Lembaga keuangan syariah pertama kali dibentuk pada masa Nabi Muhammad SAW dengan pendirian Baitul Maal untuk mengelola pendapatan dan belanja negara secara transparan. Pada masa kekhalifahan, lembaga ini dikembangkan lebih lanjut di bawah pemerintahan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Lembaga keuangan syariah modern pertama kali didirikan pada tahun 1963 di Mit Gham
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 1 SAMPAI DENGAN 7 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REGU...nishannisa
Tugas Perbankan Syariah - Universitas Mercubuana Reguler 2 Kelas A71324EL
Nama Dosen : Shinta Melzatia, SE. M.Ak.
Nama Kelompok :
Annisa Fitri – 43216120254
Fidiyanti Puja Laselma - 43216120226
Reupload
TUGAS PERBANKAN SYARIAH RAPEM 1 SAMPAI DENGAN 7 - UNIVERSITAS MERCUBUANA REGU...nishannisa
Tugas Perbankan Syariah - Universitas Mercubuana Reguler 2 Kelas A71324EL
Nama Dosen : Shinta Melzatia, SE. M.Ak.
Nama Kelompok :
Annisa Fitri – 43216120254
Fidiyanti Puja Laselma - 43216120226
Reupload
Tugas kelompok Perbankan Syariah Bernabas Ensi Dan Agustinus Marliana
1. TUGAS KELOMPOK
1. BERNABAS ENSI 43216120173
2. AGUSTINUS MARLIANA 43216120223
MATA KULIAH
PERBANKAN SYARIAH
DOSEN
SHINTA MELZATIA, SE.M.Ak.
2. TATAP MUKA KE – 1 ( RAA BAB 2 )
KONSEP DAN PERKEMBANGAN
TRANSAKSI/LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SOAL – SOAL LATIHAN
1. Jelaskan kaitan Alquran dengan keberadaan lembaga keuangan syariah
Kaitan Al Quran dengan keberadaan lembaga keuangan syariah adalah lembaga
keuangan syariah tidak menggunakan sistem atau prinsip riba didalam Al Quran yaitu
bunga. Lembaga Keuangan Syariah dalam setiap transaksi tidak mengenal bunga,
baik dalam menghimpun tabungan investasi masyarakat ataupun dalam pembiayaan
bagi dunia usaha yang membutuhkannya. Menurut Dr. M. Umer Chapra ,
penghapusan bunga akan menghilangkan sumber ketidakadilan antara penyedia dana
dan pengusaha. Keuntungan total pada modal akan dibagi di antara kedua pihak
menurut keadilan. Pihak penyedia dana tidak akan dijamin dengan laju keuntungan di
depan meskipun bisnis itu ternyata tidak menguntungkan.
2. Jelaskan perkembangan lembaga keuangan syariah yang terdapat pada Nabi
Muhammad SAW
Berikut ini penjelasan tentang perkembangan lembaga keuangan syariah yang terdapat
pada masa Nabi Muhammad SAW. Sebelum Muhammad diangkat sebagai rasul,
dalam masyarakat jahiliyah sudah terdapat sebuah lembaga politik semacam dewan
perwakilan rakyat untuk ukuran masa itu yang disebut Daarun Nadwah. Di dalamnya
para tokoh Makkah berkumpul dan bermusyawarah untuk menentukan suatu
keputusan. Ketika dilantik sebagai rasul, mereka mengadakan semacam lembaga
tandingan untuk itu, yaitu Daarul Arqam. Perkembangan lembaga ini terkendala
karena banyaknya tantangan dan rintangan, sampai akhirnya Rasulullah memutuskan
untuk hijrah ke Madinah.
Ketika beliau hijrah ke Madinah, maka yang pertama kali didirikan Rasulullah adalah
masjid (Quba), yang bukan saja merupakan tempat beribadah, tetapi juga sentral
kegiatan kaum muslimin. Kemudian beliau masuk Madinah dan membentuk
”lembaga” persatuan di antara para sahabatnya, yaitu persaudaraan antara Muhajirin
dan kaum Anshar. Hal ini diikuti dengan pembangunan masjid lain yang lebih besar
(masjid Nabawi), yang kemudian menjadi sentral pemerintah untuk selanjutnya.
3. Pendirian ”lembaga” dilanjutkan dengan penertiban pasar. Rasulullah diriwayatkan
menolak membentuk pasar baru yang khusus untuk kaum muslimin, karena pasar
merupakan sesuatu yang alamiah dan harus berjalan dengan sunnatullah. Demikian
halnya, dalam penentuan harga. Akan halnya mata uang tidak ada satu pun bukti
sejarah yang menunjukkan bahwa Nabi menciptakan mata uang sendiri.
a. Pendirian Baitul Maal
Sesuatu yang revolusioner yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi
Wa Salamadalah pembentukan lembaga penyimpanan yang
disebut Baitul Maal. Apa yang dilaksanakan Rasul itu merupakan proses
penerimaan pendapatan (revenue collection) dan pembelanjaan (expenditure)
yang transparan yang bertujuan apa yang disebut sekarang ini sebagai welfare
oriented. Ini sangat asing pada waktu itu, karena umumnya pajak-pajak yang
dikumpulkan oleh para penguasa di kerajaan-kerajaan tetangga sekitar jazirah
Arabia seperti Romawi dan Persia umumnya dikumpulkan oleh seorang
menteri dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan kaisar dan raja.
Kalaupun lembaga BaitulMaal yang menurut pada orientalis bukan sesuatu
yang baru, maka proses siklus dana masyarakat (zakat, wakaf, ushr dan
sebagainya) yang dinamis dan berputar dengan cepat merupakan preseden
yang sama sekali baru.
Sebagian berpendapat bahwa Baitul Maal serupa dengan bank sentral seperti
yang ada sekarang walaupun tentunya lebih sederhana karena berbagai
keterbatasan pada waktu itu. Untuk sebagian yang lain, Baitul Maal berfungsi
seperti Menteri Keuangan atau Bendahara Negara masa kini, karena fungsinya
yang aktif dalam menyeimbangkan antara pendapatan dan belanja negara,
bukan hanya berfokus kepada pengaturan suplai dan moneter. Tetapi seiring
dengan keperluan zaman kedua fungsi ini kemudian dilaksanakan.
b. Wilayatul Hisbah
Konsep yang sama sekali baru adalah sistem pengawasan atau kontrol oleh
negara yang pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam dipegang
sendiri oleh beliau. Ini sejalan dengan apa yang pada zaman modern disebut
“enfocement agency”. Beberapa waktu kemudian konsep pengawasan ini
terkenal dengan sebutan “Wilayatul Hisbah”.Konsep ini merupakan preseden
baru, mengingat pada zaman itu dimensi pengontrolan di kerajaan sekitar Laut
Tengah tidak ada sama sekali. Raja-raja dan penguasa lokal seenaknya
4. mengenakan upeti dari rakyat dan mempermainkan harga di pasar agar
komoditas yang mereka miliki mahal harganya, sedangkan barang-barang
yang diperlukan jatuh harganya.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah menegur seseorang yang menjual
kurmanya dengan harga yang berbeda di pasar. Juga diriwayatkan bahwa
Rasulullah menolak permintaan para sahabatnya agar menentukan harga yang
layak bagi kaum muslimin karena harga-harga yang ada di pasar terlalu
tinggi.Pilar infranstruktur yang satu ini barangkali yang terpenting menurut
prespektif ekonomi dari sekian pilar yang ada, karena ini merupakan bingkai
(framework) bagi aktivitas ekonomi dan mualamat. Dengan kata lain, aktivitas
muamalat pada zaman itu tidak akan berhasil tanpa “law and order”.
c. Pembangunan Etika Bisnis
Rasulullah tidak saja meletakkan dasar tradisi penciptaan suatu lembaga,
tetapi juga membangun sumber daya manusia dan akhlak (etika) lembaga
sebagai pendukung dan prasyarat dari lembaga itu sendiri.
Kelembagaan “pasar”, misalnya, tidak akan berjalan dengan baik tanpa akhlak
dan etika yang diterapkan.
Larangan Riba dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits, Islam melarang mengambil
riba apa pun jenisnya. Islam melarang mengambil Riba sekecil apa pun
nilainya.
Hal-hal Yang Harus dihindari dalam Islamic Financial Institution:
Maisir, adalah praktek spekulasi/gambling/judi untuk mendapatkan
keuntungan.
Gharar, adalah transaksi yang mengandung tipuan dari salah satu
pihak sehingga pihak yang lain dirugikan.
Bathil, adalah terjadinya transaksi yang disertai kerusakan dari barang
yang diperdagangkan sehingga kesepakatan menjadi batal.
d. Penghapusan Riba
Walaupun basic infrastructure telah barhasil dibangun, namun kondisi
Madinah masih belum lagi kondusif untuk pembangunan sektor ekonomi,
terutama public economics.Keberadaan para yahudi dengan praktik ribanya
membuat penduduk Madianah resah, kerana sering kali perbuatan mereka itu
mencekik leher. Untuk Rasulullah sendiri praktik ini sudah beliau ketahui
5. sejak masih berada di Mekkah, karena ayat-ayat yang turun di Mekkah ada
yang menceritakan praktik kotor orang Yahudi tersebut.
e. Monopoli
Merupakan kejahatan pasar yang tidak pernah dimanfaatkan oleh siapapun. Ini
sudah dilarang oleh Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam sejak abad 14 yang lalu.
Demikian pula sebaliknya, yang monopsoni. Kedua hal ini bertentangan
dengan kebijakan ekonomi muamalah gaya Rasulullah yang mementingkan
keadilan.
Dasar Hukum
“Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas
mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan
bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka
telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan
jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang pedih. An-Nissaa‟ (4 : 160-161)
Opini umum menganggap bahwa dengan melakukan peminjaman uang kepada
orang lain dan menetapkan riba pada pinjaman itu maka pinjaman itu akan
tumbuh.
Tapi opini ini dijawab langsung oleh Al-Qur‟an, bahwa itu tidak betul. Firman
AllahShubhannahu Wa Ta‟alaa dalam Al Qur‟an dalam Surah ar-Ruum (30 :
39) menyebutkan:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada
harta manusia. Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang
melipatgandakan (pahalanya)”.
Namun teguran Al-Qur‟an ini tidak dihiraukan oleh beberapa orang sahabat
yang terlanjur terlibat dengan praktik itu. Lalu datang teguran berikutnya, agar
dalam memberikan pinjaman dengan menetapkan riba yang berlipat ganda.
