Dokumen tersebut membahas tentang tanaman hias krisan. Krisan termasuk kingdom Plantae dan famili Asteraceae. Terdapat berbagai jenis krisan seperti krisan lokal, introduksi, dan produk Indonesia. Krisan membutuhkan iklim tertentu seperti cahaya, suhu, dan kelembaban untuk tumbuh. Krisan dapat dibudidayakan sebagai tanaman tahunan atau musiman.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan tikus secara umum, meliputi definisi rodensia dan tikus, klasifikasi tikus, karakteristik fisik tikus, habitat tikus, dan deskripsi beberapa jenis tikus yang sering ditemukan di lingkungan rumah."
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa jenis tumbuhan paku dan lumut beserta klasifikasi dan ciri-ciri masing-masing tumbuhan tersebut. Terdapat informasi tentang lumut daun, lumut tanduk, beberapa jenis paku seperti paku pedang, paku sarang burung, paku suplir dan paku udang.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Pinophyta pada divisi tumbuhan yang meliputi ciri-ciri, siklus hidup, dan manfaat beberapa familia dan genus yang termasuk ke dalam kelas tersebut seperti familia Pinaceae, Cupressaceae, Podocarpaceae, Araucariaceae, Gnetaceae, serta genus seperti Pinus, Cupressus, Podocarpus, Araucaria, dan Gnetum.
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagian-bagian tubuh burung dan mengajarkan mahasiswa cara mengidentifikasi jenis burung menggunakan kunci identifikasi. Mahasiswa mempelajari morfologi burung merpati, bebek, dan pipit serta mengukur dan mengamati ciri-cirinya seperti paruh, mata, kaki, sayap dan bulu. Mereka juga mempelajari anatomi dan fungsi bagian-bagian tubuh dan bulu burung.
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
1. Laporan ini membahas pembuatan preparat supravital epitelium mukosa mulut dengan cara mengambil sampel dari bibir bawah, mewarnainya dengan methylene blue, dan mengamatinya di bawah mikroskop.
2. Hasil pengamatan menunjukkan epitelium berbentuk kubus dengan inti bulat di tengah dan sitoplasma. Epitelium ini merupakan epitelium pipih berlapis yang menutupi permukaan tubuh.
3. Preparat terwarnai dengan
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan tikus secara umum, meliputi definisi rodensia dan tikus, klasifikasi tikus, karakteristik fisik tikus, habitat tikus, dan deskripsi beberapa jenis tikus yang sering ditemukan di lingkungan rumah."
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa jenis tumbuhan paku dan lumut beserta klasifikasi dan ciri-ciri masing-masing tumbuhan tersebut. Terdapat informasi tentang lumut daun, lumut tanduk, beberapa jenis paku seperti paku pedang, paku sarang burung, paku suplir dan paku udang.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Pinophyta pada divisi tumbuhan yang meliputi ciri-ciri, siklus hidup, dan manfaat beberapa familia dan genus yang termasuk ke dalam kelas tersebut seperti familia Pinaceae, Cupressaceae, Podocarpaceae, Araucariaceae, Gnetaceae, serta genus seperti Pinus, Cupressus, Podocarpus, Araucaria, dan Gnetum.
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagian-bagian tubuh burung dan mengajarkan mahasiswa cara mengidentifikasi jenis burung menggunakan kunci identifikasi. Mahasiswa mempelajari morfologi burung merpati, bebek, dan pipit serta mengukur dan mengamati ciri-cirinya seperti paruh, mata, kaki, sayap dan bulu. Mereka juga mempelajari anatomi dan fungsi bagian-bagian tubuh dan bulu burung.
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
1. Laporan ini membahas pembuatan preparat supravital epitelium mukosa mulut dengan cara mengambil sampel dari bibir bawah, mewarnainya dengan methylene blue, dan mengamatinya di bawah mikroskop.
2. Hasil pengamatan menunjukkan epitelium berbentuk kubus dengan inti bulat di tengah dan sitoplasma. Epitelium ini merupakan epitelium pipih berlapis yang menutupi permukaan tubuh.
3. Preparat terwarnai dengan
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERnurahlina08
Laporan ini mendeskripsikan pengamatan siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster). Terdapat empat tahapan siklus hidupnya yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Laporan ini menjelaskan ciri-ciri dan lama setiap tahapan, serta perbedaan antara lalat jantan dan betina. Pengamatan dilakukan untuk mempelajari siklus hidup lalat buah secara lebih detail.
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang morfologi bunga kencana ungu (Ruellia tuberrosa L.) dan bunga kenop (Gomphrena globosa L.), mencakup deskripsi tentang klasifikasi, batang, daun, bunga, buah, dan biji kedua tanaman tersebut. Informasi lain meliputi penggunaan kencana ungu dalam pengobatan tradisional dan kandungan kimiawyang terkandung.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas tentang morfologi daun majemuk dan bagian-bagiannya pada 10 spesies tanaman. Terdapat penjelasan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan, analisis data, dan klasifikasi tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenali macam-macam bentuk daun majemuk dan bagian-bagiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor abiotik tanah dan topografi. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi tanah seperti tekstur, suhu, udara, dan air, pengaruh tanah terhadap makhluk hidup, serta pengaruh topografi terhadap pembentukan tanah.
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
Laporan praktikum ini membahas proses mitosis pada akar bawang bombay. Mahasiswa melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi tahapan mitosis, namun hanya menemukan sel pada fase interfase. Hal ini diduga karena waktu pengambilan sampel tidak tepat untuk menangkap tahapan mitosis. Laporan ini juga menjelaskan proses dan tahapan mitosis serta manfaat dan alasan menggunakan akar bawang sebagai objek penelit
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Terdapat 16 unsur hara esensial yang terdiri atas 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. Unsur-unsur tersebut diperlukan tanaman dalam berbagai proses metabolisme seperti fotosintesis, pembentukan protein, dan lainnya."
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini memberikan ringkasan singkat tentang morfologi akar dan modifikasinya pada beberapa jenis tumbuhan. Laporan ini menjelaskan bagian-bagian akar, tipe perakaran, bentuk modifikasi akar, serta bentuk modifikasi akar seperti akar udara dan akar penghisap yang diamati pada 11 jenis tumbuhan berbeda melalui praktikum lapangan.
Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang lunak) terdiri dari ikan-ikan yang memiliki rangka tulang rawan seperti hiu, pari, dan kimera. Mereka dibagi menjadi dua subkelas, Elasmobranchii dan Holocephali, dan beberapa ordo seperti Squaliformes, Rajiformes, Hexanchida, dan Lamnida. Kelas ini memiliki ciri khas seperti memiliki tulang rawan, sirip berpasangan, dan lubang hidung berpasangan.
Makalah ini membahas budidaya tanaman anggrek, mulai dari pengenalan tanaman anggrek, cara
penanaman, perawatan, hingga pengendalian hama dan penyakit. Tanaman anggrek memiliki banyak
manfaat dan dapat dibudidayakan dengan baik dengan memperhatikan faktor lingkungan seperti cahaya,
suhu, dan kelembapan.
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
Laporan ini menjelaskan tahapan mitosis dan meiosis pada tumbuhan melalui observasi di bawah mikroskop. Terdapat penjelasan tentang tujuan, dasar teori mitosis dan meiosis, alat dan bahan yang digunakan, cara kerja praktikum, hasil pengamatan, diskusi, pembahasan, dan kesimpulan.
Laporan siklus hidup lalat buah " DROSOPHILA MELANOGASTERnurahlina08
Laporan ini mendeskripsikan pengamatan siklus hidup lalat buah (Drosophila melanogaster). Terdapat empat tahapan siklus hidupnya yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Laporan ini menjelaskan ciri-ciri dan lama setiap tahapan, serta perbedaan antara lalat jantan dan betina. Pengamatan dilakukan untuk mempelajari siklus hidup lalat buah secara lebih detail.
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang morfologi bunga kencana ungu (Ruellia tuberrosa L.) dan bunga kenop (Gomphrena globosa L.), mencakup deskripsi tentang klasifikasi, batang, daun, bunga, buah, dan biji kedua tanaman tersebut. Informasi lain meliputi penggunaan kencana ungu dalam pengobatan tradisional dan kandungan kimiawyang terkandung.
Daun merupakan organ tumbuhan penting yang berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi vegetatif. Daun memiliki berbagai struktur anatomi seperti epidermis, jaringan palisade, spons, dan silinder pusat serta alat tambahan seperti daun penumpu, rambut, dan stomata. Morfologi daun meliputi bentuk, pangkal, ujung, tepi, pertulangan, dan warna yang bervariasi untuk tiap jenis tumbuhan.
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini membahas tentang morfologi daun majemuk dan bagian-bagiannya pada 10 spesies tanaman. Terdapat penjelasan tentang alat dan bahan, cara kerja, teori dasar, hasil pengamatan, analisis data, dan klasifikasi tanaman. Laporan ini bertujuan untuk mengenali macam-macam bentuk daun majemuk dan bagian-bagiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor abiotik tanah dan topografi. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi tanah seperti tekstur, suhu, udara, dan air, pengaruh tanah terhadap makhluk hidup, serta pengaruh topografi terhadap pembentukan tanah.
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
Laporan praktikum ini membahas proses mitosis pada akar bawang bombay. Mahasiswa melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi tahapan mitosis, namun hanya menemukan sel pada fase interfase. Hal ini diduga karena waktu pengambilan sampel tidak tepat untuk menangkap tahapan mitosis. Laporan ini juga menjelaskan proses dan tahapan mitosis serta manfaat dan alasan menggunakan akar bawang sebagai objek penelit
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan baik. Terdapat 16 unsur hara esensial yang terdiri atas 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. Unsur-unsur tersebut diperlukan tanaman dalam berbagai proses metabolisme seperti fotosintesis, pembentukan protein, dan lainnya."
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Laporan praktikum ini memberikan ringkasan singkat tentang morfologi akar dan modifikasinya pada beberapa jenis tumbuhan. Laporan ini menjelaskan bagian-bagian akar, tipe perakaran, bentuk modifikasi akar, serta bentuk modifikasi akar seperti akar udara dan akar penghisap yang diamati pada 11 jenis tumbuhan berbeda melalui praktikum lapangan.
Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang lunak) terdiri dari ikan-ikan yang memiliki rangka tulang rawan seperti hiu, pari, dan kimera. Mereka dibagi menjadi dua subkelas, Elasmobranchii dan Holocephali, dan beberapa ordo seperti Squaliformes, Rajiformes, Hexanchida, dan Lamnida. Kelas ini memiliki ciri khas seperti memiliki tulang rawan, sirip berpasangan, dan lubang hidung berpasangan.
Makalah ini membahas budidaya tanaman anggrek, mulai dari pengenalan tanaman anggrek, cara
penanaman, perawatan, hingga pengendalian hama dan penyakit. Tanaman anggrek memiliki banyak
manfaat dan dapat dibudidayakan dengan baik dengan memperhatikan faktor lingkungan seperti cahaya,
suhu, dan kelembapan.
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
Laporan ini menjelaskan tahapan mitosis dan meiosis pada tumbuhan melalui observasi di bawah mikroskop. Terdapat penjelasan tentang tujuan, dasar teori mitosis dan meiosis, alat dan bahan yang digunakan, cara kerja praktikum, hasil pengamatan, diskusi, pembahasan, dan kesimpulan.
Pseudomonas fluorescens as plant growth promoting Rhizo- Bacteria and biologi...Innspub Net
The use of plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) to control disastrous diseases in many crops has been considered important recently. The research was conducted to evaluate several bacterial strains to control white rust in chrysanthemum. The research consisted of two chronological experiments, in vitro and in vivo testing of bacterial isolate against the disease. 16 bacteria isolates were collected, purified and applied on the rust-infected leaf. Three isolates showed more effective in suppressing white rust during in vitro testing and further identification confirmed these strains, Pf Kr 2, Pf Smd 2 and Pf Ktl were grouped into P. flourescens. In vivo testing of the Pf isolates also revealed consistent performances of these three Pf isolates in retarding the growth of fungal Puccinia horiana and even more effective than Azotobacter sp. and Azospirilium sp. The production of ethylene on the leaf was coincidence with the slower development and lower disease intensity on the treated plants. Among the three strains, Pf Kr 2 showed stronger suppression to the disease. Further investigations are needed to further elucidate the existence of specific interrelation between Pf strains and plant genotypes or cultivars. Prior to a selection of good bacterial inoculants, it is recommended to select cultivars that benefit from association with these bacteria. Get the full articles at: http://www.innspub.net/ijaar/pseudomonas-fluorescens-as-plant-growth-promoting-rhizo-bacteria-and-biological-control-agents-for-white-rust-disease-in-chrysanthemum/
Pertumbuhan tanaman tomat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Tanaman tomat yang diletakkan di dalam ruangan akan tumbuh lebih cepat namun lemah, sedangkan yang diletakkan di luar ruangan akan tumbuh lebih lambat tetapi tampak lebih kuat dan hijau. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Hortikultura adalah cabang pertanian yang meliputi tanaman buah, sayur, dan hias. Mencakup budidaya intensif tanaman untuk pangan, obat-obatan, dan kepuasan manusia. Termasuk di dalamnya adalah tanaman seperti buah, bunga, sayuran, dan tanaman obat seperti temulawak dan bawang putih. Tanaman florikultura seperti bunga mawar dan krisan memiliki nilai ekonomi tinggi dan prospek ekspor yang baik. Kedua
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman kina (Chinchona spp.), termasuk sejarah, klasifikasi, deskripsi beberapa spesies, jenis yang penting, manfaat, sentra penanaman, syarat pertumbuhan, dan pedoman budidaya. Secara ringkas, tanaman kina berasal dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan di Indonesia sejak abad ke-19 untuk menghasilkan alkaloid kinin yang berguna untuk obat demam malaria. Budidaya kina membutuh
Teks tersebut membahas tentang budidaya padi di Indonesia, termasuk sejarah, morfologi, dan teknik budidaya padi. Secara khusus, teks tersebut menjelaskan bahwa padi (Oryza sativa) adalah tanaman pokok yang penting bagi masyarakat Indonesia, yang biasanya dibudidayakan di sawah dengan sistem penanaman tertentu untuk memenuhi kebutuhan air dan unsur hara tanaman.
Dokumen tersebut menyajikan informasi tentang beberapa jenis tumbuhan seperti Ageratum conyzoides, Stenochlaena palustris, Nephrolepis hirsutula, Ottochloa nodosa, Cyperus rotundus, Asystasia intrusa, Axonopus compressus, Lantana camara, Clidemia hirta dan Eleusine indica. Informasi kunci mencakup ciri-ciri morfologi, asal usul, dan penggunaan beberapa tumbuhan tersebut.
Tanaman kelapa sawit memiliki ciri-ciri seperti daun berbentuk menyerupai bulu ayam, batang yang lurus dan berdiameter hingga 75 cm, bunga majemuk yang terdiri dari bunga jantan dan betina, serta buah berbentuk oval yang mengandung biji dan minyak sawit.
Ciri & Sifat Kantong Semar_ Anita Rasuna Sari Siregar.pdfAnitaRasunaS
Kantong semar adalah tanaman langka endemik Indonesia yang membutuhkan konservasi mendesak. Tanaman ini memiliki daun berbentuk kantong yang berfungsi menangkap mangsa, serta cairan pencerna di dalamnya. Kantong semar tumbuh dengan akar tunggang dan batang merambat, dan berkembang biak dengan biji yang disebarkan angin.
Disini akan dibahas semua tentang mawar mulai dari manfaat mawar, klasifikasi mawar, definisi mawar, cara tumbuh mawar, ciri-ciri mawar, cara perkembangbiakan mawar, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang dan tujuan dari kerja praktik budidaya selada. Secara khusus, dokumen menjelaskan tentang pentingnya selada bagi perekonomian, varietas dan cara budidaya selada, serta manfaat kerja praktik untuk menerapkan teori ke lapangan.
