Slide man 17_Desain, Manufaktur dan Inspeksi berbasis fitur

•

188 likes•961 views

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Fiture based for Design, Manufacture, and Inspection

Desain, Manufaktur,
dan Inspeksi Produk
Berbasis Fitur
Proceeding Seminar Nasional
Tahunan Teknik Mesin XIV
(SNTTM XIV)-Oktober 2015
Disampaikan oleh:
1. Indra Djodikusumo
2. Duddy Arisandi
3. Ruswandi

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
PENDAHULUAN
Software RE G3:
1.Rapidform XOR
2.Imageware

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
MASALAH YANG TERJADI

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
KEAMBIGUAN YANG TERJADI

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
METODOLOGI PEMBAHASAN
TIDAK ADA FITUR DATUM &
PENGENDALIAN GEOMETRIK

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
DEFINISI FITUR
Definisi fitur berdasarkan ASME Y.145-
2009 adalah: bagian fisik suatu komponen
seperti permukaan, pena, lubang, atau alur,
atau representasinya pada gambar, model,
atau arsip digital
Sedangkan berdasarkan ISO 14660-1
adalah: bagian spesifik suatu benda
kerja, seperti sebuah titik, sebuah garis,
atau sebuah permukaan, dan fitur
tersebut dapat menjadi fitur integral
(seperti permukaan suatu silinder) atau
fitur turunan (seperti garis median atau
permukaan median)
CONTOH ELEMEN GEOMETRI

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
PENGENDALIAN FITUR

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
IDENTIFIKASI FUNGSI & DESIGN INTENT
BERBASIS FITUR

NextPrevious
MEMBUAT GAMBAR TEKNIK MESIN UNTUK
KEBUTUHAN DESAIN BERBASIS FITUR

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
MEMBUAT GAMBAR TEKNIK MESIN UNTUK
KEBUTUHAN DESAIN BERBASIS FITUR

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
MEMBUAT GAMBAR TEKNIK MESIN UNTUK
KEBUTUHAN MANUFAKTUR BERBASIS FITUR

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
MEMBUAT GAMBAR TEKNIK MESIN UNTUK
KEBUTUHAN MANUFAKTUR BERBASIS FITUR
Secara fisik dikatakan bahwa kondisi virtual
suatu fitur yang ditentukan pada batas kondisi
material maksimum merupakan batasan
konstan yang dihasilkan oleh sekumpulan
pengaruh batas MMC pada ukuran fitur
berikut toleransi geometrik yang
dipersyaratkan bagi fitur tersebut.
Pada saat simbol MMC diterapkan pada suatu
toleransi, maka akan diperoleh bonus toleransi
yang ditambahkan terhadap toleransi geometric

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
MEMBUAT GAMBAR TEKNIK MESIN UNTUK
KEBUTUHAN INSPEKSI BERBASIS FITUR

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
KESIMPULAN
1. Pengendalian toleransi dimensi fitur dan toleransi geometrik fitur akan
mengintegrasikan kebutuhan gambar mesin untuk menghindari
keambiguan pada saat desain, manufaktur, dan inspeksi dilakukan
2. Analisa dan optimasi toleransi berdasarkan fungsi dari komponen yang
akan dibuat dengan mempertimbangkan fungsi rakitannya, perlu
dilakukan untuk memperlebar rentang toleransi pada saat proses
manufaktur, yang disesuaikan dengan mesin yang dimiliki oleh suatu
industri.
3. Dengan menerapkan prinsip MMC akan memungkinkan toleransi dimensi
dan toleransi geometrik dioptimalkan berdasarkan virtual condition yang
ada. Proses optimasi untuk kebutuhan manufaktur dapat menjadikan
toleransi dimensi menjadi lebih besar sehingga akan mempermudah proses
pembuatannya, dan disesuaikan dengan ketelitian mesin perkakas yang
dimiliki oleh suatu industri

