Abstrak: Domestik refrigerator digunakan untuk menyimpan makanan beku (frozen food) yang mempunyai temperatur sekitar -18ºC dan juga makanan dingin (chilled food) berkisar 4ºC. Kedua level temperatur diatas biasanya dicapai dengan evaporator tersendiri. Evaporator pada mesin refrigerator domestik biasanya diletakkan pada bagian freezer atau bagian paling atas dan harus pula memberikan pendinginan pada ruang makanan dingin (chilled food). Dengan kata lain, evaporator tersebut harus mengatasi beban pendinginan di freezer yang memiliki temperatur rendah dan di chiller yang memiliki temperatur lebih tinggi. Sehingga bisa dikatakan harus bekerja pada tekanan rendah pada freezer dan tekanan lebih tinggi pada ruang makanan dingin (chiller). Pada penelitian ini diuji dua sistem domestik refrigerator untuk dua kompartemen yakni ruang penyimpan makanan beku (frozen food) dan ruang makanan dingin (chilled food). Masing-masing sistem diuji dengan beban pendingin 500 Watt untuk tiap ruangan pendingin. Kapasitas kompresor yang digunakan sebesar ⅓ HP (horse power) dan temperatur lingkungan dianggap konstan sebesar 29ºC. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa COP rata-rata sistem refrigerasi evaporator ganda dengan EPR sebesar 5,33 sedangkan COP pada sistem evaporator tunggal tanpa EPR sebesar 5,2.
Kata kunci: COP, domestic refrigerator, evaporator pressure regulator (EPR), evaporator multi temperatur.
Jurnal Teknosains STTM Cileungsi Januari 2016sttm cileungsi
Jurnal ini membahas desain sistem pendingin berdaya fotovoltaik (COSPV) untuk dua ton ikan di Indonesia. Sistem pendingin dirancang untuk suhu evaporasi -27°C dan suhu kondensasi 40°C. Estimasi biaya COSPV adalah Rp. 5,13 miliar untuk sistem fotovoltaik dan Rp. 123,1 juta untuk sistem pendingin."
Jurnal ini membahas analisis postur kerja pada aktivitas penanganan material secara manual di PT. Jayatama Selaras menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Penelitian mengidentifikasi 23 postur kerja, dimana 8 postur termasuk kategori berbahaya yang memerlukan perbaikan, 4 postur termasuk kategori berbahaya yang memerlukan perbaikan segera, dan 11 postur termasuk kategori berbahaya yang memerlukan perbaikan saat ini. Hasil
Ringkasan: Laporan ini membahas hasil praktek lapangan di PT Geo Dipa Energi Unit Dieng untuk mempelajari sistem operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi. Mahasiswa meninjau sumur produksi, sumur injeksi, dan pembangkit, serta mempelajari proses aliran uap dari sumur ke turbin dan pembangkitan listrik melalui generator hingga didistribusikan ke PLN.
Proposal ini mengajukan pengujian merusak tabung LPG 3 kg dengan metode ASTM A1031/A1031M-12 untuk mengetahui karakteristik material tabung. Pengujian akan meliputi uji bakar, tekan, dan getaran pada tabung LPG yang digunakan pada sistem konverter kit bahan bakar gas untuk mesin bensin 2000 cc. Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan material tabung LPG.
Jurnal Teknosains STTM Cileungsi Januari 2016sttm cileungsi
Jurnal ini membahas desain sistem pendingin berdaya fotovoltaik (COSPV) untuk dua ton ikan di Indonesia. Sistem pendingin dirancang untuk suhu evaporasi -27°C dan suhu kondensasi 40°C. Estimasi biaya COSPV adalah Rp. 5,13 miliar untuk sistem fotovoltaik dan Rp. 123,1 juta untuk sistem pendingin."
Jurnal ini membahas analisis postur kerja pada aktivitas penanganan material secara manual di PT. Jayatama Selaras menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Penelitian mengidentifikasi 23 postur kerja, dimana 8 postur termasuk kategori berbahaya yang memerlukan perbaikan, 4 postur termasuk kategori berbahaya yang memerlukan perbaikan segera, dan 11 postur termasuk kategori berbahaya yang memerlukan perbaikan saat ini. Hasil
Ringkasan: Laporan ini membahas hasil praktek lapangan di PT Geo Dipa Energi Unit Dieng untuk mempelajari sistem operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi. Mahasiswa meninjau sumur produksi, sumur injeksi, dan pembangkit, serta mempelajari proses aliran uap dari sumur ke turbin dan pembangkitan listrik melalui generator hingga didistribusikan ke PLN.
Proposal ini mengajukan pengujian merusak tabung LPG 3 kg dengan metode ASTM A1031/A1031M-12 untuk mengetahui karakteristik material tabung. Pengujian akan meliputi uji bakar, tekan, dan getaran pada tabung LPG yang digunakan pada sistem konverter kit bahan bakar gas untuk mesin bensin 2000 cc. Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan material tabung LPG.
Dokumen tersebut membahas tentang pengawetan ikan dengan metode pembekuan (cold storage). Metode ini digunakan untuk mengawetkan ikan agar tetap segar karena ikan mudah membusuk. Cold storage menjaga suhu antara 0- -60°C untuk memperlambat aktivitas bakteri. Proses pembekuan membagi air dalam ikan menjadi es dengan cepat agar terbentuk kristal kecil yang tidak merusak jaringan ikan.
Dokumen tersebut membahas tentang menggambar sistem pemipaan refrigerasi primer, yang mencakup:
1) Fungsi komponen utama sistem refrigerasi primer seperti kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator
2) Standar dan simbol yang digunakan dalam menggambar instalasi pipa refrigerasi
3) Cara menggambar instalasi pipa refrigerasi dengan menggunakan software AutoCAD
Dokumen tersebut merupakan panduan kuliah dasar refrigerasi yang disusun oleh Windy Hermawan Mitrakusuma untuk mata kuliah Dasar Refrigerasi pada Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung. Panduan ini membahas tentang sistem refrigerasi kompresi uap, komponen-komponennya, proses kerja, dan refrigeran."
Ringkasan dokumen tersebut adalah jadwal dan catatan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dua mahasiswa Teknik Elektro di PT. Sarana Solusi Teknik selama satu bulan. Kegiatan PKL meliputi pengenalan perusahaan, proses pemanasan pipa, dan pengontrolan temperatur menggunakan berbagai peralatan seperti pemanas, sensor, dan regulator tenaga.
Dokumen ini membahas analisis efisiensi boiler di PT. Spindo III, Tbk. dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Secara langsung, efisiensi boiler solar rata-rata 40,7% dan boiler gas 45,84%. Sedangkan secara tidak langsung dengan menggunakan economizer, efisiensi boiler solar 85,55% dan boiler gas 81,76%. Penelitian ini bertujuan menganalisis peningkatan efisiensi dengan pemasangan economizer.
Dokumen tersebut membahas tentang pengawetan ikan dengan metode pembekuan (cold storage). Metode ini digunakan untuk mengawetkan ikan agar tetap segar karena ikan mudah membusuk. Cold storage menjaga suhu antara 0- -60°C untuk memperlambat aktivitas bakteri. Proses pembekuan membagi air dalam ikan menjadi es dengan cepat agar terbentuk kristal kecil yang tidak merusak jaringan ikan.
Dokumen tersebut membahas tentang menggambar sistem pemipaan refrigerasi primer, yang mencakup:
1) Fungsi komponen utama sistem refrigerasi primer seperti kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator
2) Standar dan simbol yang digunakan dalam menggambar instalasi pipa refrigerasi
3) Cara menggambar instalasi pipa refrigerasi dengan menggunakan software AutoCAD
Dokumen tersebut merupakan panduan kuliah dasar refrigerasi yang disusun oleh Windy Hermawan Mitrakusuma untuk mata kuliah Dasar Refrigerasi pada Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung. Panduan ini membahas tentang sistem refrigerasi kompresi uap, komponen-komponennya, proses kerja, dan refrigeran."
Ringkasan dokumen tersebut adalah jadwal dan catatan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dua mahasiswa Teknik Elektro di PT. Sarana Solusi Teknik selama satu bulan. Kegiatan PKL meliputi pengenalan perusahaan, proses pemanasan pipa, dan pengontrolan temperatur menggunakan berbagai peralatan seperti pemanas, sensor, dan regulator tenaga.
Dokumen ini membahas analisis efisiensi boiler di PT. Spindo III, Tbk. dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Secara langsung, efisiensi boiler solar rata-rata 40,7% dan boiler gas 45,84%. Sedangkan secara tidak langsung dengan menggunakan economizer, efisiensi boiler solar 85,55% dan boiler gas 81,76%. Penelitian ini bertujuan menganalisis peningkatan efisiensi dengan pemasangan economizer.
Mesin pendingin (refrigerator) merupakan suatu rangkaian mesin yang mampu bek...Ir. Najamudin, MT
Mesin pendingin (Refrigerator) ialah suatu rangkaian mesin atau pesawat yang mampu bekerja untuk menghasilkan suhu atau temperatur dingin (temperatur rendah).
Sesuai dengan kegunaannya mesin pendingin terdiri dari beberapa jenis antara lain :
1. Refrigerator untuk keperluan Industri.
2. Lemari es / Kulkas.
3. Freezer (Pembekuan / pendingin makanan dan minuman).
4. Penyejuk ruangan (AC/Air Conditioning).
5. Dispenser (untuk menghasilkan air panas dan dingin).
6. Kipas angin penyejuk.
1. Dokumen ini berisi ringkasan hasil penelitian mengenai teknologi destilator tenaga surya untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
2. Teknologi ini telah didaftarkan dan divalidasi oleh lembaga-lembaga pemerintah seperti KEMENKUMHAM dan BPSPL Makassar.
3. Hasil uji coba menunjukkan teknologi ini sangat relevan diterapkan di wilayah pesisir khususny
FEASIBILITY ANALYSIS OF GRID/WIND/PV HYBRID SYSTEMS FOR INDUSTRIAL APPLICATIONWayan Santika
The present study offers technical and economical analyses of grid-connected hybrid power systems for a large scale production industry located in Bali. The peak load of observed system can reach 970.630 kW consuming on average 16 MWh of electricity a day. Software HOMER was utilized as the optimization tool. The proposed hybrid renewable energy systems consist of wind turbines, a PV system, a converter, and batteries. The system is connected to the grid. Optimization results show that the best configuration is the Grid/Wind hybrid system with the predicted net present cost of
-884,896 USD. The negative sign indicates that revenues (mostly from selling power to the grid) exceed costs. The levelized cost of electricity of the system is predicted to be -0.013 USD/kWh. The present study also conducts sensitivity analysis of some scenarios i.e. 50% and 100% increases in grid electricity prices, 50% reduction of PV and WECS prices, and 10 USD and 50 USD carbon taxes per ton CO2 emission. Implications of the findings are discussed.
FEASIBILITY ANALYSIS OF A GRID-CONNECTED PV SYSTEM FOR HOME APPLICATIONWayan Santika
The objective of the present study is to provide technical and economical analyses of a grid-connected PV system for a small house located in Bukit Jimbaran, Bali. The peak load of the house during observation was 390 watt and the daily electricity consumption is about 4.7 kWh. HOMER, a renewable energy system software developed by National Renewable Energy Laboratory (NREL), was utilized for simulation and optimization. The house will be installed with a
grid-connected PV system which includes PV arrays, converters, and batteries (optional). The investment cost of the PV arrays is 3000 USD/kW and their lifetime, derating factor, and ground reflectance are 20 years, 90%, and 20%, respectively. The PV sizes to consider are 0.5, 1, 1.5, and 2 kilowatts. The grid applies a flat rate of about 0.1 USD/kWh.
The surplus energy of the PV system will be fed into the grid with a net metering system in which the meter run backward
when the excess energy is being fed into the grid. However, the sellback price is zero if energy sales exceed purchases. The converter costs 1000 USD per kilowatt. The economic inputs required by HOMER are the annual real interest rate and the lifetime of the project, which are 7% and 20 years, respectively. Results show that the proposed grid-connected PV system is technically viable. However, the grid-only system is still the most cost effective choice based on the net present cost (NPC) with the current price of 0.1 USD per kWh. The cheapest choice for the grid-connected PV system is when the PV and converter sizes are both 0.5 kW. The NPC of the PV system is 3,823 USD and its related cost of electricity (COE) is
0.209 USD/kWh. The renewable fraction of the system is 38%. Sensitivity analysis were also conducted with some scenarios such as reduction in PV prices, electricity price increases, and CO2 penalties.
Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...Wayan Santika
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisa kelayakan teknis dan ekonomis dari pemanfaatan genset dan panel PV sebagai sumber energi listrik mandiri (off-grid) bagi sebuah rumah kecil. Penelitian ini bermaksud menjawab beberapa pertanyaan penting dalam pengembangan pemanfaatan energi terbarukan, yaitu: apakah pemasangan panel PV sebagai pembangkit listrik lebih ekonomis dibandingkan dengan genset? Jika tidak, dalam kondisi seperti apa panel PV dapat lebih ekonomis dibandingkan dengan genset? Untuk mempermudah dan mempercepat analisa, perangkat lunak HOMER (micropower optimization model) sebagai alat simulasi dan optimasi. Sistem power mikro ini akan terdiri atas sebuah genset, panel PV, baterai, dan konverter. Hasil analisa menunjukkan bahwa sumber listrik dari panel surya saja, genset saja, dan kombinasi genset dan panel surya layak secara teknis untuk dimanfaatkan. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa, untuk harga panel dan bahan bakar saat ini serta kekurangan kapasitas tahunan (annual capacity
shortage) diset nol, kombinasi genset dan panel PV sebagai sumber energi listrik yang paling ekonomis. Kombinasi ini lebih ekonomis dari panel PV saja atau genset saja. Namun ketika annual capacity shortage diijinkan sedikitnya 1% maka pembangkitan listrik dengan panel PV saja menjadi lebih menguntungkan daripada dengan kombinasi PV dan genset atau dengan genset saja, meskipun harga-harga bahan bakar dan panel tetap seperti saat ini. Nilai-nilai yang dibandingkan adalah nilai sekarang dari biaya (total net present cost/NPC) dan COE (cost of electricity atau ongkos produksi energi).
Cultural Differences in Engineering Service Learning: Applying Hofstede’s Cul...Wayan Santika
The present study analyzes cultural differences of three countries (Indonesia, Malaysia, and South Korea). The countries are working together in an engineering service learning program called Creativity Station 2014 which is going to be held in Bali on 11-22 August 2014. Students, teachers, and staffs from three different cultures will meet and difficulties and complexities which may arise are discussed.
Pembuatan Interface Remote Controller AC Terintegrasi Komputer dan Animasi d...Wayan Santika
1. Penelitian ini merancang remote controller AC yang terintegrasi dengan komputer dan animasi untuk mendorong perilaku hemat energi melalui pendekatan teknologi persuasif.
Memotivasi perilaku hemat energi dan ramah lingkungan di sebuah hotelWayan Santika
The objectives of the present study are to know whether persuasive messages with descriptive norms and norms of reciprocation are better than the standard message in increasing participation in hotel’s reuse linens and towels program and to know whether similar studies conducted in the individualistic culture of the United States can be replicated for the Indonesian collectivistic culture. The study started by printing four different cards with standard, standard with bigger fonts, descriptive norms, and norms of reciprocation messages. Cards were placed in rooms of a hotel located in Bali. Results show that cards printed with descriptive norms and norms of reciprocation messages were indeed more dominant than the standard one in increasing participation in linens and towels reuse program. The results were similar to those conducted in the United States.
ALGAL OIL - THE NEXT DIESEL FUEL? A STRATEGIC NICHE MANAGEMENT APPROACH TO TH...Wayan Santika
The present paper analyzes how the experiment conducted by the US Government’s National Renewable Energy Research Laboratory (NREL) on algal oil as biodiesel influenced the development of the biodiesel technology. The research, known as the Aquatic Species Program (ASP), was funded by US Department of Energy with an objective of determining the technological, environmental and economical feasibility of using high-oil algae for biodiesel. The discussion is limited on the United States transportation sector during the year of 1978 to the present. Using a Strategic Niche Management (SNM) approach, we examine actors’ expectations, their social networks, and methods of learning processes on algae technology.
FOREST CONSERVATION BEHAVIOR IN RURAL SETTLEMENTS: VARIABLES THAT INFLUENCE ...Wayan Santika
The present study aims at finding variables that influenced subjective norms in
determining intention toward forest cutting. The theory of planned behavior was used as the model of the research. A questionnaire was developed based on the model. The questionnaire comprised of two questions assessing intention toward forest cutting, five questions assessing attitudes, three questions assessing subjective norms, three questions assessing perceived behavioral control, and eight questions assessing each of the belief and its assessment. 240 questionnaires were randomly distributed to the people at four villages in the rural settlements of Enrekang, South Sulawesi, Indonesia. Multipleregression analyses revealed that intention toward forest cutting was predicted by subjective norms. Attitudes and PBC did not significantly determine intention toward forest cutting. To find out variables that influence subjective norms in predicting intention towardforest cutting, stepwise-backward regression analyses were performed. All components of beliefs and their assessment were simultaneously entered as independent variables. Results revealed that subjective norms toward forest cutting
were determined by cost evaluation, benefit evaluation, beliefs about others expectation,
perceived barriers, and perceived resources, β= .17, p< .01, β= .34, p< .001, β= .20, p< .01, β= .24, p< .001, β= .18, p< .01, respectively. Those components explained 46% variance in subjective norms. The implications of the results were discussed and some
recommendations were drawn at the end of the study.
Rural Electrification in Indonesia: The Role of Micro Hydro Power in Shaping ...Wayan Santika
It is reported that villagers at the villages electrified by micro hydro power (MHP) show more favorable attitudes, intentions, and behaviors toward forest conservation. They initiated a community-based agreement regulating forest cutting, reduced trees chopped from the forests, reduced intention toward forest cutting, and even participated in reforestation. The present study is supposed to test this phenomenon and to find out which variables are determining intentions to behave more favorably toward forest conservation. The Theory of Planned Behavior (TPB) is applied to explain the behavior in question. TPB suggests that intention is the best predictor of behavior and it is determined by attitudes toward the behavior, subjective norms, and perceived
behavioral control. These concepts, together with descriptive norms and past behavior, are compared between participants from a village with MHP and participants from a village with no electricity. A comparison between participants from another village with MHP and those from a village with grid electricity is also conducted.
The results reveal that MHP inconsistently predicted participants’ beliefs, attitudes, norms, perceived control, intention, and behavior toward forest conservation. Participants from the village electrified by MHP for 4 years showed more concern toward forest conservation than participants from the village without electricity. However, participants from the villages electrified by MHP for a year showed less concern toward forest conservation than participants from the village, which has
been grid electrified for 10 years. Regrouping the villages into electrified and non electrified villages gave evidence that rural electrification, regardless of its sources, positively shaped participants’ beliefs, attitudes, norms, perceived control, intention, and behavior toward forest conservation. Regression analyses showed that intentions to behave toward forest conservation were determined by subjective norms, past behavior and educational background.
Rural Electrification in Indonesia: The Role of Micro Hydro Power in Shaping ...
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda Dengan Katup EPR
1.
2. PROSEDING SEMINAR NASIONAL 2013
SENAPATI TECHNOPRENEURSHIP
Daftar isi
Optimasi Rancang Bangun Alat Bantu Perakitan Presstool
Adies Rahman Hakim1
, Ismet P Ilyas2
dan Chandrasa S3
1 – 6
Pola Kebijakan Penyediaan Air Bersih Melalui Optimalisasi Pemberdayaan
Potensi Air Baku Di Kabupaten Gianyar Sebagai Salah Satu Daerah Tujuan
Wisata Utama Di Bali
I Gst. Lanang Made Parwita & I Wayan Suparta
7 – 14
Rancang Bangun Engine Stand Pada Fasilitas Laboratorium Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bali Untuk Overhaul Engine
I Nengah Darma Susila dan I Gst Ngurah Ardana
15 – 21
Pengembangan Teknologi Low Speed Vertical Injection Untuk Pembuatan
Produk Aluminium Tahan Beban Impak dan Thermal di Industri Kecil Dan
Mikro
Darma Firmansyah Undayat1)
, Wiwik Purwadi2)
, M. Nahrowi3)
22 – 28
Rancang Bangun Pisau Bajak Multi Fungsi Yang Ergonomis Meningkatkan
Kepuasan dan Produktivitas Kerja Petani Subak Abian Di Desa Batunya
Tabanan
I Ketut Widana dan Ni Wayan Sadiyani 1,2)
29 – 35
Pemanfaatan Metodebatik Fractal Pada Transformasi Motif Kain Tenun Cual
Bangka Menjadi Batik Khas Bangka Dalam Upaya Menjaga Aset Budaya
Bangsa
Ilham Ary Wahyudie, Surojo, Irwan Ramli, Yoan Elviralita
36 – 40
Perancangan dan Perbaikan Metode Kerja Sektor Industri Kecil Kerajinan
Gong di Kabupaten Klungkung Bali Untuk Meningkatkan Produktivitas
Kerja
IKG Juli Suarbawa
41 – 49
Kajian Perubahan Frekuensi Sumber Listrik Terhadap Putaran Poros Motor
I Nyoman Gede Baliarta dan Sudirman
50 – 54
Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Pada Penyulang Serangan Untuk
Memperbaiki Rugi Rugi Dan Profil Tegangan Sistem Menggunakan Etap 6.0
I Gusti Agung Made Sunaya1)
dan I Made Purbhawa 2
55 – 60
Rancang Bangun Dekanter Minyak Atsiri Menggunakan Pelat Interceptor
Untuk Meningkatkan Kuantitas Produk
I Made Sudana, Ida Ayu Anom Arsani, dan Achmad Wibolo
61 – 66
Rancang Bangun Mesin Pengupas Kulit Buah Kopi
I Gusti Ngurah Ardana1
dan I Gede Nyoman Suta Waisnawa2
67 – 76
Studi Komparatif Jenis Bahan “Tel Additive” Dan “Bio Additive” Sebagai
Octane Booster Bahan Bakar Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan
I Komang Rusmariadi dan I Ketut Rimpung
77 – 84
3. Rancang Bangun Mesin Drop Hammer Untuk Meningkatkan Proses Produksi
Kerajinan Logam
I Made Aryana¹ dan I Wayan Suirya²
85 – 91
Studi Eksperimental Pengujian Performance Refrigeran LPG ETI-LPG10C
pada AC Split 1 Pk
Made Ery Arsana(1)
, Luh Putu Ike Midiani, I.B Putu Sukadana
92 – 97
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan
Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda Dengan Katup EPR
Adi Winarta, I Wayan Gede Santika, AA Ngurah Bagus Mulawarman
98 – 104
Simulation Of Exclusive Stopping Spaces Planning For Motorcycles To
Improve Signalled Cross Performance And Traffic Safety
Putu Hermawati, I Gede Made Oka Aryawan dan I Wayan Suasnawa
105 – 111
Rancang Bangun Alat Uji Temperatur Peleburan Dan Pembekuan PCM Untuk
Aplikasi Refrigerator Temperatur Rendah
Ida Bagus Putu Sukadana(1)
dan I Made Sugina(2)
112 – 116
Optimalisasi Alat Pengaduk Dodol Dan Perbaikan Lingkungan Kerja Untuk
Meningkatkan Produktivitas Perajin Di Kabupaten Buleleng, Bali
I Gede Santosa
117 – 122
Rancang Bangun Alat Penyetel Celah Katup Sepeda Motor Dengan Pembatas
Torsi
Daud Simon Anakottapary dan I Made Suarta
123 – 130
Modifikasi Dan Optimasi Sistem Pengujian Ahu (Air Handling Unit) Dengan
Ultrasonik Humidifier Dan Analisis Psikrometri
I Wayan Temaja dan Made Ery Arsana
131 – 134
Perancangan Alat Pelubang Plastik Mulsa Dan Perbaikan Sistem Kerja
Melalui Pendekatan Total Ergonomi Untuk Meningkatkan Produktivitas
Kerja Petani Strowberi Di Bedugul Bali
M. Yusuf Dan Made Anom Santiana
135 – 139
Peningkatan Kekerasan Pada Produk Coran Crusher Tip Dengan Metoda
Perlakuan Panas
Achmad Sambas(1)
, Reza Yadi Hidayat(2)
140 – 146
PLTS Untuk Sentra Pengolahan Hasil Kelautan Dan Perikanan Di Nusa
Penida
I Nengah Suparta dan I Nyoman Sugiarta
147 – 151
Sistem Pengaturan Kecepatan Variabel Motor BLDC Menggunakan DRV 8312
DSP TI C2000
I Nyoman Wahyu Satiawan, I Ketut Wiryajati, IB Fery Citarsa, Ni Made Seniari,
Sultan
152 – 156
Pengembangan Dan Optimasi Mesin Sangrai Kopi Yang Hemat Energi Untuk
Meningkatkan Kualitas Produksi
I Made Rajendra1
, I Nyoman Suamir dan I Gede Nyoman Suta Waisnawa
157 – 163
Flutter Dimensional Analisis Berdasarkan Buckingham Pi-Theorema
I Putu Gede Sopan Rahtika dan I Nengah Darma Susila
164 – 167
Analisis Performansi AC Split dengan Inverter dan Menggunakan Refrigeran
R410A
I Wayan Adi Subagia dan I Dewa Made Susila
168 – 172
4. Studi Eksperimental Sistem Intermittent Solar Absorption Refrigeration
Untuk Produksi Es Balok
I Nengah Ardita dan I Putu Sastra Negara
172 – 177
Pembuatan Alat Simulasi Praktek Perencanaan Instalasi Pemipaan Untuk
Laboratorium Mesin-Mesin Fluida Jurusan Teknik Mesin
I Made Arsawan dan I Made Rai Jaya Widanta
178 – 183
Pengembangan AC Trainner Bebasis Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Dengan
Refrigeran R410a
I Dewa Made Susila, I Wayan Adi Subagia dan I Dewa Gede Agus Tri Putra
184 – 190
Kajian Performansi Alat Penukar Kalor Untuk AC Berbasis Thermoelektrik
I DG Agus Tri Putra
191 – 195
Analisis Eksperimental Lendutan pada Profil Reng Baja Ringan Akibat Beban
Terpusat
Fajar Surya Herlambang dan I Komang Sudiarta
196 – 200
Pemanfaatan Teknologi Nirkabel Pada Pengiriman Data Informasi Bencana
Longsor Berbasis ATR-KYL-200L
Hadi Supriyanto1)
, Bobby Surya2)
, Yuliadi Erdani3)
dan Siti Aminah4)
201 – 207
Pengaruh Kuat Arus Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik Dan Lengkung
Baja ST 37 Dengan Teknik 1G Dan Metode Smaw
Ida Bagus Gde Widiantara1
dan I Made Anom Adiaksa2
208 – 213
Analisis Eksperimental Pengaruh Variasi Setting Temperatur Udara Ruangan
Terhadap Performansi Sistem Pengkondisian Udara
Luh Putu Ike Midiani dan I Dewa Gd. Agus Tri Putra
214 – 217
Investigasi Peningkatan Kapasitas Pendinginan Sistem AC Melalui Aplikasi
Air Kondensat Sebagai Pre-Cooling Evaporative
I Putu Sastra Negara, I Nengah Ardita
218 – 222
Penggunaan Fly Ash Sebagai Penganti Semen Dalam Pembuatan Beton
Geopolimer
I Wayan Suasira, I Wayan Intara
223 – 229
Rancang Bangun Alat Pengiris Jajan Uli Yang Ergonomis Untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja Perajin Jajan Uli Di Desa Surodadi
Kabupaten Tabanan, Bali
I Nyoman Sutarna dan Achmad Wibolo
230 – 238
Data Base Sistem Penyediaan Air Minum Guyangan Nusa Penida Berbasis
Sistem Informasi Geografis (SIG)
I Nyoman Sedana Triadi, I Made Mudhina dan I Nyoman Anom P Winaya
239 – 245
Pengaruh Posisi Nozel di Dalam Ejektor Terhadap Performance AC Ejektor
Sudirman1
dan I Nyoman Gede Baliartha2
246 – 251
Rancang Bangun Mesin Pengamplas Gamelan Reong
I Ketut Suherman, I Dewa Made Pancarana
252 – 260
Rancang Bangun Alat Penangkap Belut Menggunakan Inverter DC Ke AC
Satu Fasa
I Nyoman Sukarma
261 – 265
Analisa Peningkatan Kekerasan Permukaan Baja Karbon Rendah Melalui
Karburasi Kemas Arang Kayu Dicampur Tepung Cangkang Kerang Darah
Umen Rumendi
266 – 271
5. Penghilangan Logam Pencemar Kromium (III) Dengan Teknik Membran Cair
Emulsi Menggunakan Asam Oleat Sebagai Pengompleks Dengan Metode Alir
Viktor Andika Putra
272 – 276
Redesain Ruang Perpustakaan Politeknik Negeri Bali Melalui Pendekatan
Partisipatori Meningkatkan Minat Baca Dan Kenyamanan Pengguna
Wayan Sri Kristinayanti dan A.A. Putri Indrayanti
277 – 282
Sistem Pengumpul Energi Hybrid Dapat Berpindah (Mobile Hybrid Power
Bank System)
283 – 287
Aplikasi Perangkat Lunak Rekayasa Pada Desain Dan Pengembangan Produk
Ceiling Rod Hanger Clip
Asep Indra Komara
288 – 292
Analisis Centerline Shrinkage Pada Produk Baja Cor Dengan Bentuk
Geometri Kompleks Menggunakan Bantuan Perangkat Lunak Simulasi Coran
Solidcast 8.1.1 (Studi Kasus Pada Produk Diafragma)
Mochammad Achyarsyah, Beny Bandanadjaja, Hariyadi Nugroho
293 – 297
6. 98
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur
Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda Dengan Katup
EPR
Adi Winarta, I Wayan Gede Santika, AA Ngurah Bagus Mulawarman
Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bali
Bukit Jimbaran, P.O Box 1064 Tuban, Badung-Bali telp.(0361)701981
adi.winarta@pnb.ac.id
Abstrak: Domestik refrigerator digunakan untuk menyimpan makanan beku (frozen food) yang
mempunyai temperatur sekitar -18ºC dan juga makanan dingin (chilled food) berkisar 4ºC. Kedua level
temperatur diatas biasanya dicapai dengan evaporator tersendiri. Evaporator pada mesin refrigerator domestik
biasanya diletakkan pada bagian freezer atau bagian paling atas dan harus pula memberikan pendinginan pada
ruang makanan dingin (chilled food). Dengan kata lain, evaporator tersebut harus mengatasi beban pendinginan
di freezer yang memiliki temperatur rendah dan di chiller yang memiliki temperatur lebih tinggi. Sehingga bisa
dikatakan harus bekerja pada tekanan rendah pada freezer dan tekanan lebih tinggi pada ruang makanan dingin
(chiller).
Pada penelitian ini diuji dua sistem domestik refrigerator untuk dua kompartemen yakni ruang
penyimpan makanan beku (frozen food) dan ruang makanan dingin (chilled food). Masing-masing sistem diuji
dengan beban pendingin 500 Watt untuk tiap ruangan pendingin. Kapasitas kompresor yang digunakan sebesar
⅓ HP (horse power) dan temperatur lingkungan dianggap konstan sebesar 29ºC. Dari hasil pengujian didapatkan
bahwa COP rata-rata sistem refrigerasi evaporator ganda dengan EPR sebesar 5,33 sedangkan COP pada sistem
evaporator tunggal tanpa EPR sebesar 5,2.
Kata kunci: COP, domestik refrigerator, evaporator pressure regulator (EPR), evaporator multi temperatur.
COP Comparative Test for Multi Temperatur Domestic Refrigerator with single and double evaporator
equipped with EPR Valve
Abstract:A Domestic refrigerator is used to hold a freezer temperatur at about -18C and food compartement
temperatur near 4C, however these two levels of temperatur are achieved by only one evaporator. A single
evaporator, located in freezer compartment, must cover both the food and freezer compartment. Therefore, it
must operate at lowe pressure required by freezer section, which is must lower than that required by food
compartement. In this case, due to high pressure difference between evaporator and condenser, the compressor
work is relatively large, which result in degraded performance.
Each of the system had been test with 500 watt heater load for each compartement. The compressor
capacity which been used for this system about ⅓ HP. The test was conducted at outdoor temperature
considerably constant at 29C. The research result shows that average COP for the double evaporator
refrigerator with EPR valve about 5,33 and the other system has average COP about 5,2.
Keyword: COP. Domestic refrigerator, evaporator pressure regulator (EPR), multi temperature evaporator
7. 99
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
I. PENDAHULUAN
Aplikasi terbesar sistem refrigerasi adalah
menghambat laju pertumbuhan bakteri, serta
perubahan secara fisik dan kimiawi pada makanan [1].
Meskipun pada kenyataannya pada temperatur
mendekati titik beku pun, makanan masih mungkin
dapat membusuk (deteriote) oleh karena pertumbuhan
mikro organisme, perubahan oleh enzim atau reaksi
kimia. Akan tetapi menyimpan makanan pada
temperatur rendah (low temperature) semata-mata
adalah mengurangi laju pertumbuhan atau
perkembangan organisme-organisme yang merugikan
[1,2].
Selain meminimalkan pertumbuhan mikroorganisme,
pendinginan yang dihasilkan oleh teknologi refrigerasi
juga diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi
kimia maupun fisiologis yang bisa merusak kondisi
suatu zat. Sehingga teknologi ini juga menjadi
kebutuhan di bidang kedokteran (penyimpanan vaksin,
obat-obatan, hingga cadangan darah). Dukungan
mesin refrigerasi terhadap kemajuan iptek jelas
terlihat dari keberadaan mesin ini di berbagai bidang;
biologi, kimia, kedokteran, dan sebagainya [3, 4]
Teknologi refrigerasi bukan hanya monopoli
perusahaan besar ataupun institusi ilmiah. Mesin
refrigerasi dalam bentuk lemari pendingin
(refrigerator) dan pengkondisi udara (AC) sangat
umum dijumpai di tengah-tengah masyarakat. Bukan
sekedar gaya hidup, karena mesin refrigerasi berfungsi
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Mesin refrigerasi domestik merupakan mesin
refrigerasi yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga. Tetapi bagaimanapun juga karena unit-unit
pelayanannya sangat luas, refrigerasi domestik
mewakili suatu bagian dari industri refrigerasi yang
memiliki pangsa pasar yang sangat besar. Akibatnya
total penggunaan energi oleh refrigerasi domestik ini
semakin hari menjadi signifikan karena meluasnya
penggunaan pada rumah tangga [5]
Unit refrigerasi domestik biasanya berbentuk kecil,
yang membutuhkan daya listrik untuk kompresi
sampai dengan 1 pk dan menggunakan jenis
kompresor hermetik. Beberapa tahun belakangan ini
unit refrigerasi domestik sudah mulai dikembangkan
dengan menggunakan sistem lain selain jenis siklus
kompresi uap. Pada umumnya mesin refrigerasi jenis
ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu kulkas
(refrigerator) dan freezer.
Domestik refrigerator digunakan untuk menyimpan
makanan beku (frozen food) mempunyai temperatur
freezer sekitar -18° C. Sedangkan ruang penyimpanan
makanan dingin (chilled food) biasanya dicapai
dengan temperatur mendekati 4° C. Kedua level
temperatur diatas biasanya dicapai dengan evaporator
tersendiri. Evaporator tunggal pada mesin refrigerator
domestik biasanya diletakkan pada bagian freezer atau
bagian paling atas dan harus pula memberikan
pendinginan pada ruang makanan dingin. Dengan kata
lain, evaporator tersebut harus mengatasi beban
pendinginan di freezer yang memiliki temperatur
rendah dan di chiller yang memiliki temperatur lebih
tinggi. Sehingga bisa dikatakan harus bekerja pada
tekanan rendah pada freezer dan tekanan lebih tinggi
pada ruang penyimpanan makanan. Hal ini tentu
mengakibatkan turunnya performansi karena beda
tekanan yang besar antara evaporator dan kondensor
yang mengakibatkan rasio kompresi yang tinggi pada
kompresor [6]
Cara termudah dalam mengurangi kerja kompresor
dan mencapai perfomansi yang lebih baik adalah
dengan cara membuat dua siklus refrigerasi yang
berlainan dengan temperatur evaporasi yang berbeda,
yang biasa disebut "dual loop cycle" [7]. Dengan
rendahnya kenaikan tekanan pada siklus refrigerasi
maka kerja kompresor dapat diminimalkan. Hasil
simulasi menunjukkan kenaikan performansi 19%
pada ”dual loop cycle” dengan menggunakan R22 [8].
Tetapi bertolak belakang dengan naiknya perfomansi
ini permasalahan utama pada sistem ini adalah
tingginya biaya peralatan yang dikeluarkan.
Berdasarkan faktor biaya tersebut, berbagai upaya
telah dilakukan guna memodifikasi siklus dengan
evaporator ganda ini. Salah satunya dengan
penggunaan kembali "single loop cycle" yang
menggunakan evaporatur tunggal [9].
Penelitian refrigerator domestik multi temperatur
menggunakan evaporator tunggal dan ganda dengan
katup EPR ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan desain multi evaporator pada
mesin domestik refrigerator dengan prinsip natural
convection untuk mengurangi penggunaan
konsumsi daya listrik untuk fan evaporator.
2. Menguji perfomansi sistem desain multi
evaporator pada refrigerator domestik sebagai
acuan pengembangan refrigerator domestik yang
memiliki perfomansi tinggi dengan biaya produksi
yang ekonomis.
3. Membandingkan performansi refrigerator multi
temperatur dengan dan tanpa EPR (Evaporator
Pressure Regulator).
II. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian eksperimental (experimental research)
dengan membandingkan hasil uji performansi pada
mesin refrigerator domestik multi temperature dengan
evaporator tunggal dan evaporator ganda. Dua sistem
model evaporator tersebut dan pipa kapiler didesain
terlebih dahulu sebelum digunakan pada sistem
refrigerasi domestik.
Pertama akan diuji performansi pada mesin domestik
refrigerasi dengan evaporator ganda. Yakni model
sistem dual loop cycle yang menggunakan 2 (dua)
8. 100
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
evaporator secara paralel. Dua evaporator yang
dipasang secara parallel ini memiliki temperatur
evaporasi yang berlainan guna penanganan dua ruang
temperature yang berbeda. Pada sisi keluar (outlet)
evaporator yang memiliki suhu tertinggi (chiller)
dipasang evaporator pressure regulator (EPR) untuk
menjaga agar tekanan pada evaporator tetap konstan.
Sehingga nantinya temperatur pada chiller dapat
dipertahankan pada kondisi yang ingin dicapai.
Pada pengujian berikut yakni evaporator tunggal atau
single loop cycle digunakan evaporator yang dirangkai
secara seri. Pada keluaran (outlet) evaporator pertama
dipasang accumulator (liquid and gas separation)
guna memisahkan uap dan cairan refrigeran. Gunanya
untuk memastikan bahwa hanya uap refrigerant saja
yang akan memasuki inlet evaporator kedua. Pada
evaporator pertama direncanakan untuk pendinginan
pada low temperature (freezer) sedangkan pada
evaporator kedua untuk medium temperature (chiller).
Penelitian dilakukan di laboratorium Refrigerasi
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali.
Perhitungan performansi COP suatu mesin refrigerasi
didapatkan dari perhitungan Efek refrigerasi (ER) dan
kerja kompresi (Wk). Perhitungan tersebut
membutuhkan data-data tekanan dan temperatur pada
masing-masing titik pengujian. Dengan menggunakan
pressure enthalphy (p-h) diagram dan tabel properties
dari refrigeran yang akan diuji maka dapat dicari
besarnya enthalpy yang akan digunakan dalam
perhitungan nantinya. Untuk perhitungan konsumsi
listrik digunakan rumus daya yang dihitung dari
voltase dan ampere yang dikonsumsi mesin refrigerasi
domestik tersebut atau diukur langsung dengan tang
ampere (energy meter).
2.1 Diagram Alir Penelitian
Suction Line
Kompresor Hermetik
Condenser
Sight Glass Filter
Dryer
Receiver
Evaporator
Accumulator/Separator
Evaporator
Pipa Kapiler
Pipa Kapiler
Kondenser
Receiver
Filter Dryer Sight Glass
Kompresor Hermetik
EPR
Evaporator I (freezer room)
Evaporator II (chiller room)
T6 / P6
T7 / P7
T2 / P2
T3 / P3
P3’
T4/ P4
T5/ P5
T8/ P8
T1/ P1
Gambar 1 Diagram alir pelaksanaan penelitian
Mulai
Desain alat Uji
Survey
Bahan dan Alat Literatur
Pengadaan Bahan dan Alat Uji
Perakitan Alat Uji
Running test
Pengambilan Data
Kesimpulan
Selesa
i
Pengolahan Data
Analisis (COP)
Gambar 2 Pengujian domestik refrigerator dengan evaporator ganda dan
EPR
Gambar 3 Pengujian domestik refrigerator dengan evaporator tunggal
tanpa EPR
9. 101
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
Data temperatur (°C) yang diukur :
Tabel 1 Pengambilan data temperatur
a T1 = Temperatur keluar evaporator chiller
b T2 = Temperatur refrigeran keluar
kompresor
c T3 = Temperatur refrigeran keluar kondensor
d T4 = Temperatur refrigeran masuk
evaporator
e T1’ = Temperatur refrigeran keluar
evaporator freezer
Data Tekanan (bar) yang diukur:
Tabel 2 Pengambilan data tekanan
a P1 = Tekanan pada outlet evaporator chiller
b P2 = Tekanan pada discharge kompresor
c P3 = Tekanan pada outlet kondensor
d P4 = Tekanan inlet evaporator
e P5 = Tekanan pada outlet evaporator freezer
2.2 Prosedur pengujian mesin refrigerasi
Pengujian pada mesin refrigerasi dengan dua model
evaporator ini dilakukan dengan durasi wakktu 90
menit (sampai temperatur dalam box penyimpanan
mencapai keadaan konstan atau steady). Langkah-
langkah proses pengujian adalah sebagai berikut:
1. Melakukan inspeksi pada mesin pendingin
sesuai dengan prosedur operasional yang
standar. Melakukan pemeriksaan tekanan pada
sistem apakah tidak ada kebocoran,
memeriksa instalasi pengkabelan pada mesin
dan mencatat massa refrigerant yang ada pada
sistem pada waktu pengisian sistem. Sehingga
memastikan sistem layak untuk dilakukan
pengujian.
2. Langkah berikutnya adalah menghubungkan
steker ke sumber arus (stop kontak).
3. Menghidupkan power pengukur temperatur
(display termokopel) dengan menekan tombol
on . Melakukan pencatatan temperatur
(display termokopel) dan tekanan (pressure
gauges dan charging manifold) sebelum
sistem dijalankan
4. Start sistem dan membiarkan sistem bekerja
10 menit sebelum pengambilan data pertama.
Mencatat data-data tekanan dan temperatur
pada beberapa titik yang telah ditetapkan dan
mengulang pengambilan data dengan durasi
waktu 5 menit. Pencatatan dilakukan sampai
18 kali sehingga lama pengambilan selama 90
menit.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Penelitian
Data yang didapatkan dari hasil pengujian yakni
data temperatur dan tekanan untuk masing-masing
titik akan diolah menggunakan tabel propertis dari
refrigerant R22. Sebelumnya data tekanan dari
pressure gauges dikonversi dahulu menjadi P
absolut dengan rumus:
Pabs = Pgauges + 1 atmosfer
karena alat ukur tekanan menggunakan satuan bar
maka rumus diatas diterjemahkan menjadi:
Pabs (bar) = P gauges (bar) + 1,01 (bar)
Tabel 3 Hasil perhitungan data refrigerator dengan EPR
HASIL PERHITUNGAN DATA REFRIGERATOR DENGAN EPR
Waktu
ENTHALPY ( h) Efek Refrigerasi (ER) Kerja Kompresi (Wk)
COP Dayah1 h2 h3=h4 h1' ER I ER I' ER Total Wk I Wk I' Wk Total
(menit) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg)
5 420.33 438.67 250.55 408.77 169.78 158.22 164.00 18.34 29.90 24.12 6.80 448.80
10 420.45 439.34 249.55 408.77 170.90 159.22 165.06 18.89 30.57 24.73 6.67 411.40
15 420.38 440.08 249.43 408.56 170.95 159.13 165.04 19.70 31.52 25.61 6.44 392.70
20 418.36 439.76 249.55 406.21 168.81 156.66 162.74 21.40 33.55 27.48 5.92 392.70
25 418.44 439.85 249.55 404.61 168.89 155.06 161.98 21.41 35.24 28.33 5.72 392.70
30 418.05 439.99 249.43 403.37 168.62 153.94 161.28 21.94 36.62 29.28 5.51 392.70
35 417.46 440.41 249.18 401.45 168.28 152.27 160.28 22.95 38.96 30.96 5.18 392.70
40 417.10 440.88 248.93 400.86 168.17 151.93 160.05 23.78 40.02 31.90 5.02 392.70
45 416.54 440.82 248.93 400.55 167.61 151.62 159.62 24.28 40.27 32.28 4.95 392.70
50 416.30 440.82 248.93 400.55 167.37 151.62 159.50 24.52 40.27 32.40 4.92 392.70
11. 103
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
3.1 Pembahasan
Dari hasil grafik 4 didapatkan bahwa pada awal
start COP pada sistem tanpa EPR memiliki nilai
yang lebih tinggi dibandingkan konvensional sistem
dengan EPR. Hal ini dikarenakan efek refrigerasi
pada sistem tanpa EPR lebih tinggi dengan kerja
kompresor yang lebih rendah. Pada pengukuran
temperatur pada outlet dan inlet kompresor terbukti
bahwa temperatur kompresor lebih rendah
dibandingkan pada sistem refrigerator domestik
dengan evap ganda. Sehingga mengakibatkan kerja
kompresi pada sistem ini lebih rendah.
COP keduan sistem ini berpotongan di tiga titik
yakni pada menit ke 10, 25 dan 50. Pada sistem
dengan evap tunggal performansi terbaik diperoleh
pada awal start karena kerja kompresi yang rendah.
Pada menit berikutnya sistem ini cenderung
memiliki COP yang tidak jauh berbeda dengan
system evap ganda. Meskipun dari grafik dapat
diketahui pula bahwa penurunan performansi pada
sistem evaporator tunggal lebih curam
dibandingkan dengan sistem evaporator ganda.
Pada sistem evap ganda COP lebih stabil nilainya
dimulai pada menit ke 15. Hal ini juga menandakan
bahwa kerja kompresi lebih stabil pada sistem evap
ganda sehingga akan menyebabkan umur
kompresor yang lebih panjang.
IV. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada refrigerator domestik evaporator ganda
dengan EPR besarnya COP sistem lebih stabil
dibandinglan dengan refrigerator evaporator
tunggal tanpa EPR. COP rata-rata pada
refrigerator domestik evaporator lebih besar
yakni 5,33 jika dibandingkan COP rata
evaporator tunggal tanpa EPR yakni 5,2.
2. Pada refrigerator domestik evaporator ganda
COP awal sebesar 6,8 dan berangsur angsur
menurun sehingga pada akhirnya stabil pada
COP 4,83.
3. Pada refrigerator domestik evaporator tunggal
tanpa EPR COP awal sistem sebesar 7,7 tetapi
menurun tajam sampai dengan 4,4.
DAFTAR PUSTAKA
[1] ASHRAE, Refrigeration Handbook
Fundamentals, American Society of Heating,
Refrigeration and Air Conditioning Engineers.
SI Edition. 2005.
[2] Dincer, Ibrahim, Refrigeration System and
Application, England, ISBN 0-471-62351-2,
2003
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
COP
Waktu (menit)
Grafik COP vs waktu
Evap Ganda dgn EPR
Evap Tunggal Non EPR
Gambar 4 Grafik perbandingan performansi (COP) pada refrigerator
12. 104
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evaporator Tunggal Dan Evaporator Ganda
Dengan Katup EPR
[3] Althouse, Turnquist and Bracciano, Modern
Refrigeration and Air Conditioning. 18th
edition, The Goodheart-Wilcox Company, Inc.
Tinley Park, Illionis, ISBN-13: 978-159070-
280-2,ISBN-10:1-59070-280-2,2004
[4] Yuli Setyo Indartono, "Perkembangan Terkini
Teknologi Refrigerasi (1)", 2006,
www.beritaiptek.com., diakses 12 April 2013.
[5] GSA, March 12, 2008. Refrigeration and
Freezing. Government of South Australia,
Department for Transport, Energy and
Infrastructure.
(http://www.dtei.sa.gov.au/energy/energy_acti
on/household/saving_energy/refrigeration_and
_freezing diakses 12 April 2013)
[6] Lee, W.H., Kim, Y.J., Kim, M.S.,Cho,
K.S,(2000). Experimental Study on the
Performance of Dual Evaporator Refrigeration
System with an Ejector,International
Refrigeration and Air Conditioning
Conference.paper 503.
[7] Won S. Jung, D.S, Radermacher R, (1994).
"An Experimental study of the Performance of
a dual loop refrigerator/freezer system", Int.
Journal Refrigeration, Vol 1, No.6, pp. 411-
416.
[8] Bare, J.C, Gage, C.L, Radermacher R, and
Jung D, (1991). "Simulation Of
Nonazeotropic Refrigerant Mixtures For Use
In Dual Circuit Refrigerator/Freezer
Countercurrent Heat Exchanger", ASHRAE
Trans., Vol 9, pp.2.
[9] Bansal, P, Fothergill, D, Fernandes,R,
(2010)."Thermal analysis of the defrost cycle
in domestic freezer". International Journal of
Refrigeration 33 589-599.