Dokumen tersebut merupakan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan dan pengembangan anggota di KOPHI Yogyakarta yang mengatur tentang definisi anggota, syarat keanggotaan, jenis keanggotaan, proses pendaftaran, jenjang keanggotaan, serta hak dan kewajiban setiap jenjang keanggotaan.
Materi yang dibawakan pada kegiatan Workshop Manajemen dan Otomasi Perpustakaan dengan tema "Peningkatan pelayanan perpustakaan melalui manajemen dasar dan otomasi perpustakaan" di Universitas Banten Jaya (UNBAJA), 29 April 2017. Kerjasama antara Komunitas SLiMS Banten dan Perpustakaan UNBAJA.
Materi yang dibawakan pada kegiatan Workshop Manajemen dan Otomasi Perpustakaan dengan tema "Peningkatan pelayanan perpustakaan melalui manajemen dasar dan otomasi perpustakaan" di Universitas Banten Jaya (UNBAJA), 29 April 2017. Kerjasama antara Komunitas SLiMS Banten dan Perpustakaan UNBAJA.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Sop pengelolaan dan pengembangan anggota(1)
1. STANDAR OPERATION PROCEDURE
KOPHI YOGYAKARTA
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN ANGGOTA
DIVISI : PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DIBUAT : 23/01/2018 REVISI : -
Tujuan :
- Menjelaskan penerapan
kebijakan pengelolaan dan
pengembangan anggota di
KOPHI Yogyakarta
berdasarkan AD ART dan
SOP Keanggotaan
Dasar Pembuatan :
- Anggaran Dasar KOPHI
- Anggaran Rumah
Tangga KOPHI
- SOP Keanggotaan
KOPHI Nasional
1. DEFINISI ANGGOTA
Berdasarkan Anggaran Dasar Koalisi Pemuda Hijau Indoneisa – tahun 2015, Anggota KOPHI adalah
setiap orang yang memenuhi syarat dan ketentuan keanggotaan serta telah disahkan secara resmi
menjadi anggota.
2. SYARAT DAN KETENTUAN KEANGGOTAAN
Berdasarkan Anggaran Dasar Koalisi Pemuda Hijau Indoneisa – tahun 2015, syarat dan ketentuan
keanggotaan KOPHI adalah :
a. Pemuda berusia 16 – 30 tahun.
Dalam penerapannya,syaratdanketentuantambahanuntukpenerimaananggotaKOPHIYogyakarta
antara lain :
b. Berusia maksimal 30 tahun pada saat pendaftaran.
c. Memiliki kemampuan fisik dan mental untuk menjalankan kegiatan organisasi
d. Tidak merokok atau bersedia berusaha berhenti merokok
e. Berdomisili di wilayah D.I Yogyakarta selama periode kepengurusan
f. Memiliki kepedulian dan wawasan tentang isu dan masalah lingkungan hidup.
g. Bersedia memberikan komitmen dan loyalitas terhadap KOPHI Yogyakarta
h. Bersedia memberikan kontribusi aktif dalam kegiatan dan pengembangan KOPHI
Yogyakarta.
i. Bersedia mengikuti seluruh agenda rekrutmen dan kaderisasi KOPHI Yogyakarta.
3. BENTUK KEANGGOTAAN
Berdasarkan Anggaran Dasar Koalisi Pemuda Hijau Indonesia – tahun 2015. Bentuk bentuk
keanggotaan yang diterapkan di KOPHI Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Anggota Utama, adalah anggota yang memenuhi syarat dan ketentuan keanggotaan
KOPHI, terdaftar melalui proses pendaftaran keanggotaan KOPHI, memiliki tanggung
jawab sebagai pengurus KOPHI dan memiliki Nomor Induk Anggota (NIA).
2. b. Anggota Kehormatan, adalah anggota utama yang telah berusia melebihi batas usia
anggota utama yaitu 30 tahun. Anggota utama memiliki Nomor Induk Anggota, namun
tidak memiliki tanggung jawab menjadi pengurus KOPHI.
c. Relawan, adalah pemuda yang berpartisipasi dalam kegiatan dan tugas kerja KOPHI,
memenuhi syarat dan ketentuan keanggotaan KOPHI, terdaftar melalui proses
pendaftaran keanggotaan KOPHI, bertanggung kepada pengurus KOPHI dan tidak
memiliki Nomor Induk Anggota (NIA).
4. BENTUK PENDAFTARAN KEANGGOTAAN
Berdasarkan SOP Keanggotaan Koalisi Pemuda Hijau Indonesia – tahun 2013 bentuk pendaftaran
keanggotaan yang diterapkan di KOPHI Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. Jalur penerimaan anggota terbagi menjadi dua jenis yaitu jalur penerimaan anggota
reguler dan jalur penerimaan relawan.
b. Jalur penerimaananggotaregulerdibukasatukali setiaptahunyaitu pada bulanjanuari,
untuk merekrut calon anggota KOPHI.
c. Jalurpenerimaanrelawandibukasecaraberkala setiapenambulan.Satukali penerimaan
dilakukan bersamaan dengan penerimaan reguler dan satu kali pada bulan agustus.
Penerimaan relawan juga dapat dilakukan secara insidentil apabila terdapat kebutuhan
sumber daya manusia secara khusus untuk kegiatan KOPHI.
d. Bentuk penerimaan anggota di KOPHI ada dua jenis yaitu Open Recruitment atau
Penerimaan Terbuka dan Closed Recruitment atau Penerimaan Tertutup.
e. Open Recruitment atau penerimaanterbukaadalahsistemperekrutanyangterbukadan
dipublikasikan secara umum.
f. Closed Recruitment atau penerimaan tertutup adalah sistem perekrutan berdasarkan
rekomendasi dari Badan Pengurus Harian dan anggota utama KOPHI.
g. Penerimaan anggota reguler dan relawan dilakukan secara umum dengan bentuk
penerimaan terbuka, namun Badan Pengurus Harian dapat memiliki kesempatan untuk
memberikan rekomendasi penerimaan calon anggota dan relawan.
h. Dalam situasi dan kondisi khusus yang ditentukan oleh Badan Pengurus Harian, proses
penerimaan relawan dapat hanya dilakukan dengan bentuk penerimaan tertutup.
5. ALUR PENERIMAAN ANGGOTA
Berdasarkan SOP Keanggotaan Koalisi Pemuda Hijau Indonesia – tahun 2013 alur dan proses
pendaftaran keanggotaan yang diterapkan di KOPHI Yogyakarta adalah sebagai berikut :
a. AlurPenerimaananggotapadajalurpenerimaanterbukamelalui prosespublikasi,seleksi
berkasdan wawancara. Sedangkanpada alur penerimaantertutuphanyamelalui proses
wawancara.
b. Publikasi merupakanproses untuk menyebarkan informasi penerimaan anggota secara
terbuka kepada umum. Penyebaran informasi dapat dilakukan dengan menggunakan
media cetak dan digital.
c. Seleksi berkas merupakan proses penerimaan berdasarkan informasi tertulis yang
diberikan pendaftar. Informasi yang dikumpulkan adalah informasi pribadi,pengalaman
organisasi, keahlian khusus, motivasi organisasi dan target organisasi.
3. d. Panduan untuk melakukan penyeleksianberkas terdapat pada “Panduan teknis seleksi
berkas”
e. Wawancara, merupakan proses yang wajib dilalui oleh pendaftar yang melalui open
recruitment maupun closed recruitment. Proses wawancara dilakukan satu kali untuk
setiap satu pendaftar sendiri, diwawancarai oleh pewawancara dari perwakilan masing
masing divisi yang didaftarkan.
f. Pendaftar yang diterima melalui jalur penerimaan anggota regular untuk calon anggota
ditetapkan sebagai calon anggota KOPHI Yogyakarta dan wajib menjalankan proses alur
kaderisasi untuk menjadi anggota muda dan anggota utama.
6. JENJANG KEANGGOTAAN
Mengacu pada SOPKeanggotaanKoalisi PemudaHijauIndonesia – tahun2013, terdapatjenjangdan
proses pembinaan anggota dari calon anggota sampai menjadi anggota utama. KOPHI Yogyakarta
membuat penerapan penjenjangan anggota sesuai dengan alur kaderisasi dan rencana penjagaan
silaturahi anggota KOPHI Yogyakarta dengan bentuk sebagai berikut :
a. Calonanggotamerupakantahapankeanggotaanyangpertamadijalani setelahdinyatakan
lolos diterima melalui proses perekrutan keanggotaan sampai dinyatakan ditetapkan
menjadi anggota muda.
b. Anggota muda merupakan tahapan keanggotaan yang dijalani setelah resmi ditetapkan
sebagai anggotamudalalumenerimaprosespembinaandanpercobaankeanggotaandan
mendapatkan evaluasi “behaviour evaluation” sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Anggota utama merupakan tahapan keanggotaan tetap bagi anggota KOPHI Yogyakarta
yang ditandai denganpenetapansebagai pengurusKOPHIYogyakartadan mendapatkan
Nomor Induk Anggota.
d. Anggota Ahli merupakan tahapan keanggotaan yang ditawarkan kepada anggota utama
yang telahmenyelesaikanmasabakti padaperiode kepengurusannyauntukmemberikan
pengalaman dan keahliannya untuk pengembangan KOPHI Yogyakarta.
7. HAK DAN KEWAJIBAN CALON ANGGOTA
Hak dan kewajiban Anggota berdasarkan AnggaranRumah Tangga Koalisi Pemuda Hijau Indonesia –
tahun2015 dijabarkanlebihlanjutuntukditerapkansebagai HakdankewajibanCalonAnggotaKOPHI
Yogyakarta dengan penjelasan sebagai berikut :
HAK
a. Mendapatkan sarana informasi dan fasilitas yang disediakan oleh Pengurus KOPHI pada
masa percobaan keanggotaan.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan atau diinformasikan oleh Pengurus
KOPHI pada masa percobaan keanggotaan.
c. Menyampaikan aspirasinya untuk pengembangan diri, program kerja, maupun KOPHI
Yogyakarta secara keseluruhan kepada pengurus KOPHI Yogyakarta.
d. Mendapatkan kesempatan untuk memilih melanjutkan proses pembinaan menjadi
anggota muda atau menjadi relawan.
KEWAJIBAN
4. a. Turut serta dalam mewujudkan visi dan misi KOPHI
b. Mematuhi AD/ART serta keputusan-keputusan di dalam KOPHI
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik KOPHI.
d. Bertanggungjawabatassegalasaranainformasi danfasilitasyangdisediakanolehKOPHI.
e. Mengikuti masa percobaan keanggotaan dan proses pembinaan yang ditetapkan oleh
Pengurus Harian dan divisi PSDMKOPHI.
8. HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA MUDA
Hak dan kewajiban Anggota berdasarkan AnggaranRumah Tangga Koalisi Pemuda Hijau Indonesia –
tahun2015 dijabarkanlebihlanjutuntukditerapkansebagaiHakdankewajibanAnggotaMudaKOPHI
Yogyakarta dengan penjelasan sebagai berikut :
HAK
a. Mendapatkan sarana informasi dan fasilitas yang disediakan oleh KOPHI.
b. Berpartisipasi dalam seluruh kegiatan yang diadakan atas nama KOPHI.
c. Mewakili KOPHI untuk mengikuti kegiatan di luar KOPHI.
d. Membela diri dan / atau dibela jika dikenakan sanksi dalam lingkup internal KOPHI.
e. MemilihAnggotautamauntukmengisi posisi dewanpengurusdaerahKOPHIYogyakarta
f. Memilih dan dipilih untuk mengisi struktur utama kepanitiaan dalam lingkup internal
KOPHI.
KEWAJIBAN
a. Turut serta dalam mewujudkan visi dan misi KOPHI
b. Mematuhi AD/ART serta keputusan-keputusan di dalam KOPHI
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik KOPHI.
d. Bertanggungjawabatassegalasaranainformasi danfasilitasyangdisediakanolehKOPHI.
e. Mengikuti proses pembinaan yang ditetapkan oleh Pengurus Harian dan divisi PSDM
KOPHI.
f. Membayar iuran keanggotaan sesuai dengan ketentuan yang diterapkan KOPHI
Yogyakarta.
9. HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA UTAMA
Hak dan kewajiban Anggota berdasarkan AnggaranRumah Tangga Koalisi Pemuda Hijau Indonesia –
tahun2015 dijabarkanlebihlanjutuntukditerapkansebagaiHakdankewajibanAnggotaUtamaKOPHI
Yogyakarta dengan penjelasan sebagai berikut :
HAK
a. Mendapatkan sarana informasi dan fasilitas yang disediakan oleh KOPHI.
b. Berpartisipasi dalam seluruh kegiatan yang diadakan atas nama KOPHI.
c. Mewakili KOPHI untuk mengikuti kegiatan di luar KOPHI.
d. Menyampaikan pendapat dan suaranya dalam pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus
KOPHI Yogyakarta.
e. Membela diri dan / atau dibela jika dikenakan sanksi dalam lingkup internal KOPHI.
f. Memilih dan dipilih menjadi dewan pengurus daerah KOPHI Yogyakarta.
5. g. Memilih dan dipilih untuk mengisi struktur utama kepanitiaan dalam lingkup internal
KOPHI.
h. Mendapatkanrekomendasi danketerangankeaktifan pengurus organisasisesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
KEWAJIBAN
a. Turut serta dalam mewujudkan visi dan misi KOPHI
b. Mematuhi AD/ART serta keputusan-keputusan di dalam KOPHI
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik KOPHI.
d. Bertanggungjawabatassegalasaranainformasi danfasilitasyangdisediakanolehKOPHI.
e. Membayar iuran keanggotaan sesuai dengan ketentuan yang diterapkan KOPHI
Yogyakarta.
10. HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA AHLI
Hak dan kewajiban Anggota berdasarkan AnggaranRumah Tangga Koalisi Pemuda Hijau Indonesia –
tahun 2015 dijabarkan lebih lanjut untukditerapkan sebagai Hak dan kewajiban Anggota Ahli KOPHI
Yogyakarta dengan penjelasan sebagai berikut :
HAK
a. Mendapatkan sarana informasi dan fasilitas yang disediakan oleh KOPHI.
b. Berpartisipasi dalam seluruh kegiatan yang diadakan atas nama KOPHI.
c. Menyampaikan pendapat dan suaranya dalam pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus
KOPHI Yogyakarta.
d. Membela diri dan / atau dibela jika dikenakan sanksi dalam lingkup internal KOPHI.
e. MemilihAnggotautamauntukmengisi posisi dewanpengurusdaerahKOPHIYogyakarta
f. Meminta penjelasan dan memberikan rekomendasi kepada pengurus harian KOPHI
Yogyakarta dalam upaya pengembangan organisasi.
KEWAJIBAN
a. Turut serta dalam mewujudkan visi dan misi KOPHI
b. Mematuhi AD/ART serta keputusan-keputusan di dalam KOPHI
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik KOPHI.
d. Bertanggungjawabatassegalasaranainformasi danfasilitasyangdisediakanolehKOPHI.
11. HAK DAN KEWAJIBAN RELAWAN
Hak dan kewajiban Anggota berdasarkan AnggaranRumah Tangga Koalisi Pemuda Hijau Indonesia –
tahun 2015 dijabarkan lebih lanjut untukditerapkan sebagai Hak dan kewajiban Anggota Ahli KOPHI
Yogyakarta dengan penjelasan sebagai berikut :
HAK
a. Mendapatkan sarana informasi dan fasilitas yang disediakan oleh KOPHI Yogyakarta
b. Berpartisipasi dalam kegiatan yang diinformasikan oleh pengurus KOPHI Yogyakarta
c. Menyampaikan aspirasinya untuk pengembangan diri, program kerja, maupun KOPHI
Yogyakarta secara keseluruhan kepada pengurus KOPHI Yogyakarta
6. d. Mengikuti kepanitiaan kegiatan KOPHI Yogyakarta sesuai koordinasi pengurus KOPHI
Yogyakarta
e. Mendapatkan surat keterangan relawan KOPHI setelah periode relawan berakhir
KEWAJIBAN
a. Turut serta dalam mewujudkan visi dan misi KOPHI
b. Mematuhi AD/ART serta keputusan-keputusan di dalam KOPHI
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik KOPHI.
d. Bertanggungjawabatassegalasaranainformasi danfasilitasyangdisediakanolehKOPHI.
12. PENGELOLAAN RELAWAN
Untuk memperjelas bentuk bentuk pengelolaan untuk relawan diterapkan standar pengelolaan
relawan untuk KOPHI Yogyakarta sebagai berikut :
a. Satu periode kerelawanan di KOPHI Yogyakarta berlangsung selama enam bulan.
b. Pembukaan penerimaanrelawan KOPHI dilakukan dua kali selama satu tahun dan dapat
dilakukan penerimaan secara insidentil untuk memenuhi kebutuhan sumber daya
manusia khusus yang dibutuhkan KOPHI Yogyakarta
c. Sebelum resmi diterima menjadi relawan KOPHI, calon relawan wajib untuk mengikuti
orientasi relawan.
d. Orientasi relawan dilakukanpada setiap proses penerimaan relawan untukmemberikan
gambarankepadacalonrelawanmengenaihakdankewajibanrelawanKOPHI,danbentuk
bentuk kegiatan yang dapat diikuti oleh relawan KOPHI.
e. Pengurus Harian mempersiapkan informasi kepada relawan mengenai gambaran
kegiatan, tugas dan fungsi yang akan dilakukan oleh relawan pada kegiatan, dan
kebutuhan relawan pada kegiatan.
f. Relawan berhak untuk mengikuti kegiatan internal yang berhubungan dengan
pengembangan wawasan dan pengakraban. Namun tidak berhak untuk mengikuti
kegiatanyangberhubungandengankaderisasidanpengembangankapasitassumberdaya
manusia.
g. Relawanberhakmenerimasemuafasilitasyangsamadengananggotauntukmendukung
kerja pada kepanitiaan yang diikuti di internal KOPHI.
h. Relawan berhak mendapatkan sertifikat kerelawanan KOPHI di akhir periode
kerelawanannya apabila memenuhi penilaian keaktifan relawan selama masa periode
kerelawanan.
i. Setelahmasaperiode kerelawananselesai relawanmemilikikesempatanuntukmengikuti
penerimaanrelawanperiodeselanjutnyaataumenyelesaikanperiode kerelawanannya.
j. Relawanyangtelahmenyelesaikanperiodekerelawanannyamemiliki kesempatanuntuk
mendapatkan rekomendasi penerimaan tertutup untuk mengikuti penerimaan anggota
regular.
13. PEMBINAAN ANGGOTA
a. Pembinaan anggota KOPHI Yogyakarta adalah rangkaian proses pengembangan kapasitas
yangdilakukansecarabertahapdansistematisuntukmempersiapkancalonanggotauntuk
7. menjadi anggota utama yang mengerti KOPHI secara menyeluruh serta mampu menjadi
representatif KOPHI dalam berbagai kesempatan.
b. Tujuan pembinaan anggota KOPHI Yogyakarta adalah memberikan pemahaman
keorganisasian KOPHI Yogyakarta secara menyeluruh; menanamkan nilai nilai budaya
organisasi KOPHI;memberikanwawasandanorientasi pelestarianlingkungan;membentuk
keakraban dan kerjasama tim yang baik; dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan
untuk siap menjadi pengurus KOPHI Yogyakarta.
c. Badan Pengurus Harian dan Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia bersama sama
bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan anggota KOPHI Yogyakarta.
d. Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia memiliki tanggung jawab untuk
merencanakan, menyelenggarakan dan mengevaluasi seluruh kegiatan pembinaan
anggota KOPHI Yogyakarta.
e. Alur proses pembinaan anggota KOPHI Yogyakarta melalui tahapan sebagai berikut
orientasi anggota; masa percobaan anggota; pendidikan dan pelatihan dasar; masa
pembinaan anggota; pendidikan dan pelatihan lanjutan.
f. Orientasi anggota diselenggarakan pertama kali setelah pengumuman akhir penerimaan
calon anggota baru KOPHI. Orientasi anggota memiliki tujuan untuk memperkenalkan
anggota baru tentang tujuan, sejarah, bentuk organisasi KOPHI Yogyakarta. Orientasi
anggota juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan pengurus dan anggota utama
KOPHI Yogyakarta dengan calon anggota.
g. Masa percobaan anggota merupakan tahap percobaan calon anggota untuk mengikuti
pertemuan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh KOPHI Yogyakarta. Setelah melalui
masa percobaan anggota, calon anggota memiliki kesempatan untuk ditetapkanmenjadi
anggota muda.
h. Pendidikandanpelatihandasar (Diklatsar) memilikitujuanuntukmemberikanpemahaman
tentang nilai nilai, peraturan dan budaya organisasi KOPHI Yogyakarta. Diklatsar juga
bertujuan untuk membentuk kerjasama tim yang baik antar anggota dan melatih
keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi anggota KOPHI Yogyakarta.
i. Masa pembinaan anggota merupakan tahapan bagi anggota muda untuk mengikuti
kegiatandanpertemuanKOPHIdi strukturdivisidanstrukturkepanitiaansebagai anggota
yang berada dalam bimbingan dan pengawasan dari pengurus harian KOPHI.
j. Pendidikandanpelatihanlanjutan(Dikjut)memiliki tujuanuntukmemberikanpemahaman
yang lebih mendalam tentang pengelolaan keorganisasian KOPHI Yogyakarta;
memperkenalkan AD, ART, GBHO dan SOP; dan membentuk kemampuan dan mental
kepemimpinan untuk mempersiapkan diri menjadi pengurus.
k. Setelah mengikuti masa pembinaan dan Dikjut maka pengurus harian akan melakukan
evaluasi keanggotaan melalui “Behaviour Checklist” kepada anggota muda.
l. Anggota muda yang telah mendapatkan evaluasi keanggotaan dan memenuhi semua
proses pembinaan berhak untuk mendapatkan kesempatan ditetapkan menjadi anggota
utama dan mendapatkan Nomor Induk Anggota.
14. PENGELOLAAN ANGGOTA
a. Pengelolaan anggota KOPHI Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan tata kelola sumber
daya manusia organisasi yang memberdayakan, mengembangkan, dan memberikan
manfaat untuk anggota dan organisasi KOPHI Yogyakarta.
8. b. Pengelolaan anggota KOPHI Yogyakarta berasaskan profesionalitas, kekeluargaan dan
gotong royong.
c. Badan Pengurus Harian dan Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia bersama sama
bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan anggota KOPHI Yogyakarta.
d. Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia bertanggung jawab untuk merencanakan,
melaksanakandanmengevaluasistrategidankegiatanpemberdayaandanpengembangan
kapasitas anggota KOPHI Yogyakarta.
e. Kepala divisi dan wakil kepala divisi bertanggung jawab untuk merencanakan,
melaksanakandanmengevaluasistrategidankegiatan pemberdayaandanpengembangan
kapasitas anggota di divisinya.
f. Anggota dan pengurus di divisi bertanggung jawab sebagai sumber daya manusia utama
untuk pelaksanaan kegiatan dan program kerja yang berada di divisinya.
g. Sebuah kegiatan, event atau program kerja dapat melibatkan sumber daya manusia dari
luar divisi pelaksana dan relawan atas beberapa pertimbangan antara lain kebutuhan
sumber daya manusia untuk kepanitiaan atau keterlibatan perwakilan antar divisi.
h. Pertimbangan untuk melibatkan sumber daya manusia dari luar divisi pelaksana dan
relawan wajib mendapatkan persetujuan dari pengurus harian dan ketua umum.
i. Ketuadivisi danwakilketuadivisi memiliki tanggungjawabuntukmengawasidanmenjaga
keaktifan anggota pada kegiatan divisi dan kegiatan KOPHI secara umum.
j. Pengurusdananggotawajibmenciptakankomunikasiyangmembangunsecaraaktif untuk
menjaga silaturahmi yang baik dan mengkonfirmasikan keaktifan setiap anggota yang
berada di KOPHI Yogyakarta.
k. Anggota dapat mengajukan izin keaktifan apabila memiliki rencana untuk tidak aktif
sementaradari kegiatanorganisasikarenamemiliki tanggungjawabakademik,mengalami
sakit atau cedera, urusan keluarga dan hal lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
l. Izin keaktifan diajukan melalui ketua divisi kepada divisi pengembangan sumber daya
manusia dan mendapatkan persetujuan dari pengurus harian dan ketua umum.
m. Anggota dapat meminta rekomendasi untuk mendapatkan surat keterangan aktif
organisasi dengan syarat : anggota utama, minimal hadir 5 kali pada rapat kepanitiaan,
divisi atau KOPHI yang terakhir dilaksanakan dalam waktu 3 bulan sebelum permintaan
rekomendasi, mendapatkan rekomendasi keaktifan dari ketua divisi, mendapatkan
keterangan lunas iuran kas dari bendahara umum.