Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
Tiga kalimat ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan penganggaran keuangan pemerintah pusat dan daerah di Indonesia berdasarkan undang-undang dan peraturan terkait, mencakup prinsip-prinsip perencanaan dan penganggaran serta struktur anggaran pemerintah pusat dan daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah oleh auditor internal pemerintah. Dokumen menjelaskan konsep, tujuan, tahapan, dan prosedur pelaksanaan reviu laporan keuangan tersebut.
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)dodimeigo
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pengadaan barang/jasa melalui penyedia, meliputi persiapan swakelola, penetapan spesifikasi teknis, penyusunan harga perkiraan sendiri, dan contoh perhitungan HPS untuk barang, pekerjaan konstruksi, dan jasa konsultansi."
Dokumen tersebut membahas tentang keterkaitan pengelolaan barang milik daerah dengan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Keterkaitan ini terlihat dari kewajiban SKPD untuk mengelola dan melaporkan barang milik daerah, serta menyusun laporan keuangan SKPD yang digunakan sebagai bahan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Keduanya didasarkan pada peraturan dan standar akuntansi pemerint
Mekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPNAhmad Abdul Haq
Dokumen tersebut membahas mekanisme refund pinjaman luar negeri (PHLN) di Indonesia, termasuk prosedur refund, peran berbagai instansi terkait seperti kementerian keuangan dan lembaga penerima pinjaman, serta kebijakan baru terkait pengaturan refund PHLN.
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
Tiga kalimat ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan penganggaran keuangan pemerintah pusat dan daerah di Indonesia berdasarkan undang-undang dan peraturan terkait, mencakup prinsip-prinsip perencanaan dan penganggaran serta struktur anggaran pemerintah pusat dan daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan reviu atas laporan keuangan pemerintah daerah oleh auditor internal pemerintah. Dokumen menjelaskan konsep, tujuan, tahapan, dan prosedur pelaksanaan reviu laporan keuangan tersebut.
Persiapan pengadaan dan proses pengadaan lagsung perlem 9 perpres 16(1)dodimeigo
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan pengadaan barang/jasa melalui penyedia, meliputi persiapan swakelola, penetapan spesifikasi teknis, penyusunan harga perkiraan sendiri, dan contoh perhitungan HPS untuk barang, pekerjaan konstruksi, dan jasa konsultansi."
Dokumen tersebut membahas tentang keterkaitan pengelolaan barang milik daerah dengan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Keterkaitan ini terlihat dari kewajiban SKPD untuk mengelola dan melaporkan barang milik daerah, serta menyusun laporan keuangan SKPD yang digunakan sebagai bahan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Keduanya didasarkan pada peraturan dan standar akuntansi pemerint
Mekanisme pencairan reksus dan prosedur refund PHLN di KPPNAhmad Abdul Haq
Dokumen tersebut membahas mekanisme refund pinjaman luar negeri (PHLN) di Indonesia, termasuk prosedur refund, peran berbagai instansi terkait seperti kementerian keuangan dan lembaga penerima pinjaman, serta kebijakan baru terkait pengaturan refund PHLN.
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Dr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Mengurangi tumpang tindih kegiatan (efektivitas dan efisiensi)
2. Meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L)
3. Mengurangi cost of bureaucracy karena satu program bisa digunakan oleh beberapa UKE I
Reviu RKA-K/L dilakukan oleh APIP K/L untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa RKA-K/L telah disusun sesuai peraturan dan sasaran K/L. Reviu mencakup kelayakan anggaran, kepatuhan perencanaan, dan kelengkapan dokumen. Reviu dilaksanakan secara paralel dengan penelitian oleh Biro Perencanaan K/L pada saat penyusunan RKA-K/L.
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)Ahmad Abdul Haq
Dokumen tersebut membahas beberapa dasar hukum dan peraturan penyusunan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) termasuk modul-modul utamanya seperti penganggaran, komitmen, pembayaran, penerimaan, kas, dan akuntansi pelaporan.
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaDr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Implementasi kebijakan money follow program;
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar Kementerian/Lembaga
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik;
6. Mendorong K/L menerapkan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;
7. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan Belanja Daerah.
8. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
9. Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
10. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran (Output) yang mencerminkan “real work” (konkret)
MANFAAT
1. Adanya hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output dan outcome.
2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja Eselon I atau antar K/L dalam mencapai sasaran pembangunan.
3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan penganggaran.
5. Efisieni organisasi
Raperda APBD merangkum proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang meliputi penyusunan rancangan awal KUA dan PPAS, pedoman penyusunan RKA-SKPD, penyusunan RKA-SKPD oleh masing-masing SKPD, dan penyiapan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya."
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pembayaran dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara. Mengatur tentang penunjukan pejabat perbendaharaan negara seperti Kuasa Pengguna Anggaran, Pengeluar Anggaran, Penguji Anggaran, serta tugas dan tanggung jawab masing-masing pejabat tersebut dalam pelaksanaan anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaranDr. Zar Rdj
Dokumen ini membahas peran Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dalam mendukung reformasi sistem penganggaran pemerintah berbasis kinerja. Beberapa poin kuncinya adalah memastikan rencana dan anggaran kementerian/lembaga sejalan dengan program prioritas nasional, mengawasi belanja barang dan modal, serta meningkatkan sinergi antar aparat pengawasan internal pemerintah dalam mendukung implementasi reformasi anggaran.
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengawasan berlapis yang dilakukan inspektorat provinsi Jawa Tengah untuk memberikan rekomendasi agar pelaksanaan kegiatan lebih efektif, efisien, dan ekonomis serta mengamankan aset. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemberian hibah daerah mulai dari usulan calon penerima, penetapan penerima, penyaluran dana hingga pertanggungjawaban penggunaan dana hib
Dokumen tersebut membahas pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Ia menjelaskan dasar hukum dan ruang lingkup keuangan daerah, perbedaan pengelolaan APBN dan APBD, proses penyusunan anggaran daerah, pejabat terkait pelaksanaan APBD, tugas kepala SKPD sebagai pengguna anggaran, tugas pejabat penatausahaan keuangan SKPD, azas umum keuangan daerah, proses penyusunan laporan keu
PMK ini mengatur penyempurnaan tata cara pembayaran dalam pelaksanaan APBN dengan melakukan simplifikasi proses, dokumen, dan regulasi pembayaran serta memanfaatkan teknologi informasi untuk modernisasi pembayaran. Peraturan ini juga mengatur penyempurnaan pengaturan pejabat perbendaharaan dan mendukung jabatan pengelola keuangan APBN.
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Dr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Mengurangi tumpang tindih kegiatan (efektivitas dan efisiensi)
2. Meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L)
3. Mengurangi cost of bureaucracy karena satu program bisa digunakan oleh beberapa UKE I
Reviu RKA-K/L dilakukan oleh APIP K/L untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa RKA-K/L telah disusun sesuai peraturan dan sasaran K/L. Reviu mencakup kelayakan anggaran, kepatuhan perencanaan, dan kelengkapan dokumen. Reviu dilaksanakan secara paralel dengan penelitian oleh Biro Perencanaan K/L pada saat penyusunan RKA-K/L.
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)Ahmad Abdul Haq
Dokumen tersebut membahas beberapa dasar hukum dan peraturan penyusunan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) termasuk modul-modul utamanya seperti penganggaran, komitmen, pembayaran, penerimaan, kas, dan akuntansi pelaporan.
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaDr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Implementasi kebijakan money follow program;
2. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;
3. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar Kementerian/Lembaga
4. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;
5. Informasi kinerja yang mudah dipahami oleh publik;
6. Mendorong K/L menerapkan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;
7. Sinkronisasi Rumusan Program Belanja K/L dengan Belanja Daerah.
8. Menyelaraskan Visi Misi Presiden, Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta 7 Agenda
9. Pembangunan, Tusi K/L dan Daerah;
10. Rumusan nomenklatur Program, Kegiatan, Keluaran (Output) yang mencerminkan “real work” (konkret)
MANFAAT
1. Adanya hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output dan outcome.
2. Meningkatkan Sinergi antar Unit Kerja Eselon I atau antar K/L dalam mencapai sasaran pembangunan.
3. Meningkatkan efisiensi belanja
4. Integrasi Sistem IT perencanaan dan penganggaran.
5. Efisieni organisasi
Raperda APBD merangkum proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang meliputi penyusunan rancangan awal KUA dan PPAS, pedoman penyusunan RKA-SKPD, penyusunan RKA-SKPD oleh masing-masing SKPD, dan penyiapan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya."
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pembayaran dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara. Mengatur tentang penunjukan pejabat perbendaharaan negara seperti Kuasa Pengguna Anggaran, Pengeluar Anggaran, Penguji Anggaran, serta tugas dan tanggung jawab masing-masing pejabat tersebut dalam pelaksanaan anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaranDr. Zar Rdj
Dokumen ini membahas peran Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dalam mendukung reformasi sistem penganggaran pemerintah berbasis kinerja. Beberapa poin kuncinya adalah memastikan rencana dan anggaran kementerian/lembaga sejalan dengan program prioritas nasional, mengawasi belanja barang dan modal, serta meningkatkan sinergi antar aparat pengawasan internal pemerintah dalam mendukung implementasi reformasi anggaran.
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengawasan berlapis yang dilakukan inspektorat provinsi Jawa Tengah untuk memberikan rekomendasi agar pelaksanaan kegiatan lebih efektif, efisien, dan ekonomis serta mengamankan aset. Dokumen ini juga menjelaskan proses pemberian hibah daerah mulai dari usulan calon penerima, penetapan penerima, penyaluran dana hingga pertanggungjawaban penggunaan dana hib
Dokumen tersebut membahas pengelolaan keuangan daerah di Indonesia. Ia menjelaskan dasar hukum dan ruang lingkup keuangan daerah, perbedaan pengelolaan APBN dan APBD, proses penyusunan anggaran daerah, pejabat terkait pelaksanaan APBD, tugas kepala SKPD sebagai pengguna anggaran, tugas pejabat penatausahaan keuangan SKPD, azas umum keuangan daerah, proses penyusunan laporan keu
PMK ini mengatur penyempurnaan tata cara pembayaran dalam pelaksanaan APBN dengan melakukan simplifikasi proses, dokumen, dan regulasi pembayaran serta memanfaatkan teknologi informasi untuk modernisasi pembayaran. Peraturan ini juga mengatur penyempurnaan pengaturan pejabat perbendaharaan dan mendukung jabatan pengelola keuangan APBN.
Dokumen tersebut membahas mekanisme pelaksanaan anggaran berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/2023 tentang perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, serta akuntansi dan pelaporan keuangan. Dokumen tersebut menjelaskan peran dan tanggung jawab pengguna anggaran, kuasa pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, pejabat penanda tangan SPM, serta ketentuan lain terkait pelaksanaan anggaran
Dokumen tersebut mengatur tentang tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara. Diatur mengenai pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang antara pejabat perbendaharaan negara seperti Kuasa Pengguna Anggaran, Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Pejabat Pelaksana Anggaran.
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaInspektorat
Dokumen tersebut mengatur tentang struktur pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari Kepala Daerah, Sekretaris Daerah, PPKD, pejabat pengguna anggaran, kuasa pengguna anggaran, PPTK, PPK SKPD, dan bendahara penerimaan serta pengeluaran. Dokumen ini juga menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan tersebut dalam proses pengelolaan keuangan daerah.
Buku ini memberikan pedoman bagi pegawai dan pejabat baru di Seksi Pencairan Dana KPPN untuk memahami tugas dan fungsi seksi tersebut beserta implementasi aplikasi yang digunakan seperti SPAN dan SAKTI. Buku ini juga menjelaskan proses bisnis utama di Seksi Pencairan Dana seperti proses SPM, pendaftaran supplier, dan penerbitan SKPP.
Seksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdfKPPNManokwari
Buku pedoman ini membahas tentang tugas dan fungsi Seksi Pencairan Dana Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dalam melaksanakan pencairan dana APBN. Buku ini diharapkan dapat membantu pegawai dan pejabat baru memahami proses bisnis di Seksi Pencairan Dana mengenai pengujian SPM, pendaftaran supplier, dan pengesahan SKPP menggunakan aplikasi SAKTI dan SPAN.
Dokumen tersebut membahas tentang program percepatan akuntabilitas keuangan pemerintah tahun 2012, mencakup ruang lingkup pelaksanaan anggaran, mekanisme penyusunan dan revisi DIPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), serta prosedur pendapatan negara dan penyaluran dana."
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahDyp The Magna
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah. Regulasi ini menetapkan bahwa setiap entitas pelaporan wajib menyusun laporan keuangan dan kinerja untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran belanja negara/daerah. Laporan keuangan pemerintah pusat disusun oleh Menteri Keuangan, sedangkan laporan keuangan daerah disusun oleh kepala satuan kerja daer
Similar to Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx (20)
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
2. 01
02
03
Simplifikasi proses pembayaran untuk
memudahkan dan mempercepat proses
pembayaran dalam rangka pelaksanaan
APBN
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
Penyempurnaan Pengaturan terkait Pejabat
Perbendaharaan dan mendukung jafung
pengelola keuangan APBN.
Penyempurnaan Pengaturan Pejabat
Perbendaharaan
Perkembangan teknologi dan informasi
yang dapat dioptimalisasikan untuk
modernisasi pembayaran dalam rangka
pelaksanaan APBN
Modernisasi Proses Pembayaran
Hal-hal lainnya yang menjadi substansi
pengaturan, diantaranya; Ruang Lingkup,
Komposisi dan Amanat Pengaturan
Hal-Hal Lainnya
04
Substansi Perubahan
2
3. Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
Simplifikasi Proses Pembayaran
• Mengutamakan pembayaran secara langsung ke penerima
hak pembayaran
• Simplifikasi pembayaran dengan UP antara lain
terkait batasan besaran UP dan kebutuhan penggunaan
UP untuk kegiatan tertentu.
Simplifikasi Dokumen
• Simplifikasi format dan bentuk dokumen yang
diperlukan dalam proses pembayaran.
Simplifikasi Regulasi
• Substansi pengaturan yang lebih ringkas, umum,
tidak rigid, dan tanpa lampiran PMK sehingga dapat
lebih mudah mengakomodir perkembangan kedepan.
4. Modernisasi Proses Pembayaran
Penggunaan Dokumen Elektronik dan Tanda
Tangan Elektronik Tersertifikasi.
Pengujian Secara Elektronik
Penyampaian Dokumen Secara
Sistem
5. Penyempurnaan Pengaturan
Pejabat Perbendaharaan
Mendukung Jafung Pengelola APBN
• Mengutamakan jafung untuk diangkat sebagai pejabat
perbendaharaan
Penyempurnaan Pengaturan
• Nomenklatur baru Pengelola Basis Data Kepegawaian (PBDK)
• Penunjukan Pelaksana Tugas KPA dalam kondisi KPA
berhalangan
• Pengaturan pengangkatan Pejabat Perbendaharaan dari luar
Satker
• Kriteria pengangkatan PPK lebih dari satu
• Pembinaan standar kompetensi Pejabat Perbendaharaan
6. Ketentuan Lainnya
Komposisi
Lebih ringkas secara komposisi dan tidak memasukkan substansi
yang sudah diatur dalam PMK existing
Ruang Lingkup
Merupakan ketentuan yang berlaku secara umum dalam tata cara
pembayaran atas beban APBN sepanjang tidak diatur secara
khusus dalam PMK sektoral
Pengaturan lebih lanjut
Mengamanatkan pengaturan lebih lanjut untuk diatur oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan
7. Ketentuan Umum
berisi penjelasan istilah dalam
peraturan
I
BAB
Pengguna Anggaran dan
Bendahara Umum Negara
berisi kelembagaan PA meliputi
ketentuan umum DIPA dan kriteria
satker, kelembagaan BUN, dan pejabat
fungsional di bidang pengelolaan
keuangan APBN
II
BAB
Komitmen
berisi pembuatan komitmen dan
penatausahaan data kontrak dan data
supplier
III
BAB
Pengajuan Tagihan
Kepada Negara
berisi ketentuan tagihan dan
mekanisme pembayaran tagihan
IV
BAB
Pengujian dan
Penyelesaian Tagihan
berisi pengujian tagihan dan
penerbitan SPP, SPM, dan SP2D
secara elektronik
V
BAB
Pengawasan dan
Pengendalian Internal
berisi mekanisme pengawasan dan
pengendalian internal
VI
BAB
Ketentuan Peralihan
berisi ketentuan peralihan
pelaksanaan PMK
VIII
BAB
Ketentuan Penutup
berisi peraturan yang dicabut
sehubungan dengan penetapan PMK
IX
BAB
Terdiri dari
9 BAB, 59 Pasal, 32 Halaman
VII
BAB
Ketentuan Lain-Lain
Mengamanatkan kepada DJPb untuk
menetapkan penahapan implementasi
pembayaran dengan sistem dan
Tandatangan Tersertifikasi
Sistematika PMK
9
9. Menteri Keuangan
selaku BUN
Kepala KPPN
selaku Kuasa BUN
Daerah
Dirjen
Perbendaharaan
selaku Kuasa BUN
Pusat
Pemisahan Kewenangan
15
PENGGUNA
ANGGARAN
BUN
Menteri/Kepala
Lembaga
selaku Pengguna
Anggaran (PA)
Kepala Satuan
Kerja
Selaku
Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)
PPK
(Pembuat
komitmen)
PPSPM
(Pengujian dan
Pembebanan
& Perintah
Pembayaran
Menetapkan
Menunjuk
SPP
Pengurusan
Administrasi
SPM
Pengurusan Pencairan Dana (Komtabel)
SP2D
Mendelegasikan Kewenangan
10. Pengguna Anggaran
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA)
1.Berlaku sebagai dasar pelaksanaan anggaran.
2.Berlaku untuk 1 tahun anggaran.
3.Batas pengeluaran tertinggi dan tidak dapat
dilampaui.
4.Tidak dapat melakukan tagihan apabila dana tidak
cukup/tidak tersedia kecuali untuk pembayaran gaji
dan tunjangan yang melekat pada gaji.
5.Pembayaran gaji dan tunjangan melekat dapat
mendahului revisi anggaran
16
1.Menyusun DIPA;
2.Merinci Bagian Anggaran yang dikelola oleh masing
masing satker
3.Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai
KPA (bersifat ex-officio)
4.Menetapkan Pejabat Perbendaharaan lainnya
5.Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran yang dikelolanya;
Dilimpahkan ke KPA PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA
dlm hal:
a) Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
b) Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;
c) Satker yang dibentuk berdasarkan penugasan khusus;
d) Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
e) Satker Lembaga Negara.
Satuan Kerja
(Satker)
1.Satker melaksanakan kegiatan K/L dan memiliki kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran.
2.Standardisasi menjadi satker antara lain;
a) diberikan penugasan dan tanggung jawab untuk mengelola
kegiatan dan alokasi kegiatan;
b) memiliki unit-unit yang lengkap sebagai suatu entitas
yang melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pelaporan, dan akuntansi;
c) merupakan bagian dari struktur organisasi Kementerian
Negara/Lembaga dan/atau melaksanakan tugas fungsi
Kementerian Negara/Lembaga;
d) karakteristik tugas/kegiatan yang ditangani bersifat
kompleks/spesifik dan berbeda dengan kantor induknya; dan
e) lokasi Satker yang bersangkutan berada pada
provinsi/kabupaten/kota yang berbeda dengan kantor
induknya.
3.Satker penugasan khusus/karakteristik tertentu harus
memenuhi; syarat dari nomor 2b-2e, ada SK Menteri/Pimpinan
Lembaga, mengacu pada peraturan perundangan.
New!
Bertanggung jawab secara:
a. formil: tanggung jawab atas pengelolaan keuangan K/L yang
dipimpin
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran
yang
dihasilkan atas beban anggaran negara
Tugas dan Wewenang
Pasal 2-5
11. Bendahara
Umum Negara
17
a)kesesuaian penerima pembayaran berdasarkan perintah pembayaran
dari PPSPM; dan
b)ketepatan waktu penerbitan SP2D
Kuasa BUN Pusat
a) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka
pengendalian pelaksanaan anggaran negara;
b) melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran
anggaran; dan
c) melakukan penyusunan laporan keuangan tingkat Kuasa BUN Pusat.
Wewenang Paling Sedikit
Wewenang Paling Sedikit
Kuasa BUN Daerah
Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka
pencairan dana atas beban DIPA
Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada
SPM dan ketepatan waktu penerbitan SP2D
a) melaksanakan standar operasional prosedur pengujian SPM dan penerbitan
SP2D;
b) memastikan Satker menggunakan sistem dan prosedur pembayaran yang telah
distandardisasi oleh BUN;
c) memastikan Satker menyampaikan rencana penarikan dana yang tepat waktu dan
akurat;
d) melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran dalam rangka manajemen kas;
dan
e) memantau pencairan anggaran kepada penerima pembayaran.
Tugas
New!
New!
Pasal 18-19
13. Kuasa Pengguna Anggaran
1.Menyusun DIPA;
2.Menetapkan PPK dan PPSPM;
3.Menetapkan panitia/pejabat yang
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
dan anggaran;
4.Menetapkan rencana pelaksanaan
kegiatan dan rencana pencairan dana;
5.Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara;
6.Melakukan pengujian tagihan dan
perintah pembayaran atas beban
anggaran negara;
7.Memberikan supervisi, konsultasi, dan
pengendalian pelaksanaan kegiatan dan
anggaran;
8.Mengawasi penatausahaan dokumen dan
transaksi yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
dan
9.Menyusun laporan keuangan dan kinerja
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
19
Tugas dan Wewenang
What’s New?
Jabatan KPA dianggap
berhalangan apabila;
Pelaksana Tugas KPA
Jabatan tidak terisi dan
menimbulkan lowongan jabatan
Pejabat definitif tidak
dapat bertugas > 45
hari kalender
Menteri/Pimpinan Lembaga
dapat menetapkan plt KPA
dengan ketentuan
a. pejabat 1 (satu) tingkat dibawah
kepala satker yang memiliki tusi
terkait keuangan/umum/rumah
tangga/tata usaha
kepegawaian/perlengakapan
b. pejabat 2 (dua) tingkat dibawah
kepala satker yang memiliki tusi
terkait keuangan dalam hal
pejabat pada huruf a berhalangan
c. Merupakan Pejabat pelaksana
tugas kepala Satker atau pejabat
lain selain kepala Satker dalam
hal pejabat pada huruf a dan
huruf b berhalangan atau
menjabat sebagai PPK
Tidak
menjabat
sebagai
PPK
Bertanggung jawab secara:
a. formil: tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan
wewenang KPA
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan
anggaran dan keluaran yang dihasilkan atas beban
anggaran negara Penetapan tidak terikat Tahun Anggaran dan
berakhir saat satker dilikuidasi atau tidak
mendapatkan anggaran DIPA
Pasal 6-9
14. Pejabat Pembuat Komitmen
1.Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana
penarikan dana;
2.Menerbitkan surat penunjukan penyedia
barang/jasa;
3.Membuat, menandatangani, dan melaksanakan
perjanjian dengan penyedia barang/jasa;
4.Melaksanakan kegiatan swakelola;
5.Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian
yang dilakukannya;
6.Mengendalikan pelaksanaan perikatan;
7.Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai
hak tagih kepada negara;
8.Membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan SPP;
9.Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan
kepada KPA;
10.Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan
kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan;
11.Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan;
12.Menerbitkan dan menyampaikan SPP ke PPSPM;
13.Menyampaikan rencana penarikan dana kepada KPPN;
dan
14.Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara.
20
Tugas dan Wewenang
Jabatan tidak
terisi
Bertanggung jawab terhadap:
a. Kebenaran materiil dan akibat dari penggunaan bukti hak
tagih
b. Kebenaran data supplier dan data kontrak
c. Keseseusaian barang/jasa dengan spesifikasi teknis
d. Penyelesaian pengujian tagihan dan penerbitan SPP tepat
waktu
Tugas dan Wewenang Lainnya
1.menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
2.memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara
oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;
3.mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi
kegiatan;
4.memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada
negara; dan
5.menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.
Dibantu oleh PPABP dan PPSPM untuk administrasi belanja pegawai
a. PPABP memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan
pengelolaan administrasi belanja pegawaiKebenaran data supplier
dan data kontrak
b. PBDK memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan
pengelolaan administrasi kepegawaian untuk pembayaran belanja
pegawai melalui interkoneksi antara aplikasi kepegawaian dengan
aplikasi gaji.
New!
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
negara
Pasal 11-12
15. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
1.menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPP beserta dokumen
pendukung;
2.menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak
memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
3.membebankan tagihan pada akun yang telah
disediakan;
4.menerbitkan SPM atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPM;
5.menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
hak tagih;
6.melakukan pemantauan atas ketersediaan pagu
anggaran, realisasi belanja, dan penggunaan
UP/TUP;
7.memperhitungkan kewajiban penerima hak tagihan
apabila penerima hak tagihan masih memiliki
kewajiban kepada negara;
8.menerbitkan dan menyampaikan SPM ke KPPN;
9.menyampaikan laporan atas pelaksanaan pengujian
dan perintah pembayaran kepada KPA secara
periodik; dan
10.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan
perintah pembayaran.
21
Tugas dan Wewenang
Bertanggung jawab terhadap:
a. kebenaran administrasi, kelengkapan administrasi, dan
keabsahan administrasi dokumen hak tagih yangmenjadi
dasar penerbitan SPM
b. kebenaran dan keabsahan atas SPM
c. akibat yang timbul dari pengujian SPP dan/atau penerbitan
SPM
d. ketepatan waktu penerbitan SPM dan penyampaian SPM kepada
KPPN.
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian
tagihan dan perintahpembayaran atas beban anggaran
negara
Pasal 13
16. Bendahara Pengeluaran
Menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja negara dalam
pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga
22
Tugas dan Wewenang
Dibantu
Satu atau lebih Bendahara
Pengeluaran Pembantu
Pasal 15
Dalam hal pembayaran dengan mekanisme UP, Bendahara
melakukan pengujian terhadap SPBy yang diterbitkan oleh
PPK, diantaranya;
1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan PPK
2. Pemeriksaan kebenaran hak tagih, meliputi: Pihak yang
ditunjuk untuk penerima pembayaran, nilai tagihan
yang harus dibayar, dan jadwal waktu pembayaran
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
4. Pemeriksaan kesesuaian capaian keluaran antara
spesifikasi teknis yang disebutkan dalam penerimaan
barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan
dalam dokumen perjanjian/kontrak
5. Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan
klasifikasi anggaran
Pasal 43
(6)
17. KPA dapat menetapkan pejabat
perbendaharaan pengganti sementara
Ketentuan Lain terkait Pejabat Perbendaharaan
23
What’s New?
KPA dapat menetapkan pejabat
di luar Satuan Kerja sebagai PPK
dan/atau PPSPM dalam hal
kebutuhan organisasi dan diatur
dalam ketentuan perundang-
undangan, dengan ketentuan;
PPK, telah memiliki
sertifikat kompetensi PPK
PPSPM, telah memiliki
sertifikat kompetensi PPSPM
KPA agar berkoordinasi dengan K/L terkait
dan menyampaikan SK maksimal 5 hari kerja
setelah penandatanganan
Masa berlaku
Tidak terikat tahun anggaran dan
berakhir saat penetapan KPA berakhir
Pejabat Fungsional
Lain-lain
Berhalangan
Standar Kompetensi
Pejabat perbendaharaan harus memenuhi
standar Kompetensi mengikuti
Peraturan Menteri Keuangan mengenai
standar kompetensi kerja khusus bagi
KPA, PPK, dan PPSPM
PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan,
dan Bendahara Pengeluaran Pembantu diprioritaskan berasal
dari pejabat fungsional di bidang pengelolaan keuangan APBN
yang dibina oleh Kementerian Keuangan.
Pasal 20
Pasal
17
Pasal
14
Pasal 14-20
19. Jenis Komitmen
Komitmen
Dasar timbulnya hak tagih
Terdiri
dari
Kontrak
Penetapan
Keputusan
Jenis-Jenis
a)bukti pembelian/pembayaran;
b)kuitansi;
c)surat Perintah Kerja (SPK);
d)surat perjanjian;
e)Surat/bukti pesanan.
Jenis-Jenis
a)surat keputusan;
b)surat perintah;
c)surat tugas;
d)surat keterangan;
dan/atau
e)surat perjalanan dinas.
New!
25
Ditetapkan
oleh;
a) pejabat pembina
kepegawaian;
b) KPA;
c) PPK; atau
d) pejabat berwenang
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Anggaran yang sudah terikat dengan komitmen tidak
dapat digunakan untuk kebutuhan lain.
!
Pasal 22
(3)
Pasal 22
(2)
Pasal 21
(3)
Pasal 21-23
20. Jenis-Jenis
Kontrak
• Diterbitkan Penyedia
• Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar,
Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, dan jumlah pembayaran
Bukti Pembelian/Pembayaran
• Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
• Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar,
Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, dan jumlah pembayaran
• Diterbitkan sebagai pengganti bukti pembayaran dalam hal penyedia tidak menerbitkan Bukti Pembelian dan/atau
Bukti Pembayaran tidak memenuhi persyaratan
Kuitansi
• Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
• Berisi perintah pelaksanaan pekerjaan kepada Penyedia
• Paling sedikit memuat; nama dan kode Satker, nomor dan tanggal surat, nama PPK, uraian barang/jasa, nama
penyedia, hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, nilai kontrak
Surat Perintah Kerja
• Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
• Berisi kesepakatan para pihak mengenai pekerjaan
• Paling sedikit memuat; nama dan kode Satker, nomor dan tanggal surat, nama PPK, uraian barang/jasa, nama
penyedia, hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, nilai kontrak
Surat Perjanjian
• Dibuat oleh PPK
• Ditujukan kepada penyedia barang/jasa dengan tujuan untuk memesan barang/jasa melalui e-purchasing sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
• Paling sedikit memuat; nama Pemesan, nama Penyedia, Barang/Jasa yang dipesan, spesifikasi teknis barang, dan
jumlah pembayaran
• Penggunaan surat/bukti pesanan untuk pengadaan barang/jasa dapat ditindaklanjuti dengan surat perintah kerja
atau surat perjanjian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Surat/Bukti Pesanan
What’s New?
Penambahan Surat/Bukti Pesanan
untuk menyesuaikan dengan
Perpres PBJ terbaru
26
Batasan pembayaran untuk
masing-masing jenis kontrak
berpedoman pada peraturan
perundang-undangan mengenai
pengadaan barang/jasa
pemerintah
New!
Pasal 29
Pasal 24-29
21. Penatausahaan Komitmen
27
Komitmen
Kontrak
Penetapan
Keputusan
Komitmen dalam bentuk
penetapan keputusan
didaftarkan suppliernya
Komitmen dalam bentuk
kontrak harus
didaftarkan kontrak dan
suppliernya
PPK mendaftarkan data
supplier (antara lain
nama, NPWP, dan nomor
rekening) dan data
kontrak (antara lain
nomor/tanggal kontrak,
nama rekanan, nilai
kontrak, jangka waktu dan
jadwal pembayaran) ke
KPPN.
Untuk Kontrak didaftarkan
ke KPPN paling lambat 5
hari kerja setelah
tandatangan kontrak
Penerbitan Nomor
Register Supplier dan
Nomor Register Kontrak
KPPN
Didaftarkan
Pasal 30
22. 28
Pengajuan
Tagihan
Belanja Pegawai
a) daftar perhitungan gaji pegawai yang
ditandatangani oleh PPABP, Bendahara
Pengeluaran, dan KPA/PPK;
b) daftar perhitungan tunjangan kinerja untuk
pembayaran tunjangan kinerja; daftar
perhitungan uang makan untuk pembayaran uang
makan;
c) daftar perhitungan uang lembur untuk pembayaran
uang lembur; dan
d) persyaratan lain sebagaimana diatur dalam
ketentuan pembayaran belanja pegawai.
Dokumen Persyaratan
Lainnya
Belanja Barang, Modal, Bansos, dll
a) surat tagihan penggunaan daya dan jasa yang sah
untuk pembayaran langganan daya dan jasa;
b) daftar perhitungan/nominatif perjalanan dinas
dan dokumen pendukunganya untuk pembayaran
perjalanan dinas;
c) jaminan dalam hal barang/jasa belum diterima;
d) pembayaran pengadaan tanah:
1) berita acara pelepasan hak atas tanah
atau penyerahan tanah;
2) surat pelepasan hak adat (apabila
diperlukan);
3) pernyataan dari pengadilan negeri yang
wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah
yang disengketakan bahwa pengadilan
negeri tersebut dapat menerima uang
penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah
sengketa;
4) persyaratan lainnya
e) persyaratan lainnya sebagaimana diatur dalam
peraturan menteri keuangan mengenai pembayaran
belanja barang, belanja modal, bantuan sosial,
dan belanja lainnya.
What’s New?
Dapat disampaikan secara
elektronik dalam hal telah
interkoneksi sistem
Pengajuan tagihan dilakukan
berdasarkan atas komitmen dan
bukti bukti yang sah untuk
memperoleh pembayaran, meliputi:
a) Prestasi pekerjaan/pengeluaran riil;
b) daftar perhitungan/nominatif penerima
pembayaran untuk yang lebih dari 1
(satu) penerima;
c) penyelesaian kewajiban perpajakan
dan/atau kewajiban kepada negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan;
dan/atau
d) persyaratan lainnya.
Tagihan
disampaikan ke
PPK paling lambat
5 hari kerja
setelah timbul
hak tagih
a) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
b) Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan/Barang;
c) Berita Acara Pembayaran;
d) Berita acara kemajuan pekerjaan;
dan/atau
e) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya
sesuai dengan ketentuan mengenai
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Bentuk
Prestasi Pekerjaan
Pasal 31
23. 28
Mekanisme
LS
What’s New?
Penjabaran pihak lain selaku
penerima pembayaran
Pasal 33-34
Prinsip utama pembayaran dilakukan dengan Mekanisme
LS kepada penerima hak pembayaran
Digunakan untuk pembayaran
kepada:
Aparatur negara, Penyedia,
dan/atau Pihak lain (meliputi
perseorangan, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah, lembaga non
pemerintah, organisasi
internasional, dan/atau badan
usaha.
Prinsip
Tujuan Pembayaran
Dapat dilakukan
melalui: Bendahara
pengeluaran,
Bank/Pos/Lembaga
Keuangan Bukan Bank.
Sesuai ketentuan
perundang undangan
Pelaksanaan
Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung
kepada penerima, maka dapat melalui;
1. Bendahara Pengeluaran (Honorarium,
perjadin atas dasar SK, belanja pegawai
kepada pegawai negeri, pejabat negara,
dan/atau pejabat lainnya setelah mendapat
persetujuan dari Kuasa BUN)
2. Bank/Pos/Lembaga Keuangan bukan Bank
(Belanja Bansos, Belanja Banper, sesuai
peraturan perundangan)
24. 28
Mekanisme
UP
What’s New?
• Besaran UP
• Maksimum Pembayaran
• Dispensasi UP
Pasal 31
Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari Satker
dan pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui
mekanisme LS, baik secara tunai maupun non tunai
Prinsip
Besaran
1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat
dibayarkan dengan UP dan paling banyak sebesar
Rp500 juta
New!
Jenis
Belanja
Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Lain-lain
Revolving apabila UP telah dipergunakan paling
sedikit 50% dan dilakukan minimal 1x per bulan
Maksimal sebesar Rp200 juta per penerima,
apabila melebihi harus mendapatkan izin Dirjen
Perbendaharaan
Maksimal Pembayaran
Revolving
New!
UP Tunai: UP yang diberikan dalam bentuk uang
tunai kepada BP/BPP melalui rekening
BP/BPP
UP KKP: uang muka kerja yang diberikan dalam
bentuk batasan belanja (limit) kredit
kepada BP/BPP
Bentuk UP
Batasan besaran pembayaran
dikecualikan untuk:
a) pembayaran honorarium;
b) perjalanan dinas;
c) kegiatan di luar negeri;
d) kegiatan kepresidenan/wakil
presiden;
e) kegiatan yang menyangkut
rahasia negara/intelejen;
f) pengadaan barang/jasa penyedia
di luar negeri;
g) iuran organisasi internasional;
h) kegiatan anggota MPR, DPR, dan
DPD, DPRD;
i) penanganan terorisme;
j) pengadaan
alutsista/alpalhankam; dan
k) penanganan bencana.
New!
25. 30
Tambahan
Uang Persediaan
Dalam hal UP pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia
untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak/tidak dapat
ditunda, KPA dapat mengajukan permohonan persetujuan TUP kepada
Kepala KPPN
1. Permohonan persetujuan TUP diajukan kepada Kepala KPPN
disertai rincian rencana penggunaan TUP.
2. Kepala KPPN dapat menyetujui atau menolak untuk keseluruhan
atau sebagian permohonan.
3. TUP harus dipertanggungjawabkan seluruhnya dalam waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan dapat dilakukan
secara bertahap. Kepala KPPN dapat memberikan surat teguran
dalam hal keterlambatan pertanggungjawaban TUP.
4. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara
paling lama 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu 1 (satu) bulan.
5. Perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu)
bulan, KPA mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala
KPPN.
Ketentuan
Pasal 38-39
27. Mekanisme Uang Persediaan (UP)
Mekanisme Langsung (LS)
32
Pengujian
Tagihan
• PPK melakukan pengujian materiil
terhadap tagihan yang diterima dan
kelengkapannya
• Pengujian dilakukan secara elektronik
terhadap kelengkapan dokumen,
kebenaran data penerima, dan
kebenaran perhitungan kewajban
• Tagihan yang tidak disampaikan dalam
bentuk elektronik akan diuji secara
manual
• Selain menguji hal tersebut diatas,
juga terhadap spesifikasi teknis,
kebenaran dan keabsahan bukti tagih,
serta ketepatan waktu
• Dalam hal pengujian tagihan sudah
sesuai ketentuan, PPK dapat
menerbitkan SPP-LS
Penyampaian SPP paling lambat;
1. 3 hari kerja >> aparatur
negara
2. 5 hari kerja >> pihak ke-3 dan
pihak lainnya
3. Tanggal 10 sebelum bulan
pembayaran untuk gaji
induk/bulanan
1. Bendahara Pengeluaran membuat daftar kebutuhan
UP
2. KPA menyampaikan permohonan persetujuan
besaran UP ke KPPN berdasarkan daftar
kebutuhan UP
3. KPPN memberikan persetujuan permohonan besaran
UP
4. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP kepada
KPA berdasarkan persetujuan besaran UP
5. Penerbitan dan penyampaian SPP-UP paling lama
2 hari kerja.
Pengajuan UP
Penggunaan UP
1. Pengujian PPK terhadap tagihan UP berlaku
mutatis mutandis dengan pengujian tagihan LS
2. PPK Melakukan pengujian materil terhadap
tagihan dan kelengkapan, kemudian menerbitkan
Surat Perintah Bayar (SPBY)
3. Pada penggunaan UP untuk uang muka, SPBy
disertai dengan Rencana Pelaksanaan dan
Rincian Kebutuhan Dana
4. Pengujian SPBy oleh BP/BPP meliputi;
Kelengkapan perintah, kebenaran hak tagih,
Ketersediaan dana, spesifikasi teknis, dan
ketepatan klasifikasi anggaran.
5. Bendahara dapat melakukan pembayaran apabila
SPBy sudah benar
Penerima Uang Muka
mempertanggungjawabkan
penggunaan maksimal 5
hari kerja
• SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
dan SPBy diterbitkan menggunakan
sistem aplikasi yang dikelola
Kementerian Keuangan
• SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
dan SPBy disahkan menggunakan
TTE tersertifikasi sesuai
peraturan perundang-undangan
What’s New?
Pertanggungjawaban
UP
1. Revolving dilakukan
selama dan yang
dibayarkan dengan UP
masih tersedia
2. Pengajuan penggantian UP
disertai dengan SPBy dan
kelengkapannya
3. Penggantian UP terdiri
dari Penggantian UP (GUP)
untuk revolving, dan GUP
Nihil untuk
pertanggungjawaban UP
Pasal
40-47
28. 33
Pengujian SPP dan Penyampaian SPM
• Dalam rangka penyelesaian tagihan, PPSPM melakukan
pengujian formal atas SPP beserta kelengkapannya
yang disampaikan dari PPK
• Pengujian dilakukan secara elektronik terhadap;
a) kelengkapan dokumen pendukung SPP;
b) kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik
PPK;
c) kebenaran pengisian format SPP;
d) ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan
DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;
e) kebenaran formal bukti yang menjadi pembayaran;
f) kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban
di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai
hak tagih;
g) kepastian telah terpenuhinya kewajiban
pembayaran kepada negara
h) kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan
pembayaran dalam perjanjian/kontrak; dan
i) ketepatan penggunaan kode bagan akun standar
antara SPP dengan DIPA/POK/ RKA Satker.
• Pengujian atas kelengkapan SPP yang disampaikan
tidak secara elektronik akan dilakukan secara
manual
• Dalam hal SPP telah sesuai, PPSPM dapat
menerbitkan SPM
Pengujian SPP
Jangka waktu pengujian SPP dan
Penerbitan SPM;
1. 2 hari kerja >> SPM UP/TUP
2. 3 hari kerja >> SPM PTUP
3. 4 hari kerja >> SPM GUP/GUP
Nihil
4. 4 hari kerja >> SPM LS
5. Tanggal 15 sebelum bulan
Pembayaran >> Gaji
Induk.Bulanan
Penyampaian
SPM ke KPPN
1. SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
disahkan menggunakan TTE
tersertifikasi sesuai peraturan
perundang-undangan yang dikelola
Kementerian Keuangan
2. Pengesahan SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP
Nihil/PTUP menggunakan
menggunakan TTE tersertifikasi
sesuai peraturan perundang-
undangan
New
Pasal 48-49
29. Pengujian SPM oleh KPPN dan Penerbitan SP2D
Penelitian SPM
Meliputi
a) kelengkapan SPM; dan
b) kebenaran SPM meliputi:
i. kebenaran dan keabsahan tanda tangan
elektronik pada SPM;
ii. kesesuaian penulisan/pengisian jumlah angka
dan huruf pada SPM; dan
iii. kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk
tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan.
34
Pengujian SPM
Meliputi:
a) menguji kebenaran perhitungan angka atas beban
APBN yang tercantum dalam SPM, yaitu kebenaran
jumlah belanja/pengeluaran dikurangi dengan jumlah
potongan/penerimaan dengan jumlah bersih dalam
SPM;
b) menguji ketersediaan dana pada DIPA dengan yang
dicantumkan pada SPM;
c) menguji kesesuaian tagihan dengan data
perjanjian/kontrak atau perubahan data pegawai
yangtelah disampaikan kepada KPPN; dan
d) menguji persyaratan pencairan dana.
Secara
Elektronik
Penerbitan SP2D
a) Penelitian dan pengujian secara elektronik
sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap
data/informasi pada sistem aplikasi.
b) Penerbitan SP2D dilakukan sesuai dengan prosedur
standar operasional dan norma waktu yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
mengakibatkan:
a) perubahan jumlah uang pada SPP, SPM, dan
SP2D;
b) sisa pagu anggaran pada DIPA menjadi
minus; atau
c) perubahan kode bagian anggaran, eselon
I, dan Satker.
Koreksi/Rala
t/Pembatalan
SP2D
New!
Pasal 50
(2)
Pasal 50
(3)
Pasal 51
Pasal 52
30. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, tata cara
penandatanganan, pengujian tanda tangan, dan penyampaian SPP dan
SPM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 masih tetap berlaku sepanjang belum dapat
dilakukan penerapan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi.
• Dalam rangka mempersiapkan sistem aplikasi dan Tanda Tangan
Elektronik tersertifikasi, Menteri Keuangan c.q. Direktur
Jenderal Perbendaharaan dapat menetapkan penahapan
implementasi pembayaran dengan sistem aplikasi dan Tanda
Tangan Elektronik tersertifikasi.
• Dalam hal sistem dan/atau tanda tangan elektronik
tersertifikasi belum tersedia atau tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, tata cara pembayaran atas beban APBN
diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembayaran atas
beban APBN diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
35
KETENTUAN PERALIHAN
LAIN-LAIN
KETENTUAN PENUTUP
Mencabut PMK Nomor 190/PMK.05/2012 jo. PMK 178/PMK.05/2018
Pasal 57
Pasal 54-56
Pasal 58