SlideShare a Scribd company logo
( T I M E T E M P E R A T U R E T R A N S F O R M A T I O N )
&
( C O N T I N U O S C O O L I N G T R A N S F O R M A T I O N )
T T T DIAGRAM
&
CCT DIAGRAM
TTT diagrams
Diagram TTT (Time Temperature Transformation)
adalah diagram yang menghubungkan
transformasi austenit terhadap waktu dan
temperature.
Biasa juga dikenal diagram transformasi
isothermal
TTT DIAGRAM
Diagram TTT adalah sebuah gambaran dari suhu (temperatur) terhadap
waktu logaritma untuk baja paduan dengan komposisi tertentu. Diagram
ini biasanya digunakan untuk menentukan kapan transformasi mulai
dan berakhir pada perlakuan panas yang isothermal (temperatur
konstan) sebelum menjadi campuran Austenit. Ketika Austenit
didinginkan secara perlahan-lahan sampai pada suhu dibawah
temperatur kritis, struktur yang terbentuk ialah Perlit. Semakin
meningkat laju pendinginan, suhu transformasi Perlit akan semakin
menurun. Struktur mikro dari materialnya berubah dengan pasti
bersamaan dengan meningkatnya laju pendinginan. Dengan
memanaskan dan mendinginkan sebuah contoh rangkaian, transformasi
austenit mungkin dapat dicatat.
Diagram TTT menunjukkan kapan transformasi mulai dan berakhir
secara spesifik dan diagram ini juga menunjukkan berapa persen
austenit yang bertransformasi pada saat suhu yang dibutuhkan tercapai.
TTT DIAGRAM
Gambar 1
 Pada gambar di atas, area sebelah kiri dari kurva
transformasi menunjukkan daerah austenit. Austenit
stabil pada suhu di atas temperatur kritis, tapi tidak
stabil pada suhu di bawah temperature kritis. Kurva
sebelah kiri menandakan dimulainya transformasi
dan kurva sebelah kanan menunjukkan berakhirnya
transformasi. Area diantara kedua kurva tersebut
menandakan austenit bertransformasi ke jenis
struktur kristal yang berbeda. (austenit ke perlit,
austenit ke martensit, austenit bertransformasi ke
bainit).
Gambar 2
Gambar 2 menunjukkan bagian atas dari diagram TTT. Seperti yang
terlihat pada gambar 2, ketika austenit didinginkan ke suhu di bawah
temperatur kritis, ia bertransformasi ke struktur kristal yang berbeda
tergantung pada ketidakstabilan lingkungannya. Laju pendinginannya
dapat dipilih secara spesifik sehingga austenit dapat bertransformasi
hingga 50%,100%, dan lain sebagainya. Jika kecepatan pendinginan
sangat lambat seperti pada proses annealing, kurva pendinginan akan
melewati sampai seluruh area transformasi dan produk akhir dari
proses pendinginan ini akan menjadi 100% perlit. Dengan kata lain,
ketika laju pendinginan yang diterapkan sangat lambat, seluruh
austenit akan bertransformasi menjadi perlit. Jika laju pendinginan
melewati pertengahan dari daerah transformasi,produk akhirnya
adalah 50% austenit dan 50% perlit, yang berarti bahwa pada laju
pendinginan tertentu kita dapat mempertahankan sebagian dari
austenit, tanpa mengubahnya menjadi perlit.
Gambar 3
Gambar 3 menunjukkan jenis transformasi yang bisa
didapatkan pada laju pendinginan yang lebih tinggi.
Jika laju pendinginan sangat tinggi, kurva
pendinginan akan tetap berada pada bagian sebelah
kiri dari kurva awal transformasi. Dalam kasus ini
semua austenit akan berubah menjadi martensit. Jika
tidak terdapat gangguan selama pendinginan maka
produkakhirnya akan berupa martensit
Gambar 4
Pada gambar 4 laju pendinginan A dan B menunjukkan
dua proses pendinginan secara cepat. Dalam hal ini kurva
A akan menyebabkan distorsi yang lebih besar dan
tegangan dalam yang lebih besar dari laju pendinginan B.
Kedua laju pendinginan akan menghasilkan produk akhir
martensit. Lajupendinginan B juga dikenal sebagai laju
pendinginan kritis, seperti ditunjukkan oleh kurva
pendinginan yang menyentuh hidung dari diagram TTT.
Laju pendinginan kritis didefinisikan sebagai laju
pendinginan terendah yang menghasilkan 100% martensit
juga memperkecil tegangan dalam dan distorsi.
Gambar 5
Pada gambar 5, sebuah proses pendinginan secara
cepat mendapat gangguan (garis horizontal
menunjukkan gangguan) dengan mencelupkan
material ke dalam rendaman garam yang dicairkan
dan direndam pada temperatur konstan yang diikuti
dengan proses pendinginan lain yang melewati daerah
bainit pada diagram TTT. Produk akhirnya adalah
bainit,yang tidak sekeras martensit. Sebagai hasil dari
laju pendinginan D; dimensinya lebih stabil, distorsi
dan tegangan dalam yang ditimbulkan lebih sedikit.
Gambar 6
Pada gambar 6 laju pendinginan C menggambarkan
proses pendinginan secara lambat, seperti pada
pendinginan furnace. Sebagai contoh untuk
pendinginan jenis ini adalah proses annealing dimana
semua austenit akan berubah menjadi perlit sebagai
hasil dari pendinginan secara lambat.
Gambar 7
Pada gambar 7, kurva pendinginan E menunjukkan
sebuah laju pendinginan yang tidak cukup tinggi
untuk memproduksi 100% martensit. Hal ini dapat
dengan mudah terlihat dengan melihat pada diagram
TTT. Sejak kurva pendinginan tidak menyinggung
hidung dari diagram transformasi, austenit akan
bertransformasi menjadi 50% perlit (kurva E
menyinggung kurva 50%). Semenjak kurva E
meninggalkan diagram transformasi pada zona
martensit, sisa yang 50% dari austenit akan
bertransformasi menjadi martensit.
Gambar 8
CCT Diagram
Dalam prakteknya proses pendinginan pada
pembuatan material baja dilakukan secara menerus
mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu
rendah. Pengaruh kecepatan pendinginan manerus
terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat
dari diagram Continuos Cooling Transformation
Diagram.
Penjelasan diagram:
 Pada proses pendinginan secara perlahan seperti
pada garis (a) akan menghasilkan struktur mikro
perlit dan ferlit.
 Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada garis
(b) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan
bainit.
 Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c )
akan menghasilkan struktur mikro martensit.
 Link youtube tentang penjelasan diagram TTT :
(https://youtu.be/bufF2_pQ6x0)
THE END

More Related Content

What's hot

Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Hera Rosdiana
 
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Delsandy Ramaputra
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
syamsul huda
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramikAgam Real
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
Sylvester Saragih
 
Klasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminiumKlasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminium
hengkiirawan2008
 
Surface hardening
Surface hardeningSurface hardening
Surface hardening
Mn Hidayat
 
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
riski890
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Susunan paduan
Susunan paduanSusunan paduan
Susunan paduan
Mn Hidayat
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
 
Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012
Yadi Kusmayadi
 
Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan Fasa
PTIK BB
 
[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku
Hastih Leo
 
Baja - Besi Tuang - Al
Baja - Besi Tuang - AlBaja - Besi Tuang - Al
Baja - Besi Tuang - Al
M. Rio Rizky Saputra
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
Khairul Fadli
 
Makalah perlakuan panas
Makalah perlakuan panas Makalah perlakuan panas
Makalah perlakuan panas
Seto aji Santoso
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
Mukhamad Suwardo
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
Chyka JepaNk
 

What's hot (20)

Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material TeknikMakalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
Makalah Tentang Mekanisme Penguatan Material Teknik
 
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
Laporan Praktikum Perlakuan Panas (Jominy Test)
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
struktur kristal
struktur kristalstruktur kristal
struktur kristal
 
Presentasi keramik
Presentasi keramikPresentasi keramik
Presentasi keramik
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Klasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminiumKlasifikasi paduan aluminium
Klasifikasi paduan aluminium
 
Surface hardening
Surface hardeningSurface hardening
Surface hardening
 
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatanDiffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
Diffusion in-solids-difusi-dalam-padatan
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Susunan paduan
Susunan paduanSusunan paduan
Susunan paduan
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETERLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
 
Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012Materi kuliah tentang creep 012
Materi kuliah tentang creep 012
 
Perubahan Fasa
Perubahan FasaPerubahan Fasa
Perubahan Fasa
 
[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku[Material elektroteknik] buku
[Material elektroteknik] buku
 
Baja - Besi Tuang - Al
Baja - Besi Tuang - AlBaja - Besi Tuang - Al
Baja - Besi Tuang - Al
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Makalah perlakuan panas
Makalah perlakuan panas Makalah perlakuan panas
Makalah perlakuan panas
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
 

Similar to T t t diagram

3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
Megi LastFriend
 
3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
Niko Sh
 
Diagram cct
Diagram cctDiagram cct
Diagram cct
gideonHutajulu
 
Suhu kalor
Suhu kalorSuhu kalor
Suhu kalor
Erwin Maulana
 
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XKalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Tiara Neysa Amadea
 
PERTEMUAN10 - PRINSIP_PENERAPAN_DIAGRAM_FASA.pptx
PERTEMUAN10 - PRINSIP_PENERAPAN_DIAGRAM_FASA.pptxPERTEMUAN10 - PRINSIP_PENERAPAN_DIAGRAM_FASA.pptx
PERTEMUAN10 - PRINSIP_PENERAPAN_DIAGRAM_FASA.pptx
DestianaPutri17
 
Heat treatment of steel
Heat treatment of steelHeat treatment of steel
Heat treatment of steel
Nia Sasria
 

Similar to T t t diagram (8)

3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
 
3. heat treatment
3. heat treatment3. heat treatment
3. heat treatment
 
Diagram cct
Diagram cctDiagram cct
Diagram cct
 
Suhu kalor
Suhu kalorSuhu kalor
Suhu kalor
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas XKalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
Kalor Laten dan Pemuaian - Kelas X
 
PERTEMUAN10 - PRINSIP_PENERAPAN_DIAGRAM_FASA.pptx
PERTEMUAN10 - PRINSIP_PENERAPAN_DIAGRAM_FASA.pptxPERTEMUAN10 - PRINSIP_PENERAPAN_DIAGRAM_FASA.pptx
PERTEMUAN10 - PRINSIP_PENERAPAN_DIAGRAM_FASA.pptx
 
Heat treatment of steel
Heat treatment of steelHeat treatment of steel
Heat treatment of steel
 

T t t diagram

  • 1. ( T I M E T E M P E R A T U R E T R A N S F O R M A T I O N ) & ( C O N T I N U O S C O O L I N G T R A N S F O R M A T I O N ) T T T DIAGRAM & CCT DIAGRAM
  • 2. TTT diagrams Diagram TTT (Time Temperature Transformation) adalah diagram yang menghubungkan transformasi austenit terhadap waktu dan temperature. Biasa juga dikenal diagram transformasi isothermal
  • 3. TTT DIAGRAM Diagram TTT adalah sebuah gambaran dari suhu (temperatur) terhadap waktu logaritma untuk baja paduan dengan komposisi tertentu. Diagram ini biasanya digunakan untuk menentukan kapan transformasi mulai dan berakhir pada perlakuan panas yang isothermal (temperatur konstan) sebelum menjadi campuran Austenit. Ketika Austenit didinginkan secara perlahan-lahan sampai pada suhu dibawah temperatur kritis, struktur yang terbentuk ialah Perlit. Semakin meningkat laju pendinginan, suhu transformasi Perlit akan semakin menurun. Struktur mikro dari materialnya berubah dengan pasti bersamaan dengan meningkatnya laju pendinginan. Dengan memanaskan dan mendinginkan sebuah contoh rangkaian, transformasi austenit mungkin dapat dicatat. Diagram TTT menunjukkan kapan transformasi mulai dan berakhir secara spesifik dan diagram ini juga menunjukkan berapa persen austenit yang bertransformasi pada saat suhu yang dibutuhkan tercapai.
  • 6.  Pada gambar di atas, area sebelah kiri dari kurva transformasi menunjukkan daerah austenit. Austenit stabil pada suhu di atas temperatur kritis, tapi tidak stabil pada suhu di bawah temperature kritis. Kurva sebelah kiri menandakan dimulainya transformasi dan kurva sebelah kanan menunjukkan berakhirnya transformasi. Area diantara kedua kurva tersebut menandakan austenit bertransformasi ke jenis struktur kristal yang berbeda. (austenit ke perlit, austenit ke martensit, austenit bertransformasi ke bainit).
  • 8. Gambar 2 menunjukkan bagian atas dari diagram TTT. Seperti yang terlihat pada gambar 2, ketika austenit didinginkan ke suhu di bawah temperatur kritis, ia bertransformasi ke struktur kristal yang berbeda tergantung pada ketidakstabilan lingkungannya. Laju pendinginannya dapat dipilih secara spesifik sehingga austenit dapat bertransformasi hingga 50%,100%, dan lain sebagainya. Jika kecepatan pendinginan sangat lambat seperti pada proses annealing, kurva pendinginan akan melewati sampai seluruh area transformasi dan produk akhir dari proses pendinginan ini akan menjadi 100% perlit. Dengan kata lain, ketika laju pendinginan yang diterapkan sangat lambat, seluruh austenit akan bertransformasi menjadi perlit. Jika laju pendinginan melewati pertengahan dari daerah transformasi,produk akhirnya adalah 50% austenit dan 50% perlit, yang berarti bahwa pada laju pendinginan tertentu kita dapat mempertahankan sebagian dari austenit, tanpa mengubahnya menjadi perlit.
  • 10. Gambar 3 menunjukkan jenis transformasi yang bisa didapatkan pada laju pendinginan yang lebih tinggi. Jika laju pendinginan sangat tinggi, kurva pendinginan akan tetap berada pada bagian sebelah kiri dari kurva awal transformasi. Dalam kasus ini semua austenit akan berubah menjadi martensit. Jika tidak terdapat gangguan selama pendinginan maka produkakhirnya akan berupa martensit
  • 12. Pada gambar 4 laju pendinginan A dan B menunjukkan dua proses pendinginan secara cepat. Dalam hal ini kurva A akan menyebabkan distorsi yang lebih besar dan tegangan dalam yang lebih besar dari laju pendinginan B. Kedua laju pendinginan akan menghasilkan produk akhir martensit. Lajupendinginan B juga dikenal sebagai laju pendinginan kritis, seperti ditunjukkan oleh kurva pendinginan yang menyentuh hidung dari diagram TTT. Laju pendinginan kritis didefinisikan sebagai laju pendinginan terendah yang menghasilkan 100% martensit juga memperkecil tegangan dalam dan distorsi.
  • 14. Pada gambar 5, sebuah proses pendinginan secara cepat mendapat gangguan (garis horizontal menunjukkan gangguan) dengan mencelupkan material ke dalam rendaman garam yang dicairkan dan direndam pada temperatur konstan yang diikuti dengan proses pendinginan lain yang melewati daerah bainit pada diagram TTT. Produk akhirnya adalah bainit,yang tidak sekeras martensit. Sebagai hasil dari laju pendinginan D; dimensinya lebih stabil, distorsi dan tegangan dalam yang ditimbulkan lebih sedikit.
  • 16. Pada gambar 6 laju pendinginan C menggambarkan proses pendinginan secara lambat, seperti pada pendinginan furnace. Sebagai contoh untuk pendinginan jenis ini adalah proses annealing dimana semua austenit akan berubah menjadi perlit sebagai hasil dari pendinginan secara lambat.
  • 18. Pada gambar 7, kurva pendinginan E menunjukkan sebuah laju pendinginan yang tidak cukup tinggi untuk memproduksi 100% martensit. Hal ini dapat dengan mudah terlihat dengan melihat pada diagram TTT. Sejak kurva pendinginan tidak menyinggung hidung dari diagram transformasi, austenit akan bertransformasi menjadi 50% perlit (kurva E menyinggung kurva 50%). Semenjak kurva E meninggalkan diagram transformasi pada zona martensit, sisa yang 50% dari austenit akan bertransformasi menjadi martensit.
  • 20. CCT Diagram Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan material baja dilakukan secara menerus mulai dari suhu yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah. Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari diagram Continuos Cooling Transformation Diagram.
  • 21.
  • 22. Penjelasan diagram:  Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan ferlit.  Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada garis (b) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan bainit.  Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c ) akan menghasilkan struktur mikro martensit.
  • 23.  Link youtube tentang penjelasan diagram TTT : (https://youtu.be/bufF2_pQ6x0)