SlideShare a Scribd company logo
PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA OSP
DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR
Dosen Pengampu : Sujatmiko Wibowo,AK,M.M.
Kode Dosen : 432
Disusun oleh :
Hana Hanifa (022118132)
Selvia Nurandini (022118171)
Liza Lutviana (022118181)
Devia Leviasari (022118196)
Alifvian Umar (022118318)
Kelas 4A
FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAKUAN
2020
2
Daftar Isi
Daftar Isi......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................3
1.2 TUJUAN....................................................................................................................... 4
1.3 RUANG LINGKUP MATERI........................................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................................5
2.1 DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR ............................................................................... 5
2.2 PERATURAN MENTERI KESEHATANTENTANGPUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT...................................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................... 14
3.1 Dinas Kesehatan Kota Bogor ................................................................................................. 14
3.1.1 VISI........................................................................................................................... 14
3.1.2 MISI .......................................................................................................................... 14
3.1.3 PROGRAM KERJA.................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................... 17
KESIMPULAN...................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................................................ 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan
publik. Karena orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini tidak
berorientasi pada laba sebagai tujuan utamanya. Organisasi sektor publik merupakan
sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas
ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil bahkan bisa
dikatakan cukup besar. Organisasi sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang
unik dan berbeda dengna organisasi komersial. Salah satu ciri dari organisasi ini
adalah tujuan yang ingin dicapai. Organisasi sektor publik memiliki tujuan untuk
memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan bertujuan profit
oriented. Organisasi sektor publik, termasuk di dalamnya pemerintah daerah,
mengelola dan mengalokasikan sumber daya publik untuk mencapai tujuan.
Pemerintah daerah wajib mempertanggungjawabkannya kepada publik.
Pertanggungjawaban baik berupa aktivitas atas sumber daya, termasuk bagaimana
pengelolaan keuangan daerah (Marsiwi, 2010 dalam Marsiwi dan Hartono, 2014).
Sebagaimana yang kita ketahui, akuntansi yang berhubungan dengan organisasi
perusahaan sering kali disebut dengan akuntansi sektor privat atau akuntansi
komersial, sedangkan akuntansi yang berkaitan dengan organisasi pemerintahan atau
nonprofit dikenal dengan sebutan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor
publik.
Diberikannya tugas paper dengan tema Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual
pada OSP di Kota Bogor. Kami akan mengambil sebagian OSP yaitu Jumlah Tenaga
Kerja Kesehatan Kota Bogor, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota
Bogor, Kantor UPTD PAL Kota Bogor.
Ketiga OSP dengan tema penerapan akuntansi berbasis akrual ini akan kami
kaji dengan bahasa ilmiah di beberapa bab yang akan kami bahas di dalam paper ini.
Selanjutnya berkaitan dengan hakekat otonomi daerah yaitu yang berkenaan dengan
pelimpahan wewenang pengambilan keputusan kebijakan, pengelolaan dana publik
dan pengaturan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
masyarakat, maka peranan data atau informasi keuangan daerah sangat dibutuhkan
untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan daerah serta jenis dan besar
belanja yang harus dikeluarkan agar perencanaan keuangan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien. Informasi keuangan yang dimaksud adalah berupa penyajian
laporan keuangan yang disusun oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan, sebagai
salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas
publik.Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengambil judul penelitian ini yaitu: ā€œ
4
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana balai penelitian data kesehatan,pertambangan Kota
Bogor melalui basis akrual.
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat
perhitungan organisasi sektor publik dalam sebuah organisasi berbasis akrual.
3. Untuk mengetahui fungsi penerapan akuntansi sektor publik berbasis akrual pada
organisasi sektor publik yang di cantumkan.
4. Untuk mengetahui manfaat dari penerapan SAP tersebut.
1.3 RUANG LINGKUP MATERI
Peranan sektor publik dalam bentuk pemerintahan dan usaha-usaha yang
dilakukan telah terbukti menjadi tulang punggung perekonomian negara.
Sehingga pembatasan pembahasan akuntansi sektor publik pada pemerintahan akan
berdampak kosongnya pengaturan praktik praktik akuntansi di sektor publik itu
sendiri. Salah satu hal yang amat substansial adalah konsesus akan ruang lingkup
akuntansi sektor publik.
Organisasi sektor publik dibatasi dengan organisasi-organisasi yang
menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu melakukan pertanggungjawaban ke
masyarakat. Di Indonesia, Akuntansi Sektor Publik mencakup beberapa bidang
utama, yakni :
1. Akuntansi Pemerintah Pusat.
2. Akuntansi Pemerintah Daerah.
3. Akuntansi Parpol dan LSM.
4. Akuntansi Yayasan.
5. Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan puskesmas, rumah sakit, dan sekolah.
Akuntabilitas amat penting dalam pengelolaan dana masyarakat. Praktik
pemilihan program dengan dana masyarakat perlu dikembangkan dalam konteks visi
kesejahteraan masyarakat. Ini berarti akuntabilitas manajemen kesejahteraan
masyarakat sangat menentukan perkembangan Akuntansi Sektor Publik.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR
Dinas Kesehatan ini memuat profil Kesehatan dan informasi penting berbagai
program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Bogor. Dan bermanfaat dalam
memberikan data dan informasi di bidang kesehatan yang dapat di gunakan tidak
hanya oleh tenaga kesehatan,namun juga dapat di manfaatkan oleh masyarakat
luas.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setingggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai
indikator yaitu indikator angka harapan hidup, angka kematian dan status gizi
masyarakat.
Salah satu tujuan dilaksanakannya desentralisasi pembangunan kesehatan adalah
percepatan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan salah satu
caranya adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui upaya-upaya
program yang efektif, efisien dan tepat sasaran. Untuk mendukung pelaksanaan upaya
program kesehatan yang efektif, efisien dan tepat sasaran tersebut dibutuhkan
ketersediaan data dan informasi kesehatan yang akurat sebagai bahan dalam
penyusunan perencanaan program yang ā€œevidence baseā€ sehingga diharapkan dengan
Profil Kesehatan Kota Bogor 20162 data dan informasi yang akurat maka
upaya-upaya program yang direncanakan betul-betul dapat menyelesaikan
permasalahan kesehatan yang muncul di masyarakat. Mengingat pentingnya
ketersediaan data dan informasi kesehatan baik yang bersumber dari pencatatan dan
pelaporan rutin maupun yang berasal dari masyarakat, maka di Kota Bogor terus
diupayakan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyebarluasan data dan
informasi sebagai bahan rujukan dalam pengambilan keputusan. Salah satu dokumen
yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data kesehatan sebagai
salah satu prasyarat terlaksananya perencanaan kesehatan yang ā€œevidence baseā€
adalah profil kesehatan Kota Bogor Tahun 2016 yang berisi data dan informasi
terbaru sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Diharapkan data
profil kesehatan tersebut dapat menggambarkan situasi kesehatan dan dapat
menggambarkan masalah ā€œlocal specificā€ sejalan dengan tuntutan otonomi.
Metode penyusunan LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor secara umum
mengacu
pada Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tehnis penjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
6
Dalam pengukuran kinerja Sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 ini
menggambarkan indikator kinerja output (grand output) atau outcome pada
program/kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor selama tahun
2016 sesuai dengan penetapan indikator kinerja yang ditetapkan pada dokumen
Perjanjian Kinerja (Jankin) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016. Sebagai
penjabaran dari Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018,
maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016. RKT Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 semula disusun dengan berpedoman pada
Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, namun dengan
adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi
Republik Indobesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, maka RKT Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 dilakukan
perubahan sesuai dengan pedoman yang baru yang memuat sasaran strategis berikut
indikator kinerja dan targetnya.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Menindaklanjuti Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah menyusun Perjanjian Kinerja
(Jankin) Tahun 2016 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya yang
ditandatangani oleh Bupati Bogor. Jankin Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun
2016 disusun berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja. Jankin ini merupakan tolok ukur evaluasi. akuntabilitas kinerja pada akhir
tahun 2016. Jankin Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun
2016 disusun sesuai DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2016 dan dilakukan
perubahan sesuai DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2016 perubahan. Jankin
Dinas Kesehatan memuat program yang dilaksanakan, sasaran strategis yang akan
dicapai, indikator outcome berikut target kinerjanya, indikator output berikut target
kinerjanya, serta anggaran yang tersedia sesuai dengan DPA Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor tahun 2016.
2.2 PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
7
2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
3. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
5. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
6. Registrasi adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi pengajuan dan
pemberian kode Puskesmas.
7. Akreditasi Puskesmas yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah pengakuan
terhadap mutu pelayanan Puskesmas, setelah dilakukan penilaian bahwa
Puskesmas telah memenuhi standar akreditasi.
8. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal
balik baik vertikal maupun horizontal.
9. Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan Pelayanan
Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan
yang dituangkan dalam suatu sistem.
10. Instansi Pemberi Izin adalah satuan kerja yang ditunjuk oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota untuk menerbitkan izin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
11. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas untuk mencapai sasaran kegiatannya.
12. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil
Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
13. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan
8
Pasal 2
1. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang: a.
memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat; b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu; c. hidup
dalam lingkungan sehat; dan d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat.
3. Kecamatan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan untuk
mencapai kabupaten/kota sehat.
BAB II PRINSIP PENYELENGGARAAN, TUGAS, FUNGSI DAN
WEWENANG
Pasal 3
1. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: a. paradigma sehat; b.
pertanggungjawaban wilayah; c. kemandirian masyarakat; d. ketersediaan
akses pelayanan kesehatan; e. teknologi tepat guna; dan f. keterpaduan dan
kesinambungan.
2. Berdasarkan prinsip paradigma sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi
dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat.
3. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab
terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
4. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
5. Berdasarkan prinsip ketersediaan akses pelayanan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di
wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi,
agama, budaya, dan kepercayaan.
6. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
7. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f, Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
9
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta
melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
Pasal 4
1. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga.
3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan salah
satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Pasal 5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
Puskesmas memiliki fungsi: a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya; dan b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Pasal 6
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, Puskesmas
berwenang untuk:
a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok,
dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial,
budaya, dan spiritual
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan;
10
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan
respon penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan l. melakukan kolaborasi
dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit di
wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas.
Pasal 7
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, Puskesmas
berwenang untuk:
a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter -
pasien yang erat dan setara
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas;
i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan; dan
j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
Selain memiliki kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal
7, Puskesmas melakukan pembinaan terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Pasal 9
1. Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan,
wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.
11
2. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Puskesmas sebagai wahana pendidikan
bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah
sakit pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III PERSYARATAN
Pasal 10
1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
2. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1
(satu) Puskesmas.
3. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas
4. Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan
laboratorium klinik.
Pasal 11
1. Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi: a.
geografis; b. aksesibilitas untuk jalur transportasi; c. kontur tanah; d. fasilitas
parkir; e. fasilitas keamanan; f. ketersediaan utilitas publik; g. pengelolaan
kesehatan lingkungan; dan h. tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara
Tegangan Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian Puskesmas
harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung
negara.
Pasal 12
1. Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4)
meliputi: a. persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja serta persyaratan teknis bangunan; b. bangunan bersifat permanen dan
terpisah dengan bangunan lain; dan c. bangunan didirikan dengan
memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan
dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang
termasuk yang berkebutuhan khusus/penyandang disabilitas, anakanak, dan
lanjut usia.
2. Persyaratan teknis bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal pada
Kementerian Kesehatan yang memiliki tugas dan fungsi di bidang pelayanan
kesehatan.
Pasal 13
12
1. Selain memiliki bangunan yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12, setiap Puskesmas memiliki bangunan rumah dinas Tenaga
Kesehatan dan bangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan.
2. Bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas Tenaga Kesehatan
dalam memberikan pelayanan.
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam hal
terdapat keterbatasan lahan dan/atau hasil analisis dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota Puskesmas tidak membutuhkan bangunan rumah dinas tenaga
kesehatan.
Pasal 14
1. Persyaratan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) paling
sedikit terdiri atas: a. sistem penghawaan (ventilasi); b. sistem pencahayaan; c.
sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene; d. sistem kelistrikan; e. sistem
komunikasi; f. sistem gas medik; g. sistem proteksi petir; h. sistem proteksi
kebakaran; i. sarana evakuasi; j. sistem pengendalian kebisingan; dan k.
kendaraan puskesmas keliling.
2. Selain kendaraan puskesmas keliling sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf k, Puskesmas dapat dilengkapi dengan ambulans dan kendaraan lainnya.
Pasal 15
Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal
14 harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala agar
tetap laik fungsi.
Pasal 16
1. Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4)
meliputi: a. jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan; b.
kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; c. standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan d. diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.
2. Jumlah dan jenis peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat
berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan tenaga kesehatan
Puskesmas, serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Pada kondisi infrastruktur belum memadai, jumlah dan jenis peralatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat menyesuaikan dengan alat
lain yang memiliki fungsi yang sama.
Pasal 17
13
1. Persyaratan ketenagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4)
meliputi dokter dan/atau dokter layanan primer.
2. Selain dokter dan/atau dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Puskesmas harus memiliki: a. dokter gigi; b. Tenaga Kesehatan
lainnya;dan c. tenaga nonkesehatan.
3. Jenis Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
paling sedikit terdiri atas: a. perawat; b. bidan; c. tenaga promosi kesehatan
dan ilmu perilaku; d. tenaga sanitasi lingkungan; e. nutrisionis; f. tenaga
apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian; dan g. ahli teknologi
laboratorium medik.
4. Dalam kondisi tertentu, Puskesmas dapat menambah jenis tenaga kesehatan
lainnya meliputi terapis gigi dan mulut, epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, perekam medis dan informasi kesehatan, dan tenaga kesehatan lain
sesuai dengan kebutuhan.
5. Dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertugas untuk
memberikan Pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya.
6. Tenaga nonkesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c harus
mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi,
dan kegiatan operasional lain di Puskesmas.
7. Dalam hal jumlah dan jenis dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter
gigi, dan Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah
memenuhi kebutuhan ideal, dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter
gigi, dan Tenaga Kesehatan lainnya dapat diberikan tugas lain.
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Dinas Kesehatan Kota Bogor
Dinas Kesehatan kota Bogor ini beralamat di Jalan Kesehatan No.3, Tanah Sareal,
Tanah Sereal,
Kota Bogor, Jawa Barat dengan kode pos 16161 dan Telp:(0251) 8331753.
3.1.1 VISI
Kota Bogor yang Sehat, Nyaman, Mandiri dan Berkeadilan
3.1.2 MISI
1. Menyediakan sarana dan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu, terjangkau dan nyaman
2. Menggerakkan peranserta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan lingkungan serta jaminan kesehatan
3. Memenuhi ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan yang profesional
dan amanah
4. Menyelenggarakan tata kelola sumberdaya kesehatan yang adil, transparan
dan akuntabel.
3.1.3 PROGRAM KERJA
ļƒ˜ MISI 1 : Menyediakan sarana dan pelayanan kesehatan yang paripurna,
merata, bermutu, terjangkau dan nyaman
Program Kerja :
1. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
2. Standarisasi Pelayanan Kesehatan
3. Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
4. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
5. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
6. Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak (bayi)
7. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
8. Upaya Kesehatan Masyarakat
9. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
10. Perbaikan Gizi Masyarakat
11. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
12. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
13. Pengawasan Obat dan Makanan
15
ļƒ˜ MISI 2 : Menggerakkan peranserta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan lingkungan serta jaminan kesehatan
Program Kerja :
1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2. Pengembangan Lingkungan Sehat
ļƒ˜ MISI 3 : Memenuhi ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan yang
profesional dan amanah.
Program Kerja :
Peningkatan Sumber Daya Aparatur
ļƒ˜ MISI 4 : Menyelenggarakan tata kelola sumberdaya kesehatan yang adil,
transparan dan akuntabel.
Program Kerja :
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
4. Peningkatan kualitas pelayanan publik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Kesehatan Kota
Bogor Tahun 2018 merupakan laporan hasil kinerja program/kegiatan di Dinas
Kesehatan Kota Bogor selama Tahun 2018 dengan bersumber dana dari APBD
Kota Bogor Tahun 2018 dan sumber dana lainnya.
Pecapaian kinerja yang dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Tahun
2018 terdiri dari 4 sasaran dengan 15 indikator yang ditetapkan dalam dokumen
Penetapan Kinerja Tahun 2018. Dari 15 indikator yang diukur
sebanyak8indikatoryang melebihi target (60%), 2indikator mencapai target (20%)
dan 5 indikator belum mencapai target (20%) yaitu rasio Puskesmas : penduduk
(1:30.000), persentase angka kesembuhan TBC (cure rate),persentase rumah
tangga ber PHBS (%), persentase rumah sehat, persentase tenaga medis dan non
medis sesuai kebutuhan. Apabila dilihat berdasarkan kategori capaian dari 15
indikator kinerja, sebanyak 3 indikator termasuk kategori Baik dan 12 indikator
termasuk kategori Sangat Baik. Dengan demikian, secara umum pencapaian
kinerja Dinas Kesehatan Kota Bogor Tahun 2018 dapat dikategorikan ā€œSangat
Baikā€.
Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas
Kesehatan Kota Bogor ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk
menilai hasil pelaksanaan kinerja di Dinas Kesehatan serta dapat menjadi dasar
bagi para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan dalam perencanaan
dan pelaksanaan program pembangunan kesehatan di tahun berikutnya.
Pada tahun 2016, dari dana APBD Kabupaten Bogor telah ditetapkan
anggaran kesehatan sebagai berikut : anggaran pendapatan dari retribusi
pelayanan kesehatan sebesar Rp. 134.296.680.000,- Anggaran belanja Dinas
Kesehatan tahun 2016 sebesar Rp. 600.228.436.000,- terdiri dari belanja tidak
langsung (BTL) sebesar Rp. 120.704.036.000,- (20,10%) dan belanja langsung
16
(BL) sebesar Rp. 479.524.400.000,- (79,95%) Pada belanja tidak langsung (BTL)
terdiri dari belanja pegawai Rp. 120.704.036.000,- (100%) sedangkan pada
belanja langsung (BL) proporsi terbesar adalah untuk belanja Barang dan Jasa
Rp.347.208.171.000,- (72,41%) belanja Modal Rp. 103.031.480.000,- (21,48 %)
kemudian belanja pegawai Rp. 29.284.749.000,- (6,11%). Dalam APBD
termasuk juga anggaran kesehatan yang berasal dari APBD Propinsi/Bantuan
Gubernur sebesar Rp. 35.200.460.000,- dan APBN (DAK) sebesar Rp.
81.659.582.000,- Pencapaian indikator sasaran seperti yang ditetapkan dalam
Rencana Strategis dalam rangka mencapai visi dan misi adalah sebagai berikut :
Rasio sarana pelayanan kesehatan dasar ; Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
penduduk mencapai 1: 15.266 dari target 1:9.247 Rasio Rumah Sakit per
penduduk 1:206.940 dari target 1:195.519, Prosentase pengadaan obat essensial
mencapai 100 % dari target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan rujukan
masyarakat miskin mencapai 100 % dari target 100 %, cakupan pelayana
kesehatan masyarakat mencapai 70,81 % dari target 68,00 %, Cakupan
pengawasan obat dan makanan berbahaya mencapai 100 % dari target 100 %,
Prosentase balita gizi buruk mencapai 0.017 % dari target 0.018 %, Cakupan
balita gizi buruk mendapat perawatan mencapai 100 % dari target 100 %, Rasio
posyandu per Satuan Balita baru mencapai 8,53 % dari target 11,79 %, Cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan baru
mencapai 88,01 % dari target 91,25 %, Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani mencapai 78,20 % dari target 81,25 %, Cakupan kunjungan bayi 96,21
% dari target 95,00 %, Cakupan puskesmas 252,50 % dari target 252,50 %,
Cakupan puskesmas pembantu 31,11 % dari target 35,02 %, Cakupan UCI
mencapai 93,08 % dari target 100,00 %,
Rasio dokter per satuan penduduk men.apai 1:4.989 dari target 1:3869 Rasio
tenaga medis per satuan penduduk 1 : 4.259 dari target 1:3.352, Penemuan dan
penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 97,49 % dari target 82,00 %,
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD mencapai 100 %
dari target 100 %, Rumahdengan bebas jentik didaerah endemis mencapai 95,86
% dari target 95,00 %,Prosentase TTU yang memenuhi syarat mencapai 79,03 %
dari target 78,72 %,
Prosentase TPM yang memenuhi syarat telah mencapai 90,67 % dari target 90,46
%,cakupan Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat kesehatan mencapai
71,84% dari target 71,57 %, cakupan Jamban Keluarga (JAGA) yang memenuhi
syaratmencapai 72,68% dari target 71,63 % dan peningkatan Cakupan desa siaga
aktif mencapai63,36 % dari target 85,00 %.
17
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Kesehatan Kota
Bogor Tahun 2018 merupakan laporan hasil kinerja program/kegiatan di Dinas
Kesehatan Kota Bogor selama Tahun 2018 dengan bersumber dana dari APBD
Kota Bogor Tahun 2018 dan sumber dana lainnya.
Pecapaian kinerja yang dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Tahun
2018 terdiri dari 4 sasaran dengan 15 indikator yang ditetapkan dalam dokumen
Penetapan Kinerja Tahun 2018. Dari 15 indikator yang diukur
sebanyak8indikatoryang melebihi target (60%), 2indikator mencapai target (20%)
dan 5 indikator belum mencapai target (20%) yaitu rasio Puskesmas : penduduk
(1:30.000), persentase angka kesembuhan TBC (cure rate),persentase rumah
tangga ber PHBS (%), persentase rumah sehat, persentase tenaga medis dan non
medis sesuai kebutuhan. Apabila dilihat berdasarkan kategori capaian dari 15
indikator kinerja, sebanyak 3 indikator termasuk kategori Baik dan 12 indikator
termasuk kategori Sangat Baik. Dengan demikian, secara umum pencapaian
kinerja Dinas Kesehatan Kota Bogor Tahun 2018 dapat dikategorikan ā€œSangat
Baikā€.
Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas
Kesehatan Kota Bogor ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk
menilai hasil pelaksanaan kinerja di Dinas Kesehatan serta dapat menjadi dasar
bagi para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan dalam perencanaan
dan pelaksanaan program pembangunan kesehatan di tahun berikutnya.
18
Daftar Pustaka
file:///C:/Users/User/Documents/Tugas%20Kuliah%20Teteh/pmk-nomor-43-
tahun-2019-tentang-puskesmas.pdf
https://www.dinkes.kotabogor.go.id/index.php/post/single/654
https://www.dinkes.kotabogor.go.id/asset/images/web/files/lakip-dinas-
kesehatan-kota-bogor-tahun-2018.pdf

More Related Content

What's hot

Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
MegaMustika7
Ā 
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfKelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
AdindaMaharani14
Ā 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota BogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
GheaRamadhani
Ā 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
MiaJauhariah
Ā 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
JihanRukkiyael
Ā 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogorPenerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor
NurAlliviaShalsaOcta
Ā 
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Taufiq Arrahman
Ā 
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - AkuntansiAkuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Dicky Maulana Hadi Tamma
Ā 
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
LaylaHanifah
Ā 
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
SitiMardiani5
Ā 
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGORAnalisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
FaishalIhsanudin
Ā 
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Analisis Penerapan Standar  Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...Analisis Penerapan Standar  Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
ShellaDwiSeptiani
Ā 
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
MutiaRevelianti
Ā 
Tugas kelompok asp
Tugas kelompok asp Tugas kelompok asp
Tugas kelompok asp
MuhammadWildanyahya
Ā 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
gitamelania1
Ā 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
Pakuan University
Ā 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
HikmahTussaAdah
Ā 
Tugas asp 4 c akt (1)
Tugas asp 4 c akt (1)Tugas asp 4 c akt (1)
Tugas asp 4 c akt (1)
AyuCahyaNingsih
Ā 
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
ginasyarifah2
Ā 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansiPenerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
TiaApriani3
Ā 

What's hot (20)

Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintah (sap) terhadap kualitas lapor...
Ā 
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdfKelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Kelompok(1) 4B-Akuntansi_TugasASP2. pdf
Ā 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota BogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada Organisasi Sektor Publik di Kota Bogor
Ā 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
Ā 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Ā 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogorPenerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor
Ā 
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Penerapan akrual basis pada osp di wilayah bogor (7)
Ā 
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - AkuntansiAkuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Akuntansi Sektor Publik Kelompok 5 kelas 4B - Akuntansi
Ā 
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Tugas Kelompok 2 (Akuntansi Sektor Publik)
Ā 
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL  PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
ASP-PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ...
Ā 
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGORAnalisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Analisis OSP Disdukcapil dan Disnaker BOGOR
Ā 
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Analisis Penerapan Standar  Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...Analisis Penerapan Standar  Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Terhadap Kinerja Keu...
Ā 
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
Ā 
Tugas kelompok asp
Tugas kelompok asp Tugas kelompok asp
Tugas kelompok asp
Ā 
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGORANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIVITAS BASIS AKRUAL PADA SEKTOR PUBLIK DI KOTA BOGOR
Ā 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
Ā 
Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor PublikAkuntansi Sektor Publik
Akuntansi Sektor Publik
Ā 
Tugas asp 4 c akt (1)
Tugas asp 4 c akt (1)Tugas asp 4 c akt (1)
Tugas asp 4 c akt (1)
Ā 
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Analisis penyajian dan penerapat laporan keuangan kab. bogor berdasarkan stan...
Ā 
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansiPenerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Penerapan akuntansi berbasis akrual pada osp di kota bogor 4 a akuntansi
Ā 

Similar to Tugas Kelompok II ASP kelas 4a

Standar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__DataStandar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__DataAi Risa
Ā 
Buku pdbk
Buku pdbkBuku pdbk
Buku pdbkMuh Saleh
Ā 
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Zen D' Eri
Ā 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
Zakiah dr
Ā 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
mreyrasa
Ā 
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintahan (sap) terhadap kinerja keu...
Analisis penerapan standar  akuntansi pemerintahan (sap) terhadap kinerja keu...Analisis penerapan standar  akuntansi pemerintahan (sap) terhadap kinerja keu...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintahan (sap) terhadap kinerja keu...
ShellaDwiSeptiani
Ā 
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
hendarpujaanugrah
Ā 
Juknis bok 2012 kecil
Juknis bok 2012 kecilJuknis bok 2012 kecil
Juknis bok 2012 kecil
yandas
Ā 
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Marsusilanata Wawan
Ā 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
Muh Saleh
Ā 
Visi misi dan tujuan puskesmas
Visi misi dan tujuan puskesmasVisi misi dan tujuan puskesmas
Visi misi dan tujuan puskesmas
ismail1981
Ā 
Visi misi dan tujuan puskesmas
Visi misi dan tujuan puskesmasVisi misi dan tujuan puskesmas
Visi misi dan tujuan puskesmas
ismail1981
Ā 
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Muh Saleh
Ā 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
Agustina j
Ā 
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Indah Suri Zaluchu
Ā 
Renja rumah sakit tahun 2019
Renja rumah sakit tahun 2019Renja rumah sakit tahun 2019
Renja rumah sakit tahun 2019
Hospital Pidie Jaya, Aceh - Indonesia
Ā 
Seri bpjs kesehatan edukasi kesehatan
Seri bpjs kesehatan edukasi kesehatanSeri bpjs kesehatan edukasi kesehatan
Seri bpjs kesehatan edukasi kesehatan
Klinik Jejaring PT Rumah Sakit Padjadjaran
Ā 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Edukasi Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Edukasi KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Edukasi Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Edukasi Kesehatan
BPJS Kesehatan RI
Ā 
Pagu indikatif kewilayahan1
Pagu indikatif kewilayahan1Pagu indikatif kewilayahan1
Pagu indikatif kewilayahan1
Petrus Poling Wairmahing
Ā 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016Muh Saleh
Ā 

Similar to Tugas Kelompok II ASP kelas 4a (20)

Standar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__DataStandar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Standar_Operasional_Prosedur__SOP__Data
Ā 
Buku pdbk
Buku pdbkBuku pdbk
Buku pdbk
Ā 
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Indikator Kesehatan Masyarakat 2020-2024
Ā 
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMASDOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
DOKUMEN SPM BLUD PUSKESMAS
Ā 
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerahModul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Modul inti 10 penganggaran dan pembiayaan kesehatan daerah
Ā 
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintahan (sap) terhadap kinerja keu...
Analisis penerapan standar  akuntansi pemerintahan (sap) terhadap kinerja keu...Analisis penerapan standar  akuntansi pemerintahan (sap) terhadap kinerja keu...
Analisis penerapan standar akuntansi pemerintahan (sap) terhadap kinerja keu...
Ā 
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu20210225101816  f__13_sigit_erstanto_stula_individu
20210225101816 f__13_sigit_erstanto_stula_individu
Ā 
Juknis bok 2012 kecil
Juknis bok 2012 kecilJuknis bok 2012 kecil
Juknis bok 2012 kecil
Ā 
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Tatakelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Ā 
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdfLKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
LKJIP Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.pdf
Ā 
Visi misi dan tujuan puskesmas
Visi misi dan tujuan puskesmasVisi misi dan tujuan puskesmas
Visi misi dan tujuan puskesmas
Ā 
Visi misi dan tujuan puskesmas
Visi misi dan tujuan puskesmasVisi misi dan tujuan puskesmas
Visi misi dan tujuan puskesmas
Ā 
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2014
Ā 
Bab I
Bab IBab I
Bab I
Ā 
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Rancangan Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II Gelombang VII Kota Gunungsitol...
Ā 
Renja rumah sakit tahun 2019
Renja rumah sakit tahun 2019Renja rumah sakit tahun 2019
Renja rumah sakit tahun 2019
Ā 
Seri bpjs kesehatan edukasi kesehatan
Seri bpjs kesehatan edukasi kesehatanSeri bpjs kesehatan edukasi kesehatan
Seri bpjs kesehatan edukasi kesehatan
Ā 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Edukasi Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Edukasi KesehatanBuku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Edukasi Kesehatan
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Edukasi Kesehatan
Ā 
Pagu indikatif kewilayahan1
Pagu indikatif kewilayahan1Pagu indikatif kewilayahan1
Pagu indikatif kewilayahan1
Ā 
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2012 - 2016
Ā 

Recently uploaded

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Ā 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
Ā 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
Ā 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
Ā 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
Ā 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
Ā 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
Ā 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Ā 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
Ā 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
Ā 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
Ā 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
Ā 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
Ā 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
Ā 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
Ā 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Ā 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
Ā 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
Ā 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
Ā 

Recently uploaded (20)

NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Ā 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
Ā 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Ā 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
Ā 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
Ā 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
Ā 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Ā 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Ā 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Ā 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
Ā 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
Ā 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Ā 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Ā 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Ā 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Ā 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Ā 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Ā 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Ā 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
Ā 