Buku ini membahas tentang tumbuhan berbiji (spermatophyta) yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Gymnospermae memiliki biji yang terbuka pada permukaan sisik-sisik runjung, sedangkan angiospermae memiliki biji yang tertutup di dalam buah. Buku ini juga membahas empat divisi gymnospermae dan perbedaan antara tumbuhan mon
Makalah ini membahas tentang morfologi tanaman anggrek. Terdapat beberapa bab yang membahas tentang klasifikasi tanaman anggrek, morfologi akar, batang, daun, bunga, buah dan biji tanaman anggrek secara umum. Juga dibahas tentang morfologi bunga beberapa jenis anggrek seperti Cymbidium lancifolium, Dendrobium phalaenopsis, dan Cattleya sp.
Dokumen ini membahas tentang tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Spermatophyta dibedakan menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Gymnospermae memiliki biji yang terbuka pada permukaan runjung, sedangkan Angiospermae memiliki bunga lengkap dengan kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang alga, termasuk ciri-ciri umum, klasifikasi, dan contoh genus dan spesies dari berbagai divisi alga seperti chlorophyta, phaeophyta, dan crysophyta.
2. Jenis-jenis alga dijelaskan beserta habitat dan manfaatnya, seperti sebagai sumber makanan, pupuk, atau bahan kimia farmasi.
3. Dibahas pula tentang perkembangbiakan alga, struktur sel,
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian keterampilan dan konsep dasar keterampilan. Keterampilan didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan akal, fikiran, ide dan kreativitas untuk menyelesaikan pekerjaan secara efektif dan efisien. Keterampilan dapat ditingkatkan melalui latihan. Jenis keterampilan meliputi kerajinan, ketukangan, peternakan, dan bercocok tanam. Kerajin
Dokumen tersebut membahas panduan pengembangan model pembelajaran tatap muka dengan tujuan memberikan pemahaman lebih luas bagaimana merancang kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan berbagai metode dan media, memberikan alternatif pembelajaran bervariasi untuk tatap muka, tugas terstruktur, dan mandiri, serta mendorong peningkatan mutu pendidikan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar pembelajaran, implementasi, mekanisme
Dokumen ini membahas sejarah perkembangan teori evolusi makhluk hidup, mulai dari pendahulu Darwin seperti Parmenides, Heraclitus, hingga Cuvier dan Erasmus Darwin. Dokumen ini juga menjelaskan teori evolusi masa Darwin yang didasarkan pada observasi dan fakta-fakta hasil pengamatan, termasuk gagasan Charles Darwin dan Alfred Wallace mengenai seleksi alam. Fakta-fakta kunci yang menjadi dasar teori seleksi alam Darwin diantaranya
1. TANAMAN HIAS
KRISAN
Klasifikasi Tanaman Krisan
Bunga Krisan yang dikenal dengan nama crhysantemum, yaitu bahasa Yunani yang mempunyai
arti Kuning megah. Tanaman Krisan memiliki klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Klas
: Dicotiledonae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Crhysantemum
Spesies
: Crhysantemum morifolium Ramat, Crhysantemum indicium, Crhysantemum
roseum, Crhysantemum maximum, Crhysantemum coccineum, dan lain-lain.
2. Tanaman Krisan
Tanaman Krisan (crhysantemum) merupakan tanaman yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan dalam skala komersial terutama sebagai tanaman hias dalam pot maupun bunga
potong.Tanaman Krisanthemum yang tertua adalah Tanaman Krisanthemum Cina yang
bentuknya mirip dengan bunga daisy di Cina juga. Tanaman Krisanthemum Cina tersebut telah
dikultivasikan sekitar 2,500 tahun sebelum diperkenalkan ke Eropa dan sekarang bunga seruni
ini telah banyak ditanam di negara Barat dan Eropa bahkan Tanaman Krisan ini diangkat
menjadi bunga nasional negara Jepang. Tanaman Krisan masih tergolong ke dalam famili yang
sama dengan bunga aster dan daisy, yaitu famili Asteraceae.
Bentuk daun krisan seperti (Chrysantemum Morifollium), khususnya pada bagian tepinya
tampak bercelah dan bergerigi. Daun tersebut tersusun secara berselang-seling pada cabang atau
batangnya.
Batang Tanaman Krisan tumbuh tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Namun demikian,
jika dibiarkan tumbuh terus maka batang pun akan menjadi keras berkayu dan warnanya menjadi
hijau kecokelat-cokelatan.
Akar dari Tanaman Krisan juga dapat menyebar ke semua arah dengan ke dalaman 30 cm hingga
40 cm. Akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang kurang baik.
Misalnya, keadaan pengairan yang jelek, kandungan unsur Aluminium dan mangan dalam tanah
yang tinggi dan tanah yang terlalu masam atau pH rendah.
Bunga Krisan memiliki banyak variasi kelopak, yaitu tunggal dan pertumpuk dengan ukuran
kecil hingga ukuran sangat besar. Bunga Krisan tumbuh tegak pada ujung tanamandan tersusun
dalam tangkai (tandan) berukuran pendek sampai panjang. Bunga Krisan memiliki berbagai
bentuk yang menarik. Bunganya Beraneka ragam dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa
golongan sebagai berikut.
