Dokumen ini membahas obesitas dan penatalaksanaannya di Puskesmas Ranugedang. Prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan merupakan faktor risiko penyakit tidak menular. Dokumen ini memberikan prosedur penatalaksanaan pasien obesitas secara non-farmasi meliputi perubahan pola makan, aktivitas fisik, dan edukasi kesehatan.
berisi tentang materi pembinaan untu kader posyandu. bagaimana itu posyandu, tujuan posyandu. tugas dan pembagian kader di posyandu. hal-hal yang dilakukan oleh kader di posyandu. baik itu sebelum hari pelaksanaan, hari pelaksanaan maupun setelah hari pelaksanaan posyandu.
berisi tentang materi pembinaan untu kader posyandu. bagaimana itu posyandu, tujuan posyandu. tugas dan pembagian kader di posyandu. hal-hal yang dilakukan oleh kader di posyandu. baik itu sebelum hari pelaksanaan, hari pelaksanaan maupun setelah hari pelaksanaan posyandu.
Materi ke-3 dari rangkaian pembelajaran RUKUNS Batch 18 dengan tujuan NST mampu menyusun tabel Rencana Usulan Kegiatan NS (RUKUNS) yang merupakan rangkaian akhir.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Materi ke-3 dari rangkaian pembelajaran RUKUNS Batch 18 dengan tujuan NST mampu menyusun tabel Rencana Usulan Kegiatan NS (RUKUNS) yang merupakan rangkaian akhir.
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
SOP 89. Obesitas.docx
1. OBESITAS
SOP
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal
Terbit
:
Halaman :
PUSKESMAS
RANUGEDANG
ARIF EKO TRILIANTO,SKM
NIP. 198310032010011009
1. Pengertian Obesitas merupakan keadaan dimana seseorang memiliki
kelebihan lemak (body fat) sehingga orang tersebut memiliki risiko
kesehatan. Riskesdas 2013, prevalensi penduduk laki-laki dewasa
obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7% lebih tinggi dari tahun
2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Sedangkan pada perempuan
di tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun)
32,9 persen, naik
18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun
2010 (15,5%). WHO, dalam data terbaru Mei 2014, obesitas
merupakan faktor risiko utama untuk penyakit tidak menular seperti
penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke),
diabetes, gangguan muskuloskeletal, beberapa jenis kanker
(endometrium, payudara, dan usus besar). Dari data tersebut,
peningkatan penduduk dengan obesitas, secara langsung akan
meningkatkan penyakit akibat kegemukan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
pasien dengan obeitas
3. Kebijakan 1.SK Kepala Puskesmas Nomor 440/124/SK/426.102.10/2021
tentang Jenis-Jenis Pelayanan Medis di UPT Puskesmas
Ranugedang;
2.SK Kepala Puskesmas Nomor 440/027/SK/426.102.11/2021
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas
Ranugedang.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Media Aesculap. Tahun 2014.
5. Prosedur /
Langkah –
langkah
1. Petugas menerima pasien
2. Petugas melakukan anamnesis secara singkat dan terfokus.
3. Petugas melakukan cuci tangan dan memakai APD level 1
(masker medis dan handscoon) sebelum melakukan
pemeriksaan pada pasien.
2. 4. Petugas melakukan TTV dan melakukan pemeriksaan fisik,
5. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada
pasien.
6. Petugas menegakkan diagnosis.
7. Petugas memberikan terapi pada pasien
Penatalaksanaan Non- medikamentosa
Penatalaksanaan dimulai dengan kesadaran pasien bahwa
kondisi sekarang adalah obesitas, dengan berbagai risikonya
dan berniat untuk menjalankan program penurunan berat
badan
Diskusikan dan sepakati target pencapaian dan cara yang
akakn dipilih (target rasional adalah penurunan 10% dari BB
sekarang)
Usulkan cara yang sesuai dengan factor resiko yang dimiliki
pasien, dan jadwalkan pengukuran berkala untuk menilai
keberhasilan program
Penatalaksanaan ini meliputi perubahan pola makan (makan
dalam porsi keci; namun sering) dengan mengurangi
konsumsi lemak dan kalori, meningkatkan latian fisik dan
bergabung dengan kelompok yang bertujuan sama dalam
pencapaian target penurunan berat badan ideal
Pengaturan pola makan dimulai dengan mengurangi asupan
kalori sebesar 300-500 kkal/ hari dengan tujuan untuk
menurunkan berat badan sebesar ½-1 kg per minggu
Latian fisik dimulai secara pelahan dan tingkatkan secara
bertahap intensitasnya. Pasien dapat melalui dengan
berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 5 kali
seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45
menit dengan jangka waktu 5 kali seminggu
8. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Perlu diingat bahwa penanganan obesitas dan kemungkinan
besar seumur hidup. Adanya motivasi dari pasien dan
keluarga untuk menurunkan berat badan hingga mencapai
BB ideal sangat membantu keberhasilan terapi
Menjaga agar berat badan tetap normal dan mengevaluasi
adanya penyakit penyerta
Membatasi asupan energy dari lemak dan gula
Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta kacang-
kacangan, dan biji-bijian
Terlibat dalam aktivasi fisik secara teratur (60 menit sehari
untuk anak-anak dan 150menit per minggu untuk dewasa)
9. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
3. 6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
Kriteria Rujukan :
a. Kondisi klinis pasien tidak dapat ditangani.
b. Alat dan bahan untuk melakukan tatalaksana tidak
tersedia.
8. Unit terkait 1. Loket pendaftaran
2. Poli KIA/KB
3. Poli umum
4. Apotek
menerima
pasien
melakukan cuci tangan dan
memakai APD level 1
sebelum melakukan
pemeriksaan pada pasien.
melakukan TTV dan
melakukan pemeriksaan fisik
mencuci tangan setelah
melakukan pemeriksaan pada
pasien dan menegakkan
diagnose defisiensi mineral
Pasien
sembuh
pulang
melakukan anamnesa
secara singkat dan terfokus
menegakkan diagnosis
memberikan terapi pada
pasien
melakukan pencatatan
dan pelaporan
melakukan konseling
dan edukasi
4. 9. Dokumen
terkait
1. Rekam Medis
2. Register kunjungan Poli Umum, Register KIA/KB,
Register UGD, Register Rawat Inap
3. SIMPUS-EVO
10. Rekaman
historis
perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan
Tanggal
Mulai
Diberlakukan