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
KESIMPULAN
4. Penambahan penunjukkan ukuran pada gambar mesin untuk kebutuhan
inspeksi akan membantu operator inspeksi dalam melakukan pengukuran
(tidak dibutuhkan perhitungan yang dilakukan oleh operator inspeksi)
5. Gambar mesin sebagai bahasa komunikasi akan mengintegrasikan maksud
dan tujuan desain berdasarkan tuntutan fungsi yang ada. Dan untuk
menghindari keambiguan maka dibuat gambar mesin untuk tujuan desain,
manufaktur, dan inspeksi, dengan tujuan yang sama, dan dapat dibuat
dengan mudah melaluai layer yang berbeda pada perangkat lunak CAD
6. Penelitian kedepannya dapat dititikberatkan kepada pembuatan perangkat
lunak untuk mengoptimasikan toleransi dimensi dan geometrik sehingga
mempermudah penghitungan dan ilustrasinya untuk diterjemahkan
menjadi gambar mesin untuk kebutuhan desain, manufaktur, dan inspeksi
dengan lebih tepat dan cepat sesuai dengan fasilitas yang dimiliki oleh
industri.

NextPrevious
PREPARE BY DUDDY ARISANDI, S.T. (JULY'01)
TERIMA
KASIH

The document discusses the selection criteria for mould steels. Key factors in selecting mould steels include the type of mould, required mould life, ability to take a high polish, machinability, hardenability, corrosion resistance, strength and toughness. Proper selection of mould steel is important to maximize mould life, performance and minimize costs associated with tooling, maintenance and potential delays or loss of customers. The document outlines considerations from product design, mould design, mould making and moulding requirements that influence the selection of the appropriate mould steel.

Pelatihan ftmd itb-pln reverse engineering-rekayasa peniruan

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

CUI Presentation.ppt

TomHuskerson1

Materi i teknik mesin m5 kb2

PPGhybrid3

Advantages of CED Coating Service

Sampadaa

Materi i teknik mesin m5 kb4

PPGhybrid3

Saudi Aramco Inspection Checklist (SAIC)

ROBERTO BATAHOY GAMALE JR

Dirham Mujahid Al-Salah Est. is a general contracting company based in Saudi Arabia that provides services including general building construction, road construction, mechanical, electrical maintenance and operation works. The document appears to be a Saudi Arabian inspection checklist for a gas pipeline project prepared by Dirham Mujahid Al-Salah Est. in April 2016 for their Projects Division in Riyadh.

The document discusses design for manufacturing and assembly (DFM/DFA). It provides guidelines to minimize manufacturing costs and improve quality and reliability, such as reducing part count, using modular designs, and designing for easy assembly in open spaces from the top down. DFM/DFA involves a multi-disciplinary team applying guidelines tailored to the specific manufacturing processes, such as minimizing thickness in injection molding or providing draft angles for mold removal. Overall, DFM/DFA aims to simplify production and assembly.

Hydro forming

Nishal Nellissery

Hydroforming is a manufacturing process where high-pressure fluid is used to form sheet metal or tubing into complex shapes. There are two main types - tube hydroforming, where fluid is introduced into tube ends to reshape the tube inside dies, and sheet hydroforming, where sheet metal is forced into a die cavity by fluid pressure or a punch. Hydroforming provides benefits like increased strength, reduced weight and production costs, and tight tolerances. It is commonly used to form automotive components and other parts that require complex geometries.

Piping sample report

ram111eg

1. A visual inspection was conducted on the gas gathering sub-header and header circuit at a well room in accordance with API-570 standards, identifying areas needing repair. 2. Significant coating failure and corrosion were found throughout the sub-headers, with wall loss up to 0.020 inches in some areas. U-bolts were also near failure due to corrosion. 3. Recommended repairs included removing corrosion from supports, installing single point contacts, replacing bolts, and cleaning and recoating piping to prevent further corrosion. Ultrasonic thickness readings were above minimums.

Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja

Rian Anas

Sheet metal Fundamentals

Raviteja Gangisetty

Sheet metal is generally sheets less than 6 mm thick that are produced through rolling. Sheet metal is widely used for industrial and non-industrial applications like aircraft wings, automotive body panels, and construction roofing. Some common sheet metal materials include aluminum-zinc alloy, galvanized steel, and cold rolled steel. Sheet metal parts offer advantages like good strength, dimensional accuracy, surface finish, and low cost. Common sheet metal manufacturing processes include cutting operations like punching, blanking, and piercing as well as bending, drawing, and squeezing.

Design and development of medical device

Malesh M

The document outlines the key steps in the medical device design and development process as required by ISO 13485. This includes establishing procedures for design and development stages, planning with target dates and reviews, determining inputs, producing outputs like drawings and bills of materials, conducting reviews and verification to ensure outputs meet inputs, performing validation to ensure the product meets requirements, and controlling any changes to the design.