3. a. Tunggal
Pada setiap tangkai hanya memiliki satu kuntum bunga. Piringan dasar bunganya sempit dan
sususnan mahkotabunganya hanya satu lapis.
b. Anemone
Helai bunganya berbebntuk lebar, sekilas mirip dengan bunga tunggal. Namun, piringan dasar
bunganya lebih tebal dan lebih lebar.
c. Besar
Di setiap tangkainya hanya terdapat satu kuntum. Tetapi ukurannya besar yaitu dapat mencapai
10 cm. Oleh karena itu, piringan dasar tidak kelihatan. Mahkota bunganya memiliki banyak
variasi, anatara lain melekuk ke dalam atau ke luar. Pipih, panjang, bebrbentuk sendok, dan lainlain.
d. Pompon
Karakteristik bentuk bunga pompon adalah bulat mirip bola. Mahkota bunga menyebar kesegala
penjuru.. Piringan dasar dari mahkota tidak tampak.
e. Dekoratif
Penampilan bunga krisan ini memang sangat dekoratif. Bunganya bebrbentuk bulat seperti bola.
Mahkota bunganya bertumpuk-tumpuk rapat, di tengah pendek dan semakin ke tepi semakin
panjan. Piringan dasar bunga tidak tampak.
Berkat teknik disbudding, jumlah kuntum bunga dibuat hanya satu yang kemudian dikenal
dengan krisan standar atau krisan tunggal. Contohnya, krisan shamrock, dark red pompon. Regal
mistdan Borholm.
4. Berdasarkan kuntum bunganya, krisan pun ternyata juga memiliki karakter masing-masing.
Anatara lain sebagai berikut.
a. Spray
Setiap tangkai memiliki sekitar 10 hingga 20 kuntum bunga. Namun, ukuran diameternya kecilkecil, yaitu sekitar 2 – 3 cm. Contoh krisan jenis spray antara lain krisan Puma, Granada,
Salmon, Klondike, dan sebagainya.
b. Standar
Setiap tangkai memiliki 1 kuntum bunga dan biasanya berukuran besar.
Selain aneka bentuk bunga tersebut, dikenal pula bentuk (tipe) bunga yang lain, antara lain :
a. Spoon, Bunga Krisan yang helainya berbentuk seperti sendok.
b. Spider, yang helai bunganya berbebtuk ramping dan seolah-olah seperti Laba-laba.
c. Quill, yang helainya beberbentuk seperti bulu ayam.
d. Incurve, yang helainya melengkung ke dalam, tersusun rapat, dan membentuk kepala
membulat.
e. Laciniated, helai bunganya berbentuk langsing dengan ujung terbelahtetapi saling melekuk
membentuk tabung.
f. Hairy, bentuk helainya menyerupai rambut.
g. Thistle, helai bunganya rambing, menggulung, namun bagian ujungngnya tetap membuka
sehingga mirip lubang kecil.
h. Cascade, helai bunganya panjang dan menjuntai.
i. Japanese, helai bunganya panjang da menyebar ke semua arah.
j. Ekhebisi, bunganya berbentuk bulat besar dengan helai bunga menyebar ke segala arah.
k. Reflex, helai bunga melengkung ke luar.
l. Reflexing incurve, helai bunganya berbentuk mirip dengan incurve tetapi, lebih melekuk.
5. Jenis dan Varietas Tanaman Krisan
Terdapat lebih dari sekitar seribua varietas krisan yang dikenal dan tersebar di seluruh dunia.
Awalnya krisan dibudidayakan di Jepang. Bahkan menjadikan krisan sebagai simbol kekaisaran
Jepang dan disebut sebagai Queen of the East. Kemudian beberapa waktunya barulah menyebar
ke Eropa lalu ke seluruh Asia. Tanaman Krisan baru masuk ke Indonesia pada abad ke- 17 dan
baru dikembangkan pada tahun 1940 di Cianjur, Lembang, Cisarua, Brastagi dan Bandungan.
Ahli peneliti utama pada Balai Penelitian Tanaman Hias Departemen Pertanian di Segunung,
kecamatan Pacet, Cianjur telah berhasil menemukan 19 varietas baru krisan yang telah
dikembangkan para petani. Berdasarkan hasil persilangan dua varietas tua dari Belanda bernama
Town Talk dengan Saraswati di Instalasi Penelitian Tanaman Hias di Cipanas telah diperoleh
dua jenis bunga terbagus dan diberi nama Pus[ita Kencana serta Puspita Nusantara.
Krisan bukanlah tanaman asli Indonesia maka keberhasilan pembentukan biji untuk mendapat
varietas unggul sulit tecapai. Di luar negeri pemuliaan bunga krisan membutuhkan rumah kaca
yang suhunya sudah diatur 17º C dengan penyinaran penuh selama 15 jamper hari.
Jenis dan varietas tanaman krisan di Indonesia umumnya hibrida yang berasal dari Belanda,
Jepang dan Amerika Serikat. Tanaman krisan yang ditanam di Indonesia antara lain sebagai
berikut.
1.Krisan Lokal (Krisan Kuno)
Krisan lokal berasal dari luar negeri, tetapi telah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia.
Ciri-cirinya anatara lain sifat hidupnya di hari netral dan siklus hidupnya antar 7-12 bulan dalam
satu kali penanaman. Salah satu contohnya adalah Crhysantemum maximum.
2. Krisan Introduksi (Krisan Modern atau Krisan Hibrida)
Ciri khas Krisan Introduksi antara lain sifat hidupnya berhari pendek, siklus hidupnya
relatif singkat. Dan bersifat sebagai tanaman annual. Salah satu contohnya adalah
Chrysanthemum indicum hybr.
