Kerajaan Kediri merupakan salah satu Kerajaan Hindu dan kerajaan besar di jawa timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat Kerajaannya terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yg ramai.
Sejarah Indonesia | Pedagang, Penguasa, Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Buddha) kelas X.
Pembahasan mengenai Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
| X MIA 6 | Foursma |
Presentasi Sejarah SMA kelas X Kerajaan Mataram islamMeileni Nurhayati
Mengulas lengkap tentang kerajaan Mataram Islam. tentang awal berdiri, raja-raja, kemunduran, kehidupan politik sosial ekonomi dan budaya, serta hasil kebudayaan berupa bangunan maupun sastra
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kunoMcinvie
keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya, mataram kuno. Kenapa sih mataram kuno bisa mencapai masa kajayaan? kanapa mataram kuno bisa makmur? Baca untuk dapat jawabannya.
Kerajaan Kediri merupakan salah satu Kerajaan Hindu dan kerajaan besar di jawa timur yang berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno. Pusat Kerajaannya terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yg ramai.
Sejarah Indonesia | Pedagang, Penguasa, Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Buddha) kelas X.
Pembahasan mengenai Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.
| X MIA 6 | Foursma |
Presentasi Sejarah SMA kelas X Kerajaan Mataram islamMeileni Nurhayati
Mengulas lengkap tentang kerajaan Mataram Islam. tentang awal berdiri, raja-raja, kemunduran, kehidupan politik sosial ekonomi dan budaya, serta hasil kebudayaan berupa bangunan maupun sastra
Mataram kuno: Keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya mataram kunoMcinvie
keadaan ekonomi, politik, sosial-budaya, mataram kuno. Kenapa sih mataram kuno bisa mencapai masa kajayaan? kanapa mataram kuno bisa makmur? Baca untuk dapat jawabannya.
Sejarah Kerajaan Majapahit. Materi sejarah wajib untuk kelas 10 dan materi sejarah peminatan untuk kelas 11.
Majapahit mempunyai Raja yang terkenal bernama Hayam Wuruk dan Patihnya bernama Gajah Mada.
Di bawah kekuasaan Ratu Sima, kerajaan kalingga mengalami masa kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk dan patuh terhadap segala perintah ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggarnya.
Pada suatu hari, ada seorang raja yang sangat penasaran dengan kejujuran rakyat holing. Raja itu bernama Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran rakyat holing. Untuk membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing. Utusan tersebut diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-diam di tengah jalan dekat keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuh pundi-pundi emas tersebut hingga 3 tahun lamanya.
Namun, pada suatu hari sang putera mahkota sedang berjalan-jalan melewati pasar tersebut. Ketika berjalan, kaki putera mahkota tidak sengaja menyenggol pundi-pundi emas. Salah seorang warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan kepada pemerintah kerajaan. Laporan tersebut terdengar oleh Ratu Sima. Ia langsung memerintahkan kepada hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu tindakan kejahatan pencurian.
Beberapa patih kerajaan tidak setuju dengan keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan untuk putera mahkota kpd Ratu Sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak dibunuh melainkan hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui oleh ratu sima. Oleh karena itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota.
Sejarah Wajib - Membangun Jati Diri Keindonesiaanmaghfiraputeri
Membangun jati diri keindonesiaan dimulai dari adanya Politik Etis, perjuangan organisasi nasional, dan masa berakhirnya pemerintah kolonial di Indonesia.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. “Pola sosial budaya Kerajaan Majapahit dibedakan atas empat golongan masyarakat,
yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan sudra.
Brahmana (kaum pendeta) mempunyai kewajiban menjalankan enam dharma,
yaitu: mengajar; belajar; melakukan persajian untuk diri sendiri dan orang lain;
membagi dan menerima derma (sedekah) untuk mencapai kesempurnaan hidup; dan
bersatu dengan Brahman (Tuhan). Mereka juga mempunyai pengaruh di dalam
pemerintahan, yang berada pada bidang keagamaan dan dikepalai oleh dua orang
pendeta tinggi, yaitu pendeta dari agama Siwa dan agama Buddha. Siwa mengepalai
tempat suci dan tempat pemukiman empu. Buddhadyaksa mengepalai tempat
sembahyang dan bihara. Menteri berhaji mengepalai para ulama dan para pertapa.
