SlideShare a Scribd company logo
1
HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN
DI KECAMATAN KUMPEH ULU
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
ANA PUJA PRIHATIN
JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
2
HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN
DI KECAMATAN KUMPEH ULU
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
ANA PUJA PRIHATIN
D1B012062
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi
JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
3
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja Petani
Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi” oleh Ana Puja Prihatin, NIM
D1B012062 telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 19 Oktober 2016 dihadapan Tim
Penguji yang terdiri dari :
Ketua : Ir. Yusma Damayanti, M.Si.
Seketaris : Ir. Jamaluddin, M.Si.
Penguji Utama : Ir. Arsyad Lubis, M.Si.
Penguji Anggota : 1. Aprollita, S.P, M.Si.
2. Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Aprollita, S.P, M.Si. Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.
NIP. 19750401 199903 2 002 NIP. 19831030 200604 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan / Progam Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Ir. Emy Kernalis, M.P.
NIP. 19590520 198603 2 002
4
ABSTRAK
ANA PUJA PRIHATIN. Hubungan Penyuluhan Pertanian Dengan Produktivitas Kerja
Petani Sayuran Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Di bimbing oleh Ibu
Aprolita, S.P, M.Si. dan Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran dan
mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8
Agustus sampai 8 September 2016 di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
terhadap 44 petani sayuran. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran.
Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran
digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²). Hasil penelitian
menunjukkan Produktivitas kerja petani sayuran dilokasi penelitian masih tergolong rendah
yaitu sebesar 43%. Tinggi rendahnya produktivitas kerja petani sayuran dipengaruhi oleh
jumlah produksi yang dihasilkan petani dan besarnya penerimaan yang diterima oleh petani.
Penerimaan yaitu produksi dikali harga. Seringkali harga yang berlaku di kalangan petani
sayuran masih tergolong rendah dan berada dibawah harga pasar, harga yang rendah tentu
akan mempengaruhi besar kecilnya penerimaan serta produktivitas kerja petani.Terdapat
hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran
di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebesar 67,83%, hal ini menunjukkan
bahwa semakin sering petani mendapatkan kegiatan penyuluhan pertanian maka petani akan
semakin terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan terdapat delapan unsur
yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan pertanian tersebut yaitu penyuluh pertanian,
sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu
penyuluhan, dan tempat penyuluhan.
Kata Kunci : Penyuluhan, Produktivitas Kerja, Petani
5
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ANA PUJA PRIHATIN
NIM : D1B012062
Jurusan/Progam Studi : Agribisnis
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga
dan/atau oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama
penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada bagian yang
relevan dan skripsi ini bebas dari plagiarisme.
3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam proses
pengajuan oleh pihak – pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme di dalam skripsi ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai Pasal 12 Ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat
di Perguruan Tinggi, yakni Pembatalan Ijazah.
Jambi, 25 Oktober 2016
Yang membuat pernyataan
Ana Puja Prihatin
NIM. D1B012062
6
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong pada
tanggal 22 Juli 1995. Penulis adalah anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Sukirno dan Ibu Komariyah. Penulis
memulai pendidikan formal pada Sekolah Taman Kanak-Kanak
Handayani 1dan lulus pada tahun 2000, penulis melanjutkan
pendidikan tingkat Dasar di SD 56/IX Pondok Meja pada tahun 2000-2006. Penulis
melanjutkan pendidikan tingkat Menengah Pertama di SMP Negeri 10 Kabupaten Muaro
Jambi tahun 2007-2009. Penulis melanjutkan tingkat Menengah Atas di SMA Negeri 3
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010-2012.
Di tahun 2012 memalui seleksi Jalur Penjaringan Khusus Pemanduan Minat (PKPM),
Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Jambi. Penulis mengikuti Progam Magang di
Distrik III PT.Wirakarya Sakti pada tanggal 28 Maret - 23 Mei 2016. Penulis melaksanakan
Ujian Skripsi yang dibimbing oleh oleh Ibu Aprolita SP. M.Si dan Bapak Tri Suratno,
S.Kom, M.Kom dan dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar Sarjana pada tanggal 19
Oktober 2016.
7
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Kepada kedua orangtuaku, Ayahanda Sukirno dan Ibu Komariyah yang dengan ketulusan
dan segala jerih payah dan pengorbanan serta kasih sayangnya memberikan bimbingan
dan dukungan yang tanpa henti dan adikku Amminah terima kasih atas kasih sayang, doa
dan dukungannya.
2. Ibu Aprolita, S.P, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang banyak membantu dalam
mengarahkan dalam penulisan skripsi.
3. Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang juga banyak
memberi bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi.
4. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah
mengarahkan dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.
5. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si selaku ketua penguji, Bapak Ir. Jamaluddin, M.Si selaku
sekretaris dan Bapak Ir.Arsyad Lubis, M.Si sebagai Dosen Penguji Utama dalam ujian
skripsi saya, yang telah memberikan saran dan kritik serta nasihat demi kesempurnaan
skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
wawasan baru serta Staf Jurusan atas bantuan pada proses administrasi selama masa studi
dan proses pengurusan skripsi.
7. Teman – teman terbaikku Wulan Dwi Putri, Kaseh Lestari, Ade Regina Okky Dwi,
Isnaini Damayanti, Siswanti Armaini dan Cici Lia Pardede yang telah memberikan
bantuan dan masukan yang begitu berarti.
8. Teman satu magang di PT.Wirakarya Sakti Rumlia Situmorang, Andi Putra, Siti, Nur
Sriyanti dan Rio Al Fikar yang telah memberikan bantuan dan pengalaman yang begitu
berarti.
9. Rekan – rekan agribisnis angkatan 2012. Terima kasih atas motivasi, dukungan dan
bantuan selama masa studi dan proses penyelesaian skripsi.
8
10. Ibu Penyuluh Komiati, S.PKP dan Ketua Kelompok Tani Sayur Bapak Gunawan. Terima
kasih atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian berlangsung.
11. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan yang
diberikan.
12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu – persatu. Terima kasih atas bantuannya semoga Allah SWT memberikan
balasan atas semua amal baik. Amin.
9
KATA PENGATAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Karunia dan
Rahmat-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul “Hubungan
Penyuluhan Pertanian Dengan Produktivitas Kerja Petani Sayuran Di Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Aprolita, S.P,
M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Tri Suratno. S.Kom, M.Kom selaku Dosen
Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Yusma Damayanti,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan pada masa perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang
tua dan teman-teman yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi
maupun segi penulisan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan mengharapkan ridho Allah, semoga
proposal skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca
sekalian. Atas perhatian pembaca penulis ucapkan terima kasih.
Jambi, Oktober 2016
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 10
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ................................................. 11
1.3.1 Tujuan Penelitian.................................................................. 11
1.3.2 Kegunaan Penelitian............................................................. 11
II. Tinjauan Pustaka................................................................................ 12
2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian .................................................. 12
2.2 Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian .............................................. 15
2.3 Konsep Produktivitas..................................................................... 27
2.3.1 Konsep Produktivitas Kerja............................................. 32
2.4 Identitas Petani Sampel.................................................................. 32
2.4.1 Umur..................................................................................... 33
2.4.2 Pendidikan ............................................................................ 33
2.4.3 Luas Lahan............................................................................ 34
2.4.4 Jumlah Anggota Keluarga .................................................... 34
2.4.5 Pengalaman Usaha Tani ....................................................... 35
2.5 Konsep Usahatani ........................................................................... 35
2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran................................................ 36
2.6 Konsep Adopsi Inovasi.................................................................. 38
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................. 40
2.8 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 42
2.9 Hipotesis ......................................................................................... 45
III. METODE PENELITIAN................................................................... 46
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 46
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 46
3.3 Metode Penarikan Sampel ............................................................. 47
3.4 Metode Analisis Data..................................................................... 49
3.5 Konsepsi dan Pengukuran.............................................................. 52
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 56
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................. 56
4.1.1 Letak dan Batas Wilayah...................................................... 56
4.1.2 Luas Daerah dan Penggunaan Lahan.................................... 56
4.1.3 Keadaan Penduduk ............................................................... 57
11
4.2 Deskripsi Petani Sampel................................................................. 59
4.2.1 Umur Petani.......................................................................... 59
4.2.2 Tingkat Pendidikan............................................................... 60
4.2.3 Jumlah anggota keluarga ...................................................... 62
4.2.4 Pengalaman berusahatani...................................................... 63
4.3 Keadaan Umum Usahatani Sayuran ............................................... 65
4.3.1 Budidaya sayuran didaerah penelitian.................................. 65
4.3.2 Luas Lahan............................................................................ 67
4.3.3 Status kepemilikan lahan ...................................................... 68
4.3.4 Produksi sayuran................................................................... 69
4.3.4.1 Produksi kacang panjang .......................................... 70
4.3.4.2 Produksi timun.......................................................... 71
4.3.4.3 Produksi tomat.......................................................... 72
4.3.4.4 Produksi cabai........................................................... 73
4.3.4.5 produksi terung......................................................... 74
4.3.5 Harga sayuran ....................................................................... 75
4.3.6 Penerimaan ........................................................................... 76
4.3.6.1 Peneriman kacang panjang ...................................... 76
4.3.6.2 Penerimaan timun.................................................... 77
4.3.6.3 Penerimaan tomat .................................................... 78
4.3.6.4 Penerimaan cabai..................................................... 79
4.3.6.5 Penerimaan terung ................................................... 80
4.3.6.6 Total penerimaan ..................................................... 81
4.4 Produktivitas kerja petani responden.............................................. 82
4.4.1 Deskripsi kegiatan responden petani sayur........................... 85
4.4.2 Produktivitas kerja petani responden.................................... 85
4.5 Penyuluhan pertanian...................................................................... 86
4.6 Hubungan penyuluhan pertanian dengan
produktivitas tenaga kerja petani sayur ........................................ 89
4.7 Implikasi penelitian......................................................................... 91
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 93
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 93
5.2 Saran ............................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 95
LAMPIRAN ........................................................................................ 97
12
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014............ 3
2. Produktivitas Tanaman Sayur di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 6
3. Produksi Tanaman Sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2014....................................................................... 7
4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014.................................................... 8
5. Jumlah petani sampel usahatani sayuran di daerah
penelitian tahun 2015............................................................................. 49
6. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi (c) 2x2................. 50
7. Luas wilayah berdasarkan penggunaanya di Kecamatan
Kumpeh Ulu tahun 2015........................................................................ 57
8. Jumlah penduduk di lokasi penelitian tahun 2015.................................. 58
9. Distribusi Responden berdasarkan kelompok umur
di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi............................ 60
10. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 61
11. Distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga
di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 62
12. Distribusi responden berdasarkan pengalaman berusahatani sayuran
di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 64
13. Distribusi responden berdasarkan luas lahan sayuran
di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 68
14. Distribusi responden berdasarkan status kepemilikan lahan
di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 69
15. Distribusi produksi kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 .... 70
16. Distribusi produksi Timun di daerah penelitian tahun 2016................... 71
17. Distribusi produksi Tomat di daerah penelitian tahun 2016................... 72
18. Distribusi produksi Cabai di daerah penelitian tahun 2016.................... 73
13
19. Distribusi produksi Terung di daerah penelitian tahun 2016.................. 75
20. Daftar harga sayur per kg di daerah penelitian tahun 2016.................... 76
21. Distribusi penerimaan kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 77
22. Distribusi penerimaan timun di daerah penelitian tahun 2016 ............... 78
23. Distribusi penerimaan tomat di daerah penelitian tahun 2016 ............... 79
24. Distribusi penerimaan cabai di daerah penelitian tahun 2016................ 80
25. Distribusi penerimaan terung di daerah penelitian tahun 2016 .............. 81
26. Distribusi total penerimaan di daerah penelitian tahun 2016 ................. 82
27. Rata-Rata Jumlah Hari Orang Kerja (HOK) dan Presentase
Pada Kegiatan Usahatani Sayuran Petani Responden Selama
satu Musim tanam Di daerah penelitian tahun 2016.............................. 83
28. Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja Petani
Sayuran Dalam satu musim tanam di derah penelitian tahun 2016....... 85
29. Distribusi Responden berdasarkan Penyuluhan Pertanian
di derah penelitian tahun......................................................................... 88
30. Kotigensi hubungan penyuluhan pertanian dengan
produktivitas kerja petani sayuran didaerah penelitian tahun 2016........ 89
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema kerangka pemikiran..................................................................... 44
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Luas panen tanaman palawija dan sayuran kecamatan kumpeh ulu
tahun 2015............................................................................................... 97
2. Produksi Sayuran di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 .................. 98
3. Nama Kelompok Tani sayuran ............................................................... 99
4. Data identitas petani sampel di daerah penelitian................................... 100
5. Data produksi, harga, penerimaan dan total penerimaan
di daerah penelitian 2016........................................................................ 101
6. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pengolahan tanah pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 103
7. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penanaman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 104
8. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyulaman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 105
9. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyiraman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 106
10. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyiangan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 107
11. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pemupukan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 108
12. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pengendalian HPT pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 109
13. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pemanenan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 110
14. Data total jumlah HOK pada semua kegiatan usahatani sayur
di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 111
16
15. Data produktivitas kerja petani responden pada
kegiatan usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2016.................. 113
16. Data kategori skor pada kegiatan penyuluhan pertanian
menurut petani responden di daerah penelitian tahun 2016 ................... 114
17. Uji chi square hubungan penyuluhan pertanian dengan
produktivitas kerja petani sayur di daerah penelitian tahun 2016 .......... 116
18. Kuesioner penelitian mengenai hubungan penyuluhan pertanian
dengan produktivitas kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi......................................................................... 118
19. Lampiran dokumentasi ........................................................................... 128
17
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup panjang,
dimulai sejak abad 20 di masa penjajahan. Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan
untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk
mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandasi pula oleh kenyataan adanya
kesenjangan yang cukup jauh antara praktik-praktik yang dilakukan para petani di satu
pihak dan adanya teknologi-teknologi yang lebih maju di lain pihak. Kebutuhan peningkatan
produksi pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi maju yang
ditemukan oleh para ahli dapat dipraktikkan oleh para petani sebagai produsen primer.
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan non formal guna menumbuh
kembangkan kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani sehingga secara
mandiri mereka dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan sehingga
dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Kegiatan
penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani melalui pendekatan kelompok dan
diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja sama yang lebih efektif sehingga mampu
menerapkan inovasi, mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha, menerapkan skala usaha
yang ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang layak dan sadar akan peranan serta
tanggung jawabnya sebagai pelaku pembangunan, khususnya pembangunan pertanian, untuk
membangun pertanian dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tersedianya
sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi
pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah, oleh karena itu untuk membangun
pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang perlu
dibangun di antaranya yaitu masyarakat pertanian (petani, pengusaha pertanian dan pedagang
pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja petani dapat meningkat. Hal ini bisa
18
didapatkan melalui proses pembelajaran dengan mengembangkan sistem pendidikan non
formal secara efektif dan efisien salah satunya adalah melalui penyuluhan pertanian. Melalui
penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan,
keterampilan, pengenalan teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian, penanaman nilai-
nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi
rajin, kooperatif, inovatif, kreatif.
Mampu mengubah sikap dan perilaku petani agar mereka tahu dan mau menerapkan
informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian. Kegiatan
penyuluhan yang berhasil diterapkan kepada para petani, akan berarti para petani mau dan
mampu untuk selalu menggunakan teknologi yang menguntungkan dalam budidaya tanaman
termasuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Kemauan dan kemampuan menggunakan
teknologi yang menguntungkan harus didukung sarana produksi yang cukup dan mudah
untuk mendapatkannya, dengan demikian untuk mewujudkan peningkatan kuantitas dan
kualitas produksi serta peningkatan kesejahteraan hidup para petani perlu adanya pola yang
baik dan mantap di bidang penyuluhan pertanian.
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang
diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik
(better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better
living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian
lingkungannya (better environment) (Departemen Pertanian, 2009).
Penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya dibatasi oleh suatu wilayah kerja
penyuluh (WKP). Umumnya satu orang penyuluh ditempatkan di satu wilyah desa untuk
jangka waktu satu tahun dari sebuah progama penyuluhan pertanian yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya jumlah tenaga penyuluh pertanian lapangan
19
(PPL) yang ditempatkan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat di
Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
No Desa/Kelurahan
Penyuluh Pertanian Lapangan
Jumlah Nama
1. Sungai Terap 1 Jusneli, S.PKP
2. Kasang Pudak 1 Ir. Ramli
3. Kasang Lopak Alay 1 HJ.Suriyani
4. Solok 1 Ir. Ramli
5. Sumber Jaya 1 Nurvendi Kasnur, A, Md
6. Arang Arang 1 Nurvendi Kasnur, A, Md
7. Sipin Teluk Duren 1 Muhammad, SP
8. Pemunduran 1 Suhendro, SP
9. Teluk Raya 1 Wahyudianto, S. PI
10. Ramin 1 Muhammad, SP
11. Tarikan 1 Murhalim
12. Lopak Alay 1 HJ.Suriyani
13. Sakean 1 Murhalim, A.Md
14. Kota Karang 1 Komiati, S.PKP
15. Pudak 1 Suhendro, SP
16. Muara Kumpeh 1 Elizarna
17. Kasang Kumpeh 1 Asnawi, S
18. Kasang Kota Karang 1 Ir.Ramli
Jumlah 18
Sumber : Badan Pusat Statistik Kumpeh Ulu 2015
Tabel 1 memperlihatkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
memiliki 18 Desa, yang telah memiliki satu orang penyuluh dimasing-masing desa, dan
beberapa penyuluh pertanian memegang dua desa sekaligus. Manfaat adanya penyuluh
pertanian di desa yaitu agar dapat mengembangkan potensi wilayah desa serta memberikan
pemberdayaan kepada petani yang membutuhkan.
Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
20
Produktivitas adalah perbandingan suatu jumlah keluaran tertentu dengan jumlah
masukan tertentu. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan
sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Produktivitas
menginginkan adanya pemanfaatan sumber daya yang tersedia dengan baik, dengan kata lain
sumber daya yang ada digunakan dengan maksimal agar hasil yang diperoleh bisa optimal
secara kualitas maupun kuantitas.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat
dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja.
Pengukuran produktivitas dengan cara ini menghitung hasil yang diperoleh dalam berapa
lama waktu yang mereka perlukan saat bekerja, selain itu hasil tersebut juga dibandingkan
dengan masukan yang ia perlukan dalam bekerja. Produktivitas kerja yang tinggi sangat
diharapkan oleh setiap petani. Produktivitas kerja adalah hasil pelaksanaan kerja, dengan
sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dalam bekerja. Produktivitas kerja sering
ditunjukkan oleh produktivitas kerja individu dalam perilakunya, yang merupakan
perbandingan angka-angka penggunaan jam kerja dalam usahatani menunjukkan adanya
peningkatan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian. Peningkatan produktivitas tenaga
kerja di sektor pertanian, mampu meningkatkan efesiensi yang dilihat dari sisi penggunaan
tenaga kerjanya (Mubyarto,1987).
Provinsi Jambi memiliki potensi yang sangat mendukung untuk melakukan kegiatan
usahatani sayuran. Provinsi jambi terbagi kedalam dua kota dan sembilan Kabupaten
termasuk didalamnya Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan data produksi sayur dan buah
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2015, terdapat 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di
Kabupaten Muaro Jambi. Untuk mengetahui lebih jelasnya produktivitas tanaman sayur di
Kabupaten Muaro dapat dilihat di Tabel 2 berikut ini :
21
Tabel 2. Produktivitas Tanaman Sayur di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
No Komoditi Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Kw)
Produktivitas
(Kw/Ha)
1 Bayam 101 1.607 15,91
2 Cabai Besar 228 6.631 29,08
3 Cabai Rawit 98 2.318 23,65
4 Buncis 7 117 16,71
5 Kacang Panjang 281 9.911 35,27
6 Kangkung 120 1.890 15,75
7 Sawi 77 2.282 29,63
8 Ketimun 270 7.098 26,28
9 Terung 99 3.796 38,34
10 Tomat 44 1.693 38,47
Jumlah 1.325 37.343 269,09
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
Tabel 2 memperlihatkan 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di Kabupaten Muaro
Jambi. Tanaman sayur tersebut meliputi : sawi, cabai besar, cabai rawit, tomat, terung,
buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Luas panen tanaman sayuran yang
paling besar adalah tanaman kacang panjang yakni sebesar 281 hektar dengan produksi 9.911
kwintal, diikuti dengan tanaman ketimun yang memiliki luas panen seluas 270 hektar dengan
produksi 7.098 kwintal, kemudian tanaman cabai besar dengan luas panen seluas 228 hektar
dengan produksi 6.631 kwintal, sedangkan tanaman yang memiliki luas panen dan produksi
terkecil adalah buncis dengan luas panen sebesar 7 hektar dan produksi sebesar 117 kwintal.
Produktivitas tertinggi yaitu tanaman tomat yaitu sebesar 38,47, tanaman terung sebesar
38,34 dan tanaman kacang panjang dengan produktivitas sebesar 35,27.
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi yang
memiliki potensi di bidang pertanian pangan dan hortikultura. Kedua sektor ini memiliki
peran yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian
masyarakat. Kecamatan Kumpeh Ulu juga dikenal sebagai daerah penghasil sayur dan buah-
buahan utama, dan sebagian besar penduduk di Kumpeh Ulu bermata pencarian sebagai
petani, khususnya tanaman palawija dan hortikultura, hal ini didukung kondisi lahan yang
22
sebagian terdiri dari dataran rendah atau lahan basah sehingga sangat cocok untuk budidaya
tanaman buah-buahan dan sayuran. Untuk mengetahui lebih jelasnya produksi tanaman sayur
di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Produksi Tanaman Sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2015
No Komoditi
Produksi
(Kw)
1 Kacang Panjang 3.606
2 Cabai Besar 915
3 Cabai Rawit 307
4 Tomat 574
5 Terung 874
6 Ketimun 2.448
7 Kangkung 263
8
9
10
Bayam
Sawi
Buncis
238
0
0
Jumlah 9.225
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
Tabel 3 memperlihatkan delapan jenis tanaman yang ditanam di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi tanaman sayur tersebut meliputi : cabai besar, cabai rawit, tomat,
terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Produksi tertinggi yaitu pada
komoditi kacang panjang sebesar 3.606 kwintal, kemudian pada komoditi ketimun sebesar
2.448 kwintal dan cabai besar mencapai produksi sebesar 915 kwintal. Produksi terendah
yaitu pada tanaman bayam hanya mencapai produksi sebesar 238 kwintal.
Pada tahun 2015, di Kecamatan Kumpeh Ulu, tanaman hortikultura memiliki areal
panen yang cukup luas dibandingkan dengan tanaman pangan. Kecamatan Kumpeh Ulu
memiliki 18 Desa, dari 18 Desa terdapat 13 Desa yang menanam tanaman sayuran dan telah
tergabung dalam kelompok tani sayur. Untuk lebih jelasnya produksi sayur per Desa di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4
berikut ini :
23
Tabel 4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2015
Sumber :
Balai
Penyuluh
an
Pertania
n
Kecamat
an
Kumpeh
Ulu
Tahun
2015
Tabel 4. memperlihatkan 13 desa yang mengusahakan usaha tani sayuran di Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Desa Lopak Alay adalah desa dengan produksi
tertinggi sebesar 1.180 kwintal, selanjutnya yaitu desa dengan produksi rata-rata yaitu Desa
Pudak dengan produksi sebesar 784 kwintal dan desa dengan Produksi terendah yaitu Desa
Kota Karang dengan produksi sebesar 472 kwintal.
Kenaikan produksi dan produktivitas ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan
efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya. Peningkatan keterampilan tenaga kerja (petani) salah
satunya dapat diperoleh dari adanya seorang penyuluh pertanian, hal ini sejalan dengan
pengertian penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap, keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tahu, mau
dan mampu melaksanakan perubahan usahataninya demi peningkatan produksi, pendapatan
dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.
No Nama Desa
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Kw)
1 Pudak 130 784
2 Kota Karang 78 472
3 Lopak Alay 196 1.180
4 Tarikan 116 700
5 Sungai Terap 85 514
6 Sipin Teluk Duren 111 670
7 Ramin 79 478
8 Pemunduran 89 538
9 Kasang Kumpeh 153 922
10 Kasang Pudak 169 1.018
11 kasang lopak alai 113 682
12 Kasang Kota Karang 110 664
13 Solok 99 598
Jumlah 1.528 9.220
Rata-Rata 117,53 709,23
24
Dengan melihat dari adanya peningkatan produktivitas yang hanya dapat dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki peningkatan kerja dan keterampilan dalam
mengusahakan usahataninya, serta peningkatan keterampilan kerja seorang petani salah
satunya bisa di dapatkan dari adanya penyuluh pertanian, selain itu usahatani sayur memiliki
prospek cerah bagi petani di Kecamatan Kumpeh Ulu, jika diusahakan secara intensif.
Komoditi ini juga cukup laris dipasaran dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan
juga perputaran modal yang cepat, hal ini erat kaitannya dengan umur tanaman untuk
produksi yang singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap
hari orang membutuhkan sayuran untuk dikonsumsi, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja
Pada Usahatani Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”
1.2 Rumusan Masalah
Penyuluhan pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang dilakukan oleh
penyuluh kepada petani dan keluarganya. Setiap penyuluh memiliki peran, fungsi dan tugas
masing-masing untuk melakukan penyuluhan, dengan harapkan penyuluh dapat melakukan
perubahan yang lebih terarah terhadap sasaran penyuluhan yaitu petani dalam menjalakan
aktivitas pertanian.
Beberapa faktor dari dalam usaha tani maupun luar usaha tani, yang sering
menyebabkan rendahnya produksi sayur yaitu terbatasnya faktor produksi lahan, tenaga kerja,
modal dan teknologi yang digunakan, seringkali hal ini menjadi kendala utama bagi petani
dalam mencapai tujuannya untuk memperoleh produksi yang maksimal. Pencapaian tingkat
produksi petani yang memuaskan dapat disebabkan oleh usaha petani dalam memadukan
faktor-faktor produksi, tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi dengan keterampilan yang
mereka miliki, keterampilan mereka bertambah setelah bertemu dengan penyuluh pertanian.
25
Pada hakekatnya setiap kegiatan berproduksi petani selalu mempertimbangkan untung dan
ruginya suatu usaha dan dapat dikatakan nilai produksi yang diperoleh lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan petani selama proses produksi. Berdasarkan pemikiran diatas maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi ?
2. Bagaimana hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi ?
1.3 Tujuan Penlitian
1. Untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi.
2. Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
1.4 Kegunaan dari Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana (S1) pada
Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
2. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya
dan pihak-pihak yang berkepentingan.
26
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian
Istilah penyuluhan berasal dari bahasa belanda yaitu voorlirchting yang berarti
memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya. Penyuluhan
merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informatif secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat
keputusan yang benar (Hawkins, 1999).
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa di dalam proses pembelajaran terjadi proses-
proses lain secara simultan, yaitu :
a. Proses komunikasi persuasive yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran
(pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan
masalah berkaitan dengan dan pengembangan usaha mereka. Proses pemberdayaan,
maknanya adalah memberikan kuasa atau wewenang kepada pelaku utama dan pelaku
usaha sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan)
mempunyai kesempatan yang sama untuk : a) berpartisipasi, b) mengakses teknologi,
sumberdaya, pasar dan modal, c) melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan
keputusan dan d) memperoleh manfaat dalam setiap lini, proses dan hasil pembangunan
pertanian.
b. Proses pertukaran informasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran mengenai berbagai
alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan
pengembangan usahanya.
Hal-hal yang harus penyuluh pertanian lakukan dan persiapkan agar penyuluhan sesuai
dengan harapan petani dan keluarga yang telah dituangkan dalam progama penyuluhan
pertanian dan rencana kerja penyuluhan pertanian (RKPP) bulanan maupun tahunan :
1. memahami kondisi, harapan dan keinginan petani saat ini
27
2. memahami materi, media, dan metode penyuluhan yang akan dilakukan
3. menggunakan sarana dan prasarana yang memadai
4. menggunakan waktu yang tepat dan akurat.
Menurut Mardikanto (1991), penyuluhan pertanian merupakan proses penyebarluasan
informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi
tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, perbaikan kesejahteraan keluarga
yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang tidak
sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi berupaya merubah perilaku
sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusahatani yang luas, memiliki sikap
progesif untuk melakukan perubahan inovatif terhadap informasi baru, serta trampil
melaksanakan berbagai kegiatan.
Penyuluhan pertanian menurut Margono Slamet dalam Mardikanto (1991) adalah
proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan masyarakat
petani, agar mereka tau, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam
usahataninya demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan
kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian menurut rumusan UU No. 16/2006 adalah proses pembelajaran
bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan
sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Keberhasilan penyuluhan pertanian menurut pengalaman penyuluh pertanian yaitu:
petani senang dengan keberadaannya penyuluh pertanian, keberadaannya memang
28
dibutuhkan, indikatornya yaitu pendapatan petani meningkat, kehidupannya sejahtera dan
bahagia, begitu juga penyuluhh yang berhasil, karena penyuluhannya dilakukkan secara
efektif dan efesien sesuai kaidah-kaidah penyuluhan yang diterapkannya, akhirnya penyuluh
senang, tenang, menang, sukses, penyuluh pertanian yang dilakukkannya berhasil, dan itulah
harapan semua penyuluh pertanian yang ada dilapangan.
Penyuluhan pertanian bukanlah atasan petani melainkan rekan yang akan membantu
dan menyemangati petani. Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat
(encouragement), mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan mendampingi
mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka untuk
berhasil dalam percobaan tersebut.
Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian saat ini
sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan, proses perubahan perilaku, dan
sebagai proses pendidikan bagi petani dan keluarganya, dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang
dihadapi petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan.
2.2 Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian
Menurut Samsudin (1997), yang dimaksud dengan unsur penyuluhan pertanian yaitu
semua faktor atau unsur yang diikut sertakan ke dalam kegiatan penyuluhan pertanian, tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya, semuanya saling menunjang dalam satu kegiatan. Unsur
penyuluhan pertanian terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu
penyuluhan pertanian dan tempat penyuluhan (Kartasapoetra, 1987).
1. Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan
pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya terhadap
perkembangan teknologi (Kartasapoetra, 1987). Lionberger dan Gwin dalam Mardikanto
29
(1988) secara tegas menyatakan bahwa seorang penyuluh sebagai change agent sebenarnya
memiliki tugas ganda yakni untuk menyampaikan informasi dan sekaligus berupaya untuk
mengubah perilaku masyarakat sasarannya. Kegiatan penyuluhan melibatkan banyak
pertimbangan nilai, tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi
demi kepentingan komunikasi sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakat, dengan
demikian seorang penyuluh menginginkan kemampuannya untuk dapat mendorong proses
belajar petani sekaligus melakukan perubahahan prilaku pelaku tanpa mengabaikan etika dan
akibat moral dari tindakannya (Van den Ban,1999).
Katz dalam Mardikanto menekankan agar setiap penyuluh harus mampu menciptakan
suasana dalam dirinya sendiri maupun terhadap masyarakat sasarannya, seperti :
a. Berkurangnya "ego defensif" (mempertahankan keangkuhan sebagai yang paling hebat),
sebab di dalam penyuluhan yang pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan
orang dewasa, masing-masing pihak dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau
menerima pendapat orang lain, dan menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di
bawah orang lain, tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat orang lain, mustahil
dialog itu dapat berlangsung dengan baik.
b. Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya secara kaku),
sebagai proses komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan
dengan kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk berempati dalam arti
mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan pikiran serta sudut pandang
orang lain.
c. Berkembangnya sikap "utilitarian" (mencari kebersamaan dan tumbuh berkembangnya
keinginan menambah pengetahuan ("knowledge"). Tingkat pendidikan penyuluh, akan
sangat mempengaruhi kemampuan atau penguasaan materi yang diberikan.
30
Keterampilannya memilih metoda penyuluhan dan teknik berkomunikasi yang efektif
dengan masyarakat sasaran yang beragam perlu diperhatikan oleh penyuluh.
Tingkat pendidikan penyuluh, juga mempengaruhi kemampuannya mengembangkan
ide-ide, mengorganisir masyarakat sasaran, serta kemampuannya untuk menumbuhkaan,
menggerakkan dan memelihara partisipasi masyarakat. Menurut pendapat Kurt Lewin dalam
Mardikanto (1991), Penyuluhan pertanian memiliki 3 peran yang harus dilaksanakan ke
masyarakat sasaran. Peran
yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab setiap penyuluh antara lain yaitu :
1. Pencairan diri dengan petani, maksudnya yaitu : penyuluh pertanian berbaur dengan
masyarakat petani dalam melakukan perubahan-perubahan sesuai kebutuhan petani,
dengan melakukan kegiatan-kegiatan :
a. Mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang diperlukan petani sasaran, maksudnya
yaitu penyuluh pertanian dapat memprioritaskan masalah-masalah yang dihadapi petani
atau seorang penyuluh pertanian dapat menyusun skala prioritas masalah atau
kebutuhan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran.
b. Memilih objek perubahan yang tepat, dengan kegiatan awal yang benar-benar diyakini
pasti berhasil dan memliki arti yang strategis bagi berlangsungnya perubahan-
perubahan lanjutan dimasa yang akan datang, maksudnya yaitu seorang penyuluh
pertanian dapat menentukan sebuah penerapan teknologi yang memiliki tingkat
kemungkinan paling besar untuk berhasil dalam penerapan oleh petani sasaran serta
memiliki manfaaat dari adanya sistem penerapan teknologi bagi masa yang akan
datang.
c. Analisis tentang motivasi dan kemampuan petani untuk melakukan perubahan yang
direncanakan sehingga mudah diterima dan dapat dilaksanakan sesuai dengan
sumberdaya (dana, pengetahuan atau keterampilan, dan kelembagaan) yang telah
31
dimiliki petani, maksudnya yaitu sebelum adanya penerapan sebuah teknologi penyuluh
pertanian terlebih dahulu melakukan analisis tentang motivasi dan kemampuan petani
sasaran, sehingga sebuah teknologi yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai
sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki petani sasaran.
d. Analisis sumberdaya yang tersedia, yang dapat digunakan oleh penyuluh untuk
perubahan yang telah direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian dapat
terlebih dahulu menganalisis tentang potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh petani
sasaran.
e. Pemilihan peran bantuan yang paling tepat yang akan dilakukan oleh penyuluh, baik
berupa bantuan keahlian, dorongan untuk melakukan perubahan, pembentukan
perubahan, pembentukan kelembagaan, atau memperkuat kerja sama masyarakat dalam
menciptakan suasana yang mendukung agar terciptanya suatu perubahan, maksudnya
yaitu penyuluh dapat menentukan bantuan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran
seperti melakukan kegiatan pelatihan bagi petani, membentuk wadah bagi petani dalam
mengembangkan komoditas yang diusahakannya.
2. Mengerakkan petani untuk melakukan perubahan, maksudnya yaitu:
a. Menjalin hubungan yang akrab dengan petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian
tetap menjalin komunikasi yang baik dengan petani sasaran, baik dalam bentuk tatap
muka secara langsung tidak langsung yang baik maupun tidak langsung (menggunakan
bantuan media komunikasi)
b. Menunjukkan kepada petani tentang pentingnya perubahan yang harus dilakukkan,
dengan menunjukkan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang belum
dirasakan oleh petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian melakukan sebuah
pertemuan atau kegiatan diskusi dengan petani sasaran dan didalam kegiatan tersebut,
penyuluh pertanian menjelaskan dan menerangkan tentang masalah dan kebutuhan
32
yang akan dirasakan petani dimasa yang akan datang dan memberikan solusi atau
tindakan pencegahan yang berguna bagi petani sasaran dimasa yang akan datang.
c. Bersama-sama dengan petani, menentukan prioritas kegiatan yang dapat memobilisasi
sumberdaya (mengumpulkan dana, menyelenggarakan pelatihan, membentuk dan
mengembangkan kelembagaan) dan memimpin, maksudnya yaitu di dalam pembuatan
sebuah rencana kerja penyuluh pertanian (progama penyuluhan pertanian) seorang
penyuluh pertanian harus mengikutsertakan petani sasaran didalam proses
pembuatannya.
d. Mengambil inisiatif, mengarahkan dan membimbing perubahan yang telah
direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian harus bisa berinisiatif
didalam kegiatan membimbing dan mengarahkan petani sasaran demi tercapainya
tujuan yang telah direncanakan.
3. Memantapkan hubungan dengan petani, melalui upaya-upaya :
a. Terus menerus menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan petani, terutama
dengan tokoh masyarakat (baik tokoh formal maupun informal), maksudnya yaitu :
penyuluh pertanian mengenal dan menjalin hubungan baik dengan petani serta tokoh
masyarakat di lingkungan tersebut.
b. Bersama-sama dengan tokoh masyarakat memantapkan upaya-upaya perubahan dan
merancang tahapan-tahapan perubahan yang perlu dilaksanakan untuk jangka panjang,
maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan petani dan tokoh masyarakat didalam
pembuatan sebuah rencana atau progama kerja penyuluh pertanian, mereka bisa
diikutsertakan dalam pembuatan dan rancangan yang akan di laksanakan dalam waktu
yang telah ditentukan.
c. Terus menerus memberikan sumbangan (waktu, tenaga dan pikiran) terhadap
perubahan profesionalisme melalui kegiatan penelitian dan rumusan konseptual,
33
maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan sukarela dapat terus membantu
masyarakat petani sasaran demi tercapainya peningkatan kesejahteraan hidup petani
sasaran.
2. Sasaran Penyuluhan Pertanian
Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan
(Kartasapoetra, 1987). Menurut Soejitno dalam Mardikanto (1991), sasaran penyuluhan
adalah petani dan keluarganya, yaitu : bapak tani, ibu tani, dan pemuda atau anak-anak
petani. Menurut Mardikanto dan Sutarni (1982) terdapat 3 sasaran didalam penyuluhan
pertanian yaitu :
a. Sasaran utama penyuluhan pertanian
Sasaran utama adalah sasaran yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bertani
dan pengelolaan usaha tani. Termasuk petani dan keluarganya, sebagai sasaran utama mereka
yang harus menjadi perhatian penyuluh pertanian, sebab mereka inilah yang secara bersama-
sama selalu terlibat dalam pengambilan keputusan tentang segala sesuatu seperti teknik
bertanam, kondisi sarana produksi, dan pola usaha tani yang akan diterapkan didalam usaha
taninya.
b. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian
Sasaran penentu adalah sasaran yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam
penentu kebijakan pembangunan pertanian dan menyediahkan segala kemudahan yang
diperlukan petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan usahataninya, diantaranya yaitu :
1. Penguasa atau pimpinan wilayah
2. Tokoh-tokoh informal (tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus, guru)
3. Para peneliti dan para ilmuan sebagai pemasok informasi tentang (teknik bertani,
pengelolaan usaha tani, dan pengorganisasian petani.
4. Lembaga perkreditan
34
5. Produsen
6. Pedagang
7. Pengusaha
c. Sasaran Pendukung Penyuluhan
Sasaran pendukung adalah pihak yang secara langsung maupun tak langsung tidak
memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan pertanian, tetapi dapat dimintai
bantuannya guna melancarkan penyuluhan pertanian, diantaranya sebagai berikut :
1. Para pekerja sosial
2. Seniman
3. Komsumen hasil-hasil pertanian
4. Biro ilkan.
3. Metoda Penyuluhan Pertanian
Metoda penyuluhan pertanian adalah cara-cara yang digunakan pada saat dilakukan
penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan sehingga dapat
mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri
(Kartasapoetra, 1987). Pemilihan metoda penyuluhan pertanian dapat dilakukan dengan
melakukan pendekatan pendekatan sebagai berikut :
a. Metoda penyuluhan dan proses komunikasi
Menurut Mardikanto (1991) terdapat tiga cara dalam menentukan pemilihan metoda
penyuluhan yang didasarkan pada media yang digunakan, sifat hubungan antara penyuluh
dan sasaran dan pendekatan psiko-sosial dikaitkan dengan tahapan adopsinya.
1. Metoda penyuluhan menurut media yang digunakan yaitu :
a) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan tatap muka
atau lewat telepon) secara tidak langsung (lewat radio, televisi dan kaset.
35
b) Media cetak, baik berupa gambar atau tulisan (foto, majalah, selebaran, poster) yang
dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang ditempat tempat strategis seperti dijalan atau
pasar.
c) Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film.
2. Metoda penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasaranya yaitu :
a) Pendekatan perseorangan, artinya penyuluh berkomunikasi secara pribadi dengan setiap
sasarannya misalnya melalui kunjungan ke rumah, dan kunjungan ditempat-tempat
kegiatan sasarannya.
b) Pendekatan kelompok, artinya penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran
pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan dilapangan, dan penyelengaraan latihan.
c) Pendekatan massal, artinya penyuluh berkomunikasi secara langsung atau tak langsung
dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak atau mungkin tersebar tempat tinggalnya
misalnya penyuluhan lewat tv dan penyebaran selebaran.
b. Metoda penyuluhan dalam pendidikan non formal
Penyelengaraan pendidikan non formal dapat diselenggarakan dimana saja dan kapan
saja. Metoda yang bisa diterapkan dalam pendidikan non formal seperti metoda ceramah,
diskusi mandiri. Ciri lain dari kegiatan pendidikan non formal (termasuk penyuluhan
pertanian) selalu diprogam dengan kebutuhan sasaran, artinya berbeda dengan pendidikan
formal yang telah memiliki progam yang dibakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus
mengikuti dan menyesuaikan diri dengan progam pendidikan tersebut, sedangkan pendidikan
non formal harus selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sasarannya. Dengan
demikian, metoda penyuluhan yang akan dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik
sasarannya, sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan, serta keadaan
lingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselengarakannya penyuluhan tersebut.
36
c. Metoda penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa
Menurut Freire dalam Mardikanto (1991) menyatakan bahwa pendidikan terutama
pendidikan orang dewasa, penyuluhan adalah proses penyadaran menuju kepada
pembebasan. Oleh sebab itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya
menciptakan ketergantungana atau bentuk-bentuk penindasan baru. Artinya., melalui
pendidikan, sasaran didik harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan
pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya, sehingga di dalam proses pendidikan
tersebut kedudukan pendidik dan yang di didik sama derajatnya.
Ciri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidikan tidak
tergantung pada seberapa banyak materi yang diajarkan, atau seberapa jauh tingkat
pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan, tetapi lebih dicirikan pada
seberapa jauh progam pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog antara pendidik
dan yang di didik. Pemilihan metoda pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan) harus
selalu mempertimbangkan:
a. waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu menggangu kegiatan atau pekerjaan pokoknya
b. waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin
c. lebih banyak menggunakan alat peraga.
4. Media penyuluhan pertanian
Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu
menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang
disampaikan pada saat dilakukan penyuluhan (Kartasapoetra, 1987). Menurut Mardikanto
(1991) terdapat dua media atau alat yang digunakan untuk membatu penyuluhan pertanian,
yaitu :
1. Alat pembantu menyeluruh
37
Alat pembantu menyaluruh adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan di
dalam kegiatan penyuluhan, dengan maksud agar lebih memudahkan penyuluhannya di
dalam melaksanakan penyuluhan pertanian
a. Kurikulum berisi tujuan atau misi (pesan) pengajaran, uraian materi yang akan diajarkan,
uraian pengalaman belajar berisi tentang metoda mengajar, kegiatan mengajar yang
dilaksanakan pengajar, kegiatan belajar dari sasaran didik, dan rencana evaluasi yang akan
dilaksanakan berisi tentang waktu pelaksanaan, aspek yang dievaluasi (sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan cara evaluasi dengan cara lisan dan tertulis).
b. Lembar-lembar yang dipersiapkan merupakan lembar persiapan penyuluhan, merupakan
catatan atau uraian singkat yang akan dilaksanakan selama kegiatan penyuluhan
berlangsung seperti : 1. lembar persiapan menyeluruh, 2. lembar petunjuk kerja, 3. Lembar
petujuk latihan.
c. Papan tulis dan papan penempel termasuk dalam kategori papan tulis adalah papan hitam,
papan hijau dan papan putih. Kegunaan semua papan tulis ini adalah untuk
menggambarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi penyuluhan yang akan
disampaikan. Sedangkan papan penempel yang berupa papan magnit, merupakan papan
tempat meletakkan atau menempelkan gambar-gambar yang diperagakan
d. Alat-alat tulis yang dimaksud dengan alat-alat tulis adalah alat untuk menulis,
menggambar, baik yang dipergunakan selama mempersiapkan materi penyuluhan maupun
selama kegiatan penyuluhan berlangsung.
e. Proyektor yang dimaksud dengan proyektor adalah perlengkapan atau peralatan yang
diperlukan untuk memproyeksikan tulisan atau gambar agar dapat dilihat lebih jelas oleh
peserta penyuluhan.
38
f. Perlengkapan ruangan yang dimaksud dengan adanya perlengkapan ruangan dapat
memberikan lingkungan dan suasana belajar yang lebih nyaman bagi sasaran peserta
penyuluhan. Perlengkapan ruangan ini berupa :
1) Penata suara berupa (mice, loud speaker, dan amplifier)
2) Penata cahaya berupa (pengaturan lampu)
3) Penata udara berupa (kipas angin, ventilasi dan air conditioner)
5. Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh
seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi penyuluhan adalah
pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi penyuluhan. Apapun materi
penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, hal pertama yang harus diingat bahwa
materi tersebut harus selalau mengacu pada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat
sasarannya, sehubungan dengan hal itu Mardikanto (1996) memberikan acuan agar setiap
penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada
setiap kegiatan :
a. Materi pokok, yaitu materi yang benar-benar dibutuhkan dan diketahui oleh sasaran
utamanya.
b. Materi yang penting, yaitu materi yang berisi dasar pemahaman yang berkaitan dengan
segala sesuatu yang dirasakan sasaran.
c. Materi penunjang yaitu materi yang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan,
yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahaman.
Pengembangan isi pesan atau materi dalam strategi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
pertanian harus memperhatikan kondisi sasaran serta hal-hal lain sebagai berikut :
a) Materi informasi yang dibutuhkan sasaran
b) Bersifat motivatif atau mendorong untuk berprakarsa
c) Memiliki nilai lebih yang menguntungkan serta lebih murah dan mudah
39
d) Bersifat sederhana dan mudah dimengerti sasaran (Mardikanto, 1996).
Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan, akan menghasilkan masyarakat yang
dinamis dan progresif secara berkelanjutan, sebab didasari oleh adanya motivasi intrinsik dan
ekstrinsik dalam diri mereka. Sasaran penyuluhan adalah manusia yang memiliki: kebutuhan,
keinginan, harapan, serta perasaan-perasaan tentang adanya tekanan-tekanan maupun
dorongan-dorongan tertentu yang tidak selalu sama pada seseorang dengan orang yang
lainnya.
6. Waktu penyuluhan pertanian
Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk
melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani (Kartasapoetra, 1987). Kegiatan
penyuluhan pertanian dapat dilakukan diwaktu kapan dan dimana saja asalkan tidak
menggangu petani didalam melaksanakan usahatani, dikarenakan beberapa jenis pekerjaan
dilahan usahatani umumnya tidak dapat ditunda dan harus diselesaikan. Penyuluhan yang
dilakukan pada saat petani sedang sibuk, selain kurang mendapat perhatian juga bisa
berakibat fatal karena kehadiran penyuluh bukannya membatu tetapi sebaliknya malah
merepotkan atau menggangu kegiatannya yang harus diselesaikan itu (Mardikanto, 1991)
7. Tempat penyuluhan pertanian
Tempat penyuluhan pertanian adalah tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani
untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan pertanian.
2.3 Konsep Produktivitas
Produktivitas secara umum diartikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input). Produktivitas menurut Hasibuan (1996), adalah perbandingan
output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik dimungkinkan oleh adanya
peningkatan efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, dan adanya
peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan
40
efesiensi dalam memproduksi barang atau jasa, produktivitas mengutarakan pemanfaatan
secara baik terhadap sumber daya dalam memproduksi barang.
Menurut Green dalam Sinungan 2014 mendefinisikan produktivitas sebagai
perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas pengeluaran
pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga
diartikan sebagai :
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam
satu-satuan (unit) umum.
Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas,
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain ratio dari apa yang
dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input)
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari
pada hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni
Investasi termasuk pengunaan pengetahuan dan teknologi, manajemen dan tenaga kerja.
Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menetapkan tujuan yang
efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara untuk menggunakan sumber daya
secara efesien, dan tetap menjaga kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan
pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, modal, teknologi,
manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan
peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas total.
41
International Labour Organization (ILO) mengungkapkan bahwa secara lebih
sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah
yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi
berlangsung.
Sumber-sumber itu dapat berupa :
1. Tanah
2. Bahan baku dan bahan pembantu
3. Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat
4. Tenaga kerja manusia
Jadi secara umum, menurut Sinungan (2014) bahwa pengukuran produktivitas berarti
perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu :
1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara
historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun
hanya mengetengahkan atau berkurang serta tingkatannya.
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan
lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian secara relatif.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik, sebab
memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.
Ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan
produktivitas parsial :
Total Produktivitas
Produktivitas Parsial
Berdasarkan pengalaman negara lain suatu gerakan produktivitas akan melalui tiga
tahap yang disebut A-I-M yaitu awareness (kesadaran), improvement (peningkatan),
maintenance (memelihara). Terdapat 8 faktor-faktor produktivitas secara umum, yakni :
42
1. modal
2. manusia
3. metode atau proses
4. lingkungan organisasi (internal)
5. produksi
6. lingkungan negara (eksternal)
7. lingkungan internasional maupun regional
8. umpan balik.
Terdapat tiga jenis sumber yang penting dalam peningkatan produktivitas di perusahaan
yaitu :
1. modal (perlengkapan, material, energi, tanah, dan bangunan)
2. tenaga kerja
3. manajemen dan organisasi
Menurut Sinungan (2014), produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang
dicapai (Output) dengan keseluruhan sumber daya (Input) yang dipergunakan persatuan
waktu. Pengertian makna peningkatan produktivitas yang dapat terwujud dalam empat
bentuk, yaitu :
a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit. Maksudnya yaitu di dalam melakukan kegiatan usahatani petani dapat
memperoleh jumlah produksi yang sama dengan menggunakan sumberdaya (modal,
tenaga kerja, keahlian, bahan baku) yang lebih sedikit.
b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang
kurang. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar
dibandingkan dengan produksi yang didapat biasanya, dengan mengoptimalkan sumber
