DOWNLOAD MATERI BIOLOGI KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
Endokrinologi Ikan Sub Bahasan kontrol hormon reproduksi ikanPutra putra
Dokumen tersebut membahas tentang kontrol hormon reproduksi ikan meliputi proses gametogenesis, jenis perkembangan oosit, organisasi ovarium, oogenesis, vitellogenesis, ovulasi, spawning, saluran urogenital ikan betina, testis, spermatogenesis, hipothalamus-pituitary-gonadal axis, dan kontrol hormon reproduksi ikan betina dan jantan.
1. Semua makhluk hidup akan mati akibat berbagai faktor seperti predasi, kelaparan, bencana alam, penyakit, atau penuaan.
2. Kehidupan dapat berlanjut melalui reproduksi, yakni pembiakan aseksual atau seksual.
3. Pembiakan seksual melibatkan penyatuan gamet jantan dan betina selama proses pembuahan untuk menghasilkan zigot baru.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi manusia, meliputi:
1. Alat reproduksi pria dan wanita beserta fungsinya
2. Proses spermatogenesis, ovulasi, fertilisasi, kehamilan, persalinan, dan menyusui.
3. Kontrasepsi dan siklus menstruasi.
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
Endokrinologi Ikan Sub Bahasan kontrol hormon reproduksi ikanPutra putra
Dokumen tersebut membahas tentang kontrol hormon reproduksi ikan meliputi proses gametogenesis, jenis perkembangan oosit, organisasi ovarium, oogenesis, vitellogenesis, ovulasi, spawning, saluran urogenital ikan betina, testis, spermatogenesis, hipothalamus-pituitary-gonadal axis, dan kontrol hormon reproduksi ikan betina dan jantan.
1. Semua makhluk hidup akan mati akibat berbagai faktor seperti predasi, kelaparan, bencana alam, penyakit, atau penuaan.
2. Kehidupan dapat berlanjut melalui reproduksi, yakni pembiakan aseksual atau seksual.
3. Pembiakan seksual melibatkan penyatuan gamet jantan dan betina selama proses pembuahan untuk menghasilkan zigot baru.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi manusia, meliputi:
1. Alat reproduksi pria dan wanita beserta fungsinya
2. Proses spermatogenesis, ovulasi, fertilisasi, kehamilan, persalinan, dan menyusui.
3. Kontrasepsi dan siklus menstruasi.
Sistem reproduksi sapi terdiri dari ovarium, tuba falopii, uterus, serviks, dan vagina. Ovarium memproduksi oosit dan hormon. Tuba falopii menerima ovum. Uterus menyokong kehamilan. Serviks mengatur masuknya sperma dan keluarnya fetus. Vagina tempat kopulasi dan keluarnya fetus. Siklus estrus terdiri dari proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Pada estrus betina siap dikawini, diikuti
Proses kehamilan meliputi fertilisasi sel telur oleh sel sperma, nidasi di mana blastocyst menempel pada endometrium, dan perkembangan janin selama tiga trimester kehamilan. Fase-fase penting termasuk penetrasi trofoblast ke dinding rahim dan pembentukan plasenta.
Dokumen tersebut membahas sistem reproduksi manusia, meliputi anatomi organ reproduksi pria dan wanita, serta proses reproduksi seperti spermatogenesis dan oogenesis. Organ reproduksi pria terdiri atas testis, epididimis, alat kelamin, dan kelenjar aksesoris. Sedangkan organ reproduksi wanita meliputi ovarium, oviduk, uterus, vagina, dan vulva.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi pada pria dan wanita, meliputi organ reproduksi dalam dan luar, proses reproduksi seperti spermatogenesis, oogenesis, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, laktasi, siklus menstruasi, dan gangguan pada sistem reproduksi seperti infertilitas dan kanker serviks.
Dokumen tersebut merangkum anatomi dan fungsi sistem reproduksi pria dan wanita. Sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, dan kelenjar prostat. Fungsinya meliputi pembentukan dan penyaluran sperma. Sistem reproduksi wanita terdiri dari vagina, uterus, tuba falopi, dan ovarium. Fungsinya meliputi pembentukan ovum, menerima sperma, transportasi ovum dan sperma, pemelih
Endokrinologi Ikan sub Bahasan kontrol hormon reproduksi pada udangPutra putra
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan proses ganti kulit pada udang air tawar dan pengaturan hormon reproduksi pada udang melalui organ-organ tertentu seperti organ X dan Y. Proses ganti kulit udang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kadar hormon, sedangkan pengaturan hormon reproduksi melibatkan interaksi antara berbagai hormon seperti MIH, ekdisteroid, dan kalsium.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang sistem reproduksi manusia melalui soal pilihan ganda dan uraian. Soal pilihan ganda membahas tentang organ reproduksi, proses reproduksi, dan hormon yang terkait. Sedangkan soal uraian meminta penjelasan lebih lanjut tentang definisi reproduksi, cara organisme bereproduksi, gangguan sistem reproduksi wanita, dan fungsi prostaglandin.
Dokumen tersebut membahas sistem reproduksi mamalia, terutama pada pria dan wanita. Pada pria, dibahas tentang testis, sel Sertoli, vesicula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretralis. Pada wanita, dibahas tentang oviduk, vagina, dan perubahan yang terjadi pada menopause. Juga dibahas tentang gametogenesis dan fertilisasi.
Dokumen tersebut membahas parameter-parameter penelitian yang digunakan untuk menilai reproduksi ikan, seperti Indeks Gonado Somatik (GSI), Indeks Hepatosomatik (HSI), persentase induk ikan yang matang secara gonad, kadar glukosa darah, tingkat kematangan gonad, histologi gonad, diameter dan fekunditas telur, keberhasilan dan lama waktu ovulasi, jumlah telur yang dipijah, derajat pembuahan, dan derajat penetasan.
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum di ovarium dimulai dari pembentukan oogenia. Berbeda dengan spermatogenesis, oogenesis hanya dapat menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Prosesnya meliputi proliferasi, pertumbuhan, pematangan, dan perubahan bentuk ovum menjadi gamet. Oogenesis dipengaruhi oleh hormon seperti FSH, estrogen, LH, dan progesteron.
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuan sistem reproduksi pria dan wanita adalah melanjutkan keturunan. Betapa biasa dan umumnya pernyataan tersebut, sehingga kita sadar bahwa kita adalah kelanjutan dari spesies kita. Sebagaimana pada hewan, produksi dan perkembangan keturunan yang sebenarnya berkaitan dengan anatomi dan fisiologi tubuh. Sistem reproduksi pria dan wanita menghasilkan gamet, yaitu sel sperma dan ovum (sel telur), yang menjamin persatuan gamet dalam fertilisasi setelah hubungan seksual.
Pada buku ini akan dijelaskan mengenai organ reproduksi dan peranannya masing-masing dalam pembentukan makhluk hidup baru atau fungsi sistem reproduksi secara keseluruhan.
Dokumen tersebut membahas sistem reproduksi laki-laki dan perempuan, termasuk alat kelamin, hormon, proses pembentukan sel kelamin, pembuahan, kehamilan, persalinan, dan laktasi.
1. Dokumen tersebut membahas siklus menstruasi normal dan siklus ovarium yang terdiri dari tiga fase yaitu fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Pada fase folikuler terjadi pertumbuhan dan pematangan folikel secara berurutan hingga terbentuk satu folikel dominan.
2. Fase ovulasi dimulai dengan lonjakan hormon LH yang memicu pelepasan ovum dari folikel.
3. Siklus ini dip
Dokumen tersebut membahas siklus hidup ovarium mulai dari masa janin hingga masa reproduksi dan menopause. Ovarium mengalami perubahan struktur dan fungsi sepanjang hidup, dimulai dari migrasi sel benih hingga pembentukan folikel dan ovulasi. Hanya sebagian kecil folikel yang akan matang dan mengalami ovulasi, sementara yang lain akan mengalami atresia.
Sistem reproduksi sapi terdiri dari ovarium, tuba falopii, uterus, serviks, dan vagina. Ovarium memproduksi oosit dan hormon. Tuba falopii menerima ovum. Uterus menyokong kehamilan. Serviks mengatur masuknya sperma dan keluarnya fetus. Vagina tempat kopulasi dan keluarnya fetus. Siklus estrus terdiri dari proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Pada estrus betina siap dikawini, diikuti
Proses kehamilan meliputi fertilisasi sel telur oleh sel sperma, nidasi di mana blastocyst menempel pada endometrium, dan perkembangan janin selama tiga trimester kehamilan. Fase-fase penting termasuk penetrasi trofoblast ke dinding rahim dan pembentukan plasenta.
Dokumen tersebut membahas sistem reproduksi manusia, meliputi anatomi organ reproduksi pria dan wanita, serta proses reproduksi seperti spermatogenesis dan oogenesis. Organ reproduksi pria terdiri atas testis, epididimis, alat kelamin, dan kelenjar aksesoris. Sedangkan organ reproduksi wanita meliputi ovarium, oviduk, uterus, vagina, dan vulva.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi pada pria dan wanita, meliputi organ reproduksi dalam dan luar, proses reproduksi seperti spermatogenesis, oogenesis, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, laktasi, siklus menstruasi, dan gangguan pada sistem reproduksi seperti infertilitas dan kanker serviks.
Dokumen tersebut merangkum anatomi dan fungsi sistem reproduksi pria dan wanita. Sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, dan kelenjar prostat. Fungsinya meliputi pembentukan dan penyaluran sperma. Sistem reproduksi wanita terdiri dari vagina, uterus, tuba falopi, dan ovarium. Fungsinya meliputi pembentukan ovum, menerima sperma, transportasi ovum dan sperma, pemelih
Endokrinologi Ikan sub Bahasan kontrol hormon reproduksi pada udangPutra putra
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan proses ganti kulit pada udang air tawar dan pengaturan hormon reproduksi pada udang melalui organ-organ tertentu seperti organ X dan Y. Proses ganti kulit udang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kadar hormon, sedangkan pengaturan hormon reproduksi melibatkan interaksi antara berbagai hormon seperti MIH, ekdisteroid, dan kalsium.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang sistem reproduksi manusia melalui soal pilihan ganda dan uraian. Soal pilihan ganda membahas tentang organ reproduksi, proses reproduksi, dan hormon yang terkait. Sedangkan soal uraian meminta penjelasan lebih lanjut tentang definisi reproduksi, cara organisme bereproduksi, gangguan sistem reproduksi wanita, dan fungsi prostaglandin.
Dokumen tersebut membahas sistem reproduksi mamalia, terutama pada pria dan wanita. Pada pria, dibahas tentang testis, sel Sertoli, vesicula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretralis. Pada wanita, dibahas tentang oviduk, vagina, dan perubahan yang terjadi pada menopause. Juga dibahas tentang gametogenesis dan fertilisasi.
Dokumen tersebut membahas parameter-parameter penelitian yang digunakan untuk menilai reproduksi ikan, seperti Indeks Gonado Somatik (GSI), Indeks Hepatosomatik (HSI), persentase induk ikan yang matang secara gonad, kadar glukosa darah, tingkat kematangan gonad, histologi gonad, diameter dan fekunditas telur, keberhasilan dan lama waktu ovulasi, jumlah telur yang dipijah, derajat pembuahan, dan derajat penetasan.
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum di ovarium dimulai dari pembentukan oogenia. Berbeda dengan spermatogenesis, oogenesis hanya dapat menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Prosesnya meliputi proliferasi, pertumbuhan, pematangan, dan perubahan bentuk ovum menjadi gamet. Oogenesis dipengaruhi oleh hormon seperti FSH, estrogen, LH, dan progesteron.
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuan sistem reproduksi pria dan wanita adalah melanjutkan keturunan. Betapa biasa dan umumnya pernyataan tersebut, sehingga kita sadar bahwa kita adalah kelanjutan dari spesies kita. Sebagaimana pada hewan, produksi dan perkembangan keturunan yang sebenarnya berkaitan dengan anatomi dan fisiologi tubuh. Sistem reproduksi pria dan wanita menghasilkan gamet, yaitu sel sperma dan ovum (sel telur), yang menjamin persatuan gamet dalam fertilisasi setelah hubungan seksual.
Pada buku ini akan dijelaskan mengenai organ reproduksi dan peranannya masing-masing dalam pembentukan makhluk hidup baru atau fungsi sistem reproduksi secara keseluruhan.
Dokumen tersebut membahas sistem reproduksi laki-laki dan perempuan, termasuk alat kelamin, hormon, proses pembentukan sel kelamin, pembuahan, kehamilan, persalinan, dan laktasi.
1. Dokumen tersebut membahas siklus menstruasi normal dan siklus ovarium yang terdiri dari tiga fase yaitu fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal. Pada fase folikuler terjadi pertumbuhan dan pematangan folikel secara berurutan hingga terbentuk satu folikel dominan.
2. Fase ovulasi dimulai dengan lonjakan hormon LH yang memicu pelepasan ovum dari folikel.
3. Siklus ini dip
Dokumen tersebut membahas siklus hidup ovarium mulai dari masa janin hingga masa reproduksi dan menopause. Ovarium mengalami perubahan struktur dan fungsi sepanjang hidup, dimulai dari migrasi sel benih hingga pembentukan folikel dan ovulasi. Hanya sebagian kecil folikel yang akan matang dan mengalami ovulasi, sementara yang lain akan mengalami atresia.
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme menstruasi pada wanita, meliputi siklus ovarium dan uterus, peran hormon seperti estrogen dan progesteron, serta tahapan-tahapan seperti fase folikular, ovulasi, dan luteal. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses siklus menstruasi secara keseluruhan.
Embriologi membahas tentang perkembangan embrio mulai dari zigot hingga janin. Proses ini meliputi pembelahan sel, pembentukan lapisan sel, implantasi, dan perkembangan awal organ. Hormon seperti FSH, LH, estrogen dan progesterone memainkan peran penting dalam perkembangan embrio dan siklus reproduksi manusia.
Ovarium dan hormonnya memainkan peran penting dalam siklus reproduksi wanita. Ovarium memproduksi ovum dan hormon seperti estrogen dan progesteron yang memengaruhi pertumbuhan folikel, ovulasi, dan perkembangan endometrium. Siklus menstruasi terjadi selama 28 hari yang terdiri atas fase folikuler, ovulasi, dan luteal yang dipengaruhi sekresi gonadotropin dan hormon gonad.
Rangkuman dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang siklus reproduksi manusia, meliputi pubertas, musim kawin, siklus ovulasi, dan kehamilan.
2. Siklus reproduksi diatur oleh sistem syaraf dan hormonal tubuh, termasuk FSH, LH, estrogen, dan progesteron.
3. Siklus ovulasi terdiri atas fase folikel dan fase luteal, yang mempengaruhi siklus haid.
Dokumen tersebut merangkum sistem reproduksi wanita, mulai dari organ reproduksi dalam dan luar, proses oogenesis, peran hormon dalam siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, persalinan, hingga laktasi. Sistem reproduksi wanita sangat dipengaruhi oleh hormon dan melalui berbagai tahapan seperti ovulasi, implantasi, dan kontraksi rahim selama kehamilan dan persalinan untuk menghasilkan keturunan.
Dokumen tersebut merangkum siklus menstruasi wanita, termasuk fase-fasenya seperti fase folikel, ovulasi, dan fase luteal. Juga dijelaskan proses fertilisasi, kehamilan, dan persalinan secara singkat. Siklus menstruasi normal berlangsung selama sekitar 28 hari dan dipengaruhi oleh interaksi sistem endokrin dan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi manusia, meliputi organ reproduksi pria dan wanita, proses gametogenesis, fertilisasi, kehamilan, dan siklus menstruasi. Organ reproduksi pria meliputi penis, testis, epididimis, vas deferens, dan kelenjar seperti vesikula seminalis dan prostat, sedangkan organ wanita meliputi ovarium, tuba falopi, uterus, dan vagina. Proses pembentukan gamet yaitu spermatogenesis pada pria dan oogenesis pada wan
1. Reproduksi manusia hanya terjadi secara seksual melalui proses koitus dan fertilisasi internal di tubuh wanita.
2. Proses reproduksi pria dan wanita mencakup organ reproduksi dan proses pembentukan sel kelamin, fertilisasi, kehamilan, dan persalinan.
3. Hormon-hormon seperti FSH, LH, estrogen dan progesteron memainkan peran penting dalam proses reproduksi.
1. SIKLUS ESTRUS
LEARNING OBJECTIVE
1. PENGERTIAN & TANDA-TANDA PUBERTAS
2. SIKLUS ESTRUS & SIKLUS OVARIUM
3. HORMON REPRODUKSIBETINA
Pengertian & Tanda-Tanda Pubertas
Pubertas didefinisikan sebagai umur pada saat estrus pertama kali yang disertai ovulasi.
Pubertas terjadi ketika gonadotropin dihasilkan oleh hypopysis anterior dalam konsentrasi yang
cukup tinggi untuk menginisiasi pertumbuhan folikel dan ovulasi. Pertumbuhan folikel dapat
dideteksi beberapa bulan sebelum pubertas (Anonim., 2004).
Sejumlah faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang menonjol pada umur saat pubertas.
Pada umumnya setiap faktor yang mengurangi kecepatan pertumbuhan, dengan demikian
mencegah ekspresi potensial genetik akan menunda pubertas. Faktor lingkungannya seperti
makanan, kesehatan, sanitasi, umur, temperatur, hereditas, tingkat pelepasan homon, berat,
dan lain sebagainya (Anonim., 2004).
Umur dan berat pada saat pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor genetik. Rata-rata umur
pada saat pubertas adalah 4-7 bulan pada babi, 7-10 bulan pada domba, 8-11 bulan pada sapi,
15-24 bulan pada kuda. Berat badan ras-ras dalam satu spesies tertentu tergantung pada
ukuran dewasa ras tersebut.
Pubertas normalnya dicapai pada umur 7-12 bulan atau dengan kata lain 2-3 bulan sesudah
betina mencapai berat badan dewasa. Jenis anjing kecil pubertasnya lebih awal dari jenis
besar, sebab berat badan dewasa dicapai umur lebih awal. Anjing betina memsuki pubertas
bebrapa bulan sebelum anjing jantan. Pada anjing beagle umur estrus pertama rata-rata kurang
lebih 15 hari (Junaidi., 2001).
Berbagai faktor dapat mempengaruhi permulaan pubertas. Induk jantan dapat mempengaruhi
waktu estrus pertama kali pada anak betinanya. Anjing yang hidup bebas dan anjing domestik
yang dapat berkelana dengan bebas secara seksual lebih awal dewasanya daripada anjing
yang di kennel (Junaidi., 2001).
Siklus Oogenesis & Siklus Estrus
Oogenesis
Pada minggu-minggu pertama masa embrional sel kecambah primitiv pembentuk gamet jantan
dan betina disebut gonocyt berkembang di kantung kuning telur. Sel-sel kecambah ini
bermigrasi dari kantung kuning telur ke lereng-lereng benih.
2. Oogonia kemudian ber-proliferasi secara mitosis sesudah diferensiasi kelamin dan memasuki
profase dari pembelahan meiosis yang pertama dimana sel-sel tersebut dinamakan oocyt.
Diferensiasi kelamin terjadi pada embrio yang berumur 30 hari pada babi, 31 hari pada domba,
dan 45 hari pada sapi.
Pertumbuhan oocyt ditandai dengan pembesaran sitoplasma karena penumpukan granula
deutoplasma, pembentukan zona pelusida, dan proliferasi folikuler epitel. Sel-sel folikuler ini
dapat berfungsi sebagai pemberi makan bagi oocyt.
Pertumbuhan oocyt ada dua fase. Selama fase pertama oocyt tumbuh cepat dan berhubungan
erat dengan pertumbuhan folikel ovarii. Ukuran dewasanya tercapai kira-kira pada waktu
pertumbuhan antrum dimulai dalam folikel. Selama fase kedua, oocyt tidak bertambah besar,
sedangkan folikel ovari yang berespon terhadap hormon-hormon hypofisa bertambah besar
diameternya.
Selama fase terakhir pertumbuhan folikel, oocyt mengalami pematangan. Nukleus yang telah
memasuki profase pembelahan meiotik selama pertumbuhan oocyt bersiap-siap menjalani
pembelahan reduksi. Nukleoli dan selaput inti menghilang dan kromosom memadatkan diri
menjadi suatu bentuk yang kompak. Sentrosom membagi diri menjadi dua sentriol dan di
sekitarnya terbentuk aster. Kedua aster tersebut bergerak saling menjauhi dan membentuk
spindel di antaranya.
Kromosom dalam pasangan diploid dibebaskan dalam sitoplasma dan tersusun dalam dataran
katulistiwa spindle (metaphase I). Oocyt primer kini mengalami pembelahan meiotik. Pada
pembelahan pertama ini dua sel anak terbentuk yaitu : oocyt sekunder yang mengambil hampir
seluruh sitoplasma, dan badan polar yang ukurannya jauh lebih kecil. Pada pembelahan sel
kedua, oocyt sekunder membagi diri menjadi ootid dan badan kutub kedua. Kedua badan kutub,
mengandung sangat sedikit sitoplasma dan terjebak dalam zona pelusida dan kemudian
mengalami regenerasi. Badan kutub tersebut dapat membagi diri lagi sehingga dalam zona
pelusida dapat berisi satu, dua, atau tiga zona pelusida.
Oocyt biasanya berada pada tingkat diploten dari profase I selama diestrus, segera sebelum
ovulasi, oocyt mungkin mengalami pembelahan meiotik pertama. Pembelahan meiotik kedua
mulai terjadi tetapi tidak terselesaikan apabila tidak terjadi pembuahan. Jadi badan kutub kedua
terjadi pada waktu pembuahan. Kecuali oocyt primer pada kuda, oocyt sekunderlah yang
dibebaskan pada waktu ovulasi. Oocyt terus berkembang sampai pembuahan dan menjadi
zigot. Pada proses oogenesis satu oocyt primer berkembang menjadi satu ovum (Toelihere,
1993).
Siklus Estrus
3. Siklus birahi merupakan interval antara timbulnya satu periode birahi ke permulaan periode
birahi berikutnya.
Beberapa hewan liar seperti beruang dan serigala merupakan monoestrus yang mengalami
satu periode estrus selama satu tahun. Hewan-hewan betina spesies lain adalah polyestrus
karena memiliki banyak periode estrus dalam siklus tertentu menurut musim atau sepanjang
tahun.
Siklus birahi umumnya dibagi atas 4 fase yaitu : proestrus, diestrus, metestrus dan diestrus.
Beberapa penulis memilih mengelompokkan menjadi 2 fase yakni fase folikuler yang meliputi
proestrus dan estrus sedangkan fase luteal atau progestational yang terdiri dari metestrus dan
diestrus.
1. Proestrus adalah fase sebelum estrus dimana folikel graaf tumbuh dibawah pengaruh FSH
dan estradiol makin bertambah. Sistem reproduksi memulai persiapan ovum dari ovarium. Pada
anjing kenaikan vaskulariasi pada endometrium ditandai dengan pendarahan. Cervix
mengalami relaxasi gradual dan semakin banyak mensekresikan mukus yang tebal. Pada akhir
periode proestrus hewan betina menunjukkan perhatiannya pada hewan jantan. Pada periode
ini, sekresi estrogen ke dalam urin meninggi dan mulai terjadi penurunan konsentrasi
progesteron dalam darah. Corpus luteum dari periode terdahulu mengalami vakuolisasi
degenerasi dan pengecilan secara cepat.
2. Estrus adalah periode yang ditandai oleh keinginan kelamin dan penerimaan pejantan oleh
hewan betina, betina akan mencari jantan untuk berkopulasi. Folikel graaf membesar dan
matang, ovum mengarah ke pematangan. Tuba falopi menegang, sekresi cairannya bertambah.
Uterus berereksi, suplai darah meningkat. Cervix dan vulva mengendor agak edematous. Pada
kebanyakan spesies, ovulasi terjadi menjelang akhir periode estrus.
3. Metestrus merupakan periode dimana korpus luteum tumbuh cepat. Progesteron yang
dihasilkan oleh korpus luteum menghambat folikel graaf yang lain. Uterus akan mengadakan
persiapan seperlunya untuk menerima dan memberi makan pada embrio. Pada sapi, selama
bagian permulaan metestrus, epitelium pada karunkula uterus sangat hiperemis dan terjadi
hemorrhagia pada kapiler. Hal ini disebut dengan pendarahan metestrus atau perdarahan
proestrus yang tidak sama dengan menstruasi pada primata yang terjadi selama menurunnya
progesteron. Dan disebabkan oleh tanggalnya lapisan superfisial pada endometrium. Menjelang
pertengahan sampai akhir matestrus uterus menjadi agak lunak dan karena pengendoran otot
uterus. Apabila kebuntingan tidak terjadi, uterus dan saluran reproduksi selebihnya beregresi ke
keadaan kurang aktif yang sama sebelum proestrus yang disebut diestrus.
4. Diestrus adalah periode terakhir dan terlama siklus birahi pada ternak-ternak mamalia.
Korpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron menjadi nyata. Endometrium
menjadi lebih tebal, cervix menutup dan lendir vulva mulai kabur dan lengket. Pada akhir
4. periode ini korpus luteum memperlihatkan perubahan retrogresif dan vaskuolisasi secara
gradual. Mulai terjadi perkembangan folikel primer dan sekunder dan akhirnya kembali ke
proestrus.
5. Anestrus yang fisiologik umumnya ditandai oleh ovarium dan saluran kelamin yang tenang
dan tidak berfungsi. Anestrus yang normal diikuti oleh proestrus. Ditandai oleh corpus luteum
yang matang, uterus kecil dan mengendor, dan lendir vagina jarang dan lengket (Toelihere,
1993).
Hormon Reproduksi Betina
1. GnRH (Gonadotropin-releasing hormon)
Merupakan suatu neurohormon peptida yang disekresikan hipotalamus dengan organ targetnya
hipofisis anterior untuk mensekresikan FSH dan LH. GnRH terdiri dari 10 asam amino meskipun
prekursornya terdiri dari 92 asam amino. Inaktivasi dilakukan dengan proteolysis. Pengaturan
sekresi FSH dan LH dilakukan berdasar frekuensi sekresi GnRH sebagai umpan balik dari
esterogen. Bila frekuensi sekresinya rendah maka akan mempengaruhi sekresi FSH dan bila
frekuensinya tinggi maka akan memacu sekresi LH.
2. FSH (Follicl-stimulating hormon)
FSH memacu pertumbuhan folikel menjadi folikel Graff. Sel folikel Graff dewasa melepaskan
inhibin yang menghambat sekresi FSH. FSH merupakan hormon glukoprotein yang tiap
monomernya terikat dengan gugus gula. Komponen gula mayoritas antara lain fukosa,
galaktosa, manosa, galaktosamin, glukosamin dan asam sialic. Komponen protein terdiri dari 2
rantai yakni rantai α yang terdiri dari 52 asam amino dan berperan sebagai protein struktural
dan rantai β yang terdiri dari 118 asam amino yang merupakan sisi aktif danberikatan dengan
reseptor FSH.
3. Estrogen
Estrogen memacu perkembangan ciri kelamin sekunder, perkembangan endometrium,
meningkatkan kadar HDL, menurunkan kadar LDL, dan lain sebagainya. Esterogen merupakan
hormon steroid yang disintesis dari kolesterol. Sumber kolesterol utama didapat dari LDL dan
asetyl Co-A. Sintesis estrogen dilakukan di folikel, korpus luteum dan plasenta. Pemacu sekresi
dan produksi oleh FSH dan LH. Karena merupakan hormon steroid, estrogen mampu masuk ke
dalam sel dan berikatan dengan reseptornya yang berada dalam sitoplasama, berbeda dengan
hormon kelas lain. Struktur estrogen terdiri dari empat rantai cincin (A-D) dimana perbedaan
gugus fungsional menentukan jenis esterogen. Estrogen paling umum antara lain :
· Estriol (C18H24O3); ditandai dengan adanya 2 gugus hidroksil di cincin D. Diproduksi hanya
selama kebuntingan di plasenta.
5. Estradiol (C18H24O2); merupakan jenis yang paling aktif dan paling umum ditemui saat
pubertas hingga menopaus (17β-estradiol). Ciri khusus struktur ditunjukan oleh adanya 1 gugus
hidroksil di cincin D. Estradiol disintesis dari testosteron dengan enzim aromatase. Estradiol
juga diproduksi dari estron sulfat (derivat estron) yang direaksikan dengan enzim reduktase
17β-hidroksisteroid.
Estron; disintesis dari androstenedion (derivat progesteron) yang dibantu enzim
aromatase. Ciri khusus struktur adalah adanya 1 gugus keton pada cincin D.
4. LH (Luteinizing hormon)
Memacu ovulasi, memacu perubahan folikel menjadi korpus luteum dan menyiapkan
endometrium untuk implantasi. Sekresi diatur oleh GnRH. Seperti FSH, merupakan glikoprotein
yang terdiri dari dua rantai dimana rantai α terdiri dari 92 asam amino sama seperti FSH dan
rantai β yang terdiri dari 121 asam amino yang berfungsi sebagai sisi aktif yang berikatan
dengan reseptor LH.
5. Progesteron
Merupakan hormon steroid. Progesteron disintesis dari pregnenolon (derivat dari kolesterol).
Progesteron merupakan prekursor esterogen dan androgen. Disintesis di korpus luteum,
plasenta dan kelenjar adrenal. Efeknya adalah untuk :
Mempersiapkan uterus akan kebuntingan.
Menurunkan respon imunitas maternal yang kemungkinan mengganggu kesehatan
janin.
Menurunkan kontraksi otot uterus selama kebuntingan.
Menghambat laktasi selama kebuntingan.
6. Oksitosin
Merupakan neurohormon peptida 9 asam amino (Cys-Tyr-Ileu-Glu-Asp-Cys-Pro-Leu-Gly) yang
dihubungkan secara siklik oleh jembatan disulfida. Oksitosin bertugas mempersiapkan kelahiran
dan laktasi selain itu memacu sekresi susu.
7. Prolaktin
Bertugas untuk menstimulasi glandula mammae dan produksi susu. Strukturnya berupa rantai
tunggal polipeptida yang terdiri dari 199 asam amino. Molekul dipadatkan dan dimampatkan
oleh tiga ikatan sulfida.
8. Relaksin
Dihasilkan di corpus luteum, ovarium, plasenta dan korion. Selain itu berfungsi juga untuk
meluaskan tulang pubis dan melunakkan cervik juga merelaksasi otot uterus untuk persiapan
kebuntingan. Struktur berupa heterodimer dua rantai asam amino (masing masing sejumlah 24
dan 29 asam amino) yang dihubungkan oleh jembatan disulfida (en.wikipedia.org).