Tugas Kelompok II ASP kelas 4a

  • 1. PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA OSP DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR Dosen Pengampu : Sujatmiko Wibowo,AK,M.M. Kode Dosen : 432 Disusun oleh : Hana Hanifa (022118132) Selvia Nurandini (022118171) Liza Lutviana (022118181) Devia Leviasari (022118196) Alifvian Umar (022118318) Kelas 4A FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS PAKUAN 2020
  • 2. 2 Daftar Isi Daftar Isi......................................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3 1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................3 1.2 TUJUAN....................................................................................................................... 4 1.3 RUANG LINGKUP MATERI........................................................................................ 4 BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................................5 2.1 DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR ............................................................................... 5 2.2 PERATURAN MENTERI KESEHATANTENTANGPUSAT KESEHATAN MASYARAKAT...................................................................................................................... 6 BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................... 14 3.1 Dinas Kesehatan Kota Bogor ................................................................................................. 14 3.1.1 VISI........................................................................................................................... 14 3.1.2 MISI .......................................................................................................................... 14 3.1.3 PROGRAM KERJA.................................................................................................... 14 BAB IV PENUTUP.................................................................................................................... 17 KESIMPULAN...................................................................................................................... 17 Daftar Pustaka............................................................................................................................ 18
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik. Karena orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini tidak berorientasi pada laba sebagai tujuan utamanya. Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil bahkan bisa dikatakan cukup besar. Organisasi sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang unik dan berbeda dengna organisasi komersial. Salah satu ciri dari organisasi ini adalah tujuan yang ingin dicapai. Organisasi sektor publik memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat, bukan bertujuan profit oriented. Organisasi sektor publik, termasuk di dalamnya pemerintah daerah, mengelola dan mengalokasikan sumber daya publik untuk mencapai tujuan. Pemerintah daerah wajib mempertanggungjawabkannya kepada publik. Pertanggungjawaban baik berupa aktivitas atas sumber daya, termasuk bagaimana pengelolaan keuangan daerah (Marsiwi, 2010 dalam Marsiwi dan Hartono, 2014). Sebagaimana yang kita ketahui, akuntansi yang berhubungan dengan organisasi perusahaan sering kali disebut dengan akuntansi sektor privat atau akuntansi komersial, sedangkan akuntansi yang berkaitan dengan organisasi pemerintahan atau nonprofit dikenal dengan sebutan akuntansi pemerintahan atau akuntansi sektor publik. Diberikannya tugas paper dengan tema Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual pada OSP di Kota Bogor. Kami akan mengambil sebagian OSP yaitu Jumlah Tenaga Kerja Kesehatan Kota Bogor, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Bogor, Kantor UPTD PAL Kota Bogor. Ketiga OSP dengan tema penerapan akuntansi berbasis akrual ini akan kami kaji dengan bahasa ilmiah di beberapa bab yang akan kami bahas di dalam paper ini. Selanjutnya berkaitan dengan hakekat otonomi daerah yaitu yang berkenaan dengan pelimpahan wewenang pengambilan keputusan kebijakan, pengelolaan dana publik dan pengaturan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat, maka peranan data atau informasi keuangan daerah sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan daerah serta jenis dan besar belanja yang harus dikeluarkan agar perencanaan keuangan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Informasi keuangan yang dimaksud adalah berupa penyajian laporan keuangan yang disusun oleh Pemerintah Daerah yang bersangkutan, sebagai salah satu alat untuk memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik.Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengambil judul penelitian ini yaitu: ā€œ
  • 4. 4 1.2 TUJUAN Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana balai penelitian data kesehatan,pertambangan Kota Bogor melalui basis akrual. 2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat perhitungan organisasi sektor publik dalam sebuah organisasi berbasis akrual. 3. Untuk mengetahui fungsi penerapan akuntansi sektor publik berbasis akrual pada organisasi sektor publik yang di cantumkan. 4. Untuk mengetahui manfaat dari penerapan SAP tersebut. 1.3 RUANG LINGKUP MATERI Peranan sektor publik dalam bentuk pemerintahan dan usaha-usaha yang dilakukan telah terbukti menjadi tulang punggung perekonomian negara. Sehingga pembatasan pembahasan akuntansi sektor publik pada pemerintahan akan berdampak kosongnya pengaturan praktik praktik akuntansi di sektor publik itu sendiri. Salah satu hal yang amat substansial adalah konsesus akan ruang lingkup akuntansi sektor publik. Organisasi sektor publik dibatasi dengan organisasi-organisasi yang menggunakan dana masyarakat, sehingga perlu melakukan pertanggungjawaban ke masyarakat. Di Indonesia, Akuntansi Sektor Publik mencakup beberapa bidang utama, yakni : 1. Akuntansi Pemerintah Pusat. 2. Akuntansi Pemerintah Daerah. 3. Akuntansi Parpol dan LSM. 4. Akuntansi Yayasan. 5. Akuntansi Pendidikan dan Kesehatan puskesmas, rumah sakit, dan sekolah. Akuntabilitas amat penting dalam pengelolaan dana masyarakat. Praktik pemilihan program dengan dana masyarakat perlu dikembangkan dalam konteks visi kesejahteraan masyarakat. Ini berarti akuntabilitas manajemen kesejahteraan masyarakat sangat menentukan perkembangan Akuntansi Sektor Publik.
  • 5. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR Dinas Kesehatan ini memuat profil Kesehatan dan informasi penting berbagai program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Bogor. Dan bermanfaat dalam memberikan data dan informasi di bidang kesehatan yang dapat di gunakan tidak hanya oleh tenaga kesehatan,namun juga dapat di manfaatkan oleh masyarakat luas. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setingggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yaitu indikator angka harapan hidup, angka kematian dan status gizi masyarakat. Salah satu tujuan dilaksanakannya desentralisasi pembangunan kesehatan adalah percepatan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan salah satu caranya adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui upaya-upaya program yang efektif, efisien dan tepat sasaran. Untuk mendukung pelaksanaan upaya program kesehatan yang efektif, efisien dan tepat sasaran tersebut dibutuhkan ketersediaan data dan informasi kesehatan yang akurat sebagai bahan dalam penyusunan perencanaan program yang ā€œevidence baseā€ sehingga diharapkan dengan Profil Kesehatan Kota Bogor 20162 data dan informasi yang akurat maka upaya-upaya program yang direncanakan betul-betul dapat menyelesaikan permasalahan kesehatan yang muncul di masyarakat. Mengingat pentingnya ketersediaan data dan informasi kesehatan baik yang bersumber dari pencatatan dan pelaporan rutin maupun yang berasal dari masyarakat, maka di Kota Bogor terus diupayakan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyebarluasan data dan informasi sebagai bahan rujukan dalam pengambilan keputusan. Salah satu dokumen yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data kesehatan sebagai salah satu prasyarat terlaksananya perencanaan kesehatan yang ā€œevidence baseā€ adalah profil kesehatan Kota Bogor Tahun 2016 yang berisi data dan informasi terbaru sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Diharapkan data profil kesehatan tersebut dapat menggambarkan situasi kesehatan dan dapat menggambarkan masalah ā€œlocal specificā€ sejalan dengan tuntutan otonomi. Metode penyusunan LK Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor secara umum mengacu pada Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tehnis penjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
  • 6. 6 Dalam pengukuran kinerja Sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 ini menggambarkan indikator kinerja output (grand output) atau outcome pada program/kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor selama tahun 2016 sesuai dengan penetapan indikator kinerja yang ditetapkan pada dokumen Perjanjian Kinerja (Jankin) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016. Sebagai penjabaran dari Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016. RKT Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 semula disusun dengan berpedoman pada Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, namun dengan adanya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi Republik Indobesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka RKT Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 dilakukan perubahan sesuai dengan pedoman yang baru yang memuat sasaran strategis berikut indikator kinerja dan targetnya. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Menindaklanjuti Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah menyusun Perjanjian Kinerja (Jankin) Tahun 2016 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok, dan fungsinya yang ditandatangani oleh Bupati Bogor. Jankin Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016 disusun berdasarkan Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja. Jankin ini merupakan tolok ukur evaluasi. akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016. Jankin Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2016 disusun sesuai DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2016 dan dilakukan perubahan sesuai DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2016 perubahan. Jankin Dinas Kesehatan memuat program yang dilaksanakan, sasaran strategis yang akan dicapai, indikator outcome berikut target kinerjanya, indikator output berikut target kinerjanya, serta anggaran yang tersedia sesuai dengan DPA Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2016. 2.2 PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
  • 7. 7 2. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. 3. Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. 4. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. 5. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 6. Registrasi adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi pengajuan dan pemberian kode Puskesmas. 7. Akreditasi Puskesmas yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan Puskesmas, setelah dilakukan penilaian bahwa Puskesmas telah memenuhi standar akreditasi. 8. Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. 9. Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam suatu sistem. 10. Instansi Pemberi Izin adalah satuan kerja yang ditunjuk oleh pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menerbitkan izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 11. Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas untuk mencapai sasaran kegiatannya. 12. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 13. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan
  • 8. 8 Pasal 2 1. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang: a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat; b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu; c. hidup dalam lingkungan sehat; dan d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. 2. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat. 3. Kecamatan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan untuk mencapai kabupaten/kota sehat. BAB II PRINSIP PENYELENGGARAAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG Pasal 3 1. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi: a. paradigma sehat; b. pertanggungjawaban wilayah; c. kemandirian masyarakat; d. ketersediaan akses pelayanan kesehatan; e. teknologi tepat guna; dan f. keterpaduan dan kesinambungan. 2. Berdasarkan prinsip paradigma sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. 3. Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. 4. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. 5. Berdasarkan prinsip ketersediaan akses pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan. 6. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. 7. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
  • 9. 9 penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas. Pasal 4 1. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. 2. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga. 3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Puskesmas memiliki fungsi: a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Pasal 6 Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, Puskesmas berwenang untuk: a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan; b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan; c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait; e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat; f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan; h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
  • 10. 10 j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit; k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Pasal 7 Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, Puskesmas berwenang untuk: a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat dan setara b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif; c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat; d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan, keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja; e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi; f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis; g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas; i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan; dan j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 Selain memiliki kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7, Puskesmas melakukan pembinaan terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya. Pasal 9 1. Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.
  • 11. 11 2. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Puskesmas sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III PERSYARATAN Pasal 10 1. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. 2. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. 3. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas 4. Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik. Pasal 11 1. Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi: a. geografis; b. aksesibilitas untuk jalur transportasi; c. kontur tanah; d. fasilitas parkir; e. fasilitas keamanan; f. ketersediaan utilitas publik; g. pengelolaan kesehatan lingkungan; dan h. tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendirian Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung negara. Pasal 12 1. Persyaratan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi: a. persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja serta persyaratan teknis bangunan; b. bangunan bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan c. bangunan didirikan dengan memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus/penyandang disabilitas, anakanak, dan lanjut usia. 2. Persyaratan teknis bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang memiliki tugas dan fungsi di bidang pelayanan kesehatan. Pasal 13
  • 12. 12 1. Selain memiliki bangunan yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, setiap Puskesmas memiliki bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan dan bangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan. 2. Bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan. 3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam hal terdapat keterbatasan lahan dan/atau hasil analisis dinas kesehatan daerah kabupaten/kota Puskesmas tidak membutuhkan bangunan rumah dinas tenaga kesehatan. Pasal 14 1. Persyaratan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) paling sedikit terdiri atas: a. sistem penghawaan (ventilasi); b. sistem pencahayaan; c. sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene; d. sistem kelistrikan; e. sistem komunikasi; f. sistem gas medik; g. sistem proteksi petir; h. sistem proteksi kebakaran; i. sarana evakuasi; j. sistem pengendalian kebisingan; dan k. kendaraan puskesmas keliling. 2. Selain kendaraan puskesmas keliling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k, Puskesmas dapat dilengkapi dengan ambulans dan kendaraan lainnya. Pasal 15 Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 14 harus dilakukan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi. Pasal 16 1. Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi: a. jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan; b. kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; c. standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan d. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. 2. Jumlah dan jenis peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan tenaga kesehatan Puskesmas, serta ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Pada kondisi infrastruktur belum memadai, jumlah dan jenis peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat menyesuaikan dengan alat lain yang memiliki fungsi yang sama. Pasal 17