Dengan teguran yang kedua ini banyak para sahabat yang meninggalkan riba.
Hanya orang Yahudi saja yang tetap melakukan praktik itu dengan dalih
bahwa tidak ada bedanya antara jual beli dengan riba, sebab keduanya sama-
sama merupakan praktik mencari margin dari modal yang diputarkan.
6. Sementara para sahabat yang telah meninggalkan riba telah bertaubat sebelum
sempat mengatakan agar mereka hanya mengambil modalnya saja.
Penghapusan riba ini terbukti berhasil menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk tumbuhya ekonomi secara cepat. Jika pada masa hijrah,
Madinah merupakan kota yang miskin, tetapi ketika Nabi meningggal,
Madinah merupakan kota baru yang tumbuh dan berkembang menghidupi
daerah-daerah sekitarnya.
Prinsip-prinsip yang dianut Dalam Bisnis Islam Secara Umum:
Keadilan
Dalam setiap kebijakan ekonomi Nabi mementingkan keadilan yang
bukan saja berlaku untuk kaum Muslimin, tetapi juga berlaku untuk
kaum kaum lainnya sekitar Madinah. Terbukti ketika diminta untuk
menetapkan harga, Rasulullah marah dan menolaknya. Ini
membuktikan bahwa Nabi Shalallahu Alaihi Wa Salam menyerahkan
penetapan harga itu pada kekuatan pasar yang alami (bukan karena
monopoli atau proteksi). Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan
atas dasar bagi hasil dan pengembilan margin keuntungan yang
disepakati bersama antara Bank dengan Nasabah.
Transparansi
Dalam mengelolan usaha, perbankan syariah diwajibkan
mengumumkan hasil usaha secara terbuka kepada para Shahibul
mal atau pemilik dana setiap bulannya.
Responsibilitas
Apabila terjadi kerugian usaha yang sedang dikerjakan bersama, maka
para pihak harus bersedia menanggung kerugian tersebut
sesuai share masing-masing.
Accountabilitas
Adanya tuntunan bahwa setiap transaksi yang mengakibatkan utang
piutang hendaknya dilakukan pencatatan agar tidak mengakibatkan
kesalahan.
Kemandirian
Adalah mendorong kegiatan investasi pada sektor riil dan mencegah
terjadinya simpanan yang tidak produktif melalui prinsip bagi hasil
serta memperluas kesempatan kerja.
7. 3. Jelaskan perkembangan lembaga keuangan syariah yang terdapat pada masa
kekhalifahan
Pada masa kekhalifahan, sistem lembaga keuangan syariah yang diterapkan
Rasulullah SAW ini tetap diikuti oleh Abu Bakr Shiddiq. Ada beberapa langkah-
langkah yang dilakukan Abu Bakar dalam mengembangkan ekonomi sebagai sumber
keuangan negara pada saat itu, antara lain akurat terhadap perhitungan zakat dan
melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau membayar zakat dan
pajak.Pada pemerintahan Khalifah selanjutnya, Umar bin Khattab menambahkan
fungsi lembaga keuangan Baitu Mal yang pada masa Rrasulullah dan Abu Bakar
hanya mengurusi masalah pendapatan negara primer dan sekunder, menjadi sebagai
lembaga keuangan yang mengatur aliran arus kas negara dan menggaji para tentara
Islam, lalu Baitul Mal diubah namanya menjadi Al-Diwan. Selain itu Umar bin
Khattab membangun beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan perdagangan. Di
masa Utsman bin Affan, Islam berhasil menguasai kewilayah Armenia, Tunisia,
Rhodes dan sebagian wilayah Persia. Seiring dengan semakin luasnya wilayah
kekuasaan Islam Utsman bin Affan membentuk lembaga keamanan guna menjami
stabilitas keamanan didaerah perekonomian. Ali bin Thalib membuat kebijakan untuk
menarik semua dana yang diberikan oleh Utsman bin Affan kepada para Pejabat, dan
melakukan pengawasan ketat terhadapa lembaga keuangan saat itu, serta meneruskan
kebijakan-kebijakan yang telah dicanangkan pada masa Umar.
4. Jelaskan sejarah pendirian lembaga keuangan syariah modern pertama kali dan
pengaruhnya terhadap dunia Internasional
Berikut ini penjelasan sejarah pendirian lembaga keuangan syariah modern pertama
kali dan pengaruhnya terhadap dunia internasional yaitu setelah mengenyam
kemerdekaan, ada sejumlah negara yang mayoritas berpenduduk muslim yang
mendirikan lembaga keuangan alternatif yang bebas dari riba. Tujuan utama dari
pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika Islam adalah sebagai upaya kaum
muslimin untuk rnendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-
Qulr‟an dan sunnah. Ide untuk mendirikan lembaga keuangan ini tersemai berkat
gerakan kebangkitan Islam Modern: Neo-revivalis (fundamentalis) dan Modernis.
Usaha modern pertama kali untuk mendirikan bank tanpa bunga dilakukan di
Malaysia pada pertengahan tahun l940-an, akan tetapi usaha ini gagal. Eksperimen
lain dilakukan di Pakistan pada akhir tahun 1950-an, di mana suatu lembaga
perkreditan tanpa bunga didirikah di pedesaan negara itu. Desember 1970, Mesir
8. mengajukan proposal untuk mendirikan bank Islam. Proposal yang disebut Studi
tentang Pendirian Bank Islam Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan
(International Islamic Bank for Trade and Development) dan proposal pendirian
Federasi BankIslam, dikaji oleh para ahli dari delapan negara Islam. Inti dari proposal
itu, mengusulkan sistem keuangan yang berdasarkan bunga harus diganti dengan
sistem kerja sama dengan skema bagi hasil keuntungan maupun kerugian. Proposal
itu diterima dan sidang menyetujui rencana mendirikan Bank Islam Internasional dan
Federasi Bank Islam. Dan isi proposal itu antara lain mengusulkan:
Mengatur transaksi komersial antarnegara Islam
Mengatur institusi pembangunan dan investasi
Merumuskan masalah transfer, kliring, serta settlement antarbank sentral di
negara Islam sebagai langkah awal menuju terbentuknya sistem ekonomi
Islam yang terpadu.
Membantu mendirikan institusi sejenis bank sentral Islam di negara Islam.
Mendukung upaya-upaya bank sentral di negara Islam dalam hal pelaksanaan
kebijakan-kebijakan yang sejalan dengan kerangka kerja Islam.
Mengatur administrasi dan mendayagunakan dana zakat.
Mengatur kelebihan likuiditas bank-bank sentral.
Selain itu juga diusulkan untuk membentuk Badan Investasi dan Pembangunan
negara-negara Islam, yang berfungsi sebagai berikut:
Mengatur investasi modal Islam.
Menyeimbangkan antara investasi dan pembangunan di negara Islam.
Memilih lahan/sektor yang cocok untuk investasi dan mengatur penelitiannya.
Memberi saran dan bantuan teknis bagi proyek-proyek yang dirancang untuk
investasi regional di negara-negara Islam.
5. Jelaskan peran lembaga-lembaga internasional seperti Islamic Development Bank
(IDB), Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution
(AAOIFI), Islamic Financial Services Board (IFSB), dan International Islamic
Financial Market (IIFM) dalam pengembangan lembaga keuangan syariah di dunia
secara umum dan di Indonesia secara khusus.
Berikut ini penjelasan mengenai peran lembaga-lembaga internasionaldalam
pengembangan lembaga keuangan syariah di dunia secara umumdan di indonesia
secara khusus.Berbicara mengenai lahirnya IDB maka tidak dapat dilepaskan dari
9. organisasi induknya yaitu Organisasi Konferensi Islam. Kemunculan OKI memang
dilatarbelakangi oleh konflik Timur Tengah yaitu masalah Israel dan Palestina.
Namun belakangan keberadaan OKI tidak lagi sekedar dikaitkan dengan upaya
pembebasan rakyat Palestina dari cengkeraman Israel. Lebih dari itu, kiprah OKI
dengan segenap kelembagaan dan potensi yang dimilikinya termasuk IDB telah dapat
memainkan peran yang lebih luas, yakni mencakup berbagai persoalan yang dihadapi
dunia Islam dibidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kebudayaan, dan
sebagainya. Dalam konteks ekonomi, IDB merupakan representasi aktifitas ekonomi
negara-negara muslim yang notabene anggota OKI.Islamic Development Bank (IDB)
atau Bank Pembangunan Islami, merupakan lembaga keuangan multilateral yang
didirikan pada tahun 1975 (1392 H) oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk
meningkatkan kualitas kehidupan social ekonomi negara anggota dan masyarakat
muslim dinegara bukan anggota berlandaskan prinsip-prinsip Islami/ Syariah.
Kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Islamic Depelopment Bank (IDB)
Negara Indonesia merupakan salah satu negara pendiri Islamic Development Bank.
Kerjasama yang dilakukan antara pemerintah Indonesia dengan IDB telah dilakukan
sejak tahun 1978 / 1398 H. Sharing Indonesia terhadap total modal IDB sebesar 2,32
persen. Porsi ini menempatkan Indonesia dalam 10 besar negara penyetor modal IDB.
Saat ini Indonesia menjadi salah satu anggota Board Executive Director (BED) di
IDB. Indonesia selalu ikut aktif berperan dalam aktivitas IDB, baik dalam hal
memberikan dukungan moral, financial, maupun yang berkaitan dengan peningkatan
sumber daya manusia. Dukungan moral, antara lain terhadap masuknya beberapa
negara menjadi anggota baru IDB, bantuan pendanaan pada negara Palestina, dan
negara anggota lain khususnya di kawasan Afrika yang mengalami bencana alam,
serta bantuan pembangunan daerah Mindanau, Philippina Selatan. Dukungan
financial, antara lain kontribusi Indonesia ke dalam modal IDB (ordinary capital
resources), kontribusi Indonesia ke dalam modal Export Financing Scheme (EFS)-
IDB, dan penyertaan Indonesia ke dalam modal The Islamic Corporation for the
Insurance of Investment and Export Credit(ICIIEC). Dukungan yang berkaitan
dengan peningkatan sumber daya manusia dapat dilihat dari adanya dukungan
terhadap penempatan national agency di Indonesia yang dibutuhkan oleh IDB sebagai
channeling, line atau executing agent IDB di Indonesia. Tujuan penempatan national
agency tersebut adalah untuk memperlancar operasional IDB dalam hubungan
10. bilateral, korespondensi, komunikasi, pertukaran data dan informasi, pencairan dana
dan pembayaran kembali.
