[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut merupakan ringkasan tentang Serikat Tenaga Kesehatan Nasional Indonesia (STKNI) yang didirikan pada 2 Desember 2018 di Yogyakarta dengan tujuan memperjuangkan hak dan kesejahteraan tenaga kesehatan.
2. STKNI berupaya mengatasi masalah pengangguran dan upah di bawah standar yang dihadapi banyak tenaga kesehatan di Indonesia.
3. Organisasi ini berperan dalam mewujudkan keadilan bagi tenaga kese
1. (INDONESIAN NATIONAL HEALTH EMPLOYEE UNITED)
Sekretariat: Jl. Pondok Kelapa Raya I, Blok G 2K Kelurahan Pondok Kelapa,
Kecamatan Duren Sawit – Jakarta Timur
Phone: 081288728320/ 083846171065, Email: dppstkni@gmail.con
2. DASAR HUKUM
Pasal 28E Ayat (3) UUD Tahun 1945
Pasal 24 Ayat (1) dan Ayat (2) UU No. 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia
Pasal 57 huruf (g)
UU No. 36 Tahun 2014
tentang Tenaga
Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah
Pekerja dari kalangan profesi
kesehatan yang mengabdikan
dirinya di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
UU no. 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/ Serikat Buruh
No. Bukti Pencatatan : 955/IV/P/XII/2018
Serikat Tenaga Kesehatan Nasional Indonesia (STKNI)
Pasal 14 Ayat (1)
UU no. 17 Tahun
2013 tentang
Organisasi
Kemasyarakatan
3. No. Bukti Pencatatan : 955/IV/P/XII/2018 oleh Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kota Admininstrasi Jakarta Timur pada tanggal
17 Desember 2018.
Serikat Tenaga Kesehatan Indonesia
(STKNI) adalah organisasi independent
yang dibentuk pada tanggal 2 Desember
2018 di Yogyakarta, dan berkedudukan di
Ibu Kota Jakarta.
4. Tenaga Kesehatan yang dapat bergabung di dalam
SERIKAT TENAGA KESEHATAN NASIONAL
INDONESIA adalah seluruh Tenaga Kesehatan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Pasal 11 Ayat
(1) UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Tenaga Medis
Tenaga Psikologi Klinis
Tenaga Keperawatan
Tenaga Kebidanan
Tenaga Kefarmasian
Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Gizi
Tenaga Keterapian Fisik
Tenaga Keteknisian medis
Tenaga Kesehatan tradisional
Tenaga Kesehatan Lain
5. VisiSerikatTenaga KesehatanNasional Indonesia(STKNI)
adalah mempersatukan dan menggalang solidaritas Tenaga
Kesehatan Indonesia untuk mencapai kesejahteraanpekerja
beserta keluarganya tanpa membedakan ras, suku bangsa,
agama dan keyakinan, jeniskelamin, umur, kondisifisik dan
status perkawinan.
MISI
Memberikan jaminan perlindungan, pembelaan terhadap hak
dan kepentingan pekerja sesuai dengan hukum kebiasaan
yang berlaku.
Memberikan bantuan , dorongan , bimbingan dan pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan pekerja dalam memperkuat gerakan
serikat tenaga kesehatan dan hakberunding bersama.
Memperbaiki dan meningkatkan kondisi kerja, syarat-syarat
kerja, keselamatan dan kesehatan kerja dan terjaminnya
pekerjaan.
Meningkatkan dan mempererat kerja sama nasional dan
internasional untuk memperkuat gerakan serikat pekerja dengan
tidak mengurangikebebasan dankemandirian organisasi.
Memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan pekerja serta keluarganya yang layak bagi
kemanusiaan melalui sistem pengupahan yang
berkecukupan danberkeadilan.
Meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi pekerja melalui
kegiatan usaha ekonomi seperti koperasi , usaha bersama,
yayasan,danusaha lainyang sah.
Melaksanakan dan memperjuangkan peningkatan kualitas
dankuantitas perjanjian kerjabersama.
Memberikan informasi kepada para anggota mengenai masalah
yang berhubungandenganekonomi,sosialpolitik,danlainnyayang
mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan anggota.
Memajukan dan memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, politik
untuk mempertahankan hak dan memperjuangkan pekerja
darisector kesehatan.
8. MembentukPengurusWilayahSTKNIdanmerekrutanggota
Melakukan audiensi atau sounding ke berbagai
tatananpemerintahan/stakeholder
Melakukan sosialisasi dan kerjasama kepada
RumahSakit,Puskesmas,maupunKlinikKesehatan
Melakukan kerjasama dengan Instansi-Instansi
penyalurtenagakerja
Mendirikanbadanusaha(koperasi)tingkatPusat
9. Maju tak gentar
Membela yang
benar
Melawan dan memutus
sendi/rantai sistem ekonomi
politik kapitalisme/
neoliberalisme.
Melawan sistem penjajahan gaya baru
yang terjadi terhadap kaum Nakes di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Menyiapkan aliansi
strategis yang tidak hanya
bertarget pada upah saja,
melainkan juga mempunyai
targetan multi sektor.
Menciptakan SDM dari anggota serikat
yang berkualitas dan professional
secara menyeluruh.
Membangun lembaga dan/atau badan
usaha ekonomi yang mandiri.
10. Pasal 26 Ayat (2) UU No. 36/2014 menyatakan bahwa
“Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau
kepala daerah yang membawahi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan harus mempertimbangkan pemenuhan
kebutuhan sandang, pangan, papan, dan lokasi, serta
keamanan dan keselamatan kerja Tenaga Kesehatan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
Pasal tersebut belum
sepenuhnyadapat
terlaksana
Banyak Nakes yang
menjadi
pengangguran&
Keluar dari profesi
Banyak Nakes yang
Mendapatkanupah
Di bawahUMR
Sila ke-5 berbunyibahwa
keadilan sosial bagiseluruh
rakyat Indonesia
Pasal 28DAyat (2)berbunyi
bahwasetiap orang berhak
untukbekerja serta mendapat
imbalan &perlakuan yang
adildanlayak dalam
hubungankerja
Belum dijalankan &
Belum sepenuhnya
dapatterlaksana
Pasal 2 UU No.13/2013 tentang
Ketenagakerjaan berbunyi bahwa
pembangunan ketenagakerjaan
berlandaskan Pancasila dan
Undang Undang Dasar Negara
RepublikIndonesiaTahun 1945
Pasal 6 berbunyi bahwa
setiap pekerja/buruh berhak
memperoleh perlakuan yang
sama tanpa diskriminasi dari
pengusaha
11. Hasil pengolahan data dari Kementerian Kesehatan RI melalui
program Risnakes pada tahun 2017 menunjukkan bahwa: dari
70.746 bidan yang disurvei, ternyata ditemukan beberapa
provinsi yang memberikan upah minimal sebanyak Rp
50.000/bulan, yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,
Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Kalimantan Selatan bahkan Jawa Timur dan Jawa
Barat
Sedangkan untuk 65.646 perawat yang disurvei, didapatkan
bahwa gaji minimal Rp 50.000/bulan ada di Aceh, Riau,
Sumatera Selatan, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat
12. Dikutip dari Portal Kesmas Indonesia - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Tenggara (Sultra)
mencatat jumlah pengangguran tenaga kesehatan di Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini
mencapai 50.000 orang. Berdasarkan data yang ada di Dinkes ada sekitar 11.000 orang tenaga
bidan yang menganggur, perawat sekitar 20.000 orang, sisanya adalah tenaga kesehatan
profesi lain.
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi
bahwa Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
Pasal 28D Ayat (2): Setiap orang
berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.
1. Banyak Tenaga Kesehatan mengangur
2. Banyak Tenaga Kesehatan memperoleh
Upah lebih rendah daripada Upah Minimum
Dimana
Tanggungjawab
Pemerintah?
13. Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.
Pasal1
UUNo. 11/2009tentang
KesejahteraanSosial
Tanggung jawab Pemerintah dalam menyelenggarakan
kesejahteraan sosial diantaranya:
• merumuskan kebijakan dan program penyelenggaraan
kesejahteraan sosial;
• menyediakan akses penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
• melaksanakan rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• memberikan bantuan sosial sebagai stimulan kepada
masyarakat yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial;
• mendorong dan memfasilitasi masyarakat serta dunia
usaha dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
Pasal 25
UU No. 11/2009
tentang
Kesejahteraan
Sosial
Belum
dijalankan
secara maksimal
Institusi kesehatan
menetapkan sendiri gaji
pokok tanpa mengacu
terhadap UU No. 13/2003
dan Peraturan Daerah
Terjadinya
ekslpoitasi
dalam bidang
ketenagakerjaan
Pancasila : Sila Ke-V
Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia
Dijadikan pajangan
14. UUNo. 13/2003 tentangKetenagakerjaan
Pasal 6: Setiap pekerja/buruh berhak
memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasidari pengusaha
Pasal 88 Ayat (1): Setiap pekerja/buruh
berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
Pasal 4 ayat (1) PP No. 78/2015
Penghasilan yang layak adalah jumlah
penerimaan atau pendapatan Pekerja/Buruh dari
hasil pekerjaannya sehingga mampu memenuhi
kebutuhan hidup Pekerja/Buruh dan keluarganya
secara wajar
15. Pasal 90 ayat (1): Pengusaha dilarang
membayar upah lebih rendah dari upah
minimum
Pasal 186 ayat (1): Barang siapa melanggar
ketentuan di atas dikenakan sanksi pidana
penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp 10 juta dan paling banyak Rp 400 juta
UU No. 13/2003
16. UU No. 13/2003
Pasal 90 ayat (2): Bagi pengusaha yang tidak
mampu membayar upah minimum dapat
dilakukan penangguhan.
Keputusan Mahkamah Konsitusi No. 72/PUU-XIII/2015
Selisihupah minimum
yang belum terbayar
selama masa
penangguhanadalah
utang pengusaha yang
harus dibayarkan kepada
pekerja/buruhnya.
Menagguhkanadalah
Menunda, mengulur,
mengundur, melambatkan
KBBI
tidak serta-merta menghilangkan
kewajibanpengusaha
Pasal 5 ayat (1)
Kepmenakertrans No.
231/2003: Persetujuan
penangguhan ditetapkan
oleh Gubernur untuk
jangka waktu paling
lama 12 (dua belas)
bulan.
Bagaimana jika Fasyankes
tetap tidak mampu
membayar buruh sesuai
Peraturan yang berlaku
dari jangka waktu yang
telah diberikan)?
17. Kebijakan tentang standar jumlah upah yang
diterima bagi tenaga kesehatan mulai dari
Rumah Sakit Tipe A,B,C,D, Klinik dan Puskesmas
perlu disendirikandan dibedakan
Single Salary = UMR + UMS (Sektor bidang
kesehatan)bisa diberikandi awal bulan
Tersedianya bantuan penyaluran tenaga kerja
dibidang kesehatan baik dalam negeri maupun
luar negeri
Kementerian Ketenagakerjaan dapat
berkolaborasi dengan STKNI dalam segala
sesuatu untuk memberikan pengayoman dan
kesejahteraanbagiseluruh Tenagakesehatan
19. Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama antara tenaga kesehatan dan
institusi kesehatan,serta sebagai pihak dalam penyelesaianperselisihan industrial
Sebagai wakil tenaga kesehatan dalam lembaga kerja sama di bidang
ketenagakerjaansesuaidengan tingkatannya
Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan
berkeadilansesuai denganperaturan perundang-undanganyang berlaku
a.Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingananggota (tenaga kesehatan)
Sebagai perencana, pelaksana, dan penanggungjawab pemogokan pekerja/buruh
sesuai denganperaturan perundang-undanganyang berlaku
Sebagai wakil tenaga kesehatan dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
Fasyankes