Diagram TTT dan CCT digunakan untuk memprediksi transformasi fase austenit pada berbagai laju pendinginan. Diagram TTT menunjukkan transformasi tergantung waktu dan suhu untuk pendinginan isotermal, sementara diagram CCT menunjukkan pengaruh laju pendinginan berkelanjutan terhadap struktur mikro. Kedua diagram penting untuk memahami hubungan antara proses pendinginan, laju pendinginan, dan struktur hasil akhir baja.
1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
Diagram TTT menggambarkan hubungan antara waktu, temperatur, dan hasil akhir transformasi austenite akibat pendinginan. Diagram ini menunjukkan daerah stabil dan tidak stabilnya austenite, serta besar presentase transformasinya pada temperatur tertentu. Kecepatan pendinginan yang berbeda akan menghasilkan struktur kristal yang berbeda seperti pearlite, bainite, atau martensite.
Diagram fasa menunjukkan hubungan antara komposisi, temperatur, dan fasa yang terbentuk pada suatu paduan logam. Diagram ini berguna untuk memprediksi sifat dan perubahan fasa pada suatu paduan dengan variasi komposisi dan temperatur. Terdapat beberapa jenis diagram fasa berdasarkan kelarutan logam dalam keadaan cair dan padat.
Teks ini membahas tentang cacat kristal dan dislokasi pada bahan padat. Dijelaskan berbagai jenis cacat kristal seperti cacat titik, cacat bidang, dan cacat ruang. Dislokasi didefinisikan sebagai pergeseran atom-atom akibat tegangan mekanik yang dapat menyebabkan deformasi plastis pada logam."
Transformasi fasa adalah perubahan struktur kristal dan komposisi suatu bahan akibat perubahan suhu atau tekanan. Terdapat tiga jenis transformasi fasa pada logam yaitu bergantung difusi, tidak bergantung difusi, dan bergantung difusi dengan perubahan komposisi. Kinetika transformasi fasa terdiri dari nukleasi dan pertumbuhan fasa baru. Mikrostruktur yang terbentuk bergantung pada laju pendinginan seperti yang ditunjukkan pada
1. Mekanisme penguatan pada logam meliputi pengerasan regangan, penguatan larutan padat, dan penguatan presipitasi.
2. Pengerasan presipitasi melibatkan pembentukan partikel endapan halus melalui tahapan solusi, pendinginan cepat, dan penuaan untuk meningkatkan kekuatan logam.
3. Contohnya adalah paduan aluminium seri 2xxx yang diperkuat oleh endapan CuAl2 yang dihasilkan melalui proses pen
Diagram TTT menggambarkan hubungan antara waktu, temperatur, dan hasil akhir transformasi austenite akibat pendinginan. Diagram ini menunjukkan daerah stabil dan tidak stabilnya austenite, serta besar presentase transformasinya pada temperatur tertentu. Kecepatan pendinginan yang berbeda akan menghasilkan struktur kristal yang berbeda seperti pearlite, bainite, atau martensite.
Diagram fasa menunjukkan hubungan antara komposisi, temperatur, dan fasa yang terbentuk pada suatu paduan logam. Diagram ini berguna untuk memprediksi sifat dan perubahan fasa pada suatu paduan dengan variasi komposisi dan temperatur. Terdapat beberapa jenis diagram fasa berdasarkan kelarutan logam dalam keadaan cair dan padat.
Teks ini membahas tentang cacat kristal dan dislokasi pada bahan padat. Dijelaskan berbagai jenis cacat kristal seperti cacat titik, cacat bidang, dan cacat ruang. Dislokasi didefinisikan sebagai pergeseran atom-atom akibat tegangan mekanik yang dapat menyebabkan deformasi plastis pada logam."
Transformasi fasa adalah perubahan struktur kristal dan komposisi suatu bahan akibat perubahan suhu atau tekanan. Terdapat tiga jenis transformasi fasa pada logam yaitu bergantung difusi, tidak bergantung difusi, dan bergantung difusi dengan perubahan komposisi. Kinetika transformasi fasa terdiri dari nukleasi dan pertumbuhan fasa baru. Mikrostruktur yang terbentuk bergantung pada laju pendinginan seperti yang ditunjukkan pada
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
Makalah ini membahas tentang empat mekanisme penguatan pada logam, yaitu:
1. Pengerasan regangan (strain hardening) yang meningkatkan kekuatan melalui pembentukan dislokasi selama deformasi plastik
2. Pengerasan endapan (precipitation hardening) yang memanfaatkan endapan fase kedua untuk menghambat gerakan dislokasi
3. Penghalusan butir (grain size reduction) dengan mengurangi ukuran butir kristal
4. Pengu
Laporan ini membahas tentang uji hardenability baja AISI 1045 dan 4140 dengan metode Jominy test. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai kekerasan, struktur mikro, dan hardenability kedua baja tersebut serta membandingkan hasilnya dengan perhitungan metode Grossman dan Field. Parameter yang mempengaruhi hardenability antara lain komposisi kimia dan ukuran butir austenit."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang cacat kristal dan dislokasi pada logam.
2) Terdapat berbagai jenis cacat kristal seperti cacat titik, cacat bidang, dan cacat ruang.
3) Dislokasi adalah pergeseran atom-atom di dalam kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menyebabkan deformasi plastis.
1. Uji tarik digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan dengan memberikan beban gaya yang berlawanan arah secara linier.
2. Uji ini menghasilkan data kekuatan material seperti kekuatan tarik, kuat luluh, keuletan, dan ketangguhan.
3. Faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik antara lain kadar karbon, heat treatment, bidang slip, homogenitas, kecepatan pendinginan, dan unsur paduan.
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat mekanik material yang penting untuk perancangan mesin.
2. Sifat mekanik yang dijelaskan meliputi modulus elastisitas, batas elastis, kekuatan luluh, kekuatan tarik ultimat, dan lainnya.
3. Jenis-jenis uji sifat mekanik dijelaskan seperti uji tarik, tekan, tekuk, puntir, keras
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi paduan, klasifikasi paduan berdasarkan struktur dan diagram fase, serta jenis-jenis fase yang dapat terbentuk pada paduan, yaitu logam murni, senyawa, dan larutan padat. Larutan padat dibedakan menjadi larutan padat substitusional dan interstisial.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kalor jenis kubus alumunium dan kuningan dengan mengukur perubahan suhu air dalam kalorimeter. Hasilnya didapatkan kalor jenis alumunium sebesar 895,1 J/kg°C dan kalor jenis kuningan sebesar 361,3 J/kg°C. Prinsip kerja lemari es didasarkan pada sifat kalor dimana
Dokumen tersebut membahas tentang creep, yaitu deformasi plastik yang terjadi akibat lingkungan bertemperatur tinggi dan tegangan statis dalam waktu lama. Terdapat tiga daerah pada kurva creep yaitu awal, stabil, dan akhir; serta pengaruh tegangan dan temperatur terhadap laju creep. Metode ekstrapolasi seperti Larson-Miller digunakan untuk memprediksi waktu kerusakan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur atom yang terdiri dari nukleus berisi proton dan neutron yang dikelilingi elektron. Juga membahas model atom, struktur kristal, ikatan kimia, dan model jalur energi yang berkaitan dengan sifat material."
Berikut rencana sederhana bantalan ujung dari perunggu untuk putaran 200 rpm dan beban 1500 kg:
1. Beban (P) = 1500 kg
2. Putaran (n) = 200 rpm
3. Bahan poros baja agak keras, tegangan lentur maksimal (σ) = 4 kg/mm2
4. Koefisien gesekan (μ) diambil 0,15
5. Hitung momen lentur maksimal:
M = P x l/4 = 1500 x l/4 kg.mm
Dengan asumsi panjang bantalan (l)
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian lengkung pada bahan. Pengujian lengkung adalah proses pembebanan pada suatu bahan di tengah-tengahnya yang ditahan di dua tumpuan sehingga mengalami deformasi akibat dua gaya berlawanan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metode pengujian lengkung tiga titik dan empat titik beserta rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan dan modulus elastisitas.
1. Dokumen membahas tentang korosi logam dan penggunaan inhibitor korosi untuk mencegah korosi. Jenis-jenis inhibitor korosi dijelaskan berdasarkan bahan dasar, reaksi yang dihambat, dan mekanisme kerjanya.
2. Beberapa jenis inhibitor adalah inhibitor organik, anorganik, katodik, anodik, dan campuran. Mekanisme kerjanya meliputi pasivasi, presipitasi, dan adsorpsi.
3. Pemilihan inhibitor harus
Proses perlakuan panas atau heat treatment terdiri dari kombinasi pemanasan dan pendinginan logam padat untuk memperoleh sifat tertentu. Terdapat 2 pendekatan heat treatment, yaitu near equilibrium yang melunakkan struktur dan non-equilibrium untuk memperoleh kekerasan tinggi. Jenis-jenis heat treatment meliputi annealing, normalizing, hardening, dan surface hardening.
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikHera Rosdiana
Makalah ini membahas tentang empat mekanisme penguatan pada logam, yaitu:
1. Pengerasan regangan (strain hardening) yang meningkatkan kekuatan melalui pembentukan dislokasi selama deformasi plastik
2. Pengerasan endapan (precipitation hardening) yang memanfaatkan endapan fase kedua untuk menghambat gerakan dislokasi
3. Penghalusan butir (grain size reduction) dengan mengurangi ukuran butir kristal
4. Pengu
Laporan ini membahas tentang uji hardenability baja AISI 1045 dan 4140 dengan metode Jominy test. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai kekerasan, struktur mikro, dan hardenability kedua baja tersebut serta membandingkan hasilnya dengan perhitungan metode Grossman dan Field. Parameter yang mempengaruhi hardenability antara lain komposisi kimia dan ukuran butir austenit."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang cacat kristal dan dislokasi pada logam.
2) Terdapat berbagai jenis cacat kristal seperti cacat titik, cacat bidang, dan cacat ruang.
3) Dislokasi adalah pergeseran atom-atom di dalam kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menyebabkan deformasi plastis.
1. Uji tarik digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan dengan memberikan beban gaya yang berlawanan arah secara linier.
2. Uji ini menghasilkan data kekuatan material seperti kekuatan tarik, kuat luluh, keuletan, dan ketangguhan.
3. Faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik antara lain kadar karbon, heat treatment, bidang slip, homogenitas, kecepatan pendinginan, dan unsur paduan.
1. Surface hardening atau case hardening adalah proses heat treatment untuk mengeraskan hanya lapisan permukaan baja saja agar memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibanding bagian dalamnya. 2. Terdapat 5 cara surface hardening yaitu carburizing, nitriding, cyaniding/carbonitriding, flame hardening, dan induction hardening. 3. Carburizing adalah metode paling umum yang menambahkan karbon pada permukaan baja melalui proses difusi untuk membentuk martensit dan peningkatan kekerasan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat mekanik material yang penting untuk perancangan mesin.
2. Sifat mekanik yang dijelaskan meliputi modulus elastisitas, batas elastis, kekuatan luluh, kekuatan tarik ultimat, dan lainnya.
3. Jenis-jenis uji sifat mekanik dijelaskan seperti uji tarik, tekan, tekuk, puntir, keras
Dokumen tersebut merangkum tentang definisi paduan, klasifikasi paduan berdasarkan struktur dan diagram fase, serta jenis-jenis fase yang dapat terbentuk pada paduan, yaitu logam murni, senyawa, dan larutan padat. Larutan padat dibedakan menjadi larutan padat substitusional dan interstisial.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kalor jenis kubus alumunium dan kuningan dengan mengukur perubahan suhu air dalam kalorimeter. Hasilnya didapatkan kalor jenis alumunium sebesar 895,1 J/kg°C dan kalor jenis kuningan sebesar 361,3 J/kg°C. Prinsip kerja lemari es didasarkan pada sifat kalor dimana
Dokumen tersebut membahas tentang creep, yaitu deformasi plastik yang terjadi akibat lingkungan bertemperatur tinggi dan tegangan statis dalam waktu lama. Terdapat tiga daerah pada kurva creep yaitu awal, stabil, dan akhir; serta pengaruh tegangan dan temperatur terhadap laju creep. Metode ekstrapolasi seperti Larson-Miller digunakan untuk memprediksi waktu kerusakan.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur atom yang terdiri dari nukleus berisi proton dan neutron yang dikelilingi elektron. Juga membahas model atom, struktur kristal, ikatan kimia, dan model jalur energi yang berkaitan dengan sifat material."
Berikut rencana sederhana bantalan ujung dari perunggu untuk putaran 200 rpm dan beban 1500 kg:
1. Beban (P) = 1500 kg
2. Putaran (n) = 200 rpm
3. Bahan poros baja agak keras, tegangan lentur maksimal (σ) = 4 kg/mm2
4. Koefisien gesekan (μ) diambil 0,15
5. Hitung momen lentur maksimal:
M = P x l/4 = 1500 x l/4 kg.mm
Dengan asumsi panjang bantalan (l)
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian lengkung pada bahan. Pengujian lengkung adalah proses pembebanan pada suatu bahan di tengah-tengahnya yang ditahan di dua tumpuan sehingga mengalami deformasi akibat dua gaya berlawanan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metode pengujian lengkung tiga titik dan empat titik beserta rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan dan modulus elastisitas.
1. Dokumen membahas tentang korosi logam dan penggunaan inhibitor korosi untuk mencegah korosi. Jenis-jenis inhibitor korosi dijelaskan berdasarkan bahan dasar, reaksi yang dihambat, dan mekanisme kerjanya.
2. Beberapa jenis inhibitor adalah inhibitor organik, anorganik, katodik, anodik, dan campuran. Mekanisme kerjanya meliputi pasivasi, presipitasi, dan adsorpsi.
3. Pemilihan inhibitor harus
Proses perlakuan panas atau heat treatment terdiri dari kombinasi pemanasan dan pendinginan logam padat untuk memperoleh sifat tertentu. Terdapat 2 pendekatan heat treatment, yaitu near equilibrium yang melunakkan struktur dan non-equilibrium untuk memperoleh kekerasan tinggi. Jenis-jenis heat treatment meliputi annealing, normalizing, hardening, dan surface hardening.
Diagram CCT menggambarkan hubungan antara laju pendinginan kontinu dengan fasa yang terbentuk setelah transformasi fasa secara teoritis. Diagram ini berbeda dengan diagram TTT karena memperhitungkan pendinginan yang berlangsung secara kontinyu. Diagram CCT merupakan turunan dari diagram TTT dengan menggeser titik penting (nose) ke bawah, sehingga memperlambat proses pendinginan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang suhu dan kalor, termasuk definisi suhu, jenis-jenis termometer, skala suhu, dan pemuaian pada zat padat dan cair.
2. Pemuaian terjadi akibat perubahan suhu yang menyebabkan perubahan panjang, luas, atau volume suatu benda.
3. Anomali air menyebabkan air memuai pada suhu 0°C sehingga membentuk lapisan es di permukaan danau dan melindungi kehidupan di das
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Transformasi fasa besi dan aluminium pada berbagai suhu
2. Perubahan sifat magnetik besi seiring dengan peningkatan suhu
3. Pengkodean paduan aluminium menggunakan standar AA
1. ( T I M E T E M P E R A T U R E T R A N S F O R M A T I O N )
&
( C O N T I N U O S C O O L I N G T R A N S F O R M A T I O N )
T T T DIAGRAM
&
CCT DIAGRAM
2. TTT diagrams
Diagram TTT (Time Temperature Transformation)
adalah diagram yang menghubungkan
transformasi austenit terhadap waktu dan
temperature.
Biasa juga dikenal diagram transformasi
isothermal
3. TTT DIAGRAM
Diagram TTT adalah sebuah gambaran dari suhu (temperatur) terhadap
waktu logaritma untuk baja paduan dengan komposisi tertentu. Diagram
ini biasanya digunakan untuk menentukan kapan transformasi mulai
dan berakhir pada perlakuan panas yang isothermal (temperatur
konstan) sebelum menjadi campuran Austenit. Ketika Austenit
didinginkan secara perlahan-lahan sampai pada suhu dibawah
temperatur kritis, struktur yang terbentuk ialah Perlit. Semakin
meningkat laju pendinginan, suhu transformasi Perlit akan semakin
menurun. Struktur mikro dari materialnya berubah dengan pasti
bersamaan dengan meningkatnya laju pendinginan. Dengan
memanaskan dan mendinginkan sebuah contoh rangkaian, transformasi
austenit mungkin dapat dicatat.
Diagram TTT menunjukkan kapan transformasi mulai dan berakhir
secara spesifik dan diagram ini juga menunjukkan berapa persen
austenit yang bertransformasi pada saat suhu yang dibutuhkan tercapai.
6. Pada gambar di atas, area sebelah kiri dari kurva
transformasi menunjukkan daerah austenit. Austenit
stabil pada suhu di atas temperatur kritis, tapi tidak
stabil pada suhu di bawah temperature kritis. Kurva
sebelah kiri menandakan dimulainya transformasi
dan kurva sebelah kanan menunjukkan berakhirnya
transformasi. Area diantara kedua kurva tersebut
menandakan austenit bertransformasi ke jenis
struktur kristal yang berbeda. (austenit ke perlit,
austenit ke martensit, austenit bertransformasi ke
bainit).
8. Gambar 2 menunjukkan bagian atas dari diagram TTT. Seperti yang
terlihat pada gambar 2, ketika austenit didinginkan ke suhu di bawah
temperatur kritis, ia bertransformasi ke struktur kristal yang berbeda
tergantung pada ketidakstabilan lingkungannya. Laju pendinginannya
dapat dipilih secara spesifik sehingga austenit dapat bertransformasi
hingga 50%,100%, dan lain sebagainya. Jika kecepatan pendinginan
sangat lambat seperti pada proses annealing, kurva pendinginan akan
melewati sampai seluruh area transformasi dan produk akhir dari
proses pendinginan ini akan menjadi 100% perlit. Dengan kata lain,
ketika laju pendinginan yang diterapkan sangat lambat, seluruh
austenit akan bertransformasi menjadi perlit. Jika laju pendinginan
melewati pertengahan dari daerah transformasi,produk akhirnya
adalah 50% austenit dan 50% perlit, yang berarti bahwa pada laju
pendinginan tertentu kita dapat mempertahankan sebagian dari
austenit, tanpa mengubahnya menjadi perlit.
10. Gambar 3 menunjukkan jenis transformasi yang bisa
didapatkan pada laju pendinginan yang lebih tinggi.
Jika laju pendinginan sangat tinggi, kurva
pendinginan akan tetap berada pada bagian sebelah
kiri dari kurva awal transformasi. Dalam kasus ini
semua austenit akan berubah menjadi martensit. Jika
tidak terdapat gangguan selama pendinginan maka
produkakhirnya akan berupa martensit
12. Pada gambar 4 laju pendinginan A dan B menunjukkan
dua proses pendinginan secara cepat. Dalam hal ini kurva
A akan menyebabkan distorsi yang lebih besar dan
tegangan dalam yang lebih besar dari laju pendinginan B.
Kedua laju pendinginan akan menghasilkan produk akhir
martensit. Lajupendinginan B juga dikenal sebagai laju
pendinginan kritis, seperti ditunjukkan oleh kurva
pendinginan yang menyentuh hidung dari diagram TTT.
Laju pendinginan kritis didefinisikan sebagai laju
pendinginan terendah yang menghasilkan 100% martensit
juga memperkecil tegangan dalam dan distorsi.
14. Pada gambar 5, sebuah proses pendinginan secara
cepat mendapat gangguan (garis horizontal
menunjukkan gangguan) dengan mencelupkan
material ke dalam rendaman garam yang dicairkan
dan direndam pada temperatur konstan yang diikuti
dengan proses pendinginan lain yang melewati daerah
bainit pada diagram TTT. Produk akhirnya adalah
bainit,yang tidak sekeras martensit. Sebagai hasil dari
laju pendinginan D; dimensinya lebih stabil, distorsi
dan tegangan dalam yang ditimbulkan lebih sedikit.
16. Pada gambar 6 laju pendinginan C menggambarkan
proses pendinginan secara lambat, seperti pada
pendinginan furnace. Sebagai contoh untuk
pendinginan jenis ini adalah proses annealing dimana
semua austenit akan berubah menjadi perlit sebagai
hasil dari pendinginan secara lambat.
18. Pada gambar 7, kurva pendinginan E menunjukkan
sebuah laju pendinginan yang tidak cukup tinggi
untuk memproduksi 100% martensit. Hal ini dapat
dengan mudah terlihat dengan melihat pada diagram
TTT. Sejak kurva pendinginan tidak menyinggung
hidung dari diagram transformasi, austenit akan
bertransformasi menjadi 50% perlit (kurva E
menyinggung kurva 50%). Semenjak kurva E
meninggalkan diagram transformasi pada zona
martensit, sisa yang 50% dari austenit akan
bertransformasi menjadi martensit.
20. CCT Diagram
Dalam prakteknya proses pendinginan pada
pembuatan material baja dilakukan secara menerus
mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu
rendah. Pengaruh kecepatan pendinginan manerus
terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat
dari diagram Continuos Cooling Transformation
Diagram.
21.
22. Penjelasan diagram:
Pada proses pendinginan secara perlahan seperti
pada garis (a) akan menghasilkan struktur mikro
perlit dan ferlit.
Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada garis
(b) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan
bainit.
Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c )
akan menghasilkan struktur mikro martensit.
23. Link youtube tentang penjelasan diagram TTT :
(https://youtu.be/bufF2_pQ6x0)