6. Sebutkan berbagai jenis lembaga keuangan syariah yang terdapat di Indonesia dan
jelaskan karakteristiknya masing-masing
Lembaga- lembaga keuangan syariah yang terdapat di Indonesia
a. Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, dan Unit Usaha
Syariah Bank Konvensional
b. Baitulmal wat Tamwil (Koperasi Syariah)
c. Asuransi Syariah
d. Pasar Modal Syariah
e. Reksa Dana Syariah
f. Ar Rahnu (Pegadaian Syariah)
g. Lembaga Amil Zakat dan Badan Amil Zakat
Karakteristik sebuah Lembaga Keuangan Syariah dapat dilihat dari hal-hal sebagai
berikut:
a. Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah harus
sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah;
b. Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana, dan Lembaga
Keuangan Syariah sebagai intermediary institution (lembaga perantara),
berdasarkan kemitraan, bukan hubungan debitur-kreditur;
c. Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya berdasarkan profit orianted,
tetapi juga falah orianted, yakni kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di
akhirat;
d. Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariah berdasarkan prinsip
kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna transaksi komersial,
dan pinjam-meminjam (qardh/ kredit) guna transaksi sosial;
e. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan tidak
menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syiar Islam.
7. Identifikasilah kaitan kerja sama yang mungkin dilakukan oleh bank syariah dengan
lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya
Kerja sama yang mungkin dilakukan oleh bank syariah dengan lembaga-lembaga
keuangan syariah lainnya ialah Bank Indonesia (BI) mendorong bank-bank syariah
melakukan kerja sama atau program linkage dengan lembaga keuangan mikro syariah
seperti Baitul Maal wa Tamwiil (BMT) dan koperasi jasa keuangan
11. syariah.Kepentingan membangun kerja sama antara bank syariah dengan lembaga
keuangan mikro syariah bersifat mutual benefit atau timbal balik dan bertujuan
mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Untuk mendukung
kemitraan ini, BI sejak 2011 melakukan pemetaan BMT dan koperasi syariah,
mengidentifikasi kunci sukses dan bentuk pola kemitraan terbaik antara bank syariah
dengan lembaga keuangan mikro syariah. Urgensi keberadaan industri keuangan
mikro bagi sektor usaha mikro-kecil nasional disadari betul pemerintah. Banyak
upaya penguatan industri keuangan mikro yang telah dan terus dilakukan.Antara lain
adalah penguatan landasan hukum keuangan mikro dengan penerbitan UU No 17
tahun 2012 tentang Perkoperasian dan UU No 1 tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro.Dua UU ini diharapkan dapat mendorong industri keuangan mikro
yang di dalamnya terdapat berbagai bentuk lembaga keuangan dalam memberikan
pelayanan bagi usaha mikro-kecil.
Pada sisi lain, kepastian hukum bagi lembaga keuangan sektor mikro-kecil akan
memudahkan lembaga dalam melakukan kerja sama dengan institusi lain seperti
melakukan kemitraan dengan bank syariah.Halim mengatakan kedua UU tersebut
memberikan banyak tugas bagi otoritas dan stakeholders perkoperasian dan keuangan
mikro untuk dilaksanakan. Selain itu, terdapat sejumlah isu seperti pemilahan
kewenangan dan tanggung jawab lembaga-lembaga pemerintah dalam pembinaan,
pengaturan dan pengawasan lembaga keuangan mikro. Khusus bagi lembaga
keuangan mikro syariah dengan format BMT, terdapat isu penting mengenai kejelasan
posisi BMT dalam kedua UU tersebut. BMT secara eksplisit tertulis sebagai lembaga
keuangan mikro yang akan diawasi OJK dalam UU LKM.Namun pada realitasnya
banyak BMT beroperasi dengan badan hukum koperasi juga menjadi objek yang
diatur UU Perkoperasian dengan mengelompokan lembaga tersebut sebagai Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) berdasarkan prinsip ekonomi syariah.BI berharap ke depannya
lembaga keuangan mikro syariah dapat meningkatkan kemitraan dan aliansi strategis
dengan lembaga keuangan syariah lainnya, termasuk bank syariah sehingga mampu
melayani sektor usaha mikro-kecil secara maksimal.
8. Jelaskan peran institusi-institusi seperti BI, Departemen keuangan, MUI, dan IAI
terhadap pengembangan industry perbankan syariah
Peran institusi terhadap pengembangan industri perbankan Syariah. Pemerintah adalah
organ yang sangat dominan dalam sebuah negara. Selain memiliki hak, pemerintah
juga memliki fungsi. Salah satu fungsi pemerintah yaitu fungsi regulasi
12. atau pembuat kebijakan. Kebijakan tersebut dimaksudkan agar negara mampu meraih
tujuan. Kebijakan tersebut juga termasuk kebijakan dalam perbankan syariah.
Meskipun saat ini perbankan syariah di Indonesia dikembangkan dalam kerangka
sistem perbankan ganda dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API), masa depan
perbankan syariah harus diperhitungkan. Pengembangan sistem perbankan ganda
membuktikan bahwa stabilitas dan pertumbuhan dapat selaras dan sejalan dalam
memperkokoh ketahanan perbankan nasional. Kombinasi sistem ini memungkinkan
mendorong sejumlah sudut pasar perbankan yang belum tergarap seluruhnya. Di lain
pihak, ini menjadi alternatif bagi masyarakat negara muslim terbesar di dunia untuk
memilih jasa keuangan mana yang terbaik menurut mereka. Terbukanya pasar
alternatif membuka peluang kompetisi yang lebih besar. Sejumlah bank internasional
pun mulai membuka lini syariah dan turut berkompetisi untuk menggarap pasar ini.
9. Dengan melihat data perbankan syariah yang dikeluarkan oleh BI, simpulkanlah
perkembangan bank syariah di Indonesia dan prospeknya dalam sepuluh tahun ke
depan
Perkembangan bank syariah di indonesia dan prospeknya dalam sepuluh tahun ke
depan. Selaku regulator, Bank Indonesia memberikan perhatian yang serius dan
bersungguhsungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat
ini dilandasi oleh keyakinan bahwa perbankan syariah akan membawa „maslahat‟
bagi peningkatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pertama, bank
syariah lebih dekat dengan sektor riil karena produk yang ditawarkan, khususnya
dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying transaksi di sektor riil
sehingga dampaknya lebih nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua,
tidak terdapat produk-produk yang bersifat spekulatif (gharar) sehingga mempunyai
daya tahan yang kuat dan teruji ketangguhannya dari direct hit krisis keuangan global.
Secara makro, perbankan syariah dapat memberikan daya dukung terhadap
terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional. Ketiga, sistem bagi
hasil (profit-loss sharing) yang menjadi ruh perbankan syariah akan membawa
manfaat yang lebih adil bagi semua pihak, baik bagi pemilik dana selaku deposan,
pengusaha selaku debitur maupun pihak bank selaku pengelola dana. Sampai dengan
bulan Februari 2012, industri perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak
11 Bank Umum Syariah (BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 155 BPRS,
dengan total jaringan kantor mencapai 2.380 kantor yang tersebar di hampir seluruh
13. penjuru nusantara (Tabel 2). Total aset perbankan syariah mencapai Rp149,3 triliun
(BUS & UUS Rp145,6 triliun dan BPRS Rp3,7 triliun) atau tumbuh sebesar 51,1%
(yoy) dari posisi tahun sebelumnya. Industri perbankan syariah mampu menunjukkan
akselerasi pertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata sebesar 40,2% pertahun dalam
lima tahun terakhir (2007-2011), sementara rata-rata pertumbuhan perbankan nasional
hanya sebesar 16,7% pertahun. Oleh karena itu, industri perbankan syariah dijuluki
sebagai „the fastest growing industry‟. Akselerasi pertumbuhan perbankan syariah
yang jauh lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional berhasil meningkatkan
porsi perbankan syariah dalam perbankan nasional menjadi 4,0%. Jika tren
pertumbuhan yang tinggi industri perbankan syariah tersebut dapat dipertahankan,
maka porsi perbankan syariah diperkirakan dapat mencapai 15%-20% dalam kurun
waktu 10 tahun ke depan.
10. Identifikasilah permasalahan yang dihadapi oleh industry perbankan syariah
Indonesia pada saat ini
Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah Di tengah perkembangan industri
perbankan syariah yang pesat tersebut, perlu disadari masih adanya beberapa
tantangan yang harus diselesaikan agar perbankan syariah dapat meningkatkan
kualitas pertumbuhannya dan mempertahankan akselerasinya secara
berkesinambungan. Tantangan yang harus diselesaikan dalam jangka pendek
(immediate) antara lain:
a. Pemenuhan gap sumber daya insani (SDI), baik secara kuantitas maupun kualitas.
Ekspansi perbankan syariah yang tinggi ternyata tidak diikuti oleh penyediaan SDI
secara memadai sehingga secara akumulasi diperkirakan menimbulkan gap
mencapai 20.000 orang. Hal ini dikarenakan masih sedikitnya lembaga pendidikan
(khususnya perguruan tinggi) yang membuka program studi keuangan syariah.
Selain itu, kurikulum pendidikan maupun materi pelatihan di bidang keuangan
syariah juga belum terstandarisasi dengan baik untuk mempertahankan kualitas
lulusannya. Untuk itu perlu dukungan kalangan akademis termasuk Kementrian
Pendidikan untuk mendorong pembukaan program studi keuangan syariah. Industri
perbankan syariah secara bersama-sama juga dapat melakukan penelitian untuk
mengidentifikasi jenis keahlian yang dibutuhkan sehingga dapat dilakukan „link
and match‟ dengan dunia pendidikan.
14. b. Inovasi pengembangan produk dan layanan perbankan syariah yang kompetitif dan
berbasis kekhususan kebutuhan masyarakat. Kompetisi di industri perbankan sudah
sangat ketat sehingga bank syariah tidak dapat lagi sekedar mengandalkan produk-
produk standar untuk menarik nasabah. Pengembangan produk dan layanan
perbankan syariah tidak boleh hanya sekedar „mengimitasi‟ produk perbankan
konvensional. Bank syariah harus berinovasi untuk menciptakan produk dan
layanan yang mengedepankan uniqueness dari prinsip syariah dan kebutuhan nyata
dari masyarakat. Namun disadari bahwa lifecycle dari suatu inovasi produk dan
layanan perbankan syariah sangat pendek karena dengan mudah dan segera dapat
ditiru oleh bank-bank lainnya sehingga mengurangi minat bank untuk berinovasi.
