Dokumen tersebut memberikan petunjuk dan nasihat kepada guru dalam mengajarkan bacaan menyambung pada jilid 2 IQRO. Beberapa poin penting yang disarankan adalah memastikan siswa memahami bentuk huruf ketika disambung, mengeja secara terpisah sebelum menyambung, memberikan penekanan pada ketukan yang tepat, serta mengevaluasi kompetensi bacaan siswa sebelum melanjutkan ke jilid berikutnya.
Dengan memahami metodenya, mudah-mudahan siapapun pengajar Iqra' mampu mengantarkan anak didiknya dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Jika tahapan-tahapannya dilalui secara konsisten, maksimal 1 tahun sudah siap untuk membacaa al-qur'an.
Dengan memahami metodenya, mudah-mudahan siapapun pengajar Iqra' mampu mengantarkan anak didiknya dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Jika tahapan-tahapannya dilalui secara konsisten, maksimal 1 tahun sudah siap untuk membacaa al-qur'an.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. KRETERIA
Jilid 2 mulai membentuk bacaan
bersambung, serta mengetahui bentuk
huruf ketika disambung, Seorang guru
dituntut agresif dan sensitif tapi pasif
Ikuti Petunjuk di judul Pertama; mulailah
dengan putus-putus baru kemudian
diulang dengan bacaan menyambung
Mulai Jilid 2 ini, bacaan sudah harus di Eja
Teruskan cara tersebut hingga akhir Jilid 2
GURU, Banyak para Pengajar terjebak gara-gara tidak
sempurna mengajar pada jilid 2.
Kesalahan Panjang-Pendek diindikasikan dari sini,
maka harus Preventif (berawas-awas) jangan sampai
Anda nantinya “GAGAL” hanya karena masalah ini!
KANDUNGAN JILID 2
Menyambung Huruf
Tanda Panjang untuk Baris
Atas
3. Dalam IQRO Jilid 2 dst.
Terdapat banyak
“Pesan-Pesan” yang
berguna untuk
mengingatkan GURU dan
Peserta Didik agar selalu
“WASPADA” !!!
“Pesan-Pesan”
yang dimaksud
adalah peringatan
pada halaman
9, 11, 16, 17, 18,
19 yang muncul di
tengah-tengah
bacaan!
4. Halaman 9:
Perintahkan Peserta Didik
untuk membaca “rambu-
rambu” tsb. Sebab disitu
akan terlihat keseriusan
mereka. Andai bacaan
mereka asal-asalan, Guru
harus tegur dengan ucapan:
“Bahasa Indonesia pun
masih salah membacanya,
gimana mau bagus Baca Al-
Qur’an??!
6. Perkenalkan : “Kalau baris atas
jumpa dengan alif maka dibaca
panjang!”
Contoh َب+ا=اَـب
ALIF
ا
BUKAN HAMZAH
MAAF!
DI SINI KITA MASIH MENGEJA TANPA
BERSAMBUNG
7. Mulai halaman ini terus dibiasakan setiap baris atas yang ber-
temu dengan alif dibaca panjang 2 harakat (ketukan)
Guru boleh memperkenankan bacaan panjang yang lebih hara-
kat (ketukan) nya selama tidak melampaui batas WAJAR
Sempurnakan terus sebutan huruf yang sebelumnya (di Jilid 1)
terdapat “her”
Bacaan masih tetap dieja
Ketentuan dalam mengeja (jilid 2)
1. Huruf bergandeng dibaca terpisah dahulu (diutamakan satu huruf satu
nafas)
Contoh :
اَـب-َد=َداَـب ( baa – da = baada )
1. Fungsi pemisahan ini adalah untuk kemudahan bagi Peserta Didik nantinya
ketika beranjak ke Jilid berikutnya tidak kewalahan dengan kalimat yang
panjang dan mengetahui di mana mereka dapat berhenti tanpa merusak
bacaan
HALAMAN:
16
8. BIASAKAN
PESERTA DIDIK ANDA
DENGAN
KETUKAN
PADA BACAAN MEREKA!
JAGA !
KETUKAN STANDARD
PADA SETIAP BACAAN
Ketukan akan mempengaruhi kapasitas
panjang-pendek bacaan!
MAKA HATI-HATILAH DAN TERUS UPAYAKAN PESERTA DIDIK TERBIASA DENGAN
KETUKAN
9. HALAMAN:
16
HALAMAN:
17
COBA PERHATIKAN
Halaman 17
BARISAN INI JADIKAN
TUMPUAN UNTUK MELIHAT
DAYA TANGKAP DAN
KESERIUSAN PESERTA DIDIK
JANGAN DINAIKKAN KE HALAMAN BERIKUTNYA
JIKA MASIH ADA KELIRU ATAU SALAH SERINGAN APAPUN!
BUAT DOKTRIN BAHWA “BARISAN INI WAJIB SEMPURNA”
PARA PESERTA DIDIK TENTUNYAAKAN TERDOKTRIN DAN BERUPAYA
MAKSIMAL AGAR BERHASIL PADA BARIS INI, KARENA KONSEKWENSINYA
ADALAH MENGULANG BESOK.
TIDAK JARANG PESERTA DIDIK AKAN “NERVOUS/GROGI” KETIKA
BERHADAPAN DENGAN BARIS INI
10. Halaman 24:
Alif ini dianggap tidak
ada
“Agar mempermudah,
sebut saja alif ini
“ya tak bertitik”
Peserta Didik akan
dikenalkan pula dengan
baris tegakـ
ــــــــــــــــ
dan
“Alif Maksurah”
Yaitu:
ــــٰﯽ atau ی
Baris tegak berfungsi sama seperti alif yaitu:
“MEMANJANGKAN”
Dalam beberapa keadaan, baris tegak berdiri sendiri,
namun adakalanya bergandeng dengan Alif Maksurah
11. Setelah Selesai
Pembelajaran IQRO Jilid
2 ini, Daftarkan Peserta
Didik Anda ke Majelis
EBTA yang diadakan
secara Regular
Jangan Naikkan ke Jilid
Berikutnya Sebelum
Benar-Benar Teruji,
Carilah Tempat Pengujian
atau Bentuk Tim Penguji
Bacaan Peserta Didik
Anda!