  • 13. 13 1. Persyaratan ketenagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) meliputi dokter dan/atau dokter layanan primer. 2. Selain dokter dan/atau dokter layanan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Puskesmas harus memiliki: a. dokter gigi; b. Tenaga Kesehatan lainnya;dan c. tenaga nonkesehatan. 3. Jenis Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit terdiri atas: a. perawat; b. bidan; c. tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku; d. tenaga sanitasi lingkungan; e. nutrisionis; f. tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian; dan g. ahli teknologi laboratorium medik. 4. Dalam kondisi tertentu, Puskesmas dapat menambah jenis tenaga kesehatan lainnya meliputi terapis gigi dan mulut, epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, perekam medis dan informasi kesehatan, dan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan. 5. Dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertugas untuk memberikan Pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya. 6. Tenaga nonkesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c harus mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas. 7. Dalam hal jumlah dan jenis dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah memenuhi kebutuhan ideal, dokter dan/atau dokter layanan primer, dokter gigi, dan Tenaga Kesehatan lainnya dapat diberikan tugas lain.
  • 14. 14 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Dinas Kesehatan Kota Bogor Dinas Kesehatan kota Bogor ini beralamat di Jalan Kesehatan No.3, Tanah Sareal, Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat dengan kode pos 16161 dan Telp:(0251) 8331753. 3.1.1 VISI Kota Bogor yang Sehat, Nyaman, Mandiri dan Berkeadilan 3.1.2 MISI 1. Menyediakan sarana dan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, terjangkau dan nyaman 2. Menggerakkan peranserta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan lingkungan serta jaminan kesehatan 3. Memenuhi ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan yang profesional dan amanah 4. Menyelenggarakan tata kelola sumberdaya kesehatan yang adil, transparan dan akuntabel. 3.1.3 PROGRAM KERJA ļƒ˜ MISI 1 : Menyediakan sarana dan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, terjangkau dan nyaman Program Kerja : 1. Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 2. Standarisasi Pelayanan Kesehatan 3. Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata 4. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 5. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 6. Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak (bayi) 7. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 8. Upaya Kesehatan Masyarakat 9. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 10. Perbaikan Gizi Masyarakat 11. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 12. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 13. Pengawasan Obat dan Makanan
  • 15. 15 ļƒ˜ MISI 2 : Menggerakkan peranserta masyarakat dalam meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan lingkungan serta jaminan kesehatan Program Kerja : 1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 2. Pengembangan Lingkungan Sehat ļƒ˜ MISI 3 : Memenuhi ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan yang profesional dan amanah. Program Kerja : Peningkatan Sumber Daya Aparatur ļƒ˜ MISI 4 : Menyelenggarakan tata kelola sumberdaya kesehatan yang adil, transparan dan akuntabel. Program Kerja : 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Peningkatan dan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 4. Peningkatan kualitas pelayanan publik Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Kesehatan Kota Bogor Tahun 2018 merupakan laporan hasil kinerja program/kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Bogor selama Tahun 2018 dengan bersumber dana dari APBD Kota Bogor Tahun 2018 dan sumber dana lainnya. Pecapaian kinerja yang dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Tahun 2018 terdiri dari 4 sasaran dengan 15 indikator yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2018. Dari 15 indikator yang diukur sebanyak8indikatoryang melebihi target (60%), 2indikator mencapai target (20%) dan 5 indikator belum mencapai target (20%) yaitu rasio Puskesmas : penduduk (1:30.000), persentase angka kesembuhan TBC (cure rate),persentase rumah tangga ber PHBS (%), persentase rumah sehat, persentase tenaga medis dan non medis sesuai kebutuhan. Apabila dilihat berdasarkan kategori capaian dari 15 indikator kinerja, sebanyak 3 indikator termasuk kategori Baik dan 12 indikator termasuk kategori Sangat Baik. Dengan demikian, secara umum pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Bogor Tahun 2018 dapat dikategorikan ā€œSangat Baikā€. Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Bogor ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk menilai hasil pelaksanaan kinerja di Dinas Kesehatan serta dapat menjadi dasar bagi para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan kesehatan di tahun berikutnya. Pada tahun 2016, dari dana APBD Kabupaten Bogor telah ditetapkan anggaran kesehatan sebagai berikut : anggaran pendapatan dari retribusi pelayanan kesehatan sebesar Rp. 134.296.680.000,- Anggaran belanja Dinas Kesehatan tahun 2016 sebesar Rp. 600.228.436.000,- terdiri dari belanja tidak langsung (BTL) sebesar Rp. 120.704.036.000,- (20,10%) dan belanja langsung
  • 16. 16 (BL) sebesar Rp. 479.524.400.000,- (79,95%) Pada belanja tidak langsung (BTL) terdiri dari belanja pegawai Rp. 120.704.036.000,- (100%) sedangkan pada belanja langsung (BL) proporsi terbesar adalah untuk belanja Barang dan Jasa Rp.347.208.171.000,- (72,41%) belanja Modal Rp. 103.031.480.000,- (21,48 %) kemudian belanja pegawai Rp. 29.284.749.000,- (6,11%). Dalam APBD termasuk juga anggaran kesehatan yang berasal dari APBD Propinsi/Bantuan Gubernur sebesar Rp. 35.200.460.000,- dan APBN (DAK) sebesar Rp. 81.659.582.000,- Pencapaian indikator sasaran seperti yang ditetapkan dalam Rencana Strategis dalam rangka mencapai visi dan misi adalah sebagai berikut : Rasio sarana pelayanan kesehatan dasar ; Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per penduduk mencapai 1: 15.266 dari target 1:9.247 Rasio Rumah Sakit per penduduk 1:206.940 dari target 1:195.519, Prosentase pengadaan obat essensial mencapai 100 % dari target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin mencapai 100 % dari target 100 %, cakupan pelayana kesehatan masyarakat mencapai 70,81 % dari target 68,00 %, Cakupan pengawasan obat dan makanan berbahaya mencapai 100 % dari target 100 %, Prosentase balita gizi buruk mencapai 0.017 % dari target 0.018 %, Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan mencapai 100 % dari target 100 %, Rasio posyandu per Satuan Balita baru mencapai 8,53 % dari target 11,79 %, Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan baru mencapai 88,01 % dari target 91,25 %, Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani mencapai 78,20 % dari target 81,25 %, Cakupan kunjungan bayi 96,21 % dari target 95,00 %, Cakupan puskesmas 252,50 % dari target 252,50 %, Cakupan puskesmas pembantu 31,11 % dari target 35,02 %, Cakupan UCI mencapai 93,08 % dari target 100,00 %, Rasio dokter per satuan penduduk men.apai 1:4.989 dari target 1:3869 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 1 : 4.259 dari target 1:3.352, Penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai 97,49 % dari target 82,00 %, Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD mencapai 100 % dari target 100 %, Rumahdengan bebas jentik didaerah endemis mencapai 95,86 % dari target 95,00 %,Prosentase TTU yang memenuhi syarat mencapai 79,03 % dari target 78,72 %, Prosentase TPM yang memenuhi syarat telah mencapai 90,67 % dari target 90,46 %,cakupan Sarana Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat kesehatan mencapai 71,84% dari target 71,57 %, cakupan Jamban Keluarga (JAGA) yang memenuhi syaratmencapai 72,68% dari target 71,63 % dan peningkatan Cakupan desa siaga aktif mencapai63,36 % dari target 85,00 %.
  • 17. 17 BAB IV PENUTUP KESIMPULAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan Dinas Kesehatan Kota Bogor Tahun 2018 merupakan laporan hasil kinerja program/kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Bogor selama Tahun 2018 dengan bersumber dana dari APBD Kota Bogor Tahun 2018 dan sumber dana lainnya. Pecapaian kinerja yang dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor pada Tahun 2018 terdiri dari 4 sasaran dengan 15 indikator yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2018. Dari 15 indikator yang diukur sebanyak8indikatoryang melebihi target (60%), 2indikator mencapai target (20%) dan 5 indikator belum mencapai target (20%) yaitu rasio Puskesmas : penduduk (1:30.000), persentase angka kesembuhan TBC (cure rate),persentase rumah tangga ber PHBS (%), persentase rumah sehat, persentase tenaga medis dan non medis sesuai kebutuhan. Apabila dilihat berdasarkan kategori capaian dari 15 indikator kinerja, sebanyak 3 indikator termasuk kategori Baik dan 12 indikator termasuk kategori Sangat Baik. Dengan demikian, secara umum pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kota Bogor Tahun 2018 dapat dikategorikan ā€œSangat Baikā€. Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kota Bogor ini, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk menilai hasil pelaksanaan kinerja di Dinas Kesehatan serta dapat menjadi dasar bagi para pengambil keputusan dan pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan kesehatan di tahun berikutnya.