Untuk itu, perlu dibentuk semacam working group yang beranggotakan praktisi
perbankan syariah untuk memikirkan secara bersama-sama inovasi produk yang
dapat dikembangkan. Mekanisme lain yang dapat diambil untuk mendorong
inovasi produk dan layanan adalah memberikan patent selama beberapa tahun agar
tidak ditiru oleh bank yang lain.
c. Kelangsungan program sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Kegiatan untuk
menggugah ketertarikan dan minat masyarakat untuk memanfaatkan produk dan
layanan perbankan syariah harus terus dilakukan. Namun disadari bahwa kegiatan
ini merupakan cost center bagi bank syariah. Selama ini kegiatan sosialisasi dan
edukasi perbankan syariah didukung oleh Bank Indonesia melalui program „iB
Campaign‟ baik melalui media masa (iklan layanan masyarakat), syariah expo,
penyelenggaraan workshop/seminar, dsb. Peran Bank Indonesia dalam hal ini akan
berkurang seiring dengan pengalihan kewenangan pengaturan dan pengawasan
sektor perbankan (termasuk perbankan syariah) kepada Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). Untuk itu, industri perbankan syariah perlu meningkatkan „kemandirian‟,
baik dalam hal formulasi program maupun pembiayaannya sehingga program „iB
Campaign‟ dapat terus berlangsung secara berkelanjutan.
11. Jelaskan peran Indonesia dalam pengembangan bank syariah di tingkat Internasional
Indonesia mempunyai peran dalam pengembangan bank syariah di tingkat
internasional. Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar untuk
menjaditrendsetter keuangan syariah dunia, halini terlihat dari sejumlah bank sentral
negara lain meminta BI memberi training, sepertinegara Bangladesh dan Tanzania.
15. 12. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang boleh dikembangkan oleh masyarakat
Muslim hanyalah Baitul Maal
Kami menolak pendapat bahwa yang boleh dikembangkan oleh masyarakat Muslim
hanyalah Baitul Maal sebagaimana yang dikembangkan nabi dan para khalifah
pemerintahan Islam, karena dasar pemikiran terbentuknya Bank Islam bersumber dari
adanya larangan Riba dalam Al Qur‟an dan Hadits.
Q.S : Al Baqoroh : 275
“ Orang-orang yang memakan riba itu tidak akan berdiri melainkan seperti berdirinya
orang-orang yang dirasuk setan dengan terhuyung-huyung karena
sentuhannya,………”
Q.S : An Nisa : 161
“ Dan mereka memakan riba, padahal telah dilarang dan karena mereka telah
memakan harta manusia dengan cara yang tidak betul, Kami telah sediakan bagi
orang-orang kafir itu siksaan yang pedih.
Selain berdasarkan Al Qur‟an dan Hadis, berdirinya Bank Islam juga didasari oleh
kenyataan – kenyataan sebagai berikut :
a. Praktek sistem bunga dan akibatnya
b. Penerapan sistem bunga membawa akibat negatif, antara lain masyarakat
sebagai nasabah menghadapi ketidakpastian dan semakin memberatkan
nasabah karena dengan penetapan persentase jumlah bunga akan berlipat
ganda jika nasabah tidak mampu membayar setelah jatuh tempo.
c. Mengakibatkan Eksploitasi oleh orang kaya terhadap orang miskin.
d. Sistem Perbankan yang ada sekarang memiliki kecenderungan terjadinya
konsentrasi kekuatan ekonomi ditangan kelompok elite.
e. Sistem perbankan yang menerapkan bunga menimbulkan laju inflasi yang
semakin tinggi
f. Sistem perbankan yang menerapkan bunga sekarang dirasakan kurang
berhasil dalam membantu mengurangi kemiskinan dan pemerataan
pendapatan baik tingkat nasional ataupun internasional.
Dengan beroperasinya Perbankan Syariah diharapkan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap terwujudnya suatu sistem ekonomi yang islam.Didirikannya bank
Islam dilatarbelakangi oleh keinginan umat Islam untuk memperoleh kesejahteraan
lahirdan batin melalui kegiatan muamalah yang sesuai dengan perintah agamanya juga
16. keinginan umat Islam untuk mempunyai alternatif pilihan dalam mempergunakan
jasa-jasa perbankan yang dirasakannya lebih sesuai.
Prinsip Pokok Bank Syariah sebagai berikut:
a. Pelarangan riba dalam segala bentuknya
b. Pelarangan transaksi yang diharamkan
c. Pelarangan transaksi yang mengandung unsur ghoror dan maisir
d. Pelarangan transaksi yang mengakibatkan kerusakan moral dan lingkungan
13. Berikut adalah kekurangan bank konvensional:
a. Sistem bunga haram dalam Islam
Entah siapa yang pertama kali memberlakukan system bunga ini, tetapi sampai hari
ini sangat dikenal masyarakat luas. Dalam pandangan Islam sendiri, system bunga
pada bank itu tidak boleh dilakukan alias diharamkan. Mengapa? Karena dari
system bunga, maka perekonomian akan terombang-ambing adanya.
b. Bunga yang begitu besar
Bunga yang ada di bank konvensional begitu besarnya kadang membuat orang
berfikir dua kali untuk membuka tabungan atau rekening di bank konvensional
tersebut. Setiap bulan pasti berkurang uang yang ada di rekening bank
konvensional dengan persentase bunga yang cukup. Maka dari itu, di point nomor
dua ini yaitu bunga begitu besar sangat cocok untuk kekurangan bank
konvensional.
c. Kredit bermasalah karena prosedur pemberian kredit tidak potensi dan
penampakan pemberian kredit pada grup sendiri dan kalangan tertentu
d. Praktik curang seperti bank dalam bank dan transaksi fiktif.
e. Praktik spekulasi yang terlalu ambisius dan tanpa perhitungan.
14. Kelebihan yang dimiliki oleh bank syariah yang diperkirakan dapat mengatasi
kelemahan bank konvensional adalah:
a. Akad
Semua transaksi yang dilakukan di bank syariah harus berdasarkan akad yang
dibenarkan oleh Syariah Islam berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadist dan telah
difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti akad al-mudharabah
(bagi hasil), al-musyarakah (perkongsian), al-musaqat (kerja sama tani), al-ba‟i
(bagi hasil), al-ijarah (sewa-menyewa), dan al-wakalah (keagenan).
Untuk bank konvensional, surat penjanjian dibuat berdasarkan hukum positif
yang sedang berlaku di Indonesia.
17. b. Keuntungan
Bank syariah mengunakan pendekatan bagi hasil (al-mudharabah) untuk
mendapatkan keuntungan, sementara bank konvensional justru mengunakan
konsep biaya untuk menghitung keuntungan.
Pada bank konvensional, “bunga” yang diberikan kepada nasabahsebenarnya
berasal dari keuntungan bank meminjamkan dana kepada nasabah lain dengan
“bunga” yang lebih besar.
c. Pengelolaan Dana
Bank syariah akan menolak untuk menyalurkan kredit yang diinvestasikan pada
kegiatan bisnis yang melanggar hukum Islam, seperti perniagaan barang-barang
haram, bunga (riba), perjudian (maisir), dan manipulatif (ghahar).
Sementara bank konvensional akan menyalurkan kredit tanpa harus mengetahui
dari mana atau kemana uang tersebut disalurkan, selama debitur bisa membayar
cicilan dengan rutin.
d. Hubungan Bank dan Nasabah
Di bank syariah, nasabah diperlakukan sebagaimana seorang mitra alias partner.
Hal ini dikarenakan bank dan nasabah diikat dalam “akad” yang sangat
transparan. Tak heran banyak nasabah yang mengaku kalau hubungan emosional
mereka lumayan kuat dengan banknya.
Pada bank konvensional, hubungan nasabah dan bank lebih pada hubungan
kreditur dan debitur. Namun akhir-akhir ini mereka juga berusaha untuk
memperkuat hubungan dengan nasabah.
15. Tahapan perkembangan bank syariah yang direncanakan oleh BI dalam cetak biru
pengembangan bank syariah adalah pada tahun 2002, BI menerlahkan “Cetak Biru
Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Cetak biru (blue print) ini dibuat
untuk memberikan arahan yang ingin dicapai serta tahapan-tahapan untuk
mewujudkan sasaran pengembangan jangka panjang. Berikut adalah sasaran
pengembangan perbankan syariah sampai tahun 2011 yang ingin digariskan dalam
cetak biri tersebut:
a. Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan.
b. Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah
c. Terciptanya sistem perbankan yang kompetitif dan efisien
18. d. Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat
luas.
Pengembangan perbankan syariah yang dituangkan dalam “Cetak biru
pengembangan perbankan syariah di Indonesia” dibagi atas tiga tahap. Ketiga
tahap tersebut memilik fokus yang berbeda-beda. Inisiatif strategis pada tahap
pertama dilakukan pada tahun 2002-2004 dengan fokus pada pembentukan
kerangka dasar sistem pengaturan yang disesuaikan dengan karakteristik
operasional pebankan syariah yang sehat.Adapun tahap kedua pengembangan
perbankan syariah (2004-2008) difokuskan apda realisasi kegiatan yang telah
direncanakan dalam tahap pertama program pengembangan. Sementara itu, tahap
ketiga (2008-2011) merupakan finasisasi implementasi inisiatif sistem perbankan
syariah.
Saran kami dalam upaya pengembangan bank syariah
a. Pertama, inovasi produk keuangan dan perbankan syariah merupakan pilar utama
dalam pengembangan industri perbankan syariah.
b. Kedua, lanjut Agus, sekuritisasi aset bank syariah. Salah satu kunci kesuksesan
KPR Syariah adalah sekuritisasi (tawriq) asset.
c. Ketiga, kualitas aset. Bank syariah harus tetap mewaspadai tren peningkatan
pembiayaan bermasalah di tahun depan yang mempengarui kualitas aset
(pembiayaan).
d. Keempat, memperkuat permodalan dan skala usaha bank syariah
e. Kelima, pengumpulan dana murah dengan bantuan insentif pemerintah untuk
mengumpulkan dana wakaf
f. Keenam, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), dan
g. Ketujuh meningkatkan teknologisistem keuangan syariah
19. TATAP MUKA KE – 2 ( RAA BAB 3 )
PRINSIP – PRINSIP DASAR PERBANKAN SYARIAH
SOAL – SOAL LATIHAN
1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah
lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan syariah dan yang mendapat
izin operasional sebagai lembaga keuangan syariah (DSN-MUI, 2003). Definisi ini
menegaskan bahwa suatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian
dengan syariah Islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan.
2. Empat Prinsip Hukum Muamalat:
Prinsip Mubah –> Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah, kecuali
yang ditentukan lain oleh Al-Qur‟an dan Sunah Rasul
Prinsip Sukarela –> Mumalah dilakukan atas dasar sukarela dan tanpa mengandung
unsur-unsur paksaan
Prinsip mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat –> Muamalah dilakukan
atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudarat dalam
hidup masyarakat
Prinsip Keadilan –> Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan,
menghindari unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam
kesempitan
3. Tiga contoh transaksi yang haram zatnya yang sangat mungkin biasa dilakukan di
bank konvensional:
a. Transaksi yang mengandung barang atau jasa yang diharamkan
b. Transaksi yang tidak sah akadnya
c. Transaksi yang mengandung sistem dan prosedur memperoleh keuntungan yang
diharamkan, seperti:
Tadlis (ketidaktahuan satu pihak)
Gharar (ketidaktahuan kedua pihak)
Ikhtikar (rekayasa pasar dalam pasokan)
Ba‟i Najsy (rekayasa pasar dalam permintaan)
Maysir (judi), dan
Riba (tambahan yang disayaratkan)
20. 4. Perbedaan antara tadlis dan gharar:
Pada dasarnya, kedua transaksi ini sama-sama memiliki empat hal pokok dalam hal
jual beli, yaitu kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan. Perbedaannya
adalahTadlis merupakan transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak
diketahui oleh salah satu pihak (unknown to one party), sedangkanGharar merupakan
transaksi yang mengandung suatu hal pokok yang tidak diketahui oleh kedua belah
pihak yang bertransaksi jual beli.
5. Contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi di masyarakat, akan tetapi masuk dalam
kategori tadlis dalam kategori harga, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan:
a. Harga –> Ketika harga beras turun dan pembeli tidak mengetahui bahwa harga
beras sudah turun, disini penjual memanfaatkan hal tersebut dengan tetap
menjual harga beras sebesar harga beras aslinya / pada saat sebelum turun
b. Kualitas –> Dalam jual beli handphone, dan sesungguhnya handphone
tersebut memiliki cacat yang diketahui oleh penjual dan tidak diketahui oleh
pembeli. Dan penjual tidak memberi tahu kepada pembeli bahwasannya ada
cacat di handphoe tersebut. Disini penjual memanfaatkan ketidaktahuan
pembeli mengenai kualitas barang tersebut sehingga bisa menjual handphone
sesuai harga aslinya (tidak dikurangi dengan nilai cacat handphone)
c. Kuantitas –> Salah satu pihak (penjual) mengurangi takaran barang yang telah
disepakati antara penjual dan pembeli. Pengurangan takaran ini hanya
diketahui oleh penjual
d. Waktu penyerahan –> Seorang kontrakstor berjanji bisa menyelesaikan
pembangunan rumah dinas dalam jangka waktu 5 bulan, padahal kontraktor
tersebut memahami bahwa waktu penyelesaian lebih dari 5 bulan
6. Contoh transaksi yang sangat mungkin terjadi di masyarakat, akan tetapi masuk dalam
kategori gharar dalam kategori harga, kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan:
a. Harga –> Misalnya, dalam jual beli mobil secara kredit. Jika mobil tersebut
dilunasi dalam jangka waktu yang lebih cepat maka bunga yang dikenakan
adalah lebih kecil. Sedangkan bila dilunasi dalam jangka waktu lebih dari
lama, maka akan dikenakan bunga lebih besar. Disini, penjual dan pembeli
tidak mengetahui kapan mobil tersebut akan terlunasi
21. b. Kualitas –> Misalnya, penjualan sapi yang masih dalam perut induknya.
Dalam hal ini, kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual tidak
mengetahui bagaimana kualitas sapi itu nantinya ketika lahir. Apakah pembeli
akan diuntungkan atau dirugikan
c. Kuantitas –> Misalnya adalah pembelian seluruh hasil panen ketika pohon
atau tanaman belum menunjukkan hasilnya. Dalam hal ini, kedua belah pihak
baik penjual maupun pembeli tidak mengetahui berapa kuantitas hasil panen
yang akan diperjualbelikan. Nilai jual hasil panen bisa lebih tinggi dan bisa
lebih rendah dari nilai yang diserahterimakan
d. Waktu penyerahan –> Misalnya penjualan mobil yang sedang hilang dicuri
dengan akad pembeli membayar seharga tertentu dan berhak atas mobil yang
sedang hilang dilarikan pencuri. Dalam hal ini, kedua belah pihak baik
pembeli maupun penjual tidak mengetahui kapan barang akan
diserahterimakan
7. Yang dimaksud dengan riba adalah:
Secara bahasa, riba bermakna tambahan, tumbuh atau membesar. Menurut Imam
Sarakhsi dalam Mabsut juz XII, hlm. 109, riba adalah tambahan yang disyaratkan
dalam transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan syariah atas
penambahan tersebut. Riba adalah bentuk transaksi yang dilarang dalam Islam dan
bersinggungan langsung dengan praktik perbankan konvensional.
Tiga contoh bisnis yang ada di masyarakat yang beroperasi dengan konsep riba, yaitu:
Bank Konvensional, Praktek lintah darat (rentenir), dan Jual beli emas pada pedagang
eceran yang dinilai harga beli yang jauh lebih rendah.
8. Perbedaan antara ba‟i najsy dan ba‟i ikhtikar:
Ba‟i najsy adalah tindakan menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak
permintaan terhadap suatu produk, sehingga harga jual produk
naik.Contoh:Perdagangan saham di bursa efek atau pasar modal dan produksi barang-
barang yang banyak dimintai masyarakat dengan terbatas guna menaikkan harga
barang tersebut
Ba‟i ikhtikar adalah tindakan mengupayakan adanya kelangkaan barang dengan cara
menimbun. Contoh:Penjualan beras, minyak tanah atau barang-barang pokok lainnya
yang sengaja ditimbunkan agar dapat menaikkan harganya.
22. 9. Yang dimaksud dengan maysir (judi atau gambling):
Sebuah permainan dimana satu pihak akan memperoleh keuntungan sementara pihak
lainnya akan menderita kerugian (Ibnu Qudama:Al Mughni, 13/408).
Tiga contoh praktik maysir yang mungkin masih ada di masyarakat,
diantaranya:Melakukan taruhan terhadap suatu pertandingan dimana akan ada salah
satu pihak yang dirugikan.Praktek sms berhadiah dimana hadiah tersebut diperoleh
ketika menang undian.Permainan yang mengharuskan bagi para pemainnya menyetor
dana tertentu untuk dapat memperoleh hadiah tapi dengan cara permainan tersebut
diacak.
10. Rukun sahnya akad:
a. Adanya dua pihak atau lebih yang saling terikat dengan akad. Dalam hal ini,
kedua pihak dipersyaratkan memiliki kemampuan yang cukup untuk
mengikuti proses perjanjian, jika tidak, akad dianggap tidak sah.
b. Adanya pengucapan akad berupa ungkapan serah terima (ijab kabul). Ijab
adalah ungkapan penyerahan kepemilikan oleh pemilik barang, sedangkan
kabul adalah ungkapan penerimaan kepemilikan oleh pemilik barang
berikutnya. Ijab kabul tidak harus dilakukan secara lisan.
c. Adanya sesuatu yang diikat dengan akad, yakni barang yang dijual dalam akad
jual beli, atau sesuatu yang disewakan dalam akad sewa dan sejenisnya.
Adapun syarat barang tersebut dianggap sah apabila:
Barang tersebut suci atau bisa disucikan
Barang tersebut bisa digunakan dengan cara yang disyaratkan
Komoditas harus bisa diserahterimakan
Barang yang dijual harus milik penjual
Bila barang dijual langsung harus diketahui wujudnya, dan bila tidak
berlokasi, harus diketahui ukuran, jenis dan kriterianya.
11. Perbedaan antara riba fadhl dan riba nasi‟ah:
Riba fadhl adalah riba yang timbul karena pertukaran antarbarang ribawi yang
sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan
Riba nasi‟ah adalah riba yang timbul karena penangguhan penyerahan atau
penerimaan barang yang dipertukarkan dengan jenis barang lainnya.
Jadi, letak perbedaannya adalah pada jenis barang yang dipertukarkan, apakah sama
atau tidak.
23. 12. Contoh praktik riba qardh dan riba jahiliyah:
Riba qardh –> Praktik perbankan konvensional yang mengharuskan
pengembalian dana yang dipinjam beserta dengan kelebihannya atau disebut
dengan bunga.
Riba Jahiliyah –> Pinjaman terhadap rentenir dimana bunga yang dibebankan
akan semakin tinggi ketika peminjam tidak dapat melunasi utangnya pada
waktu yang telah ditetapkan
13. Yang dimaksud dengan ta‟alluq:
Ta‟alluq adalah dua akad yang saling berkaitan, dimana berlakunya akad 1
bergantung pada akad 2.
Contohnya ta‟alluq:
Penjualan dengan cara „inah, yaitu seseorang menjual barang seharga tertentu secara
cicilan kepada seorang lain dengan syarat. Orang lain tersebut kembali menjual
barang tersebut secara tunai.
14. Pelarangan atas transaksi short selling:
Short Selling atau penjualan cepat dapat digolongkan ke dalam Bai‟ Najasy dimana
short selling merupakan praktek perjanjian penyerahan syarat berharga yang
dilakukan sebelum tanggal yang ditentukan agar dapat diperoleh dengan harga yang
jauh lebih murah sebelum tanggal penyerahan.
15. Hubungan antara ekonomi gelembung yang terjadi pada sistem ekonomi kapitalis
dengan berbagai transaksi yang dilarang syariah tetapi dibolehkan kapitalis:
Ekonomi gelembung merupakan spekulasi harga terhadap asset-asset barang mewah
dengan nilai fundamental yang lebih rendah namun harga jual yang lebih tinggi. Hal
ini sangat dilarang oleh syariah karena termasuk dalam tadlis dan riba, dimana tadlis
itu sendiri menspekulasi harga dan tidak diketahui oleh salah satu pihak. Kemudian
termasuk riba yang dilarang oleh syariah karena praktek ekonomi gelembung
mengupayakan keuntungan yang begitu besar jauh melebihi nilai instrinsiknya.
