Review Buku SOSIOLOGI KOMUNIKASI Bab 12
Media Massa dan Masalah-Masalah Sosial
Penulis Prof.Dr.H.M Burhan Bungin , S.Sos. M.Si
Dosen Pengampu Gadis Octory, S.Ikom,M.Ikom
Dibuat oleh Kevin Ferdiawan Fatah
NIM 44222010198
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang maraknya pornografi dan pornoaksi di Indonesia akibat pengaruh globalisasi dan budaya Barat. Dibahas pula pengertian pornografi dan pornoaksi, dampaknya terhadap perilaku seksual remaja, serta peraturan yang dibuat pemerintah untuk membatasi pornografi seperti peran KPI dan LSF.
Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...Monica Waters
Teks tersebut membahas tentang film sebagai media yang dapat menyampaikan pesan-pesan sosial, termasuk isu feminisme. Teks tersebut juga membahas tentang analisis semiotika dalam film Mad Max Fury Road, Lady Bird, dan Captain Marvel yang mengangkat tema feminisme. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Pornografi Dalam Putusan Mahkamah Konstitusiluthfiwe
Pendapat MK menyimpulkan bahwa pornografi secara harfiah berarti ungkapan tentang pelacur, namun definisi modern mencakup gambar, tulisan, atau barang lain yang menyinggung rasa susila. Dalam hukum, aspek yang menjadi fokus pendefinisian pornografi adalah yang menyinggung norma kesusilaan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang maraknya pornografi dan pornoaksi di Indonesia akibat pengaruh globalisasi dan budaya Barat. Dibahas pula pengertian pornografi dan pornoaksi, dampaknya terhadap perilaku seksual remaja, serta peraturan yang dibuat pemerintah untuk membatasi pornografi seperti peran KPI dan LSF.
Analisis Dan Representasi Makna Film Mad Max Fury Road Lady Bird Serta Captai...Monica Waters
Teks tersebut membahas tentang film sebagai media yang dapat menyampaikan pesan-pesan sosial, termasuk isu feminisme. Teks tersebut juga membahas tentang analisis semiotika dalam film Mad Max Fury Road, Lady Bird, dan Captain Marvel yang mengangkat tema feminisme. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Pornografi Dalam Putusan Mahkamah Konstitusiluthfiwe
Pendapat MK menyimpulkan bahwa pornografi secara harfiah berarti ungkapan tentang pelacur, namun definisi modern mencakup gambar, tulisan, atau barang lain yang menyinggung rasa susila. Dalam hukum, aspek yang menjadi fokus pendefinisian pornografi adalah yang menyinggung norma kesusilaan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang hirarki gender dalam media massa, dimana laki-laki cenderung mendominasi posisi otoritas dan profesional sementara perempuan dan minoritas seksual sering dijadikan objek berita. Dokumen juga mengkritik praktik komodifikasi tubuh dan peran gender serta stereotip gender yang ada dalam media. Untuk itu, dokumen menganjurkan pentingnya perspektif antar dan intra gender dalam pemberitaan serta bahasa yang adil dan in
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Comin Soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaLSP3I
Dokumen tersebut membahas tentang informasi sampah dan propaganda yang marak di media sosial Indonesia. Konten negatif seperti berita bohong, ujaran kebencian, dan isu SARA digunakan oleh beberapa pihak untuk memengaruhi pengguna media sosial. Influencer dan akun palsu juga turut memperparah masalah ini dengan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Realitas media dan konstruksi sosial media massaiwayan suta
[Ringkasan]
1. Dokumen membahas tentang realitas sosial, konstruksi sosial, dan konstruksi sosial media massa.
2. Ada tiga tahapan proses kelahiran konstruksi sosial media massa yaitu menyiapkan materi, sebaran konstruksi, dan pembentukan konstruksi.
3. Realitas media dibentuk melalui proses sosial simultan yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi oleh media massa.
Etika komunikasi massa melibatkan tanggung jawab media untuk memberikan informasi yang akurat dan adil serta mempromosikan pertukaran gagasan secara bebas. Media harus mewakili seluruh kelompok masyarakat dan menjelaskan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Kebebasan pers penting tetapi harus disertai tanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas dampak negatif pornografi bagi masyarakat dan umat Islam. Pornografi dikatakan merusak anak dan remaja secara fisik dan psikis, memicu perzinaan dan kejahatan seksual, menyebarkan penyakit menular seksual, dan menghancurkan tatanan keluarga. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa hanya penerapan syariat Islam yang dapat memberantas pornografi secara tegas.
Kekerasan seksual dapat berupa berbagai tindakan seksual tanpa persetujuan yang dapat menyebabkan penderitaan fisik dan psikis bagi korban. Kekerasan seksual sering terjadi terhadap perempuan dan anak-anak, dan dapat dilakukan secara online maupun offline."
Dokumen tersebut membahas tentang media sosial dan pentingnya bermedia sosial secara bijak dan bertanggung jawab, dengan menghindari berita bohong, perilaku yang merusak, serta memprioritaskan manfaat positif dari media sosial."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi sebagai proses sosial, budaya, dan politik di Indonesia dengan mempelajari perkembangan komunikasi dari masa ke masa dan bagaimana komunikasi berperan dalam perubahan sosial.
Materi ini dipublikasikan pada Acara "Sarasehan MAFINDO (Masyarakat Anti Hoax Indonesia) Netizen Bijak Negara Hebat" pada 20 Desember 2018 di Hotel Neo Melawai.
Nabillah Saputri, adalah Anggota SAFEnet pada Divisi Akses Informasi Online. Ia aktif menyuarakan tentang HAM, Feminis dan Seksualitas.
SAFEnet adalah organisasi yang aktif mengkampanyekan dan mengadvokasi kebebasan berekspresi di Asia Tenggara. Selengkapnya di id.safenet.or.id
Maraknya isu hoax dan hate speech di media sosial membawa dampak buruk di masyarakat. Apakah hoax dan hate speech tersebut? selengkapnya ada di presentasi ini.
Paragraf pertama membahas latar belakang mengenai penggunaan telepon genggam yang semakin marak di masyarakat Indonesia saat ini. Paragraf berikutnya membahas rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian ini yang berkaitan dengan penggunaan telepon genggam yang berlebihan. Paragraf selanjutnya membahas teori-teori yang relevan seperti teori ketergantungan media dan teori determinisme yang menjelaskan pengar
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Dokumen tersebut membahas tentang hirarki gender dalam media massa, dimana laki-laki cenderung mendominasi posisi otoritas dan profesional sementara perempuan dan minoritas seksual sering dijadikan objek berita. Dokumen juga mengkritik praktik komodifikasi tubuh dan peran gender serta stereotip gender yang ada dalam media. Untuk itu, dokumen menganjurkan pentingnya perspektif antar dan intra gender dalam pemberitaan serta bahasa yang adil dan in
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Comin Soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaLSP3I
Dokumen tersebut membahas tentang informasi sampah dan propaganda yang marak di media sosial Indonesia. Konten negatif seperti berita bohong, ujaran kebencian, dan isu SARA digunakan oleh beberapa pihak untuk memengaruhi pengguna media sosial. Influencer dan akun palsu juga turut memperparah masalah ini dengan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Realitas media dan konstruksi sosial media massaiwayan suta
[Ringkasan]
1. Dokumen membahas tentang realitas sosial, konstruksi sosial, dan konstruksi sosial media massa.
2. Ada tiga tahapan proses kelahiran konstruksi sosial media massa yaitu menyiapkan materi, sebaran konstruksi, dan pembentukan konstruksi.
3. Realitas media dibentuk melalui proses sosial simultan yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi oleh media massa.
Etika komunikasi massa melibatkan tanggung jawab media untuk memberikan informasi yang akurat dan adil serta mempromosikan pertukaran gagasan secara bebas. Media harus mewakili seluruh kelompok masyarakat dan menjelaskan tujuan dan nilai-nilai masyarakat. Kebebasan pers penting tetapi harus disertai tanggung jawab.
Dokumen tersebut membahas dampak negatif pornografi bagi masyarakat dan umat Islam. Pornografi dikatakan merusak anak dan remaja secara fisik dan psikis, memicu perzinaan dan kejahatan seksual, menyebarkan penyakit menular seksual, dan menghancurkan tatanan keluarga. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa hanya penerapan syariat Islam yang dapat memberantas pornografi secara tegas.
Kekerasan seksual dapat berupa berbagai tindakan seksual tanpa persetujuan yang dapat menyebabkan penderitaan fisik dan psikis bagi korban. Kekerasan seksual sering terjadi terhadap perempuan dan anak-anak, dan dapat dilakukan secara online maupun offline."
Dokumen tersebut membahas tentang media sosial dan pentingnya bermedia sosial secara bijak dan bertanggung jawab, dengan menghindari berita bohong, perilaku yang merusak, serta memprioritaskan manfaat positif dari media sosial."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi sebagai proses sosial, budaya, dan politik di Indonesia dengan mempelajari perkembangan komunikasi dari masa ke masa dan bagaimana komunikasi berperan dalam perubahan sosial.
Materi ini dipublikasikan pada Acara "Sarasehan MAFINDO (Masyarakat Anti Hoax Indonesia) Netizen Bijak Negara Hebat" pada 20 Desember 2018 di Hotel Neo Melawai.
Nabillah Saputri, adalah Anggota SAFEnet pada Divisi Akses Informasi Online. Ia aktif menyuarakan tentang HAM, Feminis dan Seksualitas.
SAFEnet adalah organisasi yang aktif mengkampanyekan dan mengadvokasi kebebasan berekspresi di Asia Tenggara. Selengkapnya di id.safenet.or.id
Maraknya isu hoax dan hate speech di media sosial membawa dampak buruk di masyarakat. Apakah hoax dan hate speech tersebut? selengkapnya ada di presentasi ini.
Paragraf pertama membahas latar belakang mengenai penggunaan telepon genggam yang semakin marak di masyarakat Indonesia saat ini. Paragraf berikutnya membahas rumusan masalah, tujuan, dan manfaat dari penelitian ini yang berkaitan dengan penggunaan telepon genggam yang berlebihan. Paragraf selanjutnya membahas teori-teori yang relevan seperti teori ketergantungan media dan teori determinisme yang menjelaskan pengar
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. Disusun oleh
Kevin Ferdiawan Fatah
(44222010198)
MEDIA MASSA DAN MASALAH-
MASALAH SOSIAL
Sosiologi Komunikasi
Public Relations
Gadis Octory S.Ikom, M.Ikom
Tahun Ajaran 2023/2024
2. A. Pelecehan Seksual dan Pornomedia
Pada awalnya ketika masyarakat belum terbuka seperti sekarang ini, begitu pula media massa dan teknologi
komunikasi belum berkembang seperti saat ini, semua bentuk pencabulan atau tindakan-tindakan yang jorok dengan
menonjolkan objek seks disebut dengan kata porno. Kemudian ketika ide-ide porno itu sudah dapat dilukis atau diukir
pada lembaran-lembaran kertas atau kanvas dan terutama ketika penemuan mesin cetak di abad ke-14 sehingga
masyarakat telah dapat memproduksi hasil-hasil cetakan termasuk gambar-gambar porno, maka istilah pornografi
menjadi sangat sering digunakan untuk menandai gambar-gambar porno saat itu sampai saat ini.
Saat ini ketika masyarakat sudah terbuka, kemajuan teknologi komunikasi terus berkembang, maka konsep
pornografi juga telah bergeser dan berkembang. Karena itu secara garis besar, dalam wacana porno atau
penggambaran tindakan pencabulan (pornografi) kontemporer, ada beberapa varian pemahaman porno yang dapat
dikonseptualisasikan, seperti pornografi, pornoteks, pornoSuara, pornoaksi. Dalam kasus tertentu semua kategori
konseptual itu dapat menjadi sajian dalam satu media, sehingga melahirkan konsep baru yang dinamakan
pornomedia.
Masalah tubuh perempuan sebagai objek porno, sebenarnya telah lama menjadi polemik dihampir semua
masyarakat disebabkan karena adanya dua kutub dalam menilai tubuh manusia (terutama perempuan) sebagai objek
seks.
Pertama : kelompok yang memuja-muja tubuh sebagai objek seks serta merupakan sumber kebahagiaan,
kesenangan, keintiman, status sosial, dan seni. Kelompok ini memuliakan seks sebagai karunia Tuhan kepada
manusia. Seks juga dipandang sebagai sumber ketenangan batin, sumber inspirasi bahkan salah satu tujuan akhir
perjuangan manusia.
Kedua : Kelompok yang menuduh seks sebagai objek maupun subjek dari sumber malapetaka bagi kaum
perempuan itu sendiri. Kelompok ini diwakili pula oleh dua aliran pemikiran.
3. Pornografi
Pornografi adalah gambar-gambar perilaku pencabulan yang lebih banyak
menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia. Sifatnya yang seronoh, jorok, vulgar, membuat
orang yang melihatnya terangsang secara seksual. Pornografi dapat diperoleh dalam bentuk
foto, poster, lieflet, gambar video, film, dan gambar VCD, termasuk pula dalam bentuk alat
visual lainnya yang
memuat gambar atau kegiatan pencabulan (porno).
Pornoteks
Adalah karya pencabulan (porno) yang ditulis sebagai naskah cerita atau berita dalam
berbagai versi hubungan seksual, dalam berbagai bentuk narasi, konstruksi cerita,
testimonial, atau pengalaman pribadi secara detail dan vulgar, termasuk pula cerita porno
dalam buku-buku komik, sehingga pembaca merasa seakan-akan ia menyaksikan sendiri,
mengalami atau melakukan sendiri peristiwa hubungan-hubungan seks itu. Penggambaran
yang detail secara narasi terhadap hubungan seks ini menyebabkan terciptanya theatre of the
mind pembaca tentang arena seksual yang sedang berlangsung, sehingga fantasi seksual
pembaca menjadi “menggebu-gebu” terhadap objek hubungan seks yang digambarkan itu.
4. Pornosuara
Pornosuara, yaitu suara, tuturan, kata-kata dan kalimat-kalimat yang
diucapkan seseorang, yang langsung atau tidak langsung, bahkan secara halus atau
vulgar melakukan rayuan seksual, suara atau tuturan tentang obyek seksual atau
aktivitas seksual. Pornosuara ini secara langsung atau hdak memberi
penggambaran tentang objek seksual maupun aktivitas seksual kepada lawan bicara
atau pendengar, sehingga berakibat kepada efek rangsangan seksual terhadap
orang yang mendengar atau penerima informasi seksual itu.
Pornoaksi
Adalah suatu penggambaran aksi gerakan, lenggokan, liukan tubuh,
penonjolan bagian-bagian tubuh yang dominan memberi rangsangan seksual
sampai dengan aksi mempertontonkan payudara dan alat vital yang tidak disengaja
atau disengaja untuk memancing bangkitnya nafsu seksual bagi yang melihatnya.
Pornoaksi awalnya adalah aksi-aksi subjek-objek seksual yang
dipertontonkan secara langsung dari seseorang kepada orang lain, sehingga
menimbulkan rangsangan seksual bagi seseorang termasuk menimbulkan histeria
seksual di masyarakat.
5. Pornomedia
Dalam konteks media massa, pornografi, pornoteks, porno| suara, dan pornoaksi menjadi bagian-bagian
yang saling berhubungan sesuai dengan karakter media yang menyiarkan porno itu. Namun dalam banyak
kasus, pornografi (cetak-visual) memiliki kedekatan dengan pornoteks, karena gambar dan teks dapat disatukan
dalam media cetak. Sedangkan pornoaksi dapat persamaan pemunculannya dengan pornografi (elektronik)
karena ditayangkan di televisi. Kemudian pornosuara dapat bersamaan muncul dalam media audio-visual,
seperti televisi, ataupun media audio semacam radio dan media telekomunikasi lainnya seperti telepon. Bahkan
varian-varian porno ini menjadi satu dalam media jaringan, seperti internet yaitu yang sering dikenal dengan
cybersex, cyberporno, dan sebagainya. Agenda media tentang varian pencabulan (porno) dan penggunaan
media massa dan telekomunikasi ini untuk menyebarkan pencabulan tersebut inilah yang dimaksud dengan
pornomedia.
Pada kenyataannya institusi media massa adalah komunitas sosial yang kadang penuh dengan
persaingan dan permusuhan, Sebagaimana juga institusi sosial lainnya, media massa bukanlah unit-unit sosial
yang lepas dari nilai masyarakatnya secara umum. Namun ketika mereka harus memilih antara nilai dan
persaingan, kadang media massa terlepas pula dari kontrol-kontrol moral. Suatu saat, ketika media massa
harus menggeliat, maka perempuan menjadi salah satu objek eksploitasi yang sebenarnya memiliki risiko paling
ringan. Jadi, menurunkan pemberitaan pornomedia, pornoteks dan sebagainya itu bukan tindakan yang
dilakukan tanpa sengaja, namun melalui pertimbangan-pertimbangan redaksional yang matang. Sehingga
pemberitaan pornomedia tidak bisa lepas dari tanggung jawab media massa itu sendiri.
6. Alasan pornomedia sebagai kekerasan (eksploitasi) terhadap manusia
terbesar di media massa adalah:
(a) Media dengan sengaja menggunakan objek perempuan untuk keuntungan bisnis
mereka, dengan demikian penggunaan pornomedia dilakukan secara terencana untuk
mengabaikan, menistakan dan mencampakkan harkat manusia, khususnya perempuan. |
(b) Objek pornomedia (umumnya tubuh perempuan) dijadikan sumber kapital yang dapat
mendatangkan uang, sementara perempuan sendiri menjadi subjek yang disalahkan.
(c) Media massa telah mengabaikan aspek-aspek moral dan perusakan terhadap nilai-nilai
pendidikan dan agama serta tidak bertanggung jawab terhadap efek-efek negatif yang
terjadi di masyarakat. |
(d) Selama ini berbagai pendapat yang menyudutkan perempuan sebagai subjek yang
bertanggung jawab atas pornomedia tidak pernah mendapat pembelaan dari media massa
dengan alasan pemberitaan dari media harus berimbang.
(e) Media massa secara politik menempatkan perempuan sebagai bagian kekuasaan
mereka secara umum.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis pun menunjukkan adanya tingkat penerimaan
perilaku seks di kalang pelajar dan: . mahasiswa, dan kenaikannya dalam lima tahun
menunjukkan “angka signifikan seperti pada tahun 1995 ada 18,5 % yang menerima
perilaku seks di luar perkawinan, pada tahun 2000 angka itu naik menjadi 22 % dan pada
tahun 2005 penelitian yang dilakukan oleh penulis dan mahasiswa penulis menunjukkan
angka sekitar 34% yang menerima seks diluar ikatan perkawinan.
7. Masalah sosial yang ada di kehidupan masyarakat selanjutnya ialah character assasination atau pembunuhan karakter. Sering
pula media massa melakukan pengadilan media massa, yaitu mengadili seseorang melalui pemberitaan media massa. Modus
pemberitaan macam ini adalah media memberitakan seseorang telah melakukan kejahatan tanpa melakukan konfirmasi dan bersifat
tendensius untuk memojokkan orang itu. Mengadili seseorang melalui media massa adalah bentuk kekerasan terhadap orang lain,
karena yang berhak menyatakan orang itu bersalah adalah pengadilan. Sasaran mengadili seseorang melalui media massa adalah
membunuh karakter seseorang agar supaya reputasi orang tersebut menjadi rusak di depan publik, terhambat kariernya serta akibat
yang lebih besar adalah orang tersebut dipecat dari jabatan atau tugas dan pekerjaannya.
Pembunuhan karakter (character assassination) adalah juga kejahatan seseorang atas orang lain, karena tidak seorang pun
berhak menghalangi seseorang untuk mengkarya mengekspresikan diri dan mengembangkan karakternya di masyarakat. Dampak
kejahatan semacam ini sangat luas, setiap upaya membunuh karakter seseorang apalagi melalui media massa pasti berdampak kepada
keluarga orang itu, berdampak bagi lingkungannya, dan apabila kejahatan ini dilakukan dalam skala internasional, maka akan merusak
citra bangsa itu pada skala internasional.
Sering kali pemberitaan semacam ini lepas dari kendali media massa karena media merasa telah melalukan prinsip-prinsip
jurnalisme, namun kadang pula karena kualitas wartawan dan reportasi yang tidak memadai dan memenuhi persyaratan jurnalisme,
maka akibatnya menjadi buruk bari semua pihak. Bagi media massa yang menggunakan paradigma war jurnalism pembunuhan karater
ini adalah model produksi jurnalisnya, tanpa memandang apa pun akibat dari pemberitaannya bagi semua pihak.
Namun bagi media massa yang menggunakan paradigma love jurnalism, pemilihan terhadap berita-berita yang dapat merusak
reputasi orang lain, karier orang lain, nama baik orang dan kelompoknya akan dilakukan dengan sangat hati-hati, dan apabila hal itu
harus dilakukan karena pembacanya menghendaki, maka akan diberitakan dengan santun, menyejukkan, dan berupaya tidak
merugikan semua pihak.
B. Pembunuhan Karakter (Character Assasination)
8. Media masa selain jelas jelas menyebarkan kekerasan, pornomedia maupun sering melakukan pembunuhan karakter
seseorang, juga acapkali menayangkan atau memberitakan informasi-informasi yang tak bermutu, sampah, dan tak bermanfaat bagi
masyarakat. Contoh saja umpamanya tayangan-tayangan “humor jahil”, seperti spontan dan sebagainya atau film-film sejenis Dono
Kasino, acara tengah malam “Fenomena”, “Life Style”, Sulap, tayangan iklan mistik iklan jodoh, dan semacamnya, semua-nya tak
bermutu untuk pemirsa, beberapa sinetron juga hanya mengejar iklan dari mencerdaskan dan memberi moral kepada pemirsa,
seperti umpamanya sinetron Terlanjur Cinta dan Sinetron Cinta Fitri3 dan 4, semuanya hanya mengejar iklan dengan mengabaikan
moral keluarga dengan menyajikan tayangan-tayangan yang tidak mendidik, tidak memberi rasa hormat kepada orang tua serta
penuh konflik keluarga yang dilebih-lebihkan.
Sebagaimana telah diketahui bahwa semua aktivitas manusia di masyarakatnya harus bermanfaat bagi manusia pada
umumnya, baik itu ilmu pengetahuan, seni, kreativitas dan budaya, semuanya harus mendukung bagi berkembangnya sifat-sifat
budaya manusia - yang bermoral dan beradab. Dengan demikian, maka berbagai kreativitas, seni, budaya dan ilmu pengetahuan
yang sengaja menjerumuskan manusia kepada sifat-sifat kehewanan, menjadi sesuatu yang buruk bagi masyarakatnya.
Demikian pula media massa apabila menonjolkan tayangan-tayangan yang mendorong tumbuhnya sifat-sifat kehewanan, maka pasti
informasi-informasi dan pemberitaan itu menjadi tak bermutu untuk meningkatkan kualitas nilai dan budaya manusia dan
masyarakatnya.
Persoalan axiologi informasi menjadi sangat penting ketimbang persoalan epistemoligi-nya, karena pertanyaan mengapa harus
tayangan itu yang disiarkan, mengapa tayangan semacam ini yang blow up media habis-habisan, padahal tayangan itu tak memberi
apa-apa bagi masyarakat kecuali masyarakat mengonsumsi sifat-sifat buruk dari informasi itu, menjadi pertanyaan yang sangat
mendasar dalam paragraf ini. Namun tentu orang media memiliki sejumlah jawaban yang oleh mereka benar dan subjektif bagi
masyarakat umum, namun kembali kepada penjelasan-penjelasan sebelum ini bahwa media massa telah teralienasi pada pilihannya
sendiri menjadi media kapitalis, sehingga mau ataupun tidak, media harus menjadi unit produksi kapitalis, yang hanya mencari
keuntungan dari melipatgandakan modal yang ada, tanpa harus melihat persoalan axiologi itu sendiri.
C. Tayangan dan Pemberitaan yang Tidak
Bermutu
9. D. Kekerasan dan Sadisme
Media massa benar-benar ingin menunjukkan kepada masyarakat konsumennya bahwa ia adalah benar-benar replikasi dari
masyarakatnya, karena itu media massa juga harus tampil dalam bentuk kekerasan dan sadistis, media massa harus punya wajah
seram yang membuat masyarakat merinding dan mengelus dada. Padahal secara empiris, replikasi media massa akan terulang oleh
konsumen medianya, yaitu masyarakat mereplikasi informasi media massa dalam proses konstruksi-rekonstruksi. Kekerasan dan
sadisme media massa dapat disaksikan mulai dari film kekerasan, film horor sampai dengan tayangan kriminalitas, seperti Derap
Hukum, Patroli, Tikam, dan sebagainya.
Kekerasan media massa bisa muncul secara fisik maupun verbal bagi media televisi, dari kekerasan dengan kata-kata kasar
sampai dengan siaran-siaran rekonstruksi kekerasan yang dapat ditonton di televisi (Muchtar: 2006 dalam Pudjiastuti: 2006). Bentuk
kekerasan dan sadisme media massa dengan modus yang sama di semua media massa baik cetak maupun elektronika, yaitu lebih
banyak menonjolkan kengerian dan keseraman di mana tujuan pemberitaan itu sendiri
Kejahatan di media massa terdiri dari beberapa macam, seperti (1) kekerasan terhadap diri sendiri, seperti bunuh diri, meracuni diri
sendiri, menyakiti diri sendiri. (2) Kekerasan kepada orang lain, seperti menganiaya orang lain, membentak orang lain, sampai
dengan membunuh orang. (3) Kekerasan kolektif, seperti perkelahian massal, komplotan melakukan kejahatan maupun sindikat
perampokan (Pudjiastuti: 2006). (4) Kekerasan dengan skala yang lebih besar, seperti peperangan dan terorisme yang dampaknya
memberi rasa ketakutan dan kengerian yang luar biasa kepada pemirsanya.
Tujuan menonjolkan kengerian dan keseraman, yaitu agar media massa dapat membangkitkan emosi pemirsa dan pembaca,
emosi ini menjadi daya tarik luar biasa untuk membaca atau menonton kembali acara yang sama setiap disiarkan. Emosi juga bisa
berupa empati dan simpati terhadap objek pemberitaan sehingga mendorong pemirsa dan pembaca mencurahkan perhatian lebih
terhadap acara tersebut.
Bagi media massa elektronik, membangun emosi melalui acara seperti ini merupakan upaya yang tidak sulit, karena dengan
gambar-gambar yang menyeramkan dan sedikit komentar yang cenderung memilukan, emosi masyarakat akan mencapai puncaknya
Seperti, ketika peristiwa Tsunami melanda Aceh, berkali-kali stasiun televisi menyairkan gambar-gambar yang sama, berkali-kali
televisi menyiarkan gambar-gambar close up mayat-mayat di selokan, di atas rumah dan sebagainya yang sudah membusuk,
sehingga dengan mudah menimbulkan kengerian yang luar biasa kepada pemirsa televisi. Semakin menyeramkan, maka semakin
ditonton oleh pemirsa, lalu dengan penuh antusias mereka bercerita kepada orang lain sehingga orang itu ingin menyaksikannya di
televisi pula, terus seperti itu.
10. E. Penyalahgunaan Handphone dan Runtuhnya Media
Cetak
Telepon genggam (HP) adalah media komunikasi modern yang bermanfaat kepada umat manusia. Namun akhir-akhir ini, HP
berkembang ke arah yang mencemaskan. Pertama, kuantitas HP berkembang dalam jumlah yang sangat besar seirama dengan
produsen-produsen HP memproduksi HP. murah yang masa penggunaannya terbatas sehingga diperkirakan akan menjadi limbah
yang mengkhawatirkan di dunia. Di Indonesia, HP sampah ini selain diprpduksi sendiri dari limbah masyarakat juga dimasukkan
melalui Singapura dan Malaysia yang masih dapat di jual kembali ke masyarakat Indonesia dengan masa pakai sekitar 1 tahun.
Kedua, HP berkembang ke arah disfungsi sosial, di mana penggunakan HP dapat merusak sendi-sendi hubungan sosial masyarakat.
Seperti umpamanya HP di pakai sebagai alat pemantik bom yang dapat meneror masyarakat. Dengan menggunakan SMS pun dapat
digunakan untuk meneror anggota masyarakat lain, termasuk pula melalui HP juga dapat melakukan penipuan, perampokan bank,
dan sebagainya.
HP dapat pula digunakan sebagai media komunikasi dan informasi, namun di masyarakat HP juga dapat digunakan sebagai
media “selingkuh”, membohongi orang lain, membohongi suami atau istri, mahasiswa dapat menggunakan HP untuk menyontek di
kelas atau menjoki ujian orang lain bahkan digunakan untuk berbagai macam bentuk penipuan.
. Seiring perkembangan teknologi, akhir-akhir ini sekitar 5 tahun terakhir, kita menyaksikan berbagai media cetak ramai-ramai
menerbitkan edisi online di dunia maya. Berbagai redaksi media cetak seperti telah diberi tahu bahwa ada ancaman besar
terhadap media-media konvensiona! media.
Pada 2 tahun terakhir ini ternyata, mimpi buruk itu benar-benar terjadi. Media cetak mulai berguguran. Di negara-negara
maju dengan tingkat kesadaran membacanya sangat tinggi, justru media keguguran media cetak sangat signifikan, sebaliknya di
negaranegara yang kegemaran membaca masyarakat rendah (katakanlah seperti Indonesia) justru media cetak masih dapat
bertahan. Suatu contoh, media cetak sebesar Chicago Tribune sekarang gulung tikar dan memutuskan hanya menerbitkan versi
online-nya, bahkan
seniornya yang sudah berumur 176 tahun, Seattle Post Intelegencier juga mengikuti langkah tribune.
Berbagai analis memperkirakan bahwa salah satu pemicu kehancuran media cetak adalah faktor televisi dan Internet.
Pendengar televisi di Amerika sebesar 70% dan sebanyak 40% warga Amerika berusia di bawah 30 tahun menggunakan referensi
Internet (media online) untuk mendapatkan berita nasional dan internasional.