Dokumen tersebut membincangkan mengenai keberhasilan murid dalam pendidikan teknikal dan vokasional untuk memenuhi permintaan tenaga kerja mahir oleh industri. Ia menyentuh mengenai transformasi kaedah pengajaran dan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi dan employabiliti murid melalui pendekatan pembelajaran berpusatkan murid dan penyelesaian masalah.
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirMohamad Adriyanto
Adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan dunia kerja dengan program, kegiatan, perilaku, kebiasaan, dan sistem nilai yang dikembangkan di sekolah kejuruan dan vokasi, serta juga di perguruan tinggi.
PERANAN DASAR PTV DALAM RBT BAGI MENJAMIN MASA HADAPAN PELAJAR-PELAJAR TERCICIRroyzamy
pertambahan bilangan pelajar yang tercicir dalam pelajaran amat membimbangkan pelbagai pihak. Ini berlaku kerana kurangnya minat pelajar terbabit dalam pelajaran, justeru itu Kementerian Pelajaran diminta untuk menambah dan memperkenalkan pendidikan aliran vokasional lebih awal bagi mengatasi masalah keciciran 83,000 pelajar sekolah rendah dan sekolah menengah diseluruh Negara dan secara tidak langsung dapat menjamin masa hadapan pelajar tersebut. Hal ini kerana pelajar yang kurang minat dalam bidang akademik boleh meneruskan pelajaran dalam bidang latihan vokasional. Dengan cara ini, kementerian berharap bilangan pelajar yang tercicir dapat dikurangkan. Disini PTV dilihat penting dalam merialisasikan matlamat menjadikan sistem pendidikan yang berdaya saing dengan adanya sistem latihan dan kemahiran yang tidak berfokuskan kepada peperiksaan. PTV menyediakan ruang kepada pelajar yang tercicir untuk cenderung kepada bidang vokasional dan kemahiran bagi menjamin masa hadapan mereka.
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.
Pendidikan Kejuruan dan Vokasi dalam Perspektif Pengembangan KarirMohamad Adriyanto
Adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan dunia kerja dengan program, kegiatan, perilaku, kebiasaan, dan sistem nilai yang dikembangkan di sekolah kejuruan dan vokasi, serta juga di perguruan tinggi.
PERANAN DASAR PTV DALAM RBT BAGI MENJAMIN MASA HADAPAN PELAJAR-PELAJAR TERCICIRroyzamy
pertambahan bilangan pelajar yang tercicir dalam pelajaran amat membimbangkan pelbagai pihak. Ini berlaku kerana kurangnya minat pelajar terbabit dalam pelajaran, justeru itu Kementerian Pelajaran diminta untuk menambah dan memperkenalkan pendidikan aliran vokasional lebih awal bagi mengatasi masalah keciciran 83,000 pelajar sekolah rendah dan sekolah menengah diseluruh Negara dan secara tidak langsung dapat menjamin masa hadapan pelajar tersebut. Hal ini kerana pelajar yang kurang minat dalam bidang akademik boleh meneruskan pelajaran dalam bidang latihan vokasional. Dengan cara ini, kementerian berharap bilangan pelajar yang tercicir dapat dikurangkan. Disini PTV dilihat penting dalam merialisasikan matlamat menjadikan sistem pendidikan yang berdaya saing dengan adanya sistem latihan dan kemahiran yang tidak berfokuskan kepada peperiksaan. PTV menyediakan ruang kepada pelajar yang tercicir untuk cenderung kepada bidang vokasional dan kemahiran bagi menjamin masa hadapan mereka.
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.
Arah perkembangan pendidikan tinggi indonesiaLSP3I
Buku ini secara rinci membahas Arah Perkembangan Pendidikan Tinggi Indonesia mulai dari perkembangan pendidikan tinggi, pendidikan tinggi masa depan, dan arah pengembangan pendidikan tinggi Indonesia. Secara memadai mengulas tentang pendidikan tinggi sebagai industri produk dan jasa berbasis ilmu pengetahuan dan keterampilan. Buku ini menarik untuk dibaca sebagai referensi untuk menambah wawasan pengetahuan dalam menyikapi perkembangan dunia pendidikan tinggi Indonesia kekenian dan masa mendatang.
PENDIDIKAN DAN LATIHAN TEKNIK AL DAN VOKASIONAL (TVET) DAN IPGK TEKNIK DIPE...Mohamed Nazul Ismail
BENGKEL LAPORAN PENGALAMAN KETERAMPILAN TERDAHULU (LPKT) GURU KOLEJ VOKASIONAL UNTUK PENGIKTIRAFAN
SKM 4/SKM 5
THE PALACE HOTEL, KOTA KINABALU, 18 OKTOBER 2015
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen.
Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.
Arah perkembangan pendidikan tinggi indonesiaLSP3I
Buku ini secara rinci membahas Arah Perkembangan Pendidikan Tinggi Indonesia mulai dari perkembangan pendidikan tinggi, pendidikan tinggi masa depan, dan arah pengembangan pendidikan tinggi Indonesia. Secara memadai mengulas tentang pendidikan tinggi sebagai industri produk dan jasa berbasis ilmu pengetahuan dan keterampilan. Buku ini menarik untuk dibaca sebagai referensi untuk menambah wawasan pengetahuan dalam menyikapi perkembangan dunia pendidikan tinggi Indonesia kekenian dan masa mendatang.
PENDIDIKAN DAN LATIHAN TEKNIK AL DAN VOKASIONAL (TVET) DAN IPGK TEKNIK DIPE...Mohamed Nazul Ismail
BENGKEL LAPORAN PENGALAMAN KETERAMPILAN TERDAHULU (LPKT) GURU KOLEJ VOKASIONAL UNTUK PENGIKTIRAFAN
SKM 4/SKM 5
THE PALACE HOTEL, KOTA KINABALU, 18 OKTOBER 2015
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen.
Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.
Huraian ini disediakan untuk membantu guru dalam merancang proses pengajaran dan pembelajaran mengikut tahap kematangan murid selaras dengan kehendak sukatan pelajaran
Keberhasilan Murid Dalam Usaha Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia Melalui Pendidikan Teknik Dan Vokasional.
1. JABATAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUTERAAN
FAKULTI PENDIDIKAN
UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA
Keberhasilan Murid Dalam Usaha
Meningkatkan Kompetensi Sumber Manusia
Melalui Pendidikan Teknik Dan Vokasional.
MERIJA BINTI KADIR
2. PELAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN MALAYSIA
(2013-2025)
ANJAKAN 10
“MEMAKSIMUMKAN KEBERHASILAN MURID BAGI
SETIAP RINGGIT”
- Pada tahun 2011, 16% daripada bajet tahunan
persekutuan dibelanjakan untuk pendidikan bagi
melancarkan program yang mensasarkan kepada
keberhasilan murid.
3. Bidang Keutamaan hasil daripada
Laporan Penilaian Pendidikan Negara
yang ketujuh :
Meningkatkan kesediaan murid untuk
merebut peluang dalam pendidikan
tinggi dan pasaran kerja.
5. PERSOALAN
APAKAH PROSES PEMBELAJARAN
YANG DILAKSANAKAN DI SEKOLAH
DAN INSTITUSI KEMAHIRAN MASA KINI
DAPAT MELAHIRKAN SUMBER
TENAGA YANG KOMPETEN DAN
“EMPLOYABILITI” SEPERTIMANA
DIPERLUKAN DALAM SEKTOR
INDUSTRI ?
6. ISU
Pengerusi Federation Of Manufacturing
Malaysia (FMM) mengakui bahawa
keluaran dari institusi teknikal memiliki
kemahiran yang tidak setara dengan
kehendak industri dengan ungkapannya
“there is a gap between skilled and the
supply of skilled manpower…”.
Kenyataan tersebut menunjukkan
kemampuan institusi kemahiran dalam
melahirkan sumber tenaga kerja masih
dianggap lemah dan gagal memenuhi
keperluan pekerjaan .
7. Aminuddin dan Usha (2008) melalui kajiannya
yang bertajuk “Pekerja Asing Di Malaysia :
Faktor-Faktor Yang Mendorong Majikan
Mengambil Pekerja Asing”
Pekerja tempatan tidak mampu menyaingi
pekerja asing dari aspek disiplin, kemahiran
dan nilai serta etika.
Pekerja asing adalah lebih produktif tanpa
mempersoalkan upah yang dibayar, kualiti
kerja lebih baik, peratusan kehadiran ke tempat
kerja yang lebih baik dan sikap jujur serta taat
kepada majikan.
10. RESPON
Timbalan Menteri Sains, Teknologi dan
Inovasi , Datuk Kong Cho Ha
Menyaranka supaya program pendidikan
teknik dan vokasional harus melatih dan
mampu melahirkan sumber manusia yang
sesuai dengan pasaran kerja serta mahir
terutama dalam pelbagai disiplin ilmu
secara bersepadu untuk melahirkan
pelapis dan professional yang diharapkan.
Pendidikan negara harus merupakan
sistem pengajaran yang kreatif, inovatif
dan bertaraf global.
11. PERATUS JUMLAH TENAGA MAHIR
ANTARA MALAYSIA DENGAN NEGARA LAIN
28 %
52.8 %
44.5 %
42.6 %
Malaysia
Singapura
Finland
Australia
12. USAHA KERAJAAN KE ARAH MEMENUHI
PERMINTAAN PASARAN KERJA
1) Penubuhan Kolej Vokasional -
Penstrukturan semula kurikulum
PTV beralih kepada 70%
kemahiran vokasional dan 30%
akademik .
2) Institut Latihan Perindustrian (ILP) -
83% dijangka memenuhi pasaran
kerja .
14. STATUS PEKERJAAN KESELURUHAN
GRADUAN MENGIKUT JENIS IPT TAHUN
2011
IPT JUM.
RESPONDEN
BEKERJA MELANJUTKAN
PENGAJIAN
MENINGKATKAN
KEMAHIRAN
MENUNGGU
PENEMPATAN
PEKERJAAN
BELUM
BEKERJA
IPTA 101,345 51.6 19.5 1.6 6.3 21
IPTS 46,634 56.7 11.6 1.0 3.9 26.7
POLITE
K
28,888 49.5 18.9 1.5 2.2 27.9
KK 6,582 50.5 10.9 0.6 2.6 35.4
LAIN 1,677 56.3 20.1 0.8 1.5 21.3
SUMBER : KAJIAN PENGESANAN GRADUAN KPT (BAB 3) M/S : 47
15. KEBERHASILAN MURID DAN HUBUNGANNYA
DENGAN DAYA KOMPETENSI MENGIKUT ACUAN
PTV
Keberhasilan Murid dalam konsep PTV
adalah merujuk kepada kejayaan
melahirkan tenaga mahir yang relevan
dengan permintaan pasaran iaitu
berkebolehan untuk bekerja secara
professional dan berupaya menerima
serta menguasai ilmu yang berkaitan
dengan cepat.
16. KAJIAN
Majikan menumpukan kepada tiga kriteria dalam
menawarkan pekerjaan iaitu :
1) Aspek kognitif - majikan melihat kelulusan
calon, latihan vokasional, pengalaman bekerja
dan pengatahuan dalam bahasa asing.
2) Aspek afektif - majikan menilai sahsiah dan
sikap calon .
3) Aspek askritif - kemahuan majikan terhadap
calon yang bersih daripada gejala negatif dan
sihat tubuh badan.
Hallak dan Caillods (1980)
17. KAJIAN
Tenaga manusia yang diperlukan dalam
masyarakat industri haruslah yang
cekap dan professional, berfikiran
terbuka untuk menerima dan mengkaji
maklumat serta dapat membuat
penyesuaian dengan tepat.
Isahak Haron (1992)
18. KAJIAN
Apabila berada dalam realiti pekerjaan, sumber
manusia dilatih bagi mencapai matlamat
pertumbuhan organisasi.
Perubahan yang berlaku dalam persekitaran,
teknologi dan pasaran, pengetahuan dan
kemahiran “employbiliti” sumber manusia juga
harus berubah selaras dengan perubahan
tersebut.
Justeru, pembangunan sumber manusia
adalah berfungsi sebagai pembina aset yang
menyelesaikan masalah secara kreatif untuk
memastikan kejayaan tenaga seseorang
pekerja yang berkebolehan dan berminat .
Kamal dan Mei, 1996
19. KONSEP KOMPETENSI
Kombinasi atau gabungan kemahiran,
keupayaan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas
yang spesifik.
Kemahiran dan kebolehan seseorang
untuk menyelesaikan masalah .
Yahya, Nurihah, Mahfuzah, Aede Hatib dan Muhammad Sukri ,
2012
20. KONSEP “EMPLOYABILITY”
1) Ketrampilan individu yang meliputi
kemahiran berkomunikasi, kemahiran
berhubung, kemahiran literasi komputer
dan berbudaya.
2) Kemahiran kebolehpercayaan individu
yang meliputi pengurusan individu,
beretika dan kematangan vokasional.
3) Kemahiran pengubahsuaian ekonomi
dalam menyelesaikan masalah,
pembelajaran “employability” dan
pembangunan kerjaya .
Gainer ,1988
21. HUBUNGKAIT ANTARA KOMPETENSI
DAN “EMPLOYABILITI”
Konsep kompetensi dan ‘employability’
mempunyai kaitan yang sangat rapat iaitu
berkaitan dengan personaliti, sikap, tabiat
dan tingkahlaku, cara berkomunikasi,
penyelesaian masalah, kemahiran
membuat keputusan serta menguasai
proses mengurus organisasi. Keberhasilan
dalam menghasilkan sumber manusia
yang mempunyai daya kompetensi yang
tinggi akan melahirkan generasi pekerja
yang bersifat “employability”
24. PEMBELAJARAN
“proses interaksi didik dengan pendidik
agar berlakunya proses pemerolehan
ilmu dan pengetahuan atau
penguasaan kemahiran, pembentukan
sikap dan kepercayaan pada peserta
didik”
Rahil Mahyuddin, Jami’ah Mohamad, Kasnani Ab. Karim, 2000
25. RUMUSAN
“Perubahan bentuk dalam proses
pemerolehan ilmu dan kemahiran
melalui perubahan bentuk kurikulum
dan kaedah penyampaian yang lebih
berkesan”
28. Shahabuddin Hashim , 2003
Peluang kepada pelajar melibatkan diri
secara aktif dalam setiap sesi
pembelajaran dibantu oleh pengajar
yang berperanan sebagai fasilitator.
29. KELEBIHAN
Pelajar akan lebih bertanggungjawab dan
bersungguh-sungguh dalam menguasai
pelajaran.
Pelajar mempunyai peranan yang penting
dalam merancang pembelajaran, membuat
kajian mendalam, menilai hasil kerja, serta
berinteraksi dengan pengajar, pelajar dan
sumber maklumat lain.
Membentuk peribadi pelajar yang bermotivasi
tinggi, sentiasa mempunyai naluri ingin tahu,
berupaya mengurus masa dengan bijak serta
mahir mencari maklumat.
Memupuk kemahiran insaniah dalam
kalangan pelajar .
30. KAEDAH PENYELESAIAN
MASALAH
Ee Ah Meng (1997),
Satu proses pembelajaran dan
pengajaran yang berasaskan
pengalaman dan memerlukan pelajar
berfikir secara aktif.
31. (Glen & Wilkie, 2000).
Satu proses pengajaran dan
pembelajaran yang melibatkan pelajar
bergerak secara aktif dalam kumpulan-
kumpulan kecil dan menyelesaikan
masalah secara berhati-hati.
32. KELEBIHAN
1) Pelajar dapat menggerakkan minda
secara aktif dan membantu proses proses
pembelajaran.
2) Menyediakan peluang pelajar untuk
mengaplikasikan konsep, prinsip dan teori
yang telah dipelajari.
3)Menggalakkan pemikiran kritis, analitis,
logis dan rasional serta membina sifat
keyakinan diri.
33. RUMUSAN
Kaitan antara dua kaedah PdP tersebut adalah,
dalam pelaksanaan pembelajaran berpusatkan
pelajar akan melatih pelajar menyelesaikan
masalah pembelajaran secara kendiri.
Kesannya, pelajar akan lebih matang dan
berusaha menguasai ilmu serta kemahiran
yang yang diajar.
Pengalaman dan kemahiran tersebut akan
digunakan apabila mereka memasuki alam
pekerjaan pada masa akan datang dan berjaya
memenuhi kriteria sumber tenaga yang
diperlukan oleh pihak majikan.