SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Toraja adalah nama salah satu suku dari masyarakat di Sulawesi Selatan. Mereka menetap di pegunungan
bagian utara; Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.
Kata Toraja berasal dari Bahasa Bugis, to riaja, yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas”.
Menurut legenda, nenek moyang masyarakat Toraja berasal dari Hindia Belakang (Siam). Mereka berimigrasi
menggunakan kapal yang menyerupai rumah adat orang Toraja, yaitu Tongkonan.
Mayoritas Suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animism
yang dikenal sebagai Aluk to Dolo.
Aluk to Dolo, adalah agama atau aturan dari leluhur.
Adat kepercayaan terhadap para Dewa terkait dengan pandangan masyarakat Toraja terhadap tata ruang jagat
atau makro kosmos yang dipandang terdiri dari tiga unsur, yaitu langi (sorga), lino atau padang berarti bumi dan
deata to kengkok atau Puang to Kebali’bi’. Ketiga unsur tersebut disusun secara vertical sebagai lambang makro
kosmosnya.
Menurut Adat Toraja yang paling penting adalah upacara Rambu Solo, yaitu upacara pemakaman.
Sistem Kosmologi masyarakat Toraja bersumber dari ajaran para leluhurnya berisi tentang inti hidup dan
kehidupan yang disebut I La Galigo  cara hidup (way of life), filosofi yang mendasari, nilai-nilai hidup.
Skema kosmologi tersebut digambarkan:
• Puang Matua (Sang Pencipta) di Utara/Atas/Langit
• Tiga kelompok Deata berada di Timur
• Tomembali Puang/Todolo di Barat
• Bumi tempat kehidupan manusia di bawah.
Puang Matua
Padang/Lino
Permukaan Bumi
Pong Tulak Padang
Dan roh-roh
Dunia
Atas
Dunia
Tengah
Dunia
Bawah
*Ketiga dunia tidak bersifat hirarkis, saling berhubungan.
Kampung dalam istilah masyarakat Toraja disebut lembang.
*Mereka tidak kenal istilah kampung.
Perbedaan lembang dengan desa, yaitu:
1) Kepala lembang dipilih langsung masyarakat, sedangkan desa dipilih oleh camat.
2) Lembang memiliki musyawarah adat, sedangkan desa memiliki adat pendamai.
3) Lembang mempunyai Badan Perwakilan Lembang (BPL), sedangkan desa mempunyai Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa (LKMD).
4) Lembang berbatasan wilayah adat, sedangkan desa berbatasan dengan tanda-tanda alam.
Kumpulan beberapa Saroan disebut Lembang (desa adat). Saroan merupakan perwakilan dari persatuan antara
pemimpin warga Tana Toraja wilayah utara dengan warganya. Saroan lahir dari Tongkonan (rumah adat
keluarga).
Pada tahun 1979-1998, nama lembang diganti menjadi desa, sedangkan nama Saroan diganti menjadi Rukun
Keluarga (RK) dan Rukun Tetangga (RT).
Sebutan yang popular rumah tradisional masy. Toraja
adalah Tongkonan.
Orang Toraja menyebut rumah tinggalnya sebagai
banua, artinya penggambaran kecil dari dunia.
Tongkonan  “to sit”
 Tempat dimana anggota keluarga bertemu,
berdiskusi, melaksanakan kegiatan adat.
 Tidak dimiliki perseorangan, namun turun
temurun oleh keluarga atau marga.
Kis Jovak dalam Nuryanto (2019), membagi Ars. Toraja menjadi 5
jenis: rumah tinggal atau banua, lumbung padi atau alang, rumah
penjaga padi, kandang hewan dan rumah pemakaman.
Banua terbagi 5 tipe:
1) Banua tipe rendah dengan satu lantai, paling kuno dan
sederhana, konstruksi atap lurus, konstruksi panggung dengan
cara menumpiuk kayu bulat.
2) Banua tipe tinggi dengan beberapa lantai, bagian depan
