Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di sentra produksi ikan lele Pancur Tower, Kelurahan Sungai Beduk, Kotamadya Batam. Pengamatan dilakukan pada tanggal 22 April 2015 di dua lokasi budidaya yang fokus pada pengembangan usaha budidaya ikan lele. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berada pada kisaran 7,2 – 7,5, salinitas 0 ‰ dan Nitrit < <0.1 /><0.1 mg/L. Meanwhile Ammonia (NH3) ranged from 0,03 – 2,88 mg/L, Posphate (PO4) 0,355 mg/L, temperature ranged from 30,5 – 31,3 ⁰C and turbidity 16,27 – 39,85 NTU become a limited factor in order to support the production. The microbiology test showed that fish are free from bacteria infection, but positively infected by Dactylogyrus sp. The distribution of Aeromonas vaccine and the application of filterisation system are urgently needed in order to increase the production
Key words: Pancur Tower, Water quality, Dactylogyrus sp, Vaccine, Filterisation System
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di Desa Tanjung Banon, Kelurahan Sembulang, Batam. Pengamatan dilakukan pada bulan Februari 2015 di tiga lokasi budidaya dan dua diantaranya adalah unit produksi ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kedalaman air memiliki level yang rendah untuk budidaya ikan laut dan kekeruhan cukup tinggi untuk media persiapan produksi. Untuk budidaya ikan laut, pH berada pada kisaran 7,67-7,69, suhu 29,2⁰C, salinitas 30 ‰ dan kekeruhan 2,28-2,65 NTU. Sementara untuk media persiapan air tawar, pH 7,25, suhu 29,8⁰C, salinitas 0 ‰ dan kekeruhan 22,6 NTU. Secara umum, untuk seluruh lokasi parameter NO2, NH3 dan PO4 berada di bawah limit deteksi. Tidak adanya aplikasi biosekuriti, penerapan cara budidaya ikan yang baik serta terlalu bergantungnya masyarakat terhadap bantuan benih dan berbagai sarana produksi menjadikan aktivitas budidaya perikanan di Desa Tanjung Banon menjadi tidak berkelanjutan
Kata kunci: Tanjung Banon, Kualitas Air, Biosekuriti, Cara Budidaya Ikan yang Baik
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di sentra produksi ikan lele Pancur Tower, Kelurahan Sungai Beduk, Kotamadya Batam. Pengamatan dilakukan pada tanggal 22 April 2015 di dua lokasi budidaya yang fokus pada pengembangan usaha budidaya ikan lele. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berada pada kisaran 7,2 – 7,5, salinitas 0 ‰ dan Nitrit < <0.1 /><0.1 mg/L. Meanwhile Ammonia (NH3) ranged from 0,03 – 2,88 mg/L, Posphate (PO4) 0,355 mg/L, temperature ranged from 30,5 – 31,3 ⁰C and turbidity 16,27 – 39,85 NTU become a limited factor in order to support the production. The microbiology test showed that fish are free from bacteria infection, but positively infected by Dactylogyrus sp. The distribution of Aeromonas vaccine and the application of filterisation system are urgently needed in order to increase the production
Key words: Pancur Tower, Water quality, Dactylogyrus sp, Vaccine, Filterisation System
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di Desa Tanjung Banon, Kelurahan Sembulang, Batam. Pengamatan dilakukan pada bulan Februari 2015 di tiga lokasi budidaya dan dua diantaranya adalah unit produksi ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kedalaman air memiliki level yang rendah untuk budidaya ikan laut dan kekeruhan cukup tinggi untuk media persiapan produksi. Untuk budidaya ikan laut, pH berada pada kisaran 7,67-7,69, suhu 29,2⁰C, salinitas 30 ‰ dan kekeruhan 2,28-2,65 NTU. Sementara untuk media persiapan air tawar, pH 7,25, suhu 29,8⁰C, salinitas 0 ‰ dan kekeruhan 22,6 NTU. Secara umum, untuk seluruh lokasi parameter NO2, NH3 dan PO4 berada di bawah limit deteksi. Tidak adanya aplikasi biosekuriti, penerapan cara budidaya ikan yang baik serta terlalu bergantungnya masyarakat terhadap bantuan benih dan berbagai sarana produksi menjadikan aktivitas budidaya perikanan di Desa Tanjung Banon menjadi tidak berkelanjutan
Kata kunci: Tanjung Banon, Kualitas Air, Biosekuriti, Cara Budidaya Ikan yang Baik
KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMAT...Laras Agung
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS TEKNIK PRODI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
"HUBUNGAN KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR "
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang masih merupakan masalah
kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit diare bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
faktor lingkungan dan sanitasi Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sanitasi yang baik
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas
air yang digunakan di desa penyambaran dan mengetahui hubungan sanitasi dengan
timbulnya penyakit diare. Metode penelitian ini menggunakan rancangan observasional
dengan pendekatan Cross Sectional. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh total
Coliform dari tiga sumber mata air di desa Penyambaran diantaranya air sungai dan mata air
terdapat bakteri coliform yang melebihi ambang batas. Total bakteri coliform yang
diperbolehkan hanya sekitar 50/100 ml. Apabila melebihi dari ketentuan tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa air yang ada di desa penyambaran dikategorikan sebagai tercemar. Total
coliform yang melebihi ambang batas tersebut bisa disebabkan oleh sanitasi di desa tersebut belum dijaga dengan baik, dan ada beberapa faktor lainnya yang juga terlibat.
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Laporan ini menjelasakan tentang
1. Menghitung berat badan kambing
2. Menguraikan proses menguliti kambing dan memisahkan karkas dan non karkas
3. Menilik ternak
4. Mengitung pemberian hijauan dan konsentrat per ekor per hari
5. Menghitung umur ternak dengan melihat berapa jumlah gigi ternak
6. Menghitung ukuran linear pada ternak
7. Menghitung persentase karkas dan non karkas
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di wilayah Pulau Nguan, Kelurahan Galang Baru, Kotamadya Batam. Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2015 di dua lokasi budidaya yang fokus pada pengembangan usaha budidaya ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berada pada kisaran 8,01 – 8,03, salinitas 33 ‰, Nitrit < <0.1 /><0,009 /><0,033 mg/L dan suhu berada pada kisaran 30,1 – 30,2 ⁰C. Sementara kedalaman dan kekeruhan menjadi faktor pembatas dalam mendukung optimalisasi produksi. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan bahwa ikan budidaya bebas dari infeksi parasit dan virus, namun positif terinfeksi oleh bakteri Vibrio spp. Adanya upaya untuk penerapan biosekuriti dan teknologi budidaya di kedua lokasi pemantauan menjadikan Pulau Nguan sangat berpotensi sebagai sentra produksi budidaya ikan laut di Kota Batam
Kata kunci: Pulau Nguan, Kualitas Air, Mikrobiologi, Cara Budidaya Ikan yang Baik
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMAT...Laras Agung
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
FAKULTAS TEKNIK PRODI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
"HUBUNGAN KUALITAS AIR DAN SANITASI TERHADAP PENYAKIT DIARE DI DESA PENYAMBARAN KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR "
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang masih merupakan masalah
kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit diare bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
faktor lingkungan dan sanitasi Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan sanitasi yang baik
berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas
air yang digunakan di desa penyambaran dan mengetahui hubungan sanitasi dengan
timbulnya penyakit diare. Metode penelitian ini menggunakan rancangan observasional
dengan pendekatan Cross Sectional. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh total
Coliform dari tiga sumber mata air di desa Penyambaran diantaranya air sungai dan mata air
terdapat bakteri coliform yang melebihi ambang batas. Total bakteri coliform yang
diperbolehkan hanya sekitar 50/100 ml. Apabila melebihi dari ketentuan tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa air yang ada di desa penyambaran dikategorikan sebagai tercemar. Total
coliform yang melebihi ambang batas tersebut bisa disebabkan oleh sanitasi di desa tersebut belum dijaga dengan baik, dan ada beberapa faktor lainnya yang juga terlibat.
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Laporan ini menjelasakan tentang
1. Menghitung berat badan kambing
2. Menguraikan proses menguliti kambing dan memisahkan karkas dan non karkas
3. Menilik ternak
4. Mengitung pemberian hijauan dan konsentrat per ekor per hari
5. Menghitung umur ternak dengan melihat berapa jumlah gigi ternak
6. Menghitung ukuran linear pada ternak
7. Menghitung persentase karkas dan non karkas
Kegiatan pemantauan ini bertujuan untuk menilai kondisi kualitas perairan, penyakit dan kelayakan usaha budidaya di wilayah Pulau Nguan, Kelurahan Galang Baru, Kotamadya Batam. Pengamatan dilakukan pada tanggal 25 Maret 2015 di dua lokasi budidaya yang fokus pada pengembangan usaha budidaya ikan laut. Pengambilan sampel air dilakukan dengan metoda gabungan tempat (integrated) berdasarkan SNI No.6989.57:2008 untuk parameter pH, salinitas, suhu, kedalaman, ammonia (NH3), nitrit (NO2), posfat (PO4) dan kekeruhan. Metoda pemantauan juga dilakukan dengan metoda wawancara untuk mendapatkan informasi terkini tentang pengelolaan budidaya ikan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pH berada pada kisaran 8,01 – 8,03, salinitas 33 ‰, Nitrit < <0.1 /><0,009 /><0,033 mg/L dan suhu berada pada kisaran 30,1 – 30,2 ⁰C. Sementara kedalaman dan kekeruhan menjadi faktor pembatas dalam mendukung optimalisasi produksi. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan bahwa ikan budidaya bebas dari infeksi parasit dan virus, namun positif terinfeksi oleh bakteri Vibrio spp. Adanya upaya untuk penerapan biosekuriti dan teknologi budidaya di kedua lokasi pemantauan menjadikan Pulau Nguan sangat berpotensi sebagai sentra produksi budidaya ikan laut di Kota Batam
Kata kunci: Pulau Nguan, Kualitas Air, Mikrobiologi, Cara Budidaya Ikan yang Baik
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Tugas 3 tpki brema
1. TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
TUGAS 3
Disusun Oleh :
Brema Alfaretz Tarigan
09030581721015
Dosen Pembimbing :
Deris Stiawan, M.T., Ph.D.
LABORATORIUM KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2. Judul Penulis Masalah yang Dihadapi Pemecahan Masalah
Rancang Bangun Hermansyah ,Elang kendala yang dihadapi peternak lele merancang alat yang bisa
Pengendali pH Air Untuk Derdian , F. Trias adalah pengaturan waktu makan dan membantu peternak lele untuk bisa
Pembudidayaan Ikan Lele Pontia W penjagaan kualitas air. Hal ini meningkatkan kualitas panen tanpa
Berbasis Mikrokontroler menyebabkan peternak harus selalu harus selalu mengamati lele dalam
Atmega16 waspada agar kualitas dan berat lele kolam peternakannya menggunakan
hasil peternakannya terus terjaga. ATMega16 dan sensor pH.
Jurnal Sustainable : Manalu, Trimas Palka ikan muatan hidup saat ini Merancang bangun sistem yang
Jurnal Hasil Penelitian
Pramana, Rozeff
tidak mampu mengontrol parameter dapat mengontrol ph air pada palka
Prayetno, Eko
pH air sesuai ikan menggunakan mikrokontrolerdan Industri Terapan Nugraha, Sapta
Rancang Bangun Sistem dengan lingkungan hidup ikan. pH dan labview.
Kontrol pH Air pada
perlu diperhatikan agar ikan dapat
bertahan hidup.
Palka Ikan Muatan Hidup
menggunakan
Mikrokontroler dan
LabVIEW
Rancang Bangun Aplikasi Akhmad Akhsin Alat ukur kekeruhan air yang Membuat alat ukur kekeruhan air
Lux Meter BH1750 Nasrudin , diperjual belikan harganya mahal yang lebih murah dari
Sebagai Alat Ukur Dzulkiflih dan bahan pembuatanya langka pengaplikasian Lux Meter BH1750
Kekeruhan Air Berbasis Dipasaran
Mikrokontroler
Rancang Bangun Qalit, Al Pemantauan masih dilakukan secara Membuat sistem otomatis, dan
Prototipe Pemantauan
Rahman, Aulia
tradisional pengecekan kondisi air rutinitas pemberian pakan. Dengan
Kadar pH dan Kontrol kolam dilakukan rutin dengan memanfaatkan sistem
Suhu Serta Pemberian
memperhatikan warna air dan bau, mikrokontroller yang dihubungkan
Pakan Otomatis pada
metode tradisional masih terdapat pada sensor suhu, pH Meter, sensor
kekurangan akurasi dan efisiensi Water Level maka pemantauan dan
Budidaya Ikan Lele
waktu. Dalam penanganan kontrol kondisi air dan pemberian
Sangkuriang Berbasis IoT
pemberian pakan digolongkan pakan sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan umur mingguan untuk usia perkembangan ikan lele dapat
masing- masing jenis pakan. dilakukan secara otomatis
3. DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Gierdo et al., “RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI MULTI-CHANNEL
UNTUK MONITORING SUHU DAN pH AIR MENGGUNAKAN JARINGAN
WIFI,” Youngster Phys. J., vol. 4, no. 4, pp. 257–264, 2015.
[2] J. Inovasi et al., “RANCANG BANGUN APLIKASI LUX METER BH1750
SEBAGAI ALAT UKUR KEKERUHAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER
Akhmad Akhsin Nasrudin , Dzulkiflih,” vol. 04, pp. 89–94, 2015.
[3] A. R. L. Francisco, “RANCANG BANGUN SISTEMMONITORING KADAR
SALINITAS AIR MENGGUNAKAN WIRELESS SENSOR SYSTEMS (WSS),” J.
Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2013.
[4] Y. Y. Maulana, G. Wiranto, and D. Kurniawan, “Online Monitoring Kualitas Air Pada
Budidaya Udang Berbasis WSN Dan IoT,” INKOM J. Informatics, Control Syst.
Comput., vol. 10, no. 2, pp. 81–86, 2016.
[5] A. Qalit and A. Rahman, “Rancang Bangun Prototipe Pemantauan Kadar pH dan Kontrol
Suhu Serta Pemberian Pakan Otomatis pada Budidaya Ikan Lele Sangkuriang
Berbasis IoT,” Karya Ilm. Mhs. Tek. Elektro, vol. 2, no. 3, pp. 8–15, 2017.
[6] Hermansyah, “RANCANG BANGUN PENGENDALI pH AIR UNTUK
PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE BERBASIS MIKROKONTROLER
ATMEGA16,” J. Tek. Elektro Univ. Tanjungpura, vol. 2, no. 1, pp. 1–13, 2017.
[7] T. Manalu, R. Pramana, E. Prayetno, and S. Nugraha, “Jurnal Sustainable : Jurnal
Hasil Penelitian dan Industri Terapan Rancang Bangun Sistem Kontrol pH Air pada
Palka Ikan Muatan Hidup menggunakan Mikrokontroler dan LabVIEW,” J. Sustain.,
vol. 07, no. 02, pp. 53–63, 2018.
[8] A. Bachri, “Rancang Bangun Sistem Penjernihan Air Otomatis Berdasarkan
Turbiditymeter Berbasis Mikrokontroller,” J. Tek., vol. 10, no. 2, p. 1027, 2018.
[9] A. J. Kuswinta, I. G. P. W. Wedashwara W, and I. W. A. Arimbawa, “Implementasi
IoT Cerdas Berbasis Inference Fuzzy Tsukamoto pada Pemantauan Kadar pH dan
Ketinggian Air dalam Akuaponik,” J. Comput. Sci. Informatics Eng., vol. 3, no. 1, p.
65, 2019.
[10] M. Gregoryan et al., “Sistem Kontrol dan Monitoring Ph Air serta Kepekatan Nutrisi
pada Budidaya Hidroponik Jenis Sayur dengan Teknik Deep Flow Techcnique,” pp. 1–
6.