1. Penelitian ini merancang remote controller AC yang terintegrasi dengan komputer dan animasi untuk mendorong perilaku hemat energi melalui pendekatan teknologi persuasif.
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (nur afifah)Ahmad Sayadi
MEMBUAT DAFTAR ISI OTOMATIS DI MICROSOFT WORD, Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 , SMK Al-Baisuny Kokop, SMK KOKOP Bangkalan. SMA Kokop BAngkalan
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (suryadi)Ahmad Sayadi
CARA MENGONTROL KOMPUTER DARI JARAK JAUH, Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (tholib), SMK Al-Baisuny Kokop, SMK KOKOP Bangkalan. SMA Kokop BAngkalan
Sistem Pengontrol Lampu Berbasis Internet Dengan Metode Virtual PrototypeSystematics Journal
Internet merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas yang terhubung langsung secara terus menerus. Penilitian ini membahas tentang sistem pengontrolan Lampu berbasis Internet. Permasalahan yang menjadi tantangan ke depan untuk dapat diselesaikan yaitu sulitnya mengontrol penggunaan dari setiap. Penelitian dilakukan dengan membangun sebuah perangkat prototype pengendali jarak jauh untuk lampu . Dengan sebuah metode virtual prototype dan metode fuzzy Mamdani maka penelitian yang dilakukan dapat merancang sebuah rancangan virtual dan pengontrolan lampu secara otomatis dengan intensitas cahaya serta hasil yang di dapat akan diuji dengan tanggapan user menggunakan User Acceptance Test dengan hasil dari setiap kategori yaitu 1) Persepsi sikap penerimaan pengguna mendapatkan hasil 68,5 %, 2) Persepsi kesesuaian sistem yang dibuat mendapatkan hasil 84,25 %, 3) Persepsi kegunaan / kemanfaatan sistem mendapatkan hasil 65 %, 4) Persepsi kemudahan sistem mendapatkan hasil 83,3 %, dan kategori ke 5) Persepsi minat prilaku pengguna mendapatkan hasil 85 %. Dan diterima baik oleh user. Hasil peneltian ini sistem pengontrol lampu berbasis Internet, mempermudah memonitring dan mengkontrol peralatan lampu dengan baik serta prototype yang dibuat dapat mengkontrol penggunaan daya dari setiap lampu yang digunakan
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (nur afifah)Ahmad Sayadi
MEMBUAT DAFTAR ISI OTOMATIS DI MICROSOFT WORD, Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 , SMK Al-Baisuny Kokop, SMK KOKOP Bangkalan. SMA Kokop BAngkalan
Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (suryadi)Ahmad Sayadi
CARA MENGONTROL KOMPUTER DARI JARAK JAUH, Laporan praktek kerja industri (prakerin) smk al baisuny 2014-2015 (tholib), SMK Al-Baisuny Kokop, SMK KOKOP Bangkalan. SMA Kokop BAngkalan
Sistem Pengontrol Lampu Berbasis Internet Dengan Metode Virtual PrototypeSystematics Journal
Internet merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas yang terhubung langsung secara terus menerus. Penilitian ini membahas tentang sistem pengontrolan Lampu berbasis Internet. Permasalahan yang menjadi tantangan ke depan untuk dapat diselesaikan yaitu sulitnya mengontrol penggunaan dari setiap. Penelitian dilakukan dengan membangun sebuah perangkat prototype pengendali jarak jauh untuk lampu . Dengan sebuah metode virtual prototype dan metode fuzzy Mamdani maka penelitian yang dilakukan dapat merancang sebuah rancangan virtual dan pengontrolan lampu secara otomatis dengan intensitas cahaya serta hasil yang di dapat akan diuji dengan tanggapan user menggunakan User Acceptance Test dengan hasil dari setiap kategori yaitu 1) Persepsi sikap penerimaan pengguna mendapatkan hasil 68,5 %, 2) Persepsi kesesuaian sistem yang dibuat mendapatkan hasil 84,25 %, 3) Persepsi kegunaan / kemanfaatan sistem mendapatkan hasil 65 %, 4) Persepsi kemudahan sistem mendapatkan hasil 83,3 %, dan kategori ke 5) Persepsi minat prilaku pengguna mendapatkan hasil 85 %. Dan diterima baik oleh user. Hasil peneltian ini sistem pengontrol lampu berbasis Internet, mempermudah memonitring dan mengkontrol peralatan lampu dengan baik serta prototype yang dibuat dapat mengkontrol penggunaan daya dari setiap lampu yang digunakan
Jurnal ini menjelaskan tentang bagaimana kartu cerdas bisa digunakan di dalem sistem parkir umum dan sebagainya.Sebuah label RFID dapat ditempelkan ke sebuah obyek dan digunakan untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai contoh, labelRFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, buku-buku, ponsel, dan lain-lain.
RFID menawarkan keunggulan dibandingkan sistem manual atau penggunaan kode batang. Label dapat dibaca jika melewati dekat pembaca label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label dapat dibaca di dalam sebuah wadah, karton, kotak atau lainnya. Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan kode batang hanya dapat dibaca satu per satu.
RFID dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:
• Manajement Akses
• Pelacakan barang
• Pengumpulan dan pembayaran toll tanpa kontak langsung
• Mesin pembaca dokumen berjalan
• Pelacakan identitas untuk memverifikasi keaslian
• Pelacakan bagasi di bandara
Jurnal ini menjelaskan tentang cara membuat kartu rfid.RFID ini bisa dikatakan.Sebuah label RFID dapat ditempelkan ke sebuah obyek dan digunakan untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai contoh, label RFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, buku-buku, ponsel, dan lain-lain.