5. Kehidupan Sosial Kerajaan Majapahit
Ksatria merupakan keturunan dari pewaris tahta (raja) kerajaan terdahulu,
yang mempunyai tugas memerintah tampuk pemerintahan. Keluarga raja
dapat dikatakan merupakan keturunan dari kerajaan Singasari-Majapahit
yang dapat dilihat dari silsilah keluarganya dan keluarga-keluarga kerabat
raja tersebar ke seluruh pelosok negeri, karena mereka melakukan sistem
poligami secara meluas yang disebut sebagai wargahaji atau sakaparek.
Semua anggota keluarga raja masing-masing diberi nama atas gelar, umur,
dan fungsi mereka di dalam masyarakat. Pemberian nama pribadi dan nama
gelar terhadap para putri dan putra raja didasarkan atas nama daerah
kerajaan yang akan mereka kuasai sebagai wakil raja.
Waisya merupakan masyarakat yang menekuni bidang pertanian dan
perdagangan. Mereka bekerja sebagai pedagang, peminjam uang, penggara
sawah, dan beternak.
6. Kehidupan Sosial Kerajaan Majapahit
Kasta yang paling rendah dalam catur warna adalah kaum sudra yang mempunyai kewajiban
untuk mengabdi kepada kasta yang lebih tinggi, terutama pada golongan brahmana.
Golongan terbawah yang tidak termasuk dalam catur warna dan sering disebut sebagai
pancama (warna kelima), yaitu:
a. Candala merupakan anak dari perkawinan campuran antara laki-laki (golongan sudra)
dengan wanita (dari ketiga golongan lainnya: brahmana, waisya, dan waisya). Sehingga
sang anak mempunyai status yang lebih rendah dari ayahnya.
b. Mleccha adalah semua bangsa di luar Arya tanpa memandang bahasa dan warna kulit,
yaitu para pedagang-pedagang asing (Cina, India, Champa, Siam, dll.) yang tidak
menganut agama Hindu.
c. Tuccha ialah golongan yang merugikan masyarakat, salah satu contohnya adalah para
penjahat. Ketika mereka diketahui melakukan tatayi, maka raja dapat menjatuhi hukuman
mati kepada pelakunya. Perbuatan tatayi adalah membakar rumah orang, meracuni
sesama, mananung, mengamuk, merusak, dan memfitnah kehormatan perempuan.
7. “Dari aspek kedudukan dalam masyarakat Majapahit, wanita
mempunyai status yang lebih rendah dari para lelaki. Hal ini
terlihat pada kewajiban mereka untuk melayani dan
menyenangkan hati para suami mereka saja. Wanita tidak boleh
ikut campur dalam urusan apapun, selain mengurusi dapur rumah
tangga mereka. Dalam undang-undang Majapahit pun para wanita
yang sudah menikah tidak boleh bercakap-cakap dengan lelaki
lain, dan sebaliknya. Hal ini bertujuan untuk menghindari
pergaulan bebas antara kaum pria dan wanita.
9. Kebudayaan Kerajaan Majapahit
Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada tahun 1365.
Isinya menceritakan hal-hal sebagai berikut:
1. Sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit dengan masa
pemerintahannya.
2. Keadaan kota Majapahit dan daerah-daerah kekuasaannya.
3. Kisah perjalanan Raja Hayam Wuruk ketika berkunjung ke daerah
kekuasaannya di Jawa Timur beserta daftar candi-candi yang ada.
4. Kehidupan keagamaan dengan upacara-upacara sakralnya, misalnya
upacara Srrada untuk menghormati roh Gayatri dan menambah
kesaktian raja.
10. Kitab Sutasoma karangan Empu
Tantular. Kitab tersebut berisi riwayat
Sutasoma, seorang anak raja yang
menjadi pendeta Buddha.
11. Kitab Arjunawijaya karangan Empu Tantular. Kitab tersebut
berisi tentang riwayat raja raksasa yang berhasil
ditundukkan oleh Raja Arjunasasrabahu.
12. Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna, tidak jelas siapa
pengarangnya. Kitab itu berisi kisah raksasa Kunjarakarna
yang ingin menjadi manusia, dan pengembaraan Pandawa di
hutan karena kalah bermain dadu dengan Kurawa.
13. Sedangkan, karya seni sastra yang dihasilkan pada zaman akhir
Majapahit antara lain, sebagai berikut:
a. Kitab Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari
dan Majapahit.
16. Dalam kondisi kehidupan yang aman dan teratur
maka suatu masyarakat akan mampu menghasilkan
karya-karya budaya yang bermutu tinggi. Hasil
budaya Majapahit dapat dibedakan sebagai
berikut.
1. Candi
Banyak candi peninggalan Majapahit, seperti Candi
Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi Bentar
(Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu, Candi Tikus,
dan bangunan-bangunan kuno lainnya, seperti
Segaran dan Makam Troloyo (di Trowulan).
2. Kesusanteran
Zaman Majapahit bidang sastra sangat
berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi
zaman Majapahit Awal dan Majapahit Akhir.
17. Candi-candi Pada Masa Kerajaan Majapahit
1 .Candi Wringin Lawang
Fungsi utama bangunan ini diduga adalah sebagai pintu gerbang menuju kawasan utama di
ibukota kerajaan Majapahit. Lokasinya sangat mudah dijangkau karena terlihat dari jalan utama
Surabaya-Solo, tepatnya di daerah Brangkal, sebelum memasuki wilayah Trowulan.
18. 2. Candi Brahu
Berlokasi di kawasan Bejijong, Trowulan yang sekarang merupakan sentra pengrajin
Kuningan dan Patung Batu. Candi Brahu adalah bangunan suci peribadatan yang
dipergunakan untuk memuliakan anggota keluarga kerajaan yang telah wafat. Konon 4
raja pertama kerajaan Majapahit yang wafat diperabukan/dikremasi di kompleks
bangunan candi Brahu.
19. 3. Candi Gentong
Candi ini masih dalam tahap restorasi, sehingga wujudnya masih berupa reruntuhan bangunan
yang belum bisa dinikmati dengan nyaman. Lokasinya sendiri berdekatan dengan candi Brahu.
20. 4. Candi Tikus
Pada sisi utara terdapat sebuah tangga menuju dasar bangunan kolam. Struktur utama yang
menonjol dari dinding selatan diperkirakan mengambil bentuk gunung legendaris
Mahameru. Konon dulunya kolam ini dipergunakan sebagai tempat pemandian putri raja-
raja Majapahit. Nama Candi Tikus sendiri diambil lantaran dulunya lokasi ini menjadi sarang
tikus yang sering menjadi gangguan hama bagi sawah milik penduduk
21. 5. Candi Bajang Ratu
Nama Bajang Ratu dalam bahasa jawa berarti “Raja Kecil” dikaitkan masyarakat dengan raja
kedua Majapahit yaitu Jayanegara. Konon Jaya negara pernah jatuh saat kecil di tempat ini,
sedang yang lain beranggapan karena Raja Jayanegara naik tahta dalam usia sangat muda.
Sejarawan sendiri mengkaitkan bangunan Candi Bajang Ratu sebagai penghormatan bagi Raja
Jayanegara yang wafat tahun 1328 M.
22. 6. Candi Kedaton
Candi Kedaton masih dalam tahap restorasi hingga kini, karena wujudnya masih berupa
misteri yang sulit dipecahkan. Pada komplek candi ini terdapat beberapa bangunan berupa
candi, sumur upas, lorong rahasia, mulut gua, dan makam Islam. Para ahli sejarah masih
berupaya menyingkap misteri untuk menemukan bentuk bangunan candi ini. Namun ada
dugaan bahwa daerah Kedaton, dahulu merupakan kompleks ibukota pada masa-masa
Majapahit akhir.
23. 7. Candi Minak Jinggo
Bangunan yang terletak didekat “kolam segaran” ini hanya tersisa reruntuhnya saja, memiliki
bentuk unik berupa kombinasi bahan andesit dibagian luar dan baru di bagian dalam. Di Candi
ini ditemukan arca unik berwujud ukiran makhluk ajaib yang didentifikasi sebagai Qillin,
makhluk ajaib dalam mitologi China.
24. 8. Candi Grinting
Candi yang berlokasi di dusun Grinting, desa karang jeruk kecamatan Jatirejo ini belum banyak
diketahui umum. Informasi yang diperoleh tentang wujud bangunan candi juga belum banyak,
selain sisa pondasi bangunan yang ditemukan oleh pembuat batu bata.