SlideShare a Scribd company logo
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 1 
PDAM TIRTANADI 
MEDAN 
DISUSUN OLEH : 
ARIE JULIANDA 
AHMAD YANI AGARA 
MURNIANTI 
YUNA PUTRI BERKAH 
RIKA INDRIATI 
TUGAS I 
MANAJEMEN LINGKUNGAN 
PEMUKIMAN AIR BERSIH DAN SANITASI 
2014
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 2 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Kebutuhan manusia akan air bersih untuk domestik dan industri telah 
melahirkan berbagai metode pengolahan air. Pengolahan air yang dilakukan 
bertujuan untuk menjadikan air layak di konsumsi sehingga aman bagi kesehatan 
manusia. 
Air yang dihasilkan harus memenuhi syarat kualitas yang mencakup fisika, 
kimia, mikrobiologi dan radioaktif sebagaimana standar yang diberlakukan 
Kementerian Kesehatan RI yang tertuang dalam Permenkes RI tentang 
Persyaratan Kualitas Air Minum No. 492/MENKES/PER/IV/2010. 
Pada umumnya, dalam pengolahan air bersih dengan skala besar seperti 
instalasi pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan, 
air baku diambil dari sumber air yang mampumenjamin keberlangsungan suplai 
air baku sepanjang tahun. Sumber – sumber air baku tersebut bisa berasal dari air 
laut, air permukaan ( sungai dan danau) dan air tanah. 
Di Indonesia, dari beberapa sumber air baku yang tersedia, air permukaan 
terutama air sungai adalah yang paling banyak digunakan untuk mensuplai air 
baku ke instalasi pengolahan air bersih. Mengingat saat ini air sungai telah banyak 
tercemar akibat berbagai aktifitas manusia, maka metode pengolahan air bersih 
yang memenuhi standar dari segi kualitas dan kuantitas. 
1.2 Tujuan 
Tujuan dari studi ini untuk mengevaluasi proses pengolahan air baku 
menjadi air bersih yang dilakukan PDAM Tirtanadi Kota Medan, apakah sudah 
memenuhi kriteria kebutuhan air baik dari segi kualitas, kuantitas,kontinuitas 
maupun pendistribusiannya.
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 3 
BAB II 
TINJAUAN KEPUSTAKAAN 
2.1Pengertian Air Bersih 
Air bersih menurut Permenkes RI no. 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah air 
yang digunakan untuk keperluan sehari–hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat 
kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air minum menurut 
Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010.adalah air yang melalui proses 
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan 
(bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik) dan dapat langsung diminum.Air 
baku adalah air yang digunakan sebagai bahan baku dalam penyediaan air bersih. 
2.2Sumber – sumber Air Minum 
Air yang diperuntukkan untuk minum dapat diambil dari berbagai 
sumber.Untuk dapat digunakan sebagai air minum, air yang berasal dari sumber – 
sumber yang tersedia tersebut harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan 
dan meningkatkan beberapa unsur yang dikandungnya.Sumber – sumber air 
tersebut diantaranya air laut, air meteriologik (hujan), air permukaan dan air 
tanah. 
2.2.1 Air Laut 
Air laut adalah air yang terdapat di laut atau berada di permukan laut.Air 
laut memiliki rasa asin karena mengandung garam (NaCl) hingga 3%, hal ini 
membuat air laut tidak bisa dikonsumsi secara langsung sebagai air minum. 
2.2.2 Air Meteriologik (Hujan) 
Air meteriologik lebih dikenal dengan nama air hujan. Air hujan dihasilkan
oleh penguapan air laut dan air permukaan diakibatkan oleh panas sinar matahari 
dan pada kondisi tertentu turun sebagai air hujan. Pada dasarnya air hujan adalah 
air murni namun akibat adanya pengotoran udara akibat industri, gas buangan 
kendaraan bermotor, debu dan lain sebagainya telah menyebabkan air hujan 
terkontaminasi sehingga membutuhkan pengolahan khusus untuk dapat 
dipergunakan sebagai air minum. 
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 4 
2.2.3 Air Permukaan 
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Karena 
mengalir di permukaan bumi maka pada umumnya air permukaan akan 
mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh lumpur, batang–batang kayu, 
daun–daun limbah industri kota dan lain sebagainya. Pencemaran yang terjadi 
berbeda–beda tergantung pada daerah pengaliran air permukaan tersebut.Air 
permukaan ini ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. 
2.2.4 Air Tanah 
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari 
salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan 
tertampung pada lapisan kedap air. Air tanah biasa disebut dengan air sumur.Air 
tanah dapat dibagi ke dalam 2 jenis yaitu air tanah dalam dan air tanah dangkal. 
2.3 Sistem Pengolahan Air Bersih 
Sumber–sumber air seperti air laut, air tanah, air hujan dan air permukaan 
merupakan sumber air baku bagi air minum. Karena adanya kandungan dan sifat 
dari masing–masing sumber air tersebut maka diperlukan suatu upaya tersendiri 
untuk menjadikan air baku tersebut menjadi air bersih dan layak untuk 
dikonsumsi. 
Pengolahan air pada dasarnya adalah upaya membuang atau mengurangi
dan meningkatkan kandungan tertentu pada air sehingga aman untuk 
dikonsumsi.Beberapa metode yang umum digunakan adalah: 
1. Sedimentasi adalah upaya mengurangi kandungan zat berbahaya pada air 
dalam bentuk partikel dengan jalan mengendapkan partikel – partikel 
tersebut. Ketika partikel telah mengendap di dasar wadah air, selanjutnya 
air pada permukaan dapat digunakan untuk dikonsumsi. 
2. Aerasi adalah salah satu proses pengolahan air dengan cara mencampur air 
dengan udara (oksigen) untuk mengikat (mengoksidasi) unsur Fe dan Mn 
yang terlarut dalam konsentrasi tinggi di dalam air. 
3. Koagulasi adalah upaya merubah partikel – partikel koloid yang 
terdispersi pada air menjadi partikel non koloid sehingga terjadi proses 
flokulasi yaitu saling mengikatnya partikel – partikel non koloid 
membentuk flok – flok. Untuk proses koagulasi digunakan zat koagulan 
seperti Aluminium Sulphate (tawas). 
4. Filtrasi adalah upaya mengurangi kandungan unsur yang terdapat di dalam 
air melalui proses penyaringan. Terdapat dua jenis filter yang umum 
digunakan dalam pengolahan air skala besar yaitu Saringan Pasir Lambat 
(Slow Sand Filter) untuk air baku yang tanpa memerlukan proses 
pengolahan awal dan Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter). 
5. Desinfeksi adalah upaya untuk membunuh mikroorganisme berbahaya 
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 5 
dengan menambahkan desinfektan. 
Pemilihan metode pengolahan air sangat bergantung pada kondisi air baku. 
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing sehingga 
untuk mendapatkan kualitas air yang optimal, umumnya metode–metode 
pengolahan air tersebut dikolaborasikan antara satu metode dengan metode yang 
lain.
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 6 
2.3.1 Metode Pengolahan Mata Air 
Air dari mata air yang terletak didaerah Sibolangit digunakan untuk air baku 
dari IPA Sibolangit dan disadap dari beberapa mata air sebagai berikut : 
Lau Kaban/Puang Aja sebanyak 15 bangunan penangkap air dengan 
kapasitas setiap unit 283 liter/detik. 
Bau Bangklewang sebanyak 12 bangunan penangkap air dengan 
kapasitas setiap unit sebesar 204 liter/detik. 
Rumah Sumbul sebanyak 3 bangunan penangkap air dengan kapasitas setiap 
unit 186 liter/detik. 
2.3.2 Metode Pengolahan Air Permukaan 
Air permukaan yang saat ini diambil sebagai air baku untuk pengadaan air 
bersih di pelayanan 1 (kota Medan dan sekitarnya) berasal dari : Sungai Belawan, 
Sungai Deli dan Sungai Belumai. 
Sungai Belawan 
Air sungai Belawan merupakan air baku untuk IPA Sunggal yang terletak 
di Kecamatan Sunggal. Berdasarkan studi MUDP II, sungai Belawan 
mempunyai catchment area 200 km2 dan debit aliran minimum 8,6 m3/detik. 
Bila mengacu pada hasil studi tersebut, , maka penyadapan air sungai 
sebesar 1.5 – 1.7 m3/detik dapat dilakukan secara baik, namun pernah terjadi 
kapasitas penyadapan harus diturunkan bahkan dihentikan karena debit air Sungai 
Belawan tidak mencukupi, walaupun dalam 1 tahun hanya terjadi selama beberapa 
jam. Hal tersebut menunjukkan adanya penurunan kuantitas yang drastis dari 
Sungai Belawan yang kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang 
terjadi di hulu sungai.
Sungai Deli 
Air sungai Deli merupakan air baku untuk IPA Deli yang terletak di 
kecamatan Deli Tua. Sungai Deli yang mengalir melalui tengah kota Medan 
adalah merupakan gabungan beberapa anak sungai dan dan bermuara di Selat 
Malaka. Catchment area sungai Deli adalah seluas 160 km2. Saat ini debit yang 
disadap untuk IPA Deli Tua antara 1,5-1,8 m3/detik dan berdasarkan 
informasi lapangan yang ada, diperkirakan kapasitas pengambilan air baku dari 
sungai ini sudah tidak bisa ditingkatkan lagi karena kapasitasnya yang terbatas. 
Sungai Belumai 
Memiliki “catchment area” di Limau Manis (IPA BOT) seluas 244 
km2. Berdasarkan studi yang ada, semula air sungai ini yang akan dimanfatkan 
sebagai sumber air baku untuk penyediaan air bersih di daerah pelayanan 1 (kota 
Medan dan sekitarnya) adalah 3 m3/detik. Namun dari peninjauan lapangan 
serta informasi dari PDAM Tirtanadi Medan, maka saat ini debit air baku yang 
mungkin bisa dimanfaatkan dari sungai ini hanya 1 m3/detik., dan ini sudah 
dimanfaatkan untuk IPA Belumai 1 dan 2. Ini menunjukkan adanya 
penurunan kuantitas air sungai Belumai. 
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 7 
2.3.3 Metode Pengolahan Air Tanah Dalam 
Air tanah dalam diwilayah kota Medan dan sekitarnya pada umumnya 
memilikikadar Fe dan Mn yang tinggi, sehingga bila air tanah dalam ini akan 
dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk sistem penyediaan air bersih 
kota Medan dansekitarnya, perlu dilengkapi instalasi pengolahan air untuk 
menurunkan kadar Fe.PDAM Tirtanadi sebagai pengelola sistem penyediaan 
air bersih telah memanfaatkan air tanah dengan membuat sumur bor pada 
kedalaman rata-rata 200 m dengan kapasitas 10 – 20 liter/detik. Sumur-sumur bor 
yang telah dibangun oleh PDAM Tirtanadi sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 
2004 sebanyak 26 unit. Untuk mengatasi kekurangan air di daerah Medan 
dan sekitarnya akibat pertambahan pelanggan saat ini sedang dibangun 4
unit sumur bor dengan kapasitas masing-masing 25 liter/detik sedangkan 1 
unit sumur bor telah dioperasikan dengan kapasitas 10 liter/detik. 
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 8 
2.4 Standar Kualitas Air Minum 
Akibat daur hidrologi dan aktifitas manusia, air mengandung zat – zat dan 
mikro organisme yang sering disebut dengan pencemar. Zat dan mikro organisme 
pencemar ini dalam takaran tertentu dapat membahayakan kesehatan.Untuk 
menghindari berbagai kondisi yang tidak diinginkan maka air minum memerlukan 
parameter yang dapat dijadikan sebagai acuan agar air tersebut layak dikonsumsi. 
Air untuk minum harus memenuhi kriteria dari segi fisik, kimia, biologi 
dan radioaktif. Adapun kriteria air yang layak dikonsumsi adalah sebagai mana 
ditunjukan oleh tabel berikut:
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 9 
BAB III 
PEMBAHASAN 
3.1 Tahapan Proses Pengolahan Air PDAM Tirtanadi 
Instalasi pengolahan Sunggal merupakan salah satu unit pengolahan air 
milik PDAM Tirtanadi dengan sumber air baku dari sungai belawan dan 
merupakan instalasi yang kedua dibangun setelah instalasi mata air Sibolangit 
Sumber energi yang digunakan adalah energi listrik dari PLN tarif 1- 3 dengan 
nominal daya 2770 KVA yang menghasilkan energi sekitar 1,5 juta KWH 
setiap bulannya. Selain itu juga menggunakan genset dengan daya 4.025 KVA. 
Untuk lebih jelas tentang proses pengolahan air terdapat pada Gambar ini. 
Gambar 3.1 Diagram Pengolahan Air PDAM Tirtanadi 
Proses produksi air bersih pada PDAM Tirtanadi melalui 
tahapan/tempat sebagai berikut : 
3.1.1 Bendungan 
Sumber air baku adalah air permukaan Sungai Belawan yang diambil 
melalui bendungan dengan panjang 25 meter dan tinggi 4 meter. Pada sisi kanan 
bendungan dibuat sekat (channel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 
meter dilengkapi opintu pengatur ketinggian masuk ke intake.
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 10 
Ilustrasi Gambar Bendungan 
3.1.2 Intake 
Bendungan ini adalah saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan 
bar screen (saringan kasar) dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi 
untuk mencegah masuknnya kotoran yang terbawa arus sungai. 
Masingmasing saluran dilengkapi dengan pintu (sluice gate) pengatur ketinggian 
air dan penggerak electromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan 
dilakukan secara periodic untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk. 
Ilustrasi Gambar Intake
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 11 
3.1.3 Raw Water Tank ( RWT ) 
Bangunan RWT (bak pengendap) dibangun setelah intakeyang terdiri dari 2 
unit (4 sel) setiap unit berdimensi 23,3 meter x 20 meter x 5 meter yang 
dilengkapi dengan sluice gate dan pintu bias 2 buah, berfungsi sebagai 
tempat pengendapan lumpur, pasir dan lain-lain yang bersifat sedimen. 
Ilustrasi Gambar RWT 
3.1.4 Raw Water Pump(RWP) 
RWP (pompa air baku) berfungsi untuk memompakan air dari RWT 
ke clearator terdiri dari 18 unit pompa air baku dengan kapasitas setiap pompa 
110 liter/detik dengan rata-rata head 18 meter memakai motor AC nominal daya 
75 KVA. 
Ilustrasi Gambar RWP
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 12 
3.1.5 Clearator 
Bangunan clearator (proses penjerniaan air) terdiri dari 5 unit, dengan 
kapasitas masing-masing 350 liter/detik berfungsi sebagai tempat pemisahan 
antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai hasil olahan. 
Dilengkapi dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya 
dialirkan ke filter. Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai 
dengan tingkat ketebalan secara otomatis. 
Ilustrasi Gambar Clearator 
3.1.6 Filter 
Dari clearator air dialirkan untuk menyaring kekeruhan berupa flok-flok 
halus dan kotoran lain yang lolos dari clerator melalui pelekatan pada media 
filter yang berjumlah 32 unit menggunakan jenis saringan cepat 
masingmasing menggunakan motor AC nominal dengan daya 0,75 KW. 
Gambar Ilustrasi Filter
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 13 
3.1.7 Reservoir 
Reservoir adalah bangunan beton dengan dimensi panjang 50 m x 40 m x 7 
m yang berfungsi untuk menampung air minum/ air olahan setelah melewati 
media filter dengan kapasitas 12000 m3 . Air yang mengalir dari filter ke 
reservoir dibubuhi chlor untuk proses netralisasi dan dibubuhi larutan kapur 
jenuh atau soda. 
Ilustrasi Gambar Reservoir 
3.1.8 Finish Water Pump 
FWP berjumlah 14 unit yang berfungsi untuk mendistribusikan air 
bersih dari reservoir instalasi ke reservoir distribusi cabang melalui pipa transmisi 
yang dibagi menjadi 5 jalur Q1 sampai Q5 dengan kapasitas masing-masing 150 
liter/detik dan total head 50 meter yang menggunakan motor AC dengan rata-rata 
nominal daya 132 KW. 
3.1.9 Sludge Lagoon 
Daur ulang adalah paling tepat dan aman dalam mengatasi dan dapat 
meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah diterapkan sejak 2002 diunit
instalasi pengolahan Air Sunggal yaitu dengan membangun unit pengendapan 
berupa Lagoon dengan kapasitas terpasang 10.800 m3 
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 14 
3.2 Sistem Transmisi dan Distribusi 
Sistem pengaliran pada jaringan transmisi/distribusi di daerah pelayanan 
1(kota Medan dan sekitarnya) dilakukan dengan sistem pemompaan, baik 
langsung dari IPA maupun dari reservoir distribusi. Sistem pemompaan ini 
dilakukan karena daerah pelayanan 1 ini merupakan daerah yang datar dan 
lokasi IPA berada pada elevasi yang relative sama dengan daerah pelayanan 
tersebut, kecuali pengaliran air mata air/IPA Sibolangit (dengan elevasi + 400 m) 
dilakukan secara gravitasi langsung ke pelanggan. Panjang total jaringan pipa 
transmisi dan distribusi adalah sekitar 2.617 km, dan dapat dikelompokkan 
menjadi dua bagian, yaitu ; 
Pipa transmisi/distribusi utama meliputi jaringan perpipaan dengan diameter 
200 – 1.000 mm, sepanjang ± 430,7 km. 
Pipa distribusi sekunder/tersier meliputi pemipaan dengan diameter < 200 
mm sepanjang 2.186,5 km. Penyambungan jaringan air ke pelanggan 
dilakukan dari jaringan pipa sekunder/tersier ini. 
3.2.1 Sistem Transmisi 
Pipa transmisi di daerah pelayanan 1 (Kota Medan dan sekitarnya) 
adalah untuk mengalirkan air dari reservoir produksi IPA ke reservoir 
distribusi/reservoir booster. Adanya penyadapan dari pipa transmisi ke 
jaringan pipa distribusi menyebabkan air mengalir langsung ke konsumen dan 
pengaliran air ke reservoir distribusi menjadi berkurang dan reservoir tidak pernah 
penuh. Hal ini mengakibatkan tidak dapat melayani kebutuhan air pada jam 
puncak. Losses air akibat penyadapan dan kebocoran air adalah sekitar 23%.
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 15 
3.2.2 Sistem Distribusi 
Distribusi air bersih ke konsumen di daerah pelayanan 1(kota Medan 
dan sekitarnya) dilakukan selama 24 jam/hari. Pendistribusian ini dilakukan 
secara pemompaan, baik langsung dari reservoir produksi maupun melalui 
reservoir distribusi/booster, kecuali pendistribusian air dari IPA Sibolangit 
yang terletak pada elevasi + 400 m diatas permukaan laut, dilakukan secara 
gravitasi. Pada insatalasi pengolahan air dan jaringan distribusi ini terdapat 17 
reservoir dengan total kapasitas design 94.000 m3. Namun kapasitas efektif dari 
reservoir tersebut hanya 61.700 m3 atau kurang lebih 66% dari kapasitas 
design. Salah satu penyebab tidak maksimalnya kapasitas tersebut karena 
adanya penyadapan dan kebocoran air pada jaringan pipa distribusi. Hal ini 
diduga sebagai salah satu penyebab tidak baiknya pelayanan air ke 
konsumen. Dalam rangka pembangunan IPA Hamparan Perak dan IPA 
Belumai 2, juga dibangun reservoir distribusi Cemara asri dengan kapasitas 
4,000 m3. Secara garis besar, reservoir ini dapat dibagi menjadi 2 jenis 
reservoir, yaitu; 
Reservoir produksi, 2 unit di IPA Sunggal dan IPA Deli Tua. 
Reservoir distribusi, 15 unit. 
Reservoir produksi ini tidak hanya menampung air hasil produksi dan 
mengalirkannya ke reservoir distribusi, tapi juga ada yang langsung 
dipompakan ke jaringan distribusi. Reservoir produksi/distribusi ini dilengkapi 
dengan pompa distribusi sebagai berikut : 
Total pompa pada seluruh reservoir produksi adalah 17 unit pompa 
distribusi. 
Total pompa pada seluruh reservoir distribusi adalah 56 unit pompa 
distribusi.
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 16 
3.3 Kualitas Air 
Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia saat ini menggunakan 
Kepmenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990tentang Standar Kualitas Air 
Bersih dan Air Minum. Kualitas air harus mencakup fisika, kimia, mikrobiologi 
dan radioaktif. 
3.3.1 Parameter Fisika 
Parameter fisika untuk menentukan kualitas air bersih dan air minum adalah 
kekeruhan (Turbidity), pH (Derajat keasaman), Conductivity, Temperatur, TDS 
(Total dissolved solid), warna dan bau. Dari semua analisa diatas, yang paling 
berpengaruh dalam pengolahan air adalah tingkat kekeruhan air. Dari Tabel 
Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum pada lampiran dapat dilihat kadar 
kekeruhan maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih adalah 25 NTUdan 
untuk air minum adalah 5 NTU, sedangkan kadar kekeruhan air yang dihasilkan 
di PDAM Tirta Daroy pada tanggal 31 Agustus adalah 0.41 NTU.Dari hasil 
analisa tersebut disimpulkan bahwa kualitas air minum yang dihasilkan oleh 
PDAM Tirtanadi memenuhi Parameter fisika dalam Standar Kualitas Air Bersih 
dan Air Minum yang dipersyaratkan dalam Kepmenkes RI No 
416/MENKES/PER/IX/1990. 
Selain kekeruhan, parameter fisika lainnya juga memenuhi standar kualitas 
air bersih dan air minum.Secara terinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 
Pemeriksaan Sumber Air (Air Produksi/Distribusi PDAM Tirta Daroy). 
3.3.2 Parameter Kimia 
Parameter kimia untuk menentukan kualitas air bersih dan air minum adalah 
analisa terhadap zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sebelum pengolahan 
atau zat-zat kimia yang digunakan pada saat pengolahan air. Parameter kimia
yang sering diuji pada pengolahan air adalah Mangan, Aluminium, Besi Nitrit, 
Nitrat, Sulfat, Tingkat kesadahan air, Kalsium, Magnesium dan sisa chlor. 
Dari hasil analisa di PDAM Tirtanadi pada tanggal 31 Agustus, parameter 
kimia yang terdapat didalam air berada jauh dibawah kadar maksimum yang 
diperbolehkan. Untuk kandungan Mangan (Mn) di dalam Air PDAM Tirtanadi 
adalah 0,012 mg/l, sementara kadar maksimun yang diperbolehkan adalah 0,4 
Mg/l.. Dari hasil analisa tersebut disimpulkan bahwa kualitas air minum yang 
dihasilkan oleh PDAM Tirtanadi memenuhi Parameter Kimia dalam Standar 
Kualitas Air Bersih dan Air Minum yang dipersyaratkan dalam Kepmenkes RI No 
416/MENKES/PER/IX/1990. 
Selain Mangan (Mn), parameter kimia lainnya juga memenuhi standar 
kualitas air bersih dan air minum. Secara terinci dapat dilihat pada Tabel 
Lampiran Pemeriksaan Sumber Air (Air Produksi/Distribusi PDAM Tirtanadi). 
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 17 
3.3.3 Parameter Mikrobiologi 
Parameter mikrobiologi untuk menentukan kualitas air bersih dan air minum 
adalah analisa terhadap bakteri di dalam air. Parameter mikrobiologi yang sering 
diuji pada pengolahan air adalah Total Coliform dan E. Coli. Dalam standar 
ditetapkan bahwa air minum harus memenuhi kadar maksimum yang 
diperbolehkan adalah 0/100 ml, dan air yang dihasilkan oleh PDAM Tirtanadi 
dengan analisa Total Coliform dan E. Coli adalah 0,00. Dari hasil analisa tersebut 
disimpulkan bahwa kualitas air minum yang dihasilkan oleh PDAM Tirtanadi 
memenuhi Parameter Mikrobiolgi dalam Standar Kualitas Air Bersih dan Air 
Minum yang dipersyaratkan dalam Kepmenkes RI No 
416/MENKES/PER/IX/1990. 
3.3.4 Chemical Oxygen Demand (COD) 
COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan jumlah 
oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk 
mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air. Mengenai baku mutu
air minum golongan B (air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui 
suatu pengolahan) maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD 
melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk. 
Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN 
P a g e | 18 
3.3.5 Biochemical Oxygen Demand (BOD) 
BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang 
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan 
didalam air.Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya 
tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan.Penggunaan 
oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak 
tertarik menggunakan bahan organik.Makin rendah BOD maka kualitas air minum 
tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan 
Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum 
golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l. 
Banyaknya limbah rumah tangga dan industri kecil dapat mencemarkan air 
di sungai Belawan, sungai Deli, dan sungai Belumaiyang merupakan air bakudi 
PDAM. Untuk saat ini limbah tersebut tidak mempunyai pengaruh yang 
signifikanbagi pencemaran terhadap air di sungai Belawan, sungai Deli, dan 
sungai Belumai. PDAM menyediakan alat pengolahan limbah yang berfungsi 
untuk menetralisir limbah- limbah sehingga air baku tersebut dapat terpelihara.

More Related Content

What's hot

DANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKDANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKfiatunnisa
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Joy Irman
 
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airKriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Dianita Octavia
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
udhiye
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Yahya M Aji
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
Ahmad Jihad Almuhdhor
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minum
Martheana Kencanawati
 
Laporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi DasarLaporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi Dasar
Nurul Afdal Haris
 
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU BY KUBOTA KASUI INDONESIA "EXPERT...
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU BY KUBOTA KASUI INDONESIA "EXPERT...TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU BY KUBOTA KASUI INDONESIA "EXPERT...
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU BY KUBOTA KASUI INDONESIA "EXPERT...
Anggi Nurbana Wahyudi
 
Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana
Gilang Rupaka
 
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
Onsite   c1 tangki septik - perencanaanOnsite   c1 tangki septik - perencanaan
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
Joy Irman
 
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
arianto132771
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
M RiendRa Uslani
 
PLH - Pencemaran Air
PLH - Pencemaran AirPLH - Pencemaran Air
PLH - Pencemaran Air
Elsa Ari Yani
 
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
suningterusberkarya
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptSitimeymeii
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
E Sanjani
 

What's hot (20)

DANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKDANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUK
 
1.kuliah das
1.kuliah das 1.kuliah das
1.kuliah das
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan airKriteria umum unit instalasi pengolahan air
Kriteria umum unit instalasi pengolahan air
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
 
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota MalangLaporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
Laporan Studi Lapangan / Kunjungan PDAM Kota Malang
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minum
 
Laporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi DasarLaporan Hidrologi Dasar
Laporan Hidrologi Dasar
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU BY KUBOTA KASUI INDONESIA "EXPERT...
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU BY KUBOTA KASUI INDONESIA "EXPERT...TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU BY KUBOTA KASUI INDONESIA "EXPERT...
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU BY KUBOTA KASUI INDONESIA "EXPERT...
 
Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana Penyediaan air minum pasca bencana
Penyediaan air minum pasca bencana
 
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
Onsite   c1 tangki septik - perencanaanOnsite   c1 tangki septik - perencanaan
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
 
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
PLH - Pencemaran Air
PLH - Pencemaran AirPLH - Pencemaran Air
PLH - Pencemaran Air
 
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
sumber daya air air permukaan dan air tanah suning_universitas pgri adi buana...
 
Badan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi pptBadan air dan siklus hidrologi ppt
Badan air dan siklus hidrologi ppt
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 

Viewers also liked

Pelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdamPelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdamYuhanna Maurits
 
Tugas ptki
Tugas ptkiTugas ptki
Tugas ptki
Zwilla Hendri
 
CV-Deli Elfriani Saragih
CV-Deli Elfriani SaragihCV-Deli Elfriani Saragih
CV-Deli Elfriani SaragihDeli Saragih
 
Materi bubut tirus
Materi bubut tirusMateri bubut tirus
Materi bubut tirus
Bamb Waryanto
 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
ilyas ade chandra
 
Mesinbubut jenisdanbagian
Mesinbubut jenisdanbagianMesinbubut jenisdanbagian
Mesinbubut jenisdanbagian
Bamb Waryanto
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
Mukhlis Abrori
 
Perawatan mesin bubut
Perawatan mesin bubutPerawatan mesin bubut
Perawatan mesin bubut
Megi LastFriend
 
lathe machine types and cutting condition
lathe machine types and cutting conditionlathe machine types and cutting condition
lathe machine types and cutting condition
UET Lahore
 
The lathe machine
The lathe machineThe lathe machine
The lathe machine
thakkar kathan
 

Viewers also liked (15)

Pelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdamPelayanan publik-di-pdam
Pelayanan publik-di-pdam
 
CV Dzia
CV DziaCV Dzia
CV Dzia
 
Tugas ptki
Tugas ptkiTugas ptki
Tugas ptki
 
CV-Deli Elfriani Saragih
CV-Deli Elfriani SaragihCV-Deli Elfriani Saragih
CV-Deli Elfriani Saragih
 
Materi bubut tirus
Materi bubut tirusMateri bubut tirus
Materi bubut tirus
 
Curiculum Vitae
Curiculum VitaeCuriculum Vitae
Curiculum Vitae
 
Bubut
BubutBubut
Bubut
 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
 
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIRPROPOSAL PENJERNIHAN AIR
PROPOSAL PENJERNIHAN AIR
 
Mesinbubut jenisdanbagian
Mesinbubut jenisdanbagianMesinbubut jenisdanbagian
Mesinbubut jenisdanbagian
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
Perawatan mesin bubut
Perawatan mesin bubutPerawatan mesin bubut
Perawatan mesin bubut
 
lathe machine types and cutting condition
lathe machine types and cutting conditionlathe machine types and cutting condition
lathe machine types and cutting condition
 
The lathe machine
The lathe machineThe lathe machine
The lathe machine
 

Similar to Studi kasus pdam tirtanadi medan new

ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
Dianora Didi
 
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptxPenggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Angely Putry
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
Risda moe
 
Bab I Pendahuluan
Bab I PendahuluanBab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Bayoe Pramono
 
sumber dan kualitas air di alam
sumber dan kualitas air di alamsumber dan kualitas air di alam
sumber dan kualitas air di alam
nurul isnaini
 
Bab i sumber dan kualitas air di alam
Bab i sumber dan kualitas air di alamBab i sumber dan kualitas air di alam
Bab i sumber dan kualitas air di alamWWTF_Production
 
materi pik Bab I sumber dan kualitas air di alam
materi pik Bab I sumber dan kualitas air di alammateri pik Bab I sumber dan kualitas air di alam
materi pik Bab I sumber dan kualitas air di alam
WWTF_Production
 
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTAPERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimia
Diyah Ayu Ayu
 
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minumCara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Eco Eco
 
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPTTeknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
noussevarenna
 
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAMStudi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Winces Narko
 
Pengelolaan Air
Pengelolaan Air Pengelolaan Air
Pengelolaan Air
Nur Angraini
 
Masalah air dan solusi
Masalah air dan solusiMasalah air dan solusi
Masalah air dan solusi
Puji Lestari
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
Nirmalayaladri
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
bakhendri
 

Similar to Studi kasus pdam tirtanadi medan new (20)

ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
 
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptxPenggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
 
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-20106 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
6 pak saparuddin-so-edit-mei-2010
 
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut whoTugas utilitas baku mutu air menurut who
Tugas utilitas baku mutu air menurut who
 
Bab I Pendahuluan
Bab I PendahuluanBab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
 
sumber dan kualitas air di alam
sumber dan kualitas air di alamsumber dan kualitas air di alam
sumber dan kualitas air di alam
 
Bab i sumber dan kualitas air di alam
Bab i sumber dan kualitas air di alamBab i sumber dan kualitas air di alam
Bab i sumber dan kualitas air di alam
 
materi pik Bab I sumber dan kualitas air di alam
materi pik Bab I sumber dan kualitas air di alammateri pik Bab I sumber dan kualitas air di alam
materi pik Bab I sumber dan kualitas air di alam
 
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTAPERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimia
 
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minumCara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
Cara pengolahan air sumur untuk kebutuhan air minum
 
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPTTeknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
Teknik Penyehatan - Desalinasi air laut PPT
 
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAMStudi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
Studi Bauran Air Sebagai Alternatif Sumber Air Baku SPAM
 
Pengelolaan Air
Pengelolaan Air Pengelolaan Air
Pengelolaan Air
 
Masalah air dan solusi
Masalah air dan solusiMasalah air dan solusi
Masalah air dan solusi
 
Peta Dasar
Peta DasarPeta Dasar
Peta Dasar
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
 
Bab ii pkl
Bab ii pklBab ii pkl
Bab ii pkl
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
 

Recently uploaded

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 

Recently uploaded (11)

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 

Studi kasus pdam tirtanadi medan new

  • 1. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 1 PDAM TIRTANADI MEDAN DISUSUN OLEH : ARIE JULIANDA AHMAD YANI AGARA MURNIANTI YUNA PUTRI BERKAH RIKA INDRIATI TUGAS I MANAJEMEN LINGKUNGAN PEMUKIMAN AIR BERSIH DAN SANITASI 2014
  • 2. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan air bersih untuk domestik dan industri telah melahirkan berbagai metode pengolahan air. Pengolahan air yang dilakukan bertujuan untuk menjadikan air layak di konsumsi sehingga aman bagi kesehatan manusia. Air yang dihasilkan harus memenuhi syarat kualitas yang mencakup fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sebagaimana standar yang diberlakukan Kementerian Kesehatan RI yang tertuang dalam Permenkes RI tentang Persyaratan Kualitas Air Minum No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Pada umumnya, dalam pengolahan air bersih dengan skala besar seperti instalasi pengolahan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan, air baku diambil dari sumber air yang mampumenjamin keberlangsungan suplai air baku sepanjang tahun. Sumber – sumber air baku tersebut bisa berasal dari air laut, air permukaan ( sungai dan danau) dan air tanah. Di Indonesia, dari beberapa sumber air baku yang tersedia, air permukaan terutama air sungai adalah yang paling banyak digunakan untuk mensuplai air baku ke instalasi pengolahan air bersih. Mengingat saat ini air sungai telah banyak tercemar akibat berbagai aktifitas manusia, maka metode pengolahan air bersih yang memenuhi standar dari segi kualitas dan kuantitas. 1.2 Tujuan Tujuan dari studi ini untuk mengevaluasi proses pengolahan air baku menjadi air bersih yang dilakukan PDAM Tirtanadi Kota Medan, apakah sudah memenuhi kriteria kebutuhan air baik dari segi kualitas, kuantitas,kontinuitas maupun pendistribusiannya.
  • 3. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 3 BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1Pengertian Air Bersih Air bersih menurut Permenkes RI no. 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari–hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air minum menurut Kepmenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010.adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik) dan dapat langsung diminum.Air baku adalah air yang digunakan sebagai bahan baku dalam penyediaan air bersih. 2.2Sumber – sumber Air Minum Air yang diperuntukkan untuk minum dapat diambil dari berbagai sumber.Untuk dapat digunakan sebagai air minum, air yang berasal dari sumber – sumber yang tersedia tersebut harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan dan meningkatkan beberapa unsur yang dikandungnya.Sumber – sumber air tersebut diantaranya air laut, air meteriologik (hujan), air permukaan dan air tanah. 2.2.1 Air Laut Air laut adalah air yang terdapat di laut atau berada di permukan laut.Air laut memiliki rasa asin karena mengandung garam (NaCl) hingga 3%, hal ini membuat air laut tidak bisa dikonsumsi secara langsung sebagai air minum. 2.2.2 Air Meteriologik (Hujan) Air meteriologik lebih dikenal dengan nama air hujan. Air hujan dihasilkan
  • 4. oleh penguapan air laut dan air permukaan diakibatkan oleh panas sinar matahari dan pada kondisi tertentu turun sebagai air hujan. Pada dasarnya air hujan adalah air murni namun akibat adanya pengotoran udara akibat industri, gas buangan kendaraan bermotor, debu dan lain sebagainya telah menyebabkan air hujan terkontaminasi sehingga membutuhkan pengolahan khusus untuk dapat dipergunakan sebagai air minum. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 4 2.2.3 Air Permukaan Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Karena mengalir di permukaan bumi maka pada umumnya air permukaan akan mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh lumpur, batang–batang kayu, daun–daun limbah industri kota dan lain sebagainya. Pencemaran yang terjadi berbeda–beda tergantung pada daerah pengaliran air permukaan tersebut.Air permukaan ini ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. 2.2.4 Air Tanah Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap air. Air tanah biasa disebut dengan air sumur.Air tanah dapat dibagi ke dalam 2 jenis yaitu air tanah dalam dan air tanah dangkal. 2.3 Sistem Pengolahan Air Bersih Sumber–sumber air seperti air laut, air tanah, air hujan dan air permukaan merupakan sumber air baku bagi air minum. Karena adanya kandungan dan sifat dari masing–masing sumber air tersebut maka diperlukan suatu upaya tersendiri untuk menjadikan air baku tersebut menjadi air bersih dan layak untuk dikonsumsi. Pengolahan air pada dasarnya adalah upaya membuang atau mengurangi
  • 5. dan meningkatkan kandungan tertentu pada air sehingga aman untuk dikonsumsi.Beberapa metode yang umum digunakan adalah: 1. Sedimentasi adalah upaya mengurangi kandungan zat berbahaya pada air dalam bentuk partikel dengan jalan mengendapkan partikel – partikel tersebut. Ketika partikel telah mengendap di dasar wadah air, selanjutnya air pada permukaan dapat digunakan untuk dikonsumsi. 2. Aerasi adalah salah satu proses pengolahan air dengan cara mencampur air dengan udara (oksigen) untuk mengikat (mengoksidasi) unsur Fe dan Mn yang terlarut dalam konsentrasi tinggi di dalam air. 3. Koagulasi adalah upaya merubah partikel – partikel koloid yang terdispersi pada air menjadi partikel non koloid sehingga terjadi proses flokulasi yaitu saling mengikatnya partikel – partikel non koloid membentuk flok – flok. Untuk proses koagulasi digunakan zat koagulan seperti Aluminium Sulphate (tawas). 4. Filtrasi adalah upaya mengurangi kandungan unsur yang terdapat di dalam air melalui proses penyaringan. Terdapat dua jenis filter yang umum digunakan dalam pengolahan air skala besar yaitu Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filter) untuk air baku yang tanpa memerlukan proses pengolahan awal dan Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter). 5. Desinfeksi adalah upaya untuk membunuh mikroorganisme berbahaya Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 5 dengan menambahkan desinfektan. Pemilihan metode pengolahan air sangat bergantung pada kondisi air baku. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing sehingga untuk mendapatkan kualitas air yang optimal, umumnya metode–metode pengolahan air tersebut dikolaborasikan antara satu metode dengan metode yang lain.
  • 6. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 6 2.3.1 Metode Pengolahan Mata Air Air dari mata air yang terletak didaerah Sibolangit digunakan untuk air baku dari IPA Sibolangit dan disadap dari beberapa mata air sebagai berikut : Lau Kaban/Puang Aja sebanyak 15 bangunan penangkap air dengan kapasitas setiap unit 283 liter/detik. Bau Bangklewang sebanyak 12 bangunan penangkap air dengan kapasitas setiap unit sebesar 204 liter/detik. Rumah Sumbul sebanyak 3 bangunan penangkap air dengan kapasitas setiap unit 186 liter/detik. 2.3.2 Metode Pengolahan Air Permukaan Air permukaan yang saat ini diambil sebagai air baku untuk pengadaan air bersih di pelayanan 1 (kota Medan dan sekitarnya) berasal dari : Sungai Belawan, Sungai Deli dan Sungai Belumai. Sungai Belawan Air sungai Belawan merupakan air baku untuk IPA Sunggal yang terletak di Kecamatan Sunggal. Berdasarkan studi MUDP II, sungai Belawan mempunyai catchment area 200 km2 dan debit aliran minimum 8,6 m3/detik. Bila mengacu pada hasil studi tersebut, , maka penyadapan air sungai sebesar 1.5 – 1.7 m3/detik dapat dilakukan secara baik, namun pernah terjadi kapasitas penyadapan harus diturunkan bahkan dihentikan karena debit air Sungai Belawan tidak mencukupi, walaupun dalam 1 tahun hanya terjadi selama beberapa jam. Hal tersebut menunjukkan adanya penurunan kuantitas yang drastis dari Sungai Belawan yang kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi di hulu sungai.
  • 7. Sungai Deli Air sungai Deli merupakan air baku untuk IPA Deli yang terletak di kecamatan Deli Tua. Sungai Deli yang mengalir melalui tengah kota Medan adalah merupakan gabungan beberapa anak sungai dan dan bermuara di Selat Malaka. Catchment area sungai Deli adalah seluas 160 km2. Saat ini debit yang disadap untuk IPA Deli Tua antara 1,5-1,8 m3/detik dan berdasarkan informasi lapangan yang ada, diperkirakan kapasitas pengambilan air baku dari sungai ini sudah tidak bisa ditingkatkan lagi karena kapasitasnya yang terbatas. Sungai Belumai Memiliki “catchment area” di Limau Manis (IPA BOT) seluas 244 km2. Berdasarkan studi yang ada, semula air sungai ini yang akan dimanfatkan sebagai sumber air baku untuk penyediaan air bersih di daerah pelayanan 1 (kota Medan dan sekitarnya) adalah 3 m3/detik. Namun dari peninjauan lapangan serta informasi dari PDAM Tirtanadi Medan, maka saat ini debit air baku yang mungkin bisa dimanfaatkan dari sungai ini hanya 1 m3/detik., dan ini sudah dimanfaatkan untuk IPA Belumai 1 dan 2. Ini menunjukkan adanya penurunan kuantitas air sungai Belumai. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 7 2.3.3 Metode Pengolahan Air Tanah Dalam Air tanah dalam diwilayah kota Medan dan sekitarnya pada umumnya memilikikadar Fe dan Mn yang tinggi, sehingga bila air tanah dalam ini akan dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk sistem penyediaan air bersih kota Medan dansekitarnya, perlu dilengkapi instalasi pengolahan air untuk menurunkan kadar Fe.PDAM Tirtanadi sebagai pengelola sistem penyediaan air bersih telah memanfaatkan air tanah dengan membuat sumur bor pada kedalaman rata-rata 200 m dengan kapasitas 10 – 20 liter/detik. Sumur-sumur bor yang telah dibangun oleh PDAM Tirtanadi sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 2004 sebanyak 26 unit. Untuk mengatasi kekurangan air di daerah Medan dan sekitarnya akibat pertambahan pelanggan saat ini sedang dibangun 4
  • 8. unit sumur bor dengan kapasitas masing-masing 25 liter/detik sedangkan 1 unit sumur bor telah dioperasikan dengan kapasitas 10 liter/detik. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 8 2.4 Standar Kualitas Air Minum Akibat daur hidrologi dan aktifitas manusia, air mengandung zat – zat dan mikro organisme yang sering disebut dengan pencemar. Zat dan mikro organisme pencemar ini dalam takaran tertentu dapat membahayakan kesehatan.Untuk menghindari berbagai kondisi yang tidak diinginkan maka air minum memerlukan parameter yang dapat dijadikan sebagai acuan agar air tersebut layak dikonsumsi. Air untuk minum harus memenuhi kriteria dari segi fisik, kimia, biologi dan radioaktif. Adapun kriteria air yang layak dikonsumsi adalah sebagai mana ditunjukan oleh tabel berikut:
  • 9. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 9 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tahapan Proses Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Instalasi pengolahan Sunggal merupakan salah satu unit pengolahan air milik PDAM Tirtanadi dengan sumber air baku dari sungai belawan dan merupakan instalasi yang kedua dibangun setelah instalasi mata air Sibolangit Sumber energi yang digunakan adalah energi listrik dari PLN tarif 1- 3 dengan nominal daya 2770 KVA yang menghasilkan energi sekitar 1,5 juta KWH setiap bulannya. Selain itu juga menggunakan genset dengan daya 4.025 KVA. Untuk lebih jelas tentang proses pengolahan air terdapat pada Gambar ini. Gambar 3.1 Diagram Pengolahan Air PDAM Tirtanadi Proses produksi air bersih pada PDAM Tirtanadi melalui tahapan/tempat sebagai berikut : 3.1.1 Bendungan Sumber air baku adalah air permukaan Sungai Belawan yang diambil melalui bendungan dengan panjang 25 meter dan tinggi 4 meter. Pada sisi kanan bendungan dibuat sekat (channel) berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 meter dilengkapi opintu pengatur ketinggian masuk ke intake.
  • 10. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 10 Ilustrasi Gambar Bendungan 3.1.2 Intake Bendungan ini adalah saluran bercabang dua yang dilengkapi dengan bar screen (saringan kasar) dan fine screen (saringan halus) yang berfungsi untuk mencegah masuknnya kotoran yang terbawa arus sungai. Masingmasing saluran dilengkapi dengan pintu (sluice gate) pengatur ketinggian air dan penggerak electromotor. Pemeriksaan maupun pembersihan saringan dilakukan secara periodic untuk menjaga kestabilan jumlah air masuk. Ilustrasi Gambar Intake
  • 11. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 11 3.1.3 Raw Water Tank ( RWT ) Bangunan RWT (bak pengendap) dibangun setelah intakeyang terdiri dari 2 unit (4 sel) setiap unit berdimensi 23,3 meter x 20 meter x 5 meter yang dilengkapi dengan sluice gate dan pintu bias 2 buah, berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur, pasir dan lain-lain yang bersifat sedimen. Ilustrasi Gambar RWT 3.1.4 Raw Water Pump(RWP) RWP (pompa air baku) berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke clearator terdiri dari 18 unit pompa air baku dengan kapasitas setiap pompa 110 liter/detik dengan rata-rata head 18 meter memakai motor AC nominal daya 75 KVA. Ilustrasi Gambar RWP
  • 12. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 12 3.1.5 Clearator Bangunan clearator (proses penjerniaan air) terdiri dari 5 unit, dengan kapasitas masing-masing 350 liter/detik berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang bersifat sedimen dengan air bersih sebagai hasil olahan. Dilengkapi dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke filter. Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalan secara otomatis. Ilustrasi Gambar Clearator 3.1.6 Filter Dari clearator air dialirkan untuk menyaring kekeruhan berupa flok-flok halus dan kotoran lain yang lolos dari clerator melalui pelekatan pada media filter yang berjumlah 32 unit menggunakan jenis saringan cepat masingmasing menggunakan motor AC nominal dengan daya 0,75 KW. Gambar Ilustrasi Filter
  • 13. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 13 3.1.7 Reservoir Reservoir adalah bangunan beton dengan dimensi panjang 50 m x 40 m x 7 m yang berfungsi untuk menampung air minum/ air olahan setelah melewati media filter dengan kapasitas 12000 m3 . Air yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi chlor untuk proses netralisasi dan dibubuhi larutan kapur jenuh atau soda. Ilustrasi Gambar Reservoir 3.1.8 Finish Water Pump FWP berjumlah 14 unit yang berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari reservoir instalasi ke reservoir distribusi cabang melalui pipa transmisi yang dibagi menjadi 5 jalur Q1 sampai Q5 dengan kapasitas masing-masing 150 liter/detik dan total head 50 meter yang menggunakan motor AC dengan rata-rata nominal daya 132 KW. 3.1.9 Sludge Lagoon Daur ulang adalah paling tepat dan aman dalam mengatasi dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Prinsip ini telah diterapkan sejak 2002 diunit
  • 14. instalasi pengolahan Air Sunggal yaitu dengan membangun unit pengendapan berupa Lagoon dengan kapasitas terpasang 10.800 m3 Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 14 3.2 Sistem Transmisi dan Distribusi Sistem pengaliran pada jaringan transmisi/distribusi di daerah pelayanan 1(kota Medan dan sekitarnya) dilakukan dengan sistem pemompaan, baik langsung dari IPA maupun dari reservoir distribusi. Sistem pemompaan ini dilakukan karena daerah pelayanan 1 ini merupakan daerah yang datar dan lokasi IPA berada pada elevasi yang relative sama dengan daerah pelayanan tersebut, kecuali pengaliran air mata air/IPA Sibolangit (dengan elevasi + 400 m) dilakukan secara gravitasi langsung ke pelanggan. Panjang total jaringan pipa transmisi dan distribusi adalah sekitar 2.617 km, dan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu ; Pipa transmisi/distribusi utama meliputi jaringan perpipaan dengan diameter 200 – 1.000 mm, sepanjang ± 430,7 km. Pipa distribusi sekunder/tersier meliputi pemipaan dengan diameter < 200 mm sepanjang 2.186,5 km. Penyambungan jaringan air ke pelanggan dilakukan dari jaringan pipa sekunder/tersier ini. 3.2.1 Sistem Transmisi Pipa transmisi di daerah pelayanan 1 (Kota Medan dan sekitarnya) adalah untuk mengalirkan air dari reservoir produksi IPA ke reservoir distribusi/reservoir booster. Adanya penyadapan dari pipa transmisi ke jaringan pipa distribusi menyebabkan air mengalir langsung ke konsumen dan pengaliran air ke reservoir distribusi menjadi berkurang dan reservoir tidak pernah penuh. Hal ini mengakibatkan tidak dapat melayani kebutuhan air pada jam puncak. Losses air akibat penyadapan dan kebocoran air adalah sekitar 23%.
  • 15. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 15 3.2.2 Sistem Distribusi Distribusi air bersih ke konsumen di daerah pelayanan 1(kota Medan dan sekitarnya) dilakukan selama 24 jam/hari. Pendistribusian ini dilakukan secara pemompaan, baik langsung dari reservoir produksi maupun melalui reservoir distribusi/booster, kecuali pendistribusian air dari IPA Sibolangit yang terletak pada elevasi + 400 m diatas permukaan laut, dilakukan secara gravitasi. Pada insatalasi pengolahan air dan jaringan distribusi ini terdapat 17 reservoir dengan total kapasitas design 94.000 m3. Namun kapasitas efektif dari reservoir tersebut hanya 61.700 m3 atau kurang lebih 66% dari kapasitas design. Salah satu penyebab tidak maksimalnya kapasitas tersebut karena adanya penyadapan dan kebocoran air pada jaringan pipa distribusi. Hal ini diduga sebagai salah satu penyebab tidak baiknya pelayanan air ke konsumen. Dalam rangka pembangunan IPA Hamparan Perak dan IPA Belumai 2, juga dibangun reservoir distribusi Cemara asri dengan kapasitas 4,000 m3. Secara garis besar, reservoir ini dapat dibagi menjadi 2 jenis reservoir, yaitu; Reservoir produksi, 2 unit di IPA Sunggal dan IPA Deli Tua. Reservoir distribusi, 15 unit. Reservoir produksi ini tidak hanya menampung air hasil produksi dan mengalirkannya ke reservoir distribusi, tapi juga ada yang langsung dipompakan ke jaringan distribusi. Reservoir produksi/distribusi ini dilengkapi dengan pompa distribusi sebagai berikut : Total pompa pada seluruh reservoir produksi adalah 17 unit pompa distribusi. Total pompa pada seluruh reservoir distribusi adalah 56 unit pompa distribusi.
  • 16. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 16 3.3 Kualitas Air Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia saat ini menggunakan Kepmenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990tentang Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum. Kualitas air harus mencakup fisika, kimia, mikrobiologi dan radioaktif. 3.3.1 Parameter Fisika Parameter fisika untuk menentukan kualitas air bersih dan air minum adalah kekeruhan (Turbidity), pH (Derajat keasaman), Conductivity, Temperatur, TDS (Total dissolved solid), warna dan bau. Dari semua analisa diatas, yang paling berpengaruh dalam pengolahan air adalah tingkat kekeruhan air. Dari Tabel Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum pada lampiran dapat dilihat kadar kekeruhan maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih adalah 25 NTUdan untuk air minum adalah 5 NTU, sedangkan kadar kekeruhan air yang dihasilkan di PDAM Tirta Daroy pada tanggal 31 Agustus adalah 0.41 NTU.Dari hasil analisa tersebut disimpulkan bahwa kualitas air minum yang dihasilkan oleh PDAM Tirtanadi memenuhi Parameter fisika dalam Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum yang dipersyaratkan dalam Kepmenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990. Selain kekeruhan, parameter fisika lainnya juga memenuhi standar kualitas air bersih dan air minum.Secara terinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran Pemeriksaan Sumber Air (Air Produksi/Distribusi PDAM Tirta Daroy). 3.3.2 Parameter Kimia Parameter kimia untuk menentukan kualitas air bersih dan air minum adalah analisa terhadap zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sebelum pengolahan atau zat-zat kimia yang digunakan pada saat pengolahan air. Parameter kimia
  • 17. yang sering diuji pada pengolahan air adalah Mangan, Aluminium, Besi Nitrit, Nitrat, Sulfat, Tingkat kesadahan air, Kalsium, Magnesium dan sisa chlor. Dari hasil analisa di PDAM Tirtanadi pada tanggal 31 Agustus, parameter kimia yang terdapat didalam air berada jauh dibawah kadar maksimum yang diperbolehkan. Untuk kandungan Mangan (Mn) di dalam Air PDAM Tirtanadi adalah 0,012 mg/l, sementara kadar maksimun yang diperbolehkan adalah 0,4 Mg/l.. Dari hasil analisa tersebut disimpulkan bahwa kualitas air minum yang dihasilkan oleh PDAM Tirtanadi memenuhi Parameter Kimia dalam Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum yang dipersyaratkan dalam Kepmenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990. Selain Mangan (Mn), parameter kimia lainnya juga memenuhi standar kualitas air bersih dan air minum. Secara terinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran Pemeriksaan Sumber Air (Air Produksi/Distribusi PDAM Tirtanadi). Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 17 3.3.3 Parameter Mikrobiologi Parameter mikrobiologi untuk menentukan kualitas air bersih dan air minum adalah analisa terhadap bakteri di dalam air. Parameter mikrobiologi yang sering diuji pada pengolahan air adalah Total Coliform dan E. Coli. Dalam standar ditetapkan bahwa air minum harus memenuhi kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0/100 ml, dan air yang dihasilkan oleh PDAM Tirtanadi dengan analisa Total Coliform dan E. Coli adalah 0,00. Dari hasil analisa tersebut disimpulkan bahwa kualitas air minum yang dihasilkan oleh PDAM Tirtanadi memenuhi Parameter Mikrobiolgi dalam Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum yang dipersyaratkan dalam Kepmenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990. 3.3.4 Chemical Oxygen Demand (COD) COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air. Mengenai baku mutu
  • 18. air minum golongan B (air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan) maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk. Studi Kasus PDAM TIRTANADI MEDAN P a g e | 18 3.3.5 Biochemical Oxygen Demand (BOD) BOD (Biochemical Oxygen Demand) Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan buangan didalam air.Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan.Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik.Makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l. Banyaknya limbah rumah tangga dan industri kecil dapat mencemarkan air di sungai Belawan, sungai Deli, dan sungai Belumaiyang merupakan air bakudi PDAM. Untuk saat ini limbah tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikanbagi pencemaran terhadap air di sungai Belawan, sungai Deli, dan sungai Belumai. PDAM menyediakan alat pengolahan limbah yang berfungsi untuk menetralisir limbah- limbah sehingga air baku tersebut dapat terpelihara.