RFID menawarkan keunggulan dibandingkan sistem manual atau penggunaan kode batang. Label dapat dibaca jika melewati dekat pembaca label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label dapat dibaca di dalam sebuah wadah, karton, kotak atau lainnya. Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan kode batang hanya dapat dibaca satu per satu.
RFID dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:
Manajement Akses
Pelacakan barang
Pengumpulan dan pembayaran toll tanpa kontak langsung
Mesin pembaca dokumen berjalan
Pelacakan identitas untuk memverifikasi keaslian
Pelacakan bagasi di bandara
Perancangan simulasi prototipe jaringan sensor cahaya memanfaatkan jaringan wifiRiki Ardoni
Perancangan ini bertujuan untuk membuat suatu pengiriman data hasil pembacaan sensor dalam ruangan di lingkup USU tanpa kabel melainkan memanfaatkan jaringan yang sudah ada yaitu jaringan WiFi USU. Perancangan jaringan sensor ini dikembangkan dengan menggunakan sensor cahaya sebagai
tempat pembaca data hasil monitoring yang kemudian diproses pada mikrokontroler ATmega328.
Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan TRIAC menggunakan metode PID berbasi...Reza Agust Saputra
Tugas Mata Kuliah Sistem kendali Digital
Reza Agusaputra
NIM: 151311025
Program Studi D3 Teknik Elektronika
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
FEASIBILITY ANALYSIS OF GRID/WIND/PV HYBRID SYSTEMS FOR INDUSTRIAL APPLICATIONWayan Santika
The present study offers technical and economical analyses of grid-connected hybrid power systems for a large scale production industry located in Bali. The peak load of observed system can reach 970.630 kW consuming on average 16 MWh of electricity a day. Software HOMER was utilized as the optimization tool. The proposed hybrid renewable energy systems consist of wind turbines, a PV system, a converter, and batteries. The system is connected to the grid. Optimization results show that the best configuration is the Grid/Wind hybrid system with the predicted net present cost of
-884,896 USD. The negative sign indicates that revenues (mostly from selling power to the grid) exceed costs. The levelized cost of electricity of the system is predicted to be -0.013 USD/kWh. The present study also conducts sensitivity analysis of some scenarios i.e. 50% and 100% increases in grid electricity prices, 50% reduction of PV and WECS prices, and 10 USD and 50 USD carbon taxes per ton CO2 emission. Implications of the findings are discussed.
FEASIBILITY ANALYSIS OF A GRID-CONNECTED PV SYSTEM FOR HOME APPLICATIONWayan Santika
The objective of the present study is to provide technical and economical analyses of a grid-connected PV system for a small house located in Bukit Jimbaran, Bali. The peak load of the house during observation was 390 watt and the daily electricity consumption is about 4.7 kWh. HOMER, a renewable energy system software developed by National Renewable Energy Laboratory (NREL), was utilized for simulation and optimization. The house will be installed with a
grid-connected PV system which includes PV arrays, converters, and batteries (optional). The investment cost of the PV arrays is 3000 USD/kW and their lifetime, derating factor, and ground reflectance are 20 years, 90%, and 20%, respectively. The PV sizes to consider are 0.5, 1, 1.5, and 2 kilowatts. The grid applies a flat rate of about 0.1 USD/kWh.
The surplus energy of the PV system will be fed into the grid with a net metering system in which the meter run backward
when the excess energy is being fed into the grid. However, the sellback price is zero if energy sales exceed purchases. The converter costs 1000 USD per kilowatt. The economic inputs required by HOMER are the annual real interest rate and the lifetime of the project, which are 7% and 20 years, respectively. Results show that the proposed grid-connected PV system is technically viable. However, the grid-only system is still the most cost effective choice based on the net present cost (NPC) with the current price of 0.1 USD per kWh. The cheapest choice for the grid-connected PV system is when the PV and converter sizes are both 0.5 kW. The NPC of the PV system is 3,823 USD and its related cost of electricity (COE) is
0.209 USD/kWh. The renewable fraction of the system is 38%. Sensitivity analysis were also conducted with some scenarios such as reduction in PV prices, electricity price increases, and CO2 penalties.
More Related Content
Similar to Pembuatan Interface Remote Controller AC Terintegrasi Komputer dan Animasi dengan Aplikasi Teknologi Persuasif untuk Mendorong Perilaku Hemat Energi
Jurnal ini menjelaskan tentang bagaimana kartu cerdas bisa digunakan di dalem sistem parkir umum dan sebagainya.Sebuah label RFID dapat ditempelkan ke sebuah obyek dan digunakan untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai contoh, labelRFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, buku-buku, ponsel, dan lain-lain.
RFID menawarkan keunggulan dibandingkan sistem manual atau penggunaan kode batang. Label dapat dibaca jika melewati dekat pembaca label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label dapat dibaca di dalam sebuah wadah, karton, kotak atau lainnya. Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan kode batang hanya dapat dibaca satu per satu.
RFID dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:
• Manajement Akses
• Pelacakan barang
• Pengumpulan dan pembayaran toll tanpa kontak langsung
• Mesin pembaca dokumen berjalan
• Pelacakan identitas untuk memverifikasi keaslian
• Pelacakan bagasi di bandara
Jurnal ini menjelaskan tentang cara membuat kartu rfid.RFID ini bisa dikatakan.Sebuah label RFID dapat ditempelkan ke sebuah obyek dan digunakan untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai contoh, label RFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, buku-buku, ponsel, dan lain-lain.