daya yang lebih sedikit jumlahnya.
43
c. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang
sama. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar dengan
mengoptimalkan sumber daya yang sama dalam melakukan kegiatan usaha tani.
d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang
relatif lebih sedikit. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh keuntungan dari jumlah
produksi yang jauh lebih besar dari produksi biasanya, dengan meminimalkan penggunaan
faktor-faktor produksi.
Sumber daya masukan (Input) dapat terdiri dari beberapa faktor produksi, seperti tanah,
gedung, mesin, peralatan, bahan mentah, dan sumber daya manusia sendiri. Dalam hal ini,
peningkatan produktivitas faktor manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan
produktivitas faktor-faktor lain sangat bergantung pada kemampuan manusia yang
memanfaatkannya.
2.3.1 Konsep Produktivitas Kerja
Menurut Suratiyah (2011) produktivitas tenaga kerja atau sering disebut efesiensi
tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, penerimaan per hari kerja
dan luas lahan.
a. Memperhatikan produksi
Produktivitas dapat dihitung berdasarkan formula sebagai berikut :
Produktivitas =
b. Memperhatikan penerimaan per hari kerja
Produktivitas =
c. Memperhatikan luas lahan
Produktivitas =
44
Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan : produktivitas merupakan
perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan yang baik
terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa.
2.4 Identitas Petani Sampel
Identitas seseorang merupakan cerminan status sosial orang yang bersangkutan, dimana
ia tinggal atau bermasyarakat atau menentukan dalam mengambil keputusan dalam
mengusahakan sesuatu. Identitas setiap responden berbeda-beda sehingga kemampuannya
dalam menerima hal-hal yang baru juga berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah
petani sayuran yang mengusahakan komoditas kacang panjang di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi. Identitas responden meliputi, nama, umur, pendidikan, luas lahan,
jumlah anggota keluarga, pengalaman usahatani dan produksi.
2.4.1 Umur
Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir seseorang. Secara umum
dapat disimpulkan, jika semakin tua umur seseorang maka kemampuan fisik dan
produktivitas kerjanya juga semakin berkurang demikian juga sebaliknya, orang yang masih
dalam kategori usia produktif (muda) memiliki kondisi fisik yang lebih baik serta
produktifitas kerja yang tinggi. Petani yang usianya lebih muda akan lebih mudah untuk
menerima perubahan dan lebih mudah untuk mengadopsi suatu inovasi yang diberikan oleh
penyuluh pertanian. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang menyatakan
bahwa semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum
mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan
adopsi inovasi walaupun mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi
tersebut.
2.4.2 Pendidikan
45
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi pelaku pembangunan pertanian.
Melalui pendidikan formal dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, pola pikir seseorang,
semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang maka makin mampu melihat
kemungkinan resiko yang dihadapi, makin efesien dalam bekerja dan makin mampu
menginterprestasi pesan yang diterima. Cepat lambatnya inovasi yang diterima, tergantung
pada tingkat intelektualitasnya , hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang
menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan petani maka semakin cepat pula dalam
mengadopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah, mereka agak
sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat.
2.4.3 Luas Lahan
Luas lahan usahatani merupakan luas lahan garapan yang dikelola petani dan dimiliki
oleh petani serta keluarganya yang dinyatakan dalam satuan hektar. Faktor luas lahan yang
digarap oleh petani sangat menentukan dalam penerapan suatu inovasi. Petani yang memiliki
luas lahan luas memungkinkan untuuk menerima suatu inovasi yang diterapkan dilahannya,
sedangkan petani yang memiliki lahan sempit menyebabkan investasi yang ditanam selalu
tergangu oleh keperluan sehari-harinya karena terbatasnya pendapatan dan produksi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Mubyarto (1987) yang mnyatakan luas lahan mempengarruhi petani
dalam mengelola usahataninya.
2.4.4 Jumlah anggota keluarga
Anggota keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Jumlah anggota keluarga
yang dimaksud yaitu jumlah tanggungan didalam sebuah keluarga yang ditanggung oleh
kepala keluarga. Besarnya jumlah tanggungan akan berkaitan dengan penggunaaan jumlah
pendapatan yang diperoleh kepala keluarga dan tinggi rendahnya tingkat konsumsi. Petani
yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang relatif besar akan selalu berusaha untuk
46
meningkatkan produktifitas kerjanya sehingga produksi usahataninya akan meningkat dan
cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya.
2.4.5 Pengalaman Usahatani
Pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor penting terutama dalam
pengambilan keputusan. Seseorang yang mempunyai pengalaman yang cukup, pada
umumnya dapat mengambil keputusan yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang
belum memiliki pengalaman. Pengalaman mengenai kegagalan dan keberhasilan selama
bekerja akan memperkaya pengetahuannya. Kegagalan akan membuat seseorang lebih
berhati-hati dalam bertindak, sedangkan berdasarkan pengalaman yang telah dialami akan
semakin memantapkan dalam pengambilan keputusan dan akan selalu berusaha
menghasilkan produktivitas kerja yang baik.
2.5 Konsep Usaha Tani
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan
mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal
sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani
merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan penggunaan
faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan
pendapatan semaksimal mungkin.
Menurut Efferson dalam Ken Suratiyah (2006) ilmu usahatani merupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara mengorganisasikan dan mengoperasikan unit usahatani dipandang dari
sudut efesiensi dan pendapatan yang kontinu, menurut Daniel dalam Ken Suratiyah (2006)
Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan
mengopersikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga dan modal sebagai dasar
47
bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak
sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu.
Sedangkan menurut Prawirokusumo (1990) dalam Ken Surtiyah (2006) ilmu usahatani
merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau
menggunakan sumberdaya secara efesien pada suatu usaha pertanian, perkebunan,
perternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani tersebut.
Usahatani merupakan keterpaduan antara lahan, tenaga kerja atau modal, untuk
mengahasilkan produksi yang memerlukan keahlian untuk mengelolah (Mosher, 1985).
Usaha tani adalah usaha produksi dimana berlangsung pendayagunaan lahan, tenaga kerja
dan manajemen. Kegiatan yang melakukan tenaga kerja meliputi hampir seluruh proses
produksi berlangsung (Hernanto, 1998).
2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran
Sayuran termasuk produk holtikultura, terdiri dari berbagai jenis dan dapat dibedakan
berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh dan bentuk yang dikonsumsi.
1. Berdasarkan tempat tumbuh
Sayuran dataran rendah, sayuran dataran tinggi dan sayuran dataran rendah maupun
dataran tinggi dengan pertumbuhan dan produksi yang tak terpengaruh. Sayuran dataran
rendah adalah sayuran yang hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah
dataran rendah contohnya yaitu bawang merah, dan timun demikian pula sebaliknya
sayuran dataran tinggi hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran
tinggi contohnya kentang, kubis, dan lobak.
2. Berdasarkan kebiasaan tumbuh
Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan
tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya dalam satu
48
musim dan di perbanyak dengan biji. Sedangkan sayuran yang berrsifat tahunan adalah
sayuran yang produksinya tak terbatas.
3. Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi
Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi sayuran daun, bunga,
umbi dan rebung.
Dalam usaha sayur-sayuran, faktor panca usaha tani perlu mendapat perhatian agar
produksi yang diharapkan dapat tercapai. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Penggunaan benih unggul
Benih atau bibit unggul adalah benih atau bibit yang bermutu tinggi yang merupakan
faktor penentu tinggi rendahnya produksi tanaman.
b. Pengolahan tanah
Masalah pengolahan tanah lebih ditenkankan kepada pemilihan jarak tanam yang tepat,
sebab jarak tanam menentukan jumlah populasi, kebutuhan benih, dan pupuk.
c. Pengairan
Semua tanaman membutuhkan air. Sumber air bagi tanaman dapat diperoleh dari sungai,
sumur, atau air hujan. Di indonesia umumnya petani sayur banyak mengandalkan air
hujan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pertaniannya.
d. Pemupukan
Pupuk adalah unsur hara yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman
dengan maksud memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Penyakit pada sayuran umumnya adalah penyakit fisiologis, penyebabnya adalah
keadaan lingkungan antara lain suhu, kekurangan atau kelebihan unsur hara dalam tanah,
dan drainase yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan oleh virus, penularan penyakit
49
biasanya disebabkan oleh serangga, gesekan atau pengairan dan penyakit yang
disebabkan oleh cendawan dan bakteri.
2.6 Konsep Adopsi Inovasi
Pertanian telah berkembang melalui penyerapan sejumlah besar pembaharuan dan
perubahan yang telah berhasil meningkatkan taraf hidup petani. Hal ini disadari karena
kemajuan inovasi dibidang pertanian yaitu dengan penerapan pasca usahatani oleh petani
merupakan faktor yang penting bagi terlaksananya tugas penyuluh pertanian dimana inovasi
tersebut telah dikembangkan untuk meningkatkan daya kemampuan petani serta keluarganya
melalui produktivitas usahataninya.
Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja,
tetapi mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi, perilaku atau gerakan-
gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat.
Mardikanto (1991) mengatakan, inovasi merupakan ide, perilaku, produk, informasi, dan
praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan oleh sebagian
besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat mendorong terjadinya
perubahan-perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya
prbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan.
Pengertian “baru” pada inovasi bukan berarti baru diciptakan, tetapi dapat brupa
sesuatu yang sudah “lama” dikenal, diterima, atau digunakan oleh masyarakat diluar sistem
sosial yang menganggapnya sesuatu yang masih “baru”. Pengertian baru juga tidak harus
selalu datang dari luar, tetapi dapat berupa teknologi setempat (indegenous techology) atau
kebiasaan setempat (kearifan tradisional) yang sudah lama ditinggalkan. Menurut Mardikanto
(1991) terdapat tahapan adopsi inovasi yaitu :
50
1. Awareness (kesadaran), yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan
penyuluh.
2. Interest (tertarik), yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginannya
untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak /jauh tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3. Evaluation (penilaian) yaitu penilaian terhadap baik, buruk atau manfaat inovasi yang
telah diketahui informasinya secara lebih lengkap dari aspek teknis, aspek ekonomi,
maupun aspek sosial budaya, bahkan seringkali ditinjau dari aspek politis atau
kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional atau regional
4. Trial (mencoba) yaitu mencoba dalam skala kecil untuk lebih baik meyakinkan
penilaiannya sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
5. Adoption (menerapkan) dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaiannya, sebelum
menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2010) dengan judul “Peran Penyuluhan Pertanian
Lapangan Terhadap Penerapan Pasca Usahatani Padi Sawah di Desa Singoan Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari” menyimpulkan bahwa tercapainya hasil produksi yang
maksimal petani sebagai pelaku usahatani didukung oleh peran PPL. Upaya peningkatan
produksi padi dapat ditempuh dengan penerapan teknologi pasca usahatani, yaitu : 1)
perbaikan bercocok tanam, 2) penggunaan bibit unggul, 3) pemupukan yang baik,
4)pengaturan dan penyediaan air, 5) pengendalian hama dan penyakit. seorang ppl ikut
mendukung dan memajukan pertanian di wilayah kerjanya, khususnya di desa muara singoan
ppl berperan sebagai : 1) media edukasi. 2) media diseminasi informasi. 3) media konsultasi.
4) media edukasi. Penerapan pasca usahatani padi sawah di Desa Muaro Singoan Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari tergolong tinggi.
51
Penelitian yang dilakukan oleh Pradipta (2011) dalam penelitiannya “Peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Padi
Sawah di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian lapang (PPL) dalam upaya perberdayaan
kelompok tani padi sawah di Desa Sri Agung ditunjukkan skor penerapan penyuluhan
pertanian lapangan (PPL) yang cenderung rendah dengan frekuensi 30 orang hanya mencapai
(55,56%). Kegiatan pemberdayaan kelompok tani yang hanya diterapkan pada 6 kelompok
tani di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam, memperlihatkan bahwa (77,22%) masih
sangat rendah dalam menerima dan menjalankan progam pemberdayaan. Sedangkan
responden yang menerima dan menjalankan progam/kegiatan pemeberdayaan hanya (27,78)
dikarenakan peranan PPL yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemberdayaan kelompok tani
yaitu PPL sebagai organisator sangat rendah. Hal ini menunkjukkan sebagian besar petani
dalam kelompok tani masih belum menerima dan menjalankan progam atau kegiatan
pemberdayaan secara maksimal.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahendi (2013) dalam penelitiannya “Peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penerapan Progam Aksi Desa Mandiri Pangan
Khususnya Teknologi Usahatani Jagung di Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi”
menyimpulkan bahwa tingkat penerapan usahatani jagung ditingkat petani didaerah
penelitian mulai dari pemilihan benih, persiapan lahan, waktu dan cara tanam, pemupukan,
pengairan, penyuluhan, penjarangan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, panen
dan pasca panen tergolong tinggi yaitu sebesar 72%. Peranan penyuluh pertanian lapangan
dengan penerapan usahatani jagung melalui peran pendidik, peran pendamping dan peran
pembina yang dilakukan oleh petani di Desa Sungai Duren dan Desa Muaro Pijoan yang
dilakukan oleh PPL tergolong tinggi dan yang dominan yaitu eran pendidik. Terdapat
52
hubungan yang nyata antara peranan penyuluh pertanian lapangan dengan penerapan
teknologi usahatani jagung di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian yang dilakukkan oleh Irnanda (2015) dengan judul “ Hubungan Peran
Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Produktivitas Kerja Petani Padi Sawah di Desa Sungai
Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi” menyimpulkan bahwa: a).
peran penyuluh pertanian lapngan baik sebagai pendidik, pemimpin, penasehat dan peran
secara keseluruhan sebagai pendidik, pemimpin, penasehat, dan peran secara keseluruhan
sebagian besar tergolong rendah, untuk peran sebagai pendidik 54,84% sebagi pemimpin
51,61% sebagai penasehat 54,84% dan peran keseluruhan sebesar 54,84%. b). produktivitas
kerja petani padi sawah sebagian besar tergolong tinggi yaitu sebesar 61,29 %. c).terdapat
hubungan yang nyata antara peran penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas kerja
petani padi sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi.
Penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2015) dalam penelitiannya “Peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Petani Mengusahakan Padi Sawah di Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpeh Ulu” menyimpulkan bahwa hasil penelitian terhadap peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di desa penelitian terdapat 3 indikator yaitu berperan
sebagai pendidik , berperan sebagai pemimpin, berperan sebagai penasehat. Dapat
disimpulkan bahwa peranan penyuluhan pertanian sedah berjalan dengan baik presentasi 77,7
persen karena sebagian besar petani sudah mengetahui dan mulai menerapkan progam yang
diberikan oleh pemerintah melalui penyuluhan yang diberikan oleh PPL.
2.8 Kerangka Pemikiran
Kegiatan penyuluhan sangat diperlukan dalam pembangunan karena hanya melalui
kegiatan penyuluhanlah para petani dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga
dapat memberikan hasil yang maksimal pada produktivitas kerjanya. Penyuluhan sebagai
53
salah satu sarana petani untuk mencapai tujuannya yaitu peningkatan produktivitas kerja
mereka.
Kegiatan penyuluhan sendiri dipengaruhi oleh: penyuluh pertanian, materi penyuluhan,
frekuensi penyuluhan, keanggotaan petani baik petani sebagai pengurus kelompok maupun
anggota kelompok, dan lokasi penyuluhan baik yang jauh maupun yang dekat dengan
pembinaan. Banyak faktor yang mempengaruhi penyuluhan. Pada penelitian ini, yang akan
dikaji yaitu tentang penyuluh pertanian, materi penyuluhan, dan frekuensi penyuluhan, yang
akan mempengaruhi produktivitas kerja petani pada saat penyiapan lahan, pengolahan tanah,
penanaman, pemeliharaan, dan panen. Sedangkan kelimanya itu akan menentukan hasil
panen yang akan diperoleh petani per hektarnya dan peningkatan pendapatan. Berdasarkan
uraian diatas dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :
54
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
PETANIPENYULUHAN
PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN
1. Penyuluh pertanian
2. Sasaran penyuluhan
3. Metoda penyuluhan
4. Media penyuluhan
5. Materi penyuluhan
6. Waktu penyuluhan
7. Tempat penyuluhan
(Kartasapoetra, 1987)
RendahTinggi
Analisis Chi
Square
Tidak BerhubunganBerhubungan
Produktivitas Kerja
Tinggi Rendah
PENYULUH
PERTANIAN
55
2.9. Hipotesis
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu
“diduga adanya hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”.
56
III. METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, lokasi
penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kecamatan
Kumpeh Ulu merupakan salah satu kecamatan dengan mayoritas penduduknya berusaha tani
sayuran di Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 Agustus
sampai 8 September 2016. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
yang berasal dari :
1. Identitas petani sample meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, luas lahan
usahatani, status kepemilikan lahan, jumlah anggota keluarga, lama berusahatani
sayuran,
2. penyuluhan pertanian meliputi : penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan pertanian,
metode penyuluhan pertanian, media penyuluhan pertanian, materi penyuluhan
pertanian, waktu penyuluhan pertanian, tempat penyuluhan pertanian.
3. Produktivitas kerja mencakup penerimaan dibagi hari orang kerja (HOK) yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja
yang dicurahkan dalam suatu kegiatan usahatani sayuran.
3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan anggota kelompok tani yang
berusaha tani sayuran, dengan menggunakan angket atau kuisioner yang telah disediakan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari referensi, laporan hasil penelitian, informasi dari
Dinas atau Instasi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.
57
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan
petani responden yang disertai dengan pengisian daftar pertanyaan di kuisioner.
3.3 Metode Penarikan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di daerah yang ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu
di Desa Pudak, Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang dengan pertimbangan bahwa di Desa
pudak merupakaan desa dengan produksi sayur tertinggi, Lopak alai dengan desa produksi
sayur sedang dan Desa kota karang dengan produksi sayur terendah. Kecamatan kumpeh ulu
terdiri dari 18 Desa akan tetapi hanya 13 desa saja yang mengusahakan usahatani sayuran.
Dari 13 desa tersebut diambilah tiga desa yang dijadikan sebagai sampel yaitu Desa Pudak,
Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang.
Penentuan Desa tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahwa Desa Lopak alai, Desa Pudak dan Desa Kota Karang merupakan salah satu dari 3 desa
yang mewakili produksi tertinggi, sedang dan rendah. Produksi sayur di Desa Lopak Alai
1.180 kwintal, produksi sayur di Desa pudak sebesar 784 kwintal dan di Desa Kota Karang
produksi sayur sebesar 472 ton. (Tabel.4)
di Desa Lopak Alai terdapat 7 Kelompok tani yang mengusahakan usahatani sayuran
dengan total 108 anggota, di Desa Pudak terdapat 5 Kelompok Tani sayur dengan total 64
anggota sedangkan Desa Kota Karang terdapat 1 kelompok tani sayur dengan total 25
anggota (lampiran 3). Adapun rumus slovin yaitu dengan ketentuan apabila populasi lebih
dari 100 orang maka diambil presisi 15% - 20%, jika populasi berjumlah 51-100 orang maka
presisinya diambil 10% dan jika populasinya kurang dari 50 orang maka populasi diambil
semua (Taro Yamane dalam Riduwan, 2009). Adapun rumus penarikan sampel dapat
diguanakan rumus :
58
dimana :
n = jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
d² = Presisi (ditetapkan 15%)
Berdasarkan rumus diatas, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Taro Yamane di atas maka
diperoleh jumlah sampel petani sebanyak 44 sampel. Selanjutnya jumlah petani sampel yang
akan dijadikan sebagai responden yaitu petani sayuran yang tergabung kedalam kelompok
tani sayur yang berada di ketiga desa dengan produksi sayur tinggi, sedang dan rendah, dan
dari ketiga desa di Kecamatan Kumpeh Ulu tersebut diambil melalui rumus metode alokasi
sampel proporsional (Nazir, 2011), yaitu :
ni = Ni x n
N
Dimana : ni = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel satuan
Ni = Jumlah populasi stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Dari rumus diatas, maka diperoleh sampel untuk masing-masing kelompok tani didaerah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 :
59
Tabel 5. Jumlah petani sampel usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2015
No Nama Desa
Populasi
(orang)
Sampel
(orang)
1 Desa LopakAlai 108 24
2 Desa Pudak 64 14
3 Desa Kota Karang 25 6
Jumlah 197 44
Sumber: Badan Penyuluhan Pertanian Kumpeh Ulu
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random
sampling) yaitu sampel diambil sedemikian rupa sehingga tiap populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sampel diambil 44 orang petani dari
populasi 197 orang petani yang dilakukan dengan cara undian dengan menuliskan nama tiap
petani pada secarik kertas, lalu digulung dan dimasukkan dalam kotak. Ditarik satu gulungan
kertas dan nama pada gulungan tersebut merupakan anggota dari sampel yang akan diteliti
(Nazir, 2011).
3.4 Metode Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja petani
sayuran di daerah penelitian, data diolah secara tabulasi dan dilanjutkan dengan analisis
secara deskriptif menggunakan table distribusi frekuensi untuk mengetahui hubungan dengan
produktivitas digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²).
Menurut Sugiyono (2015), analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²)
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berebentuk nominal
dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan tabel kontigensi 2x2, (dua baris x
dua kolom) dengan derajat bebas (db) = 1 dengan rumus sebagai berikut :
(Pers 1)
Sedangkan bila terdapat sel dengan frekuensi kurang dari 5, digunakan rumus :
(Pers 2)
60
Adapun tabelnya adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi (c) 2x2
Penyuluhan
pertanian
Produktivitas
Jumlah
Tinggi Rendah
Tinggi > Rata-rata A B A+B
Rendah < Rata-rata C D C+D
Jumlah A+C B+D N
Kaidah pengambilan keputusan :
Nilai x² hitung dengan derajat bebas (db)=1 pada tingkat kepercayaan 90% adalah 2,71.
Dalam pengujian x² hitung dibandingkan dengan nilai x² tabel, dengan ketentuan sebagai
berikut :
 Terima Ho, tolak H1 Jika x hitung ≤ x tabel
 Tolak Ho, terima H1 Jika x hitung ≥ x tabel
Dimana :
Terima Ho = Tidak ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayur
Terima H1 = Ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani
sayur
Yang kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai C (Koefisien Kontigensi), dengan rumus
sebagai berikut :
C =
Dimana :
N = Jumlah Sampel
x² = Nilai Chi Square
C = Koefisien Kontigensi
 Lemah 0 – 0,353
 Kuat 0,353 – 0,707
61
Formulasi :
r = C max = = = 0,707
r =
Keterangan :
r = koefisien keeratan hubungan
x² = Nilai uji Chi-Square
N = Jumlah Sampel
M = Jumlah kolom
Dalam kategori :
a. Hubungan digolongkan lemah apanila nilai terletak antara 0-0,353
b. Hubungan digolongkan kuat apabila nilai terletak antara 0,353-0,707
Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan maka digunakan formulasi yakni :
t hit =
Dimana :
H0 ; r = 0
H1 ; r ≠ 0
Jika t hitung (≤ t tabel = (α = 5 % db = N-2)} Terima Ho
Jika t hitung (≥ t tabel = (α = 5 % db = N-2)} Tolak Ho
Dimana :
H0 = Tidak terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas
kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Hi = Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
62
3.5 Konsepsi Pengukuran
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert (likert scale)
dengan jenjang tiga item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju dengan skala
skor 1-3. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang, di
dalam skala likert variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau peryataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dimana masing-masing jawaban
dapat diberi skor, misalnya
1. Sangat Setuju diberi skor 5
2. Setuju diberi skor 4
3. Ragu-ragu diberi skor 3
4. Tidak setuju diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju diberi skor 1
Jenjang yang digunakan pada skala likert tergantung pada kata-kata yang digunakan di
dalam item skala likert. Jika model verbal setuju-tidak setuju, maka minimal terdapat tiga
item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju. (Sugiyono, 2015). Terdapat dua
variabel penelitian di dalam penelitian ini, variabel bebas yaitu penyuluh pertanian dan
variabel terikat produktivitas kerja petani sayuran. Untuk batasan konsepsi dan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang didefinisikan secara
operasional sebagai berikut :
1. Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tau, mau dan mampu
melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya demi tercapainya peningkatan
produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui
63
pembangunan pertanian, di dalam penyuluhan pertanian terdapat unsur-unsur penyuluhan
pertanian yang terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu
penyuluhan pertanian dan tempat penyuluhan.
a. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan
pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya
terhadap perkembangan teknologi.
b. Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan.
c. Metode penyuluhan pertanian adalah adalah cara-cara yang digunakan pada saat
dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan
sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong
dirinya sendiri
d. Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu
menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian
yang disampaikan pada saat dilakukan penyuluhan
e. Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan
oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi
penyuluhan adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi
penyuluhan.
f. Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk
melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani
g. Tempat penyuluhan pertanian tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani
untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan pertanian
Kriteria penyuluhan pertanian :
a. Penyuluhan Pertanian dikatakan tinggi jika besar dari nilai rata-rata yaitu diatas 75.
b. Penyuluhan Pertanian dikatakan rendah jika kecil dari nilai rata-rata yaitu dibawah 75.
64
2. Produktivitas Kerja adalah penerimaan dibagi dengan hari orang kerja (HOK), HOK yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja yang
dicurahkan dalam suatu kegiatan usahatani sayuran.
(1 Hari = 7 Jam Kerja), produktivitas kerja petani dikategorikan dalam :
a. Tinggi jika besar dari nilai rata-rata
b. Rendah jika kecil dari nilai rata-rata
Konsepsi pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini secara deskritif adalah sebagai
berikut :
1. Petani responden adalah pemilik dan pengelola usahatani sayuran (orang)
2. Produksi sayuran adalah jumlah hasil panen sayuran yang diperoleh petani (Kg/Tahun)
3. Luas lahan adalah luas areal yang digunakan petani untuk tanaman sayuran (Ha/Tahun)
4. Harga produksi adalah sejumlah uang yang diterima oleh petni dari penjualan sayuran
(Rp/Kg)
5. Penerimaan usahatani sayuran adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikali harga jual
dalam usahatani sayuran (Rp/Tahun)
65
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Letak dan Batas Wilayah
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai luas ± 71,38 . Kecamatan Kumpeh Ulu
terdiri dari 18 desa, secara geografis berada pada posisi lintang selatan sampai
dengan lintang selatan dan bujur timur sampai bujur timur.
Adapun batas-batas Kecamatan Kumpeh Ulu sebagai berikut:
1. Sebelah utara dengan Taman Rajo dan Kecamatan Kumpeh
2. Sebelah selatan dengan Kecamatan Sungai Gelam
3. Sebelah barat dengan Kecamatan kecamatan Kumpeh
4. Sebelah timur dengan Kota Jambi
Untuk pemilihan sampel penelitian di Kecamatan Kumpeh Ulu dipilih 3 desa sampel
yaitu Desa Pudak, Desa Lopak Alai dan Desa Kota Karang.
4.1.2 Luas Daerah dan Penggunaan Lahan
Kecamatan Kumpeh Ulu termasuk daerah beriklim tropis, curah hujan diwilayah ini
rata-rata 182.9 mm/tahun. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Januari dengan
hujan terbanyak pada bulan November sebanyak 25 hari. Keadaan temperatur rata-rata di
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah c. Luas wilayah Kecamatan Kumpeh Ulu adalah 71.370
ha, dimana sebesar 80% merupakan lahan bukan sawah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN  DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

More Related Content

What's hot

Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murniBab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
safran hasibuan
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
Nona Zesifa
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustakaPpt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
etto kono
 
Peta penelitian
Peta penelitianPeta penelitian
Peta penelitian
Purwo Adi Wibowo
 
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoedFormat outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Satria Soedirman
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
Nona Zesifa
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Randy Wrihatnolo
 
PPT Kel.2 Rombel 1 Cara Menyusun Kuesioner yang baik dan benar.pptx
PPT Kel.2 Rombel 1 Cara Menyusun Kuesioner yang baik dan benar.pptxPPT Kel.2 Rombel 1 Cara Menyusun Kuesioner yang baik dan benar.pptx
PPT Kel.2 Rombel 1 Cara Menyusun Kuesioner yang baik dan benar.pptx
ItaRohmawati3
 
Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
Nurul Kharismadewi
 
Ppt Eksperimen
Ppt EksperimenPpt Eksperimen
Ppt Eksperimen
Marhamah Fajriyah N
 
proposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerahproposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerah
Nur Baiti Purnamasari
 
Perkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografiPerkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografisulusuban
 
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenTeknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Muel DJaja
 
Kontribusiku bagi indonesia
Kontribusiku bagi indonesiaKontribusiku bagi indonesia
Kontribusiku bagi indonesia
Putra Teguh Dwi
 
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasiPerhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Agriculture Faculty at Universitas Islam Nusantara
 

What's hot (20)

Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murniBab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
 
Matrik penelitian kuantitatif
Matrik penelitian kuantitatifMatrik penelitian kuantitatif
Matrik penelitian kuantitatif
 
Mean, median, modus
Mean, median, modusMean, median, modus
Mean, median, modus
 
PPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatifPPT Metode penelitian kuantitatif
PPT Metode penelitian kuantitatif
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
 
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustakaPpt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
Ppt tinjauan pustaka dan daftar pustaka
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
 
Peta penelitian
Peta penelitianPeta penelitian
Peta penelitian
 
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoedFormat outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
Format outline skripsi jurusan manajemen fe unsoed
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
PPT Kel.2 Rombel 1 Cara Menyusun Kuesioner yang baik dan benar.pptx
PPT Kel.2 Rombel 1 Cara Menyusun Kuesioner yang baik dan benar.pptxPPT Kel.2 Rombel 1 Cara Menyusun Kuesioner yang baik dan benar.pptx
PPT Kel.2 Rombel 1 Cara Menyusun Kuesioner yang baik dan benar.pptx
 
Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
 
Ppt Eksperimen
Ppt EksperimenPpt Eksperimen
Ppt Eksperimen
 
proposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerahproposal beasiswa daerah
proposal beasiswa daerah
 
Ppt lpj
Ppt lpjPpt lpj
Ppt lpj
 
Perkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografiPerkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografi
 
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenTeknik pengumpulan data penelitian eksperimen
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimen
 
Kontribusiku bagi indonesia
Kontribusiku bagi indonesiaKontribusiku bagi indonesia
Kontribusiku bagi indonesia
 
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasiPerhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Perhitungan fertilitas, mortalitas dan migrasi
 