Laporan Praktikum PemesinanRizqiana Yogi Cahyaningtyas

Basics of Sheetmetal operations

Raghavendra Byluri

This document provides guidelines and considerations for designing sheet metal parts that can be efficiently manufactured. It discusses various sheet metal forming processes like blanking, piercing, bending, deep drawing and provides examples of different press tools. It also outlines guidelines for blank and hole design to enable economical manufacturing like minimum section sizes, radii on corners, hole diameters relative to material thickness. Process details covered include principles of plastic deformation and shearing, effects of cutting clearance and calculating flat blank length for bending.

Twi course notes rev1

Diep Phan Hoang

This document provides an overview of the history and principles of phased array ultrasonic testing. It originated in medical ultrasound in the late 1960s with early work focusing on electronically steering ultrasound beams through variable time delays between array elements. Improvements in electronics and understanding of grating lobes and dynamic focusing overcame limitations of early systems. While medical ultrasound continues to drive advances, non-destructive testing applications of phased arrays have grown significantly in recent decades enabled by increased computing power. The document reviews wave mechanics principles and how these apply to both single element probes and phased arrays. It also provides background on mechanized inspection systems and data acquisition typically used with phased array testing.

Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan

hero1964

The document outlines the equipment maintenance and calibration plan at Aerofood AIC. It includes: 1) Conducting preventive maintenance every 3 months using checklists to inspect equipment like freezers, chillers, and cooking appliances. 2) Verifying equipment like digital thermometers against a master thermometer every 3 months. 3) Calibrating equipment such as scales and thermometers against standards every 6 months to ensure accurate measurements. The plan aims to prevent equipment failures and keep facilities operating properly.

ASME Section VIII Div 1. design training

Sam Jose

This document provides an overview of ASME Boiler and Pressure Vessel Codes. It discusses the objectives and benefits of codes and standards, and describes the ASME Code system and some of its key sections. It focuses on introducing ASME Section VIII Division 1, covering the scope and exclusions of this section. Key topics covered include design requirements, material specifications, fabrication methods, weld joint categories, non-destructive examination methods, and hydrostatic and pneumatic testing requirements.

( Itp ag pipe) rapid p006 a scs qac itp 3200 0007

Tonni Bruce

This document is a Field Inspection and Test Plan (ITP) for above ground piping work on the Rapid Package 6A LLDPE Project. It defines inspection points including hold points, witness points, and approval points. It references applicable codes and standards. The ITP covers material control, qualification of welding procedures, welders, and NDT technicians, consumable control, and defines required inspection forms. Inspection points include material receiving, storage and preservation, WPS and welder qualification, consumable receiving, storage, baking and issuance. The ITP provides acceptance criteria for ensuring quality of above ground piping work.

Tabel standard ulir

Eko Ari Wibowo

3.LIQUID PENETRANT TESTING

Clephen Dsouza

Liquid penetrant testing is a non-destructive testing method used to reveal surface discontinuities. It works by applying a penetrant that seeps into surface cracks, then using a developer to draw the penetrant out so it is visible. The process involves cleaning, applying penetrant, removing excess penetrant, applying developer, and inspecting for indications of cracks or defects. Liquid penetrant testing can detect small surface flaws and is a low-cost method, but it only inspects surfaces and requires careful cleaning for best results.

Asme bpv sec v art. 6

SEMIG

This document outlines procedures and requirements for liquid penetrant examination. It discusses the scope of liquid penetrant examination, referencing documents, general procedures, equipment, requirements, examination process, evaluation, documentation, and definitions. Key steps include surface preparation, application of penetrant, removal of excess penetrant, application of developer, interpretation of results, and documentation. Contaminant control and certification are required for materials used to examine nickel alloys, austenitic stainless steels, and titanium.

Api 653 study guide

JayJay Makinano

This document provides a study aid of questions for API RP-575, Inspection of Atmospheric and Low-Pressure Storage Tanks, to help prepare for the API 653 exam. There will be 15-30 questions from this document on the API 653 exam. The study aid questions are organized in the same order as sections in API 575 and cover topics like corrosion mechanisms, inspection techniques, tank components, and defects to examine. An answer key will be provided in class. It is recommended to read API 575 before working on these practice questions.

Predictive maintenance polman pertamina balongan-2001_duddy arisandi

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Types of mould

Veer Singh

1. The document describes different types of moulds used in plastic injection molding including two plate, three plate, split cavity, side core, and hot runner moulds. 2. A split cavity mould is suitable for moulding components with all-round external undercuts and uses sliding splits, angular lifts, or pins for actuation. 3. A side core or side cavity mould is used for components with local external undercuts and can be actuated via finger cams, dog leg cams, cam tracks, springs, or hydraulics.

LIQUID PENETRANT AND MAGNETIC PARTICLE INSPECTION

Sai Malleswar

Non-destructive testing (NDT) involves using physical methods to test materials for flaws without damaging them. Two common NDT methods are liquid penetrant testing and magnetic particle testing. Liquid penetrant testing uses a dye that is drawn into surface cracks when applied to non-porous materials. Magnetic particle testing magnetizes ferromagnetic materials and uses iron particles to reveal surface or near-surface flaws. Both methods are useful for quality control during manufacturing as they can detect a variety of flaw types and orientations in one test. However, they are limited to surface or near-surface flaws and require clean surfaces to apply the testing medium.

Modul inventor baru

dwi kurniawan

Modul ini membahas tentang sketch design, constraint, modify, dan navigate pada Autodesk Inventor. Terdapat berbagai tool untuk membuat sketch seperti garis, lingkaran, persegi panjang, busur, dan lainnya. Modul ini juga menjelaskan penggunaan toolbar constraint untuk mengatur hubungan antar objek seperti coincident, parallel, tangent, dan collinear. Toolbar modify dan pattern digunakan untuk mengedit dan mereplikasi sketch. Terakhir, toolbar navigate berfungsi untuk mengatur pandangan obj

00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Pengantar Gambar Teknik Dasar (Introduce to Technical Drawing): Slide ini disiapkan untuk Pelatihan Peningkatan Angkatan Tenaga Kerja Lokal Di Morowali (Kerjasama PT Vale Indonesia dengan Akademi Teknik Soroako). Pokok Bahasan berisi: Contoh produk manufaktur, Contoh produk & proses manufaktur, Struktur produk rakitan, Kualitas produk rakitan, Definisi fitur, Bahaya ilusi visual, Standardisasi umum format gambar teknik. Pelatihan dilaksanakan pada Tanggal 13-17 Desember 2022 di Desa Bahomoahi, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali. Wassalam, Ir. Duddy Arisandi, S.T., M.T.

What's hot

General Guidelines for Design for Manufacturing and Assembly

Khalil Momtaz

Hydro forming

Nishal Nellissery

Piping sample report

ram111eg

Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja

Rian Anas

Sheet metal Fundamentals

Raviteja Gangisetty

Design and development of medical device

Malesh M

Laporan Praktikum PemesinanRizqiana Yogi Cahyaningtyas

Basics of Sheetmetal operations

Raghavendra Byluri

Twi course notes rev1

Diep Phan Hoang

Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan

hero1964

ASME Section VIII Div 1. design training

Sam Jose

( Itp ag pipe) rapid p006 a scs qac itp 3200 0007

Tonni Bruce

Tabel standard ulir

Eko Ari Wibowo

3.LIQUID PENETRANT TESTING

Clephen Dsouza

Asme bpv sec v art. 6

SEMIG

Api 653 study guide

JayJay Makinano

Predictive maintenance polman pertamina balongan-2001_duddy arisandi

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Types of mould

Veer Singh

LIQUID PENETRANT AND MAGNETIC PARTICLE INSPECTION

Sai Malleswar

Modul inventor baru

dwi kurniawan

What's hot (20)

General Guidelines for Design for Manufacturing and Assembly

Hydro forming

Piping sample report

Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja

Sheet metal Fundamentals

Design and development of medical device

Laporan Praktikum Pemesinan

Basics of Sheetmetal operations

Twi course notes rev1

Rencana kerja dan pemeliharaan peralatan

ASME Section VIII Div 1. design training

( Itp ag pipe) rapid p006 a scs qac itp 3200 0007

Tabel standard ulir

3.LIQUID PENETRANT TESTING

Asme bpv sec v art. 6

Api 653 study guide

Predictive maintenance polman pertamina balongan-2001_duddy arisandi

Types of mould

LIQUID PENETRANT AND MAGNETIC PARTICLE INSPECTION

Modul inventor baru

More from Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

00_K3-01_Keselamatan & Kesehatan Kerja-1 (Listrik)_VST Pomala 2023_ATS_Duddy ...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

GT-01_Gambar Teknik Dasar-1_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_11-12-2022.ppt

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

WI-01 (Rev-01)_Welding-Inspection_VST Morowali 2002_ATS_Duddy Arisandi_16-12-...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Welding Inspectin (Uji Kualitas Las): Slide ini disiapkan untuk Pelatihan Peningkatan Angkatan Tenaga Kerja Lokal Di Morowali (Kerjasama PT Vale Indonesia dengan Akademi Teknik Soroako). Pokok Bahasan berisi: Mengenal Standardisasi Simbol Pengelasan, Mengenal Jenis Cacat Las, Dampak Karena Salah Pengelasan, Menguji Kualitas Pengelasan. Pelatihan dilaksanakan pada Tanggal 13-17 Desember 2022 di Desa Bahomoahi, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali. Wassalam Ir. Duddy Arisandi, S.T., M.T.

F[1 /17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Kuesioner dan Matriks Perbaikan Masal...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

F[2/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Latar belakang & Tahapan Proyek_Kord. ...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Bagian ini membahas latar belakang dan tahapan proyek sistem PPC terintegrasi di Politeknik Manufaktur Bandung. Produksi akan semakin berteknologi tinggi dan terintegrasi, namun sistem PPC masih terpisah di berbagai unit. Proyek ini bertujuan mengintegrasikan seluruh fungsi sistem PPC. Tahapannya meliputi perbaikan sistem produksi, latar belakang dan kronologis proyek, serta flowchart pelaksanaannya.

F[4/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Meeting Report Departement Terkait Pro...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

PROYEK “MEMBANGUN SISTEM PPC TERINTEGRASI” (Production Planning and Control System Integrated) BERDASARKAN ISO 9001:2000 SUATU JALAN MENUJU CIM CENTER (Pusat Computer Integrated Manufacturing) Relevansi Sistem Manufaktur di Institusi Pendidikan untuk menyongsong Era Revolusi Industri 4.0 [PART 4 / 17] MEETING REPORT DENGAN SELURUH DEPARTEMEN TERKAIT PRODUKSI Komunikasi untuk membangun sistem PPC Terintegrasi dilakukan dalam arah vertikal dan horisontal. Komunikasi dilakukan untuk memastikan tugas, tanggungjawab, dan wewenang setiap unit didalam menjalankan fungsinya untuk mendukung sistem produksi yang dijalankan. Selain itu, untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi diantara unit/departemen terkait produksi, dan mencarikan jalan pemecahan masalahnya. Daftar Isi : 1. Meeting Report dengan Unit Pelayanan Masyarakat 2. Meeting Report dengan Unit PPC Jurusan Teknik Perancangan Manufaktur 3. Meeting Report dengan Unit PPC Jurusan Teknik Otomasi Manufaktur 4. Meeting Report dengan Unit PPC Jurusan Teknik Pengecoran Logam 5. Meeting Report dengan Program Studi Teknik Pembuat Perkakasa Presisi (Tool Maker) 6. Meeting Report dengan Program Studi Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin 7. Meeting Report dengan Unit Kendali Mutu 8. Meeting Report dengan Unit QC UKM Jurusan Teknik Manufaktur 9. Meeting Report dengan Unit Pelayanan Teknis Logistik 10. Meeting Report dengan Unit Adminstrasi Keuangan Duddy Arisandi, S.T. Kordinator Pengembangan Sistem Produksi – Pusat Pengembangan Institusi Ka.Sub.Bag. Rendalprog Unit Pelayanan Masyarakat Politeknik Manufaktur Bandung (Polman-Bandung/PMS-ITB)

F[5/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Prosedur Pembelian & Konsep Pengendali...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

F[12/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Model Fungsi Sistem Perencanaan & Pen...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

PROYEK “MEMBANGUN SISTEM PPC TERINTEGRASI” (Production Planning and Control System Integrated) BERDASARKAN ISO 9001:2000 SUATU JALAN MENUJU CIM CENTER (Pusat Computer Integrated Manufacturing) Relevansi Sistem Manufaktur di Institusi Pendidikan untuk menyongsong Era Revolusi Industri 4.0 [PART 12 /17] MODEL FUNGSI SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANUFAKTUR Untuk menganalisa suatu sistem, perlu dilakukan analisis fungsi terhadap seluruh departemen di perusahaan yang terkait satu sama lainnya dalam menjalankan aktivitas produksinya. Ada yang disebut dengan CORE BUSINESS DEPARTMENT dan SUPPORTING BUSINESS DEPARTMENT. Kedua bagian tersebut harus diselaraskan dan tidak boleh sendiri-sendiri di dalam menjalankan aktivitas produksi perusahaan. FUNCION MODEL yang dipetakan akan berguna untuk menjumpai friksi ataupun hambatan-hambatan yang mengganggu tujuan perusahaan, dan harus segera diatasi sebelum diterapkannya implementasi Sistem yang baru. Daftar Isi : 1. Usulan QC terhadap Finish Product 2. Model Aliran Produksi Polman Bandung (Functional Model) 3. Flow Chart Kegiatan Produksi Polman Bandung 4. Functional Model of Manufacturing Planning and Control System Duddy Arisandi, S.T. Kordinator Pengembangan Sistem Produksi – Pusat Pengembangan Institusi Ka.Sub.Bag. Rendalprog Unit Pelayanan Masyarakat Politeknik Manufaktur Bandung (Polman-Bandung/PMS-ITB)

F[14/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Surat Perintah Kerja dan Spesifikasi ...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

F[15/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Pusat Rekayasa-Tinjauan Kontrak UPM-P...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

F[16/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Analisis Order Status Refused_Kord. S...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

[17/17]_Proyek Sistem PPC Terintegrasi_Laporan Penutup_Kord. Sistem Produksi-...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning &...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Buku ini membahas metode baru untuk perencanaan, pemantauan, dan pengendalian produksi berdasarkan penelitian di Jerman. Metode konvensional sudah tidak sesuai dengan perubahan lingkungan manufaktur dan perlu diganti dengan pendekatan yang lebih logis dan realistis. Buku ini menjelaskan kelemahan metode konvensional dan memperkenalkan metode baru berdasarkan parameter-parameter yang mempengaruhi aliran produksi.

Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Dokumen tersebut membahas tentang analisis, pemantauan, dan diagnosa terhadap aliran manufaktur. Secara garis besar, dokumen menjelaskan pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap proses produksi untuk menganalisis aliran manufaktur, mengukur kesesuaian antara rencana dan kenyataan, serta mengidentifikasi titik-titik perbaikan. Dokumen juga menjelaskan tahapan yang perlu dilakukan dalam mengimplement

Buku Load Oriented Order Release Sebagai Pengantar PPC (Production Planning a...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

Dokumen tersebut membahas perencanaan dan pengendalian kapasitas berorientasi jadwal pada industri manufaktur. Metode ini mengasumsikan bahwa kapasitas pada pusat-pusat kerja (work center) telah ditentukan terlebih dahulu, sehingga order yang akan menyebabkan overload pada work center tertentu akan ditolak. Dokumen tersebut juga membahas pentingnya menentukan kapasitas yang tepat di setiap work center untuk menyesuaikan perub

Implementasi Manajemen Mutu ISO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

[PART-2] EVALUASI UNIT PEMELIHARAAN MESIN SESUAI IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 [EVALUATION OF MAINTENANCE DEPARTMENT ACCORDING TO ISO 9001 QUALITY MANAGEMENT SYSTEM IMPLEMENTATION] Apakah benar setelah penerapan Standardisasi Mutu (seperti ISO 9001) di Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin, akan berdampak secara signifikan terhadap keuntungan perusahaan ? Hasilnya akan diresumenkan pada pelaporan bulanan dan tahunan yang dibuat, dan berasal dari pencatatan data-data pemeliharaan terkait : Bagian keuangan, Bagian logistik, Bagian Pembelian, Bagian Produksi, Bagikan Rekayasa Industri, Bagian Pemeliharaan, dll. Semua data awal fasilitas umumnya dibuat oleh departement pemeliharaan yang dikenal dengan Lembar Data Fasilitas dan Lembar Riwayat Fasilitas. PENTING untuk memunculkan perhitungan Biaya Pemeliharaan Langsung dan Biaya Pemeliharaan Tidak Langsung, supaya Industri paham bahwa tujuan dibuatnya Unit Pemeliharaan Mesin bukan hanya untuk MENGURANGI BIAYA PEMELIHARAAN SEMAKSIMAL MUNGKIN.....Namun untuk mencapai BIAYA PEMELIHARAAN PADA TINGKAT YANG OPTIMAL ISI (CONTENT) 1. Pendahuluan tentang Laporan Pemeliharaan Mesin 2. Waktu Pelaksanaan, Waktu Tunggu, dan Kapasitas Tersedia di Departemen Pemeliharaan 3. Jumlah mesin, Jumlah pekerjaan, dan Jumlah tenaga kerja di Departemen Pemeliharaan 4. Biaya Pemeliharaan langsung dan Biaya Pemeliharaan Tidak Langsung 5. Jumlah mesin mengalami pengerjaan ulang 6. Rata-rata jumlah mesin diperbaiki per jumlah teknisi 7. Pengerderan material kebutuhan pemeliharaan dan pemenuhannya 8. Kompetensi karyawan di departemen pemeliharaan mesin 9. Masukan-masukan bagi perusahaan 10. Equipment Data Sheet Penulis (Create) Duddy Arisandi, 2005 Akademi Teknik Soroako Ka. Bag. Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Head of Maintenance Department)

Implementasi Manajemen Mutu iSO 9001 di Departemen Pemeliharaan (Maintenance)...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

CARA MENGIMPLEMENTASIKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 di DEPARTEMEN PEMELIHARAAN MESIN [HOW TO IMPLEMENT ISO 9001 QUALITY MANAGEMENT SYSTEM IN DEPARTMENT OF MACHINE MAINTENANCE] Perlu suatu Standardisasi Mutu (seperti ISO 9001) untuk menjalankan Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin. Fungsi standardisasi tersebut untuk MENUMBUHKAN BUDAYA Perbaikan Berkelanjutan berdasarkan tujuan dan sasaran spesifik dalam lingkup pemeliharaan mesin. Audit Internal, Audit Ekternal, Tinjauan Manajemen TIDAK AKAN BERDAMPAK SIGNIFIKAN selama persiapan dokumen tidak dasarkan kondisi pelaporan aktual di lapangan, DAN hanya untuk memenuhi syarat formal dokuman saja. Jika seluruh perangkat yang dilaksanakan dengan pencatatan manual LENGKAP, maka akan memudahkan untuk mengimplementasikannya menggunakan perangkat lunak pemeliharaan mesin atau sistem terintegrasi seperti ERP (Enterprise Resource Planning) seperti SAP. A Quality Standardization (such as ISO 9001) is required to run the Machine Maintenance and Repair Unit. The function of standardization is to GROW CULTURE Continuous Improvement based on specific goals and objectives within the scope of machine maintenance. Internal Audit, External Audit, Management Review WILL NOT BE SIGNIFICANT IMPACT as long as the preparation of documents is not based on actual reporting conditions in the field, AND is only to fulfill the formal document requirements. If all devices are carried out by FULL manual recording, it will be easier to implement them using maintenance software or integrated systems such as ERP (Enterprise Resource Planning) such as SAP. Daftar ISi 1. Sasaran Mutu Unit Pemeliharran dan Perbaikan Mesin (Quality Objective for Maintenance Department) 2. Rencana Mutu Unit Pemeliharran dan Perbaikan Mesin (Quality Planning for Maintenance Department) 3. Visi dan Misi Unit Pemeliharran dan Perbaikan Mesin (Vision and Mission for Maintenance Department) 4. Dokumen Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Documents for Maintenance Department) 5. Instruksi Kerja Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Work Instuctions for Maintenance Department) 6. Rekaman Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Record for Maintenance Department) 7. Laporan Bulanan Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Monthly Report for Maintenance Department) 8. Laporan Tahunan Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Annual Report for Maintenance Department) 9. Lembar Data Fasilitas Unit Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Equpment Data Sheet for Maintenance Department) Penulis (Create) Duddy Arisandi Akademi Teknik Soroako Ka. Bag. Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin (Head of Maintenance Department)

Buku Manajemen Pemeliharaan (Perawatan)_Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-IT...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

BUKU MANAJEMEN PEMELIHARAAN (Maintenance Management Book) Berkembangnya teknologi di bidang pemeliharaan mesin sangat pesat. Beragam sistem pemeliharaan diciptakan seperti MCS (Maintenance Management System), TPM (Total Productive Maintenance), PDm (Predictive Maintenance). Sistem tersebut lahir ditunjang dengan penggunaan piranti lunak seperti SAP, Ellips, Artemis, dll). NAMUN, dalam pelaksanaannya, setiap data yang dimasukkan akan bergantung pada laporan yang dibuat di lapangan secara manual berdasarkan prosedur pemeliharaan yang diterapkan pada suatu industri. [The development of technology in the field of machine maintenance is very rapid. Various maintenance systems were created such as MCS (Maintenance Management System), TPM (Total Productive Maintenance), PDm (Predictive Maintenance). The system was born supported by the use of software such as SAP, Ellips, Artemis, etc.). HOWEVER, in practice, any data entered will depend on reports made in the field manually based on maintenance procedures applied to an industry. Daftar Isi (Table of Content) : 1. Konsep Dasar Pemeliharaan Mesin (Basic Concept of Machine Maintenance) 2. Organisasi Unit Pemeliharaan (Maintenance Department Organization) 3. Teori Pemeliharaan Mesin (Machine Maintenance Theorema) 4. Aliran Informasi pada Pemeliharaan Mesin (Information Flow on Machine Maintenance) 5. Anggaran Pemeliharaan Mesin (Machine Maintenance Budget) 6. Sumberdaya Manusia pada Pemeliharaan Mesin (Human Resources and Personalia) 7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Environtment Healt and Safety) 8. Hubungan Industri (Industrial Relationship) 9. Perencanaan Pemeliharaan Mesin Terkomputerisi (Computerized in Maintenance Planning) Ditulis (Create) Bandung, 1995-1996 Chepi M. Hanafi, Darman M.Z., Kukuh Priambodo, Duddy Arisandi (Pembimbing M.E. Feldman / Swiss Contact) Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)

Modul Praktik Pemakasian Perkakas Tagan_Politeknik Manufaktur Bandung_Duddy A...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

MODUL PEMAKAIAN PERKAKAS TANGAN (USING of HAND TOOLS) Setiap alat perkakas memiliki ukuran tertentu dan harus dipilih ukurannya dengan sesuai. Akibat pennggunaan alat perkakas, maka akan mengakibatkan kerusakan. Kerusakan yang terjadi dapat diperbaiki atau tidak dapat diperbaiki. Pemeliharaan yang dilakukan pada Alat Perkakas Tangan akan memaksimalkan waktu penggunaannya. Dan, penggunaan yang salah akan mengakibatkan masa penggunaan yang singkat. Daftar Isi (Table of Content) : 1. Cara Menggunakan Kunci Pas (Use a Wrench) 2. Cara Menggunakan Kunci Ring (Use a Box Wrench) 3. Cara Menggunakan Kunci Inggris (Use a Universal Wrench) 4. Cara Menggunakan Kunci Sok (Use Socket Wrench) 5. Cara Menggunakan Kunci L (Use Allen Key) 6. Cara Menggunakan Kunci Pipa (Use Pipe Wrench) 7. Cara Menggunakan Kunci Kait (Use Spanner) 8. Cara Menggunakan Kunci Momen (Use Torque Wrench) 9. Cara Menggunakan Obeng (Use a Screwdriver) 10. Cara Menggunakan Tang (Use Plier) 11. Cara Menggunakan Palu (Use Hammer) 12. Cara Menggunakan Gergaji Logam (Use Hacksaw) 13. Cara Menggunakan Kikir (Use File) 14. Cara Menggunakan Pahat Tangan (Use Chisel) 15. Cara Menggunakan Pahat Lamak (Use Scrapper) 16. Cara Menggunakan Gunting (Use Scissor) 17. Cara Menggunakan Pendorong dan Pelubang (Use Drift and Punch) 18. Cara Menggunakan Alat Pengeling (Use Riveting Tools) 19. Cara Menggunakan Alat Pemotong Pipa (Use Pipe Cutter) 20. Cara Menggunakan Alat Penarik (Use Extracor) 21. Alat Pengerling (Reveting Tool) Ditulis (Create) Bandung, 1992 Duddy Arisandi & Suyono UC Politeknik Manufaktur Bandung (PMS-ITB)

Modul Teori Perkakas Tangan (Hand Tools)_Politeknik Manufaktur Bandung_(PMS-I...

Ir. Duddy Arisandi, ST, MT

More from Ir. Duddy Arisandi, ST, MT (20)