RFID menawarkan keunggulan dibandingkan sistem manual atau penggunaan kode batang. Label dapat dibaca jika melewati dekat pembaca label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label dapat dibaca di dalam sebuah wadah, karton, kotak atau lainnya. Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan kode batang hanya dapat dibaca satu per satu.
RFID dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti:
Manajement Akses
Pelacakan barang
Pengumpulan dan pembayaran toll tanpa kontak langsung
Mesin pembaca dokumen berjalan
Pelacakan identitas untuk memverifikasi keaslian
Pelacakan bagasi di bandara
Perancangan simulasi prototipe jaringan sensor cahaya memanfaatkan jaringan wifiRiki Ardoni
Perancangan ini bertujuan untuk membuat suatu pengiriman data hasil pembacaan sensor dalam ruangan di lingkup USU tanpa kabel melainkan memanfaatkan jaringan yang sudah ada yaitu jaringan WiFi USU. Perancangan jaringan sensor ini dikembangkan dengan menggunakan sensor cahaya sebagai
tempat pembaca data hasil monitoring yang kemudian diproses pada mikrokontroler ATmega328.
Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan TRIAC menggunakan metode PID berbasi...Reza Agust Saputra
Tugas Mata Kuliah Sistem kendali Digital
Reza Agusaputra
NIM: 151311025
Program Studi D3 Teknik Elektronika
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
Similar to Pembuatan Interface Remote Controller AC Terintegrasi Komputer dan Animasi dengan Aplikasi Teknologi Persuasif untuk Mendorong Perilaku Hemat Energi (20)
FEASIBILITY ANALYSIS OF GRID/WIND/PV HYBRID SYSTEMS FOR INDUSTRIAL APPLICATIONWayan Santika
The present study offers technical and economical analyses of grid-connected hybrid power systems for a large scale production industry located in Bali. The peak load of observed system can reach 970.630 kW consuming on average 16 MWh of electricity a day. Software HOMER was utilized as the optimization tool. The proposed hybrid renewable energy systems consist of wind turbines, a PV system, a converter, and batteries. The system is connected to the grid. Optimization results show that the best configuration is the Grid/Wind hybrid system with the predicted net present cost of
-884,896 USD. The negative sign indicates that revenues (mostly from selling power to the grid) exceed costs. The levelized cost of electricity of the system is predicted to be -0.013 USD/kWh. The present study also conducts sensitivity analysis of some scenarios i.e. 50% and 100% increases in grid electricity prices, 50% reduction of PV and WECS prices, and 10 USD and 50 USD carbon taxes per ton CO2 emission. Implications of the findings are discussed.
FEASIBILITY ANALYSIS OF A GRID-CONNECTED PV SYSTEM FOR HOME APPLICATIONWayan Santika
The objective of the present study is to provide technical and economical analyses of a grid-connected PV system for a small house located in Bukit Jimbaran, Bali. The peak load of the house during observation was 390 watt and the daily electricity consumption is about 4.7 kWh. HOMER, a renewable energy system software developed by National Renewable Energy Laboratory (NREL), was utilized for simulation and optimization. The house will be installed with a
grid-connected PV system which includes PV arrays, converters, and batteries (optional). The investment cost of the PV arrays is 3000 USD/kW and their lifetime, derating factor, and ground reflectance are 20 years, 90%, and 20%, respectively. The PV sizes to consider are 0.5, 1, 1.5, and 2 kilowatts. The grid applies a flat rate of about 0.1 USD/kWh.
The surplus energy of the PV system will be fed into the grid with a net metering system in which the meter run backward
when the excess energy is being fed into the grid. However, the sellback price is zero if energy sales exceed purchases. The converter costs 1000 USD per kilowatt. The economic inputs required by HOMER are the annual real interest rate and the lifetime of the project, which are 7% and 20 years, respectively. Results show that the proposed grid-connected PV system is technically viable. However, the grid-only system is still the most cost effective choice based on the net present cost (NPC) with the current price of 0.1 USD per kWh. The cheapest choice for the grid-connected PV system is when the PV and converter sizes are both 0.5 kW. The NPC of the PV system is 3,823 USD and its related cost of electricity (COE) is
0.209 USD/kWh. The renewable fraction of the system is 38%. Sensitivity analysis were also conducted with some scenarios such as reduction in PV prices, electricity price increases, and CO2 penalties.
Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Ene...Wayan Santika
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisa kelayakan teknis dan ekonomis dari pemanfaatan genset dan panel PV sebagai sumber energi listrik mandiri (off-grid) bagi sebuah rumah kecil. Penelitian ini bermaksud menjawab beberapa pertanyaan penting dalam pengembangan pemanfaatan energi terbarukan, yaitu: apakah pemasangan panel PV sebagai pembangkit listrik lebih ekonomis dibandingkan dengan genset? Jika tidak, dalam kondisi seperti apa panel PV dapat lebih ekonomis dibandingkan dengan genset? Untuk mempermudah dan mempercepat analisa, perangkat lunak HOMER (micropower optimization model) sebagai alat simulasi dan optimasi. Sistem power mikro ini akan terdiri atas sebuah genset, panel PV, baterai, dan konverter. Hasil analisa menunjukkan bahwa sumber listrik dari panel surya saja, genset saja, dan kombinasi genset dan panel surya layak secara teknis untuk dimanfaatkan. Hasil analisa juga menunjukkan bahwa, untuk harga panel dan bahan bakar saat ini serta kekurangan kapasitas tahunan (annual capacity
shortage) diset nol, kombinasi genset dan panel PV sebagai sumber energi listrik yang paling ekonomis. Kombinasi ini lebih ekonomis dari panel PV saja atau genset saja. Namun ketika annual capacity shortage diijinkan sedikitnya 1% maka pembangkitan listrik dengan panel PV saja menjadi lebih menguntungkan daripada dengan kombinasi PV dan genset atau dengan genset saja, meskipun harga-harga bahan bakar dan panel tetap seperti saat ini. Nilai-nilai yang dibandingkan adalah nilai sekarang dari biaya (total net present cost/NPC) dan COE (cost of electricity atau ongkos produksi energi).
