1. Desa Simpeureum dulunya merupakan tempat mujasmedi bagi prajurit Prabu Siliwangi setelah mereka melarikan diri dari kekalahan perang melawan pemuda Islam.
2. Nama "Simpeureum" berasal dari kata "Sim" yang berarti abdi dan "Peureum" yang berarti mujasmedi, sehingga berarti "abdi mujasmedi".
3. Salah satu peninggalan Prabu Siliwangi yang masih bermanfaat hingga kini adalah pem
1. SEJARAH DESA SIMPEUREUM, MAJALENGKA JAWA BARAT
Di ujung selatan cigasong (yang tadinya nama itu belum ada ) terdapat suatu kerajaan.
Kerajaan tersebut dirajai oleh seorang pemuda yang bernama Prabu Siliwangi. Beliau terkenal
sebagai pemudagagah dan pemberani serta berilmu tinggi sehingga tidak mengherankan jika para
masyarakat patuh dan taat kepada Beliau, selain itu juga berkat kegagahan beliau jumlah prajurit
kian hari kian bertambah.
Prajurit-prajuritSiliwangi sangat patuh akan perintah raja dan selalu rela membaktikan diri
untuk kepentingan kerajaannya. Para prajurit tersebut sangat pandai dalam memainkan senjata
pekakas mereka, terutama pisau belati dan tombak.
Keadaanwilayahkerajaanitutidaklahseperti keadaan kerajaan pada umumnya yang ramai
dan mewah,melainkansepi danrimbunpenuhpepohonanyangdianggapangker. Di tengah-tengah
kerajaan itu sekitar pekarangannya tumbuh beberapa beringin yang rindang serta sebuah kolam
yang tidak begitu besar dengan mata airnya yang terus menerus mengalir.
Pohon-pohonberinginyangtumbuh disekitar kolam itu merupakan tempat berkumpulnya
ruh-ruh halus, sehingga tempat tersebut merupakan tempat mujasmedi Prabu Siliwangi
(anggapnya). Dikarenakan selain terkenal akan kesaktian Raja dan Prajuritnya, juga terkenal akan
kesuburantanahdi wilayahtersebut sehingga tidak heran jika banyak dikunjungi oleh orang-orang
yang berasal dari daerah lain.
Sekitar pada pertengahan abad ke 15 datanglah seorang pemuda yang tampan dan gagah
hendakmenemui RajaPrabuSiliwangi.Maksud dari kedatangan pemuda itu adalah untuk meminta
izinmenyebarkanagamaislamdisekitarwilayahkerajaantersebut,karenapadasaatitu tidak semua
masyarakat menggabung ke kerajaan Prabu Siliwangi.
Sedikitdemi sedikitparapengikutpemudaitu semakinbertambah banyak, sehingga banyak
masyarakat yang “menyongsong” akan kedatangan pemuda itu. Dan akhirnya tempat itu terkenal
dengannama“CIGASONG”.Dantidaklahmenjadi suataukeanehanbahwa yang tadinya merupakan
tulangpunggungraja itumenjadi sedikitkarena berpindah haluan bergabung ke pimpinan pemuda
yang tampan dan gagah itu.
Dengan makin berkurangnya pasukan, maka Prabu Siliwangi sangat merasa kehilangan
kekuatan. Beliau seakan merasa benci terhapa pemuda yang menyebarkan agama Islam tersebut
dan bertekad untuk membunuhnya.
Suatuketikapemudatersebutmendapatundangandari RajaPrabuSiliwangi ke kerajaannya
itu. Prabu Siliwangi bermaksud untuk meminta pemuda tersebut agar menghentikan pergerakan
dalammenyebarkanagamaIslamdanagar segerapergi meninggalkan wilayah Raja Prabu Siliwangi
tersebut. Dengan maksud baik, Pemuda itu menolak permintaan dari Raja Prabu Siliwangi. Ia akan
terus melaksanakan pergerakannya dalam menyebarkan agama Islam bahkan akan memeperluas
wilayahnya.
Dengan rasa tidak senang, maka Prabu Siliwangi dan para prajuritnya akan mengadakan
penyerangan ke wilayah pemuda Islam tersebut. Karena pemuda Islam itu adalah sesosok yang
cerdas dan pandai, maka pasukannya tidak kalah langkah melakukan penyerangan terlebih dahulu
2. terhadappasukanRaja PrabuSiliwangi tersebut.Terjadilahpertempuranyangsengitantara pasukan
pemuda Islam dengan pasukan prajurit Raja Prabu Siliwangi yang beragama hindu itu.
Setelah beberapa hari pertempuran itu berlangsung, Pasukan Prabu Siliwangi itu merasa
kekurangan kekuatan karena sebagian besar dari prajuritnya gugur dalam pertempuran tersebut.
Lama-lama pasukan Prabu Siliwangi tidak mamapu lagi melawan pasukan pemuda Islam, maka
mereka lari menuju hutan belantara.
Dengankecepatanlarinya, paraprajuritPrabuSiliwangi pergimeninggalkanwilayahtersebut
dan pasukan Pemuda Islam pun tertinggal jauh. Walaupun demikian, pasukan pemuda islam
mengejarmerekaterusmenerus.Sehinggadari jauhdi pesawahanseberang sungai Ciawi “nampak”
( Bahasa Sunda : “ Katembong” ) pasukan Prabu Siliwangi masih tetap lari sehingga pesawahan itu
sekarang dinamakan “PANEMBONG” yang kemudian begitu mereka memasuki “kebun” (Bahasa
Sunda : “pasir” ) nampak di mata-mata pasukan pemuda Islam ada kilat yang menjilat panjang da
tinggi seolah-olah akan menyambarnya, sehingga prajurit islam terkejut. Bahaya apa yang akan
menimpa ? Dan sampai sekarang tempat bekas kejadian itu dinamakan “Pasir kilat” .
Walaupun demikian, tekad para prajurit yang keras seperti baja ingin mengenyahkan Raja
PrabuSiliwangi besertaparaprajuritnya,makatanpamemperhitungkanlelahmerekaterusmenerus
mengejarnya. Dengan penuh kekuatan, para pasukan Prabu Siliwangi memasuki hutan belantara
yang didalamnya terdapat tumbuh banyak pohon enow.
Dengan dikerumuni rasa takut, maka Prabu Siliwangi didalam hutan itu mengeluarkan
seluruh kekuatan ghaibnya. Agar tempat persembunyian yang sedang mereka tempati itu tidak
kelihatanolehparaPasukapemudaislam.Makahanyadengan waktu sesaat, gelap gulitalah hutan/
kebun enow tersebut. Seirama dengan gelapnya kebun enow itu, lenyap pulalah Prabu Siliwangi
sehingga sampai sekarang tidak diketahui hidup atau matinya beliau.
Dengan timbulnya keadaan gelap gulita di tempat itu, maka pasuka pemuda Islam
kehilangan jejak. Hingga akhirnya mereka kembali lagi. Dan sekarang tempat itu dinamakan
“Kawung poek”.
Setelahbenerapahari kemudian,anakbuahPrabuSiliwangi berada di dalam hutan, mereka
keluarmencari tempat-tempatyanglebihaman.Merekamendakigunung dan turun gunung supaya
tidak diketahui oleh Pasukan Pemuda Islam. Hingga mereka sampai disuatu tempat yang mereka
anggap benar-benar merasa aman dan tenteram, mereka sering sekali mujasmedi di tempat itu.
Karenadenganmujasmedi itulah akan timbul kekuatan dalam diri mereka. Dan tempat mujasmedi
itu tidak lain adalah yang sekarang disebut ” DESA SIMPEUREUM”.
Simpeureum itu berasal dati kata “Sim” yang berarti “abdi” dan kata “Peureum” yang
berarti “mujasmedi”. Jadi, kata Simpeureum mengandung arti “Abdi Mujasmedi”.
Sedangkan peninggalan kerajaan Prabu Siliwangi yang masih dirasakan sampai sekarang
manfaatnya terutama oleh masyarakat Cigasong dana Majalengka umumnya adalah pemandian
“sangraja”