menggunakan tiang, bagian belakang menggunakan batang
kayu yang ditumpuk. Atap mulai melengkung (rendah).
Terdapat perbedaan tinggi riang.
3) Banua tipe kuno dengan tiang polygonal, yaitu rumah tinggal
yang diikat oleh banua horizontal. Garis atap lebih panjang
tapi masih rendah.
4) Banua tipe menengah dengan tiang polygonal, lengkungan
atap cukup tinggi dan pentutup menggunakan bamboo, pintu
masuk sebela utara, menggunakan tangga dari bawah keatas.
5) Banua Modern dengan tiang segi empat, peralataan
pertukangan moder namun tetap menggunakan metode
tradisional. Fungsi tujuan ritual. Kolom berbentuk segi empat
dan berdiri diatas batu yang telah dibentuk.
Kis Jovak dalam Nuryanto (2019), membagi Ars. Toraja menjadi 5
jenis: rumah tinggal atau banua, lumbung padi atau alang, rumah
penjaga padi, kandang hewan dan rumah pemakaman.
Banua terbagi 5 tipe:
1) Banua tipe rendah dengan satu lantai, paling kuno dan
sederhana, konstruksi atap lurus, konstruksi panggung dengan
cara menumpiuk kayu bulat.
2) Banua tipe tinggi dengan beberapa lantai, bagian depan
menggunakan tiang, bagian belakang menggunakan batang
kayu yang ditumpuk. Atap mulai melengkung (rendah).
Terdapat perbedaan tinggi riang.
3) Banua tipe kuno dengan tiang polygonal, yaitu rumah tinggal
yang diikat oleh banua horizontal. Garis atap lebih panjang
tapi masih rendah.
4) Banua tipe menengah dengan tiang polygonal, lengkungan
atap cukup tinggi dan pentutup menggunakan bamboo, pintu
masuk sebela utara, menggunakan tangga dari bawah keatas.
5) Banua Modern dengan tiang segi empat, peralataan
pertukangan moder namun tetap menggunakan metode
tradisional. Fungsi tujuan ritual. Kolom berbentuk segi empat
dan berdiri diatas batu yang telah dibentuk.
Fungsi Organisasi ruang pada rumah tongkonan
masyarakat Toraja sesuai dengan system kepercayaan
mereka tentang arah mata angin.
1) Bagian Utara disebut ulunna langi, yang paling
mulia
2) Bagian timur disebut mataallo, tempat matahari
terbit, tempat asalnya kebahagiaan atau
kehidupan.
3) Bagian barat disebut matampu, tempat matahari
terbenam, kesusahan dan kematian.
4) Bagian selatan disebut pollo’na langi, sebagai
lawan bagian yang mulia, tempat melepas segala
sesuatu yang tidak baik.
Organisasi Ruang secara vertical dibagi menjadi tiga:
1) Sulluk Banua; Bagian bawah yaitu kolong
bangunan rumah. Dulu berfungsi sebagai tempat
mengurung binatang (kerbau dan babi) pada
malam hari.
2) Kalle Banua, bagian tengah yaitu terdiri dari atas
ruang ruang yang berjejer dari utara ke selatan.
Terdiri atas tangdo’, Sali, dan Sumbung.
3) Ratiang Banua, bagian atas yaitu atap rumah yang
terbuat dari bamboo yang dipilah menjadi dua
dan disusun saling tumpeng tindih.
*Penggunaan pondasi batu alam menunjukan bahwa
mereka telah berusaha melindungi tiang-tiang kayu
dari air tanah dan menjaga turunnya bangunan
karena lunaknya tanah.
Tongkonan dibagi menjadi tiga bagian secara
horizontal:
1) Tangdo : bagian depan yang berfungsi untuk tidur
tamu dan berhubungan dengan upacara ritual.
2) Sali : bagian tengah yang berfungsi untuk dapur,
makan, dan musyawarah keluarga.
3) Sumbung : yaitu bagian belakang berfungsi untuk
tidur anggota keluarga.
Perahu  pengakuan terhadap warisan budaya
nenek moyang, budaya “perahu”.
Bentuk tanduk kerbau.
Bentangannya mencapai hingga 8 meter.
ARSITEKTUR TORAJA.pdf

More Related Content

Similar to ARSITEKTUR TORAJA.pdf

Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, MandarBudaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, MandarKhrisna Ariyudha
 
sodapdf-converted.pptx
sodapdf-converted.pptxsodapdf-converted.pptx
sodapdf-converted.pptxrikson4
 
Arsitektur vernakuler Sulawesi Selatan
Arsitektur vernakuler Sulawesi SelatanArsitektur vernakuler Sulawesi Selatan
Arsitektur vernakuler Sulawesi Selatanmus mus
 
Hunian Tradisional Pada Masa Premodern di Nusantara
Hunian Tradisional Pada Masa Premodern di NusantaraHunian Tradisional Pada Masa Premodern di Nusantara
Hunian Tradisional Pada Masa Premodern di NusantaraFajar Rian Wulandari
 
Ciri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
Ciri Zaman Megalitikum Berserta GambarnyaCiri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
Ciri Zaman Megalitikum Berserta GambarnyaFirdika Arini
 
Sosiologi(Suku Batak)
Sosiologi(Suku Batak)Sosiologi(Suku Batak)
Sosiologi(Suku Batak)Erma21_
 
Rumah Adat Tradisional di Indonesia Berwarna.pptx
Rumah Adat Tradisional di Indonesia Berwarna.pptxRumah Adat Tradisional di Indonesia Berwarna.pptx
Rumah Adat Tradisional di Indonesia Berwarna.pptxFebriyantiSariDewi
 
pengantar arsitektur
pengantar arsitekturpengantar arsitektur
pengantar arsitekturKhaerul Busur
 
Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Sistem Kepercayaan Manusia PurbaSistem Kepercayaan Manusia Purba
Sistem Kepercayaan Manusia PurbaAmalisa Icha
 
keragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiakeragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiazanandasimda
 
keragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiakeragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiazanandasimda
 
Alat Musik Angklung merupakan kesenian Indonesia
Alat Musik Angklung merupakan kesenian IndonesiaAlat Musik Angklung merupakan kesenian Indonesia
Alat Musik Angklung merupakan kesenian IndonesiaAdrie Oktavio
 

Similar to ARSITEKTUR TORAJA.pdf (20)

Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, MandarBudaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
Budaya Bugis, Toraja, Makassar, Mandar
 
sodapdf-converted.pptx
sodapdf-converted.pptxsodapdf-converted.pptx
sodapdf-converted.pptx
 
Arsitektur vernakuler Sulawesi Selatan
Arsitektur vernakuler Sulawesi SelatanArsitektur vernakuler Sulawesi Selatan
Arsitektur vernakuler Sulawesi Selatan
 
Presentation.pptx
Presentation.pptxPresentation.pptx
Presentation.pptx
 
Hunian Tradisional Pada Masa Premodern di Nusantara
Hunian Tradisional Pada Masa Premodern di NusantaraHunian Tradisional Pada Masa Premodern di Nusantara
Hunian Tradisional Pada Masa Premodern di Nusantara
 
Ciri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
Ciri Zaman Megalitikum Berserta GambarnyaCiri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
Ciri Zaman Megalitikum Berserta Gambarnya
 
Arsitektur 1
Arsitektur 1Arsitektur 1
Arsitektur 1
 
Suku Batak.pptx
Suku Batak.pptxSuku Batak.pptx
Suku Batak.pptx
 
Sosiologi(Suku Batak)
Sosiologi(Suku Batak)Sosiologi(Suku Batak)
Sosiologi(Suku Batak)
 
Kebudayaan papua
Kebudayaan papuaKebudayaan papua
Kebudayaan papua
 
Rumah Adat Tradisional di Indonesia Berwarna.pptx
Rumah Adat Tradisional di Indonesia Berwarna.pptxRumah Adat Tradisional di Indonesia Berwarna.pptx
Rumah Adat Tradisional di Indonesia Berwarna.pptx
 
Suku Asmat
Suku AsmatSuku Asmat
Suku Asmat
 
Materi rumah adat
Materi rumah adatMateri rumah adat
Materi rumah adat
 
Ppt jawa timur
Ppt jawa timur Ppt jawa timur
Ppt jawa timur
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
pengantar arsitektur
pengantar arsitekturpengantar arsitektur
pengantar arsitektur
 
Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Sistem Kepercayaan Manusia PurbaSistem Kepercayaan Manusia Purba
Sistem Kepercayaan Manusia Purba
 
keragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiakeragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesia
 
keragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesiakeragaman sosial dan budaya indonesia
keragaman sosial dan budaya indonesia
 