Cultural Differences in Engineering Service Learning: Applying Hofstede’s Cul...Wayan Santika
The present study analyzes cultural differences of three countries (Indonesia, Malaysia, and South Korea). The countries are working together in an engineering service learning program called Creativity Station 2014 which is going to be held in Bali on 11-22 August 2014. Students, teachers, and staffs from three different cultures will meet and difficulties and complexities which may arise are discussed.
Uji Komparatif COP Domestik Refrigerator Multi Temperatur Menggunakan Evapora...Wayan Santika
Abstrak: Domestik refrigerator digunakan untuk menyimpan makanan beku (frozen food) yang mempunyai temperatur sekitar -18ºC dan juga makanan dingin (chilled food) berkisar 4ºC. Kedua level temperatur diatas biasanya dicapai dengan evaporator tersendiri. Evaporator pada mesin refrigerator domestik biasanya diletakkan pada bagian freezer atau bagian paling atas dan harus pula memberikan pendinginan pada ruang makanan dingin (chilled food). Dengan kata lain, evaporator tersebut harus mengatasi beban pendinginan di freezer yang memiliki temperatur rendah dan di chiller yang memiliki temperatur lebih tinggi. Sehingga bisa dikatakan harus bekerja pada tekanan rendah pada freezer dan tekanan lebih tinggi pada ruang makanan dingin (chiller). Pada penelitian ini diuji dua sistem domestik refrigerator untuk dua kompartemen yakni ruang penyimpan makanan beku (frozen food) dan ruang makanan dingin (chilled food). Masing-masing sistem diuji dengan beban pendingin 500 Watt untuk tiap ruangan pendingin. Kapasitas kompresor yang digunakan sebesar ⅓ HP (horse power) dan temperatur lingkungan dianggap konstan sebesar 29ºC. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa COP rata-rata sistem refrigerasi evaporator ganda dengan EPR sebesar 5,33 sedangkan COP pada sistem evaporator tunggal tanpa EPR sebesar 5,2.
Kata kunci: COP, domestic refrigerator, evaporator pressure regulator (EPR), evaporator multi temperatur.
Memotivasi perilaku hemat energi dan ramah lingkungan di sebuah hotelWayan Santika
The objectives of the present study are to know whether persuasive messages with descriptive norms and norms of reciprocation are better than the standard message in increasing participation in hotel’s reuse linens and towels program and to know whether similar studies conducted in the individualistic culture of the United States can be replicated for the Indonesian collectivistic culture. The study started by printing four different cards with standard, standard with bigger fonts, descriptive norms, and norms of reciprocation messages. Cards were placed in rooms of a hotel located in Bali. Results show that cards printed with descriptive norms and norms of reciprocation messages were indeed more dominant than the standard one in increasing participation in linens and towels reuse program. The results were similar to those conducted in the United States.
ALGAL OIL - THE NEXT DIESEL FUEL? A STRATEGIC NICHE MANAGEMENT APPROACH TO TH...Wayan Santika
The present paper analyzes how the experiment conducted by the US Government’s National Renewable Energy Research Laboratory (NREL) on algal oil as biodiesel influenced the development of the biodiesel technology. The research, known as the Aquatic Species Program (ASP), was funded by US Department of Energy with an objective of determining the technological, environmental and economical feasibility of using high-oil algae for biodiesel. The discussion is limited on the United States transportation sector during the year of 1978 to the present. Using a Strategic Niche Management (SNM) approach, we examine actors’ expectations, their social networks, and methods of learning processes on algae technology.
FOREST CONSERVATION BEHAVIOR IN RURAL SETTLEMENTS: VARIABLES THAT INFLUENCE ...Wayan Santika
The present study aims at finding variables that influenced subjective norms in
determining intention toward forest cutting. The theory of planned behavior was used as the model of the research. A questionnaire was developed based on the model. The questionnaire comprised of two questions assessing intention toward forest cutting, five questions assessing attitudes, three questions assessing subjective norms, three questions assessing perceived behavioral control, and eight questions assessing each of the belief and its assessment. 240 questionnaires were randomly distributed to the people at four villages in the rural settlements of Enrekang, South Sulawesi, Indonesia. Multipleregression analyses revealed that intention toward forest cutting was predicted by subjective norms. Attitudes and PBC did not significantly determine intention toward forest cutting. To find out variables that influence subjective norms in predicting intention towardforest cutting, stepwise-backward regression analyses were performed. All components of beliefs and their assessment were simultaneously entered as independent variables. Results revealed that subjective norms toward forest cutting
were determined by cost evaluation, benefit evaluation, beliefs about others expectation,
perceived barriers, and perceived resources, β= .17, p< .01, β= .34, p< .001, β= .20, p< .01, β= .24, p< .001, β= .18, p< .01, respectively. Those components explained 46% variance in subjective norms. The implications of the results were discussed and some
recommendations were drawn at the end of the study.