24. TATA MUKA KE – 3 ( RAA BAB 5 )
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
SOAL – SOAL LATIHAN
1. Jelaskan tujuan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Syariah (KDPPLKS) bagi penyusun standar, penyusun laporan keuangan, auditor, dan
para pemakai laporan keuangan
1. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya
membuat standar
2. Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi
syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan syariah
2. Uraikan maksud paradigma transaksi syariah
Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma bahwa alam semesta diciptakan oleh
Tuhan sebagai amanah (kepercayaan Ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh
umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material maupun spiritual
(falah). Paradigma dasar ini menekankan bahwa setiap aktivitas umat manusia memiliki
akuntabilitas dan nilai ilahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai
parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan asas ukhuwah, adalah, mashlahah, tawazun, dan
syumuliyah beserta kaitannya dengan akuntansi
Prinsip Ukhuwah berarti bahwa transaksi yang diadakan merupakan bentuk
interaksi social dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan
secara umum dengan semangat saling tolong-menolong
Prinsip „adalah mengandung arti menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
memberikan sesuatu pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai
posisinya
25. Prinsip Maslahah berarti bahwa transaksi syariah haruslah merupakan segala
bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material
dan sprirtual, serta individual dan kolektif
Prinsip tawazun adalah transaksi harus memperhatikan keseimbangan aspek
material dan spiritual, aspek privat dan public, sektor keuangan dan riil, bisnis
dan social, serta keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian
Prinsip syumuliah artinya transaksi syariah dapat dilakukan oleh, dengan, dan
untuk semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras,
dan golongan sesuai dengan semangat rahmatan lil „alamin.
4. Transaksi syariah dapat berupa komersial dan non-komersial, jelaskan kedua bentuk
transaksi tersebut
Transaksi syariah komersial dapat berupa investasi untuk mendapatkan bagi hasil, jual
beli barang untuk mendapatkan laba, dan/atau pemberian layanan jasa untuk
mendapatkan imbalan. Sedangkan transaksi non-komersial dapat dilakukan dengan
berupa pemberian pinjaman atau talangan, penghimpunan dana penyaluran dana
social seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, dan hibah
5. Sebutkan pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan
1. Investor sekarang dan investor potensial
2. Pemilik dana qardh
3. Pemilik dana syirkah temporer
4. Pemilik dana titipan
5. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf
6. Pengawas syariah
7. Karyawan
8. Pemasok dan mitra usaha lainnya
9. Pelanggan
10. Pemerintah
11. Masyarakat
6. Jelaskan yang dimaksud dengan pemberi dana qardh dan informasi apakah yang
diperlukannya dari laporan keuangan
Pemberi dana qardh merupakan individu atau institusi yang memberikan pinjaman
kepada entitas syariah dengan menggunakan skema qardh, yaitu pinjaman dengan
pengembalian sejumlah uang yang sama dengan yang dipinjam. Pemberi dana qardh
26. membutuhkan informasi yang memungkinkan mereka untuk menyimpulkan apakah
dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo
7. Jelaskan yang dimaksud dengan pemilik dana syirkah temporer dan informasi apakah
yang diperlukannya dari laporan keuangan
Pemilik dana syirkah temporer adalah individu atau institusi yang menginvestasikan
dananya pada entitas syariah secara temporer dengan menggunakan skema bagi hasil.
Pemilik dana syirkah temporer berkepentingan dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk mengetahui tingkat keamanan dan keuntungan dana
yang diinvestasikan pada entitas syariah. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan untuk menarik, mempertahankan, atau menambah dana
yang diinvestasikan
8. Jelaskan yang dimaksud dengan pemilik dana titipan dan informasi apakah yang
diperlukannya dari laporan keuangan
Pemilik dana titipan adalah individu atau institusi yang menitipakn dananya di entitas
syariah dengan skema wadiah atau penitipan tanpa adanya kewajiban bagi yang dititpi
untuk memberikan tambahan kepada penitip. Pemilik dana titipan membutuhkan
informasi keuangan untuk memungkinkan mereka mengetahui apakah dana titipan
dapat diambil setiap saat
9. Jelaskan informasi yang diperlukan oleh pembayar dan penerima zakat, infak,
sedekah, dan wakaf
Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf berkepentingan dengan
informasi mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut
10. Jelaskan kepentingan pengawas syariah terhadap laporan keuangan perusahaan
Pengawas syariah adalah orang yang ditugaskan oleh dewan syariah Nasional untuk
mengawasi kepatuhan suatu entitas syariah terhadap prinsip syariah
11. Apakah tujuan utama dan tujuan lain laporan keuangan syariah
Tujuan utama laporan keuangan syariah adalah menyediakan informasi yang
meyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas
syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Sedangkan
27. Tujuan lainnya sebagai berikut :
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informai
asset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip
syariah bila ada, serta bagaimana perolehan dan penggunaannya
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya
pada tingkat keuntungan yang layak
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam
modal dan pemilik dana syirkah, temporer serta informasi mengenai
pemenuhan kewajiban fungsi social entitas syariah, termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf
12. Apakah yang dimaksud dengan asumsi dasar akrual
Dasar akrual adalah pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) serta diungkapkan
dalam catatan akuntansi dan di;aporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan
13. Apakah yang dimaksud dengan asumsi kelangsungan usaha
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas
syariah dan akan menlanjutkan usahanya di masa depan
14. Jelaskan empat karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah
Empat karakteristik kualitatif informasi keuangan syariah :
a. Dapat dipahami adalah pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis dengan ketentuan yang wajar
b. Relevan adalah memiliki kemampuan untuk mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi masa lalu, masa
kini, atau masa depan dengan menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi
mereka di masa lalu
c. Andal adalah informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
yang meyesatkan, kesalahan material, dan disajikan secara jujur dari yang
seharusnya disajikan atau secara yang secara wajar diharapkan dapat disajikan
28. d. Dapat dibandingkan adalah pemakai harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan entitas syariah antarperiode untuk mengidentifikasi kecendruangan
posisi dan kinerja keungan
15. Dalam bentuk apakah manfaat ekonomi masa depan dalam suatu asset mengalir
dalam entitas syariah
a. Digunakan sendiri maupun bersama asset lain dalam produksi barang dan jasa
yang dijual oleh entitas syariah
b. Dipertukarkan dengan asset lain yang diperlukan
c. Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban, atau
d. Dibagikan kepada para pemilik entitas syariah
16. Dengan cara apakah penyelesaian kewajiban suatu entitas syariah dapat dilakukan di
masa depan
a. Pembayaran kas
b. Penyerahan asset lain
c. Pemberian jasa
d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain, serta
e. Konveri kewajiban menjadi ekuitas
17. Apakah yang dimaksud dengan dana syirkah temporer
Dana syirkas temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya, yang mana entitas syariah mempunyai
hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil
investasi berdasarkan kesepakatan
18. Sebutkan beberapa contoh dana syirkah temporer
Contoh dana syirkah temporer adalah :
Dana dari pembiayaan mudharabah muthlaqah
Mudharabah muqayyadah
Musyarakat, dan
Akun lain yang sejenis
29. 19. Kenapa dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban maupun
ekuitas
Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban karena entitas
syariah tidak berkewajiban, ketika mengalami kerugian, untuk mengembalikan jumlah
dana awal dari pemilik dana kecuali akibat kelalaian atau wanprestasi entitas syariah.
Sedangkan Dana syirkah temporer tidak dapat digolongkan sebagai ekuitas karena
mempunyai waktu jatuh tempo dan pemilik dan tidak mempunyai hak kepemilikan
yang sama dengan pemegang saham seperti hak voting dan hak atas realisasi
keuntungan yang berasal dari asset lancer dan noninvestasi
20. Jelaskan yang dimaksud dengan penghasilan, beban, da hak pihak ketiga atas bagi
hasil
Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan asset atau penurunan kewajiban
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya asset atau terjadinya kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
dan penanaman modal
Hak pihak ketiga atas bagi hasil adalah bagian dari hasil pemilik dana atas
keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah dalam suatu
periode laporan keuangan
21. Kapankah suatu asset diakui
Asset diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di
masa depan diperoleh entitas syariah dan asset tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal
22. Kapankah suatu kewajiban diakui
Kewajiban diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber
daya yang mendukung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal
30. 23. Kapankah dana syirkah temporer diakui
Dana syirkah diakui jika entitas syariah memiliki kewajiban untuk mengembalikan
dana yang diterima melalui pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal
24. Kapankah suatu penghasilan diakui
Penghasilan diakui jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan
dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat dikur
secara andal
25. Kapankah suatu beban diakui
Beban diakui jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan
penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara
andal
31. TATAP MUKA KE – 4 ( RAA BAB 4 )
SISTEM DAN OPERASIONAL BANK SYARIAH
SOAL – SOAL LATIHAN
1. Jelaskan Landasan hokum pendirian bank syariah di Indonesia
Bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan dan meyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Jelaskan perbedaan antara BUS dengan BPRS
BUS adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sedangkan BPRS adalah bank syariah yang dalam melaksanakan
kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
3. Jelaskan perbedaan antara BUS dengan UUS
BUS adalah bank syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sedangkan UUS adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor
cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantorinduk dari kantor cabang
pembantu dan/atau unit syariah
4. Jelaskan perbedaan fungsi bank syariah dengan bank konvensional
Fungsi bank syariah adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, dan juga
menjalankan fungsi social dalam bentuk lembaga baitulmal, yaitu menerima dana
yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana social lainnya (antara lain
denda terhadap nasabah atau ta‟zir) dan menyalurkan kepada organisasi pengelola
zakat. Selain itu, bank syariah juga dapat menghimpun dana social yang berasal dari
wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan
kehendak pemberi wakaf (wakif). Berbeda dengan fungsi konvensional imbalan yang
diberikan kepada para deposan bank konvensional memiliki sifat tetap tanpa
dipengaruhi oleh kinerja bank dan jumlahnya dapat ditentukan di muka karena hanya
didasarkan pada presentase tertentu terhadap jumlah uang yang disimpan dibank
konvensional.