Alat Musik Angklung merupakan kesenian Indonesia
Alat Musik Angklung merupakan kesenian IndonesiaAlat Musik Angklung merupakan kesenian Indonesia
Alat Musik Angklung merupakan kesenian Indonesia
 

ARSITEKTUR TORAJA.pdf

  • 1. Toraja adalah nama salah satu suku dari masyarakat di Sulawesi Selatan. Mereka menetap di pegunungan bagian utara; Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Kata Toraja berasal dari Bahasa Bugis, to riaja, yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas”. Menurut legenda, nenek moyang masyarakat Toraja berasal dari Hindia Belakang (Siam). Mereka berimigrasi menggunakan kapal yang menyerupai rumah adat orang Toraja, yaitu Tongkonan.
  • 2. Mayoritas Suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animism yang dikenal sebagai Aluk to Dolo. Aluk to Dolo, adalah agama atau aturan dari leluhur. Adat kepercayaan terhadap para Dewa terkait dengan pandangan masyarakat Toraja terhadap tata ruang jagat atau makro kosmos yang dipandang terdiri dari tiga unsur, yaitu langi (sorga), lino atau padang berarti bumi dan deata to kengkok atau Puang to Kebali’bi’. Ketiga unsur tersebut disusun secara vertical sebagai lambang makro kosmosnya. Menurut Adat Toraja yang paling penting adalah upacara Rambu Solo, yaitu upacara pemakaman.
  • 3. Sistem Kosmologi masyarakat Toraja bersumber dari ajaran para leluhurnya berisi tentang inti hidup dan kehidupan yang disebut I La Galigo  cara hidup (way of life), filosofi yang mendasari, nilai-nilai hidup. Skema kosmologi tersebut digambarkan: • Puang Matua (Sang Pencipta) di Utara/Atas/Langit • Tiga kelompok Deata berada di Timur • Tomembali Puang/Todolo di Barat • Bumi tempat kehidupan manusia di bawah.
  • 4. Puang Matua Padang/Lino Permukaan Bumi Pong Tulak Padang Dan roh-roh Dunia Atas Dunia Tengah Dunia Bawah *Ketiga dunia tidak bersifat hirarkis, saling berhubungan.
  • 5. Kampung dalam istilah masyarakat Toraja disebut lembang. *Mereka tidak kenal istilah kampung. Perbedaan lembang dengan desa, yaitu: 1) Kepala lembang dipilih langsung masyarakat, sedangkan desa dipilih oleh camat. 2) Lembang memiliki musyawarah adat, sedangkan desa memiliki adat pendamai. 3) Lembang mempunyai Badan Perwakilan Lembang (BPL), sedangkan desa mempunyai Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). 4) Lembang berbatasan wilayah adat, sedangkan desa berbatasan dengan tanda-tanda alam. Kumpulan beberapa Saroan disebut Lembang (desa adat). Saroan merupakan perwakilan dari persatuan antara pemimpin warga Tana Toraja wilayah utara dengan warganya. Saroan lahir dari Tongkonan (rumah adat keluarga). Pada tahun 1979-1998, nama lembang diganti menjadi desa, sedangkan nama Saroan diganti menjadi Rukun Keluarga (RK) dan Rukun Tetangga (RT).
  • 6. Sebutan yang popular rumah tradisional masy. Toraja adalah Tongkonan. Orang Toraja menyebut rumah tinggalnya sebagai banua, artinya penggambaran kecil dari dunia. Tongkonan  “to sit”  Tempat dimana anggota keluarga bertemu, berdiskusi, melaksanakan kegiatan adat.  Tidak dimiliki perseorangan, namun turun temurun oleh keluarga atau marga.
  • 7. Kis Jovak dalam Nuryanto (2019), membagi Ars. Toraja menjadi 5 jenis: rumah tinggal atau banua, lumbung padi atau alang, rumah penjaga padi, kandang hewan dan rumah pemakaman. Banua terbagi 5 tipe: 1) Banua tipe rendah dengan satu lantai, paling kuno dan sederhana, konstruksi atap lurus, konstruksi panggung dengan cara menumpiuk kayu bulat. 2) Banua tipe tinggi dengan beberapa lantai, bagian depan menggunakan tiang, bagian belakang menggunakan batang kayu yang ditumpuk. Atap mulai melengkung (rendah). Terdapat perbedaan tinggi riang. 3) Banua tipe kuno dengan tiang polygonal, yaitu rumah tinggal yang diikat oleh banua horizontal. Garis atap lebih panjang tapi masih rendah. 4) Banua tipe menengah dengan tiang polygonal, lengkungan atap cukup tinggi dan pentutup menggunakan bamboo, pintu masuk sebela utara, menggunakan tangga dari bawah keatas. 5) Banua Modern dengan tiang segi empat, peralataan pertukangan moder namun tetap menggunakan metode tradisional. Fungsi tujuan ritual. Kolom berbentuk segi empat dan berdiri diatas batu yang telah dibentuk.
  • 8. Kis Jovak dalam Nuryanto (2019), membagi Ars. Toraja menjadi 5 jenis: rumah tinggal atau banua, lumbung padi atau alang, rumah penjaga padi, kandang hewan dan rumah pemakaman. Banua terbagi 5 tipe: 1) Banua tipe rendah dengan satu lantai, paling kuno dan sederhana, konstruksi atap lurus, konstruksi panggung dengan cara menumpiuk kayu bulat. 2) Banua tipe tinggi dengan beberapa lantai, bagian depan menggunakan tiang, bagian belakang menggunakan batang kayu yang ditumpuk. Atap mulai melengkung (rendah). Terdapat perbedaan tinggi riang. 3) Banua tipe kuno dengan tiang polygonal, yaitu rumah tinggal yang diikat oleh banua horizontal. Garis atap lebih panjang tapi masih rendah. 4) Banua tipe menengah dengan tiang polygonal, lengkungan atap cukup tinggi dan pentutup menggunakan bamboo, pintu masuk sebela utara, menggunakan tangga dari bawah keatas. 5) Banua Modern dengan tiang segi empat, peralataan pertukangan moder namun tetap menggunakan metode tradisional. Fungsi tujuan ritual. Kolom berbentuk segi empat dan berdiri diatas batu yang telah dibentuk.
  • 9.
  • 10. Fungsi Organisasi ruang pada rumah tongkonan masyarakat Toraja sesuai dengan system kepercayaan mereka tentang arah mata angin. 1) Bagian Utara disebut ulunna langi, yang paling mulia 2) Bagian timur disebut mataallo, tempat matahari terbit, tempat asalnya kebahagiaan atau kehidupan. 3) Bagian barat disebut matampu, tempat matahari terbenam, kesusahan dan kematian. 4) Bagian selatan disebut pollo’na langi, sebagai lawan bagian yang mulia, tempat melepas segala sesuatu yang tidak baik.
  • 11. Organisasi Ruang secara vertical dibagi menjadi tiga: 1) Sulluk Banua; Bagian bawah yaitu kolong bangunan rumah. Dulu berfungsi sebagai tempat mengurung binatang (kerbau dan babi) pada malam hari. 2) Kalle Banua, bagian tengah yaitu terdiri dari atas ruang ruang yang berjejer dari utara ke selatan. Terdiri atas tangdo’, Sali, dan Sumbung. 3) Ratiang Banua, bagian atas yaitu atap rumah yang terbuat dari bamboo yang dipilah menjadi dua dan disusun saling tumpeng tindih. *Penggunaan pondasi batu alam menunjukan bahwa mereka telah berusaha melindungi tiang-tiang kayu dari air tanah dan menjaga turunnya bangunan karena lunaknya tanah.
  • 12. Tongkonan dibagi menjadi tiga bagian secara horizontal: 1) Tangdo : bagian depan yang berfungsi untuk tidur tamu dan berhubungan dengan upacara ritual. 2) Sali : bagian tengah yang berfungsi untuk dapur, makan, dan musyawarah keluarga. 3) Sumbung : yaitu bagian belakang berfungsi untuk tidur anggota keluarga.
  • 13. Perahu  pengakuan terhadap warisan budaya nenek moyang, budaya “perahu”. Bentuk tanduk kerbau. Bentangannya mencapai hingga 8 meter.