Dokumen tersebut membahas tentang sistem kemudi kendaraan yang meliputi berbagai komponennya seperti roda kemudi, poros kemudi, gear kemudi, penghubung kemudi, suspensi roda depan, dan penyetelannya. Komponen-komponen tersebut bekerja sama untuk mengarahkan roda depan agar kendaraan dapat dikendalikan dengan aman dan nyaman.
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Muda Teknik Rawa Level 7
Sistem kemudi
1. SISTIM KEMUDI
Fungsi :
Mengarahkan jalannya kendaraan.
Ada dua tipe :
• Manual steering
• Power steering
2. Steering Wheel
Dilihat dari ukurannya ada dua macam :
• Besar
Moment yang dipindahkan besar dan lebih stabil.
Makan tempat
• Kecil
Peka terhadap setiap gerakan yang diberikan
Tenaga untuk memutar berat
3. STEERING MAIN SHAFT
COLLAPSIBLE TYPE
Pada type ini, column mempunyai mata jaring, main shaftnya terdiri dari bagian atas dan
bawah yang disambung dengan platic pin. Pada Column braketnya dipasang capsule.
Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft
dan columnnya akan runtuh.
4. COLLAPSIBLE TYPE
BALL TYPE
Pada type ini, Columnnya terdiri dari dua bagian atas dan bawah yang disambung dengan ball
bearing. Main shaftnya terdiri dari 2 bagian yang disambung dengan plastik pin . .
Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka mian shaft dan
columnnya akan menyusut, tenana benbturan tersebut akan diserap oleh ball bearing
5. COLLAPSIBLE TYPE
SOLID SILICON RUBBER SEALED TYPE
Pada type ini,Main shaftnya terdiri dari 2 bagian yang disambung dengan plastik pin
Didalam main shaft bagian bawah di isikan silicon rubber dan braketnya dipasangkan
caster wedge.
Jika mobil tabrakan, steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka braketnya
akan runtuh dan main shaftnya menyusut, dengan mrnyusutnya mainshaft ini maka
silicon rubber akan menjadi tepung dan tersembur keluar melalui orifice pada steering
main yoke Pada saat inilah silicon rubber menyerap tenaga benturan.
6. NON COLLAPSIBLE TYPE
Pada type ini main shaftnya terbuat dari besi yang langsung berhubungan
dengan steering gear box
7. NON COLLAPSIBLE TYPE
C A R A P E N Y A M B U N G A N S T E ERING MAIN SHAFT
Cara penyambungan dengan gear box ada empat macam :
• One piece ( langsung )
• Universal joint & spline
• Universal joint
• Flexible joint
8. STERING GEAR
Steering
gear ratio =
Fungsi :
Mengatur arah roda depan & memperbesar moment
Perbandingan gigi pada steering gear box :
Jumlah putaran
roda kemudi
Jumlah putaran
sector shaft
9. STEERING GEAR
Worm & Sector :
Worm gear berkaitan langsung dengan sector
roller dibagian tengahnya
Screw Pin :
Pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear
10. STEERING GEAR
Screw nut :
Pada bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah
nut terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang
menonjol dan dipasang tuas yang terpasang pada
rumahnya
Recirculating ball :
Peluru ( ball ) diisikan dalam lubang – lubang nut untuk
membentuk hubungan yang menggelinding antara worm
gear.
11. STEERING GEAR
Rack and Pinion :
Gerak putar pinion dirubah langsung menjadi gerakan mendatar, konstruksi
sederhana, sudut belok tajam dan ringan.
Tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke
roda kemudi.
12. STEERING LINKAGE
Fungsi :
Untuk memindahkan tenaga dari roda kemudi ke roda – roda depan.
Rack and Pinion
STEERING LINKAGE PADA SISTEM KEMUDI MODEL RACK AND PINION
15. FRONT WHEEL ALIGMENT
TOE
Selisih jarak roda depan bagian depan dengan roda depan bagian belakang dalam mm.
1. Toe in terlalu besar
Roda akan aus pada sebelah luar
2. Toe out terlalu besar
Roda akan aus pada sebelah dalam
Fungsi TOE :
Sebagai koreksi Camber
Sebagai koreksi gaya Penggerak
16. FRONT WHEEL ALIGMENT
FUNGSI TOE SEBAGAI KOREKSI CAMBER
Reaksi rolling chamber menyebabkan roda menggelinding ke arah luar, oleh
sambungan kemudi roda dipaksa bergerak lurus kearah jalannya kendaraan
akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada permukaan jalan.
17. FRONT WHEEL ALIGMENT
TOE IN
Toe in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, efek rolling chamber ke arah
luar dapat teratasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi ban
menggosok pada permukaan jalan.
Sehingga dapat :
1. Menghemat ban ( ban tidak cepat aus dan keausannya merata )
2. Pengemudian stabil ( tidak timbul getaran )
18. FRONT WHEEL ALIGMENT
TOE SEBAGAI KOREKSI GAYA PENGGERAK
Gaya penggerak dari axel
belakang diteruskan ke axel
depan melalui rangka, reaksi
gelinding ban roda depan yang
mengarah ke belakang
menyebabkan bagian depan
cenderung bergerak ke arah luar.
Untuk mengatasi ini, pada
kendaraan dengan penggerak
roda belakang perlu dilakuka
penyetelan toe in ( positive )
19. FRONT WHEEL ALIGMENT
TOE SEBAGAI KOREKSI GAYA PENGGERAK
Gaya penggerak dari roda depan
diteruskan ke axel belakang melalui
rangka. Reaksi terhadap gelinding roda
belakang yang mengarah ke belakang
( beban ) menyebabkan roda depan bagian
depan cenderung bergerak kearah dalam.
Untuk mengatasi reaksi ini pada kendaraan
dengan penggerak roda depan perlu
dilakukan penyetelan toe out
20. FRONT WHEEL ALIGMENT
CAMBER
Kemiringan roda bagian atas kedalam atau keluar terhadap garis vertikal
Fungsi :
Perpanjangan garis tengah roda kiri dan kanan akan bertemu pada
satu titik . Dengan adanya rolling camber maka gaya untuk memutar
roda kemudi menjadi lebih ringan
21. FRONT WHEEL ALIGMENT
FUNGSI CAMBER POSITIVE
Perpanjangan garis tengah roda kiri dan kanan akan bertemu pada
satu titik . Dengan adanya rolling chamber maka gaya untuk memutar
roda kemudi menjadi lebih ringan
22. FRONT WHEEL ALIGMENT
FUNGSI CAMBER NEGATIVE
Pada camber negative jatuh titik kutub terhadap jalan ( 1 ) dengan titik putar kemudi
terhadap jalan ( 2 ) semakin jauh
Camber negative menyebabkan rolling camber mengarah ke dalam ( 0 ). Sehingga
pengemudian kendaraan menjadi berat
23. PENGARUH CAMBER TERHADAP PENGEMUDIAN
CAMBER POSITIVE
Gaya sejajar S / spindel ( FS ) yang mengarah
ke roda menyebabkan reaksi roda menekan
ke arah bantalan dalam sehingga reaksi
kelonggaran bantalan berkurang
Camber positive mengurangi kelonggaran
bantalan
Letak beban kendaraan pada spindel
mendekati bantalan dalam, menyebabkan
getaran yang ditimbulkan spindel dan
diteruskan ke sistim kemudi menjadi kecil
24. PENGARUH CAMBER TERHADAP PENGEMUDIAN
CAMBER NEGATIVE
Gaya sejajar S / spindel ( FS ) yang
mengarah keluar dari roda menyebabkan
roda ingin lepas dari pengikatnya, reduksi
kecocokan bantalan dapat dirasakan pada
sistim kemudi
Camber negative menyebabkan efek
kebebasan bantalan roda bertambah
Letak beban kendaraan pada sumbu
spindel mendekati bantalan luar
menyebabkan beban spindel bertambah,
getaran yang ditimbulkan spindel
diteruskan ke sistim kemudi bertambah
25. LETAK BEBAN PADA SPINDEL
CAMBER POSITIVE
Keterangan :
F = Gaya berat kendaraan
Fr = Gaya reaksi ( gaya tegak lurus )
Gaya reaksi ( gaya tegak lurus ) pada posros
roda ( spindel ) mendekati sumbu putar
kemudi ( king pin ). Camber positif dapat
memperkecil moment bengkok spindel
26. LETAK BEBAN PADA SPINDEL
CAMBER NEGATIVE
Gaya reaksi ( gaya tegak lurus ) pada poros
roda ( spindel ) menjauhi sumbu putar kemudi /
king pin. Camber negative dapat memperbesar
moment bengkok spindel
27. FRONT WHEEL ALIGMENT
CASTER
Kemiringan sumbu kemudi ( kingpin ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari
samping Kendaraan.
Fungsi :
Pada saat jalan lurus caster akan mengarahkan roda agar tetap stabil dalam posisi lurus
walau roda kemudi dilepas.
28. CASTER
Keterangan :
F = Gaya penggerak
Fr = Gaya yang digerakkan
Daya penggerak F bekerja pada titik A dan
menarik roda dititik B. tahanan gelinding roda
memberikan perlawanan ( reaksi ) yang arahnya
berlawanan ( Fr )
Reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan
selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan
arah gaya penggerak.
Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan
roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda
kemud dilepas.
29. PENGARUH CASTER TERHADAP SIFAT PENGEMUDIAN
CASTER TERLALU POSITIVE
~ Makin besar penyetelan caster
positive, makin besar kemampuan
roda kembali ke posisi lurus
~ Bila permukaan jalan jelek, getaran
roda terasa kuat dirasakan pada
kemudi
30. PENGARUH CASTER TERHADAP SIFAT PENGEMUDIAN
CASTER TERLALU NEGATIVE
~ Pada roda timbul getaran
~ Pada roda bergerak tidak stabil saal jalan lurus
31. FRONT WHEEL ALIGMENT
SUDUT KINGPIN DAN OFFSET
Kemiringan sumbu kingpin terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan
32. FUNGSI SUDUT KING
PPOINSISI LURUS
Keterangan :
TL = Tinggi saat posisi
lurus
Bersama dengan toe mempertahankan posisi roda
agar tetap lurus
33. FUNGSI SUDUT KING
PPOINSISI BELOK
Keterangan :
TB = Tinggi saat posisi belok
Pada saat belok kiri, king pin kiri terangkat naik,
gerakan ke atas king pin diteruskan ke pegas
dan body kendaraan. Perubahan tinggi king pin
menyebabkan gaya balik kemudi ke posisi lurus
34. OFFSET
Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik temu
perpanjangan garis sumbu king pin terhadap permukaan jalan.
Pengaruh Offset
Jika offset semakin besar mengakibatkan :
Setir semakin besar, jarak titik temu garis sumbu roda dan kingpin
dengan jalan semakin besar sehingga tenaga yang digunakan untuk
memutar roda kemudi semakin berat
Yang mempengaruhi besarnya offset
~ Camber
~ Sudut king pin
~ Lebar telapak ban
35. OFFSET
OFFSET POSITIVE
~ Jarak A ada disebelah dalam kendaraan
~ “A” merupakan offset positive
37. FRONT WHEEL ALIGMENT
TURNING RADIUS
Turning radius berfungsi untuk membuat
kendaraan lebih lincah pada saat dikemudikan
dan meperpanjang umur pemakaian ban karena
pada saat kendaraan membelok sudut roda kiri
dan kanan dibuat tidak sama