Rural Electrification in Indonesia: The Role of Micro Hydro Power in Shaping ...Wayan Santika
It is reported that villagers at the villages electrified by micro hydro power (MHP) show more favorable attitudes, intentions, and behaviors toward forest conservation. They initiated a community-based agreement regulating forest cutting, reduced trees chopped from the forests, reduced intention toward forest cutting, and even participated in reforestation. The present study is supposed to test this phenomenon and to find out which variables are determining intentions to behave more favorably toward forest conservation. The Theory of Planned Behavior (TPB) is applied to explain the behavior in question. TPB suggests that intention is the best predictor of behavior and it is determined by attitudes toward the behavior, subjective norms, and perceived
behavioral control. These concepts, together with descriptive norms and past behavior, are compared between participants from a village with MHP and participants from a village with no electricity. A comparison between participants from another village with MHP and those from a village with grid electricity is also conducted.
The results reveal that MHP inconsistently predicted participants’ beliefs, attitudes, norms, perceived control, intention, and behavior toward forest conservation. Participants from the village electrified by MHP for 4 years showed more concern toward forest conservation than participants from the village without electricity. However, participants from the villages electrified by MHP for a year showed less concern toward forest conservation than participants from the village, which has
been grid electrified for 10 years. Regrouping the villages into electrified and non electrified villages gave evidence that rural electrification, regardless of its sources, positively shaped participants’ beliefs, attitudes, norms, perceived control, intention, and behavior toward forest conservation. Regression analyses showed that intentions to behave toward forest conservation were determined by subjective norms, past behavior and educational background.
Rural Electrification in Indonesia: The Role of Micro Hydro Power in Shaping ...
Pembuatan Interface Remote Controller AC Terintegrasi Komputer dan Animasi dengan Aplikasi Teknologi Persuasif untuk Mendorong Perilaku Hemat Energi
1. Pembuatan Interface Remote Controller AC Terintegrasi Komputer dan Animasi
dengan Aplikasi Teknologi Persuasif untuk Mendorong Perilaku Hemat Energi
Wayan G. Santika
I Ketut Gede Sudiartha
Adi Winarta
I Gusti Putu Mastawan Eka Putra
Politeknik Negeri Bali
Kampus Bukit Jimbaran, telp. (0361) 701981, e-mail: wayan.santika@pnb.ac.id
Abstrak: Penelitian ini dimaksudkan untuk menerapkan ilmu teknologi persuasif pada pendingin ruangan (AC)
dalam mendorong perilaku hemat energi bagi masyarakat Indonesia yang berbudaya kolektivistik. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk merancang sebuah remote controller AC yang terintegrasi dengan komputer dan
membuat animasi memakai pendekatan teknologi persuasif yang dapat memberikan beberapa umpan balik
(feedback) kepada pengguna. Feedback ini berupa feedback sosial berupa animasi yang mewakili sosok sosial.
Simulasi ini juga dapat menghitung skor konsumsi energi dari kombinasi temperatur yang dipilih. Pada
penelitian ini kami berhasil membuat sebuah simulasi remote controller AC yang dapat berkomunikasi dengan
komputer beranimasi. Animasi ini dapat memberikan umpan balik sosial positif dan negatif.
Kata kunci: teknologi persuasif, hemat energi, ramah lingkungan, feedback sosial, animasi.
Integrating AC Remote Controllers to Computers and Animation with Persuasive Technology Application to
Promote Energy Conservation Behavior
Abstract : The present study aimed at applying persuasive technology to the air conditioning device in order to
promote energy conservation behavior for the Indonesian, whose culture is collectivistic. The main purposes of
the study were to design an AC remote controller integrated to a computer and to create animation by applying
persuasive technology. The animation should be able to deliver social feedbacks to the audience and to compute
energy consumption scores based on the chosen room temperature. Result shows that the design is successfully
created and the animation is able to respond correctly with the corresponding positive or negative feedback in
accordance to the chosen temperature.
Keywords : persuasive technology, energy conservation, energy saving, pro-environment, social feedback,
animation.
I. PENDAHULUAN
Banyak cara dilakukan orang dalam usaha
menghemat energi, mulai dari menciptakan mesin-
mesin yang lebih efisien, mencari energi alternatif
baru [1], hingga usaha-usaha untuk memperbaiki
perilaku [2,3]. Dalam usaha memperbaiki perilaku
pemakaian energi, persuasive technology mulai
banyak digunakan.
Persuasive technology adalah semua sistem
teknologi interaktif yang didesain untuk merubah
sikap dan perilaku manusia [4]. Persuasive
Technology menggunakan komputer dan perangkat
teknologi lainnya yang didesain sedemikian rupa
untuk membuat seseorang bersikap dan bertindak
sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun tergolong
sebagai cabang ilmu yang baru, persuasive technology
telah banyak diterapkan di berbagai bidang seperti
marketing, kesehatan dan keselamatan, konservasi
lingkungan, website, permainan video dan komputer,
robot, handphone, smart environment, peralatan
olahraga, mainan (computerized), dan lain-lain
[4,5,6,7]. Contohnya, seorang pengemudi mobil akan
diingatkan dengan kelip lampu dan dengung alarm
yang cukup mengganggu jika tidak menggunakan
sabuk pengaman. Namun demikian, persuasive
technology yang ada sekarang sebagian besar berasal
dari riset-riset yang dilakukan di Amerika Serikat dan
ditujukan untuk pasar Amerika [6,7]. Padahal,
Amerika Serikat sendiri dipercaya memiliki
kebudayaan yang unik yang membuat mereka berbeda
dengan kebudayaan dari negara lainnya [8, 6]. Selain
itu beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa
masyarakat dengan latar belakang budaya yang
berbeda akan merespon sebuah pesan persuasi dengan
cara yang berbeda. Mengingat Indonesia memiliki
budaya yang berbeda dibandingkan Amerika Serikat,
ada kebutuhan mendesak akan produk persuasive
technology yang memahami kebudayaan lokal
(Indonesia).
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
mendapatkan teknologi persuasif yang lebih sesuai
untuk masyarakat kolektivistik seperti Indonesia.
Teknologi persuasif yang dipilih adalah teknologi
yang dapat mempengaruhi orang untuk menghemat
energi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan
merancang sebuah pengendali jarak jauh (remote
control) air conditioning (AC) yang terhubung dengan
2. komputer. Komputer diprogram untuk dapat
mendeteksi temperatur yang dipilih pengguna melalui
simulasi tersebut. Semakin rendah temperatur yang
dipilih semakin banyak energi listrik yang dikosumsi.
Komputer juga dirancang agar dapat menampilkan
gambar animasi yang bisa menunjukkan ekspresi
senang dan tidak senang melalui wajah dan suara,
tergantung kombinasi temperatur yang dipilih. Dalam
hal ini kami mempertimbangkan peran komputer dan
teknologi sebagai aktor sosial [4] dan
mempertimbangkan bahwa masyarakat kolektivistik
sangat dipengaruhi oleh opini dari lingkungan
sosialnya dalam bertindak [8,9].
Pada laporan ini kami tidak menampilkan
hasil dari pengujian alat di lapangan mengingat
penelitian ini masih dilakukan (sedang berlangsung).
Pada pengujian yang belum kami laporkan ini, kami
akan membandingkan pengaruh feedback positif dan
negatif terhadap pemilihan suhu ruangan yang lebih
hemat energi. Menurut dugaan kami masyarakat
kolektivistik akan lebih dipengaruhi oleh penguatan
negatif [6].
II. METODE PENELITIAN
AC adalah salah satu alat rumah tangga dan
kantor yang mengkonsumsi energi listrik paling tinggi
tinggi di negara tropis seperti Indonesia. Komputer
yang terhubung dengan remote control AC ini
diprogram untuk dapat membaca temperatur dan
kecepatan blower yang dipilih pengguna simulasi
remote control AC ini. Konsumsi energi listrik dapat
diperkirakan dari pilihan pengguna terhadap
temperatur dan kecepatan blower. Scoring dibuat
sebagai berikut: semakin tinggi temperatur semakin
rendah skor konsumsi energi, sebaliknya semakin
rendah temperatur semakin tinggi skor konsumsi
energi.
Komputer juga diprogram untuk dapat
menampilkan gambar animasi yang mampu
menunjukkan rasa senang dan tidak senang melalui
ekspresi wajah dan suara. Program ini terintegrasi
dengan simulasi remote control sehingga pada setiap
kombinasi pilihan temperatur dan kecepatan blower
skor konsumsi listrik dapat dihitung dan feedback
faktual dan feedback sosial yang diinginkan dapat
diberikan kepada pengguna. Dari sini pengaruh
feedback faktual dan feedback sosial dan pengaruh
feedback sosial positif dan negatif terhadap prilaku
hemat energi dapat dibandingkan [10]. Berikut ini
dijelaskan cara mengintegrasikan remote control
dengan komputer.
2.1 Interfacing Pengendali Jarak Jauh dengan
AVR Microcontroller
Infra Red (IR) remote control merupakan
suatu device yang banyak dapat kita temukan
penerapannya seperti TV, VCR, AC, atau Home
Theatre. Cahaya IR yang digunakan pada remote
control ini memiliki panjang gelombang 950 nm.
Masalah yang dihadapi pada penggunaan cahaya IR
yaitu adanya interferensi dari cahaya matahari, cahaya
lampu atau dari cahaya api. Untuk mengatasi hal
tersebut maka cahaya IR ini perlu dimodulasi dengan
frekuensi tertentu. Penerima (receiver) remote control
juga diatur untuk frekuensi yang sudah dimodulasi
ini. Biasanya remote control memancarkan cahaya IR
menggunakan frekuensi 36 kHz. Pemancaran dan
pengkodean lebih mudah dilakukan daripada
menerima dan mendekode kembali sinyal yang
ditransmisikan. Pendekodean biasanya menggunakan
mikrokontroler. Untuk menerima frekuensi carrier
pada 36 kHz ini, mikrokontroler harus menggunakan
suatu komponen penerima cahaya infra merah yaitu
TSOP1736.
Sumber: elecpod.com
Gambar 1. 1 TSOP1736
Penerima ini akan menghilangkan sinyal carrier 36
kHz dan hanya memberikan pulsa yang sudah dapat
digunakan untuk aplikasi control yang dimaksud.
Penjelasan lebih rinci untuk komponen penerima ini
dapat dilihat pada datasheetnya. Pada modul
penelitian ini, TSOP1736 dikoneksikan dengan AVR
mikrokontroler ATMega8. Secara blok diagram untuk
rancangan penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.
Sinyal IR yang dipancarkan oleh remote
control akan diterima oleh TSOP1736 untuk
Gambar 2. Rancangan sistem
3. selanjutnya pulsa yang diterima akan diproses oleh
mikrokontroler. Sebelumnya, pada memori
mikrokontroler sendiri sudah dibuatkan program
dengan bahasa Assembly untuk memahami data yang
diterima pada modul penerima. Hasil dari pemrosesan
data di mikrokontroler ini, selanjutnya akan
ditransmisikan secara serial ke computer (PC) melalui
port serial RS232. Karena data yang dikeluarkan oleh
mikrokontroler merupakan sinyal TTL sedangkan
pada PC memiliki level komunikasi serial RS232,
sehingga pada mikrokontroler diperlukan modul
konversi sinyal TTL menjadi RS232 dengan
menggunakan IC MAX232. Selanjutnya data yang
diterima oleh PC ini akan diolah lebih lanjut
menggunakan bahasa pemrograman Delphi sesuai
dengan tujuan penelitian ini.
Melalui mikrokontroler, data pengaturan
temperature dan putaran blower dapat diinputkan ke
komputer. Data pengaturan ini digunakan untuk
memilih tampilan simulasi yang merespon pengaturan
yang dilakukan oleh pengguna (senyum, normal,
sedih/ menangis). Simulasi ini dapat dengan mudah
dibangun dengan menggunakan sebuah komputer,
baik tampilan maupun suara.
Indikator capaian yang terukur pada
penelitian tahun pertama ini adalah terciptanya sebuah
remote controller yang terintegrasi dengan komputer,
termasuk sebuah program animasi yang dapat
menampilkan wajah dengan ekspresi senang dan
sedih. Peralatan dibuat di Laboratorium Instrumentasi
dan Kontrol, Politeknik Negeri Bali.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem dirancang dalam dua kelompok
aplikasi, yaitu (1) aplikasi pada mikrokontroler
sebagai penggerak sensor infra merah (sensor ir) dan
pengendali pengiriman data ke computer (aplikasi
komunikasi) dan (2) aplikasi pada komputer sebagai
pengendali penerimaan data dari mikrokontroler,
pengolahan data, penyimpanan ke data base serta
mensimulasikan gambar dan suara sesuai perubahan
data suhu pada sensor. Penggambaran dari sistem
yang dirancang dapat dilihat pada gambar 3.
3.1. Perancangan pada Mikrokontroler
Perancangan dibagi atas dua kategori, yaitu
perancangan perangkat keras dan perancangan
perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari beberapa
unit, diantaranya: unit penyedia daya (power suplay),
unit pengendali komunikasi dan pengolah data (unit
mikrokontroler ) dan unit pendeteksi infra merah
(sensor infra red).
Penyedia daya berfungsi menyediakan daya
listrik DC dengan tegangan 5V sebagai sumber daya
untuk mikrokontroler dan sensor infra merah. Sumber
daya ini mengubah dari tegangan jala-jala 220V AC
menjadi tegangan DC 5V.
Unit pengolah data dan komunikasi terdiri
dari sebuah unit mikrokontroler dengan fasilitas
komunikasi serial (USB). Untuk melakukan
komunikasi dan pengolahan data, mikrokontroler
dilengkapi dengan program (perangkat lunak) yang
ditanamkan pada memori pada mikrokontroler.
Perangkat lunak berfungsi melakukan
pengolahan data yang diterima dari sensor infra
merah, kemudian dikirim melalui saluran komunikasi
ke komputer.
Unit pendeteksi infra merah merupakan sebuah
rangkaian sensor infra merah, yang berfungsi
menangkap cahaya infra merah dan mengubah
menjadi perubahan tegangan listrik sehingga dapat
menjadi data masukkan bagi unit pengolah.
Gambar 4 menunjukkan rangkaian mikro-
kontroler dengan ketiga unit di dalamnya.
Gambar 3. Bagan rancangan sistem
4. Gambar 4. Rangkaian Modul Mikrokontroler
Perancangan Perangkat Lunak (pembaca
sensor dan program komunikasi) pada Modul
Mikrokontroler diprogram dengan menggunakan
bahasa pemrograman cpp, yang berfungsi
mengendalikan kerja mikrokontroler untuk mengolah
data dari sensor infra merah dan mengirim ke saluran
komunikasi melalui komunikasi serial ke komputer
3.2 Perancangan pada Komputer
Perancangan pada komputer meliputi tiga
bagian sesuai fungsi yang dilakukan, yaitu (1)
perancangan aplikasi komunikasi, (2) perancangan
aplikasi penyimpan data, (3) perancangan aplikasi
simulasi ekspresi (gambar dan suara).
3.2.1. Perancangan aplikasi komunikasi
Komunikasi antar dua sistem dilakukan
melalui saluran komunikasi serial (USB). Komunikasi
serial merupakan pengiriman data secara bertahap (bit
demi bit) melalui satu saluran. Pengaturan kecepatan
data, format bit data dan start/stop bit dilakukan untuk
mensinkronkan pengiriman dan penerimaan data.
Pengaturan pada aplikasi ini diatur sebagai berikut:
Settings = "9600,N,8,1"
Kecepatan data : 9600 bps
Format bit data: 8 bit
3.2.2 Aplikasi Penyimpan Data
Pengiriman data dari remote (mikro-
kontroler) dilakukan secara berkala, untuk itu pada
aplikasi komputer dilakukan pemilahan data yang
masuk sebelum disimpan ke dalam data base. Data
yang masuk dilakukan pengecekan apabila data yang
masuk berbeda dari data yang diterima sebelumnya,
maka data tersebut dianggap baru (pengguna menekan
remote AC). Jika data yang masuk sama dengan data
yang diterima sebelumnya, maka data dianggap tidak
sah (pengguna tidak melakukan perubahan pada
remote AC). Data yang diterima dari rangkaian
Gambar 5. Contoh tampilan pada komputer
5. remote berupa informasi pilihan suhu (18o
, 19o
, 20o
,
21o
, 22o
, 23o
, 24o
dan 25o
). Selain suhu, data yang
disimpan ke dalam data base berupa waktu
pengambilan data dan nomor pengguna. Nomor
pengguna dapat diinputkan secara langsung oleh
pengguna aplikasi, sedangkan waktu diambil dari jam
sistem secara otomatis oleh aplikasi saat data diterima
dari remote.
3.2.3. Perancangan Aplikasi Simulasi Ekspresi
Aplikasi Simulasi Ekspresi merupakan
simulasi untuk menampilkan sebuah gambar yang
mewakili ekspresi wajah terhadap pilihan suhu yang
dilakukan oleh pengguna pada remote AC. Setiap
pilihan suhu memiliki ekspresi gambar yang berbeda.
Selain gambar juga dilengkapi dengan efek suara
yang digunakan untuk memperkuat ekspresi dari
gambar yang ditampilkan. Contoh tampilan ketika
pilihan suhu dilakukan dapat dilihat pada gambar 5.
Tabel 1 menujukkan pilihan suhu dan
gambar animasi ekspresi wajah senang (feedback
positif) yang bersesuaian dengannya.
Tabel 1. Pilihan suhu dan feedback positif
No. Suhu Gambar
1 18⁰
2 19⁰
3 20⁰
4 21⁰
5 22⁰
6 23⁰
7 24⁰
8 25⁰
Tabel 2 berikut menujukkan pilihan suhu dan
gambar animasi ekspresi wajah sedih (feedback
negatif) yang bersesuaian dengannya.
Tabel 2. Pilihan suhu dan feedback positif
No. Suhu Gambar
1 18⁰
2 19⁰
3 20⁰
4 21⁰
5 22⁰
6. 6 23⁰
7 24⁰
8 25⁰
IV. KESIMPULAN
Penelitian pada tahun pertama ini berhasil
merancang sebuah pengendali jarak jauh (remote
control) air conditioning (AC) yang terhubung dengan
komputer. Komputer diprogram untuk dapat
mendeteksi temperatur yang dipilih pengguna melalui
simulasi tersebut. Semakin rendah temperatur yang
dipilih semakin banyak energi listrik yang dikosumsi.
Komputer juga dirancang agar dapat menampilkan
gambar animasi yang bisa menunjukkan ekspresi
senang dan tidak senang melalui wajah dan suara,
tergantung kombinasi temperatur yang dipilih. Dalam
hal ini kami mempertimbangkan peran komputer dan
teknologi sebagai aktor sosial [4] dan
mempertimbangkan bahwa masyarakat kolektivistik
sangat dipengaruhi oleh opini dari lingkungan
sosialnya dalam bertindak [8,9].
Dengan keberhasilan mencapai apa yang
diharapkan pada penelitian tahun pertama ini, kami
berharap untuk dapat segera melangkah pada
penelitian tahun kedua. Penelitian tahun kedua
menguji efek dari feedback social positif dan negative
terhadap perilaku menghemat pemakaian AC.
DAFTAR PUSTAKA
1. Santika, I.W.G., Lava, J.T., Ho, D.T., “Algal oil-
the next diesel fuel? A strategic niche
management approach to the development of
NREL’s algal oil research”, Jurnal Matrix, 1(1),
40-48, 2011.
2. Santika, W.G., Antara, D.M.S., Harmini,
A.A.A.N., “Memotovasi perilaku hemat energi
dan ramah lingkungan di sebuah hotel”, Bumi
Lestari Journal of Environment, 13(2), 374-383,
2013.
3. Santika, I.W.G., Midden, C.J.H. Lemmens,
A.M.C., “Rural electrification in Indonesia: the
role of micro hydro power in shaping forest
conservation behavior”, Proceedings of
International Symposium on Sustainable Energy
and Environmental Protection (ISSEEP), 2009.
4. Fogg, B. J., “Persuasive Technology: Using
Computers to Change What We Think and Do”,
San Fransisco, CA, Morgan Kaufmann Publishers,
2003.
5. King, P. & Tester, J., “The landscape of
persuasive technologies”, Communications of the
ACM, 42(5), 1999.
6. Khaled, R., Biddle, R., Noble, J., Barr, P., Fischer,
R., “Persuasive interaction for collectivist
cultures”, dalam Piekarski, W. (Ed.), Conferences
in Research and Practice in Information
Technology, vol. 40, 2006.
7. Khaled, R., Barr, P., Noble, J., Fischer, R., Biddle,
R., “Our place or mine? Exploration into
collectivism-focused persuasive technology
design,” dalam IJsselsteijn et al. (Eds.), Persuasive
2006, LNCS 3962, 72-83. Berlin: Springer, 2006.
8. Hofstede, G., “Cultures and Organizations:
Software of the Mind”, London, Harper Collins
Business, 1994.
9. Pavlou, P. A., Chai, L., “What drives electronic
commerce across cultures? A cross cultural
empirical investigation of the theory of planned
behavior”, Journal of Electronic Commerce
Research, 3(4), 240-253, 2002.
10. Midden, C., Ham, J., ” Using negative and
positive social feedback from a robotic agent to
save energy”, Proceeding of the 4th International
Conference on Persuasive Technology, Claremont,
California, 2009.