Kartu Undangan Softcover + Amplop Hazelnut Foliage Hibiscus Sunny Orange✨
Tugas Pertemuan ke 13.pptx
1. Tugas pertemuan 13
Mata Kuliah : Ushul Fiqh
Pembimbing : Dr.A. Syatori, M.Ag.
NAMA : RAHMAWATI LIBI
OKTAVIA
NIM : KELAS A31
NIM : 2281131505
2. PENGERTIAN AL-QAWAID AL-FIQHIYAH
Al-Qawaid Al-Fiqhiyah ( القواعد
الفقهية
) merujuk pada prinsip-prinsip hukum
Islam yang digunakan untuk mengambil kesimpulan hukum dalam situasi-
situasi baru atau yang tidak terdapat secara langsung dalam teks-teks
hukum (Al-Quran dan Hadis). Secara harfiah, "al-qawaid" berarti prinsip-
prinsip atau aturan-aturan, sedangkan "al-fiqhiyah" merujuk pada bidang
fiqh atau ilmu hukum Islam.
Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk membantu para ahli hukum Islam
(fuqaha) dalam menggali hukum-hukum Islam dari sumber-sumber
utamanya (Al-Quran, Hadis, Ijma', dan Qiyas) serta memberikan kerangka
kerja untuk menganalisis situasi-situasi yang muncul di tengah masyarakat
yang terus berkembang.
3. MACAM-MACAM AL-QAWAID AL-FIQHIYAH
Al-'Umum Yukhassimu al-Khass:
Prinsip ini menyatakan bahwa keumuman sebuah teks hukum dapat
dikecualikan oleh ketentuan-ketentuan khusus yang diatur dalam teks yang
sama. Dalam hal ini, hukum yang bersifat umum bisa menjadi lebih spesifik
karena adanya ketentuan yang lebih khusus.
Al-Kulliyat fi Thariq Al-‘Ammat:
Prinsip ini berarti kebiasaan umum dapat menjadi dasar bagi penetapan
hukum. Jika suatu perbuatan umum dianggap sah dan diterima dalam
masyarakat, hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam menetapkan hukum.
Al-Yaqinu La Yazulu bi Syak:
Prinsip ini mengatakan bahwa keyakinan tidak bisa dihilangkan oleh
keraguan. Artinya, jika seseorang memiliki keyakinan terhadap suatu hal,
keraguan atau kecurigaan terhadap keyakinan tersebut tidak mengubah status
hukumnya.
4. Al-Mashaka Tujib At-Taysir:
Prinsip ini menyatakan bahwa kesulitan membawa kemudahan. Jika
seseorang mengalami kesulitan dalam menjalankan aturan tertentu, aturan
tersebut dapat dikurangi atau dikecualikan demi memberikan kemudahan.
Al-Adatu Muhaqqama:
Prinsip ini mengatakan bahwa kebiasaan adalah faktor yang berpengaruh
dalam penetapan hukum. Jika suatu perbuatan sudah menjadi kebiasaan yang
diterima di masyarakat, maka hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam
penetapan hukum.
Al-Maslaha Mursalah:
Prinsip ini menyatakan bahwa kemaslahatan (kepentingan umum) dapat
menjadi dasar hukum jika tidak ada ketentuan hukum yang spesifik
mengenai suatu masalah. Kemaslahatan umum dapat dijadikan alasan untuk
menetapkan hukum.
5. Al-Tarjih Fi al-Fiqh:
Prinsip ini berkaitan dengan memberikan prioritas atau penekanan pada
satu hukum atas hukum lainnya ketika terdapat konflik atau perbedaan
antara hukum-hukum yang berbeda.
Setiap prinsip Al-Qawaid Al-Fiqhiyah ini memiliki perannya masing-masing
dalam membantu para ahli fiqh dalam memahami, menafsirkan, dan
menerapkan hukum Islam terutama dalam situasi-situasi yang tidak langsung
tercakup dalam teks-teks utama Islam seperti Al-Quran dan Hadis.
6. PERBEDAAN AL-QAWAID
AL- USHULIYAH DAN AL-FIQHIYAH
Al-Qawaid Al-Ushuliyah dan Al-Qawaid Al-Fiqhiyah adalah dua konsep yang berbeda
dalam konteks hukum Islam:
Al-Qawaid Al-Ushuliyah:
Al-Qawaid Al-Ushuliyah merujuk pada prinsip-prinsip dasar atau asas-asas dalam
ilmu ushul fiqh, yaitu cabang ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dasar yang
digunakan untuk mengekstraksi hukum dari sumber-sumber hukum Islam (Al-Quran,
Hadis, Ijma', Qiyas, dll.).
Prinsip-prinsip dalam Al-Qawaid Al-Ushuliyah membahas metode penarikan hukum-
hukum dari sumber-sumber utama Islam. Contohnya, prinsip-prinsip seperti
keabsahan nash (teks hukum), hubungan sebab-akibat dalam hukum, prinsip
sunnatullah (sunnah Allah), dan sebagainya.
Fokus utama dari Al-Qawaid Al-Ushuliyah adalah pada pengetahuan teoritis yang
mendasari proses penarikan hukum-hukum Islam dari sumber-sumbernya. Ini
membantu dalam menetapkan prinsip-prinsip yang menjadi landasan dalam
menafsirkan dan mengaplikasikan hukum Islam.
7. Al-Qawaid Al-Fiqhiyah:
Al-Qawaid Al-Fiqhiyah merujuk pada prinsip-prinsip atau aturan-aturan hukum
yang digunakan oleh para ahli fiqh (fuqaha) untuk menyelesaikan masalah-
masalah hukum yang spesifik dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip Al-Qawaid Al-Fiqhiyah membantu dalam menentukan hukum-
hukum spesifik untuk situasi-situasi yang tidak diatur secara langsung oleh
sumber-sumber hukum utama, seperti Al-Quran dan Hadis.
Fokus utama Al-Qawaid Al-Fiqhiyah adalah pada penerapan hukum-hukum
Islam dalam konteks praktis, seperti kasus-kasus spesifik dalam kehidupan
sehari-hari.
Jadi, perbedaan utama antara keduanya terletak pada pendekatan dan fokusnya:
Al-Qawaid Al-Ushuliyah lebih pada prinsip-prinsip teoritis yang mendasari
proses penarikan hukum dari sumber-sumber utama Islam, sementara Al-
Qawaid Al-Fiqhiyah lebih pada prinsip-prinsip hukum yang diterapkan dalam
kasus-kasus spesifik untuk menyelesaikan masalah-masalah hukum praktis.