2. Dunia adalah sebuah sistem kapitalis yg mencakup
seluruh negara di dunia tanpa kecuali
Tidak ada satu negara pun yg dapat melepaskan
diri dari ekonomi kapitalis, termasuk negara2
sosialis
3. Immanuel Wallerstein
Kritik terhadap teori ketergantungan, yaitu tidak bisa menjelaskan pembangunan di dunia
ketiga, yg bisa dijelaskan hanya gejala terjadinya keterbelakangan
Dulu, dunia dikuasai oleh sistem-sistem kecil (sistem mini) dalam bentuk kerajaan atau betuk
pemerintahan lainnya
Masing-masing sistem mini tidak saling berhubungan atau dunia terdiri dari banyak sistem mini
yang terpisah
Kemudian, terjadi penaklukan secara militer maupun sukarela bergabung, muncul yang disebut
“KERAJAAN DUNIA” (world empire)
Karena besar dan luas, daerah taklukan jauh dari pusat kekuasaan dan banyak yg membebaskan
diri
Dalam perkembangannya, muncul “SISTEM PEREKONOMIAN DUNIA YG MENYATU”
SISTEM DUNIA merupakan kekuatan yang mengerakkan negara-negara di dunia (sistem ekonomi)
Sistem dunia tidak harus menguasai seluruh dunia atau harus ada kekuasaan pusat, negara2
dapat berdiri sendiri dengan pembagian kerja tertentu satu dengan yang lain dan dapat
berkerjasama
4. Pengklasifikasian negara2
Negara pusat, negara kapitalis dominan yang mengeksploitasi
negara pinggiran (periferi) dalam hal tenaga kerja dan bahan2
mentah
Negara semi pinggiran, mrp negara inti yg mengalami penurunan
atau negara periferi yg berusaha meningkatkan posisi dalam
sistem ekonomi dunia
Negara pinggiran, bergantung pada negara inti dalam hal modal,
krn industri yg masih terbelakang, tidak memiliki pemerintah
pusat yang kuat atau dikendalikan oleh negara-negara lain,
bahan baku diekspor ke negara inti dan bergantung pada praktik
yg koersif
5. Model Tri Kutub
Dunia terlalu kompleks untuk dijelaskan dalam model dwi kutub, yaitu sentral (inti)
dan pinggiran (periferi).
Banyak negera yang terletak di antara 2 posisi tsb yg tidak dapat dan tidak tepat
untuk dikategorikan sebagai negara sentral maupun negara pinggiran
Pertama. Polarisari sistem dunia yg menjadi 2 kutub, dengan hanya sedikit yang
memiliki status tinggi dan harus berhadapan dengan banyak status rendah, akan
menyebabkan disintegrasi sistem dunia.
Kedua. Untuk membantu pembentukan iklim dan daerah ekonomis baru yang
diperlukan para pemilik modal untuk memindahkan modal dari tempat yg sudah
tidak efisien lagi ketempat baru yng sedang tumbuh. (Negara Semi Pinggiran)
Karakteristik negara semi pinggiran :
Memiliki posisi tawar menawar perdagangan yg berbeda dengan negara pinggiran
Memiliki kepentingan langsung untuk mengatur dan mengawasi pertumbuhan pasar dalam negeri
6. Perkembangan pembangunan negara
Setelah negara-negara Eropa hancur (Inggris, Belanda, Perancis), kini
Amerika menjadi yang terkuat
Adanya krisis di negara sosialis. Perpecahan RRC dan Uni Soviet. Kegagalan
revolusi kebudayaan, stagnasi ekonomi di negara-negara sosialis, dan
mulainya negara sosialis menerima investasi modal asing yang kapitalistik.
Fenomena yang menandai kegagalan revolusi Marxisme
Munculnya negara-negara industri baru, yaitu negara Asia Timur (Korsel,
Taiwan, Singapura, Hongkong, Cina) merupakan contoh naiknya kelas
negara pinggiran ke semi pinggiran dan mungkin akan menjadi pusat
Dll...
7. Tahap perkembangan ekonomi
Tahap sistem mini. Unit-unit ekonomi relatif kecil dan hanya ditujukan
untuk kebutuhan sendiri (subsisten) dengan pembagian kerja yg relatif
kecil, serta berada dalam kerangka budaya tunggal
Tahap kekaisaran dunia. Kesatuan ekonomi jauh lebih besar dan
menyeluruh, menggabungkan sejumlah besar sistem mini sebelumnya.
Landasannya adalah ekonomi agraris. Pajak ketat dan wajib militer. Terlibat
dalam peperangan dan penaklukan imperialis
Tahap ekonomi dunia. Kapitalisme sebagai sistem ekonomi dominan. Peran
negara sebagai badan pengatur dan koordinasi aktivitas ekonomi mulai
merosot dan digantikan oleh pasar. Fungsi negara menjaga kerangka
aktivitas ekonomi, perdagangan bebas, dan hubungan perdagangan yang
menguntungkan.
8. Naik-Turun Kelas
Negara-negara bisa “naik atau turun kelas” (negara pusat
ke semi pinggiran, pinggiran ke semi pinggiran, dan
sebaliknya)
Naik turunnya kelas negara ditentukan oleh dinamika
sistem dunia
Contoh
Sebelum PD II, negara2 Eropa ( Inggris, Belanda, Perancis)
merupakan negara pusat yang dominan dalam sistem dunia
Setelah PD II, muncul AS sebagai negara terkuat setelah negara-
negara Eropa hancur
9. Strategi proses kenaikan kelas
Dengan merebut kesempatan yang datang
dilakukan dengan cara merebut kesempatan yang datang. Kondisi terjadinya
ketidakseimbangan perdagangan negara pusat dan pinggiran, yang terjadi “ HARGA BARANG
MENTAH SANGAT MURAH DAN HARGA BARANG INDUSTRI/ OLAHAN SANGAT MAHAL”, akibatnya
“ NEGARA PINGGIRAN TIDAK BISA IMPOR BARANG INDUSTRI OLAHAN”. Tindakan yg harus
dilakukan :
1. Industrialisasi di negara sendiri, sbg substitusi barang2 impor tersebut
2. Mengoptimalkan potensi dalam negeri dan pembatasan barang produksi
Melalui undangan
1. Keterbatasan SDM dan wilayah di pusat, maka pusat melakukan ekspansi perusahaan
multinasional di negara lain
2. Membutuhkan mitra dari negara lain, termasuk dengan mendirikan perusahaan/ pabrik
sebagai cabang, negara pinggiran akan menerima tawaran ini, dengan alasan 1) banyak
perusahaan yang didirikan, sekalipun tetap milik negara luar, 2) SDM banyak yang
tertampung menjadi tenaga kerja, 3) mendapatkan sebagian profit (negara pinggiran naik
kelas menjadi semi pinggiran)
10. Lanjutan . . .
Memandirikan negara
Berusaha melepas ketergantungan dengan negara pusat
11. Perbandingan teori ketergantungan & teori sistem dunia
Elemen perbandingan Teori ketergantungan Teori sistem dunia
Unit analisis Negara-bangsa Sistem dunia
Metode kajian Historis stuktural : masa jaya dan
surut negara bangsa
Dinamika sejarah sistem dunia :
kecenderungan sekuler dan irama
perputaran (siklus)
Struktur teori Dwi kutub : sentral dan pinggiran Tri kutub : sentral, semi
pinggiran, dan pinggiran
Arah pembangunan Deterministik ketergantungan
selalu merugikan
Kemungkinan mobilitas naik dan
turun
Arena kajian Negara pinggiran Negara pinggiran, semi pinggiran,
sentral, dan sistem ekonomi
dunia
12. KRITIK
Terlalu memberikan perhatian pada aspek ekonomi
Sistem dunia tidak cukup ketika digunakan pada budaya
global yg mempunyai sistem dunia terpisah
Terlalu luas sehingga tidak efektif dalam menganalisis
dinamika lokal. Mengesampingkan aktivitas, inisiatif
masyarakat lokal