliknya, bila pengaruhnya tidak menyenangkan, perilaku tersebut tidak
akan diulangi.
Menurut Green & Kreuler (2005), perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga
faktor utama yaitu:
1. Faktor Predisposing (individu si anak) yaitu, umur, pengetahuan,
sikap, dan status ekonomi.
2. Faktor Enabling (pemungkin) yang mendorong terwujudnya perilaku
kesehatan.
3. Faktor Reinforcing (penguat) yang meliputi komunikasi, sikap dan
perilaku prang tua atau guru.
Skinner seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau
rangsangan dari luar. Dari pengertian tersebut, perilaku kesehatan diartikan
respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
45
atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta
lingkungan
Buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk terlihat dari
tinggginya persentase penduduk yang menyakini semua orang akan
mengalami karies gigi, tangggalnya gigi pada usia lanjut, kesembuhan gigi
tanpa perawatan dokter, dan penyakit gigi yang tidak berbahaya atau
perawatan gigi yang dapat menimbulkan rasa sakit. Keyakinan ini akan
berpengaruh buruka pada tindakan pemeliharaan dan pencegahan gigi.
Demikian juga dalam hal kebiasaan menyikat gigi, persentase penduduk
yang menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu sesudah makan sangat
rendah (27,50%).
Ciri-ciri perubahan perilaku yang teridentifikasi dari belajar antara lain:
a. bersifat intensional, yaitu pengalamanatau latihan dilakukan dengan sengaja
dan disadari, bukan secara kebetulaan.
b. Perubahan itu positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan atau
berhasil baik dipandang dari segi siswa maupun guru.
c. Bahwa perubahan itu efektif, yaitu artinya membawa pengaruh dan makna
tertentu bagi siswa.
d. Bahwa perubahan itu mempunyai tujuan atau arah sehingga perubahan
tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai.
e. Bahwa perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku yaitu
perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
46
Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi
maka perubahan yang tampak adalah ia akan melakukan penyikatan gigi
dengan baik dan benar sesuai dengan yang diajarkan oleh guru mereka.
Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada
masa gigi bercampur yaitu anak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun (Maulani
& Enterprise, 2005). Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga (2001), 60%
penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut yang salah satunya
adalah periodental, padahal hanya 9,3% penduduk yang menyikat gigi
paling sesuai anjuran program sedangkan 12,6% penduduk menyikat gigi
sesuai anjuran program. Sebagian besar penduduk (61,5%) menyikat gigi
kurang sesuai anjuran program menyikat gigi, bahkan 16,6%
tidak menyikat gigi. Keadaan gigi dan mulut melalui kebiasaan pelihara diri
yang meliputi:
1. Menyikat gigi
Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi merupakan bentuk
penyingkiran plak secara mekanis. Sebagaimana diketahui, plak adalah
faktor penyebab karies maupun penyakit periodental. Tujuan menyikat
gigi adalah untuk memelihara kebersihan dan kaesehatan mulut terutama
gigi dan jaringan sekitarnya, menimbulkan rasa segar dengan penambahan
pasta gigi sehingga karies dapat dicegah.
Faktor yang perlu diperhatikan pada waktu menyikat gigi adalah.
a. Frekuensi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 2kali sehari.
b. Waktu menyikat gigi yang dianjurkan setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam.
47
c. Durasi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 5 menit, namun pada
umunya orang-orang hanya menyikat gigi sekitar 1-3 menit.
d. Gerakan yang digunakan dalam menyikat gigi metode Bass yaitu sikat
diletakkan 45º terhadap sumbu panjang gigi dengan ujung serat sikat
pada tepi gusi.sikat digerakkan dengan gerakan pendek-pendek secara
horisontal dengan getaran kecil ke depan dan ke belakang selama
kurang lebih 10 kali.
1) Menggunakan interdental
Program pemeliharaan kesehatan gigi harus juga ditujukan pada daerah
interdental dan proksimal. Pembersih interdental mencakup benang gigi,
tusuk gigi, brus interdental, sikat gigi berumpun tunggal, dan alat pembersih
mekanis atau elektrik lainnya.
2) Menggunakan obat kumur
Secara umum, obat kumur digunakan untuk membersihkan nafas yang
segar. Kebanyakan obat kumur mengandung campuran amonium, asam
benzoat dan fenol. Sama seperti pasta gigi, pemasaran obat kumur
berhubungan dengan rasa, warna, bau, dan sensasi yang diberikan obat
kumur tersebut.
4. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Kebiasaan
Terbentuknya suatu perilaku terutama pada orang dewasa dimulai
bahwa subjek mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa
materi atau objek diluarnya. Sehingga menimbulkan pengetahuan bagi
subjek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk
48
sikap subjek terhadap objek yang diketahui iyu. Akhirnya rangsangan yaitu
objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan
respon lebih jauh lagi berupa tindakan sehubungan dengan stimulus atau
objek tadi.
5. Pendekatan komunikasi terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut pada anak sekolah
Salah satu komunikasi antar personal adalah komunikasi orang tua
dengan anaknya. Komunikasi orang tua terhadap anaknya, tentang
pengalaman perawatan gigi yang baik cenderung dapat menciptakan
perilaku perawatan gigi anak yang benar. Guru sekolah memeliki pengaruh
yang cenderung relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada
kegiatan UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua murid. Berdasarkan
paparan di atas dapat diketahui bahwa komunikasi orang tua dan guru
mempunyai pengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak
sekolah.
Komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dan guru cenderung
mempunyai pengaruh terhadap perilaku anak dan pemeliharaan
kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Dengan kata
lain, tidak hanya tenaga saja yang berperan dalam perubahan perilaku anak
tetapi juga perlunya keterlibatan orang tua dan guru sekolah.
49
BAB III
PENUTUP
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan
melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga
diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk
program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh
swasta. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan
masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya
kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang
memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, perilaku mengenai
kesehatan gigi pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil riset
Kesehatan Dasar 2018 (Kemenkes), menunjukkan proporsi masalah kesehatan
gigi dan mulut masyarakat Indonesia sebanyak 57,6% dan hanya 10,2% yang
mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi. Proporsi perilaku menyikat gigi
setiap hari pada penduduk umur lebih dari 3 tahun sebanyak 94,7% dan hanya
2,8% yang menyikat gigi dengan baik dan benar.
Upaya kesehatan perorangan pada UKGS berupa intervensi individu pada
peserta didik yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi dan mulut meliputi
surface protection, fissure sealant, kegiatan skeling, penambalan dengan metode
ART (Atraumatic Restorative Treatment technique) penambalan, pencabutan,
50
aplikasi fluor atau kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor, bisa
dilaksanakan di sekolah, di Puskesmas atau di praktek dokter gigi
perorangan/dokter gigi keluarga.
51
DAFTAR PUSTAKA
Adyatmaka, Irene, dkk. Panduan UKGS Inovatif
Aksi sikat gigi massal dan germas di lapangan paseban bantul
(https://www.google.com/search?q=sikat+gigi+massal&safe=strict&so
urce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj-
qOSRhLHjAhUKY48KHdOMAQ8Q_AUIECgB&biw=1366&bih=608
#imgrc=iui9KNyLXBa2XM:)
Budiharto. (2010). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan Dan Pendidikan
Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Ginandjar. (2006). Cara menyikat gigi yang baik dan benar. Diunduh tanggal
18 juli 2019 dari http://www.Pdgionline.com.
Hamalik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Irianto, K. (2014). Ilmu KesehatanAnak (Pediatri). Bandung: Alfabeta.
Kementerian kesehatan RI. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS). Jakarta: Kementerian kesehatan RI
Kusumawardani, E. (2011). Buruknya Kesehatan Gigi Dan Mulut.
Yogyakarta: Hanggar Kreator.
Machfoedz, I. (2008). Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak-anak dan
Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.
Rahmadhan, A. G. (2010). Serba-serbi Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta :
Bukune
52
53

More Related Content

Similar to Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri

Bab 1 uks usu
Bab 1 uks usuBab 1 uks usu
Bab 1 uks usu
elfiSahara2
 
Keperawatan Sekolah.pptx
Keperawatan Sekolah.pptxKeperawatan Sekolah.pptx
Keperawatan Sekolah.pptx
SitiMutiaKosassy
 
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di faskes haji copy
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di faskes haji   copyPelayanan kesehatan gigi dan mulut di faskes haji   copy
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di faskes haji copy
rickygunawan84
 
phbs-di-sekolah.pdf
phbs-di-sekolah.pdfphbs-di-sekolah.pdf
phbs-di-sekolah.pdf
Nida325582
 
PPT motivator kesehatatan gigi anak sekolah dasar
PPT motivator kesehatatan gigi anak sekolah dasarPPT motivator kesehatatan gigi anak sekolah dasar
PPT motivator kesehatatan gigi anak sekolah dasar
GusmaliniEf
 
Contoh kak sesuai pedoman
Contoh kak sesuai pedomanContoh kak sesuai pedoman
Contoh kak sesuai pedoman
Adrhi Lengkong Sejati
 
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutGambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Operator Warnet Vast Raha
 
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptxHEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
AnggryMambait
 
PAPER 2.docx
PAPER 2.docxPAPER 2.docx
PAPER 2.docx
DiorayBeslyMalik1
 
PAPER 2.docx
PAPER 2.docxPAPER 2.docx
PAPER 2.docx
anwarsyarif
 
Pembinaan uks
Pembinaan uksPembinaan uks
Pembinaan uks
Arry Arie
 
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.pptPENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
DinaAdlinaMallappa
 
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptxPPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
RoronoaZorro7
 

Similar to Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri (20)

Conto hpostingpkm
Conto hpostingpkmConto hpostingpkm
Conto hpostingpkm
 
UKGS
UKGSUKGS
UKGS
 
Kti sartika dewi
Kti sartika dewiKti sartika dewi
Kti sartika dewi
 
Bab 1 uks usu
Bab 1 uks usuBab 1 uks usu
Bab 1 uks usu
 
Rencana program UKS
Rencana program UKSRencana program UKS
Rencana program UKS
 
Ukgm juni 2014
Ukgm juni 2014Ukgm juni 2014
Ukgm juni 2014
 
Keperawatan Sekolah.pptx
Keperawatan Sekolah.pptxKeperawatan Sekolah.pptx
Keperawatan Sekolah.pptx
 
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di faskes haji copy
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di faskes haji   copyPelayanan kesehatan gigi dan mulut di faskes haji   copy
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di faskes haji copy
 
phbs-di-sekolah.pdf
phbs-di-sekolah.pdfphbs-di-sekolah.pdf
phbs-di-sekolah.pdf
 
PPT motivator kesehatatan gigi anak sekolah dasar
PPT motivator kesehatatan gigi anak sekolah dasarPPT motivator kesehatatan gigi anak sekolah dasar
PPT motivator kesehatatan gigi anak sekolah dasar
 
UKGS edit
UKGS editUKGS edit
UKGS edit
 
Contoh kak sesuai pedoman
Contoh kak sesuai pedomanContoh kak sesuai pedoman
Contoh kak sesuai pedoman
 
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutGambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
 
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptxHEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
HEALTH BELIEF MODEL KESEHATAN GIGI.pptx
 
PAPER 2.docx
PAPER 2.docxPAPER 2.docx
PAPER 2.docx
 
PAPER 2.docx
PAPER 2.docxPAPER 2.docx
PAPER 2.docx
 
Pembinaan uks
Pembinaan uksPembinaan uks
Pembinaan uks
 
Pembahasan fitra
Pembahasan fitraPembahasan fitra
Pembahasan fitra
 
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.pptPENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
PENINGKATAN_PHBS_PAUD_AISYIYAH_BARU.ppt
 
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptxPPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
PPT_Promkes_di_Sekolah.pptx
 

Recently uploaded

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 

Recently uploaded (20)

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Batuwarno Wonogiri

  • 1. PENATALAKSANAAN UKGS DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI OLEH : drg. DEPI ARISANDE UPT PUSKESMAS BATUWARNO TAHUN 2017
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Di pihak lain pelayanan kesehatan yang diberikan diseluruh wilayah Indonesia harus dilakukan secara adil, merata dan optimal. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut telah dietapkan 4 (empat) misi pembangunan kesehatan, yaitu: (1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. (2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. (3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. (4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yangdikembangkan oleh FDI, WHO dan IADR. Salah satu program teknis dari Departemen of Non-communicable Disease Prevention and Health Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programme (GOHP). Program ini menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu
  • 3. 3 aksi prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan gigi di sekolah. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut melalui jalur sekolah, serta memperhatikan perkembangan program dan kegiatan serta struktur organisasi di berbagai jenjang yang ada, maka diperlukan penguatan pelaksanaan di usaha kesehatan gigi sekolah pada tingkat lanjut. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh swasta. Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, perilaku mengenai kesehatan gigi pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil riset Kesehatan Dasar 2018 (Kemenkes), menunjukkan proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia sebanyak 57,6% dan hanya 10,2% yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi. Proporsi perilaku menyikat gigi setiap hari pada penduduk umur lebih dari 3 tahun sebanyak 94,7% dan hanya 2,8% yang menyikat gigi dengan baik dan benar.
  • 4. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian UKGS Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Upaya kesehatan pada UKGS berupa kegiatan yang terencana, terarah dan berkesinambungan. 1. Intervensi perilaku yaitu: a. Penggerakan guru, dokter kecil, orang tua murid melalui lokakarya/pelatihan. b. Pendidikan kesehatan gigi oleh guru, sikat gigi bersama dengan menggunakan pasta gigi berfluor, penilaian kebersihan gigi dan mulut oleh guru/dokter kecil. c. Pembinaan oleh tenaga kesehatan 2. Intervensi lingkungan a. Fluoridasi air minum (bila diperlukan) b. Pembinaan kerjasama lintas program/lintas sector melalui TP UKS Upaya kesehatan perorangan pada UKGS berupa intervensi individu pada peserta didik yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi
  • 5. 5 dan mulut meliputi surface protection, fissure sealant, kegiatan skeling, penambalan dengan metode ART (Atraumatic Restorative Treatment technique) penambalan, pencabutan, aplikasi fluor atau kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor, bisa dilaksanakan di sekolah, di Puskesmas atau di praktek dokter gigi perorangan/dokter gigi keluarga. B. Tujuan 1. Tujuan UKGS menurut Depkes RI: a. Tujuan umum: tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang optimal.Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal berdasarkan Indonesia sehat 2010 adalah 100% murid SD/MI telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulut.(6) Indikator lain sesuai dengan ketentuan WHO adalah anak umur 12 tahun mempunyai tingkat keparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) sebesar 1 (satu) gigi. b. Tujuan khusus: 1) Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. 2) Siswa mempunyai sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut. 3) Siswa binaan UKS paket standar, paket optimal mendapat pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on demand). 4) Siswa sekolah binaan UKS paket optimal pada jenjang kelas terpilih telah mendapat pelayanan medik gigi dasar yang diperlukan (treatment need).
  • 6. 6 2. Tujuan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), menurut YKGI (yayasan kesehatan gigi) : a. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan promotif. b. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene). c. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar itu mau memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation). d. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha prevensi gagal melalui system selektif. (selective approach). e. Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu system pembiayaan yang bersifat praupaya. (Prepayment System) C. Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan UKGS adalah: 1. Meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa 2. Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut siswa 3. Meningkatnya sikap/kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut siswa 4. Siswa mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on demand)
  • 7. 7 D. Sasaran Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS meliputi: 1. Sasaran primer: peserta didik (murid sekolah) TK-SD-SMP-SMA dan sederajat 2. Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orang tua murid serta TP UKS disetiap jenjang. 3. Sasaran tertier: a. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya. b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan. c. Lingkungan, yang meliputi: 1) Lingkungan sekolah 2) Lingkungan keluarga 3) Lingkungan masyarakat Sedangkan sasaran UKGS menurut Dep. Kes. R.I. (1996) adalah : 1. 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi masal. 3. Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan (care on demand).
  • 8. 8 4. Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas kebutuhan perawatan (treatment need). E. Ruang Lingkup Ruang lingkup program UKGS sesuai dengan Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yang meliputi; pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, maka ruang lingkup UKGS yaitu: 1. Penyelenggaraan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi: a. Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut b. Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. c. Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk: a. Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta didik; b. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan; c. Pencegahan/pelindungan terhadap penyakit gigi dan mulut; d. Perawatan kesehatan gigi dan mulut; e. Rujukan kesehatan gigi dan mulut. 3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah kerjasama antara masyarakat sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid, dan masyarakat).
  • 9. 9 F. Kegiatan UKGS Kegiatan UKGS meliputi: 1. Kegiatan promotif, meliputi: a. Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan gigi. b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan olehguru. Gambar 1. Penyuluhan kesehatan gigi pada anak sekolah dasar 2. Kegiatan preventif, meliputi: a. Sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan.
  • 10. 10 b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut Gambar 2. Penjarigan kesehatan gigi pada anak sekolah dasar 3. Kegiatan kuratif, meliputi: a. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit b. Pelayanan medik gigi dasar c. Pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal d. Rujukan bagi yang memerlukan. G. Kebijakan 1. Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang optimal, Usaha Kesehatan Gigi Sekolah harus diutamakan pada upaya meningkatkan kemampuan self care (pelihara diri) melalui kegiatan UKGS.
  • 11. 11 2. Upaya kesehatan masyarakat berupa upaya promotif – preventif dilaksanakan oleh tenaga non-profesional terutama oleh guru / dokter kecil sebagai bagian integral dari UKS. 3. Upaya kesehatan perorangan dilaksanakaan oleh tenaga profesional (dokter gigi, perawat gigi) 4. UKGS diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, di bawah binaan Puskesmas dan TP UKS. H. Tenaga Pelaksana UKGS Menurut Dep. Kes. R.I. (1996), tenaga pelaksana UKGS meliputi: 1. Kepala Puskesmas a. Sebagai koordinator b. Sebagai pembimbing dan motivator c. Bersama dokter gigi melakukan perencanaan kesehatan gigi dan mulut. 2. Dokter Gigi a. Penanggung jawab pelaksanaan operasional. b. Bersama Kepala Puskesmas dan Perawat gigi menyusun rencana kegiatan, memonitoring program dan evaluasi. c. Membina integrasi dengan unit-unit yang terkait di tingkat Kecamatan, Kab/Kota dan Provinsi. d. Memberi bimbingan dan pengarahan kepada tenaga perawat gigi, UKS, guru SD dan dokter kecil. e. Bila tidak ada prawat gigi, dokter gigi dapat sebagai pelaksana UKGS.
  • 12. 12 3. Perawat Gigi a. Bersama Dokter Gigi menyusun rencana UKGS dan pemantauan SD. b. Membina kerjasama dengan tenaga UKS dan Depdikbud. c. Melakukan persiapan/ lokakarya mini untuk menyampaikan rencana kepada pelaksana terkait. d. Pengumpulan data yang diperlukan dalam UKGS (data sosiodemografis dan epidemiologis). e. Melakukan kegiatan analisis teknis dan edukatif. f. Monitoring pelaksanaan UKGS g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan. h. Evaluasi program 4. Petugas UKS a. Terlibat secara penuh dalam penentuan SD, pembinaan guru, dokter kecil, monitoring program dan hubungan dengan Depdikbud. b. Pemeriksaan murid. c. Melaksanakan rujukan. d. Menunjang tugas perawat gigi dalam penyuluhan dan pendidikan kesehatan gigi. 5. Guru SD a. Membantu tenaga kesehatan gigi dalam pengumpulan data/screening. b. Pendidikan kesehatan gigi pada murid.
  • 13. 13 c. Pembinaan dokter kecil. d. Latihan menggosok gigi. e. Rujukan bila menemukan murid dengan keluhan penyakit gigi. f. Membina kerjasama dengan petugas kesehatan dalam kesehatan lingkungan, jajan. g. Membantu guru dalam sikat gigi bersama. 6. Dokter kecil a. Membantu guru dalam memberi dorongan agar murid berani untuk diperiksa. b. Memberi penyuluhan kesehatan gigi (membantu guru). c. Memberi petunjuk pada murid tempat berobat gigi. I. Peran Tenaga Pelaksana Dalam Pelaksanaan UKGS Berdasarkan perannya, ada beberapa tenaga yang di libatkan dalam pelaksanaan UKGS meliputi dinkes, puskesmas, tenaga pelaksana (dokter gigi dan perawat gigi), guru, dan orang tua. Untuk dinkes adalah penerima data dan laporan dari tenaga pelaksana program yang ada dipuskesmas. Tenaga pelaksanaan di puskesmas, maka petugasnya adalah dokter gigi dan perawat gigi yang dimiliki oleh puskesmas. Guru adalah pelaksana yang ada dirumah. Dokter gigi dan perawat gigi biasanya akan menyusun rencana kegiatan dan menentukan target tahunan beserta dengan jadwal kegiatan setiap bulannya. Monitoring program, evaluasi, dan pelaporan program UKGS. Selain itu juga melakukan pelaporan serta koordinasi kepada pihak dinas kesehatan dan kepada kepala puskesmas.
  • 14. 14 1. Peran Tenaga Kesehatan Gigi Dalam UKGS Dalam hal ini tenaga kesehatan yang meliputi dokter gigi dan perawat gigi, juga untuk merubah perilaku dan kebiasaan yang tidak sehat menjadi perilaku dan kebiasaan yang lebih sehat. Dalam menjalankan tugas dan perannya tenaga kesehatan diharapkan mampu menyadarkan masyarakat termasuk anak-anak tentang permasalahan kesehatan gigi yang ada dipuskesmas. Peran tenaga kesehatan yang meliputi dokter gigi dan perawat gigi diantaranya adalah: a. Memberikan pendidikan kesehatan gigi disekolah b. Mengajar anak-anak bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar c. Melaksanakan kegiatan sikat gigi masal d. Melaksanakan kegiatan sikat gigi dan mulut untuk kelas I e. Melakukan pencabutan gigi susu yang sudah waktunya tanggal f. Melakukan perawatan dan penambalan gigi g. Melakukan pembersihan karang gigi 2. Peran Guru Dalam Pelaksanaan UKGS Sekolah adalah lembaga formal yang didalamnya terdapat kurikulum guru, siswa, metode belajar, metode belajar, dan fasilitas yang diperlukan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.Dimasyarakat sekolah, selain kepala sekolah maka tenaga pengajar seperti guru terlibat dalam pendidikan kesehatan gigi
  • 15. 15 disekolah dan melakukan pencegahan masalah gigi dan mulut melalui pelatihan kader. Kegiatan yang dilakukan guru adalah: a. Memimpin sikat gigi masal dengan pasta gigi yang mengandung fluor Gambar 3. Sikat gigi massal pada anak sekolah dasar b. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor c. Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang berkesinambungan dalam mata pelajaran olahraga dan kesehatan
  • 16. 16 d. Menjaring murid kelas I SD Gambar 4. Penjaringan kesehatan gigi anak kelas 1 sekolah dasar e. Mengantarkan murid yang mendapat rujukan untuk mendapat pelayanan dipuskesmas. Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka peruhaan yang tampak adalah ia akan melakukan sikat gigi dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang sudah diajarkan oleh guru mereka disekolah. Dokter kecil yang ada disekolah juga dapat membantu guru dalam memberi dorongan dan motivasi agar siswa/i sekolah berani memeriksakan kesehatan giginya ke puskesmas. Selain itu, memberi penyuluhan dengan mendampingi siswa/i sehingga pegetahuannya tentang kesehatan gigi dan mulut.
  • 17. 17 3. Peran Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Sikap orang tua sangat berpengaruh terhadap sikap anak, dalam hubungannya dengan perilaku kesehatan anak-anak mempunyai hubungan yang dekat orang tua terutama ibunya.Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi mengenai kesehatan gigi baik, maka dapat diprediksi bahwa status kesehatan gigi dan mulut anaknya juga baik. Beberapa peran yang perlu dilakukan oleh orang tua khususnya ibu dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak: a. Mengawasi anak menyikat gigi dan membantu membersihkan gigi terutama bila ibu mempunyai balita b. Mengajari anak dan mengontrol waktu untuk menyikat gigi yaitu pagi setelah sarapan dan sebelum tidur malam merupakan vontoh yang dilakukan dalam lingkungan keluarga dan kebiasaan ini akan menjadi perilaku yang sifatnya menetap pasa si anak. c. Menyediakan sikat gigi dan pasta gigi d. Membawa anak ke dokter gigi e. Mengawasi jajanan anak f. Membawa anak ke puskesmass, rumah sakit, ke praktek dokter gigi secara rutin untuk pemeriksaan dan perawatan g. Memeriksa gigi anaknya untuk menemukan adanya lubang pada gigi ataupun karang gigi. Orang tua adalah tokoh panutan untuk anak, oleh karena itu diharapkan orang tua dapat menjadi panutan dan dapat ditiru perilaku serta kebiasaannya dalam lingkungan keluraga. Sehingga anak-anak
  • 18. 18 yang belum sekolah juga sudah mau dan mampu untuk menyikat gigi dengan baik dan teratur seperti orang tuanya yaitu khususnya ibu. J. Tahap – tahap UKGS Berdasarkan keadaan tenaga dan fasilitas kesehatan gigi di puskesmas, maka kegiatan UKGS menurut Dep. Kes. RI (1996) dibagi dalam beberapa tahap, yaitu: 1. Kegiatan UKGS Tahap I/ Paket Minimal UKS meliputi: a. Pendidikan/ penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru sesuai dengan Kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994 (Buku Pendidikan Kesehatan). b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/ MI, berupa: sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan. c. Untuk siswa SLTP dan SLTA disesuaikan dengan program UKS daerah masing-masing. 2. Kegiatan UKGS Tahap II/ Paket Standar UKS meliputi kegiatan UKGS Tahap I ditambah dengan kegiatan berupa: a. Pelatihan guru dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan gigi (terintegrasi). b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I, diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal. c. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. d. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.
  • 19. 19 e. Rujukan bagi yang memerlukan. 3. Kegiatan UKGS Tahap III/ Paket Optimal UKS meliputi kegiatan UKGS Tahap II ditambah dengan kegiatan berupa: a. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai dengan kelas VI (care on demand). b. Pelayanan medik gigi dasar sesuai kebutuhan (treatment need) pada kelas terpilih. K. Contoh Pelaksanaan UKGS Tahap II Lokasi : SDN 1 Batuwarno Tanggal pelaksanaan : Senin, 8 juli 2019 Kegiatan : 1. Penyuluhan a. Kelas : I dan II b. Jumlah murid : kelasI = 23 murid kelas II = 27 murid c. Materi penyuluhan menurut Dunning (1986) adalah : Kelas I : 1) Menjelaskan pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut. 2) Menjelaskan untuk menjaga kebersihan gigi dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar dan rajin memeriksakan gigi ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
  • 20. 20 3) Menjelaskan jenis-jenis makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan makanan yang dapat merusak kesehatan gigi. Kelas II : 1) Menjelaskan arti penting kesehatan gigi dan mulut terhadap kesehatan umum. 2) Mengenalkan struktur gigi. 3) Menjelaskan cara menyikat gigi yang baik dan benar. 4) Menjelaskan secara umum tentang penyakit gigi. 5) Menjelaskan pentingnya merawat gigi dan menjaga kebersihan mulut serta makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut. d. Tenaga pelaksana: 6 orang untuk kelas I 6 orang untuk kelas II e. Hambatan: untuk kelas II, pada saat penyuluhan tidak terjadi hambatan yang berarti. Semua siswa tampak tenang mendengarkan materi penyuluhan.Untuk kelas I, di tengah materi tampak siswa mulai ramai sendiri, tidak memerhatikan penyuluhan. Akan tetapi, keadaan ini teratasi setelah mahasiswa memberitahukan bahwa akan ada pemberian hadiah setelah penyuluhan untuk murid yang dapat menjawab pertanyaan seputar materi penyuluhan. 2. Pemeriksaan gigi a. Kelas : I dan II b. Jumlah murid yang diperiksa : Kelas I = 3 murid Kelas II = 5 murid
  • 21. 21 c. Hambatan : Tidak ada hambatan selama pelaksanaan karena murid- murid yang belum mendapat giliran diperiksa tetap berada di kelas untuk mengerjakan tugas menggambar yang diberikan. 3. Perbaikan hygiene mulut, berupa sikat gigi masal a. Kelas : I dan II b. Jumlah murid : kelas I = 23 murid kelas II = 27 murid c. Tenaga pelaksana : 6 orang untuk kelas I 6 orang untuk kelas II d. Hambatan : untuk kelas II tidak ada hambatan. Murid-murid mudah diatur dan malakukan instruksi yang diberikan. Untuk kelas II, awalnya beberapa murid susah diatur tapi hal ini segera teratasi setelah murid- murid diberitahu bahwa sikat gigi massal tidak akan dimulai sebelum mereka tertib. L. Anak Sekolah Dasar Pengertian sekolah dasar dapat dikatakan sebagai kegiatan mendasari tiga aspek dasar yaitu, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek ini merupakan dasar atau landasan pendidikan yang paling utama.Hal ini karena ketiga aspek tersebut merupakan hal yang paling hakiki dalam kehidupan. Secara teknis, pendidikan dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Tingkatan ini didasarkan pada kesiapan anak dalam mengikuti proses. Oleh karena itu, setiap tingkatan harus dilalui sebaik-baiknya dan
  • 22. 22 dinyatakan lulus, jika tidak lulus maka harus mengulang di tahun selanjutnya. Pada awalnya, pengertian sekolah dasar adalah sekolah pertama yang harus dijalani anak sebelum mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Selanjutnya pengertian sekolah dasar diperluas sebagai pendidikan dasar yang meliputi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.Pengembangan ini dilakukan sebagai penyesuaian dengan wajib belajar sembilan tahun pada pendidikan dasar. Sementara kita mengetahui, pendidikan sembilan tahun berarti mencakup tiga tahun sekolah ditingkat lanjutan pertama dikategorikan sebagai sekolah ataupendidikan dasar, dan pendidikan dasar harus tetap diberikan kepada anak didik agar mereka mempunyai landasan yang kuat dalam proses pendidikan selanjutnya. 1. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar Pada hakekatnya bahwa karakteristik anak SD yang menonjol adalah senang bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin melaksanakan dan merasakan sendiri (langsung praktek). Seperti yang telah disampaikan bahwa karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain.Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih bagi siswa kelas rendah. Guru SD seharusnya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tetapi
  • 23. 23 santai (sersan). Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang-seling antara mata pelajaran yang serius seperti matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, kerajinan tangan, dan kesenian. Karakteristik yang kedua dari anak SD adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak, karena menyuruh anak untuk duduk rapi dalam waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan. Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung dengan orang dewasa, belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sportif, mempelajari olahraga dan permainan kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/meragakan sesuatu secara langsung.Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasi konkret. Dari
  • 24. 24 apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan pemberian contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, anak akan lebih memahami tentang arah angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup. Disamping memperhatikan karakteristik anak usia sekolah dasar, implikasi pendidikan dapat pula bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan sekolah dasar dapat diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan dalam menghadapi tugas- tugas berikutnya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari kematangan fisik, lingkungan kebudayaan, keinginan, aspirasi, dan kepribadian yang sedang tumbuh lainnya. Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik di antaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar, menangkap,
  • 25. 25 menendang bola, dan belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya.Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti belajar membaca, menulis, dan berhitung, belajar bertanggung jawab sebagai warga negara.Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nilai kepribadian individu di antaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan. b. Implikasi Penyelenggaraan Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Dasar Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan inilah kemampuan dan keterampilan dasar dikembangkan pada peserta didik, baik sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan, maupun untuk terjun ke masyarakat.Perkembangan anak sekolah dasar merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan, maupun perkembangan pribadi. M. Karies Gigi Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia dari semua golongan umur dan yang mempunyai progresif bila tidak dirawat akan makin parah. Walaupun demikian, karena proses terjadinya penyakit ini lambat dan realitanya bahwa penyakit ini jarang menyebabkan kematian maka sering penderita tidak memberikan perhatian khusus.(2) Kesehatan gigi dan mulut
  • 26. 26 masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah keseahtan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan. Di Indonesia umumnya masalah kesehatan gigi yang dijumpai di masyarakat adalah penyakit kelainan pada jaringan penyangga gigi (periodental disease) dan karies gigi (dental caries). Kedua penyakit tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi pengunyahan yang akan menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan makanan. Gambar 5. Karies gigi Status kesehatan gigi dan mulut masyarakat dapat dilihat dari derajat keparahan penyakit karies dan penyakit periodental. a. Pengertian Karies Karies gigi merupakan proses infeksi yamng memiliki keterkaitan dengan kesehatan dan status gizi serta dapat bertindak sebagai fokal infeksi yang dapat menimbulkan penyakit di organ tubuh lainnya. Infeksi oral berpengaruh pada kesehatan sistemik. Karies gigi memiliki faktor penyebab multifaktoral, yaitu adanya 3 faktor utama yang saling mempengaruhi. Ketiga faktor tersebut adalah.
  • 27. 27 1. Tuan rumah (host): gigi dan saliva 2. Agen (agent): mikroorganisme 3. Substrat: lingkungan Selain ketiga faktor ini juga terdapat faktor waktu yang mempengaruhi terjadinya karies. Agar karies dapat terjadi, maka kondisi dari setiap faktor harus saling mendukung yaitu adanya tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang kareiogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama. Plak gigi memegang peran penting dalam proses kerusakan jaringan keras gigi. Efek merusak ini terutama disebabkan karena kegiatan metabolisme mikroorganisme di dalam plak gigi. Plak tampak sebagai massa globular berwarna putih, keabu-abuan atau kuning. Plak gigi mulai terbentuk sebagai kolonisasi mikroorganisme pasa permikaan enamel dan mencapai ketebalan pada hari ketiga puluh. Penelitian –penelitian membuktikan bahwa penambahan karbohidrat pada makanan hanya menyebabkan akumulasi plak yang sangat tebal.Penumpukan plak sudah dapat terlihat dalam waktu1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan prosedur kebersihan mulut, sedangkan waktu yang dibutuhkan suatu karies berkembang menjadi suatu lubang pada gigi cukup bervariasi, diperkirakan antara 6-48 bulan. Mengingat bahwa terjadinya gigi membutuhkan waktu dan proses yang panjang, maka upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegahnya dapat dimulai sejak dini, yaitu pada usia prasekolah. Keadaan klinis dan keparahan penyakit karies dapat ditunjukan melalui indeks karies gigi, indeks yang biasa dipakai adalah indeks DMF-T, dari WHO dengan rumus:
  • 28. 28 ΣDMF-T = D + M + F DMF-T rata-rata = ΣDMF-T/N D= Decayed (gigi berlubang) M= Missing(gigi telah dicabut karena karies) F= Filing (gigi dengan tumpatan baik) T= Tooth (gigi gelap) Dibawah ini tabel klasifikasi angka keparahan gigi menurut WHO. Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Angka Klasifikasi Karies Gigi Menurut WHO Tingkat Keparahan DMF-T Sangat Rendah 0,8-1,1 Rendah 1,2-2,6 Sedang 2,7-4,4 Tinggi 4,5-6,5 Sangat Tinggi 6,6 keatas Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2004. Pengukuran lain yang dibutuhkan dalam survei karies gigi adalah 1) prevalensi karies, yaitu persentase dari orang-orang dengan kerusakan gigi (DMF) akibat karies, 2) PTI (Performance Treatment Indeks), yaitu persentase yang melakukan penambalan (F) dari orang-orang dengan pengalaman karies (DMF). Diperlukan untuk mengukur motivasi seseorang didalam mempertahankan gigi tetapnya. Mengacu pada indikator Oral Health Global Goal dari WHO 2015, data status kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 52% penduduk usia>10 tahun yang mengalami karies aktif meningkat dengan bertambahnya umur. Anak usia >10 tahun yang mengalami karies sebesar 44%, pada usia 18 tahun meningkat sebesar 51% dan meningkat tajam pada usia 35-44 tahun sebesar 80% dan pada usia >65 tahun sebesar 97%.
  • 29. 29 Masalah mendasar penyakit gigi adalah tingginya prevalensi karies gigi dan penyakit periodental yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain perilaku masyarakat. Di Indonesia, data Community Dental Oral Epidemiology (1995)menyatakan bahwa persentase yang terkena karies pada usia 12 tahun sebanyak 76,92% dengan DMF-T rata-rata 2,21.(10) Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi karies gigi di Indonesia 90,05%. b. Penyakit Periodental Penyakit periodental merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai suatu yang tidak terhindari, seperti keries gigi, perkembangan penyakit periodental juga lambat namun apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga yang dilakukan Departemen Kesehatan menyatakan prevalensi penyakit periodental di Indonesia 96,58%. Penyakit periodental adalah penyakit jaringan pendukung gugi yang terdiri atas jaringan periodental, sementum, tulang alveolar dan gusi.Sama seperti karies, plak gigi juga memegang peranan penting dalam proses inflamasi jaringan lunak sekitar gigi.Studi epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah dengan kontrol plak, sikat gigi yang teratur dan penyingkiran kalkulus bila ada. Penyakit yang sering mengenai jaringan periodental adalah gingivitis dan periodontitis.Gingivitis adalah reaksi peradangan jaringan gingiva yang terjadi akibat akumulasi olak bakteri gigi, sedangkan periodentitis adalah adnya
  • 30. 30 kehilangan perlekatan jaringan ikat ke gigi pada keadaan gingiva yang terinflamasi. Ada dua faktor predisposing yang menyebabkan penyakit periodental yaitu: 1) Faktor lokal yang terdiri atas lokal primer, yaitu plak gigi beserta bakteri da produksinya. Faktor lokal sekunder antara lain : trauma oklusi, kalkulus, gigi tiruan yang sempurna, gigi hilang yang tidak diganti, titik kontak gigi yang tidak normal, maloklusi gigi dan faktor lokal lain yang juga menyebabkan iritasi mekanis terhadap jaringan periodentalyaitu kebiasaan buruk, antara lain bernafas dengan mulut, mengunyah pada waktu tidur, taruma sikat gigi, dan menggigit- gigit bibir atau kuku. 2) Faktor sistemik, yaitu keadaan sitemik antara lain faktor hormonal, nutrisi yang tidak seimbang, yang secara tidak langsung dpat ditunjukkan manifestasi pada mukosa mulut. Beberapa penyakit aistemik menunjukkan manifestasi berupa kelainan dalam rongga mulut, antara lain penyakit hati kronis, TBC, sipilis, leukimia akut, gangguan emosi, kelainan hormonal, dan penyakit AIDS. Keluhan rasa sakit yang paling sering dijumpai dipraktek kedokteran gigi adalah rasa sakit yang timbul setelah terjadinya kerusakan jaringan.Artinya kerusakan jaringan disini adalah adanya lubang pada gigi atau karies gigi.menyatakan bahwa makanan sebagai satu-satunya penyebab karies gigi.Sisa makanan yangtertinggal akan terurai dan dengan demikian terjadi zat-zat yang dapat menyerang email. Disebutkan juga tentang lokasi karies yaitu tempat- tempat dimana makanan sering tertinggal.Lokasi karies tersebut diantaranya terletak di fissure, ruang approksimal dan sebagainya.
  • 31. 31 Teori tentang karies makin berkembang, mendefinisikan, bahwa karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang berupa proses kerusakan yang dimulai dari lapisan emaul dan dentin yang berlanjut ke pulpa, yang disebabkan oleh keaktifan metabolisme bakteri pada plak. c. Proses Karies. Secara teoritis proses terjadinya karies diawali dengan proses terbentuknya asam, dimanaasam ini akan menyebabkan larutnya unsure-unsur yang terkandung dalam gigi, sehingga menjadi lunak dan lama-kelamaan akan terjadi lubang pada gigi. Secara skematis proses pembentukan asam ini dapat digambarkan seperti dibawah ini : Bakteri dalam plak + substrat monosakarida dan disakarida → asam. Kemudian setelah terjadi asam maka akan berlanjut dengan terjadinya karies. Asam ( pH + 5) + Email + waktu → Karies. Apabila diperhatikan terjadinya karies pada permukaan gigi maka pertama yang kelihatan bukan suatu lubang, akan tetapi terlihat adanya perubahan warna email dari putih mengkilap menjadi buram, seperti kapur yang disebut white spot. White spot ini yang merupakan proses karies yang terjadi pada sub surface enamel. 1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi Faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi adalah : a. Faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies antara lain : 1) Adanya mikroorganisme streptococcus mutans atau kuman yang mengeluarkan toxin yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa. Streptococcus
  • 32. 32 berperan dalam proses awal karies yaitu lebih dulu masuk lapisan luar email. Selanjutnya lactobacilus mengambil alih peranan pada karies yang lebih merusak gigi.Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak. Plak terdiri dari mikroorganisme dan bahan antar sel. Plak akan tumbuh bila ada karbohidrat. b. Terdapatnya sisa-sisa makanan yang terselip pada gigi dan gusi terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan makanan yang lengket seperti permen, coklat, biskuit, dan lain-lain. c. Permukaan gigi dan bentuk gigi. Komposisi gigi sulung terdiri dari email dan dentin. Dentinadalah lapisan di bawah email. Permukaan email lebih banyak mengandung mineral dan bahan organik dengan air yang relatif lebih sedikit. Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies. Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resisten gigi terhadap karies. Morfologi gigi sulung dapat ditinjau dari 2 permukaan untuk membersihkan sendiri (self cleaning), yaitu : 1) Permukaan Oklusal Permukaan Oklusal gigi tetap memiliki Fisurree (lekukan) yang bermacam- macam dengan kedalaman beragam. Lekukan gigi sulung yang dalam lebih mudah terkena karies gigi. 2) Permukaan Halus Permukaan Fasilat dan Permukaan Lingual gigi sulung mempunyai bentuk khas yang berbeda dengan gigi tetap. Permukaan tersebut di daerah tengah panjang gigi lebih menonjol dan daerah servikal relatif lebih masuk ke dalam.Hal demikian
  • 33. 33 memudahkan terjadinya deposisi makanan didaerah itu yang sulit dibersihkan. Gigi geligi berjejal (maloklusi) dan saling tumpang tindih (over lapping) akan mendukung terjadinya karies, karena daerah tersebut sulit di bersihkan. Karena anakyang mengalami maloklusi memiliki gigi atau rahang yang tidak teratur. d. Derajat Keasaman Saliva Saliva berperan dalam menjaga gigi. Karena Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap karies, ini terbukti pada penderita xerostomia (produksi ludah yang kurang) dimana akan timbul kerusakan gigi menyeluruh dalam waktu singkat.Saliva berfungsi sebagai pelicin, pelindung, penyangga,pembersih, pelarut dan anti bakteri. Saliva memegang perananlain yaitu dalam proses terbentuknya plak gigi,saliva juga merupakan media yang baik untuk kehidupan mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan karies gigi.(15) Pit Saliva normal, sedikit asam yaitu 6,5. Secara mekanis saliva berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang di kunyah.Enzim-enzim mucine, zidine dan lysozyme yang terdapat dalam saliva, mempunyai sifat bakterio statis yang dapatmembuat bakteri mulut menjadi berbahaya. e. Kebersihan mulut Kebersihan mulut yang buruk akan mengakibatkan presentase karies lebih tinggi. Untuk mengukur indeks status kebersihan mulut digunakan Oral Hygiene Index Simplifed (OHI-S) dari Green dan Vermilon. Indeks ini merupakan gabungan yang menentukan skor debris dan deposit kalkulus untuk permukaan gigi yang terpilih saja. Debris rongga mulut dan kalkulus dapat diberi skor secara terpisah. Skor debris rongga mulut dibedakan atas skor 0 = Tidak ada debris sama, skor 1 = Debris ada disepertiga servikal permukaan gigi, skor 2 = Debris sampai mencapai
  • 34. 34 daerah pertengahan oklusal, dan skor 3 = Debris sampai mencapai daerah sepertiga oklusal. f. Plak Plak merupakan lapisan lunak yang tidak berwarna, melekat dengan erat pada permukaan gigi,tambalan atau karang gigi. Plak ini berisikan air, bakteri, lekosit, bahan kimia yang berasal dariludah dan sisa-sisa makanan. g. Frekuensi makan makanan manis Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya dari pada saat waktu makan utama.Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan yang bersifat membersihkan gigi merupakan gosok gigi alami dan akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini antara lain apel, jambu air, bengkuang, sayur sayuran,dan lain sebagainya. Sebaliknya makanan lunak dan lengket seperti coklat, permen, biskuit, dan lainnya akan mudah merusak gigi. h. Frekuensi menggosok gigi Menggosok gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Hal yang harus di perhatikan untuk menggosok gigi adalah : 1) Bulu Sikat gigi Ada 2 macam bulu yang digunakan untuk sikat gigi, yaitu bulu asli rambut hewan dan bahan sintesis seperti nilon. Tetapi kini, sikat gigi umumnya dibuat dengan bahan sintetik.Bahan sintetik lebih unggul dalam keseragaman ukuran, elastisitas,
  • 35. 35 daya tahan terhadap kepatahan dan dorongan air.Dalam hal ini, bulu sikat yang lembut telah dianjurkan pemakaiannya karena fleksibel dan efektif membersihkan lekukan dan daerah yang sulit terjangkau. Gambar 6. Bulu sikat gigi 2) Sikat gigi Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan.Banyak jenis dan ragam sikat gigi yang di jual di pasaran, dari yang manual maupun yang elektrik. Sikat gigi tersebut dianjurkan bagi orang lanjut usia, anak-anak, keterbelakangan mental, cacat fisik dan seseorang yang menggunakan alat gigi. Namun penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar sikat gigi elektrik tidak lebih efektif dari pada yang manual. Dalam memilih sikat gigi yang tepat sebaiknya danyang terpenting adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat supaya dapat menjangkau daerah-daerah gigi bagian belakang. Kepala sikat cukup kecil sehingga dapat digunakan dengan baik dalam rongga mulut. Bagi orang dewasa,panjang kepala sikat 2,5 cm sedangkan anak 1,5
  • 36. 36 cm. panjang bulu sikat hendaknya sama. Tekstur pun hendaknya memungkinkan digunakan dengan efektif, tanpa merusak jaringan. Gagang sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat di pegang kuat dan di kontrol dengan baik. Gambar 7. Sikat gigi elektrik 3) Pasta gigi Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi. Pilih pasta gigi yang mengandung flouride yang dapat berfungsi untuk menjaga gigi agar tidak berlubang. 3) Metode menggosok gigi a) Scrub Memperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat gigi secara horisontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi, kemudian digerakkan maju dan mundur berulang-ulang. b) Roll
  • 37. 37 Memperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakan memutar mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi dengan posisi paralel dengan sumbu tegaknya gigi. c) Bass Meletakkan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi.Sikat gigi di gerakkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat. d) Stillman Mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang.Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar, bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi seperti pada metode bass. e) Fones Metode gerakan sikat secara horisontal, sementara gigi ditahan pada posisi mengigit dan okulasi.Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah. f) Charter Meletakan bulu sikat menekan gigi dengan arahbulu sikat menghadap permukaan kunyah / oklusal gigi. Arahkan 45 derajat pada leher gigi. Tekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal10 kali pada tiap-tiap area didalam mulut. g) Flossing (benang gigi)
  • 38. 38 Melingkarkan benang gigi di sekeliling gigi berbentuk huruf C dan menggeserkannya pada permukaan gigi dari arah garis gusi keluar sampai tiga kali per gigi ulang pada gigi sebelahnya. h) Hal penting dalam menggosok gigi Waktu gosok gigi yang benar adalah menyikat gigi sebelum tidur sangat dianjurkan, halini di karenakan pada waktu tidur, air ludah berkurang, sehingga asam yang dihasailkan oleh plak akan menjadi lemah pekat dan kemampuanya untuk merusak gigi lebih besar. Gigi juga harus disikat pada waktu pagi hari, boleh sebelum atau sesudah sarapan pagi. Gosok gigi anda dengan kelembutan jangan menyikat gigi yang terlalu keras menyebabkan resesi gusi yang mengakibatkan terbukanya permukaan akar gigi dangosok gigi anda minilmal 2 menit dikarenakan membersihkan gigi yang terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak. Menyikat gigi yang tepat paling tidak membutuhkan waktu minimal 2 menit. Gosok gigi anda dengan urutan yang sama setiap harinya. Anda bebas mulai gigi bagian mana aja yang ingin pertama kali disikat. Hanya saja pastikan bahwa seluruh bagian gigi didalam mulut anda tidak ada yang tertinggal. Rutinlah mengganti gosok gigi anda apabila bulu sikat sudah mekar, rusak ataupun sudah berusia sebulan, maka sikat gigi tersebut akan kehilangan kemampuan untuk membersihkan gigi dengan baik. Menjaga kebersihan gosok gigi sangat penting. Sikat gigi bisa jadi tempat berkembang-biaknya kuman dan jamur. Setia selesai menyikat gigi hendaknya dibilas diair yang mengalir, kemudian kemudian keringkan lalu ditaruh dalam keadaan berdiri. Jangan takut gusi berdarah dalam menggosok gigi. Gusi berdarah merupakan suatu tanda adanya peradangan gusi. Namun, jangan
  • 39. 39 lantas takut berdarah anda tidak menyikat bagian gigi tersebut, tetap lah menyikat gigi tersebut dengan teknik yang benar, dan tekanannya yang lembut. Gunakan juga pasta gigi yang mengandung flourida. Karena Flouride berperan untuk melindungi kerusakan gigi. Bahkan flouride dapat memperbaiki kerusakan gigi sampai batas-batas tertentu dengan cara mengganti mineral – mineral gigi yang hilang akibat erosi dari asam. 1. Faktor luar sebagai faktor predisposisi dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan peroses tarjadinya karies,antara lain: a. Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah kariespun akan bertambah. Hal ini jelas, karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama berpengaruh terhadap gigi. Anak yang pengaruh resiko terjadinya karies kecil akan menunjukkan jumlah karies lebih besar dibanding yang kuat pengaruhnya. b. Letak geogerafis Perbedaan prevensi karies ditemukan pada penduduk yang geogerafis letak kediamannya berbeda seperti suhu, cuaca , air, keadaan, tanah, dan jarak dari laut c. Pengetahuan, sikap dan perilaku Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek terbantu
  • 40. 40 d. Jenis kelamin Karies gigi tetap wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria demikian juga halnya anak, prevalensinya karies gigi pada anak perempuan sedikit lebih tinggi dibanding anak laki-laki. Hal ini di sebabkan gigi anak anak perempuan lebih cepat dibanding anak laki-laki e. Suku bangsa Beberapa penelitian menunjukkan ada hubungannya suku bangsa dengan prevasi karles, hal ini disebabkan oleh faktor pendidikan, konsumsi makanan, jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda disetiap suku bangsa. f. Kultur sosial penduduk Faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah pendidikan dan penghasilan yang berhubungan dengan diet. 4. Faktor yang menaikan karies a. Diabetes melitus Diabetes melitus menaikkan terjadinya dan jumlah karies. Tetapi bila seorang penderita telah menyadari keadaanya dan menjalankan diet, karies akan terjadi lebih sedikit dibandingkan rata-rata. b. Xerostomia Xerostomia merupakan penyakit kurang produksi ludah c. Karies susu botol Karies disebabkan karena minum susu botol yang kurang benar yaitu cara menentukan penyediaan botol pada saat menjelang tidur 5. Faktor-faktor pencegah karies
  • 41. 41 a. Usahakan anak mendapat cukup makanan bergizi b. Lakukan tindakan pembersihan gigi anak sedini mungkin, paling sedikit dua kali sehari, pagi setelah makan, malam sebelum tidur c. Jangan membiasakan anak minum susu ataupun cairan manis lainnya menjelang tidur d. Tingkatkan daya tahan gigi anak dengan fluor karena sebagai salah satu komponen yang dapat memperkuat email gigi e. Biasakan memberikan air putih atau berkumus jika sesudah minum atau memakan manis f. Bawalah anak anda kedokter gigi untuk mendapatkan perawatan dini terhadap karies. g. Lanjutkan kontrol yang teratur kedokter gigi setiap 3-6 bulan sekali B. Prevalensi Karies. Indikator karies gigi dapat berupa prevalensi atau frekuensi karies dan skor dari indeks karies. Prevalensi karies gigi adalah angka yang mencerminkan jumlah penderita karies gigi dalam periode tertentu disuatu subjek penelitian. Sedangkan menurut prevalensi adalah frekuensi suatu penyakit suatu waktu tertentu dan diatasnya dinyatakan dalam prosentase (%), dengan rumus sebagai berikut : Prevalensi karies= Jumlah anak yang menderita karies gigi x 100% Jumlah anak yang diperiksa Indeks karies gigi yaitu angka yang menunjukan jumlah gigi karies seseorang / sekelompok orang. Indeks karies gigi tetap disebut DMF ( D,
  • 42. 42 decayed = gigi karies yang tidak ditambal; M, missing = gigi karies yang sudah atau seharusnya dicabut; F, filled = gigi yang sudah ditambal). Batasan prevalensi dan indeks ini dapat secara seragam digunakan untuk data, sehingga dapat untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi rata-rata orang disuatu populasi tertentu. C. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Dalam bidang kesehatan baik kesehatan umum maupun kesehatan gigi kita mengenal 4 upaya yaitu: 1. Upaya Promotif Adalah suatu kegiatan untuk menungkatkan kemampuan pemeliharaan diri masyarakat dibidang kesehatan dalam tercapainya hidup sehat. Contoh bidang kesehatan gigi adalah : Penyuluhan tentang karies gigi. 2. Upaya Preventif Adalah kegiatan untuk memberikan perlindungan untuk mencegah timbulnya penyakit. Misalnya Pembersihan karang gigi, pemberian larutan flour. 3. Upaya Kuratif Adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyembuhkan orang sakit menjadi sehat kembali. Contohnya Penambalan gigi dengan Amalgam / ART. 4.Upaya Rehabilitatif. Adalah usaha atau kegiatan untuk memulihkan atau mengembalikan fungsi dari organ tubuh yang telah hilang. Contohnya Pembuatan protesa gigi. Menurut konsep kesehatan Blum dalam Notoatmodjo (2003), status kesehatan gigi dan mukkut dipengaruhi oleh empat faktor yaitu
  • 43. 43 keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku, dan pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut seseorang maupun masyarakat. Sehubungan sengan itu, perilaku menyikat gigi, diet, merawat gigi dan kunjungan berkala ke dokter gigi akan mempengaruhi baik buruknya kesehatan gigi dan mulut, yang akan mempengaruhi skor karies Peran perilaku masyarakat sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut.perilaku kesehatan yang dikembangkan sejak usia dini sangat efektif dalam menurunkan karies. Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang luas, mencakup berjalan, berbicara, beraksi, berpakaian dan sebagainya. Perilaku juga merupakan totalitas penghayatan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama antara berbagai faktor, baik faktor internal (karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan yang misalnya kecerdasan, tingkat emosional), maupun eksternal (lingkungan) yang perkembangan dimodifikasi untuk pengukuran pengetahuan dan sikap dimana pengetahuan merupakan stimulus yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo), mengatakan bahwa perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatansuatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat
  • 44. 44 dipelajari. Sikap adalah hanya suatu kecendrungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus Pemicu perilaku adalah isyarat/stimulus dari lingkungan yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu, misalnya, perilaku menyikat gigi sering dikaitkan dengan mandi, yaitu setelah mencuci muka biasanya orang menyikat gigi. Pemicu perilaku bergantung pada dampak perilaku tersebut. Bila seseorang melakukan sesuatu tindakan dan pengaruhnya dirasa menguntungkan, orang tersebut pasti akan mengulangi tindakan tadi. Sebaliknya, bila pengaruhnya tidak menyenangkan, perilaku tersebut tidak akan diulangi. Menurut Green & Kreuler (2005), perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: 1. Faktor Predisposing (individu si anak) yaitu, umur, pengetahuan, sikap, dan status ekonomi. 2. Faktor Enabling (pemungkin) yang mendorong terwujudnya perilaku kesehatan. 3. Faktor Reinforcing (penguat) yang meliputi komunikasi, sikap dan perilaku prang tua atau guru. Skinner seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan dari luar. Dari pengertian tersebut, perilaku kesehatan diartikan respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
  • 45. 45 atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan Buruknya gambaran perilaku kesehatan gigi penduduk terlihat dari tinggginya persentase penduduk yang menyakini semua orang akan mengalami karies gigi, tangggalnya gigi pada usia lanjut, kesembuhan gigi tanpa perawatan dokter, dan penyakit gigi yang tidak berbahaya atau perawatan gigi yang dapat menimbulkan rasa sakit. Keyakinan ini akan berpengaruh buruka pada tindakan pemeliharaan dan pencegahan gigi. Demikian juga dalam hal kebiasaan menyikat gigi, persentase penduduk yang menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu sesudah makan sangat rendah (27,50%). Ciri-ciri perubahan perilaku yang teridentifikasi dari belajar antara lain: a. bersifat intensional, yaitu pengalamanatau latihan dilakukan dengan sengaja dan disadari, bukan secara kebetulaan. b. Perubahan itu positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan atau berhasil baik dipandang dari segi siswa maupun guru. c. Bahwa perubahan itu efektif, yaitu artinya membawa pengaruh dan makna tertentu bagi siswa. d. Bahwa perubahan itu mempunyai tujuan atau arah sehingga perubahan tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai. e. Bahwa perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku yaitu perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
  • 46. 46 Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka perubahan yang tampak adalah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik dan benar sesuai dengan yang diajarkan oleh guru mereka. Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada masa gigi bercampur yaitu anak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun (Maulani & Enterprise, 2005). Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga (2001), 60% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut yang salah satunya adalah periodental, padahal hanya 9,3% penduduk yang menyikat gigi paling sesuai anjuran program sedangkan 12,6% penduduk menyikat gigi sesuai anjuran program. Sebagian besar penduduk (61,5%) menyikat gigi kurang sesuai anjuran program menyikat gigi, bahkan 16,6% tidak menyikat gigi. Keadaan gigi dan mulut melalui kebiasaan pelihara diri yang meliputi: 1. Menyikat gigi Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi merupakan bentuk penyingkiran plak secara mekanis. Sebagaimana diketahui, plak adalah faktor penyebab karies maupun penyakit periodental. Tujuan menyikat gigi adalah untuk memelihara kebersihan dan kaesehatan mulut terutama gigi dan jaringan sekitarnya, menimbulkan rasa segar dengan penambahan pasta gigi sehingga karies dapat dicegah. Faktor yang perlu diperhatikan pada waktu menyikat gigi adalah. a. Frekuensi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 2kali sehari. b. Waktu menyikat gigi yang dianjurkan setelah makan pagi dan sebelum tidur malam.
  • 47. 47 c. Durasi menyikat gigi yang dianjurkan minimal 5 menit, namun pada umunya orang-orang hanya menyikat gigi sekitar 1-3 menit. d. Gerakan yang digunakan dalam menyikat gigi metode Bass yaitu sikat diletakkan 45º terhadap sumbu panjang gigi dengan ujung serat sikat pada tepi gusi.sikat digerakkan dengan gerakan pendek-pendek secara horisontal dengan getaran kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 10 kali. 1) Menggunakan interdental Program pemeliharaan kesehatan gigi harus juga ditujukan pada daerah interdental dan proksimal. Pembersih interdental mencakup benang gigi, tusuk gigi, brus interdental, sikat gigi berumpun tunggal, dan alat pembersih mekanis atau elektrik lainnya. 2) Menggunakan obat kumur Secara umum, obat kumur digunakan untuk membersihkan nafas yang segar. Kebanyakan obat kumur mengandung campuran amonium, asam benzoat dan fenol. Sama seperti pasta gigi, pemasaran obat kumur berhubungan dengan rasa, warna, bau, dan sensasi yang diberikan obat kumur tersebut. 4. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap dan Kebiasaan Terbentuknya suatu perilaku terutama pada orang dewasa dimulai bahwa subjek mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya. Sehingga menimbulkan pengetahuan bagi subjek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk
  • 48. 48 sikap subjek terhadap objek yang diketahui iyu. Akhirnya rangsangan yaitu objek yang diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi berupa tindakan sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. 5. Pendekatan komunikasi terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah Salah satu komunikasi antar personal adalah komunikasi orang tua dengan anaknya. Komunikasi orang tua terhadap anaknya, tentang pengalaman perawatan gigi yang baik cenderung dapat menciptakan perilaku perawatan gigi anak yang benar. Guru sekolah memeliki pengaruh yang cenderung relatif sama dengan orang tua namun relatif dominan pada kegiatan UKGS dibandingkan sebagian besar orang tua murid. Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa komunikasi orang tua dan guru mempunyai pengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah. Komunikasi yang dilakukan oleh orang tua dan guru cenderung mempunyai pengaruh terhadap perilaku anak dan pemeliharaan kesehatannya, termasuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Dengan kata lain, tidak hanya tenaga saja yang berperan dalam perubahan perilaku anak tetapi juga perlunya keterlibatan orang tua dan guru sekolah.
  • 49. 49 BAB III PENUTUP Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh swasta. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, perilaku mengenai kesehatan gigi pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil riset Kesehatan Dasar 2018 (Kemenkes), menunjukkan proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia sebanyak 57,6% dan hanya 10,2% yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi. Proporsi perilaku menyikat gigi setiap hari pada penduduk umur lebih dari 3 tahun sebanyak 94,7% dan hanya 2,8% yang menyikat gigi dengan baik dan benar. Upaya kesehatan perorangan pada UKGS berupa intervensi individu pada peserta didik yang membutuhkan perawatan kesehatan gigi dan mulut meliputi surface protection, fissure sealant, kegiatan skeling, penambalan dengan metode ART (Atraumatic Restorative Treatment technique) penambalan, pencabutan,
  • 50. 50 aplikasi fluor atau kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor, bisa dilaksanakan di sekolah, di Puskesmas atau di praktek dokter gigi perorangan/dokter gigi keluarga.
  • 51. 51 DAFTAR PUSTAKA Adyatmaka, Irene, dkk. Panduan UKGS Inovatif Aksi sikat gigi massal dan germas di lapangan paseban bantul (https://www.google.com/search?q=sikat+gigi+massal&safe=strict&so urce=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj- qOSRhLHjAhUKY48KHdOMAQ8Q_AUIECgB&biw=1366&bih=608 #imgrc=iui9KNyLXBa2XM:) Budiharto. (2010). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. Ginandjar. (2006). Cara menyikat gigi yang baik dan benar. Diunduh tanggal 18 juli 2019 dari http://www.Pdgionline.com. Hamalik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Irianto, K. (2014). Ilmu KesehatanAnak (Pediatri). Bandung: Alfabeta. Kementerian kesehatan RI. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta: Kementerian kesehatan RI Kusumawardani, E. (2011). Buruknya Kesehatan Gigi Dan Mulut. Yogyakarta: Hanggar Kreator. Machfoedz, I. (2008). Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak-anak dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Rahmadhan, A. G. (2010). Serba-serbi Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jakarta : Bukune
  • 52. 52
  • 53. 53