Similar to SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

Sri hariyadi kipa 2014
Sri hariyadi kipa 2014Sri hariyadi kipa 2014
Sri hariyadi kipa 2014Sri Hariyadi
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Analisis sistem pengambilan keputusan pada kebijakan ketahanan pangan di kab....
Analisis sistem pengambilan keputusan pada kebijakan ketahanan pangan di kab....Analisis sistem pengambilan keputusan pada kebijakan ketahanan pangan di kab....
Analisis sistem pengambilan keputusan pada kebijakan ketahanan pangan di kab....
Muhammad Fiqry
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
Operator Warnet Vast Raha
 
Jiptummpp gdl-s1-2009-fikapurwid-16716-pendahul-n(1)
Jiptummpp gdl-s1-2009-fikapurwid-16716-pendahul-n(1)Jiptummpp gdl-s1-2009-fikapurwid-16716-pendahul-n(1)
Jiptummpp gdl-s1-2009-fikapurwid-16716-pendahul-n(1)hasansanung
 
Skripsi 12
Skripsi  12Skripsi  12
Skripsi 12
university of riau
 
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyaniKti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
AMALIAFEBRIYANI
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015
Muliadin Forester
 
Kti dwi
Kti dwiKti dwi
Kti nelsa
Kti nelsaKti nelsa
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
Rio Six
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
KTIDEWIPURNAM
 
Rekomendasi Kesesuaian lahan.pdf
Rekomendasi Kesesuaian lahan.pdfRekomendasi Kesesuaian lahan.pdf
Rekomendasi Kesesuaian lahan.pdf
musakhadim2
 
Kti laila maharani
Kti laila maharaniKti laila maharani
Kti laila maharani
KTILAILAMAHARANI
 
Kti ayu safitri
Kti ayu safitriKti ayu safitri
Kti ayu safitri
AyuSafitriKTI
 
Pidato sidang promosi doktor
Pidato sidang promosi doktorPidato sidang promosi doktor
Pidato sidang promosi doktor
Muhammadiyah University of Sukabumi
 
Kti setiawati
Kti setiawatiKti setiawati
Kti setiawati
KTISETIAWATI
 
Kti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufriKti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufri
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI (20)

Sri hariyadi kipa 2014
Sri hariyadi kipa 2014Sri hariyadi kipa 2014
Sri hariyadi kipa 2014
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Analisis sistem pengambilan keputusan pada kebijakan ketahanan pangan di kab....
Analisis sistem pengambilan keputusan pada kebijakan ketahanan pangan di kab....Analisis sistem pengambilan keputusan pada kebijakan ketahanan pangan di kab....
Analisis sistem pengambilan keputusan pada kebijakan ketahanan pangan di kab....
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Jiptummpp gdl-s1-2009-fikapurwid-16716-pendahul-n(1)
Jiptummpp gdl-s1-2009-fikapurwid-16716-pendahul-n(1)Jiptummpp gdl-s1-2009-fikapurwid-16716-pendahul-n(1)
Jiptummpp gdl-s1-2009-fikapurwid-16716-pendahul-n(1)
 
Skripsi 12
Skripsi  12Skripsi  12
Skripsi 12
 
Kti amalia febriyani
Kti amalia febriyaniKti amalia febriyani
Kti amalia febriyani
 
Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015Proposal PKL III TA 2014/2015
Proposal PKL III TA 2014/2015
 
Kti dwi
Kti dwiKti dwi
Kti dwi
 
Kti nelsa
Kti nelsaKti nelsa
Kti nelsa
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Kti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sariKti dewi purnama sari
Kti dewi purnama sari
 
Rekomendasi Kesesuaian lahan.pdf
Rekomendasi Kesesuaian lahan.pdfRekomendasi Kesesuaian lahan.pdf
Rekomendasi Kesesuaian lahan.pdf
 
Kti laila maharani
Kti laila maharaniKti laila maharani
Kti laila maharani
 
Kti ayu safitri
Kti ayu safitriKti ayu safitri
Kti ayu safitri
 
Pidato sidang promosi doktor
Pidato sidang promosi doktorPidato sidang promosi doktor
Pidato sidang promosi doktor
 
Kti setiawati
Kti setiawatiKti setiawati
Kti setiawati
 
Kti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufriKti la ode ali anugrah jufri
Kti la ode ali anugrah jufri
 

More from Ana Puja Prihatin

PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
Ana Puja Prihatin
 
PPT SIDANG SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA P...
PPT SIDANG SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA P...PPT SIDANG SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA P...
PPT SIDANG SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA P...
Ana Puja Prihatin
 
Proposal skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2016
Proposal skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2016 Proposal skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2016
Proposal skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2016
Ana Puja Prihatin
 
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
Ana Puja Prihatin
 
METODE PENELITIAN AGRIBISNIS
METODE PENELITIAN AGRIBISNISMETODE PENELITIAN AGRIBISNIS
METODE PENELITIAN AGRIBISNIS
Ana Puja Prihatin
 
Cerpen Sixth sense
Cerpen Sixth senseCerpen Sixth sense
Cerpen Sixth sense
Ana Puja Prihatin
 
Organisasi dan kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinanOrganisasi dan kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinan
Ana Puja Prihatin
 
PEMASARAN / PROSES TATA NIAGA JAGUNG PROVINSI JAMBI
PEMASARAN / PROSES TATA NIAGA JAGUNG PROVINSI JAMBIPEMASARAN / PROSES TATA NIAGA JAGUNG PROVINSI JAMBI
PEMASARAN / PROSES TATA NIAGA JAGUNG PROVINSI JAMBI
Ana Puja Prihatin
 
ANALISIS USAHA KECIL ES DOGER
ANALISIS USAHA KECIL ES DOGERANALISIS USAHA KECIL ES DOGER
ANALISIS USAHA KECIL ES DOGERAna Puja Prihatin
 
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIEKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIAna Puja Prihatin
 

More from Ana Puja Prihatin (10)

PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
PPT MAGANG "Manajemen penanaman tanaman eucalyptus sp"
 
PPT SIDANG SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA P...
PPT SIDANG SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA P...PPT SIDANG SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA P...
PPT SIDANG SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA P...
 
Proposal skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2016
Proposal skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2016 Proposal skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2016
Proposal skripsi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2016
 
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
JURNAL SKRIPSI "HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIFITAS KERJA PETA...
 
METODE PENELITIAN AGRIBISNIS
METODE PENELITIAN AGRIBISNISMETODE PENELITIAN AGRIBISNIS
METODE PENELITIAN AGRIBISNIS
 
Cerpen Sixth sense
Cerpen Sixth senseCerpen Sixth sense
Cerpen Sixth sense
 
Organisasi dan kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinanOrganisasi dan kepemimpinan
Organisasi dan kepemimpinan
 
PEMASARAN / PROSES TATA NIAGA JAGUNG PROVINSI JAMBI
PEMASARAN / PROSES TATA NIAGA JAGUNG PROVINSI JAMBIPEMASARAN / PROSES TATA NIAGA JAGUNG PROVINSI JAMBI
PEMASARAN / PROSES TATA NIAGA JAGUNG PROVINSI JAMBI
 
ANALISIS USAHA KECIL ES DOGER
ANALISIS USAHA KECIL ES DOGERANALISIS USAHA KECIL ES DOGER
ANALISIS USAHA KECIL ES DOGER
 
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASIEKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
EKSTENSIFIKASI DAN INTENSIFIKASI
 

Recently uploaded

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 

SKRIPSI HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI

  • 1. 1 HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI ANA PUJA PRIHATIN JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2016
  • 2. 2 HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN DI KECAMATAN KUMPEH ULU KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI ANA PUJA PRIHATIN D1B012062 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2016
  • 3. 3 PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja Petani Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi” oleh Ana Puja Prihatin, NIM D1B012062 telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 19 Oktober 2016 dihadapan Tim Penguji yang terdiri dari : Ketua : Ir. Yusma Damayanti, M.Si. Seketaris : Ir. Jamaluddin, M.Si. Penguji Utama : Ir. Arsyad Lubis, M.Si. Penguji Anggota : 1. Aprollita, S.P, M.Si. 2. Tri Suratno, S.Kom, M.Kom. Menyetujui : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Aprollita, S.P, M.Si. Tri Suratno, S.Kom, M.Kom. NIP. 19750401 199903 2 002 NIP. 19831030 200604 1 002 Mengetahui Ketua Jurusan / Progam Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi Ir. Emy Kernalis, M.P. NIP. 19590520 198603 2 002
  • 4. 4 ABSTRAK ANA PUJA PRIHATIN. Hubungan Penyuluhan Pertanian Dengan Produktivitas Kerja Petani Sayuran Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Di bimbing oleh Ibu Aprolita, S.P, M.Si. dan Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran dan mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 Agustus sampai 8 September 2016 di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi terhadap 44 petani sayuran. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran. Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²). Hasil penelitian menunjukkan Produktivitas kerja petani sayuran dilokasi penelitian masih tergolong rendah yaitu sebesar 43%. Tinggi rendahnya produktivitas kerja petani sayuran dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan petani dan besarnya penerimaan yang diterima oleh petani. Penerimaan yaitu produksi dikali harga. Seringkali harga yang berlaku di kalangan petani sayuran masih tergolong rendah dan berada dibawah harga pasar, harga yang rendah tentu akan mempengaruhi besar kecilnya penerimaan serta produktivitas kerja petani.Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebesar 67,83%, hal ini menunjukkan bahwa semakin sering petani mendapatkan kegiatan penyuluhan pertanian maka petani akan semakin terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan terdapat delapan unsur yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan pertanian tersebut yaitu penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, dan tempat penyuluhan. Kata Kunci : Penyuluhan, Produktivitas Kerja, Petani
  • 5. 5 PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : ANA PUJA PRIHATIN NIM : D1B012062 Jurusan/Progam Studi : Agribisnis Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga dan/atau oleh siapapun juga. 2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada bagian yang relevan dan skripsi ini bebas dari plagiarisme. 3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam proses pengajuan oleh pihak – pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme di dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Pasal 12 Ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, yakni Pembatalan Ijazah. Jambi, 25 Oktober 2016 Yang membuat pernyataan Ana Puja Prihatin NIM. D1B012062
  • 6. 6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong pada tanggal 22 Juli 1995. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sukirno dan Ibu Komariyah. Penulis memulai pendidikan formal pada Sekolah Taman Kanak-Kanak Handayani 1dan lulus pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan tingkat Dasar di SD 56/IX Pondok Meja pada tahun 2000-2006. Penulis melanjutkan pendidikan tingkat Menengah Pertama di SMP Negeri 10 Kabupaten Muaro Jambi tahun 2007-2009. Penulis melanjutkan tingkat Menengah Atas di SMA Negeri 3 Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010-2012. Di tahun 2012 memalui seleksi Jalur Penjaringan Khusus Pemanduan Minat (PKPM), Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Jambi. Penulis mengikuti Progam Magang di Distrik III PT.Wirakarya Sakti pada tanggal 28 Maret - 23 Mei 2016. Penulis melaksanakan Ujian Skripsi yang dibimbing oleh oleh Ibu Aprolita SP. M.Si dan Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom dan dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar Sarjana pada tanggal 19 Oktober 2016.
  • 7. 7 UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Kepada kedua orangtuaku, Ayahanda Sukirno dan Ibu Komariyah yang dengan ketulusan dan segala jerih payah dan pengorbanan serta kasih sayangnya memberikan bimbingan dan dukungan yang tanpa henti dan adikku Amminah terima kasih atas kasih sayang, doa dan dukungannya. 2. Ibu Aprolita, S.P, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang banyak membantu dalam mengarahkan dalam penulisan skripsi. 3. Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang juga banyak memberi bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi. 4. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 5. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si selaku ketua penguji, Bapak Ir. Jamaluddin, M.Si selaku sekretaris dan Bapak Ir.Arsyad Lubis, M.Si sebagai Dosen Penguji Utama dalam ujian skripsi saya, yang telah memberikan saran dan kritik serta nasihat demi kesempurnaan skripsi. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan baru serta Staf Jurusan atas bantuan pada proses administrasi selama masa studi dan proses pengurusan skripsi. 7. Teman – teman terbaikku Wulan Dwi Putri, Kaseh Lestari, Ade Regina Okky Dwi, Isnaini Damayanti, Siswanti Armaini dan Cici Lia Pardede yang telah memberikan bantuan dan masukan yang begitu berarti. 8. Teman satu magang di PT.Wirakarya Sakti Rumlia Situmorang, Andi Putra, Siti, Nur Sriyanti dan Rio Al Fikar yang telah memberikan bantuan dan pengalaman yang begitu berarti. 9. Rekan – rekan agribisnis angkatan 2012. Terima kasih atas motivasi, dukungan dan bantuan selama masa studi dan proses penyelesaian skripsi.
  • 8. 8 10. Ibu Penyuluh Komiati, S.PKP dan Ketua Kelompok Tani Sayur Bapak Gunawan. Terima kasih atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian berlangsung. 11. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan yang diberikan. 12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu. Terima kasih atas bantuannya semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua amal baik. Amin.
  • 9. 9 KATA PENGATAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Karunia dan Rahmat-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul “Hubungan Penyuluhan Pertanian Dengan Produktivitas Kerja Petani Sayuran Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi” Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Aprolita, S.P, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Tri Suratno. S.Kom, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada masa perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi maupun segi penulisan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan mengharapkan ridho Allah, semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian. Atas perhatian pembaca penulis ucapkan terima kasih. Jambi, Oktober 2016 Penulis
  • 10. 10 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR................................................................................ i DAFTAR ISI............................................................................................... ii DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vi DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. vii I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah....................................................................... 10 1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ................................................. 11 1.3.1 Tujuan Penelitian.................................................................. 11 1.3.2 Kegunaan Penelitian............................................................. 11 II. Tinjauan Pustaka................................................................................ 12 2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian .................................................. 12 2.2 Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian .............................................. 15 2.3 Konsep Produktivitas..................................................................... 27 2.3.1 Konsep Produktivitas Kerja............................................. 32 2.4 Identitas Petani Sampel.................................................................. 32 2.4.1 Umur..................................................................................... 33 2.4.2 Pendidikan ............................................................................ 33 2.4.3 Luas Lahan............................................................................ 34 2.4.4 Jumlah Anggota Keluarga .................................................... 34 2.4.5 Pengalaman Usaha Tani ....................................................... 35 2.5 Konsep Usahatani ........................................................................... 35 2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran................................................ 36 2.6 Konsep Adopsi Inovasi.................................................................. 38 2.7 Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................. 40 2.8 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 42 2.9 Hipotesis ......................................................................................... 45 III. METODE PENELITIAN................................................................... 46 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 46 3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 46 3.3 Metode Penarikan Sampel ............................................................. 47 3.4 Metode Analisis Data..................................................................... 49 3.5 Konsepsi dan Pengukuran.............................................................. 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 56 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................. 56 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah...................................................... 56 4.1.2 Luas Daerah dan Penggunaan Lahan.................................... 56 4.1.3 Keadaan Penduduk ............................................................... 57
  • 11. 11 4.2 Deskripsi Petani Sampel................................................................. 59 4.2.1 Umur Petani.......................................................................... 59 4.2.2 Tingkat Pendidikan............................................................... 60 4.2.3 Jumlah anggota keluarga ...................................................... 62 4.2.4 Pengalaman berusahatani...................................................... 63 4.3 Keadaan Umum Usahatani Sayuran ............................................... 65 4.3.1 Budidaya sayuran didaerah penelitian.................................. 65 4.3.2 Luas Lahan............................................................................ 67 4.3.3 Status kepemilikan lahan ...................................................... 68 4.3.4 Produksi sayuran................................................................... 69 4.3.4.1 Produksi kacang panjang .......................................... 70 4.3.4.2 Produksi timun.......................................................... 71 4.3.4.3 Produksi tomat.......................................................... 72 4.3.4.4 Produksi cabai........................................................... 73 4.3.4.5 produksi terung......................................................... 74 4.3.5 Harga sayuran ....................................................................... 75 4.3.6 Penerimaan ........................................................................... 76 4.3.6.1 Peneriman kacang panjang ...................................... 76 4.3.6.2 Penerimaan timun.................................................... 77 4.3.6.3 Penerimaan tomat .................................................... 78 4.3.6.4 Penerimaan cabai..................................................... 79 4.3.6.5 Penerimaan terung ................................................... 80 4.3.6.6 Total penerimaan ..................................................... 81 4.4 Produktivitas kerja petani responden.............................................. 82 4.4.1 Deskripsi kegiatan responden petani sayur........................... 85 4.4.2 Produktivitas kerja petani responden.................................... 85 4.5 Penyuluhan pertanian...................................................................... 86 4.6 Hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas tenaga kerja petani sayur ........................................ 89 4.7 Implikasi penelitian......................................................................... 91 V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 93 5.1 Kesimpulan..................................................................................... 93 5.2 Saran ............................................................................................... 94 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 95 LAMPIRAN ........................................................................................ 97
  • 12. 12 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014............ 3 2. Produktivitas Tanaman Sayur di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 6 3. Produksi Tanaman Sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014....................................................................... 7 4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014.................................................... 8 5. Jumlah petani sampel usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2015............................................................................. 49 6. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi (c) 2x2................. 50 7. Luas wilayah berdasarkan penggunaanya di Kecamatan Kumpeh Ulu tahun 2015........................................................................ 57 8. Jumlah penduduk di lokasi penelitian tahun 2015.................................. 58 9. Distribusi Responden berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi............................ 60 10. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 61 11. Distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 62 12. Distribusi responden berdasarkan pengalaman berusahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 64 13. Distribusi responden berdasarkan luas lahan sayuran di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 68 14. Distribusi responden berdasarkan status kepemilikan lahan di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 69 15. Distribusi produksi kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 .... 70 16. Distribusi produksi Timun di daerah penelitian tahun 2016................... 71 17. Distribusi produksi Tomat di daerah penelitian tahun 2016................... 72 18. Distribusi produksi Cabai di daerah penelitian tahun 2016.................... 73
  • 13. 13 19. Distribusi produksi Terung di daerah penelitian tahun 2016.................. 75 20. Daftar harga sayur per kg di daerah penelitian tahun 2016.................... 76 21. Distribusi penerimaan kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 77 22. Distribusi penerimaan timun di daerah penelitian tahun 2016 ............... 78 23. Distribusi penerimaan tomat di daerah penelitian tahun 2016 ............... 79 24. Distribusi penerimaan cabai di daerah penelitian tahun 2016................ 80 25. Distribusi penerimaan terung di daerah penelitian tahun 2016 .............. 81 26. Distribusi total penerimaan di daerah penelitian tahun 2016 ................. 82 27. Rata-Rata Jumlah Hari Orang Kerja (HOK) dan Presentase Pada Kegiatan Usahatani Sayuran Petani Responden Selama satu Musim tanam Di daerah penelitian tahun 2016.............................. 83 28. Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja Petani Sayuran Dalam satu musim tanam di derah penelitian tahun 2016....... 85 29. Distribusi Responden berdasarkan Penyuluhan Pertanian di derah penelitian tahun......................................................................... 88 30. Kotigensi hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran didaerah penelitian tahun 2016........ 89
  • 14. 14 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Skema kerangka pemikiran..................................................................... 44
  • 15. 15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Luas panen tanaman palawija dan sayuran kecamatan kumpeh ulu tahun 2015............................................................................................... 97 2. Produksi Sayuran di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 .................. 98 3. Nama Kelompok Tani sayuran ............................................................... 99 4. Data identitas petani sampel di daerah penelitian................................... 100 5. Data produksi, harga, penerimaan dan total penerimaan di daerah penelitian 2016........................................................................ 101 6. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK pada kegiatan pengolahan tanah pada usahatani penelitian didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 103 7. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK pada kegiatan penanaman pada usahatani penelitian didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 104 8. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK pada kegiatan penyulaman pada usahatani penelitian didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 105 9. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK pada kegiatan penyiraman pada usahatani penelitian didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 106 10. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK pada kegiatan penyiangan pada usahatani penelitian didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 107 11. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK pada kegiatan pemupukan pada usahatani penelitian didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 108 12. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK pada kegiatan pengendalian HPT pada usahatani penelitian didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 109 13. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK pada kegiatan pemanenan pada usahatani penelitian didaerah penelitian tahun 2016............................................................... 110 14. Data total jumlah HOK pada semua kegiatan usahatani sayur di daerah penelitian tahun 2016.............................................................. 111
  • 16. 16 15. Data produktivitas kerja petani responden pada kegiatan usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2016.................. 113 16. Data kategori skor pada kegiatan penyuluhan pertanian menurut petani responden di daerah penelitian tahun 2016 ................... 114 17. Uji chi square hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur di daerah penelitian tahun 2016 .......... 116 18. Kuesioner penelitian mengenai hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi......................................................................... 118 19. Lampiran dokumentasi ........................................................................... 128
  • 17. 17 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup panjang, dimulai sejak abad 20 di masa penjajahan. Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandasi pula oleh kenyataan adanya kesenjangan yang cukup jauh antara praktik-praktik yang dilakukan para petani di satu pihak dan adanya teknologi-teknologi yang lebih maju di lain pihak. Kebutuhan peningkatan produksi pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi maju yang ditemukan oleh para ahli dapat dipraktikkan oleh para petani sebagai produsen primer. Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan non formal guna menumbuh kembangkan kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani sehingga secara mandiri mereka dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan sehingga dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani melalui pendekatan kelompok dan diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja sama yang lebih efektif sehingga mampu menerapkan inovasi, mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha, menerapkan skala usaha yang ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang layak dan sadar akan peranan serta tanggung jawabnya sebagai pelaku pembangunan, khususnya pembangunan pertanian, untuk membangun pertanian dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah, oleh karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang perlu dibangun di antaranya yaitu masyarakat pertanian (petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja petani dapat meningkat. Hal ini bisa
  • 18. 18 didapatkan melalui proses pembelajaran dengan mengembangkan sistem pendidikan non formal secara efektif dan efisien salah satunya adalah melalui penyuluhan pertanian. Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian, penanaman nilai- nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif. Mampu mengubah sikap dan perilaku petani agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian. Kegiatan penyuluhan yang berhasil diterapkan kepada para petani, akan berarti para petani mau dan mampu untuk selalu menggunakan teknologi yang menguntungkan dalam budidaya tanaman termasuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Kemauan dan kemampuan menggunakan teknologi yang menguntungkan harus didukung sarana produksi yang cukup dan mudah untuk mendapatkannya, dengan demikian untuk mewujudkan peningkatan kuantitas dan kualitas produksi serta peningkatan kesejahteraan hidup para petani perlu adanya pola yang baik dan mantap di bidang penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment) (Departemen Pertanian, 2009). Penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya dibatasi oleh suatu wilayah kerja penyuluh (WKP). Umumnya satu orang penyuluh ditempatkan di satu wilyah desa untuk jangka waktu satu tahun dari sebuah progama penyuluhan pertanian yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya jumlah tenaga penyuluh pertanian lapangan
  • 19. 19 (PPL) yang ditempatkan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat di Tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 No Desa/Kelurahan Penyuluh Pertanian Lapangan Jumlah Nama 1. Sungai Terap 1 Jusneli, S.PKP 2. Kasang Pudak 1 Ir. Ramli 3. Kasang Lopak Alay 1 HJ.Suriyani 4. Solok 1 Ir. Ramli 5. Sumber Jaya 1 Nurvendi Kasnur, A, Md 6. Arang Arang 1 Nurvendi Kasnur, A, Md 7. Sipin Teluk Duren 1 Muhammad, SP 8. Pemunduran 1 Suhendro, SP 9. Teluk Raya 1 Wahyudianto, S. PI 10. Ramin 1 Muhammad, SP 11. Tarikan 1 Murhalim 12. Lopak Alay 1 HJ.Suriyani 13. Sakean 1 Murhalim, A.Md 14. Kota Karang 1 Komiati, S.PKP 15. Pudak 1 Suhendro, SP 16. Muara Kumpeh 1 Elizarna 17. Kasang Kumpeh 1 Asnawi, S 18. Kasang Kota Karang 1 Ir.Ramli Jumlah 18 Sumber : Badan Pusat Statistik Kumpeh Ulu 2015 Tabel 1 memperlihatkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi memiliki 18 Desa, yang telah memiliki satu orang penyuluh dimasing-masing desa, dan beberapa penyuluh pertanian memegang dua desa sekaligus. Manfaat adanya penyuluh pertanian di desa yaitu agar dapat mengembangkan potensi wilayah desa serta memberikan pemberdayaan kepada petani yang membutuhkan. Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
  • 20. 20 Produktivitas adalah perbandingan suatu jumlah keluaran tertentu dengan jumlah masukan tertentu. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Produktivitas menginginkan adanya pemanfaatan sumber daya yang tersedia dengan baik, dengan kata lain sumber daya yang ada digunakan dengan maksimal agar hasil yang diperoleh bisa optimal secara kualitas maupun kuantitas. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja. Pengukuran produktivitas dengan cara ini menghitung hasil yang diperoleh dalam berapa lama waktu yang mereka perlukan saat bekerja, selain itu hasil tersebut juga dibandingkan dengan masukan yang ia perlukan dalam bekerja. Produktivitas kerja yang tinggi sangat diharapkan oleh setiap petani. Produktivitas kerja adalah hasil pelaksanaan kerja, dengan sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dalam bekerja. Produktivitas kerja sering ditunjukkan oleh produktivitas kerja individu dalam perilakunya, yang merupakan perbandingan angka-angka penggunaan jam kerja dalam usahatani menunjukkan adanya peningkatan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian. Peningkatan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian, mampu meningkatkan efesiensi yang dilihat dari sisi penggunaan tenaga kerjanya (Mubyarto,1987). Provinsi Jambi memiliki potensi yang sangat mendukung untuk melakukan kegiatan usahatani sayuran. Provinsi jambi terbagi kedalam dua kota dan sembilan Kabupaten termasuk didalamnya Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan data produksi sayur dan buah Kabupaten Muaro Jambi tahun 2015, terdapat 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di Kabupaten Muaro Jambi. Untuk mengetahui lebih jelasnya produktivitas tanaman sayur di Kabupaten Muaro dapat dilihat di Tabel 2 berikut ini :
  • 21. 21 Tabel 2. Produktivitas Tanaman Sayur di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 No Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Kw) Produktivitas (Kw/Ha) 1 Bayam 101 1.607 15,91 2 Cabai Besar 228 6.631 29,08 3 Cabai Rawit 98 2.318 23,65 4 Buncis 7 117 16,71 5 Kacang Panjang 281 9.911 35,27 6 Kangkung 120 1.890 15,75 7 Sawi 77 2.282 29,63 8 Ketimun 270 7.098 26,28 9 Terung 99 3.796 38,34 10 Tomat 44 1.693 38,47 Jumlah 1.325 37.343 269,09 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 Tabel 2 memperlihatkan 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di Kabupaten Muaro Jambi. Tanaman sayur tersebut meliputi : sawi, cabai besar, cabai rawit, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Luas panen tanaman sayuran yang paling besar adalah tanaman kacang panjang yakni sebesar 281 hektar dengan produksi 9.911 kwintal, diikuti dengan tanaman ketimun yang memiliki luas panen seluas 270 hektar dengan produksi 7.098 kwintal, kemudian tanaman cabai besar dengan luas panen seluas 228 hektar dengan produksi 6.631 kwintal, sedangkan tanaman yang memiliki luas panen dan produksi terkecil adalah buncis dengan luas panen sebesar 7 hektar dan produksi sebesar 117 kwintal. Produktivitas tertinggi yaitu tanaman tomat yaitu sebesar 38,47, tanaman terung sebesar 38,34 dan tanaman kacang panjang dengan produktivitas sebesar 35,27. Kecamatan Kumpeh Ulu adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi yang memiliki potensi di bidang pertanian pangan dan hortikultura. Kedua sektor ini memiliki peran yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Kecamatan Kumpeh Ulu juga dikenal sebagai daerah penghasil sayur dan buah- buahan utama, dan sebagian besar penduduk di Kumpeh Ulu bermata pencarian sebagai petani, khususnya tanaman palawija dan hortikultura, hal ini didukung kondisi lahan yang
  • 22. 22 sebagian terdiri dari dataran rendah atau lahan basah sehingga sangat cocok untuk budidaya tanaman buah-buahan dan sayuran. Untuk mengetahui lebih jelasnya produksi tanaman sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Produksi Tanaman Sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 No Komoditi Produksi (Kw) 1 Kacang Panjang 3.606 2 Cabai Besar 915 3 Cabai Rawit 307 4 Tomat 574 5 Terung 874 6 Ketimun 2.448 7 Kangkung 263 8 9 10 Bayam Sawi Buncis 238 0 0 Jumlah 9.225 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 Tabel 3 memperlihatkan delapan jenis tanaman yang ditanam di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi tanaman sayur tersebut meliputi : cabai besar, cabai rawit, tomat, terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Produksi tertinggi yaitu pada komoditi kacang panjang sebesar 3.606 kwintal, kemudian pada komoditi ketimun sebesar 2.448 kwintal dan cabai besar mencapai produksi sebesar 915 kwintal. Produksi terendah yaitu pada tanaman bayam hanya mencapai produksi sebesar 238 kwintal. Pada tahun 2015, di Kecamatan Kumpeh Ulu, tanaman hortikultura memiliki areal panen yang cukup luas dibandingkan dengan tanaman pangan. Kecamatan Kumpeh Ulu memiliki 18 Desa, dari 18 Desa terdapat 13 Desa yang menanam tanaman sayuran dan telah tergabung dalam kelompok tani sayur. Untuk lebih jelasnya produksi sayur per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini :
  • 23. 23 Tabel 4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 Sumber : Balai Penyuluh an Pertania n Kecamat an Kumpeh Ulu Tahun 2015 Tabel 4. memperlihatkan 13 desa yang mengusahakan usaha tani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Desa Lopak Alay adalah desa dengan produksi tertinggi sebesar 1.180 kwintal, selanjutnya yaitu desa dengan produksi rata-rata yaitu Desa Pudak dengan produksi sebesar 784 kwintal dan desa dengan Produksi terendah yaitu Desa Kota Karang dengan produksi sebesar 472 kwintal. Kenaikan produksi dan produktivitas ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Peningkatan keterampilan tenaga kerja (petani) salah satunya dapat diperoleh dari adanya seorang penyuluh pertanian, hal ini sejalan dengan pengertian penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan usahataninya demi peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian. No Nama Desa Luas Panen (Ha) Produksi (Kw) 1 Pudak 130 784 2 Kota Karang 78 472 3 Lopak Alay 196 1.180 4 Tarikan 116 700 5 Sungai Terap 85 514 6 Sipin Teluk Duren 111 670 7 Ramin 79 478 8 Pemunduran 89 538 9 Kasang Kumpeh 153 922 10 Kasang Pudak 169 1.018 11 kasang lopak alai 113 682 12 Kasang Kota Karang 110 664 13 Solok 99 598 Jumlah 1.528 9.220 Rata-Rata 117,53 709,23
  • 24. 24 Dengan melihat dari adanya peningkatan produktivitas yang hanya dapat dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki peningkatan kerja dan keterampilan dalam mengusahakan usahataninya, serta peningkatan keterampilan kerja seorang petani salah satunya bisa di dapatkan dari adanya penyuluh pertanian, selain itu usahatani sayur memiliki prospek cerah bagi petani di Kecamatan Kumpeh Ulu, jika diusahakan secara intensif. Komoditi ini juga cukup laris dipasaran dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan juga perputaran modal yang cepat, hal ini erat kaitannya dengan umur tanaman untuk produksi yang singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap hari orang membutuhkan sayuran untuk dikonsumsi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja Pada Usahatani Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi” 1.2 Rumusan Masalah Penyuluhan pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang dilakukan oleh penyuluh kepada petani dan keluarganya. Setiap penyuluh memiliki peran, fungsi dan tugas masing-masing untuk melakukan penyuluhan, dengan harapkan penyuluh dapat melakukan perubahan yang lebih terarah terhadap sasaran penyuluhan yaitu petani dalam menjalakan aktivitas pertanian. Beberapa faktor dari dalam usaha tani maupun luar usaha tani, yang sering menyebabkan rendahnya produksi sayur yaitu terbatasnya faktor produksi lahan, tenaga kerja, modal dan teknologi yang digunakan, seringkali hal ini menjadi kendala utama bagi petani dalam mencapai tujuannya untuk memperoleh produksi yang maksimal. Pencapaian tingkat produksi petani yang memuaskan dapat disebabkan oleh usaha petani dalam memadukan faktor-faktor produksi, tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi dengan keterampilan yang mereka miliki, keterampilan mereka bertambah setelah bertemu dengan penyuluh pertanian.
  • 25. 25 Pada hakekatnya setiap kegiatan berproduksi petani selalu mempertimbangkan untung dan ruginya suatu usaha dan dapat dikatakan nilai produksi yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan petani selama proses produksi. Berdasarkan pemikiran diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi ? 2. Bagaimana hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi ? 1.3 Tujuan Penlitian 1. Untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. 2. Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. 1.4 Kegunaan dari Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi. 2. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dan pihak-pihak yang berkepentingan.
  • 26. 26 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian Istilah penyuluhan berasal dari bahasa belanda yaitu voorlirchting yang berarti memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya. Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informatif secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (Hawkins, 1999). Pengertian tersebut mengandung makna bahwa di dalam proses pembelajaran terjadi proses- proses lain secara simultan, yaitu : a. Proses komunikasi persuasive yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan masalah berkaitan dengan dan pengembangan usaha mereka. Proses pemberdayaan, maknanya adalah memberikan kuasa atau wewenang kepada pelaku utama dan pelaku usaha sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk : a) berpartisipasi, b) mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal, c) melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan dan d) memperoleh manfaat dalam setiap lini, proses dan hasil pembangunan pertanian. b. Proses pertukaran informasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran mengenai berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan pengembangan usahanya. Hal-hal yang harus penyuluh pertanian lakukan dan persiapkan agar penyuluhan sesuai dengan harapan petani dan keluarga yang telah dituangkan dalam progama penyuluhan pertanian dan rencana kerja penyuluhan pertanian (RKPP) bulanan maupun tahunan : 1. memahami kondisi, harapan dan keinginan petani saat ini
  • 27. 27 2. memahami materi, media, dan metode penyuluhan yang akan dilakukan 3. menggunakan sarana dan prasarana yang memadai 4. menggunakan waktu yang tepat dan akurat. Menurut Mardikanto (1991), penyuluhan pertanian merupakan proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, perbaikan kesejahteraan keluarga yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi berupaya merubah perilaku sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusahatani yang luas, memiliki sikap progesif untuk melakukan perubahan inovatif terhadap informasi baru, serta trampil melaksanakan berbagai kegiatan. Penyuluhan pertanian menurut Margono Slamet dalam Mardikanto (1991) adalah proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tau, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian. Penyuluhan pertanian menurut rumusan UU No. 16/2006 adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Keberhasilan penyuluhan pertanian menurut pengalaman penyuluh pertanian yaitu: petani senang dengan keberadaannya penyuluh pertanian, keberadaannya memang
  • 28. 28 dibutuhkan, indikatornya yaitu pendapatan petani meningkat, kehidupannya sejahtera dan bahagia, begitu juga penyuluhh yang berhasil, karena penyuluhannya dilakukkan secara efektif dan efesien sesuai kaidah-kaidah penyuluhan yang diterapkannya, akhirnya penyuluh senang, tenang, menang, sukses, penyuluh pertanian yang dilakukkannya berhasil, dan itulah harapan semua penyuluh pertanian yang ada dilapangan. Penyuluhan pertanian bukanlah atasan petani melainkan rekan yang akan membantu dan menyemangati petani. Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat (encouragement), mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan mendampingi mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka untuk berhasil dalam percobaan tersebut. Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian saat ini sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan, proses perubahan perilaku, dan sebagai proses pendidikan bagi petani dan keluarganya, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang dihadapi petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan. 2.2 Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian Menurut Samsudin (1997), yang dimaksud dengan unsur penyuluhan pertanian yaitu semua faktor atau unsur yang diikut sertakan ke dalam kegiatan penyuluhan pertanian, tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, semuanya saling menunjang dalam satu kegiatan. Unsur penyuluhan pertanian terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu penyuluhan pertanian dan tempat penyuluhan (Kartasapoetra, 1987). 1. Penyuluh Pertanian Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya terhadap perkembangan teknologi (Kartasapoetra, 1987). Lionberger dan Gwin dalam Mardikanto
  • 29. 29 (1988) secara tegas menyatakan bahwa seorang penyuluh sebagai change agent sebenarnya memiliki tugas ganda yakni untuk menyampaikan informasi dan sekaligus berupaya untuk mengubah perilaku masyarakat sasarannya. Kegiatan penyuluhan melibatkan banyak pertimbangan nilai, tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi demi kepentingan komunikasi sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakat, dengan demikian seorang penyuluh menginginkan kemampuannya untuk dapat mendorong proses belajar petani sekaligus melakukan perubahahan prilaku pelaku tanpa mengabaikan etika dan akibat moral dari tindakannya (Van den Ban,1999). Katz dalam Mardikanto menekankan agar setiap penyuluh harus mampu menciptakan suasana dalam dirinya sendiri maupun terhadap masyarakat sasarannya, seperti : a. Berkurangnya "ego defensif" (mempertahankan keangkuhan sebagai yang paling hebat), sebab di dalam penyuluhan yang pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan orang dewasa, masing-masing pihak dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau menerima pendapat orang lain, dan menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di bawah orang lain, tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat orang lain, mustahil dialog itu dapat berlangsung dengan baik. b. Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya secara kaku), sebagai proses komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan dengan kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk berempati dalam arti mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan pikiran serta sudut pandang orang lain. c. Berkembangnya sikap "utilitarian" (mencari kebersamaan dan tumbuh berkembangnya keinginan menambah pengetahuan ("knowledge"). Tingkat pendidikan penyuluh, akan sangat mempengaruhi kemampuan atau penguasaan materi yang diberikan.
  • 30. 30 Keterampilannya memilih metoda penyuluhan dan teknik berkomunikasi yang efektif dengan masyarakat sasaran yang beragam perlu diperhatikan oleh penyuluh. Tingkat pendidikan penyuluh, juga mempengaruhi kemampuannya mengembangkan ide-ide, mengorganisir masyarakat sasaran, serta kemampuannya untuk menumbuhkaan, menggerakkan dan memelihara partisipasi masyarakat. Menurut pendapat Kurt Lewin dalam Mardikanto (1991), Penyuluhan pertanian memiliki 3 peran yang harus dilaksanakan ke masyarakat sasaran. Peran yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab setiap penyuluh antara lain yaitu : 1. Pencairan diri dengan petani, maksudnya yaitu : penyuluh pertanian berbaur dengan masyarakat petani dalam melakukan perubahan-perubahan sesuai kebutuhan petani, dengan melakukan kegiatan-kegiatan : a. Mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang diperlukan petani sasaran, maksudnya yaitu penyuluh pertanian dapat memprioritaskan masalah-masalah yang dihadapi petani atau seorang penyuluh pertanian dapat menyusun skala prioritas masalah atau kebutuhan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran. b. Memilih objek perubahan yang tepat, dengan kegiatan awal yang benar-benar diyakini pasti berhasil dan memliki arti yang strategis bagi berlangsungnya perubahan- perubahan lanjutan dimasa yang akan datang, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian dapat menentukan sebuah penerapan teknologi yang memiliki tingkat kemungkinan paling besar untuk berhasil dalam penerapan oleh petani sasaran serta memiliki manfaaat dari adanya sistem penerapan teknologi bagi masa yang akan datang. c. Analisis tentang motivasi dan kemampuan petani untuk melakukan perubahan yang direncanakan sehingga mudah diterima dan dapat dilaksanakan sesuai dengan sumberdaya (dana, pengetahuan atau keterampilan, dan kelembagaan) yang telah
  • 31. 31 dimiliki petani, maksudnya yaitu sebelum adanya penerapan sebuah teknologi penyuluh pertanian terlebih dahulu melakukan analisis tentang motivasi dan kemampuan petani sasaran, sehingga sebuah teknologi yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki petani sasaran. d. Analisis sumberdaya yang tersedia, yang dapat digunakan oleh penyuluh untuk perubahan yang telah direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian dapat terlebih dahulu menganalisis tentang potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh petani sasaran. e. Pemilihan peran bantuan yang paling tepat yang akan dilakukan oleh penyuluh, baik berupa bantuan keahlian, dorongan untuk melakukan perubahan, pembentukan perubahan, pembentukan kelembagaan, atau memperkuat kerja sama masyarakat dalam menciptakan suasana yang mendukung agar terciptanya suatu perubahan, maksudnya yaitu penyuluh dapat menentukan bantuan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran seperti melakukan kegiatan pelatihan bagi petani, membentuk wadah bagi petani dalam mengembangkan komoditas yang diusahakannya. 2. Mengerakkan petani untuk melakukan perubahan, maksudnya yaitu: a. Menjalin hubungan yang akrab dengan petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian tetap menjalin komunikasi yang baik dengan petani sasaran, baik dalam bentuk tatap muka secara langsung tidak langsung yang baik maupun tidak langsung (menggunakan bantuan media komunikasi) b. Menunjukkan kepada petani tentang pentingnya perubahan yang harus dilakukkan, dengan menunjukkan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang belum dirasakan oleh petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian melakukan sebuah pertemuan atau kegiatan diskusi dengan petani sasaran dan didalam kegiatan tersebut, penyuluh pertanian menjelaskan dan menerangkan tentang masalah dan kebutuhan
  • 32. 32 yang akan dirasakan petani dimasa yang akan datang dan memberikan solusi atau tindakan pencegahan yang berguna bagi petani sasaran dimasa yang akan datang. c. Bersama-sama dengan petani, menentukan prioritas kegiatan yang dapat memobilisasi sumberdaya (mengumpulkan dana, menyelenggarakan pelatihan, membentuk dan mengembangkan kelembagaan) dan memimpin, maksudnya yaitu di dalam pembuatan sebuah rencana kerja penyuluh pertanian (progama penyuluhan pertanian) seorang penyuluh pertanian harus mengikutsertakan petani sasaran didalam proses pembuatannya. d. Mengambil inisiatif, mengarahkan dan membimbing perubahan yang telah direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian harus bisa berinisiatif didalam kegiatan membimbing dan mengarahkan petani sasaran demi tercapainya tujuan yang telah direncanakan. 3. Memantapkan hubungan dengan petani, melalui upaya-upaya : a. Terus menerus menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan petani, terutama dengan tokoh masyarakat (baik tokoh formal maupun informal), maksudnya yaitu : penyuluh pertanian mengenal dan menjalin hubungan baik dengan petani serta tokoh masyarakat di lingkungan tersebut. b. Bersama-sama dengan tokoh masyarakat memantapkan upaya-upaya perubahan dan merancang tahapan-tahapan perubahan yang perlu dilaksanakan untuk jangka panjang, maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan petani dan tokoh masyarakat didalam pembuatan sebuah rencana atau progama kerja penyuluh pertanian, mereka bisa diikutsertakan dalam pembuatan dan rancangan yang akan di laksanakan dalam waktu yang telah ditentukan. c. Terus menerus memberikan sumbangan (waktu, tenaga dan pikiran) terhadap perubahan profesionalisme melalui kegiatan penelitian dan rumusan konseptual,
  • 33. 33 maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan sukarela dapat terus membantu masyarakat petani sasaran demi tercapainya peningkatan kesejahteraan hidup petani sasaran. 2. Sasaran Penyuluhan Pertanian Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan (Kartasapoetra, 1987). Menurut Soejitno dalam Mardikanto (1991), sasaran penyuluhan adalah petani dan keluarganya, yaitu : bapak tani, ibu tani, dan pemuda atau anak-anak petani. Menurut Mardikanto dan Sutarni (1982) terdapat 3 sasaran didalam penyuluhan pertanian yaitu : a. Sasaran utama penyuluhan pertanian Sasaran utama adalah sasaran yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bertani dan pengelolaan usaha tani. Termasuk petani dan keluarganya, sebagai sasaran utama mereka yang harus menjadi perhatian penyuluh pertanian, sebab mereka inilah yang secara bersama- sama selalu terlibat dalam pengambilan keputusan tentang segala sesuatu seperti teknik bertanam, kondisi sarana produksi, dan pola usaha tani yang akan diterapkan didalam usaha taninya. b. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian Sasaran penentu adalah sasaran yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam penentu kebijakan pembangunan pertanian dan menyediahkan segala kemudahan yang diperlukan petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan usahataninya, diantaranya yaitu : 1. Penguasa atau pimpinan wilayah 2. Tokoh-tokoh informal (tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus, guru) 3. Para peneliti dan para ilmuan sebagai pemasok informasi tentang (teknik bertani, pengelolaan usaha tani, dan pengorganisasian petani. 4. Lembaga perkreditan
  • 34. 34 5. Produsen 6. Pedagang 7. Pengusaha c. Sasaran Pendukung Penyuluhan Sasaran pendukung adalah pihak yang secara langsung maupun tak langsung tidak memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan pertanian, tetapi dapat dimintai bantuannya guna melancarkan penyuluhan pertanian, diantaranya sebagai berikut : 1. Para pekerja sosial 2. Seniman 3. Komsumen hasil-hasil pertanian 4. Biro ilkan. 3. Metoda Penyuluhan Pertanian Metoda penyuluhan pertanian adalah cara-cara yang digunakan pada saat dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri (Kartasapoetra, 1987). Pemilihan metoda penyuluhan pertanian dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan pendekatan sebagai berikut : a. Metoda penyuluhan dan proses komunikasi Menurut Mardikanto (1991) terdapat tiga cara dalam menentukan pemilihan metoda penyuluhan yang didasarkan pada media yang digunakan, sifat hubungan antara penyuluh dan sasaran dan pendekatan psiko-sosial dikaitkan dengan tahapan adopsinya. 1. Metoda penyuluhan menurut media yang digunakan yaitu : a) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan tatap muka atau lewat telepon) secara tidak langsung (lewat radio, televisi dan kaset.
  • 35. 35 b) Media cetak, baik berupa gambar atau tulisan (foto, majalah, selebaran, poster) yang dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang ditempat tempat strategis seperti dijalan atau pasar. c) Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film. 2. Metoda penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasaranya yaitu : a) Pendekatan perseorangan, artinya penyuluh berkomunikasi secara pribadi dengan setiap sasarannya misalnya melalui kunjungan ke rumah, dan kunjungan ditempat-tempat kegiatan sasarannya. b) Pendekatan kelompok, artinya penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan dilapangan, dan penyelengaraan latihan. c) Pendekatan massal, artinya penyuluh berkomunikasi secara langsung atau tak langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak atau mungkin tersebar tempat tinggalnya misalnya penyuluhan lewat tv dan penyebaran selebaran. b. Metoda penyuluhan dalam pendidikan non formal Penyelengaraan pendidikan non formal dapat diselenggarakan dimana saja dan kapan saja. Metoda yang bisa diterapkan dalam pendidikan non formal seperti metoda ceramah, diskusi mandiri. Ciri lain dari kegiatan pendidikan non formal (termasuk penyuluhan pertanian) selalu diprogam dengan kebutuhan sasaran, artinya berbeda dengan pendidikan formal yang telah memiliki progam yang dibakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan progam pendidikan tersebut, sedangkan pendidikan non formal harus selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sasarannya. Dengan demikian, metoda penyuluhan yang akan dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik sasarannya, sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan, serta keadaan lingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselengarakannya penyuluhan tersebut.
  • 36. 36 c. Metoda penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa Menurut Freire dalam Mardikanto (1991) menyatakan bahwa pendidikan terutama pendidikan orang dewasa, penyuluhan adalah proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh sebab itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan ketergantungana atau bentuk-bentuk penindasan baru. Artinya., melalui pendidikan, sasaran didik harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya, sehingga di dalam proses pendidikan tersebut kedudukan pendidik dan yang di didik sama derajatnya. Ciri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidikan tidak tergantung pada seberapa banyak materi yang diajarkan, atau seberapa jauh tingkat pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan, tetapi lebih dicirikan pada seberapa jauh progam pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog antara pendidik dan yang di didik. Pemilihan metoda pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan) harus selalu mempertimbangkan: a. waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu menggangu kegiatan atau pekerjaan pokoknya b. waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin c. lebih banyak menggunakan alat peraga. 4. Media penyuluhan pertanian Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang disampaikan pada saat dilakukan penyuluhan (Kartasapoetra, 1987). Menurut Mardikanto (1991) terdapat dua media atau alat yang digunakan untuk membatu penyuluhan pertanian, yaitu : 1. Alat pembantu menyeluruh
  • 37. 37 Alat pembantu menyaluruh adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan di dalam kegiatan penyuluhan, dengan maksud agar lebih memudahkan penyuluhannya di dalam melaksanakan penyuluhan pertanian a. Kurikulum berisi tujuan atau misi (pesan) pengajaran, uraian materi yang akan diajarkan, uraian pengalaman belajar berisi tentang metoda mengajar, kegiatan mengajar yang dilaksanakan pengajar, kegiatan belajar dari sasaran didik, dan rencana evaluasi yang akan dilaksanakan berisi tentang waktu pelaksanaan, aspek yang dievaluasi (sikap, pengetahuan, keterampilan, dan cara evaluasi dengan cara lisan dan tertulis). b. Lembar-lembar yang dipersiapkan merupakan lembar persiapan penyuluhan, merupakan catatan atau uraian singkat yang akan dilaksanakan selama kegiatan penyuluhan berlangsung seperti : 1. lembar persiapan menyeluruh, 2. lembar petunjuk kerja, 3. Lembar petujuk latihan. c. Papan tulis dan papan penempel termasuk dalam kategori papan tulis adalah papan hitam, papan hijau dan papan putih. Kegunaan semua papan tulis ini adalah untuk menggambarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi penyuluhan yang akan disampaikan. Sedangkan papan penempel yang berupa papan magnit, merupakan papan tempat meletakkan atau menempelkan gambar-gambar yang diperagakan d. Alat-alat tulis yang dimaksud dengan alat-alat tulis adalah alat untuk menulis, menggambar, baik yang dipergunakan selama mempersiapkan materi penyuluhan maupun selama kegiatan penyuluhan berlangsung. e. Proyektor yang dimaksud dengan proyektor adalah perlengkapan atau peralatan yang diperlukan untuk memproyeksikan tulisan atau gambar agar dapat dilihat lebih jelas oleh peserta penyuluhan.
  • 38. 38 f. Perlengkapan ruangan yang dimaksud dengan adanya perlengkapan ruangan dapat memberikan lingkungan dan suasana belajar yang lebih nyaman bagi sasaran peserta penyuluhan. Perlengkapan ruangan ini berupa : 1) Penata suara berupa (mice, loud speaker, dan amplifier) 2) Penata cahaya berupa (pengaturan lampu) 3) Penata udara berupa (kipas angin, ventilasi dan air conditioner) 5. Materi penyuluhan pertanian Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi penyuluhan adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi penyuluhan. Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, hal pertama yang harus diingat bahwa materi tersebut harus selalau mengacu pada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya, sehubungan dengan hal itu Mardikanto (1996) memberikan acuan agar setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatan : a. Materi pokok, yaitu materi yang benar-benar dibutuhkan dan diketahui oleh sasaran utamanya. b. Materi yang penting, yaitu materi yang berisi dasar pemahaman yang berkaitan dengan segala sesuatu yang dirasakan sasaran. c. Materi penunjang yaitu materi yang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan, yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahaman. Pengembangan isi pesan atau materi dalam strategi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pertanian harus memperhatikan kondisi sasaran serta hal-hal lain sebagai berikut : a) Materi informasi yang dibutuhkan sasaran b) Bersifat motivatif atau mendorong untuk berprakarsa c) Memiliki nilai lebih yang menguntungkan serta lebih murah dan mudah
  • 39. 39 d) Bersifat sederhana dan mudah dimengerti sasaran (Mardikanto, 1996). Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan, akan menghasilkan masyarakat yang dinamis dan progresif secara berkelanjutan, sebab didasari oleh adanya motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam diri mereka. Sasaran penyuluhan adalah manusia yang memiliki: kebutuhan, keinginan, harapan, serta perasaan-perasaan tentang adanya tekanan-tekanan maupun dorongan-dorongan tertentu yang tidak selalu sama pada seseorang dengan orang yang lainnya. 6. Waktu penyuluhan pertanian Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani (Kartasapoetra, 1987). Kegiatan penyuluhan pertanian dapat dilakukan diwaktu kapan dan dimana saja asalkan tidak menggangu petani didalam melaksanakan usahatani, dikarenakan beberapa jenis pekerjaan dilahan usahatani umumnya tidak dapat ditunda dan harus diselesaikan. Penyuluhan yang dilakukan pada saat petani sedang sibuk, selain kurang mendapat perhatian juga bisa berakibat fatal karena kehadiran penyuluh bukannya membatu tetapi sebaliknya malah merepotkan atau menggangu kegiatannya yang harus diselesaikan itu (Mardikanto, 1991) 7. Tempat penyuluhan pertanian Tempat penyuluhan pertanian adalah tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan pertanian. 2.3 Konsep Produktivitas Produktivitas secara umum diartikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Produktivitas menurut Hasibuan (1996), adalah perbandingan output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik dimungkinkan oleh adanya peningkatan efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan
  • 40. 40 efesiensi dalam memproduksi barang atau jasa, produktivitas mengutarakan pemanfaatan secara baik terhadap sumber daya dalam memproduksi barang. Menurut Green dalam Sinungan 2014 mendefinisikan produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga diartikan sebagai : a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satu-satuan (unit) umum. Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input) b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari pada hari ini. c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni Investasi termasuk pengunaan pengetahuan dan teknologi, manajemen dan tenaga kerja. Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menetapkan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara untuk menggunakan sumber daya secara efesien, dan tetap menjaga kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas total.
  • 41. 41 International Labour Organization (ILO) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber-sumber itu dapat berupa : 1. Tanah 2. Bahan baku dan bahan pembantu 3. Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat 4. Tenaga kerja manusia Jadi secara umum, menurut Sinungan (2014) bahwa pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu : 1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan atau berkurang serta tingkatannya. 2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian secara relatif. 3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik, sebab memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan. Ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan produktivitas parsial : Total Produktivitas Produktivitas Parsial Berdasarkan pengalaman negara lain suatu gerakan produktivitas akan melalui tiga tahap yang disebut A-I-M yaitu awareness (kesadaran), improvement (peningkatan), maintenance (memelihara). Terdapat 8 faktor-faktor produktivitas secara umum, yakni :
  • 42. 42 1. modal 2. manusia 3. metode atau proses 4. lingkungan organisasi (internal) 5. produksi 6. lingkungan negara (eksternal) 7. lingkungan internasional maupun regional 8. umpan balik. Terdapat tiga jenis sumber yang penting dalam peningkatan produktivitas di perusahaan yaitu : 1. modal (perlengkapan, material, energi, tanah, dan bangunan) 2. tenaga kerja 3. manajemen dan organisasi Menurut Sinungan (2014), produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (Output) dengan keseluruhan sumber daya (Input) yang dipergunakan persatuan waktu. Pengertian makna peningkatan produktivitas yang dapat terwujud dalam empat bentuk, yaitu : a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. Maksudnya yaitu di dalam melakukan kegiatan usahatani petani dapat memperoleh jumlah produksi yang sama dengan menggunakan sumberdaya (modal, tenaga kerja, keahlian, bahan baku) yang lebih sedikit. b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang kurang. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar dibandingkan dengan produksi yang didapat biasanya, dengan mengoptimalkan sumber daya yang lebih sedikit jumlahnya.