32. 5. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah
Fungsi manajer investasi bank syariah dengan fungsi ini bank syariah bertindak
sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut
harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun
dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank syariah dan
pemilik dana
6. Jelaskan aplikasi fungsi investor pada bank syariah
Fungsi Investor bank syariah dengan fungsi ini investor penanaman dana yang
dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif
denganresiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah
7. Jelaskan aplikasi fungsi manajer investasi pada bank syariah
Fungsi manajer investasi bank syariah dengan fungsi ini bank syariah bertindak
sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal) dalam hal dana tersebut
harus dapat disalurkan pada penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun
dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank syariah dan
pemilik dana
8. Ada dua prinsip yang dapat digunakan dalam penghimpunan dana oleh bank syariah,
yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah. Jelaskan perbedaan kedua prinsip
tersebut dalam aktivitas penghimpunan
Prinsip wadiah berarti titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun
badan hokum yang harus dijaga dan dikembalikan oleh yang penerima titipan, kapan
pun si penitip menghendaki. Sedangkan prinsip mudharabah adalah perjanjian atas
suatu jenis kerja sama usaha di mana pihak pertama menyediakan dana dan pihak
kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.
9. Jelaskan perbedaan antara wadiah yad-dhamanah dengan wadiah yad-amanah. Akad
manakah yang cocok untuk digunakan dalam kegiatan penghimpunan dana pada bank
syariah
Wadiah yad-dhamanah adalah titipan yang selama belum dikembalikan kepada
penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan. Sedangkan wadiah yad-amanah
adalah penerima titipan tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si
penitip mengambil kembali titipannya. Akad yang cocok untuk digunakan dalam
kegiatan penghimpunan dana pada bank syariah adalah aka dyad-amanah.
33. 10. Jelaskan perbedaan mudharabah muthlaqah dengan mudharabah muqayyadah dalam
penghimpunan dana bank syariah
Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah yang member kuasa kepada mudharib
secara penuh untuk menjalankan usaha tanpa batasan apa pun yang berkaitan dengan
usaha tersebut, batasan yang dimaksud berupa jenis usaha, tempat, pemasok, dan
konsumen usaha. Sedangkan mudharabah muqayyadah yaitu shahibul maal, memberi
batasan kepada mudharib dalam pengelolaan dana berupa jenis usaha, tempat,
pemasok, maupun konsumen.
11. Sebutkan tiga alasan kenapa mudharabah muqayyadah tidak cocok untuk diterapkan
pada penghimpunan dana tabungan dan deposito
a. Kedudukan bank hanya sebagai agen
b. Karena pemilik dana adalah nasabah pemilik dana mudharabah muqayyadah
c. Sedang pengelola dana adalah nasabah pembiayaan mudharabah muqayyadah
12. Jelaskan perbedaan antara investasi terikat channeling dan pola investasi terikat
executing
Pola channeling adalah apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana dan bank
sebgai agen tidak menanggung risiko apapun. Sedangkan pola executing adalah
apabila bank sebagai agen juga menanggung risiko.
13. Jelaskan perbedaan antara tabungan, deposito, dan giro
Tabungan merupakan simpanan uang yang bisa dilakukan secara perseorangan atau
instansi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan setiap bank, Deposito merupakan
simpanan berjangka yang bisa dilakukan penarikan sesuai dengan waktu yang telah
disepakati oleh bank dan pemilik rekening, sedangkan Giro merupakan simpanan
uang kepada bank yang bisa ditarik secara tunai pada setiap jam kerja bank
14. Jelaskan perbedaan antara tabungan mudharabah dengan tabungan konvensional
Tabungan mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat diterik dengan cek atau alat
yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan tabungan konvensional merupakan
rekening untuk menyimpan uang oleh nasabah yang sewaktu-waktu dapat diambil
oleh nasabah, baik melalui bank atau ATM. Jangka waktu kepemilikan tabungan
konvensional ini tidak dibatasi, dan nasabah pun bisa menyetorkan uang kapan pun
dengan jumlah berapa pun.
34. 15. Jelaskan tiga perbedaan antara hubungan wadiah dengan tabungan mudharabah
Tiga perbedaan antara hubungan wadiah dengan tabungan mudharabah yaitu :
Sifat dana pada tabungan wadiah yaitu bersifat titipan, sedangkan sifat dana pada
tabungan mudharabah yaitu bersifat investasi
Insentif pada tabungan wadiah yaitu berupa bonus yang tidak disyaratkan di muka dan
bersifat sukarela jika bank hendak memberikannya. Sedangkan insentif pada tabungan
mudharabah yaitu berupa bagi hasil yang wajib diberikan oleh bank jika memperoleh
pendapatan atau laba pada setiap periode yang disepakati kepada penabung sesuai
dengan nisbah yang disepakati
Pengembalian dana pada tabungan wadiah yaitu dijamin akan dikembalikan oleh
pihak bank. Sedangkan pada tabungan mudharabah yaitu tidak dijamin dikembalikan
semua
16. Jelaskan dengan singkat ketentuan DSN Nomor 2 Tahun 2000 yang terkait dengan
tabungan mudharabah :
Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk melakukan mudharabah dengan pihak lain
Modal harus dinyatakan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan
dalam akad pembukuan rekening
Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya
Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan
17. Jelaskan perbedaan dan persamaan deposito mudharabah dengan tabungan
mudharabah
Perbedaan Deposito mudharabah dengan tabungan mudharabah
Deposito Mudharabah adalah simpanan dana dengan skema pemilik dana (shahibul
maal) memercayakan dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan hasil yang
diperoleh dibagi antara pemilik dana dan bank dengan nisbah yang disepakati sejak
awal. Sedangkan Tabungan Mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya
35. dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat diterik
dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu
18. Sebutkan tiga skema yang digunakan dalam penyaluran dana bank syariah
1. Skema Jual Beli
2. Skema Investasi
3. Skema Sewa
19. Jelaskan perbedaan antara jual beli dalam bentuk murabahah dengan jual beli dalam
bentuk salam dan istishna
Jual beli dengan skema murabahah adalah jual beli dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli
Jual beli dengan skema salam adalah jual beli yang pelunasannya dilakukan
terlebih dahulu oleh pembeli sebelum barang pesanan diterima
Jual beli dengan skema Istishna‟ adalah jual beli yang didasarkan atas
penugasan oleh pembeli kepada penjual yang juga produsen untuk
menyediakan barang atau suatu produk sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati
20. Jelaskan kelebihan dan kekurangan jual beli dalam bentuk salam dan istishna jika
dibandingkan jual beli dalam bentuk murabahah
Kelebihan Jual beli dalam bentuk salam yaitu bank sebagai penjual memperoleh
keuntungan dari selisih harga jual kepada nasabah dengan harga pokok pembelian
barang yang dilakukan pada pemasok. Sedang kan kelebihan jual beli dalam bentuk
istishna yaitu bank untuk membantu nasabah yang memerlukan produk konstruksi
seperti bangunan, kapal, dan pesawat terbang yang belum jadi dan memerlukan waktu
cukup lama untuk menyelesaikannya
Kekurangan jual beli dalam bentuk salam yaitu kurang memiliki bargaining power
dengan penjual disbanding sekiranya pembelian barang dilakukan oleh bank.
Sedangkan kekurangan jual beli dalam bentuk istishna yaitu pembuatan produk
dilakukan oleh pihak lain, yaitu produsen, bank biasanya juga melakukan kontrak
istishna‟
21. Jelaskan perbedaan antara jual beli istishna dengan jual beli istishna parallel
Jual beli Istishna‟ adalah jual beli yang didasarkan atas penugasan oleh pembeli
kepada penjual yang juga produsen untuk menyediakan barang atau suatu produk
sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga
yang disepakati. Sedangkan jual beli Istishna’ Paralel adalah sebuah bentuk
36. akad Istishna‟ antara nasabah dan bank syariah, kemudian untuk memenuhi
kewajibannya kepada nasabah, bank syariah memerlukan pihak lain sebagai Shani‟.
22. Jelaskan perbedaan antara jual beli salam dengan jual beli salam parallel
Jual beli salam adalah jual beli yang pelunasannya dilakukan terlebih dahulu oleh
pembeli sebelum barang pesanan diterima. Sedangkan Salam pararel berarti
melaksanakan dua transaksi bai‟ as salam antara bank dengan nasabah, dan antara
bank denganpemasok (suplier) atau pihak ketiga lainnya secara simultan.
23. Jelaskan perbedaan prinsip investasi dengan skema mudharabah dan investasi dengan
skema musyarakah
Prinsip Investasi dengan skema mudharabah pada dasarnya, penyaluran dana dengan
skema mudharabah sama dengan penghimpunan dana. Dalam transaksi
penghimpunan, bank adalah mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah
penabung/deposan adalah shahibul maah (pemilik dana). Sedangkan investasi dengan
skema musyarakah adalah kerja sama investasi para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka pada suatu usaha tertentu dengan pembagian
keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan apabila
terjadi kerugian ditanggung semua pemilik modal berdasarkan porsi modal masing-
masing
24. Jelaskan perbedaan antara prinsip sewa dengan skema ijarah dan prinsip sewa dengan
skema ijarah muntahiya bittamlik
Prinsip sewa dengan skema ijarah adalah transaksi sewa-menyewa antara pemilik
objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakan. Sedangkan prinsip sewa dengan skema ijarah muntahiya bittamlik adalah
transaksi sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan
imbalan atas objek sewa yang disediakannya dengan opsi perpindahan hak milik pada
saat tertentu sesuai dengan akad sewa
25. Dalam kondisi apakah skema ijarah dan skema ijarah muntahiya bittamlik cocok
digunakan
Dalam kondisi transaksi bank adalah pemilik objek sewa, sedangkan nasabah adalah
penyewa
37. TATAP MUKA KE – 5 ( RAA BAB 15 )
BAGI HASIL DALAM PERBANKAN SYARIAH
SOAL – SOAL LATIHAN
1. Jelaskan tahapan perhitungan bagi hasil
Tahapan perhitungan bagi hasil sbb :
a. Menentukan Prinsip perhitungan bagi hasil
b. Menghitung jumlah pendapatan yang akan didistribusikan untuk bagi hasil
c. Menentukan sumber pendanaan yang digunakan sebagai dasar perhitungan
bagi hasil
d. Menentukan pendapatan bagi hasil untuk bank dan nasabah
e. Akuntansi bagi hasil untuk bank syariah
2. Apakah yang dimaksud dengan revenue sharing, gross profit sharing dan profit
sharing? Jelaskan perbedaan ketiganya
Revenue sharing yaitu total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan
produksi, yang merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang ataupun
jasa dikalikan dengan harga barang tersebut.
Gross profit sharing yaitu di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian
antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang
telah dilakukan
Profit sharing yaitu perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari
total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut
Perbedaan ketiganya adalah dalam pembagian hasil usaha mudharabah dapat
dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba dan jika berdasarkan
prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross
profit) bukan total pendapatan usaha. Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi
laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit), yaitu laba bruto dikurangi
beban yng berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah
38. 3. Apakah dasar bagi hasil yang umum digunakan perbankan syariah di Indonesia saat
ini? Jelaskan kelebihan yang terdapat dalam dasar bagi hasil tersebut sehingga banyak
digunakan dalam praktik perbankan!
Dasar bagi hasil yang umum digunakan perbankan syariah di Indonesia saat ini adalah
karena Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau
ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut
diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara
kedua belah pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari'ah merupakan
ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari'ah yang
berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal
terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah
pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya
kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Kelebihan jasa bagi hasil yang digunakan dalam praktik perbankan adalah sbb :
Margin bank yang meliputi murabahah, salam, dan istishna. Dalam hal ini
margin bank adalah selisih antara harga jual barang dengn harga beli barang
Pendapatan ijarah bersih. Dalam hal ini pendapatan ijarah bersih adalah selisih
antara pendapatan ijarah dengan akumulasi penyusutan ijarah
Bagi hasil pembiayaan mudharabah dengan pembiayaan musyarakah
penggunaan gross profit sharing sebagai dasar perhitungan bagi hasil lebih adil
bagi perbankan syariah maupun nasabah, karena penggunaan laba kotor
sebagai dasar perhitungan bagi hasil telah mempertimbangakn factor kinerja
dan jumlah biaya sebagai komponen perhitungan laba atau pendapatan kotor
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan saldo rata-rata harian?
Saldo rata-rata harian adalah jumlah saldo PERHARI harian dibagi jumlah hari dalam
MINGGU tersebut
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan equivalent rate dan apakah kegunaannya bagi
nasabah penghimpunan!
Equivalent rate adalah jumlah pendapatan dikali dengan jumlah hari dalam satu tahun
dikali 100 persen dibagi jumlah saldo rata-rata dikali jumlah hari dalam satu bulan
39. TATAP MUKA KE – 6 ( RAA BAB 6 )
TRANSAKSI PENGHIMPUNAN DANA
PADA PERBANKAN SYARIAH
SOAL – SOAL LATIHAN
1. Jelaskan perbedaan penghimpunan dana pada bank syariah dengan penghimpunan
dana pada bank konvensional
Perbedaan utama yang paling mencolok antara Bank Syariah dan Bank Konvensional
yakni pembagian keuntungan. Bank Konvensional sepenuhnya menerapkan sistem
bunga atau riba. Hal ini karena kontrak yang dilakukan bank sebagai mediator
penabung dengan peminjam dilakukan dengan penetapan bunga. Karena nasabah
telah mempercayakan dananya, maka bank harus menjamin pengembalian pokok
beserta bunganya. Selanjutnya keuntungan bank adalah selisih bunga antara bunga
tabungan dengan bunga pinjaman. Jadi para penabung mendapatkan keuntungan dari
bunga tanpa keterlibatan langsung dalam usaha. Demikian juga pihak bank tak ikut
merasakan untung rugi usaha tersebut.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan giro wadiah.
Giro Wadiah adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad
wadiah adalah akad penitipan dana dengan ketentuan penitip dana meingzinkan
kepada bank untuk memanfaatkan dana yang dititipkan tersebut dan bank wajib
mengembalikan apabila penitip mengambil dana tersebut. Keuntungan aras
pengelolaan dan titipan tersebut menjadi milik bank, karena hakikat wadiah adalah
qardh dan pada prinsipnya tidak ada bonus yang diberikan oleh bank kepada pemilik
dana wadiah. Kendati demikian, bank syariah diperbolehkan memberikan bonus
sukarela kepada pemilik dana wadiah, dengan syarat tidak diperjanjikan dimuka.
40. 3. Jelaskan perbedaan mekanisme transfer antar kantor bank yang sama dengan
antarkantor yang berbeda
ATM Bersama adalah layanan bagi bank yang memungkinkan pemegang kartu ATM
dapat memanfaatkan seluruh terminal ATM di bank yang tergabung di dalam ATM
Bersama. Hampir sebagian besar bank di Indonesia sudah bergabung dengan jaringan
ATM Bersama.
Aplikasi transfer dana antar bank di jaringan ATM Bersama juga terjadi secara real
time online, atau dana yang ditransfer seketika itu juga bisa digunakan setelah
pengirim menerima notifikasi transaksi berhasil dari ATM dimana nasabah
bertransaksi.
Selain realtime online, transfer melalui ATM Bersama bisa dilakukan secara triparted
atau pemegang kartu A melakukan transfer melalui terminal ATM milik Bank B ke
rekening lainnya yang ada di Bank C.
Nasabah yang bertransaksi melalui ATM Bersama tidak selalu dikenakan biaya. Hal
ini tergantung pada kebijakan dan strategi ke nasabah masing-masing bank penerbit
kartu. Beberapa bank tidak mengenakan biaya sama sekali atau gratis. Namun
beberapa bank menerapkan biaya kepada nasabahnya, nilai biaya yang dikenakan
pada nasabah maksimal sebesar Rp. 5.000,00
4. Akad apakah yang biasa digunakan untuk giro dibank syariah di Indonesia. Jelaskan
kelebihan dan keuntungannya
Akad yang biasanya digunakan untuk giro di bank syariah adalah sebagai berikut
Akad Wadiah adalah akad penitipan dana dengan ketentuan penitip dana
mengizinkan kepada bank untuk memanfaatkan dana yang dititpkan tersebut
dan bank wajib mengembalikan apabila sewaktuwaktu penitip dana
mengambil dana tersebut
Akad Mudharabah adalah akad yang digunakan dalam perjanjian antara pihak
penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu,
dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah
yang telah disepakati sebelumnya
41. 5. Akad apakah yang biasa digunakan untuk tabungan di Indonesia. Jelaskan kelebihan
dan kekurangannya
Akad yang biasanya digunakan untuk tabungan di bank syariah adalah sebagai berikut
:
Akad Mudharabah bahwa dana yang diterima dari pemilik dana (nasabah
penabung) dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer
sebesar jumlah kas atau nilai wajar asset non-kas yang diterima
42. TATAP MUKA KE – 7 ( RAA BAB 9 )
TRANSAKSI MURABAHAH
SOAL – SOAL LATIHAN
1. Jelaskan definisi Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan
ditambah keuntungan yng disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya
perolehan barang tersebut kepada pembeli
2. Untuk transaksi apa sajakah murabahah cocok digunakan
Murabahah cocok digunakan untuk transaksi jual beli, dan traksaksi jual beli itu boleh
dilakukan dengan:
Murabahah tanpa pesanan Bank bertindak sebagai penjual barang yang
diperolehnya tanpa adanya pesanan terlebih dahulu dari nasabah.
Murabahah berdasarkan pesanan BANK (Membeli) ==> BARANG (Setelah)
==> NASABAH (Pemesan) Dan Murabahah umumnya dapat diterapkan juga
pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik
domestik maupun luar negeri, seperti letter of credit (L/C). skema ini paling
banyak digunakan karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi yang sudah
biasa transaksi dengan dunia perbankan pada umumnya
3. Sebutkan landasan syar‟i transaksi murabahah
landasan syar‟i transaksi murabahah adalah
Al-Qur’an
Ayat –ayat Al–Qur‟an yang secara umum membolehkan jual beli. Diantaranya adalah
firman Allah : “…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS.Al-
Baqarah:275). Ayat ini munujukan bolehnya melakukan transaksi jual beli
danMurabahah merupakan salah satu bentuk dari jual beli. Dan firman Allah : “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali denga jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu”. (QS. An-Nisaa:29). Dari ayat Al –quran diatas dapat diketahui bahwa
jual beli (Ba‟i) sah menurut islam dan dapat menjadi landasan yang di halalkan dalam
mencapai berkah melalui jual beli.
43. Hadist
Sabda Rasulullah Shallallahu „Allaihi Wassallam: “Pendapatan yang
palingafdhal (utama) adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang
mabrur”. (HR. Ahmad Al Bazzar Ath Thabrani).
Ketika Rasulullah Shallallahu „Allaihi Wassallamakan hijrah, Abu
BakarRadhiyallahu „Ahnu, membeli dua ekor keledai, laluRasulullah
Shallalahu „Alaihi Wassallamberkata kepadanya, “jual kepada saya salah
satunya”, Abu BakarRadhiyallahu „Anhumenjawab, “salah satunya jadi milik
anda tanpa ada kompensasi
Sebuah riwayat dari Ibnu Mas‟ud Radhiyallahu „Anhu, menyebutkan bahwa
boleh melakukan jual beli dengan mengambil keuntungan satu dirham atau
dua dirham untuk sepuluh dirham harga pokok (Az-Zuhaili, Wahbah.
1997:3766).
4. Jelaskan rukun transaksi murabahah
a. Penjual (Ba‟i)
Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komoditas atau barang
yang akan dijual belikan, kepada konsumen atau nasabah.
b. Pembeli (Musytari)
Pembeli merupakan, seseorang yang membutuhkan barang untuk digunakan,
dan bisa didapat ketika melakukan transaksi dengan penjual.
c. Objek Jual Beli (Mabi‟)
Adanya barang yang akan diperjual belikan merupakan salah satu unsure
terpenting demi suksesnya transaksi. Contoh: alat komoditas transportasi,
alat kebutuhan rumah tangga dan lain lain.
d. Harga (Tsaman)
Harga merupakan unsur terpenting dalam jual beli karena merupakan
suatu nilai tukar dari barang yang akan atau sudah dijual.
44. e. Ijab Qabul
Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli
adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua belah pihak dapat dilihat dari
ijab qobul yang dilangsungkan. Menurut mereka ijab dan qabul perlu
diungkapkan secara jelas dan transaksi yang bersifat mengikat kedua
belah pihak, seperti akad jual beli, akad sewa, dan akad nikah. (Karim,
2001:94)
5. Bolehkah bank syariah mengenakan denda terhadap nasabah mampu, tapi yang
menunda-nunda pembayaran dengan sengaja? Bagaimanakah perlakuan akuntansi
terhadap denda yang dikenakan
Ya, boleh karena Nasabah harus membayar harga barang yang telah disepakati
tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
Bagaimanakah perlakuan akuntansi terhadap denda yang dikenakan
Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, atau salah satu pihak tidak
menunaikan kewajibannya, maka penyelesaian dilakukan melalui Badan Arbitrasi
Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan.