SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Mata Kuliah Hukum Perlindungan Konsumen 
Kelas B dan F
PENGERTIAN: 
Sengketa konsumen adalah sengketa antara pelaku 
usaha dengan konsumen yang menuntut ganti rugi 
atas kerusakan, pencemaran dan/atau yang 
menderita kerugian akibat mengkonsumsi barang 
dan/atau memanfaatkan jasa (keputusan menteri 
perindustrian dan perdagangan republik indonesia nomor 
: 350/mpp/kep/12/2001) 
Dalam UU HPK terdapat dalam Pasal 45 ayat 
(1) s/d (4) tentang penyelesaian sengketa 
konsumen Penyelesaian sengketa dapat 
melalui litigasi dan non litigasi
MELALUI 
JALUR 
PENGADILAN 
MELALUI JALUR 
DI LUAR 
PENGADILAN
BADAN PERADILAN: PERADILAN UMUM. 
PILIHAN UNTUK PERKARA YANG 
BERSIFAT PRIVAT / KEPERDATAAN, 
◦ DILAKUKAN SESUAI HK. ACR. PERDATA YANG 
BERLAKU, 
◦ DAPAT DIPILIH SEJAK AWAL ATAU DITEMPUH 
JIKA PENYELESAIAN DI LUAR PENGADILAN 
DINYATAKAN TIDAK BERHASIL OLEH PIHAK 
YANG BERSENGKETA.
◦ PENGAJUAN PERKARA DAPAT DILAK. OLEH (Pasal 46 
UUPK) : 
YANG BERSANGKUTAN (KONSUMEN) 
YANG DIRUGIKAN ATAU AHLI WARIS / 
KUASANYA; 
SEKELOMPOK KONSUMEN YANG 
DIRUGIKAN & MEMPUNYAI KEPENTINGAN 
YANG SAMA (CLASS ACTION); 
PIHAK KE TIGA: LPKSM  legal standing. 
PEMERINTAH, JIKA KERUGIAN MATERI 
SANGAT BESAR DAN/KORBAN TIDAK 
SEDIKIT.
1. Class Action 
◦ Diatur dalam Peraturan MA No. 1 Tahun 2002 tentang 
Gugatan Perwakilan kelompok 
◦ Pasal 46 ayat (1) huruf (b) UUPK 
◦ Gugatan dapat diajukan dengan mempergunakan tata cara 
Gugatan Perwakilan Kelompok apabila: 
a. Jumlah anggota kelompok sedemikian banyak sehingga 
tidaklah efektif dan efesien apabila gugatan dilakukan secara 
sendiri-sendiri atau secara bersama-sama dalam satu 
gugatan; 
b. Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan dasar 
hukum yang digunakan yang bersifat substansial, serta 
terdapat kesamaan jenis tuntutan diantara wakil kelompok 
dengan anggota kelompoknya; 
c. Wakil kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan untuk 
melindungi kepentingan anggota kelompok yang diwakilinya;
2. Legal Standing 
Legal standing, Standing tu Sue, Ius Standi, 
Locus Standi dapat diartikan sebagai hak 
seseorang, sekelompok orang atau organisasi 
untuk tampil di pengadilan sebagai penggugat 
dalam proses gugatan perdata (Civil Proceding) 
disederhanakan sebagai “hak gugat”. 
Diatur dalam Pasal 46 ayat (1) Huruf (c) UUPK 
◦ Syarat : 
a) LPKSM harus tdk berstatus sebagai korban 
b) Harus memenuhi Pasal 46 ayat (1) huruf C
KONSILIASI 
BPSK 
ARBITRASE MEDIASI
DAPAT DILAKUKAN UNTUK ASPEK SENGKETA 
PRIVAT / KEPERDATAAN, 
DISELENGGARAKAN BERDASARKAN KEINGINAN 
PARA PIHAK, 
TUJUAN: UNTUK MENCAPAI KESEPAKATAN 
MENGENAI BENTUK DAN BESARNYA GANTI 
RUGI, DAN/TINDAKAN TERTENTU GUNA 
MENJAMIN TIDAK TERULANGNYA TINDAKAN 
ATAU KERUGIAN BAGI KONSUMEN.
• Konsiliasi adalah proses penyelesaian 
sengketa konsumen di luar pengadilan 
dengan perantaraan BPSK untuk 
mempertemukan pihak yang bersengketa, 
dan penyelesaiannya diserahkan kepada para 
pihak 
• Penyelesaian dengan cara ini dilakukan 
sendiri oleh para pihak yang bersengketa 
dengan didampingi oleh majelis yang 
bertindak pasif sebagai konsiliator
Mediasi merupakan proses penyelesaian 
sengketa konsumen di luar pengadilan 
dengan perataraan BPSK sebagai panasihat 
dan penyelesaiannya diserahkan kepada para 
pihak 
Penyelesaian dengan cara ini dilakukan 
sendiri oleh para pihak yang bersengketa 
dengan didampingi oleh majelis yang 
bertindak aktif sebagai mediator
Arbitrase adalah proses penyelesaian 
sengketa konsumen di luar pengadilan yang 
dalam hal ini para pihak yang bersengketa 
menyerahkan sepenuhnya penyelesaian 
kepada BPSK 
Dalam cara arbitrase, badan atau majelis 
yang dibentuk BPSK bersikap aktif dalam 
mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa
Konsiliasi dan Mediasi hasilnya perjanjian 
tertulis yang merupakan kesepakatan para 
pihak (tidak ada sanksi administrasi)— 
Keputusan BPSK 
Arbitrase hasilnya putusan Majelis BPSK dan 
terdapat penjatuhan sanksi administrasi— 
Putusan BPSK 
Upaya hukum yang dapat dilakukan adalah 
KEBERATAN (PN) DAN KASASI (MA) (diatur 
dalam Pasal 56 s/d 58 UU HPK)
Terdapat dalam Pasal 59 ayat (1) s/d (4) 
 Tugas penyidikan oleh : 
a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia 
b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan 
instansi pemerintah yang lingkup tugas dan 
tanggung jawabnya dibidang perlindungan 
konsumen 
 Pasal 52 BPSK melaporkan dugaan TP bidang 
konsumen kepada Penyidik Umum
Dalam Pasal 60 UU PK : 
1) Badan penyelesaian sengketa konsumen 
berwenang menjatuhkan sanksi administratif 
terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 
ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, Pasal 25 dan Pasal 
26. 
2) Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi 
paling banyak Rp 200.000.000,00 (duaratus juta 
rupiah).
• Ketentuan yang berlaku dalam Pasal 61 s/d 63 
• Pasal 61 Penuntutan pidana dapat dilakukan 
terhadap pelaku usaha dan/atau pengurusnya 
• Pasal 62 ayat (3) Terhadap pelanggaran yang 
mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat 
tetap atau kematian diberlakukan ketentuan 
pidana yang berlaku 
• Hukuman tambahan dalam Pasal 63
SECARA ADMINISTRATIF DAN HUKUMAN 
TAMBAHAN LAINNYA: 
◦ PERAMPASAN BARANG TERTENTU. 
◦ PENGUMUMAN KEPUTUSAN HAKIM. 
◦ PEMBAYARAN GANTI RUGI. 
◦ PERINTAH PENGHENTIAN KEGIATAN. 
◦ PENARIKAN BARANG DARI PEREDARAN. 
◦ PENCABUTAN IZIN USAHA. 
◦  DAPAT DIKENAKAN BERSAMA DENGAN 
PIDANA PENJARA DAN / DENDA.
SECARA KEPERDATAAN (PRIVAT): 
◦ TUNTUTAN TANGGUNG JAWAB BERUPA: 
GANTI RUGI: 
PENGEMBALIAN UANG, 
PENGGANTIAN BARANG, 
PERAWATAN KESEHATAN, 
PEMBERIAN SANTUNAN.
1. PERMA No. 1 Tahun 2002 Tentang Gugatan 
Perwakilan Kelompok 
2. PERMA NO. 1 Tahun 2006 Tentang Tata 
Cara Pengajuan Keberatan Terhadap 
Putusan BPSK 
3. KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN 
PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR : 350/MPP/kep/12/2001 TENTANG 
PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG 
BADAN PENYELESAIAN SENGKETA 
KONSUMEN
Sengekta,penyidikan dan sanksi

More Related Content

Similar to Sengekta,penyidikan dan sanksi

Similar to Sengekta,penyidikan dan sanksi (20)

Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketaMakalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
Makalah Hukum Komersial: Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa
 
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.pptMateri-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
Materi-Diah-Susilowati-Hakim-PHI-Yogya.ppt
 
3. perlindungan hukum terhadap konsumen
3. perlindungan hukum terhadap konsumen3. perlindungan hukum terhadap konsumen
3. perlindungan hukum terhadap konsumen
 
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Melalui Pengadilan Dan Di Luar Pengadilan
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Melalui Pengadilan Dan Di Luar PengadilanPenyelesaian Sengketa Lingkungan Melalui Pengadilan Dan Di Luar Pengadilan
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Melalui Pengadilan Dan Di Luar Pengadilan
 
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
Konsep Tanggung Renteng dalam KUH Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Soal Jawab LSPP AAMAI 102 Hukum Asuransi - September 2018
Soal Jawab LSPP AAMAI 102 Hukum Asuransi - September 2018Soal Jawab LSPP AAMAI 102 Hukum Asuransi - September 2018
Soal Jawab LSPP AAMAI 102 Hukum Asuransi - September 2018
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...
 
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...
2.HBL,Jihan Nabilah Ekayono Putri, Prof.Dr.Hapzi Ali, CMA , Alternatif Resolu...
 
Hbl2, santi rizki amalia, prof hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau r...
Hbl2, santi rizki amalia, prof hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau r...Hbl2, santi rizki amalia, prof hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau r...
Hbl2, santi rizki amalia, prof hapzi ali, alternatif resolusi sengketa atau r...
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
hukum
hukumhukum
hukum
 
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx
8. Arbitrase_BANI_M.Husseyn Umar_HAKI_28 Agustus 2019.pptx
 
Tutorial LSPP 102 - Hukum Asuransi - Maret 2018
Tutorial LSPP 102 - Hukum Asuransi - Maret 2018Tutorial LSPP 102 - Hukum Asuransi - Maret 2018
Tutorial LSPP 102 - Hukum Asuransi - Maret 2018
 
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen
15. tanggung jawab produk dalam hukum perlindungan konsumen
 
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
9,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,perlindungan konsumen & tanggung jawab huku...
 
6. penyelesaian sengketa konsumen
6. penyelesaian sengketa konsumen6. penyelesaian sengketa konsumen
6. penyelesaian sengketa konsumen
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, perlindugan konsumen dan tanggungjawab...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, perlindugan konsumen dan tanggungjawab...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, perlindugan konsumen dan tanggungjawab...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, perlindugan konsumen dan tanggungjawab...
 
Tutorial LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, Maret 2020
Tutorial LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, Maret 2020Tutorial LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, Maret 2020
Tutorial LSPP AAMAI 102 - Hukum Asuransi, Maret 2020
 
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...
5. hbl, clara monalisa, hapzi a li, lembaga pembiayaan dan konsekuensi hukum ...
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggungjawab huk...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggungjawab huk...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggungjawab huk...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali,perlindungan konsumen dan tanggungjawab huk...
 

Sengekta,penyidikan dan sanksi

  • 1. Mata Kuliah Hukum Perlindungan Konsumen Kelas B dan F
  • 2. PENGERTIAN: Sengketa konsumen adalah sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan/atau yang menderita kerugian akibat mengkonsumsi barang dan/atau memanfaatkan jasa (keputusan menteri perindustrian dan perdagangan republik indonesia nomor : 350/mpp/kep/12/2001) Dalam UU HPK terdapat dalam Pasal 45 ayat (1) s/d (4) tentang penyelesaian sengketa konsumen Penyelesaian sengketa dapat melalui litigasi dan non litigasi
  • 3. MELALUI JALUR PENGADILAN MELALUI JALUR DI LUAR PENGADILAN
  • 4. BADAN PERADILAN: PERADILAN UMUM. PILIHAN UNTUK PERKARA YANG BERSIFAT PRIVAT / KEPERDATAAN, ◦ DILAKUKAN SESUAI HK. ACR. PERDATA YANG BERLAKU, ◦ DAPAT DIPILIH SEJAK AWAL ATAU DITEMPUH JIKA PENYELESAIAN DI LUAR PENGADILAN DINYATAKAN TIDAK BERHASIL OLEH PIHAK YANG BERSENGKETA.
  • 5. ◦ PENGAJUAN PERKARA DAPAT DILAK. OLEH (Pasal 46 UUPK) : YANG BERSANGKUTAN (KONSUMEN) YANG DIRUGIKAN ATAU AHLI WARIS / KUASANYA; SEKELOMPOK KONSUMEN YANG DIRUGIKAN & MEMPUNYAI KEPENTINGAN YANG SAMA (CLASS ACTION); PIHAK KE TIGA: LPKSM  legal standing. PEMERINTAH, JIKA KERUGIAN MATERI SANGAT BESAR DAN/KORBAN TIDAK SEDIKIT.
  • 6. 1. Class Action ◦ Diatur dalam Peraturan MA No. 1 Tahun 2002 tentang Gugatan Perwakilan kelompok ◦ Pasal 46 ayat (1) huruf (b) UUPK ◦ Gugatan dapat diajukan dengan mempergunakan tata cara Gugatan Perwakilan Kelompok apabila: a. Jumlah anggota kelompok sedemikian banyak sehingga tidaklah efektif dan efesien apabila gugatan dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama dalam satu gugatan; b. Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan dasar hukum yang digunakan yang bersifat substansial, serta terdapat kesamaan jenis tuntutan diantara wakil kelompok dengan anggota kelompoknya; c. Wakil kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan untuk melindungi kepentingan anggota kelompok yang diwakilinya;
  • 7. 2. Legal Standing Legal standing, Standing tu Sue, Ius Standi, Locus Standi dapat diartikan sebagai hak seseorang, sekelompok orang atau organisasi untuk tampil di pengadilan sebagai penggugat dalam proses gugatan perdata (Civil Proceding) disederhanakan sebagai “hak gugat”. Diatur dalam Pasal 46 ayat (1) Huruf (c) UUPK ◦ Syarat : a) LPKSM harus tdk berstatus sebagai korban b) Harus memenuhi Pasal 46 ayat (1) huruf C
  • 9. DAPAT DILAKUKAN UNTUK ASPEK SENGKETA PRIVAT / KEPERDATAAN, DISELENGGARAKAN BERDASARKAN KEINGINAN PARA PIHAK, TUJUAN: UNTUK MENCAPAI KESEPAKATAN MENGENAI BENTUK DAN BESARNYA GANTI RUGI, DAN/TINDAKAN TERTENTU GUNA MENJAMIN TIDAK TERULANGNYA TINDAKAN ATAU KERUGIAN BAGI KONSUMEN.
  • 10. • Konsiliasi adalah proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dengan perantaraan BPSK untuk mempertemukan pihak yang bersengketa, dan penyelesaiannya diserahkan kepada para pihak • Penyelesaian dengan cara ini dilakukan sendiri oleh para pihak yang bersengketa dengan didampingi oleh majelis yang bertindak pasif sebagai konsiliator
  • 11. Mediasi merupakan proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dengan perataraan BPSK sebagai panasihat dan penyelesaiannya diserahkan kepada para pihak Penyelesaian dengan cara ini dilakukan sendiri oleh para pihak yang bersengketa dengan didampingi oleh majelis yang bertindak aktif sebagai mediator
  • 12. Arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan yang dalam hal ini para pihak yang bersengketa menyerahkan sepenuhnya penyelesaian kepada BPSK Dalam cara arbitrase, badan atau majelis yang dibentuk BPSK bersikap aktif dalam mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa
  • 13. Konsiliasi dan Mediasi hasilnya perjanjian tertulis yang merupakan kesepakatan para pihak (tidak ada sanksi administrasi)— Keputusan BPSK Arbitrase hasilnya putusan Majelis BPSK dan terdapat penjatuhan sanksi administrasi— Putusan BPSK Upaya hukum yang dapat dilakukan adalah KEBERATAN (PN) DAN KASASI (MA) (diatur dalam Pasal 56 s/d 58 UU HPK)
  • 14. Terdapat dalam Pasal 59 ayat (1) s/d (4)  Tugas penyidikan oleh : a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya dibidang perlindungan konsumen  Pasal 52 BPSK melaporkan dugaan TP bidang konsumen kepada Penyidik Umum
  • 15. Dalam Pasal 60 UU PK : 1) Badan penyelesaian sengketa konsumen berwenang menjatuhkan sanksi administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 20, Pasal 25 dan Pasal 26. 2) Sanksi administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp 200.000.000,00 (duaratus juta rupiah).
  • 16. • Ketentuan yang berlaku dalam Pasal 61 s/d 63 • Pasal 61 Penuntutan pidana dapat dilakukan terhadap pelaku usaha dan/atau pengurusnya • Pasal 62 ayat (3) Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat, sakit berat, cacat tetap atau kematian diberlakukan ketentuan pidana yang berlaku • Hukuman tambahan dalam Pasal 63
  • 17. SECARA ADMINISTRATIF DAN HUKUMAN TAMBAHAN LAINNYA: ◦ PERAMPASAN BARANG TERTENTU. ◦ PENGUMUMAN KEPUTUSAN HAKIM. ◦ PEMBAYARAN GANTI RUGI. ◦ PERINTAH PENGHENTIAN KEGIATAN. ◦ PENARIKAN BARANG DARI PEREDARAN. ◦ PENCABUTAN IZIN USAHA. ◦  DAPAT DIKENAKAN BERSAMA DENGAN PIDANA PENJARA DAN / DENDA.
  • 18. SECARA KEPERDATAAN (PRIVAT): ◦ TUNTUTAN TANGGUNG JAWAB BERUPA: GANTI RUGI: PENGEMBALIAN UANG, PENGGANTIAN BARANG, PERAWATAN KESEHATAN, PEMBERIAN SANTUNAN.
  • 19. 1. PERMA No. 1 Tahun 2002 Tentang Gugatan Perwakilan Kelompok 2. PERMA NO. 1 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Terhadap Putusan BPSK 3. KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN