SlideShare a Scribd company logo
ENDOKRINOLOGI PLASENTA
ENDOKRINOLOGI PLASENTA
Plasenta adalah organ endokrin yang
unik dan merupakan organ endokrin
terbesar pada manusia yang
menghasilkan berbagai macam hormon
steroid, peptida,faktor-faktor
pertumbuhan dan sitokin.
Villi korialis primer terususun oleh sel-sel
sitotrofoblas yang proliferatif di lapisan
dalam dan sel-sel sinsiotrofoblas di
lapisan luar.
Sel-sel mesenkim yang berasal dari
mesenkim ekstraembrional akan
menginvasi villi korialis primer sehingga
terbentuk viili koriales sekunder,
sedangkan villi koriales tersier terbentuk
bersamaan dengan terbentuknya
pembuluh darah-pembuluh darah janin.
Sinsiotrofoblas umumnya berperanan dalam
pembentukan hormon steroid,
neurohormon/neuropeptida, sitokin, faktor
pertumbuhan dan pituitary-like hormones,
sedangkan sitotrofoblas lebih berperanan
dalam sekresi faktor-faktor pertumbuhan.
Prekursor berasal dari adrenal janin dan
maternal untuk sekresi estrogen serta
kolesterol maternal untuk sekresi
progesteron
SINTESIS HORMON STEROID
1. PROGESTERON
Produksi steroid selama kehamilan
merupakan hasil dari ‘kerjasama’ antara
maternal, plasenta dan janin.
Saat tidak terjadi konsepsi, korpus luteum
menghasilkan progesteron dalam kurun
waktu kurang lebih 14 hari sebelum
akhirnya mengalami regresi.
Jika terjadi konsepsi, umur korpus
luteum diperpanjang akibat pengaruh
dari hormon hCG sehingga tetap
mampu menghasilkan progesteron
sampai usia kehamilan 10 minggu.
Pada masa awal kehamilan (6-7 minggu)
progesteron dari korpus luteum ini
sangat diperlukan untuk
mempertahankan kehamilan
Sintesis progesteron plasenta sangat
tergantung dari hubungan antara
maternal dan plasenta tetapi sama
sekali tidak tergantung prekursor dari
janin.
Sumber utama sintesis progesteron
adalah kolesterol LDL (low-density
lipoprotein).
Kolesterol LDL ini masuk ke dalam
sitoplasma sel-sel trofoblas dengan
cara endositosis setelah sebelumnya
Sebagian besar (90%) progesteron yang
dihasilkan akan disekresikan ke dalam
sirkulasi maternal tetapi kadar dalam
sirkulasi maternal ini lebih rendah bila
dibanding dengan kadar progesteron plasma
janin.
Saat usia kehamilan a term, plasenta
menghasilkan progesteron ― 210 mg / hari.
Kadar progesteron plasma maternal meningkat
secara linier dari 40 ng / ml (trimester I)
sampai lebih dari 175 ng / mL (trimester III).
Progesteron mempunyai beberapa fungsi
fisiologis selama kehamilan.
Fungsi utama adalah mempersiapkan
endometrium untuk implantasi dan
mempertahankan kehamilan.
Mekanisme kerja progesteron adalah berikatan
dengan reseptor spesifik yang kemudian
berinteraksi dengan DNA genom.
Reseptor-reseptor ini telah dikenali dan
ditemukan pada inti dan sitoplasma sel
sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas serta sel-
sel endotel desidua pada awal kehamilan.
Fungsi progesteron yang lain adalah
terhadap otot polos yaitu terutama
mempertahankan keadaan tenang
(quiescence) uterus dengan cara
mempertahankan keadaan afinitas yang
tinggi dari reseptor β2-adrenergik
miometrium sehingga produksi cAMP
meningkat dan menghambat fosforilase
miosin.
Progesteron juga berpengaruh pada muskuler
tuba seperti halnya berpengaruh pada
motilitas gastrointestinal, disamping itu juga
berpengaruh terhadap otot polos arterioler
sehingga kapasitas vaskuler meningkat dan
tahanan perifer menurun.
Progesteron plasenta juga berperan selaku
substrat bagi produksi glukokortikoid dan
mineralokortikoid oleh adrenal janin .
Pengukuran kadar progesteron untuk menilai
keadaan janin secara klinik umumnya tidak
begitu bermanfaat.
Pada kematian janin dalam rahim, kelainan
kongenital (anensefal) dan defisiensi
sulfatase plasenta, kadar progesteron tidak
berubah sama sekali,
namun demikian pengukuran kadar
progesteron dapat digunakan sebagai
prediktor yang reliabel untuk menentukan
viabililitas kehamilan bila terjadi ancaman
abortus pada usia kehamilan ≤ 77 hari.
2. Estrogen
Janin dan plasenta terlibat dalam sintesis estron,
estradiol dan estriol.
Estrogen yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar
berasal dari konversi prekursor androgen maternal
maupun adrenal janin.
Plasenta pada kehamilan a term mensekresi baik
estron, estradiol dan estriol ke dalam sirkulasi
maternal dan janin.
Total blood production rate estradiol ― 10 sampai 25
mg / hari sedangkan estriol 40 sampai 50 mg / hari.
Estron sebagian besar dalam bentuk sulfat
Disfungsi atau tidak berfungsinya
adrenal janin maka menyebabkan
pembentukan estriol akan terganggu.
Sebagai contoh pada kelainan janin
berupa anensefal yang sering disertai
dengan tidak terbentuknya korteks
adrenal akan menyebabkan penurunan
prekursor androgen adrenal janin
sehingga produksi estriol plasenta juga
akan menurun.
Dalam hubungannya dengan kehamilan,
estrogen berfungsi untuk meningkatkan
sintesis progesteron melalui peningkatan
uptake LDL dan aktifitas sinsisiotrofoblas.
Estrogen juga berpengaruh terhadap sistem
kardiovaskuler maternal  menyebabkan
vasodilatasi sirkulasi uteroplasenter,
stimulasi sistem renin angiotensin-
aldosteron dan (kemungkinan)
neovaskularisasi plasenta.
Estrogen juga meningkatkan kontraktilitas
uterus dan mempunyai efek mitogenik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan
Dahulu pengukuran kadar estriol umumnya
digunakan untuk memonitor kesejahteraan
janin tetapi saat ini sudah jarang atau tidak
dilakukan lagi dikarenakan rentang nilai
normal yang lebar serta kadarnya bervariasi
tergantung dari usia kehamilan sehingga
interpretasi hasil pengukuran menjadi sulit.
Terlebih lagi disamping dipengaruhi oleh
keadaan janin seperti yang telah disebutkan
di atas, kadar estriol juga dipengaruhi oleh
penggunaan obat-obatan
SINTESIS HORMON POLIPEPTIDA
1. Human chorionic
gonadotropin (hCG)
Plasenta merupakan tempat utama sintesis dan sekresi
hCG.
Sama dengan gonadotropin yang lain, hCG adalah
suatu glikoprotein dan mempunyai berat molekul
39.000 dalton, terdiri atas 2 sub unit α dan β yang
masing-masing tidak mempunyai aktifitas biologik
kecuali bila dikombinasikan.
hCG-α hampir mirip dengan LH-α dan FSH-α
Tiga puluh persen komponen hCG adalah karbohidrat.
Sinsiotrofoblas dapat diumpamakan sebagai
hipofisis yang mensekresi hCG, hPL dan
ACTH sedangkan sitotrofoblas bertindak
sebagai hipotalamus yang mensekresi GnRH
dan CRH (corticotropine releasing hormone).
hCG Mulai dapat dideteksi 1 hari setelah
implantasi.
Sekresi hormon ini akan memperpanjang
hidup korpus luteum dan menstimulasi
produksi progesteron.
Keadaan ini terus dipertahankan sampai ―
usia kehamilan 11 minggu saat plasenta
sudah mampu mensintesis progesteron.
Fungsi hCG yang lain diantaranya adalah
merangsang proses diferensiasi
sitotrofoblas menjadi sinsisiotrofoblas,
stimulasi produksi testosteron testis
janin dan diduga juga mempunyai efek
immunosupresif selama kehamilan.
Secara klinik, pengukuran kadar hCG umumnya
digunakan untuk menunjang diagnosis kehamilan,
evaluasi setelah terapi penyakit trofoblas dan
evaluasi abnormalitas kehamilan (misal : kehamilan
ektopik).
Kadar hCG yang lebih tinggi dari pada kadar normal
pada trimester ke dua sering kali dihubungkan
dengan trisomi 21, trisomi 13, trisomi 20, sindroma
Turner dan Klinefelter, sebaliknya kadar yang lebih
rendah sering ditemukan pada janin dengan trisomi
18.
Atas dasar ini pulalah hCG digunakan sebagai salah
satu cara skrining adanya aneuploidi pada janin.
2. Human placental lactogen
(hPL)
hPL disintesis di sinsiotrofoblas dan dapat dideteksi
mulai hari ke 12 setelah fertilisasi atau segera
setelah implantasi.
Kadar hPL dalam plasma maternal meningkat seiring
dengan peningkatan berat plasenta dan berat badan
janin.
Peningkatan ini mulai tampak sejak usia kehamilan 5
minggu dan mencapai puncaknya pada 4 minggu
terakhir kehamilan (― 35 minggu) yaitu dari 0.3
μg/mL pada trimester pertama sampai 5.4 μg/mL
pada trimester ke tiga. Selama 24 jam, kurang lebih
300 μg hPL diekskresikan lewat urin.
Pada plasenta sendiri didapatkan 10 sampai 20 mg/100
g berat plasenta. hPL juga dapat dideteksi dalam
sirkulasi janin tetapi dengan kadar yang rendah (15.5
ng/mL dalam darah tali pusat) dan dalam cairan
Efek utama hPL adalah terhadap insulin dan
metabolisme glukosa tetapi bagaimana mekanisme
kerjanya sampai sekarang belum diketahui dengan
jelas.
Pemberian hPL terbukti dapat meningkatkan kadar
asam lemak bebas, menurunkan sensitivitas
terhadap insulin, meningkatkan kadar insulin dalam
sirkulasi dan menurunkan toleransi glukosa.
Efek hPL terhadap lipolisis dan glucose-sparing
terutama pada wanita hamil yang sedang berpuasa
menunjukkan bahwa hPL mempunyai efek proteksi /
melindungi janin.
Keadaan puasa akan merangsang sekresi hPL
sehingga penggunaan glukose oleh ibu akan
menurun hal ini akan menjamin tercukupinya
Pengukuran kadar hPL sangat jarang digunakan untuk
kepentingan evaluasi abnormalitas kehamilan.
Umumnya disepakati bahwa kadar hPL < 4 μg/mL pada
usia kehamilan lebih dari 30 minggu merupakan batas
bahwa janin dalam keadaan bahaya (fetal danger
zone).
Pada plasenta yang besar seperi misalnya pada
kehamilan ganda dan kehamilan dengan diabetes
melitus, akan didapatkan kadar hPL yang lebih tinggi
Sebaliknya kadar hPL yang rendah ditemukan pada
pertumbuhan janin terhambat, preeklampsia dan
neoplasma trofoblas.
Pada kasus abortus imminens, kadar hPL yang rendah
menunjukkan bahwa kehamilan sulit untuk dapat
terus dipertahankan.
HORMON-HORMON PLASENTA LAIN
A. HORMON-HORMON
PROTEIN
1. Chorionoic
adrenocorticotropin
(CACTH)
Protein yang mirip dengan ACTH telah pernah berhasil
diidentifikasi pada plasenta yang kemudian disebut dengan
Chorionoic adrenocorticotropin (CACTH).
Peranan fisiologis dari CACTH ini sampai sekarang belum jelas.
ACTH dalam kehamilan kadarnya lebih rendah dari pada laki-
laki atau wanita yang tidak hamil tetapi kadarnya meningkat
seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
2. Chorionic thyrotropin (CT)
Terdapat bukti bahwa plasenta
menghasilkan hormon Chorionic
thyrotropin (CT) tetapi sama seperti
CACTH, fungsinya dalam kehamilan
juga belum jelas diketahui.
3. Relaxin
Adanya relaxin dalam korpus luteum, desidua
dan plasenta telah lama diketahui.
Relaxin mempunyai struktur kimia yang mirip
dengan insulin dan nerve growth factor.
Hormon ini bekerja pada miometrium untuk
merangsang adenylyl cyclase dan juga
menyebabkan relaksasi uterus.
Mekanisme sintesis dan kerjanya secara rinci
sampai sekarang masih dalam proses
penelitian.
4. Parathyroid hormone-
related protein (PTH-rP)
Parathyroid hormone-related protein (PTH-rP)
telah dapat diidentifikasi pada jaringan
normal orang dewasa khususnya pada organ
reproduksi baik laki-laki maupun wanita
(uterus, korpus luteum dan payudara).
Hal ini menunjukkan bahwa pada orang
dewasa PTH-rP tidak dihasilkan oleh kelenjar
paratiroid.
Beberapa organ janin juga menghasilkan PTH-
rP diantaranya kelenjar paratiroid, ginjal dan
plasenta.
5. Growth hormone-variant (hGH-
V)
Growth hormone-variant (hGH-V) disintesis
oleh plasenta, kemungkinan dalam
sinsisium.
hGH-V dapat diukur kadarnya dalam sirkulasi
maternal mulai pada usia kehamilan 21 – 26
minggu, kadarnya terus meningkat sampai
usia kehamilan 36 minggu.
Sekresi hGH-V oleh trofoblas dipengaruhi oleh
glukosa sedangkan aktifitas biologisnya
sama dengan hPL.
HORMON-HORMON PEPTIDA
1. Neuropeptide-Y (NPY)
Neuropeptide-Y (NPY) adalah hormon yang secara luas
ditemukan di otak.
NPY juga ditemukan pada saraf-saraf simpatik yang
mensarafi sistem kardiovaskuler, respirasi,
gastrointestinal dan urogenital.
NPY juga dapat ditemukan pada plasenta, khususnya
sitotrofoblas.
Pada beberapa percobaan menunjukkan bahwa
pemberian NPY pada sel-sel plasenta akan
menyebabkan pengeluaran corticotropin releasing
hormone (CRH).
2. Inhibin dan Activin
Inhibin merupakan hormon glikoprotein yang
dihasilkan oleh testis, sel-sel granulosa ovarium dan
korpus luteum yang berperan dalam menghambat
pengeluaran FSH oleh hipofisis.
Plasenta menghasilkan sub unit α, βA dan βB inhibin
dengan kadar puncak saat kehamilan a term.
Inhibin yang dihasilkan plasenta ini bersama-sama
dengan hormon seks steroid yang meningkat selama
kehamilan akan menghambat sekresi FSH sehingga
ovulasi tidak terjadi.
Selain itu, inhibin juga berperanan dalam sintesis dan
sekresi hCG oleh plasenta.
C. HYPOTHALAMIC-LIKE RELEASING HORMONE
1. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa
GnRH juga ditemukan pada plasenta dan
menariknya imunoreaktivitas terhadap
GnRH ini hanya ditemukan pada
sitotrofoblas.
Disebutkan bahwa GnRH korionik ini
berperan sebagai hCG-releasing
hormone.
2. Corticotropin releasing hormone (CRH)
Gen CRH yang ditemukan pada hipotalamus
ternyata juga ditemukan pada trofoblas,
amnion, korion dan desidua, tetapi fungsi
dari CRH yang dihasilkan oleh plasenta ini
sampai sekarang belum diketahui dengan
jelas.
Bukti yang menunjukkan bahwa hanya sedikit
CRH plasental yang masuk ke dalam
sirkulasi janin menimbulkan dugaan
kurangnya peran CRH plasental terhadap
steroidogenesis adrenal janin.
Peran CRH plasental yang lain diduga
berhubungan dengan relaksasi otot polos
3. Thyrotropin-releasing hormone
(cTRH) dan Growth hormone-
releasing hormone (GHRH).
Baik cTRH dan GHRH (yang juga dikenal
sebagai somatocrinin) dapat dideteksi
pada plasenta tetapi bagaimana
sintesis dan aktifitas biologis keduanya
sampai saat ini belum diketahui.

More Related Content

Similar to Endrokrinologi kelompok 6.pptx

obgyn
obgynobgyn
THE ROLE OF PROGESTERON IN LUTEAL PHASE SUPPORT.ppt
THE ROLE OF PROGESTERON IN LUTEAL PHASE SUPPORT.pptTHE ROLE OF PROGESTERON IN LUTEAL PHASE SUPPORT.ppt
THE ROLE OF PROGESTERON IN LUTEAL PHASE SUPPORT.ppt
EvitaNaomi
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifasSistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifaspowerpoint2910
 
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamilPerubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
diana permatasari
 
PPT IBU VIA GENETIKA.pptx
PPT IBU VIA GENETIKA.pptxPPT IBU VIA GENETIKA.pptx
PPT IBU VIA GENETIKA.pptx
AemarZhecret
 
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptxREFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
afrizal757300
 
ANTI-MÜLLERIAN HORMON (AMH) SEBAGAI PENANDA PADA PCOS fix.pptx
ANTI-MÜLLERIAN HORMON (AMH) SEBAGAI PENANDA PADA PCOS fix.pptxANTI-MÜLLERIAN HORMON (AMH) SEBAGAI PENANDA PADA PCOS fix.pptx
ANTI-MÜLLERIAN HORMON (AMH) SEBAGAI PENANDA PADA PCOS fix.pptx
ssuser0f0675
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramion
anggi satya
 
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post maturAsuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post maturOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Endrokrinologi kelompok 6.pptx (20)

obgyn
obgynobgyn
obgyn
 
2. gangguan haid
2. gangguan haid2. gangguan haid
2. gangguan haid
 
THE ROLE OF PROGESTERON IN LUTEAL PHASE SUPPORT.ppt
THE ROLE OF PROGESTERON IN LUTEAL PHASE SUPPORT.pptTHE ROLE OF PROGESTERON IN LUTEAL PHASE SUPPORT.ppt
THE ROLE OF PROGESTERON IN LUTEAL PHASE SUPPORT.ppt
 
Makalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanitaMakalah hormon reproduksi wanita
Makalah hormon reproduksi wanita
 
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifasSistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
Sistem endokrin pada saat hamil dan masa nifas
 
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamilPerubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
 
5.hormon
5.hormon5.hormon
5.hormon
 
PPT IBU VIA GENETIKA.pptx
PPT IBU VIA GENETIKA.pptxPPT IBU VIA GENETIKA.pptx
PPT IBU VIA GENETIKA.pptx
 
Presentation1 AKBID PARAMATA RAHA
Presentation1 AKBID PARAMATA RAHA Presentation1 AKBID PARAMATA RAHA
Presentation1 AKBID PARAMATA RAHA
 
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptxREFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
REFRAT FIX SIAP MAJU.pptx
 
Presentation1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Presentation1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Presentation1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Presentation1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
ANTI-MÜLLERIAN HORMON (AMH) SEBAGAI PENANDA PADA PCOS fix.pptx
ANTI-MÜLLERIAN HORMON (AMH) SEBAGAI PENANDA PADA PCOS fix.pptxANTI-MÜLLERIAN HORMON (AMH) SEBAGAI PENANDA PADA PCOS fix.pptx
ANTI-MÜLLERIAN HORMON (AMH) SEBAGAI PENANDA PADA PCOS fix.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramion
 
139642472 repro-bbl-post-matur
139642472 repro-bbl-post-matur139642472 repro-bbl-post-matur
139642472 repro-bbl-post-matur
 
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post maturAsuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
Asuhan keperawatan pada bayi baru lahir post matur
 

Recently uploaded

Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 

Recently uploaded (19)

Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 

Endrokrinologi kelompok 6.pptx

  • 2. ENDOKRINOLOGI PLASENTA Plasenta adalah organ endokrin yang unik dan merupakan organ endokrin terbesar pada manusia yang menghasilkan berbagai macam hormon steroid, peptida,faktor-faktor pertumbuhan dan sitokin.
  • 3. Villi korialis primer terususun oleh sel-sel sitotrofoblas yang proliferatif di lapisan dalam dan sel-sel sinsiotrofoblas di lapisan luar. Sel-sel mesenkim yang berasal dari mesenkim ekstraembrional akan menginvasi villi korialis primer sehingga terbentuk viili koriales sekunder, sedangkan villi koriales tersier terbentuk bersamaan dengan terbentuknya pembuluh darah-pembuluh darah janin.
  • 4. Sinsiotrofoblas umumnya berperanan dalam pembentukan hormon steroid, neurohormon/neuropeptida, sitokin, faktor pertumbuhan dan pituitary-like hormones, sedangkan sitotrofoblas lebih berperanan dalam sekresi faktor-faktor pertumbuhan. Prekursor berasal dari adrenal janin dan maternal untuk sekresi estrogen serta kolesterol maternal untuk sekresi progesteron
  • 5. SINTESIS HORMON STEROID 1. PROGESTERON Produksi steroid selama kehamilan merupakan hasil dari ‘kerjasama’ antara maternal, plasenta dan janin. Saat tidak terjadi konsepsi, korpus luteum menghasilkan progesteron dalam kurun waktu kurang lebih 14 hari sebelum akhirnya mengalami regresi.
  • 6. Jika terjadi konsepsi, umur korpus luteum diperpanjang akibat pengaruh dari hormon hCG sehingga tetap mampu menghasilkan progesteron sampai usia kehamilan 10 minggu. Pada masa awal kehamilan (6-7 minggu) progesteron dari korpus luteum ini sangat diperlukan untuk mempertahankan kehamilan
  • 7. Sintesis progesteron plasenta sangat tergantung dari hubungan antara maternal dan plasenta tetapi sama sekali tidak tergantung prekursor dari janin. Sumber utama sintesis progesteron adalah kolesterol LDL (low-density lipoprotein). Kolesterol LDL ini masuk ke dalam sitoplasma sel-sel trofoblas dengan cara endositosis setelah sebelumnya
  • 8. Sebagian besar (90%) progesteron yang dihasilkan akan disekresikan ke dalam sirkulasi maternal tetapi kadar dalam sirkulasi maternal ini lebih rendah bila dibanding dengan kadar progesteron plasma janin. Saat usia kehamilan a term, plasenta menghasilkan progesteron ― 210 mg / hari. Kadar progesteron plasma maternal meningkat secara linier dari 40 ng / ml (trimester I) sampai lebih dari 175 ng / mL (trimester III).
  • 9. Progesteron mempunyai beberapa fungsi fisiologis selama kehamilan. Fungsi utama adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan. Mekanisme kerja progesteron adalah berikatan dengan reseptor spesifik yang kemudian berinteraksi dengan DNA genom. Reseptor-reseptor ini telah dikenali dan ditemukan pada inti dan sitoplasma sel sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas serta sel- sel endotel desidua pada awal kehamilan.
  • 10. Fungsi progesteron yang lain adalah terhadap otot polos yaitu terutama mempertahankan keadaan tenang (quiescence) uterus dengan cara mempertahankan keadaan afinitas yang tinggi dari reseptor β2-adrenergik miometrium sehingga produksi cAMP meningkat dan menghambat fosforilase miosin.
  • 11. Progesteron juga berpengaruh pada muskuler tuba seperti halnya berpengaruh pada motilitas gastrointestinal, disamping itu juga berpengaruh terhadap otot polos arterioler sehingga kapasitas vaskuler meningkat dan tahanan perifer menurun. Progesteron plasenta juga berperan selaku substrat bagi produksi glukokortikoid dan mineralokortikoid oleh adrenal janin .
  • 12. Pengukuran kadar progesteron untuk menilai keadaan janin secara klinik umumnya tidak begitu bermanfaat. Pada kematian janin dalam rahim, kelainan kongenital (anensefal) dan defisiensi sulfatase plasenta, kadar progesteron tidak berubah sama sekali, namun demikian pengukuran kadar progesteron dapat digunakan sebagai prediktor yang reliabel untuk menentukan viabililitas kehamilan bila terjadi ancaman abortus pada usia kehamilan ≤ 77 hari.
  • 13. 2. Estrogen Janin dan plasenta terlibat dalam sintesis estron, estradiol dan estriol. Estrogen yang dihasilkan oleh plasenta sebagian besar berasal dari konversi prekursor androgen maternal maupun adrenal janin. Plasenta pada kehamilan a term mensekresi baik estron, estradiol dan estriol ke dalam sirkulasi maternal dan janin. Total blood production rate estradiol ― 10 sampai 25 mg / hari sedangkan estriol 40 sampai 50 mg / hari. Estron sebagian besar dalam bentuk sulfat
  • 14. Disfungsi atau tidak berfungsinya adrenal janin maka menyebabkan pembentukan estriol akan terganggu. Sebagai contoh pada kelainan janin berupa anensefal yang sering disertai dengan tidak terbentuknya korteks adrenal akan menyebabkan penurunan prekursor androgen adrenal janin sehingga produksi estriol plasenta juga akan menurun.
  • 15. Dalam hubungannya dengan kehamilan, estrogen berfungsi untuk meningkatkan sintesis progesteron melalui peningkatan uptake LDL dan aktifitas sinsisiotrofoblas. Estrogen juga berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler maternal  menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenter, stimulasi sistem renin angiotensin- aldosteron dan (kemungkinan) neovaskularisasi plasenta. Estrogen juga meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap pertumbuhan dan perkembangan
  • 16. Dahulu pengukuran kadar estriol umumnya digunakan untuk memonitor kesejahteraan janin tetapi saat ini sudah jarang atau tidak dilakukan lagi dikarenakan rentang nilai normal yang lebar serta kadarnya bervariasi tergantung dari usia kehamilan sehingga interpretasi hasil pengukuran menjadi sulit. Terlebih lagi disamping dipengaruhi oleh keadaan janin seperti yang telah disebutkan di atas, kadar estriol juga dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan
  • 17. SINTESIS HORMON POLIPEPTIDA 1. Human chorionic gonadotropin (hCG) Plasenta merupakan tempat utama sintesis dan sekresi hCG. Sama dengan gonadotropin yang lain, hCG adalah suatu glikoprotein dan mempunyai berat molekul 39.000 dalton, terdiri atas 2 sub unit α dan β yang masing-masing tidak mempunyai aktifitas biologik kecuali bila dikombinasikan. hCG-α hampir mirip dengan LH-α dan FSH-α Tiga puluh persen komponen hCG adalah karbohidrat.
  • 18. Sinsiotrofoblas dapat diumpamakan sebagai hipofisis yang mensekresi hCG, hPL dan ACTH sedangkan sitotrofoblas bertindak sebagai hipotalamus yang mensekresi GnRH dan CRH (corticotropine releasing hormone). hCG Mulai dapat dideteksi 1 hari setelah implantasi. Sekresi hormon ini akan memperpanjang hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesteron. Keadaan ini terus dipertahankan sampai ― usia kehamilan 11 minggu saat plasenta sudah mampu mensintesis progesteron.
  • 19. Fungsi hCG yang lain diantaranya adalah merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas menjadi sinsisiotrofoblas, stimulasi produksi testosteron testis janin dan diduga juga mempunyai efek immunosupresif selama kehamilan.
  • 20. Secara klinik, pengukuran kadar hCG umumnya digunakan untuk menunjang diagnosis kehamilan, evaluasi setelah terapi penyakit trofoblas dan evaluasi abnormalitas kehamilan (misal : kehamilan ektopik). Kadar hCG yang lebih tinggi dari pada kadar normal pada trimester ke dua sering kali dihubungkan dengan trisomi 21, trisomi 13, trisomi 20, sindroma Turner dan Klinefelter, sebaliknya kadar yang lebih rendah sering ditemukan pada janin dengan trisomi 18. Atas dasar ini pulalah hCG digunakan sebagai salah satu cara skrining adanya aneuploidi pada janin.
  • 21. 2. Human placental lactogen (hPL) hPL disintesis di sinsiotrofoblas dan dapat dideteksi mulai hari ke 12 setelah fertilisasi atau segera setelah implantasi. Kadar hPL dalam plasma maternal meningkat seiring dengan peningkatan berat plasenta dan berat badan janin. Peningkatan ini mulai tampak sejak usia kehamilan 5 minggu dan mencapai puncaknya pada 4 minggu terakhir kehamilan (― 35 minggu) yaitu dari 0.3 μg/mL pada trimester pertama sampai 5.4 μg/mL pada trimester ke tiga. Selama 24 jam, kurang lebih 300 μg hPL diekskresikan lewat urin. Pada plasenta sendiri didapatkan 10 sampai 20 mg/100 g berat plasenta. hPL juga dapat dideteksi dalam sirkulasi janin tetapi dengan kadar yang rendah (15.5 ng/mL dalam darah tali pusat) dan dalam cairan
  • 22. Efek utama hPL adalah terhadap insulin dan metabolisme glukosa tetapi bagaimana mekanisme kerjanya sampai sekarang belum diketahui dengan jelas. Pemberian hPL terbukti dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas, menurunkan sensitivitas terhadap insulin, meningkatkan kadar insulin dalam sirkulasi dan menurunkan toleransi glukosa. Efek hPL terhadap lipolisis dan glucose-sparing terutama pada wanita hamil yang sedang berpuasa menunjukkan bahwa hPL mempunyai efek proteksi / melindungi janin. Keadaan puasa akan merangsang sekresi hPL sehingga penggunaan glukose oleh ibu akan menurun hal ini akan menjamin tercukupinya
  • 23. Pengukuran kadar hPL sangat jarang digunakan untuk kepentingan evaluasi abnormalitas kehamilan. Umumnya disepakati bahwa kadar hPL < 4 μg/mL pada usia kehamilan lebih dari 30 minggu merupakan batas bahwa janin dalam keadaan bahaya (fetal danger zone). Pada plasenta yang besar seperi misalnya pada kehamilan ganda dan kehamilan dengan diabetes melitus, akan didapatkan kadar hPL yang lebih tinggi Sebaliknya kadar hPL yang rendah ditemukan pada pertumbuhan janin terhambat, preeklampsia dan neoplasma trofoblas. Pada kasus abortus imminens, kadar hPL yang rendah menunjukkan bahwa kehamilan sulit untuk dapat terus dipertahankan.
  • 24. HORMON-HORMON PLASENTA LAIN A. HORMON-HORMON PROTEIN 1. Chorionoic adrenocorticotropin (CACTH) Protein yang mirip dengan ACTH telah pernah berhasil diidentifikasi pada plasenta yang kemudian disebut dengan Chorionoic adrenocorticotropin (CACTH). Peranan fisiologis dari CACTH ini sampai sekarang belum jelas. ACTH dalam kehamilan kadarnya lebih rendah dari pada laki- laki atau wanita yang tidak hamil tetapi kadarnya meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
  • 25. 2. Chorionic thyrotropin (CT) Terdapat bukti bahwa plasenta menghasilkan hormon Chorionic thyrotropin (CT) tetapi sama seperti CACTH, fungsinya dalam kehamilan juga belum jelas diketahui.
  • 26. 3. Relaxin Adanya relaxin dalam korpus luteum, desidua dan plasenta telah lama diketahui. Relaxin mempunyai struktur kimia yang mirip dengan insulin dan nerve growth factor. Hormon ini bekerja pada miometrium untuk merangsang adenylyl cyclase dan juga menyebabkan relaksasi uterus. Mekanisme sintesis dan kerjanya secara rinci sampai sekarang masih dalam proses penelitian.
  • 27. 4. Parathyroid hormone- related protein (PTH-rP) Parathyroid hormone-related protein (PTH-rP) telah dapat diidentifikasi pada jaringan normal orang dewasa khususnya pada organ reproduksi baik laki-laki maupun wanita (uterus, korpus luteum dan payudara). Hal ini menunjukkan bahwa pada orang dewasa PTH-rP tidak dihasilkan oleh kelenjar paratiroid. Beberapa organ janin juga menghasilkan PTH- rP diantaranya kelenjar paratiroid, ginjal dan plasenta.
  • 28. 5. Growth hormone-variant (hGH- V) Growth hormone-variant (hGH-V) disintesis oleh plasenta, kemungkinan dalam sinsisium. hGH-V dapat diukur kadarnya dalam sirkulasi maternal mulai pada usia kehamilan 21 – 26 minggu, kadarnya terus meningkat sampai usia kehamilan 36 minggu. Sekresi hGH-V oleh trofoblas dipengaruhi oleh glukosa sedangkan aktifitas biologisnya sama dengan hPL.
  • 29. HORMON-HORMON PEPTIDA 1. Neuropeptide-Y (NPY) Neuropeptide-Y (NPY) adalah hormon yang secara luas ditemukan di otak. NPY juga ditemukan pada saraf-saraf simpatik yang mensarafi sistem kardiovaskuler, respirasi, gastrointestinal dan urogenital. NPY juga dapat ditemukan pada plasenta, khususnya sitotrofoblas. Pada beberapa percobaan menunjukkan bahwa pemberian NPY pada sel-sel plasenta akan menyebabkan pengeluaran corticotropin releasing hormone (CRH).
  • 30. 2. Inhibin dan Activin Inhibin merupakan hormon glikoprotein yang dihasilkan oleh testis, sel-sel granulosa ovarium dan korpus luteum yang berperan dalam menghambat pengeluaran FSH oleh hipofisis. Plasenta menghasilkan sub unit α, βA dan βB inhibin dengan kadar puncak saat kehamilan a term. Inhibin yang dihasilkan plasenta ini bersama-sama dengan hormon seks steroid yang meningkat selama kehamilan akan menghambat sekresi FSH sehingga ovulasi tidak terjadi. Selain itu, inhibin juga berperanan dalam sintesis dan sekresi hCG oleh plasenta.
  • 31. C. HYPOTHALAMIC-LIKE RELEASING HORMONE 1. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) Banyak bukti yang menunjukkan bahwa GnRH juga ditemukan pada plasenta dan menariknya imunoreaktivitas terhadap GnRH ini hanya ditemukan pada sitotrofoblas. Disebutkan bahwa GnRH korionik ini berperan sebagai hCG-releasing hormone.
  • 32. 2. Corticotropin releasing hormone (CRH) Gen CRH yang ditemukan pada hipotalamus ternyata juga ditemukan pada trofoblas, amnion, korion dan desidua, tetapi fungsi dari CRH yang dihasilkan oleh plasenta ini sampai sekarang belum diketahui dengan jelas. Bukti yang menunjukkan bahwa hanya sedikit CRH plasental yang masuk ke dalam sirkulasi janin menimbulkan dugaan kurangnya peran CRH plasental terhadap steroidogenesis adrenal janin. Peran CRH plasental yang lain diduga berhubungan dengan relaksasi otot polos
  • 33. 3. Thyrotropin-releasing hormone (cTRH) dan Growth hormone- releasing hormone (GHRH). Baik cTRH dan GHRH (yang juga dikenal sebagai somatocrinin) dapat dideteksi pada plasenta tetapi bagaimana sintesis dan aktifitas biologis keduanya sampai saat ini belum diketahui.