SlideShare a Scribd company logo
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Nomor 210/PMK.05/2022
tentang
Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan APBN
01
02
03
Simplifikasi proses pembayaran untuk
memudahkan dan mempercepat proses
pembayaran dalam rangka pelaksanaan
APBN
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
Penyempurnaan Pengaturan terkait Pejabat
Perbendaharaan dan mendukung jafung
pengelola keuangan APBN.
Penyempurnaan Pengaturan Pejabat
Perbendaharaan
Perkembangan teknologi dan informasi
yang dapat dioptimalisasikan untuk
modernisasi pembayaran dalam rangka
pelaksanaan APBN
Modernisasi Proses Pembayaran
Hal-hal lainnya yang menjadi substansi
pengaturan, diantaranya; Ruang Lingkup,
Komposisi dan Amanat Pengaturan
Hal-Hal Lainnya
04
Substansi Perubahan
2
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
Simplifikasi Proses Pembayaran
• Mengutamakan pembayaran secara langsung ke penerima
hak pembayaran
• Simplifikasi pembayaran dengan UP antara lain
terkait batasan besaran UP dan kebutuhan penggunaan
UP untuk kegiatan tertentu.
Simplifikasi Dokumen
• Simplifikasi format dan bentuk dokumen yang
diperlukan dalam proses pembayaran.
Simplifikasi Regulasi
• Substansi pengaturan yang lebih ringkas, umum,
tidak rigid, dan tanpa lampiran PMK sehingga dapat
lebih mudah mengakomodir perkembangan kedepan.
Modernisasi Proses Pembayaran
Penggunaan Dokumen Elektronik dan Tanda
Tangan Elektronik Tersertifikasi.
Pengujian Secara Elektronik
Penyampaian Dokumen Secara
Sistem
Penyempurnaan Pengaturan
Pejabat Perbendaharaan
Mendukung Jafung Pengelola APBN
• Mengutamakan jafung untuk diangkat sebagai pejabat
perbendaharaan
Penyempurnaan Pengaturan
• Nomenklatur baru Pengelola Basis Data Kepegawaian (PBDK)
• Penunjukan Pelaksana Tugas KPA dalam kondisi KPA
berhalangan
• Pengaturan pengangkatan Pejabat Perbendaharaan dari luar
Satker
• Kriteria pengangkatan PPK lebih dari satu
• Pembinaan standar kompetensi Pejabat Perbendaharaan
Ketentuan Lainnya
Komposisi
Lebih ringkas secara komposisi dan tidak memasukkan substansi
yang sudah diatur dalam PMK existing
Ruang Lingkup
Merupakan ketentuan yang berlaku secara umum dalam tata cara
pembayaran atas beban APBN sepanjang tidak diatur secara
khusus dalam PMK sektoral
Pengaturan lebih lanjut
Mengamanatkan pengaturan lebih lanjut untuk diatur oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Ketentuan Umum
berisi penjelasan istilah dalam
peraturan
I
BAB
Pengguna Anggaran dan
Bendahara Umum Negara
berisi kelembagaan PA meliputi
ketentuan umum DIPA dan kriteria
satker, kelembagaan BUN, dan pejabat
fungsional di bidang pengelolaan
keuangan APBN
II
BAB
Komitmen
berisi pembuatan komitmen dan
penatausahaan data kontrak dan data
supplier
III
BAB
Pengajuan Tagihan
Kepada Negara
berisi ketentuan tagihan dan
mekanisme pembayaran tagihan
IV
BAB
Pengujian dan
Penyelesaian Tagihan
berisi pengujian tagihan dan
penerbitan SPP, SPM, dan SP2D
secara elektronik
V
BAB
Pengawasan dan
Pengendalian Internal
berisi mekanisme pengawasan dan
pengendalian internal
VI
BAB
Ketentuan Peralihan
berisi ketentuan peralihan
pelaksanaan PMK
VIII
BAB
Ketentuan Penutup
berisi peraturan yang dicabut
sehubungan dengan penetapan PMK
IX
BAB
Terdiri dari
9 BAB, 59 Pasal, 32 Halaman
VII
BAB
Ketentuan Lain-Lain
Mengamanatkan kepada DJPb untuk
menetapkan penahapan implementasi
pembayaran dengan sistem dan
Tandatangan Tersertifikasi
Sistematika PMK
9
Pengguna Anggaran
dan Bendahara Umum Negara
1
Menteri Keuangan
selaku BUN
Kepala KPPN
selaku Kuasa BUN
Daerah
Dirjen
Perbendaharaan
selaku Kuasa BUN
Pusat
Pemisahan Kewenangan
15
PENGGUNA
ANGGARAN
BUN
Menteri/Kepala
Lembaga
selaku Pengguna
Anggaran (PA)
Kepala Satuan
Kerja
Selaku
Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)
PPK
(Pembuat
komitmen)
PPSPM
(Pengujian dan
Pembebanan
& Perintah
Pembayaran
Menetapkan
Menunjuk
SPP
Pengurusan
Administrasi
SPM
Pengurusan Pencairan Dana (Komtabel)
SP2D
Mendelegasikan Kewenangan
Pengguna Anggaran
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA)
1.Berlaku sebagai dasar pelaksanaan anggaran.
2.Berlaku untuk 1 tahun anggaran.
3.Batas pengeluaran tertinggi dan tidak dapat
dilampaui.
4.Tidak dapat melakukan tagihan apabila dana tidak
cukup/tidak tersedia kecuali untuk pembayaran gaji
dan tunjangan yang melekat pada gaji.
5.Pembayaran gaji dan tunjangan melekat dapat
mendahului revisi anggaran
16
1.Menyusun DIPA;
2.Merinci Bagian Anggaran yang dikelola oleh masing
masing satker
3.Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai
KPA (bersifat ex-officio)
4.Menetapkan Pejabat Perbendaharaan lainnya
5.Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan
anggaran yang dikelolanya;
Dilimpahkan ke KPA PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA
dlm hal:
a) Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
b) Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;
c) Satker yang dibentuk berdasarkan penugasan khusus;
d) Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
e) Satker Lembaga Negara.
Satuan Kerja
(Satker)
1.Satker melaksanakan kegiatan K/L dan memiliki kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran.
2.Standardisasi menjadi satker antara lain;
a) diberikan penugasan dan tanggung jawab untuk mengelola
kegiatan dan alokasi kegiatan;
b) memiliki unit-unit yang lengkap sebagai suatu entitas
yang melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pelaporan, dan akuntansi;
c) merupakan bagian dari struktur organisasi Kementerian
Negara/Lembaga dan/atau melaksanakan tugas fungsi
Kementerian Negara/Lembaga;
d) karakteristik tugas/kegiatan yang ditangani bersifat
kompleks/spesifik dan berbeda dengan kantor induknya; dan
e) lokasi Satker yang bersangkutan berada pada
provinsi/kabupaten/kota yang berbeda dengan kantor
induknya.
3.Satker penugasan khusus/karakteristik tertentu harus
memenuhi; syarat dari nomor 2b-2e, ada SK Menteri/Pimpinan
Lembaga, mengacu pada peraturan perundangan.
New!
Bertanggung jawab secara:
a. formil: tanggung jawab atas pengelolaan keuangan K/L yang
dipimpin
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran
yang
dihasilkan atas beban anggaran negara
Tugas dan Wewenang
Pasal 2-5
Bendahara
Umum Negara
17
a)kesesuaian penerima pembayaran berdasarkan perintah pembayaran
dari PPSPM; dan
b)ketepatan waktu penerbitan SP2D
Kuasa BUN Pusat
a) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka
pengendalian pelaksanaan anggaran negara;
b) melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran
anggaran; dan
c) melakukan penyusunan laporan keuangan tingkat Kuasa BUN Pusat.
Wewenang Paling Sedikit
Wewenang Paling Sedikit
Kuasa BUN Daerah
Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka
pencairan dana atas beban DIPA
Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada
SPM dan ketepatan waktu penerbitan SP2D
a) melaksanakan standar operasional prosedur pengujian SPM dan penerbitan
SP2D;
b) memastikan Satker menggunakan sistem dan prosedur pembayaran yang telah
distandardisasi oleh BUN;
c) memastikan Satker menyampaikan rencana penarikan dana yang tepat waktu dan
akurat;
d) melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran dalam rangka manajemen kas;
dan
e) memantau pencairan anggaran kepada penerima pembayaran.
Tugas
New!
New!
Pasal 18-19
Pejabat Perbendaharaan
(KPA, PPK, PPSPM, Bendahara)
2
Kuasa Pengguna Anggaran
1.Menyusun DIPA;
2.Menetapkan PPK dan PPSPM;
3.Menetapkan panitia/pejabat yang
terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
dan anggaran;
4.Menetapkan rencana pelaksanaan
kegiatan dan rencana pencairan dana;
5.Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara;
6.Melakukan pengujian tagihan dan
perintah pembayaran atas beban
anggaran negara;
7.Memberikan supervisi, konsultasi, dan
pengendalian pelaksanaan kegiatan dan
anggaran;
8.Mengawasi penatausahaan dokumen dan
transaksi yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
dan
9.Menyusun laporan keuangan dan kinerja
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
19
Tugas dan Wewenang
What’s New?
Jabatan KPA dianggap
berhalangan apabila;
Pelaksana Tugas KPA
Jabatan tidak terisi dan
menimbulkan lowongan jabatan
Pejabat definitif tidak
dapat bertugas > 45
hari kalender
Menteri/Pimpinan Lembaga
dapat menetapkan plt KPA
dengan ketentuan
a. pejabat 1 (satu) tingkat dibawah
kepala satker yang memiliki tusi
terkait keuangan/umum/rumah
tangga/tata usaha
kepegawaian/perlengakapan
b. pejabat 2 (dua) tingkat dibawah
kepala satker yang memiliki tusi
terkait keuangan dalam hal
pejabat pada huruf a berhalangan
c. Merupakan Pejabat pelaksana
tugas kepala Satker atau pejabat
lain selain kepala Satker dalam
hal pejabat pada huruf a dan
huruf b berhalangan atau
menjabat sebagai PPK
Tidak
menjabat
sebagai
PPK
Bertanggung jawab secara:
a. formil: tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan
wewenang KPA
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan
anggaran dan keluaran yang dihasilkan atas beban
anggaran negara Penetapan tidak terikat Tahun Anggaran dan
berakhir saat satker dilikuidasi atau tidak
mendapatkan anggaran DIPA
Pasal 6-9
Pejabat Pembuat Komitmen
1.Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana
penarikan dana;
2.Menerbitkan surat penunjukan penyedia
barang/jasa;
3.Membuat, menandatangani, dan melaksanakan
perjanjian dengan penyedia barang/jasa;
4.Melaksanakan kegiatan swakelola;
5.Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian
yang dilakukannya;
6.Mengendalikan pelaksanaan perikatan;
7.Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai
hak tagih kepada negara;
8.Membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain
yang dipersamakan dengan SPP;
9.Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan
kepada KPA;
10.Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan
kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan;
11.Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan;
12.Menerbitkan dan menyampaikan SPP ke PPSPM;
13.Menyampaikan rencana penarikan dana kepada KPPN;
dan
14.Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara.
20
Tugas dan Wewenang
Jabatan tidak
terisi
Bertanggung jawab terhadap:
a. Kebenaran materiil dan akibat dari penggunaan bukti hak
tagih
b. Kebenaran data supplier dan data kontrak
c. Keseseusaian barang/jasa dengan spesifikasi teknis
d. Penyelesaian pengujian tagihan dan penerbitan SPP tepat
waktu
Tugas dan Wewenang Lainnya
1.menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
2.memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara
oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara;
3.mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi
kegiatan;
4.memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada
negara; dan
5.menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa.
Dibantu oleh PPABP dan PPSPM untuk administrasi belanja pegawai
a. PPABP memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan
pengelolaan administrasi belanja pegawaiKebenaran data supplier
dan data kontrak
b. PBDK memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan
pengelolaan administrasi kepegawaian untuk pembayaran belanja
pegawai melalui interkoneksi antara aplikasi kepegawaian dengan
aplikasi gaji.
New!
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan
yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja
negara
Pasal 11-12
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
1.menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPP beserta dokumen
pendukung;
2.menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak
memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;
3.membebankan tagihan pada akun yang telah
disediakan;
4.menerbitkan SPM atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPM;
5.menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
hak tagih;
6.melakukan pemantauan atas ketersediaan pagu
anggaran, realisasi belanja, dan penggunaan
UP/TUP;
7.memperhitungkan kewajiban penerima hak tagihan
apabila penerima hak tagihan masih memiliki
kewajiban kepada negara;
8.menerbitkan dan menyampaikan SPM ke KPPN;
9.menyampaikan laporan atas pelaksanaan pengujian
dan perintah pembayaran kepada KPA secara
periodik; dan
10.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan
perintah pembayaran.
21
Tugas dan Wewenang
Bertanggung jawab terhadap:
a. kebenaran administrasi, kelengkapan administrasi, dan
keabsahan administrasi dokumen hak tagih yangmenjadi
dasar penerbitan SPM
b. kebenaran dan keabsahan atas SPM
c. akibat yang timbul dari pengujian SPP dan/atau penerbitan
SPM
d. ketepatan waktu penerbitan SPM dan penyampaian SPM kepada
KPPN.
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian
tagihan dan perintahpembayaran atas beban anggaran
negara
Pasal 13
Bendahara Pengeluaran
Menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan belanja negara dalam
pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian
Negara/Lembaga
22
Tugas dan Wewenang
Dibantu
Satu atau lebih Bendahara
Pengeluaran Pembantu
Pasal 15
Dalam hal pembayaran dengan mekanisme UP, Bendahara
melakukan pengujian terhadap SPBy yang diterbitkan oleh
PPK, diantaranya;
1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan PPK
2. Pemeriksaan kebenaran hak tagih, meliputi: Pihak yang
ditunjuk untuk penerima pembayaran, nilai tagihan
yang harus dibayar, dan jadwal waktu pembayaran
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
4. Pemeriksaan kesesuaian capaian keluaran antara
spesifikasi teknis yang disebutkan dalam penerimaan
barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan
dalam dokumen perjanjian/kontrak
5. Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan
klasifikasi anggaran
Pasal 43
(6)
KPA dapat menetapkan pejabat
perbendaharaan pengganti sementara
Ketentuan Lain terkait Pejabat Perbendaharaan
23
What’s New?
KPA dapat menetapkan pejabat
di luar Satuan Kerja sebagai PPK
dan/atau PPSPM dalam hal
kebutuhan organisasi dan diatur
dalam ketentuan perundang-
undangan, dengan ketentuan;
PPK, telah memiliki
sertifikat kompetensi PPK
PPSPM, telah memiliki
sertifikat kompetensi PPSPM
KPA agar berkoordinasi dengan K/L terkait
dan menyampaikan SK maksimal 5 hari kerja
setelah penandatanganan
Masa berlaku
Tidak terikat tahun anggaran dan
berakhir saat penetapan KPA berakhir
Pejabat Fungsional
Lain-lain
Berhalangan
Standar Kompetensi
Pejabat perbendaharaan harus memenuhi
standar Kompetensi mengikuti
Peraturan Menteri Keuangan mengenai
standar kompetensi kerja khusus bagi
KPA, PPK, dan PPSPM
PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan,
dan Bendahara Pengeluaran Pembantu diprioritaskan berasal
dari pejabat fungsional di bidang pengelolaan keuangan APBN
yang dibina oleh Kementerian Keuangan.
Pasal 20
Pasal
17
Pasal
14
Pasal 14-20
Komitmen
3
Jenis Komitmen
Komitmen
Dasar timbulnya hak tagih
Terdiri
dari
Kontrak
Penetapan
Keputusan
Jenis-Jenis
a)bukti pembelian/pembayaran;
b)kuitansi;
c)surat Perintah Kerja (SPK);
d)surat perjanjian;
e)Surat/bukti pesanan.
Jenis-Jenis
a)surat keputusan;
b)surat perintah;
c)surat tugas;
d)surat keterangan;
dan/atau
e)surat perjalanan dinas.
New!
25
Ditetapkan
oleh;
a) pejabat pembina
kepegawaian;
b) KPA;
c) PPK; atau
d) pejabat berwenang
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
Anggaran yang sudah terikat dengan komitmen tidak
dapat digunakan untuk kebutuhan lain.
!
Pasal 22
(3)
Pasal 22
(2)
Pasal 21
(3)
Pasal 21-23
Jenis-Jenis
Kontrak
• Diterbitkan Penyedia
• Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar,
Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, dan jumlah pembayaran
Bukti Pembelian/Pembayaran
• Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
• Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar,
Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, dan jumlah pembayaran
• Diterbitkan sebagai pengganti bukti pembayaran dalam hal penyedia tidak menerbitkan Bukti Pembelian dan/atau
Bukti Pembayaran tidak memenuhi persyaratan
Kuitansi
• Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
• Berisi perintah pelaksanaan pekerjaan kepada Penyedia
• Paling sedikit memuat; nama dan kode Satker, nomor dan tanggal surat, nama PPK, uraian barang/jasa, nama
penyedia, hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, nilai kontrak
Surat Perintah Kerja
• Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
• Berisi kesepakatan para pihak mengenai pekerjaan
• Paling sedikit memuat; nama dan kode Satker, nomor dan tanggal surat, nama PPK, uraian barang/jasa, nama
penyedia, hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, nilai kontrak
Surat Perjanjian
• Dibuat oleh PPK
• Ditujukan kepada penyedia barang/jasa dengan tujuan untuk memesan barang/jasa melalui e-purchasing sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
• Paling sedikit memuat; nama Pemesan, nama Penyedia, Barang/Jasa yang dipesan, spesifikasi teknis barang, dan
jumlah pembayaran
• Penggunaan surat/bukti pesanan untuk pengadaan barang/jasa dapat ditindaklanjuti dengan surat perintah kerja
atau surat perjanjian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Surat/Bukti Pesanan
What’s New?
Penambahan Surat/Bukti Pesanan
untuk menyesuaikan dengan
Perpres PBJ terbaru
26
Batasan pembayaran untuk
masing-masing jenis kontrak
berpedoman pada peraturan
perundang-undangan mengenai
pengadaan barang/jasa
pemerintah
New!
Pasal 29
Pasal 24-29
Penatausahaan Komitmen
27
Komitmen
Kontrak
Penetapan
Keputusan
Komitmen dalam bentuk
penetapan keputusan
didaftarkan suppliernya
Komitmen dalam bentuk
kontrak harus
didaftarkan kontrak dan
suppliernya
PPK mendaftarkan data
supplier (antara lain
nama, NPWP, dan nomor
rekening) dan data
kontrak (antara lain
nomor/tanggal kontrak,
nama rekanan, nilai
kontrak, jangka waktu dan
jadwal pembayaran) ke
KPPN.
Untuk Kontrak didaftarkan
ke KPPN paling lambat 5
hari kerja setelah
tandatangan kontrak
Penerbitan Nomor
Register Supplier dan
Nomor Register Kontrak
KPPN
Didaftarkan
Pasal 30
28
Pengajuan
Tagihan
Belanja Pegawai
a) daftar perhitungan gaji pegawai yang
ditandatangani oleh PPABP, Bendahara
Pengeluaran, dan KPA/PPK;
b) daftar perhitungan tunjangan kinerja untuk
pembayaran tunjangan kinerja; daftar
perhitungan uang makan untuk pembayaran uang
makan;
c) daftar perhitungan uang lembur untuk pembayaran
uang lembur; dan
d) persyaratan lain sebagaimana diatur dalam
ketentuan pembayaran belanja pegawai.
Dokumen Persyaratan
Lainnya
Belanja Barang, Modal, Bansos, dll
a) surat tagihan penggunaan daya dan jasa yang sah
untuk pembayaran langganan daya dan jasa;
b) daftar perhitungan/nominatif perjalanan dinas
dan dokumen pendukunganya untuk pembayaran
perjalanan dinas;
c) jaminan dalam hal barang/jasa belum diterima;
d) pembayaran pengadaan tanah:
1) berita acara pelepasan hak atas tanah
atau penyerahan tanah;
2) surat pelepasan hak adat (apabila
diperlukan);
3) pernyataan dari pengadilan negeri yang
wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah
yang disengketakan bahwa pengadilan
negeri tersebut dapat menerima uang
penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah
sengketa;
4) persyaratan lainnya
e) persyaratan lainnya sebagaimana diatur dalam
peraturan menteri keuangan mengenai pembayaran
belanja barang, belanja modal, bantuan sosial,
dan belanja lainnya.
What’s New?
Dapat disampaikan secara
elektronik dalam hal telah
interkoneksi sistem
Pengajuan tagihan dilakukan
berdasarkan atas komitmen dan
bukti bukti yang sah untuk
memperoleh pembayaran, meliputi:
a) Prestasi pekerjaan/pengeluaran riil;
b) daftar perhitungan/nominatif penerima
pembayaran untuk yang lebih dari 1
(satu) penerima;
c) penyelesaian kewajiban perpajakan
dan/atau kewajiban kepada negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan;
dan/atau
d) persyaratan lainnya.
Tagihan
disampaikan ke
PPK paling lambat
5 hari kerja
setelah timbul
hak tagih
a) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
b) Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan/Barang;
c) Berita Acara Pembayaran;
d) Berita acara kemajuan pekerjaan;
dan/atau
e) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya
sesuai dengan ketentuan mengenai
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Bentuk
Prestasi Pekerjaan
Pasal 31
28
Mekanisme
LS
What’s New?
Penjabaran pihak lain selaku
penerima pembayaran
Pasal 33-34
Prinsip utama pembayaran dilakukan dengan Mekanisme
LS kepada penerima hak pembayaran
Digunakan untuk pembayaran
kepada:
Aparatur negara, Penyedia,
dan/atau Pihak lain (meliputi
perseorangan, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah, lembaga non
pemerintah, organisasi
internasional, dan/atau badan
usaha.
Prinsip
Tujuan Pembayaran
Dapat dilakukan
melalui: Bendahara
pengeluaran,
Bank/Pos/Lembaga
Keuangan Bukan Bank.
Sesuai ketentuan
perundang undangan
Pelaksanaan
Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung
kepada penerima, maka dapat melalui;
1. Bendahara Pengeluaran (Honorarium,
perjadin atas dasar SK, belanja pegawai
kepada pegawai negeri, pejabat negara,
dan/atau pejabat lainnya setelah mendapat
persetujuan dari Kuasa BUN)
2. Bank/Pos/Lembaga Keuangan bukan Bank
(Belanja Bansos, Belanja Banper, sesuai
peraturan perundangan)
28
Mekanisme
UP
What’s New?
• Besaran UP
• Maksimum Pembayaran
• Dispensasi UP
Pasal 31
Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari Satker
dan pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui
mekanisme LS, baik secara tunai maupun non tunai
Prinsip
Besaran
1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat
dibayarkan dengan UP dan paling banyak sebesar
Rp500 juta
New!
Jenis
Belanja
Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Lain-lain
Revolving apabila UP telah dipergunakan paling
sedikit 50% dan dilakukan minimal 1x per bulan
Maksimal sebesar Rp200 juta per penerima,
apabila melebihi harus mendapatkan izin Dirjen
Perbendaharaan
Maksimal Pembayaran
Revolving
New!
UP Tunai: UP yang diberikan dalam bentuk uang
tunai kepada BP/BPP melalui rekening
BP/BPP
UP KKP: uang muka kerja yang diberikan dalam
bentuk batasan belanja (limit) kredit
kepada BP/BPP
Bentuk UP
Batasan besaran pembayaran
dikecualikan untuk:
a) pembayaran honorarium;
b) perjalanan dinas;
c) kegiatan di luar negeri;
d) kegiatan kepresidenan/wakil
presiden;
e) kegiatan yang menyangkut
rahasia negara/intelejen;
f) pengadaan barang/jasa penyedia
di luar negeri;
g) iuran organisasi internasional;
h) kegiatan anggota MPR, DPR, dan
DPD, DPRD;
i) penanganan terorisme;
j) pengadaan
alutsista/alpalhankam; dan
k) penanganan bencana.
New!
30
Tambahan
Uang Persediaan
Dalam hal UP pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia
untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak/tidak dapat
ditunda, KPA dapat mengajukan permohonan persetujuan TUP kepada
Kepala KPPN
1. Permohonan persetujuan TUP diajukan kepada Kepala KPPN
disertai rincian rencana penggunaan TUP.
2. Kepala KPPN dapat menyetujui atau menolak untuk keseluruhan
atau sebagian permohonan.
3. TUP harus dipertanggungjawabkan seluruhnya dalam waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan dapat dilakukan
secara bertahap. Kepala KPPN dapat memberikan surat teguran
dalam hal keterlambatan pertanggungjawaban TUP.
4. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara
paling lama 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu 1 (satu) bulan.
5. Perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu)
bulan, KPA mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala
KPPN.
Ketentuan
Pasal 38-39
Pengujian dan Penyelesaian
Tagihan
4
Mekanisme Uang Persediaan (UP)
Mekanisme Langsung (LS)
32
Pengujian
Tagihan
• PPK melakukan pengujian materiil
terhadap tagihan yang diterima dan
kelengkapannya
• Pengujian dilakukan secara elektronik
terhadap kelengkapan dokumen,
kebenaran data penerima, dan
kebenaran perhitungan kewajban
• Tagihan yang tidak disampaikan dalam
bentuk elektronik akan diuji secara
manual
• Selain menguji hal tersebut diatas,
juga terhadap spesifikasi teknis,
kebenaran dan keabsahan bukti tagih,
serta ketepatan waktu
• Dalam hal pengujian tagihan sudah
sesuai ketentuan, PPK dapat
menerbitkan SPP-LS
Penyampaian SPP paling lambat;
1. 3 hari kerja >> aparatur
negara
2. 5 hari kerja >> pihak ke-3 dan
pihak lainnya
3. Tanggal 10 sebelum bulan
pembayaran untuk gaji
induk/bulanan
1. Bendahara Pengeluaran membuat daftar kebutuhan
UP
2. KPA menyampaikan permohonan persetujuan
besaran UP ke KPPN berdasarkan daftar
kebutuhan UP
3. KPPN memberikan persetujuan permohonan besaran
UP
4. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP kepada
KPA berdasarkan persetujuan besaran UP
5. Penerbitan dan penyampaian SPP-UP paling lama
2 hari kerja.
Pengajuan UP
Penggunaan UP
1. Pengujian PPK terhadap tagihan UP berlaku
mutatis mutandis dengan pengujian tagihan LS
2. PPK Melakukan pengujian materil terhadap
tagihan dan kelengkapan, kemudian menerbitkan
Surat Perintah Bayar (SPBY)
3. Pada penggunaan UP untuk uang muka, SPBy
disertai dengan Rencana Pelaksanaan dan
Rincian Kebutuhan Dana
4. Pengujian SPBy oleh BP/BPP meliputi;
Kelengkapan perintah, kebenaran hak tagih,
Ketersediaan dana, spesifikasi teknis, dan
ketepatan klasifikasi anggaran.
5. Bendahara dapat melakukan pembayaran apabila
SPBy sudah benar
Penerima Uang Muka
mempertanggungjawabkan
penggunaan maksimal 5
hari kerja
• SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
dan SPBy diterbitkan menggunakan
sistem aplikasi yang dikelola
Kementerian Keuangan
• SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
dan SPBy disahkan menggunakan
TTE tersertifikasi sesuai
peraturan perundang-undangan
What’s New?
Pertanggungjawaban
UP
1. Revolving dilakukan
selama dan yang
dibayarkan dengan UP
masih tersedia
2. Pengajuan penggantian UP
disertai dengan SPBy dan
kelengkapannya
3. Penggantian UP terdiri
dari Penggantian UP (GUP)
untuk revolving, dan GUP
Nihil untuk
pertanggungjawaban UP
Pasal
40-47
33
Pengujian SPP dan Penyampaian SPM
• Dalam rangka penyelesaian tagihan, PPSPM melakukan
pengujian formal atas SPP beserta kelengkapannya
yang disampaikan dari PPK
• Pengujian dilakukan secara elektronik terhadap;
a) kelengkapan dokumen pendukung SPP;
b) kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik
PPK;
c) kebenaran pengisian format SPP;
d) ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan
DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;
e) kebenaran formal bukti yang menjadi pembayaran;
f) kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban
di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai
hak tagih;
g) kepastian telah terpenuhinya kewajiban
pembayaran kepada negara
h) kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan
pembayaran dalam perjanjian/kontrak; dan
i) ketepatan penggunaan kode bagan akun standar
antara SPP dengan DIPA/POK/ RKA Satker.
• Pengujian atas kelengkapan SPP yang disampaikan
tidak secara elektronik akan dilakukan secara
manual
• Dalam hal SPP telah sesuai, PPSPM dapat
menerbitkan SPM
Pengujian SPP
Jangka waktu pengujian SPP dan
Penerbitan SPM;
1. 2 hari kerja >> SPM UP/TUP
2. 3 hari kerja >> SPM PTUP
3. 4 hari kerja >> SPM GUP/GUP
Nihil
4. 4 hari kerja >> SPM LS
5. Tanggal 15 sebelum bulan
Pembayaran >> Gaji
Induk.Bulanan
Penyampaian
SPM ke KPPN
1. SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
disahkan menggunakan TTE
tersertifikasi sesuai peraturan
perundang-undangan yang dikelola
Kementerian Keuangan
2. Pengesahan SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP
Nihil/PTUP menggunakan
menggunakan TTE tersertifikasi
sesuai peraturan perundang-
undangan
New
Pasal 48-49
Pengujian SPM oleh KPPN dan Penerbitan SP2D
Penelitian SPM
Meliputi
a) kelengkapan SPM; dan
b) kebenaran SPM meliputi:
i. kebenaran dan keabsahan tanda tangan
elektronik pada SPM;
ii. kesesuaian penulisan/pengisian jumlah angka
dan huruf pada SPM; dan
iii. kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk
tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan.
34
Pengujian SPM
Meliputi:
a) menguji kebenaran perhitungan angka atas beban
APBN yang tercantum dalam SPM, yaitu kebenaran
jumlah belanja/pengeluaran dikurangi dengan jumlah
potongan/penerimaan dengan jumlah bersih dalam
SPM;
b) menguji ketersediaan dana pada DIPA dengan yang
dicantumkan pada SPM;
c) menguji kesesuaian tagihan dengan data
perjanjian/kontrak atau perubahan data pegawai
yangtelah disampaikan kepada KPPN; dan
d) menguji persyaratan pencairan dana.
Secara
Elektronik
Penerbitan SP2D
a) Penelitian dan pengujian secara elektronik
sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap
data/informasi pada sistem aplikasi.
b) Penerbitan SP2D dilakukan sesuai dengan prosedur
standar operasional dan norma waktu yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
mengakibatkan:
a) perubahan jumlah uang pada SPP, SPM, dan
SP2D;
b) sisa pagu anggaran pada DIPA menjadi
minus; atau
c) perubahan kode bagian anggaran, eselon
I, dan Satker.
Koreksi/Rala
t/Pembatalan
SP2D
New!
Pasal 50
(2)
Pasal 50
(3)
Pasal 51
Pasal 52
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, tata cara
penandatanganan, pengujian tanda tangan, dan penyampaian SPP dan
SPM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 masih tetap berlaku sepanjang belum dapat
dilakukan penerapan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi.
• Dalam rangka mempersiapkan sistem aplikasi dan Tanda Tangan
Elektronik tersertifikasi, Menteri Keuangan c.q. Direktur
Jenderal Perbendaharaan dapat menetapkan penahapan
implementasi pembayaran dengan sistem aplikasi dan Tanda
Tangan Elektronik tersertifikasi.
• Dalam hal sistem dan/atau tanda tangan elektronik
tersertifikasi belum tersedia atau tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, tata cara pembayaran atas beban APBN
diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembayaran atas
beban APBN diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
35
KETENTUAN PERALIHAN
LAIN-LAIN
KETENTUAN PENUTUP
Mencabut PMK Nomor 190/PMK.05/2012 jo. PMK 178/PMK.05/2018
Pasal 57
Pasal 54-56
Pasal 58
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Dr. Zar Rdj
 
Tata cara reviu rkakl
Tata cara reviu rkaklTata cara reviu rkakl
Tata cara reviu rkakl
Mohammad Syaiful
 
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah DaerahReviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Deddi Nordiawan
 
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdfSosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
KanwilYogya
 
Proposal zohri terbaru
Proposal zohri terbaruProposal zohri terbaru
Proposal zohri terbarulailatul zohri
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Ahmad Abdul Haq
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahkomar_adi
 
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
Ahmad Abdul Haq
 
Modul komitmen
Modul komitmenModul komitmen
Modul komitmen
Sri Haryati
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Dr. Zar Rdj
 
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan Desa
Sujatmiko Wibowo
 
Bagan Alir Permendagri 13 tahun 2006
Bagan Alir Permendagri 13 tahun 2006Bagan Alir Permendagri 13 tahun 2006
Bagan Alir Permendagri 13 tahun 2006
Rizki Amalia
 
Slide pmk 190_pmk_05_2012
Slide pmk 190_pmk_05_2012Slide pmk 190_pmk_05_2012
Slide pmk 190_pmk_05_2012
Tatang Suwandi
 
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaranPeran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Dr. Zar Rdj
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Deddi Nordiawan
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahyudi prihanto
 
Bagan Akun Standar
Bagan Akun StandarBagan Akun Standar
Bagan Akun Standar
KPDT
 
Pengawasan Belanja Hibah Pemerintah
Pengawasan Belanja Hibah PemerintahPengawasan Belanja Hibah Pemerintah
Pengawasan Belanja Hibah Pemerintah
Zainul Ulum
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
Sujatmiko Wibowo
 

What's hot (20)

Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
 
Tata cara reviu rkakl
Tata cara reviu rkaklTata cara reviu rkakl
Tata cara reviu rkakl
 
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah DaerahReviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
 
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdfSosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
Sosialisasi PMK Nomor 62 Tahun 2023.pdf
 
Proposal zohri terbaru
Proposal zohri terbaruProposal zohri terbaru
Proposal zohri terbaru
 
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen PerbendaharaanTata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
Tata Cara Revisi Anggaran Kewenangan Ditjen Perbendaharaan
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerah
 
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
SOP dan Peraturan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara)
 
Modul komitmen
Modul komitmenModul komitmen
Modul komitmen
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
 
Sakd modul 4
Sakd modul 4Sakd modul 4
Sakd modul 4
 
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan Desa
 
Bagan Alir Permendagri 13 tahun 2006
Bagan Alir Permendagri 13 tahun 2006Bagan Alir Permendagri 13 tahun 2006
Bagan Alir Permendagri 13 tahun 2006
 
Slide pmk 190_pmk_05_2012
Slide pmk 190_pmk_05_2012Slide pmk 190_pmk_05_2012
Slide pmk 190_pmk_05_2012
 
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaranPeran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
Peran apip inspektorat jenderal dalam redesign sistem penganggaran
 
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahModul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah Daerah
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
 
Bagan Akun Standar
Bagan Akun StandarBagan Akun Standar
Bagan Akun Standar
 
Pengawasan Belanja Hibah Pemerintah
Pengawasan Belanja Hibah PemerintahPengawasan Belanja Hibah Pemerintah
Pengawasan Belanja Hibah Pemerintah
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 

Similar to Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx

Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
suryasaputro4
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
WidiastutiRiduan1
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Evan Evianto
 
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptxMateri 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
SapriyandaYand
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Slide PMK 210 / 2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Slide PMK 210 / 2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBNSlide PMK 210 / 2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Slide PMK 210 / 2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
AguzzHartono1
 
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptxSesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
ssuserffd8d5
 
Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Arbyn Dungga
 
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
GilangMargana
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Inspektorat
 
Final PD_KPPN for Dummies (1).pdf
Final PD_KPPN for Dummies (1).pdfFinal PD_KPPN for Dummies (1).pdf
Final PD_KPPN for Dummies (1).pdf
KPPN Manokwari
 
Seksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdf
Seksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdfSeksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdf
Seksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdf
KPPNManokwari
 
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfSlide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
yudouyami
 
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmenTugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
hanifpurwanto
 
Slide pmk 190_pmk_05_2012
Slide pmk 190_pmk_05_2012Slide pmk 190_pmk_05_2012
Slide pmk 190_pmk_05_2012bprast1
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negaraatambua
 
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
Muljati Muli
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
ratna trenggalek
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negaraatambua
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Dyp The Magna
 

Similar to Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx (20)

Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
 
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptxMateri 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
Materi 2_Pelaksanaan Anggaran.pptx
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
 
Slide PMK 210 / 2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Slide PMK 210 / 2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBNSlide PMK 210 / 2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Slide PMK 210 / 2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
 
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptxSesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
Sesi 1 - Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah.pptx
 
Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210
 
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
0cf4f_PMK_190_PMK.05_2012_TATA_CARA_PEMBAYARAN_DLM_RANGKA_PELAKSANAAN_APBN_BA...
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
 
Final PD_KPPN for Dummies (1).pdf
Final PD_KPPN for Dummies (1).pdfFinal PD_KPPN for Dummies (1).pdf
Final PD_KPPN for Dummies (1).pdf
 
Seksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdf
Seksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdfSeksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdf
Seksi Pencairan Dana_KPPN for Dummies.pdf
 
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdfSlide-PMK-190_Materi-I.pdf
Slide-PMK-190_Materi-I.pdf
 
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmenTugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
Tugas & wewenang pejabat pembuat komitmen
 
Slide pmk 190_pmk_05_2012
Slide pmk 190_pmk_05_2012Slide pmk 190_pmk_05_2012
Slide pmk 190_pmk_05_2012
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
 
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
PAYMENT PROCESS FOR BUDGETED STATE SPENDING (Indonesia)
 
Pelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaranPelaksanaan anggaran
Pelaksanaan anggaran
 
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan NegaraUU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
 
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintahPp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
Pp no. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah
 

Recently uploaded

Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
DenniPratama2
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
projecttomarss
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
DwiSuprianto2
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
Zainul Ulum
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
ApriyandiIyan1
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
adminguntur
 

Recently uploaded (6)

Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdfBerita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
Berita Resmi Statistik materi-brs-2023-10-16.pdf
 
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contohslip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
slip gaji karyawan contoh slip gaji karyawan contoh
 
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakkRencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
Rencana Moderasi Lokakarya dua prgram guru penggerakk
 
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfCERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdf
 
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptxRapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
Rapat koordinasi penguatan kolaborasi_7 Juni 2024sent.pptx
 
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdfPPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
PPT SOSIALISASI DBHCHT Gempur Rokok Ilegal.pdf
 

Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pptx

  • 1. PERATURAN MENTERI KEUANGAN Nomor 210/PMK.05/2022 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
  • 2. 01 02 03 Simplifikasi proses pembayaran untuk memudahkan dan mempercepat proses pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran Penyempurnaan Pengaturan terkait Pejabat Perbendaharaan dan mendukung jafung pengelola keuangan APBN. Penyempurnaan Pengaturan Pejabat Perbendaharaan Perkembangan teknologi dan informasi yang dapat dioptimalisasikan untuk modernisasi pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN Modernisasi Proses Pembayaran Hal-hal lainnya yang menjadi substansi pengaturan, diantaranya; Ruang Lingkup, Komposisi dan Amanat Pengaturan Hal-Hal Lainnya 04 Substansi Perubahan 2
  • 3. Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran Simplifikasi Proses Pembayaran • Mengutamakan pembayaran secara langsung ke penerima hak pembayaran • Simplifikasi pembayaran dengan UP antara lain terkait batasan besaran UP dan kebutuhan penggunaan UP untuk kegiatan tertentu. Simplifikasi Dokumen • Simplifikasi format dan bentuk dokumen yang diperlukan dalam proses pembayaran. Simplifikasi Regulasi • Substansi pengaturan yang lebih ringkas, umum, tidak rigid, dan tanpa lampiran PMK sehingga dapat lebih mudah mengakomodir perkembangan kedepan.
  • 4. Modernisasi Proses Pembayaran Penggunaan Dokumen Elektronik dan Tanda Tangan Elektronik Tersertifikasi. Pengujian Secara Elektronik Penyampaian Dokumen Secara Sistem
  • 5. Penyempurnaan Pengaturan Pejabat Perbendaharaan Mendukung Jafung Pengelola APBN • Mengutamakan jafung untuk diangkat sebagai pejabat perbendaharaan Penyempurnaan Pengaturan • Nomenklatur baru Pengelola Basis Data Kepegawaian (PBDK) • Penunjukan Pelaksana Tugas KPA dalam kondisi KPA berhalangan • Pengaturan pengangkatan Pejabat Perbendaharaan dari luar Satker • Kriteria pengangkatan PPK lebih dari satu • Pembinaan standar kompetensi Pejabat Perbendaharaan
  • 6. Ketentuan Lainnya Komposisi Lebih ringkas secara komposisi dan tidak memasukkan substansi yang sudah diatur dalam PMK existing Ruang Lingkup Merupakan ketentuan yang berlaku secara umum dalam tata cara pembayaran atas beban APBN sepanjang tidak diatur secara khusus dalam PMK sektoral Pengaturan lebih lanjut Mengamanatkan pengaturan lebih lanjut untuk diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
  • 7. Ketentuan Umum berisi penjelasan istilah dalam peraturan I BAB Pengguna Anggaran dan Bendahara Umum Negara berisi kelembagaan PA meliputi ketentuan umum DIPA dan kriteria satker, kelembagaan BUN, dan pejabat fungsional di bidang pengelolaan keuangan APBN II BAB Komitmen berisi pembuatan komitmen dan penatausahaan data kontrak dan data supplier III BAB Pengajuan Tagihan Kepada Negara berisi ketentuan tagihan dan mekanisme pembayaran tagihan IV BAB Pengujian dan Penyelesaian Tagihan berisi pengujian tagihan dan penerbitan SPP, SPM, dan SP2D secara elektronik V BAB Pengawasan dan Pengendalian Internal berisi mekanisme pengawasan dan pengendalian internal VI BAB Ketentuan Peralihan berisi ketentuan peralihan pelaksanaan PMK VIII BAB Ketentuan Penutup berisi peraturan yang dicabut sehubungan dengan penetapan PMK IX BAB Terdiri dari 9 BAB, 59 Pasal, 32 Halaman VII BAB Ketentuan Lain-Lain Mengamanatkan kepada DJPb untuk menetapkan penahapan implementasi pembayaran dengan sistem dan Tandatangan Tersertifikasi Sistematika PMK 9
  • 9. Menteri Keuangan selaku BUN Kepala KPPN selaku Kuasa BUN Daerah Dirjen Perbendaharaan selaku Kuasa BUN Pusat Pemisahan Kewenangan 15 PENGGUNA ANGGARAN BUN Menteri/Kepala Lembaga selaku Pengguna Anggaran (PA) Kepala Satuan Kerja Selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) PPK (Pembuat komitmen) PPSPM (Pengujian dan Pembebanan & Perintah Pembayaran Menetapkan Menunjuk SPP Pengurusan Administrasi SPM Pengurusan Pencairan Dana (Komtabel) SP2D Mendelegasikan Kewenangan
  • 10. Pengguna Anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 1.Berlaku sebagai dasar pelaksanaan anggaran. 2.Berlaku untuk 1 tahun anggaran. 3.Batas pengeluaran tertinggi dan tidak dapat dilampaui. 4.Tidak dapat melakukan tagihan apabila dana tidak cukup/tidak tersedia kecuali untuk pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji. 5.Pembayaran gaji dan tunjangan melekat dapat mendahului revisi anggaran 16 1.Menyusun DIPA; 2.Merinci Bagian Anggaran yang dikelola oleh masing masing satker 3.Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai KPA (bersifat ex-officio) 4.Menetapkan Pejabat Perbendaharaan lainnya 5.Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang dikelolanya; Dilimpahkan ke KPA PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA dlm hal: a) Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner; b) Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I; c) Satker yang dibentuk berdasarkan penugasan khusus; d) Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau e) Satker Lembaga Negara. Satuan Kerja (Satker) 1.Satker melaksanakan kegiatan K/L dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran. 2.Standardisasi menjadi satker antara lain; a) diberikan penugasan dan tanggung jawab untuk mengelola kegiatan dan alokasi kegiatan; b) memiliki unit-unit yang lengkap sebagai suatu entitas yang melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan, dan akuntansi; c) merupakan bagian dari struktur organisasi Kementerian Negara/Lembaga dan/atau melaksanakan tugas fungsi Kementerian Negara/Lembaga; d) karakteristik tugas/kegiatan yang ditangani bersifat kompleks/spesifik dan berbeda dengan kantor induknya; dan e) lokasi Satker yang bersangkutan berada pada provinsi/kabupaten/kota yang berbeda dengan kantor induknya. 3.Satker penugasan khusus/karakteristik tertentu harus memenuhi; syarat dari nomor 2b-2e, ada SK Menteri/Pimpinan Lembaga, mengacu pada peraturan perundangan. New! Bertanggung jawab secara: a. formil: tanggung jawab atas pengelolaan keuangan K/L yang dipimpin b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran yang dihasilkan atas beban anggaran negara Tugas dan Wewenang Pasal 2-5
  • 11. Bendahara Umum Negara 17 a)kesesuaian penerima pembayaran berdasarkan perintah pembayaran dari PPSPM; dan b)ketepatan waktu penerbitan SP2D Kuasa BUN Pusat a) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka pengendalian pelaksanaan anggaran negara; b) melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran anggaran; dan c) melakukan penyusunan laporan keuangan tingkat Kuasa BUN Pusat. Wewenang Paling Sedikit Wewenang Paling Sedikit Kuasa BUN Daerah Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka pencairan dana atas beban DIPA Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada SPM dan ketepatan waktu penerbitan SP2D a) melaksanakan standar operasional prosedur pengujian SPM dan penerbitan SP2D; b) memastikan Satker menggunakan sistem dan prosedur pembayaran yang telah distandardisasi oleh BUN; c) memastikan Satker menyampaikan rencana penarikan dana yang tepat waktu dan akurat; d) melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran dalam rangka manajemen kas; dan e) memantau pencairan anggaran kepada penerima pembayaran. Tugas New! New! Pasal 18-19
  • 12. Pejabat Perbendaharaan (KPA, PPK, PPSPM, Bendahara) 2
  • 13. Kuasa Pengguna Anggaran 1.Menyusun DIPA; 2.Menetapkan PPK dan PPSPM; 3.Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan anggaran; 4.Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan dana; 5.Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara; 6.Melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban anggaran negara; 7.Memberikan supervisi, konsultasi, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan dan anggaran; 8.Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan 9.Menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 19 Tugas dan Wewenang What’s New? Jabatan KPA dianggap berhalangan apabila; Pelaksana Tugas KPA Jabatan tidak terisi dan menimbulkan lowongan jabatan Pejabat definitif tidak dapat bertugas > 45 hari kalender Menteri/Pimpinan Lembaga dapat menetapkan plt KPA dengan ketentuan a. pejabat 1 (satu) tingkat dibawah kepala satker yang memiliki tusi terkait keuangan/umum/rumah tangga/tata usaha kepegawaian/perlengakapan b. pejabat 2 (dua) tingkat dibawah kepala satker yang memiliki tusi terkait keuangan dalam hal pejabat pada huruf a berhalangan c. Merupakan Pejabat pelaksana tugas kepala Satker atau pejabat lain selain kepala Satker dalam hal pejabat pada huruf a dan huruf b berhalangan atau menjabat sebagai PPK Tidak menjabat sebagai PPK Bertanggung jawab secara: a. formil: tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang KPA b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran yang dihasilkan atas beban anggaran negara Penetapan tidak terikat Tahun Anggaran dan berakhir saat satker dilikuidasi atau tidak mendapatkan anggaran DIPA Pasal 6-9
  • 14. Pejabat Pembuat Komitmen 1.Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana; 2.Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa; 3.Membuat, menandatangani, dan melaksanakan perjanjian dengan penyedia barang/jasa; 4.Melaksanakan kegiatan swakelola; 5.Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian yang dilakukannya; 6.Mengendalikan pelaksanaan perikatan; 7.Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; 8.Membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP; 9.Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA; 10.Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan; 11.Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; 12.Menerbitkan dan menyampaikan SPP ke PPSPM; 13.Menyampaikan rencana penarikan dana kepada KPPN; dan 14.Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara. 20 Tugas dan Wewenang Jabatan tidak terisi Bertanggung jawab terhadap: a. Kebenaran materiil dan akibat dari penggunaan bukti hak tagih b. Kebenaran data supplier dan data kontrak c. Keseseusaian barang/jasa dengan spesifikasi teknis d. Penyelesaian pengujian tagihan dan penerbitan SPP tepat waktu Tugas dan Wewenang Lainnya 1.menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa; 2.memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; 3.mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi kegiatan; 4.memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan 5.menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barang/jasa. Dibantu oleh PPABP dan PPSPM untuk administrasi belanja pegawai a. PPABP memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan pengelolaan administrasi belanja pegawaiKebenaran data supplier dan data kontrak b. PBDK memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan pengelolaan administrasi kepegawaian untuk pembayaran belanja pegawai melalui interkoneksi antara aplikasi kepegawaian dengan aplikasi gaji. New! melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara Pasal 11-12
  • 15. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar 1.menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPP beserta dokumen pendukung; 2.menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 3.membebankan tagihan pada akun yang telah disediakan; 4.menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPM; 5.menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih; 6.melakukan pemantauan atas ketersediaan pagu anggaran, realisasi belanja, dan penggunaan UP/TUP; 7.memperhitungkan kewajiban penerima hak tagihan apabila penerima hak tagihan masih memiliki kewajiban kepada negara; 8.menerbitkan dan menyampaikan SPM ke KPPN; 9.menyampaikan laporan atas pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA secara periodik; dan 10.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran. 21 Tugas dan Wewenang Bertanggung jawab terhadap: a. kebenaran administrasi, kelengkapan administrasi, dan keabsahan administrasi dokumen hak tagih yangmenjadi dasar penerbitan SPM b. kebenaran dan keabsahan atas SPM c. akibat yang timbul dari pengujian SPP dan/atau penerbitan SPM d. ketepatan waktu penerbitan SPM dan penyampaian SPM kepada KPPN. melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan dan perintahpembayaran atas beban anggaran negara Pasal 13
  • 16. Bendahara Pengeluaran Menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga 22 Tugas dan Wewenang Dibantu Satu atau lebih Bendahara Pengeluaran Pembantu Pasal 15 Dalam hal pembayaran dengan mekanisme UP, Bendahara melakukan pengujian terhadap SPBy yang diterbitkan oleh PPK, diantaranya; 1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan PPK 2. Pemeriksaan kebenaran hak tagih, meliputi: Pihak yang ditunjuk untuk penerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, dan jadwal waktu pembayaran 3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan 4. Pemeriksaan kesesuaian capaian keluaran antara spesifikasi teknis yang disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak 5. Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan klasifikasi anggaran Pasal 43 (6)
  • 17. KPA dapat menetapkan pejabat perbendaharaan pengganti sementara Ketentuan Lain terkait Pejabat Perbendaharaan 23 What’s New? KPA dapat menetapkan pejabat di luar Satuan Kerja sebagai PPK dan/atau PPSPM dalam hal kebutuhan organisasi dan diatur dalam ketentuan perundang- undangan, dengan ketentuan; PPK, telah memiliki sertifikat kompetensi PPK PPSPM, telah memiliki sertifikat kompetensi PPSPM KPA agar berkoordinasi dengan K/L terkait dan menyampaikan SK maksimal 5 hari kerja setelah penandatanganan Masa berlaku Tidak terikat tahun anggaran dan berakhir saat penetapan KPA berakhir Pejabat Fungsional Lain-lain Berhalangan Standar Kompetensi Pejabat perbendaharaan harus memenuhi standar Kompetensi mengikuti Peraturan Menteri Keuangan mengenai standar kompetensi kerja khusus bagi KPA, PPK, dan PPSPM PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara Pengeluaran Pembantu diprioritaskan berasal dari pejabat fungsional di bidang pengelolaan keuangan APBN yang dibina oleh Kementerian Keuangan. Pasal 20 Pasal 17 Pasal 14 Pasal 14-20
  • 19. Jenis Komitmen Komitmen Dasar timbulnya hak tagih Terdiri dari Kontrak Penetapan Keputusan Jenis-Jenis a)bukti pembelian/pembayaran; b)kuitansi; c)surat Perintah Kerja (SPK); d)surat perjanjian; e)Surat/bukti pesanan. Jenis-Jenis a)surat keputusan; b)surat perintah; c)surat tugas; d)surat keterangan; dan/atau e)surat perjalanan dinas. New! 25 Ditetapkan oleh; a) pejabat pembina kepegawaian; b) KPA; c) PPK; atau d) pejabat berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Anggaran yang sudah terikat dengan komitmen tidak dapat digunakan untuk kebutuhan lain. ! Pasal 22 (3) Pasal 22 (2) Pasal 21 (3) Pasal 21-23
  • 20. Jenis-Jenis Kontrak • Diterbitkan Penyedia • Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, dan jumlah pembayaran Bukti Pembelian/Pembayaran • Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia • Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, dan jumlah pembayaran • Diterbitkan sebagai pengganti bukti pembayaran dalam hal penyedia tidak menerbitkan Bukti Pembelian dan/atau Bukti Pembayaran tidak memenuhi persyaratan Kuitansi • Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia • Berisi perintah pelaksanaan pekerjaan kepada Penyedia • Paling sedikit memuat; nama dan kode Satker, nomor dan tanggal surat, nama PPK, uraian barang/jasa, nama penyedia, hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, nilai kontrak Surat Perintah Kerja • Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia • Berisi kesepakatan para pihak mengenai pekerjaan • Paling sedikit memuat; nama dan kode Satker, nomor dan tanggal surat, nama PPK, uraian barang/jasa, nama penyedia, hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, nilai kontrak Surat Perjanjian • Dibuat oleh PPK • Ditujukan kepada penyedia barang/jasa dengan tujuan untuk memesan barang/jasa melalui e-purchasing sesuai dengan ketentuan yang berlaku • Paling sedikit memuat; nama Pemesan, nama Penyedia, Barang/Jasa yang dipesan, spesifikasi teknis barang, dan jumlah pembayaran • Penggunaan surat/bukti pesanan untuk pengadaan barang/jasa dapat ditindaklanjuti dengan surat perintah kerja atau surat perjanjian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Surat/Bukti Pesanan What’s New? Penambahan Surat/Bukti Pesanan untuk menyesuaikan dengan Perpres PBJ terbaru 26 Batasan pembayaran untuk masing-masing jenis kontrak berpedoman pada peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah New! Pasal 29 Pasal 24-29
  • 21. Penatausahaan Komitmen 27 Komitmen Kontrak Penetapan Keputusan Komitmen dalam bentuk penetapan keputusan didaftarkan suppliernya Komitmen dalam bentuk kontrak harus didaftarkan kontrak dan suppliernya PPK mendaftarkan data supplier (antara lain nama, NPWP, dan nomor rekening) dan data kontrak (antara lain nomor/tanggal kontrak, nama rekanan, nilai kontrak, jangka waktu dan jadwal pembayaran) ke KPPN. Untuk Kontrak didaftarkan ke KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah tandatangan kontrak Penerbitan Nomor Register Supplier dan Nomor Register Kontrak KPPN Didaftarkan Pasal 30
  • 22. 28 Pengajuan Tagihan Belanja Pegawai a) daftar perhitungan gaji pegawai yang ditandatangani oleh PPABP, Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK; b) daftar perhitungan tunjangan kinerja untuk pembayaran tunjangan kinerja; daftar perhitungan uang makan untuk pembayaran uang makan; c) daftar perhitungan uang lembur untuk pembayaran uang lembur; dan d) persyaratan lain sebagaimana diatur dalam ketentuan pembayaran belanja pegawai. Dokumen Persyaratan Lainnya Belanja Barang, Modal, Bansos, dll a) surat tagihan penggunaan daya dan jasa yang sah untuk pembayaran langganan daya dan jasa; b) daftar perhitungan/nominatif perjalanan dinas dan dokumen pendukunganya untuk pembayaran perjalanan dinas; c) jaminan dalam hal barang/jasa belum diterima; d) pembayaran pengadaan tanah: 1) berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah; 2) surat pelepasan hak adat (apabila diperlukan); 3) pernyataan dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang disengketakan bahwa pengadilan negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa; 4) persyaratan lainnya e) persyaratan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan menteri keuangan mengenai pembayaran belanja barang, belanja modal, bantuan sosial, dan belanja lainnya. What’s New? Dapat disampaikan secara elektronik dalam hal telah interkoneksi sistem Pengajuan tagihan dilakukan berdasarkan atas komitmen dan bukti bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran, meliputi: a) Prestasi pekerjaan/pengeluaran riil; b) daftar perhitungan/nominatif penerima pembayaran untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima; c) penyelesaian kewajiban perpajakan dan/atau kewajiban kepada negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan; dan/atau d) persyaratan lainnya. Tagihan disampaikan ke PPK paling lambat 5 hari kerja setelah timbul hak tagih a) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; b) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang; c) Berita Acara Pembayaran; d) Berita acara kemajuan pekerjaan; dan/atau e) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai dengan ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa pemerintah. Bentuk Prestasi Pekerjaan Pasal 31
  • 23. 28 Mekanisme LS What’s New? Penjabaran pihak lain selaku penerima pembayaran Pasal 33-34 Prinsip utama pembayaran dilakukan dengan Mekanisme LS kepada penerima hak pembayaran Digunakan untuk pembayaran kepada: Aparatur negara, Penyedia, dan/atau Pihak lain (meliputi perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, organisasi internasional, dan/atau badan usaha. Prinsip Tujuan Pembayaran Dapat dilakukan melalui: Bendahara pengeluaran, Bank/Pos/Lembaga Keuangan Bukan Bank. Sesuai ketentuan perundang undangan Pelaksanaan Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung kepada penerima, maka dapat melalui; 1. Bendahara Pengeluaran (Honorarium, perjadin atas dasar SK, belanja pegawai kepada pegawai negeri, pejabat negara, dan/atau pejabat lainnya setelah mendapat persetujuan dari Kuasa BUN) 2. Bank/Pos/Lembaga Keuangan bukan Bank (Belanja Bansos, Belanja Banper, sesuai peraturan perundangan)
  • 24. 28 Mekanisme UP What’s New? • Besaran UP • Maksimum Pembayaran • Dispensasi UP Pasal 31 Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari Satker dan pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme LS, baik secara tunai maupun non tunai Prinsip Besaran 1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan UP dan paling banyak sebesar Rp500 juta New! Jenis Belanja Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Lain-lain Revolving apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% dan dilakukan minimal 1x per bulan Maksimal sebesar Rp200 juta per penerima, apabila melebihi harus mendapatkan izin Dirjen Perbendaharaan Maksimal Pembayaran Revolving New! UP Tunai: UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai kepada BP/BPP melalui rekening BP/BPP UP KKP: uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk batasan belanja (limit) kredit kepada BP/BPP Bentuk UP Batasan besaran pembayaran dikecualikan untuk: a) pembayaran honorarium; b) perjalanan dinas; c) kegiatan di luar negeri; d) kegiatan kepresidenan/wakil presiden; e) kegiatan yang menyangkut rahasia negara/intelejen; f) pengadaan barang/jasa penyedia di luar negeri; g) iuran organisasi internasional; h) kegiatan anggota MPR, DPR, dan DPD, DPRD; i) penanganan terorisme; j) pengadaan alutsista/alpalhankam; dan k) penanganan bencana. New!
  • 25. 30 Tambahan Uang Persediaan Dalam hal UP pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak/tidak dapat ditunda, KPA dapat mengajukan permohonan persetujuan TUP kepada Kepala KPPN 1. Permohonan persetujuan TUP diajukan kepada Kepala KPPN disertai rincian rencana penggunaan TUP. 2. Kepala KPPN dapat menyetujui atau menolak untuk keseluruhan atau sebagian permohonan. 3. TUP harus dipertanggungjawabkan seluruhnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan dapat dilakukan secara bertahap. Kepala KPPN dapat memberikan surat teguran dalam hal keterlambatan pertanggungjawaban TUP. 4. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lama 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu 1 (satu) bulan. 5. Perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, KPA mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala KPPN. Ketentuan Pasal 38-39
  • 27. Mekanisme Uang Persediaan (UP) Mekanisme Langsung (LS) 32 Pengujian Tagihan • PPK melakukan pengujian materiil terhadap tagihan yang diterima dan kelengkapannya • Pengujian dilakukan secara elektronik terhadap kelengkapan dokumen, kebenaran data penerima, dan kebenaran perhitungan kewajban • Tagihan yang tidak disampaikan dalam bentuk elektronik akan diuji secara manual • Selain menguji hal tersebut diatas, juga terhadap spesifikasi teknis, kebenaran dan keabsahan bukti tagih, serta ketepatan waktu • Dalam hal pengujian tagihan sudah sesuai ketentuan, PPK dapat menerbitkan SPP-LS Penyampaian SPP paling lambat; 1. 3 hari kerja >> aparatur negara 2. 5 hari kerja >> pihak ke-3 dan pihak lainnya 3. Tanggal 10 sebelum bulan pembayaran untuk gaji induk/bulanan 1. Bendahara Pengeluaran membuat daftar kebutuhan UP 2. KPA menyampaikan permohonan persetujuan besaran UP ke KPPN berdasarkan daftar kebutuhan UP 3. KPPN memberikan persetujuan permohonan besaran UP 4. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP kepada KPA berdasarkan persetujuan besaran UP 5. Penerbitan dan penyampaian SPP-UP paling lama 2 hari kerja. Pengajuan UP Penggunaan UP 1. Pengujian PPK terhadap tagihan UP berlaku mutatis mutandis dengan pengujian tagihan LS 2. PPK Melakukan pengujian materil terhadap tagihan dan kelengkapan, kemudian menerbitkan Surat Perintah Bayar (SPBY) 3. Pada penggunaan UP untuk uang muka, SPBy disertai dengan Rencana Pelaksanaan dan Rincian Kebutuhan Dana 4. Pengujian SPBy oleh BP/BPP meliputi; Kelengkapan perintah, kebenaran hak tagih, Ketersediaan dana, spesifikasi teknis, dan ketepatan klasifikasi anggaran. 5. Bendahara dapat melakukan pembayaran apabila SPBy sudah benar Penerima Uang Muka mempertanggungjawabkan penggunaan maksimal 5 hari kerja • SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP dan SPBy diterbitkan menggunakan sistem aplikasi yang dikelola Kementerian Keuangan • SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP dan SPBy disahkan menggunakan TTE tersertifikasi sesuai peraturan perundang-undangan What’s New? Pertanggungjawaban UP 1. Revolving dilakukan selama dan yang dibayarkan dengan UP masih tersedia 2. Pengajuan penggantian UP disertai dengan SPBy dan kelengkapannya 3. Penggantian UP terdiri dari Penggantian UP (GUP) untuk revolving, dan GUP Nihil untuk pertanggungjawaban UP Pasal 40-47
  • 28. 33 Pengujian SPP dan Penyampaian SPM • Dalam rangka penyelesaian tagihan, PPSPM melakukan pengujian formal atas SPP beserta kelengkapannya yang disampaikan dari PPK • Pengujian dilakukan secara elektronik terhadap; a) kelengkapan dokumen pendukung SPP; b) kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik PPK; c) kebenaran pengisian format SPP; d) ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker; e) kebenaran formal bukti yang menjadi pembayaran; f) kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih; g) kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara h) kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/kontrak; dan i) ketepatan penggunaan kode bagan akun standar antara SPP dengan DIPA/POK/ RKA Satker. • Pengujian atas kelengkapan SPP yang disampaikan tidak secara elektronik akan dilakukan secara manual • Dalam hal SPP telah sesuai, PPSPM dapat menerbitkan SPM Pengujian SPP Jangka waktu pengujian SPP dan Penerbitan SPM; 1. 2 hari kerja >> SPM UP/TUP 2. 3 hari kerja >> SPM PTUP 3. 4 hari kerja >> SPM GUP/GUP Nihil 4. 4 hari kerja >> SPM LS 5. Tanggal 15 sebelum bulan Pembayaran >> Gaji Induk.Bulanan Penyampaian SPM ke KPPN 1. SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP disahkan menggunakan TTE tersertifikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang dikelola Kementerian Keuangan 2. Pengesahan SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP menggunakan menggunakan TTE tersertifikasi sesuai peraturan perundang- undangan New Pasal 48-49
  • 29. Pengujian SPM oleh KPPN dan Penerbitan SP2D Penelitian SPM Meliputi a) kelengkapan SPM; dan b) kebenaran SPM meliputi: i. kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik pada SPM; ii. kesesuaian penulisan/pengisian jumlah angka dan huruf pada SPM; dan iii. kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan. 34 Pengujian SPM Meliputi: a) menguji kebenaran perhitungan angka atas beban APBN yang tercantum dalam SPM, yaitu kebenaran jumlah belanja/pengeluaran dikurangi dengan jumlah potongan/penerimaan dengan jumlah bersih dalam SPM; b) menguji ketersediaan dana pada DIPA dengan yang dicantumkan pada SPM; c) menguji kesesuaian tagihan dengan data perjanjian/kontrak atau perubahan data pegawai yangtelah disampaikan kepada KPPN; dan d) menguji persyaratan pencairan dana. Secara Elektronik Penerbitan SP2D a) Penelitian dan pengujian secara elektronik sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap data/informasi pada sistem aplikasi. b) Penerbitan SP2D dilakukan sesuai dengan prosedur standar operasional dan norma waktu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan: a) perubahan jumlah uang pada SPP, SPM, dan SP2D; b) sisa pagu anggaran pada DIPA menjadi minus; atau c) perubahan kode bagian anggaran, eselon I, dan Satker. Koreksi/Rala t/Pembatalan SP2D New! Pasal 50 (2) Pasal 50 (3) Pasal 51 Pasal 52
  • 30. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, tata cara penandatanganan, pengujian tanda tangan, dan penyampaian SPP dan SPM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 masih tetap berlaku sepanjang belum dapat dilakukan penerapan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi. • Dalam rangka mempersiapkan sistem aplikasi dan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi, Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan dapat menetapkan penahapan implementasi pembayaran dengan sistem aplikasi dan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi. • Dalam hal sistem dan/atau tanda tangan elektronik tersertifikasi belum tersedia atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tata cara pembayaran atas beban APBN diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan. • Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembayaran atas beban APBN diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan. 35 KETENTUAN PERALIHAN LAIN-LAIN KETENTUAN PENUTUP Mencabut PMK Nomor 190/PMK.05/2012 jo. PMK 178/PMK.05/2018 Pasal 57 Pasal 54-56 Pasal 58