6. 3. Krisan Produk Indonesia
Balai Penelitian Tanaman Hias di Cipanas telah melepas varietas Krisa buatan Indonesia, yaitu
varietas Balitji 27.108, 27.177, 28.7 dan 30.13A.
Dengan sarana penelitian, dapat diteliti berbagai varietas krisan. Proses perkawinan
bunga krisan hingga menjadi tunas bunga membutuhkan waktu setahun. Selama masa
pertumbuhan, biji bunga hasil pemulian diletakan di media sekam bakar (kulit padi) bercampur
humus bambudan tanah yang disterilisasi. Karena Krisan merupakan tanaman hari pendek maka
biji
harus
diterangi
lampu
untuk
merangsang
pertumbuhannya.
Setelah
terangsang
pertumbuhannya lampu dimatikan.
Ada dua jenis krisan yang umum dibudidayakan oleh petani, yaitu krisan standar dan
krisan spray. Krisan standar digolonkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Krisan Standar Hibrida
Karakteristik sistem budidaya krisan standar hibrida adalah jumlah bunganya hanya 1
kuntum pada satu tangakainya, bunganya bermekaran secara kompak, semourna dengan diameter
8 – 12 cm dan beraneka ragam warna. Selain itu bunga dan daun bebas dari serangan hama
penyakit.
b. Krisan Standar Lokal
Ciri-ciri dari krisan standar lokal antara lain:
Jumlah bunga 2 – 3 kuntum/ tangkai.
Diameter bunga antara 12 – 15 cm.
Panjang tangkai bunga antara 70 – 80 cm.
Mekar bunga kurang kompak.
Bunganya hanya berwarna kuning dan putih.
Tidak bebas dari serangan hama dan penyakit.
Kesegaran bunga tidak lama, yaitu hanya mencapai 5 hari.
7. Tanaman hias krisan dapat menjadi tanaman musiman (annual) jika siklus hidupnya hanya
sampai bunga dan dapat menjadi tanaman tahunan jika selama hidupnya dapat memanen bunga
berkali-kali.
Jenis-jenis yang merupakan jenis paling digemari Chrysanthemum maximum, Chrysanthemum
carinatum, Chrysanthemum segetum, Chrysanthemum inodorum serta jenis-jenis krisan
bercabang.
a. Chrysanthemum segetum
Jenis krisan ini memiliki tinggi sekitar 50 cm. Bunga-bunga muncul pada umu 3 bulan sesudah
disemaikan. Lamanya bunga bertahan pada pohon hingga 2 bulan. Bentuk bunganya adalah
cakram dengan warna kuning dan di tengahnya berwarna gelap. Tanaman krisan Ini dapat
diperbanyak melalui biji, setek batang atau setek umbi akar. Jika bijinya disimpan dalam tempat
kering dapat bertahan hingga beberapa tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya.
b. Chrysanthemum inodorum
Jenis krisan ini mempunyai tinggi sekitar 35 cm dan mulai bermunculan bunga pada bulan ke 3
setelah disemaikan. Lamanya berbunga hingga 2 bulan. Jika diperbanyak melalui biji, krisan
tumbuh 2 minggu setelah disemaikan. Jika bijinya disimpan dalam tempat kering dapat bertahan
hingga beberapa tahun tanpa mengurangi kemampuan tumbuhnya.
c. Chrysanthemum carinatum
Bunga Chrysanthemum carinatum berbentuk cakram yang memiliki tiga warna melinkar dengan
pusatnya berwarna gelap. Warna bunganya beragam. Perbanyakan melalui biji dapat tumbuh
rata-rata 2 minggu setelah disemaikan.
d. Chrysanthemum maximum
Jenis Chrysanthemum maximum ini bertipe lockenpopf. Tinggi tanaman krisan ini mencapai 1
meter. Bunganya bertangkai panjang dan tegas bentuk cakram berwarna putih. Tanaman ini
8. digunakan sebagai penghias kebun atau taman, penghias pinggiran pagar tembok maupun sebagi
bunga potong.
e. Jenis-Jenis Krisan Bercabang
Krisan yang mempunyai banyak cabang dan ranting. Akibatnya, akan terbentuk rangkaian bunga
yang membulat. Bunganya beraneka ragam dan berbentuk cakram atau bersusun. Contohnya
Crhysanthemum koreanum.
Beraneka ragam tanaman krisan yang lain, antara lain Chrysanthemum bloemen. Chrysanthemum
achilleifolium, Chrysanthemum coronarium, Chrysanthemum nankinensis, Chrysanthemum
leucoanthemum, Chrysanthemum
paludosum, Chrysanthemum pacifium Nakai, Chrysanthemum japonense Nakai var. asizuriense
Kitam, Chrysanthemum oxeye daisy dan Chrysanthemum siwogiku Kitam.
Syarat Tumbuh Tanaman Krisan
Iklim
1. Tanaman krisan membutuhkan air yang memadai, tetapi tidak tahan terhadap terpaan air
hujan.
Oleh
karena
itu
untuk
daerah
yang
curah
hujannya
tinggi,
penanaman dilakukan di dalam bangunan rumah plastik.
2. Untuk pembungaan membutuhkan cahaya yang lebih lama yaitu dengan bantuan cahaya
dari lampu TL dan lampu pijar. Penambahan penyinaran yang paling baik adalah tengah
malam antara jam 22.30–01.00 dengan lampu 150 watt untuk areal 9 m 2 dan lampu
dipasang setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Periode pemasangan lampu dilakukan
sampai fase vegetatif (2-8 minggu) untuk mendorong pembentukan bunga.
3. Suhu udara terbaik untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C.
Toleran suhu udara untuk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C.
4. Tanaman krisan membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk awal pembentukan akar
bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman muda sampai dewasa antara 70-80%, diimbangi
dengan sirkulasi udara yang memadai.
9. 5. Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yang ideal untuk memacu fotosistesa
antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman krisan dalam bangunan tertutup,
seperti rumah plastik, greenhouse, dapat ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yang
dianjurkan.
Media Tanam
1. Tanah yang ideal untuk tanaman krisan adalah bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan
drainasenya baik, tidak mengandung hama dan penyakit.
2. Derajat keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5 - 6,7.
Ketinggian Tempat
ketinggian tempat yang ideal untuk budidaya tanaman ini antara 700–1200 m di atas permukaan
laut
Cara Memperbanyak Tanaman Krisan
1.
Pembibitan
10. a. Persyaratan Bibit :
Bibit diambil dari induk sehat, berkualitas prima, daya tumbuh tanaman kuat, bebas dari
hama dan penyakit dan komersial di pasar.
1. Penyiapan Bibit: Pembibitan krisan dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan
anakan, setek pucuk dan kultur jaringan.
-Bibit asal anakan
-Bibit asal stek pucuk : Tentukan tanaman yang sehat dan cukup umur. Pilih tunas pucuk
yang tumbuh sehat, diameter pangkal 3-5 mm, panjang 5 cm, mempunyai 3 helai daun
dewasa berwarna hijau terang, potong pucuk tersebut, langsung semaikan atau disimpan
dalam ruangan dingin bersuhu udara 4 derajat C, dengan kelembaban 30 % agar tetap
tahan segar selama 3-4 minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa
lapis kertas tisu, kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek.
-Penyiapan bibit dengan kultur jaringan : Tentukan mata tunas atau eksplan dan ambil
dengan pisau silet, stelisasi mata tunas dengan sublimat 0,04 % (HgCL) selama 10 menit,
kemudian bilas dengan air suling steril. Lakukan penanaman dalam medium MS berbentuk
padat. Hasil penelitian lanjutan perbanyakan tanaman krisan secara kultur jaringan:
1. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter
ditambah 1,5 mg kinetin/liter, paling baik untuk pertumbuhan tunas dan akar
eksplan. Pertunasan terjadi pada umur 29 hari, sedangkan perakaran 26 hari.
2. Medium MS padat ditambah 150 ml air kelapa/liter ditambah 0,5 mg NAA/liter
ditambah 0,5 BAP/liter, kalus bertunas waktu 26 hari, tetapi medium tidak
merangsang pemunculan akar.
3. Medium MS padat ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-0.2 mg kinetin/liter
ditambah 0,5 mg NAA/liter ditambah 0,5-2,0 BAP/liter pada eksplan varietas Sandra
untuk membentuk akar pada umur 21-31 hari. Penyiapan bibit pada skala komersial
dilakukan dengan dua tahap yaitu:
a. Stok tanaman induk :
Fungsinya untuk memproduksi bagian vegetatif sebanyak mungkin sebagai
bahan tanaman Ditanam di areal khusus terpisah dari areal budidaya. Jumlah
11. stok tanaman induk disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang telah
direncanakan. Tiap tanaman induk menghasilkan 10 stek per bulan, dan selama
4-6 bulan dipelihara memproduksi sekitar 40-60 stek pucuk. Pemeliharaan
kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 4 jam/hari
mulai 23.30–03.00 lampu pencahayaan dapat dipilih Growlux SL 18 Philip.
b. Perbanyakan vegetatif tanaman induk.
1. Pemangkasan pucuk, dilakukan pada umur 2 minggu setelah bibit ditanam,
dengan cara memangkas atau membuang pucuk yang sedang tumbuh
sepanjang 0,5-1 cm.
2. Penumbuhan cabang primer. Perlakuan pinching dapat merangsang
pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas. Tunas ketiak daun dibiarkan
tumbuh sepanjang 15-20 cm atau disebut cabang primer.
3. Penumbuhan cabang sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan
pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm, pelihara tiap cabang sekunder
hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
2. Teknik Penyemaian Bibit
a. Penyemaian di bak : Siapkan tempat atau lahan pesemaian berupa bak-bak berukuran lebar
80 cm, kedalaman 25 cm, panjang disesuaikan dengan kebutuhan dan sebaiknya bak berkaki
tinggi. Bak dilubangi untuk drainase yang berlebihan. Medium semai berupa pasir steril hingga
cukup penuh. Semaikan setek pucuk dengan jarak 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1-2 cm, sebelum
ditanamkan diberi Rotoon (ZPT). Setelah tanam pasang sungkup plastik yang transparan di
seluruh permukaan.
b. Penyemaian kultur jaringan : Bibit mini dalam botol dipindahkan ke pesemaian beisi
medium berpasir steril dan bersungkup plastik tembus cahaya.
Pemeliharaan
12. Untuk pemeliharaan, penyiraman dilakukan dengan sprayer 2-3 kali sehari, pasang bola lampu
untuk pertumbuhan vegetatif, penyemprotan pestisida apabila tanaman di serang hama atau
penyakit. Buka sungkup pesemaian pada sore hari dan malam hari, terutama pada beberapa hari
sebelum pindah ke lapangan. Pemeliharaan pada kultur jaringan dilakukan di ruangan aseptik,
setelah bibir berukuran cukup besar, diadaptasikan secara bertahap ke lapangan terbuka.
Bibit stek pucuk siap dipindahtanamkan ke kebun pada umur 10-14 hari setelah semai dan bibit
dari kultur jaringan bibit siap pindah yang sudah berdaun 5-7 helai dan setinggi 7,5-10 cm.
Hama dan Penyakit
a. Hama
1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
o
Gejala: memakan dan memotong ujung batang tanaman muda, sehingga pucuk
dan tangkai terkulai.
o
Pengendalian: mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari dan semprot
dengan insektisida.
2. Thrips (Thrips tabacci)
o
Gejala: pucuk dan tunas-tunas samping berwarna keperak-perakan atau kekuningkuningan seperti perunggu, terutama pada permukaan bawah daun.
o
Pengendalian: mengatur waktu tanam yang baik, memasang perangkap berupa
lembar kertas kuning yang mengandung perekat, misalnya IATP buatan Taiwan.
3. Tungau merah (Tetranycus sp)
o
Gejala: daun yang terserang berwarna kuning kecoklat-coklatan, terpelintir,
menebal, dan bercak-bercak kuning sampai coklat.
o
Pengendalian: memotong bagian tanaman yang terserang berat dan dibakar dan
penyemprotan pestisida.
4. Penggerek daun (Liriomyza sp) :
o
Gejala: daun menggulung seperti terowongan kecil, berwarna putih keabu-abuan
yang mengelilingi permukaan daun.
13. o
Pengendalian: memotong daun yang terserang, penggiliran tanaman, dengan
aplikasi insektisida.
b. Penyakit
1. Karat/Rust
o
Penyebab: jamur Puccinia sp. karat hitam disebakan oleh cendawan P
chrysantemi, karat putih disebabkan oleh P horiana P.Henn.
o
Gejala: pada sisi bawah daun terdapat bintil-bintil coklat/hitam dan terjadi
lekukan-lekukan mendalam yang berwarna pucat pada permukaan daun bagian
atas. Bila serangan hebat meyebabkan terhambatnya pertumbuhan bunga.
o
Pengendalian: menanam bibit yang tahan hama dan penyakit, perompesan daun
yang sakit, memperlebar jarak tanam dan penyemprotan insektisida.
2. Tepung oidium
o
Penyebab: jamur Oidium chrysatheemi.
o
Gejala: permukaan daun tertutup dengan lapisan tepung putih. Pada serangan
hebat daun pucat dan mengering.
o
Pengendalian:
memotong/memangkas
daun
tanaman
yang
sakit
dan
penyemprotan fungisida.
3. Virus kerdil dan mozaik
o
Penyebab: virus kerdil krisan, Chrysanhenumum stunt Virus dan Virus Mozaoik
Lunak Krisan (Chrysanthemum Mild Mosaic Virus).
o
Gejala: tanaman tumbuhnya kerdil, tidak membentuk tunas samping, berbunga
lebih awal daripada tanaman sehat, warna bunganya menjadi pucat.
o
Penyakit kerdil ditularkan oleh alat-alat pertanian yang tercemar penyakit dan
pekerja kebun.
o
Virus mosaik menyebabkan daun belang hijau dan kuning, kadang-kadang
bergaris-garis.
o
Pengendalian: menggunakan bibit bebas virus, mencabut tanaman yang sakit,
menggunakan alat-alat pertanian yang bersih dan penyemprotan insektisida untuk
pengendalian vektor virus.
14. Kegunaan Tanaman Krisan
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai tanaman hias. Manfaat lain dari tanaman
ini adalah sebagai obat tradisional dan penghasil racun serangga.
1. Tanaman Krisan sebagai Tanaman Hias
Bunga Krisan sering digunakan sebagai bunga potong dalam berbagai kegiatan. Bahkan uniknya
warna bunga krisan dapat dikaitkan dengan makna kegiatan itu sendiri.
Sebagai tanaman hias (bunga hias), krisan di Indonesia digunakan sebagai bunga potong dan
bunga pot.
2. Tanaman Krisan sebagai Penghasil Racun Serangga
Tanaman Krisan jenis Chrysanthemum cinerariafolium VS mengandung zat pyrethrin. Zat
pyrethrin sangat beracun bagi aneka macam serangga, tetapi tidak merupakan racun bagi
binatang yang berdarah panas. Zat pyrethrin dapat digunakan antara lain sebagai campuran
bahan pembuatan obat nyamuk.
3. Tanaman Krisan sebagai Tanaman Obat.
Selain menjadi tanaman hias dan Racun serangga Tanaman Krisan juga dapat bermanfaat
sebagai tanaman obat tradional. Bunga krisan yang telah dikeringkan akan berkhasiat dalam
menyembuhkan panas dalam dan menyerap racun dalam tubuh.
Bunga krisan yang dikeringkan dapat dijadikan teh. Ramuan teh bunga krisan ini dapat
menyegarkan tenggorokan, memperindah bentuk tubuh, memulihkan kesehatan, serta baik untuk
menjaga kesehatan mata. Bunga krisan juga dapat melancarkan peredaran darah.
SEKIAN
HASANUDDIN/1021150