  • 43. 43 c. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang sama. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar dengan mengoptimalkan sumber daya yang sama dalam melakukan kegiatan usaha tani. d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih sedikit. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh keuntungan dari jumlah produksi yang jauh lebih besar dari produksi biasanya, dengan meminimalkan penggunaan faktor-faktor produksi. Sumber daya masukan (Input) dapat terdiri dari beberapa faktor produksi, seperti tanah, gedung, mesin, peralatan, bahan mentah, dan sumber daya manusia sendiri. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas faktor manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor lain sangat bergantung pada kemampuan manusia yang memanfaatkannya. 2.3.1 Konsep Produktivitas Kerja Menurut Suratiyah (2011) produktivitas tenaga kerja atau sering disebut efesiensi tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, penerimaan per hari kerja dan luas lahan. a. Memperhatikan produksi Produktivitas dapat dihitung berdasarkan formula sebagai berikut : Produktivitas = b. Memperhatikan penerimaan per hari kerja Produktivitas = c. Memperhatikan luas lahan Produktivitas =
  • 44. 44 Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan : produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan yang baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa. 2.4 Identitas Petani Sampel Identitas seseorang merupakan cerminan status sosial orang yang bersangkutan, dimana ia tinggal atau bermasyarakat atau menentukan dalam mengambil keputusan dalam mengusahakan sesuatu. Identitas setiap responden berbeda-beda sehingga kemampuannya dalam menerima hal-hal yang baru juga berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah petani sayuran yang mengusahakan komoditas kacang panjang di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Identitas responden meliputi, nama, umur, pendidikan, luas lahan, jumlah anggota keluarga, pengalaman usahatani dan produksi. 2.4.1 Umur Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir seseorang. Secara umum dapat disimpulkan, jika semakin tua umur seseorang maka kemampuan fisik dan produktivitas kerjanya juga semakin berkurang demikian juga sebaliknya, orang yang masih dalam kategori usia produktif (muda) memiliki kondisi fisik yang lebih baik serta produktifitas kerja yang tinggi. Petani yang usianya lebih muda akan lebih mudah untuk menerima perubahan dan lebih mudah untuk mengadopsi suatu inovasi yang diberikan oleh penyuluh pertanian. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang menyatakan bahwa semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut. 2.4.2 Pendidikan
  • 45. 45 Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi pelaku pembangunan pertanian. Melalui pendidikan formal dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, pola pikir seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang maka makin mampu melihat kemungkinan resiko yang dihadapi, makin efesien dalam bekerja dan makin mampu menginterprestasi pesan yang diterima. Cepat lambatnya inovasi yang diterima, tergantung pada tingkat intelektualitasnya , hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan petani maka semakin cepat pula dalam mengadopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah, mereka agak sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat. 2.4.3 Luas Lahan Luas lahan usahatani merupakan luas lahan garapan yang dikelola petani dan dimiliki oleh petani serta keluarganya yang dinyatakan dalam satuan hektar. Faktor luas lahan yang digarap oleh petani sangat menentukan dalam penerapan suatu inovasi. Petani yang memiliki luas lahan luas memungkinkan untuuk menerima suatu inovasi yang diterapkan dilahannya, sedangkan petani yang memiliki lahan sempit menyebabkan investasi yang ditanam selalu tergangu oleh keperluan sehari-harinya karena terbatasnya pendapatan dan produksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Mubyarto (1987) yang mnyatakan luas lahan mempengarruhi petani dalam mengelola usahataninya. 2.4.4 Jumlah anggota keluarga Anggota keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Jumlah anggota keluarga yang dimaksud yaitu jumlah tanggungan didalam sebuah keluarga yang ditanggung oleh kepala keluarga. Besarnya jumlah tanggungan akan berkaitan dengan penggunaaan jumlah pendapatan yang diperoleh kepala keluarga dan tinggi rendahnya tingkat konsumsi. Petani yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang relatif besar akan selalu berusaha untuk
  • 46. 46 meningkatkan produktifitas kerjanya sehingga produksi usahataninya akan meningkat dan cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya. 2.4.5 Pengalaman Usahatani Pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor penting terutama dalam pengambilan keputusan. Seseorang yang mempunyai pengalaman yang cukup, pada umumnya dapat mengambil keputusan yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang belum memiliki pengalaman. Pengalaman mengenai kegagalan dan keberhasilan selama bekerja akan memperkaya pengetahuannya. Kegagalan akan membuat seseorang lebih berhati-hati dalam bertindak, sedangkan berdasarkan pengalaman yang telah dialami akan semakin memantapkan dalam pengambilan keputusan dan akan selalu berusaha menghasilkan produktivitas kerja yang baik. 2.5 Konsep Usaha Tani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Menurut Efferson dalam Ken Suratiyah (2006) ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara mengorganisasikan dan mengoperasikan unit usahatani dipandang dari sudut efesiensi dan pendapatan yang kontinu, menurut Daniel dalam Ken Suratiyah (2006) Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan mengopersikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga dan modal sebagai dasar
  • 47. 47 bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu. Sedangkan menurut Prawirokusumo (1990) dalam Ken Surtiyah (2006) ilmu usahatani merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efesien pada suatu usaha pertanian, perkebunan, perternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani tersebut. Usahatani merupakan keterpaduan antara lahan, tenaga kerja atau modal, untuk mengahasilkan produksi yang memerlukan keahlian untuk mengelolah (Mosher, 1985). Usaha tani adalah usaha produksi dimana berlangsung pendayagunaan lahan, tenaga kerja dan manajemen. Kegiatan yang melakukan tenaga kerja meliputi hampir seluruh proses produksi berlangsung (Hernanto, 1998). 2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran Sayuran termasuk produk holtikultura, terdiri dari berbagai jenis dan dapat dibedakan berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh dan bentuk yang dikonsumsi. 1. Berdasarkan tempat tumbuh Sayuran dataran rendah, sayuran dataran tinggi dan sayuran dataran rendah maupun dataran tinggi dengan pertumbuhan dan produksi yang tak terpengaruh. Sayuran dataran rendah adalah sayuran yang hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah dataran rendah contohnya yaitu bawang merah, dan timun demikian pula sebaliknya sayuran dataran tinggi hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran tinggi contohnya kentang, kubis, dan lobak. 2. Berdasarkan kebiasaan tumbuh Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya dalam satu
  • 48. 48 musim dan di perbanyak dengan biji. Sedangkan sayuran yang berrsifat tahunan adalah sayuran yang produksinya tak terbatas. 3. Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi sayuran daun, bunga, umbi dan rebung. Dalam usaha sayur-sayuran, faktor panca usaha tani perlu mendapat perhatian agar produksi yang diharapkan dapat tercapai. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Penggunaan benih unggul Benih atau bibit unggul adalah benih atau bibit yang bermutu tinggi yang merupakan faktor penentu tinggi rendahnya produksi tanaman. b. Pengolahan tanah Masalah pengolahan tanah lebih ditenkankan kepada pemilihan jarak tanam yang tepat, sebab jarak tanam menentukan jumlah populasi, kebutuhan benih, dan pupuk. c. Pengairan Semua tanaman membutuhkan air. Sumber air bagi tanaman dapat diperoleh dari sungai, sumur, atau air hujan. Di indonesia umumnya petani sayur banyak mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pertaniannya. d. Pemupukan Pupuk adalah unsur hara yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. e. Pengendalian Hama dan Penyakit Penyakit pada sayuran umumnya adalah penyakit fisiologis, penyebabnya adalah keadaan lingkungan antara lain suhu, kekurangan atau kelebihan unsur hara dalam tanah, dan drainase yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan oleh virus, penularan penyakit
  • 49. 49 biasanya disebabkan oleh serangga, gesekan atau pengairan dan penyakit yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri. 2.6 Konsep Adopsi Inovasi Pertanian telah berkembang melalui penyerapan sejumlah besar pembaharuan dan perubahan yang telah berhasil meningkatkan taraf hidup petani. Hal ini disadari karena kemajuan inovasi dibidang pertanian yaitu dengan penerapan pasca usahatani oleh petani merupakan faktor yang penting bagi terlaksananya tugas penyuluh pertanian dimana inovasi tersebut telah dikembangkan untuk meningkatkan daya kemampuan petani serta keluarganya melalui produktivitas usahataninya. Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja, tetapi mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi, perilaku atau gerakan- gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Mardikanto (1991) mengatakan, inovasi merupakan ide, perilaku, produk, informasi, dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya prbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Pengertian “baru” pada inovasi bukan berarti baru diciptakan, tetapi dapat brupa sesuatu yang sudah “lama” dikenal, diterima, atau digunakan oleh masyarakat diluar sistem sosial yang menganggapnya sesuatu yang masih “baru”. Pengertian baru juga tidak harus selalu datang dari luar, tetapi dapat berupa teknologi setempat (indegenous techology) atau kebiasaan setempat (kearifan tradisional) yang sudah lama ditinggalkan. Menurut Mardikanto (1991) terdapat tahapan adopsi inovasi yaitu :
  • 50. 50 1. Awareness (kesadaran), yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan penyuluh. 2. Interest (tertarik), yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginannya untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak /jauh tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh. 3. Evaluation (penilaian) yaitu penilaian terhadap baik, buruk atau manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap dari aspek teknis, aspek ekonomi, maupun aspek sosial budaya, bahkan seringkali ditinjau dari aspek politis atau kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional atau regional 4. Trial (mencoba) yaitu mencoba dalam skala kecil untuk lebih baik meyakinkan penilaiannya sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi. 5. Adoption (menerapkan) dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi. 2.7. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2010) dengan judul “Peran Penyuluhan Pertanian Lapangan Terhadap Penerapan Pasca Usahatani Padi Sawah di Desa Singoan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari” menyimpulkan bahwa tercapainya hasil produksi yang maksimal petani sebagai pelaku usahatani didukung oleh peran PPL. Upaya peningkatan produksi padi dapat ditempuh dengan penerapan teknologi pasca usahatani, yaitu : 1) perbaikan bercocok tanam, 2) penggunaan bibit unggul, 3) pemupukan yang baik, 4)pengaturan dan penyediaan air, 5) pengendalian hama dan penyakit. seorang ppl ikut mendukung dan memajukan pertanian di wilayah kerjanya, khususnya di desa muara singoan ppl berperan sebagai : 1) media edukasi. 2) media diseminasi informasi. 3) media konsultasi. 4) media edukasi. Penerapan pasca usahatani padi sawah di Desa Muaro Singoan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari tergolong tinggi.
  • 51. 51 Penelitian yang dilakukan oleh Pradipta (2011) dalam penelitiannya “Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Padi Sawah di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat” pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian lapang (PPL) dalam upaya perberdayaan kelompok tani padi sawah di Desa Sri Agung ditunjukkan skor penerapan penyuluhan pertanian lapangan (PPL) yang cenderung rendah dengan frekuensi 30 orang hanya mencapai (55,56%). Kegiatan pemberdayaan kelompok tani yang hanya diterapkan pada 6 kelompok tani di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam, memperlihatkan bahwa (77,22%) masih sangat rendah dalam menerima dan menjalankan progam pemberdayaan. Sedangkan responden yang menerima dan menjalankan progam/kegiatan pemeberdayaan hanya (27,78) dikarenakan peranan PPL yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemberdayaan kelompok tani yaitu PPL sebagai organisator sangat rendah. Hal ini menunkjukkan sebagian besar petani dalam kelompok tani masih belum menerima dan menjalankan progam atau kegiatan pemberdayaan secara maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Mahendi (2013) dalam penelitiannya “Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penerapan Progam Aksi Desa Mandiri Pangan Khususnya Teknologi Usahatani Jagung di Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi” menyimpulkan bahwa tingkat penerapan usahatani jagung ditingkat petani didaerah penelitian mulai dari pemilihan benih, persiapan lahan, waktu dan cara tanam, pemupukan, pengairan, penyuluhan, penjarangan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen tergolong tinggi yaitu sebesar 72%. Peranan penyuluh pertanian lapangan dengan penerapan usahatani jagung melalui peran pendidik, peran pendamping dan peran pembina yang dilakukan oleh petani di Desa Sungai Duren dan Desa Muaro Pijoan yang dilakukan oleh PPL tergolong tinggi dan yang dominan yaitu eran pendidik. Terdapat
  • 52. 52 hubungan yang nyata antara peranan penyuluh pertanian lapangan dengan penerapan teknologi usahatani jagung di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian yang dilakukkan oleh Irnanda (2015) dengan judul “ Hubungan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Produktivitas Kerja Petani Padi Sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi” menyimpulkan bahwa: a). peran penyuluh pertanian lapngan baik sebagai pendidik, pemimpin, penasehat dan peran secara keseluruhan sebagai pendidik, pemimpin, penasehat, dan peran secara keseluruhan sebagian besar tergolong rendah, untuk peran sebagai pendidik 54,84% sebagi pemimpin 51,61% sebagai penasehat 54,84% dan peran keseluruhan sebesar 54,84%. b). produktivitas kerja petani padi sawah sebagian besar tergolong tinggi yaitu sebesar 61,29 %. c).terdapat hubungan yang nyata antara peran penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas kerja petani padi sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2015) dalam penelitiannya “Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Petani Mengusahakan Padi Sawah di Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu” menyimpulkan bahwa hasil penelitian terhadap peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di desa penelitian terdapat 3 indikator yaitu berperan sebagai pendidik , berperan sebagai pemimpin, berperan sebagai penasehat. Dapat disimpulkan bahwa peranan penyuluhan pertanian sedah berjalan dengan baik presentasi 77,7 persen karena sebagian besar petani sudah mengetahui dan mulai menerapkan progam yang diberikan oleh pemerintah melalui penyuluhan yang diberikan oleh PPL. 2.8 Kerangka Pemikiran Kegiatan penyuluhan sangat diperlukan dalam pembangunan karena hanya melalui kegiatan penyuluhanlah para petani dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal pada produktivitas kerjanya. Penyuluhan sebagai
  • 53. 53 salah satu sarana petani untuk mencapai tujuannya yaitu peningkatan produktivitas kerja mereka. Kegiatan penyuluhan sendiri dipengaruhi oleh: penyuluh pertanian, materi penyuluhan, frekuensi penyuluhan, keanggotaan petani baik petani sebagai pengurus kelompok maupun anggota kelompok, dan lokasi penyuluhan baik yang jauh maupun yang dekat dengan pembinaan. Banyak faktor yang mempengaruhi penyuluhan. Pada penelitian ini, yang akan dikaji yaitu tentang penyuluh pertanian, materi penyuluhan, dan frekuensi penyuluhan, yang akan mempengaruhi produktivitas kerja petani pada saat penyiapan lahan, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Sedangkan kelimanya itu akan menentukan hasil panen yang akan diperoleh petani per hektarnya dan peningkatan pendapatan. Berdasarkan uraian diatas dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :
  • 54. 54 SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN PETANIPENYULUHAN PERTANIAN UNSUR-UNSUR PENYULUHAN 1. Penyuluh pertanian 2. Sasaran penyuluhan 3. Metoda penyuluhan 4. Media penyuluhan 5. Materi penyuluhan 6. Waktu penyuluhan 7. Tempat penyuluhan (Kartasapoetra, 1987) RendahTinggi Analisis Chi Square Tidak BerhubunganBerhubungan Produktivitas Kerja Tinggi Rendah PENYULUH PERTANIAN
  • 55. 55 2.9. Hipotesis Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu “diduga adanya hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”.
  • 56. 56 III. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan salah satu kecamatan dengan mayoritas penduduknya berusaha tani sayuran di Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 Agustus sampai 8 September 2016. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari : 1. Identitas petani sample meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, luas lahan usahatani, status kepemilikan lahan, jumlah anggota keluarga, lama berusahatani sayuran, 2. penyuluhan pertanian meliputi : penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan pertanian, metode penyuluhan pertanian, media penyuluhan pertanian, materi penyuluhan pertanian, waktu penyuluhan pertanian, tempat penyuluhan pertanian. 3. Produktivitas kerja mencakup penerimaan dibagi hari orang kerja (HOK) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan dalam suatu kegiatan usahatani sayuran. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data 3.2.1 Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan anggota kelompok tani yang berusaha tani sayuran, dengan menggunakan angket atau kuisioner yang telah disediakan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari referensi, laporan hasil penelitian, informasi dari Dinas atau Instasi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.
  • 57. 57 3.2.2 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan petani responden yang disertai dengan pengisian daftar pertanyaan di kuisioner. 3.3 Metode Penarikan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di daerah yang ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Pudak, Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang dengan pertimbangan bahwa di Desa pudak merupakaan desa dengan produksi sayur tertinggi, Lopak alai dengan desa produksi sayur sedang dan Desa kota karang dengan produksi sayur terendah. Kecamatan kumpeh ulu terdiri dari 18 Desa akan tetapi hanya 13 desa saja yang mengusahakan usahatani sayuran. Dari 13 desa tersebut diambilah tiga desa yang dijadikan sebagai sampel yaitu Desa Pudak, Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang. Penentuan Desa tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Lopak alai, Desa Pudak dan Desa Kota Karang merupakan salah satu dari 3 desa yang mewakili produksi tertinggi, sedang dan rendah. Produksi sayur di Desa Lopak Alai 1.180 kwintal, produksi sayur di Desa pudak sebesar 784 kwintal dan di Desa Kota Karang produksi sayur sebesar 472 ton. (Tabel.4) di Desa Lopak Alai terdapat 7 Kelompok tani yang mengusahakan usahatani sayuran dengan total 108 anggota, di Desa Pudak terdapat 5 Kelompok Tani sayur dengan total 64 anggota sedangkan Desa Kota Karang terdapat 1 kelompok tani sayur dengan total 25 anggota (lampiran 3). Adapun rumus slovin yaitu dengan ketentuan apabila populasi lebih dari 100 orang maka diambil presisi 15% - 20%, jika populasi berjumlah 51-100 orang maka presisinya diambil 10% dan jika populasinya kurang dari 50 orang maka populasi diambil semua (Taro Yamane dalam Riduwan, 2009). Adapun rumus penarikan sampel dapat diguanakan rumus :
  • 58. 58 dimana : n = jumlah sampel N = Jumlah Populasi d² = Presisi (ditetapkan 15%) Berdasarkan rumus diatas, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut : Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Taro Yamane di atas maka diperoleh jumlah sampel petani sebanyak 44 sampel. Selanjutnya jumlah petani sampel yang akan dijadikan sebagai responden yaitu petani sayuran yang tergabung kedalam kelompok tani sayur yang berada di ketiga desa dengan produksi sayur tinggi, sedang dan rendah, dan dari ketiga desa di Kecamatan Kumpeh Ulu tersebut diambil melalui rumus metode alokasi sampel proporsional (Nazir, 2011), yaitu : ni = Ni x n N Dimana : ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel satuan Ni = Jumlah populasi stratum N = jumlah populasi seluruhnya Dari rumus diatas, maka diperoleh sampel untuk masing-masing kelompok tani didaerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 :
  • 59. 59 Tabel 5. Jumlah petani sampel usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2015 No Nama Desa Populasi (orang) Sampel (orang) 1 Desa LopakAlai 108 24 2 Desa Pudak 64 14 3 Desa Kota Karang 25 6 Jumlah 197 44 Sumber: Badan Penyuluhan Pertanian Kumpeh Ulu Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) yaitu sampel diambil sedemikian rupa sehingga tiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sampel diambil 44 orang petani dari populasi 197 orang petani yang dilakukan dengan cara undian dengan menuliskan nama tiap petani pada secarik kertas, lalu digulung dan dimasukkan dalam kotak. Ditarik satu gulungan kertas dan nama pada gulungan tersebut merupakan anggota dari sampel yang akan diteliti (Nazir, 2011). 3.4 Metode Analisis Data Untuk mengetahui hubungan penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di daerah penelitian, data diolah secara tabulasi dan dilanjutkan dengan analisis secara deskriptif menggunakan table distribusi frekuensi untuk mengetahui hubungan dengan produktivitas digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²). Menurut Sugiyono (2015), analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²) digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berebentuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan tabel kontigensi 2x2, (dua baris x dua kolom) dengan derajat bebas (db) = 1 dengan rumus sebagai berikut : (Pers 1) Sedangkan bila terdapat sel dengan frekuensi kurang dari 5, digunakan rumus : (Pers 2)
  • 60. 60 Adapun tabelnya adalah sebagai berikut : Tabel 6. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi (c) 2x2 Penyuluhan pertanian Produktivitas Jumlah Tinggi Rendah Tinggi > Rata-rata A B A+B Rendah < Rata-rata C D C+D Jumlah A+C B+D N Kaidah pengambilan keputusan : Nilai x² hitung dengan derajat bebas (db)=1 pada tingkat kepercayaan 90% adalah 2,71. Dalam pengujian x² hitung dibandingkan dengan nilai x² tabel, dengan ketentuan sebagai berikut :  Terima Ho, tolak H1 Jika x hitung ≤ x tabel  Tolak Ho, terima H1 Jika x hitung ≥ x tabel Dimana : Terima Ho = Tidak ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur Terima H1 = Ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur Yang kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai C (Koefisien Kontigensi), dengan rumus sebagai berikut : C = Dimana : N = Jumlah Sampel x² = Nilai Chi Square C = Koefisien Kontigensi  Lemah 0 – 0,353  Kuat 0,353 – 0,707
  • 61. 61 Formulasi : r = C max = = = 0,707 r = Keterangan : r = koefisien keeratan hubungan x² = Nilai uji Chi-Square N = Jumlah Sampel M = Jumlah kolom Dalam kategori : a. Hubungan digolongkan lemah apanila nilai terletak antara 0-0,353 b. Hubungan digolongkan kuat apabila nilai terletak antara 0,353-0,707 Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan maka digunakan formulasi yakni : t hit = Dimana : H0 ; r = 0 H1 ; r ≠ 0 Jika t hitung (≤ t tabel = (α = 5 % db = N-2)} Terima Ho Jika t hitung (≥ t tabel = (α = 5 % db = N-2)} Tolak Ho Dimana : H0 = Tidak terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Hi = Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
  • 62. 62 3.5 Konsepsi Pengukuran Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert (likert scale) dengan jenjang tiga item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju dengan skala skor 1-3. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang, di dalam skala likert variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau peryataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dimana masing-masing jawaban dapat diberi skor, misalnya 1. Sangat Setuju diberi skor 5 2. Setuju diberi skor 4 3. Ragu-ragu diberi skor 3 4. Tidak setuju diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju diberi skor 1 Jenjang yang digunakan pada skala likert tergantung pada kata-kata yang digunakan di dalam item skala likert. Jika model verbal setuju-tidak setuju, maka minimal terdapat tiga item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju. (Sugiyono, 2015). Terdapat dua variabel penelitian di dalam penelitian ini, variabel bebas yaitu penyuluh pertanian dan variabel terikat produktivitas kerja petani sayuran. Untuk batasan konsepsi dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang didefinisikan secara operasional sebagai berikut : 1. Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tau, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui
  • 63. 63 pembangunan pertanian, di dalam penyuluhan pertanian terdapat unsur-unsur penyuluhan pertanian yang terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu penyuluhan pertanian dan tempat penyuluhan. a. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya terhadap perkembangan teknologi. b. Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan. c. Metode penyuluhan pertanian adalah adalah cara-cara yang digunakan pada saat dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri d. Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang disampaikan pada saat dilakukan penyuluhan e. Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi penyuluhan adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi penyuluhan. f. Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani g. Tempat penyuluhan pertanian tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan pertanian Kriteria penyuluhan pertanian : a. Penyuluhan Pertanian dikatakan tinggi jika besar dari nilai rata-rata yaitu diatas 75. b. Penyuluhan Pertanian dikatakan rendah jika kecil dari nilai rata-rata yaitu dibawah 75.
  • 64. 64 2. Produktivitas Kerja adalah penerimaan dibagi dengan hari orang kerja (HOK), HOK yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan dalam suatu kegiatan usahatani sayuran. (1 Hari = 7 Jam Kerja), produktivitas kerja petani dikategorikan dalam : a. Tinggi jika besar dari nilai rata-rata b. Rendah jika kecil dari nilai rata-rata Konsepsi pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini secara deskritif adalah sebagai berikut : 1. Petani responden adalah pemilik dan pengelola usahatani sayuran (orang) 2. Produksi sayuran adalah jumlah hasil panen sayuran yang diperoleh petani (Kg/Tahun) 3. Luas lahan adalah luas areal yang digunakan petani untuk tanaman sayuran (Ha/Tahun) 4. Harga produksi adalah sejumlah uang yang diterima oleh petni dari penjualan sayuran (Rp/Kg) 5. Penerimaan usahatani sayuran adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikali harga jual dalam usahatani sayuran (Rp/Tahun)
  • 65. 65 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kecamatan Kumpeh Ulu adalah merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai luas ± 71,38 . Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa, secara geografis berada pada posisi lintang selatan sampai dengan lintang selatan dan bujur timur sampai bujur timur. Adapun batas-batas Kecamatan Kumpeh Ulu sebagai berikut: 1. Sebelah utara dengan Taman Rajo dan Kecamatan Kumpeh 2. Sebelah selatan dengan Kecamatan Sungai Gelam 3. Sebelah barat dengan Kecamatan kecamatan Kumpeh 4. Sebelah timur dengan Kota Jambi Untuk pemilihan sampel penelitian di Kecamatan Kumpeh Ulu dipilih 3 desa sampel yaitu Desa Pudak, Desa Lopak Alai dan Desa Kota Karang. 4.1.2 Luas Daerah dan Penggunaan Lahan Kecamatan Kumpeh Ulu termasuk daerah beriklim tropis, curah hujan diwilayah ini rata-rata 182.9 mm/tahun. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Januari dengan hujan terbanyak pada bulan November sebanyak 25 hari. Keadaan temperatur rata-rata di Kecamatan Kumpeh Ulu adalah c. Luas wilayah Kecamatan Kumpeh Ulu adalah 71.370 ha, dimana sebesar 80% merupakan lahan bukan sawah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: