Artikel Jurnal Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup IPB - Signifikansi Preventive Expenditures Valuation dalam Bioprospeksi Sumberdaya Genetik di indonesia
Artikel Jurnal Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup IPB - Signifikansi Preventive Expenditures Valuation dalam Bioprospeksi Sumberdaya Genetik di indonesia
Pelatihan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis selama 2 hari dengan materi meliputi:Kebijakan, Dasar Hukum dan Prinsip KLHS, Mekanisme Pelaksanaan KLHS, Metode Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, Implementasi KLHS dalam Penyusunan Tata Ruang, Peran dan Keterlibatan Masyarakat dan Stakeholder, Perumusan Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan, dan Telaah Pengaruh RTRW dalam Isu Strategis Lingkungan Hidup. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0816592791
Jadwal Pelatihan 2014
Angkatan III: 23 – 24 April 2014
Angkatan IV: 18 – 19 Juni 2014
Angkatan V: 26 -27 November 2014
Pelatihan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis selama 2 hari dengan materi meliputi:Kebijakan, Dasar Hukum dan Prinsip KLHS, Mekanisme Pelaksanaan KLHS, Metode Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup, Implementasi KLHS dalam Penyusunan Tata Ruang, Peran dan Keterlibatan Masyarakat dan Stakeholder, Perumusan Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan, dan Telaah Pengaruh RTRW dalam Isu Strategis Lingkungan Hidup. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi 0816592791
Jadwal Pelatihan 2014
Angkatan III: 23 – 24 April 2014
Angkatan IV: 18 – 19 Juni 2014
Angkatan V: 26 -27 November 2014
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
pelajaran geografi kelas 10
Geografi pada hakekatnya mempelajari permukaan bumi melalui pendekatan keruangan yang mengkaji keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan kewilayahannya. Pentransformasian pengetahuan geografi lebih efektif jika disajikan melalui media peta, hal ini karena peta merupakan media yang sangat penting dalam pem-belajaran geografi. Pembelajaran Geografi pada materi “Peta tentang pola dan bentuk-bentuk muka bumi” merasa belum mampu mengoptimalkan aktivitas siswa khususnya kemampuan membaca peta sehingga ber-pengaruh pada perolehan hasil belajar. Guru merasa kesulitan mem-belajarkan konsep-konsep geografi pada siswa. Hasil identifikasi awal, ditemukan beberapa indikator penyebab diantaranya: (1) minimnya kemampuan siswa menunjukkan letak suatu tempat/lokasi geografis tertentu, (2) kurangpahamnya siswa tentang orientasi peta (menentukan arah pada peta), (3) minimnya kemampuan siswa dalam mengartikan simbol-simbol yang ada pada peta, dan (4) kemampuan siswa mengungkap informasi yang ada pada peta sangat kurang. Pelatihan melengkapi peta diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca peta sehingga ada peningkatan pada hasil belajar geografi.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta. Kemampuan membaca peta tersebut meliputi: (1) kemampuan menunjukkan letak suatu tempat/ lokasi geografis tertentu, (2) kemampuan mengartikan/ membaca simbol-simbol yang ada pada peta, dan (3) kemampuan memahami orientasi peta (menentukan arah pada peta).
Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis Taggart 1999. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dengan menggunakan rumus ”Gain Score” yaitu membandingkan data sebelum tindakan dengan data sesudah dilakukan tindakan. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan test. Instrumen penelitian adalah peneliti dan pedoman atau pengumpul data.
Hasil penelitian dalam tindakan siklus I, II, dan III pada pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) melalui pelatihan melengkapi peta setelah dilakukan refleksi, evaluasi serta analisis statistik deskriptif ternyata memperoleh peningkatan dalam hal; pertama, kemampuan membaca peta pada pra tindakan hanya memperoleh nilai 50% akan tetapi setelah dilakukan tindakan dalam setiap siklus ternyata mengalami peningkatan yaitu 56% (siklus I), 63% (siklus II), dan 72% (siklus III); kedua, proses pembelajaran geografi (materi peta tentang pola bentuk-bentuk muka bumi) pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Rubaru melalui pelatihan melengkapi peta pada setiap siklus juga memperoleh peningkatan yaitu 63% (siklusI), 65% (siklus II), dan 70% (siklus III); ketiga, aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu 50% (siklus I), 65% (siklus II), dan 75% (siklus III).
Temuan penelitian ini mendukung teori perkembangan yang dikemukakan Piaget dan Vygotsky bahwa pros
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Rpkpm hk lingkungan
1. UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS HUKUM
DEPARTEMEN HUKUM LINGKUNGAN
Jl. Sosio Yustisia No. 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281
Buku RPKPM
HUKUM LINGKUNGAN
Semester Genap/ 3 SKS/ HKU 1123
Oleh:
Tim Dosen
Departemen Hukum Lingkungan
Yogyakarta
Februari 2016
2. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
1. Identitas Mata Kuliah ................................................................................................................. 3
2. Deskripsi Singkat Mata Kuliah .................................................................................................... 3
3. Tujuan Pembelajaran .................................................................................................................. 4
4. Capaian Pembelajaran ................................................................................................................ 5
5. Evaluasi yang Direncanakan ....................................................................................................... 6
6. Substansi Pembelajaran .............................................................................................................. 6
7. Bahan, Sumber Informasi, dan Referensi...................................................................................... 8
8. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM) ............................................... 10
3. 3
1. Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah : Hukum Lingkungan
Kode/SKS : HKU 1123/ 3 SKS
Status Mata Kuliah : Prasyarat Wajib
2. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Permasalahan lingkungan di Indonesia dari tahun ke tahun akumulasinya
selalu bertambah. Beberapa permasalahan lingkungan seperti kerusakan dan
kebakaran hutan, banjir pada waktu musim hujan, pencemaran limbah bahan
berbahaya dan beracun, berkurang dan hilangnya beberapa spesies satwa yang
dilindungi, hingga permasalahan perizinan lingkungan yang keruh dalam
implementasinya menjadi bagian tak terpisahkan dengan konteks hukumnya.
Dalam konteks inilah, porsi pembahasan hukum lingkungan menjadi semakin
urgen dan signifikan. Dari sekian banyak permasalahan lingkungan, perlu
dipahami bagaimana konsep kerangka hukum yang ada di Indonesia mengatur dan
mewadahi hal tersebut. Lingkungan harus dipahami sebagai bagian integral antara
lingkungan biotik, lingkungan abiotik dan juga lingkungan sosial budaya. Konsep
holistik inilah yang menjadikan lingkungan sebagai satu permasalahan yang
kompleks dan memiliki ketersinggungan yang erat dengan semua aspek kehidupan
bermasyarakat, termasuk juga hukum. Hukum ada dan diadakan untuk mengatur
tatanan kehidupan masyarakat. Demikian juga dalam hukum lingkungan, aturan-
aturan hukum disusun untuk menata keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan
manusia dengan pelestarian lingkungan.
Pasca diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) terdapat satu babak
baru dimulai dalam perhelatan hukum lingkungan di Indonesia. Undang-Undang
ini selain mencabut UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, sekaligus memuat secara lebih tegas dan jelas beberapa ketentuan yang
belum termuat dalam UU sebelumnya. Aspek “perlindungan” inilah yang menjadi
titik konsen dari diskursus hukum lingkungan yang ada selama ini, yang notabene
lebih kental aspek “pengelolaannya”. Beberapa rezim hukum dan kebijakan pun
disematkan di dalam UUPPLH. Beberapa diantaranya menegaskan sendi regulasi
yang sudah ada sebelumnya. Sementara banyak lainnya dari isi UUPPLH yang
merupakan elemen baru yang membutuhkan penelusuran dan penjabaran lebih
lanjut.
Pada titik persinggungan inilah, pembahasan secara khusus hukum
lingkungan menjadi satu mata kuliah wajib semakin tegas posisinya. Pembelajaran
hukum perlu untuk membuka mata lebih lebar terhadap perkembangan isu
lingkungan hidup, sedemikian ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
mengiringinya. Kepahaman mahasiswa hukum akan dinamika permasalahan
4. 4
lingkungan hidup dan irisannya yang tak terelakkan dalam semua aspek
kehidupan mulai dari aktivitas keseharian manusia, perkembangan ekonomi negara,
stabilitas pasar global, kesesuaian politik luar negeri, hingga penegakan hukumnya
akan menjadi satu muatan lebih dari capaian pembelajaran di Fakultas Hukum
UGM.
Atas dasar itulah, pembelajaran hukum lingkungan akan dilakukan dengan
beberapa metode yang berbasis pada student-centered learning, dimana porsi fokus
pembelajaran terletak pada mahasiswa. Adapun beberapa pendekatan yang dipakai
yaitu case-based learning dimana dosen menyiapkan kasus-kasus nyata yang telah
ada untuk ditelaah oleh mahasiswa; scenario-based maupun problem-based learning
yang pada intinya menyertakan skenario permasalahan untuk dapat dianalisis oleh
mahasiswa dan dicari penyelesaiannya; maupun movie-based learning dimana
mahasiswa menyaksikan satu tayangan film dengan tema terkait perkuliahan,
untuk kemudian didiskusikan di dalam kelas. Untuk melengkapi pembelajaran ini,
pada mid semester kedua mahasiswa diberikan tugas penyusunan makalah secara
terbimbing. Classical lecturing tetap dijaga porsinya terutama pada pembahasan
awal yang membahas konsep dasar serta prinsip dari hukum lingkungan baik skala
nasional maupun internasional.
3. Tujuan Pembelajaran
Hukum Lingkungan merupakan mata kuliah dasar keilmuan wajib yang
harus diikuti oleh semua mahasiswa. Pembelajaran mengenai korelasi antara
hukum dan lingkungan merupakan langkah untuk mempersiapkan keilmuan
(knowledge), kemampuan (skills) dan sikap kepekaan (values) mahasiswa dalam
menganalisa konsep dan strategi perlindungan lingkungan di Indonesia secara
obyektif-ilmiah, sekaligus menunjukkan keberpihakan terhadap rasa keadilan
masyarakat. Mata kuliah ini membahas konsep pendekatan ilmu hukum terhadap
permasalahan lingkungan beserta instrumen pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia, dengan menekankan pada telaah kasus lingkungan yang kontemporer.
Dengan adanya pembelajaran mengenai hukum lingkungan diharapkan secara
komprehensif mampu untuk:
a. Memberikan kesiapan bagi mahasiswa untuk dapat memahami permasalahan
hukum terkait lingkungan hidup baik dari konteks teoritis, praktis, dan yuridis.
b. Memberikan ketrampilan bagi dan sekaligus menstimulasi mahasiswa dalam
melakukan penapisan lingkungan sebagai suatu metode dalam penentuan
dampak suatu aktivitas usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup.
c. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa mengenai urgensi konteks valuasi
sumber daya alam di Indonesia.
5. 5
d. Menstimulasi mahasiswa untuk dapat menerapkan rasionalitas kritis dalam
penetapan dan/atau pembuatan suatu regulasi secara khusus dalam konteks
permasalahan lingkungan hidup yang dinamis sekaligus kompleks.
4. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran yang ingin dicapai terbagi menjadi capaian secara
keilmuan, keterampilan, serta sikap. Dari aspek keilmuan atau pemahaman
(knowledge) mahasiswa diharapkan:
1. Memiliki pemahaman tentang konsep dan strategi perlindungan lingkungan,
demikian halnya beberapa prinsip dasar dalam perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup;
2. Memiliki kemampuan untuk menarasikan keterkaitan antara konteks
pembangunan sebagai aktivitas mutlak manusia dengan permasalahan
lingkungan sebagai salah satu dampak yang ditimbulkannya;
3. Memiliki rasionalitas pemahaman antara konteks pertumbuhan ekonomi dan
ekskalasinya dengan permasalahan lingkungan;
4. Memiliki pemahaman dan keterbukaan wacana tentang jenis dan tipe
pelanggaran hukum lingkungan serta sanksi pelanggarannya khususnya pada
konteks hukum lingkungan yang memiliki kekhasan tersendiri; dan
5. Memiliki pemahaman dan pengertian tentang integritas moral, rasa tanggung
jawab, harmoni dan keserasian dalam penanganan permasalahan lingkungan
hidup baik untuk skala individu, komunitas, regional, hingga global.
Dari sisi keterampilan (skills) mahasiswa diharapkan:
1. Memiliki keterampilan dalam menerapkan norma, kaidah dan regulasi
lingkungan hidup di Indonesia;
2. Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
merumuskan dampak dari suatu aktivitas usaha/kegiatan terhadap lingkungan
hidup melalui skema pelingkupan;
3. Memiliki keterampilan dan kemampuan melakukan analisis secara rasional
terhadap kasus-kasus lingkungan hidup di Indonesia beserta aspek penyerta
yang saling bertaut sebagai sebab-akibat dalam kasus tersebut; dan
4. Memiliki keterampilan untuk menyampaikan pendapat dan hasil analisis atas
permasalahan lingkungan kontemporer kepada publik.
Adapun dari sisi penyikapan (values) mahasiswa diharapkan:
1. Memiliki kepekaan terhadap permasalahan lingkungan yang berlanjut pada
suatu sikap penghargaan, syukur, sekaligus pelestarian terhadap lingkungan
hidup;
6. 6
2. Memiliki rasa peduli (care) terhadap permasalahan lingkungan hidup dan krisis
sumberdaya alam yang terjadi saat ini; dan
3. Memiliki keterbukaan, keberanian, dan inovasi dalam mengakses informasi
terkait lingkungan hidup.
5. Evaluasi yang Direncanakan
Hasil pembelajaran mahasiswa dinilai berdasarkan komponen keaktifan di
kelas (10%), pelaksanaan Ujian Tengah Semester (30%), Ujian Akhir Semester (40%)
dan penulisan makalah (20%). Nilai mahasiswa pada kelas ini dinyatakan dengan
nilai A (untuk total nilai 86 – 100), B (untuk total nilai 70 – 85), C (untuk total nilai
56 – 69), D (untuk total nilai 40 – 55), dan E (untuk total nilai < 40 atau tidak
memenuhi syarat presensi atau tidak menyerahkan makalah.
6. Substansi Pembelajaran
Week Topik Sub-Topik
1.
Konsep dan Strategi
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
1.1. Pengertian LH, ekosistem, ekologi, dan
ilmu lingkungan dalam konteks perlindungan,
pelestarian, maupun pengelolaannya.
1.2. Keterkaitan manusia dalam LH dan
kompleksitas permasalahan LH baik pada skala
lokal, nasional, regional, maupun global.
2. Movie Discussion
Pilihan tema disesuaikan dengan topik yang sedang
hangat. Tema dipilih untuk dapat memicu kesadaran
dan kepekaan mahasiswa atas isu lingkungan, yang
dilanjutkan dengan diskusi terkait permasalahan
lingkungan yang dikaitkan dengan kondisi sekitar.
3.
Sejarah Perkembangan
Hukum Lingkungan
3.1. Perkembangan hukum lingkungan klasik
dan evolusi perkembangannya.
3.2. Kasus-kasus klasik dan signifikansinya
pada perkembangan hukum lingkungan.
3.3. Konteks greening the international law
yang berlanjut pada beberapa pertemuan
penting lingkungan hidup dunia.
7. 7
3.4. Adaptasi perkembangan hkm lingkungan
internasional pada konsep hukum lingkungan
Indonesia.
4.
Prinsip-prinsip Hukum
Lingkungan
4.1. Sustainable Development
4.2. Prevention at Source
4.3. State Responsibility
4.4. Precautionary Principle
4.5. Polluter Pays Principle
4.6. Common but Differentiated Responsibility
5. Ecology Movement
5.1. Perkembangan environmental ethics:
antropocentris, biocentris, dan ecocentris.
5.2. Deep ecology movement vs shallow ecology
movement.
5.3. Gerakan2 ekologi/lingkungan hidup:
WWF, Nature Conservation, Greenpeace,
dan WALHI.
6.
HAM dan Lingkungan
Hidup
6.1. Esensi Hak atas LH yang baik dan sehat
6.2. Arhuss Convention: Pilar dalam Penegakan
HAM Lingkungan
6.3. Human Rights Litigation: Study of ECHR
7.
Strategic Environmental
Assesment
7.1. Kerangka Hukum KLHS
7.2. RTRW, RDTR, dan Zonasi
7.3. Integrasi Kebijakan yang Berwawasan
Lingkungan
8.
Regulasi dan Dampak
Lingkungan
8.1. Relevansi aktivitas manusia dan dampak
lingkungan.
8.2. Pelingkupan dampak lingkungan.
8.3. Antara AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL.
9. Perizinan Lingkungan
9.1. Keterkaitan antara AMDAL dan UKL-UPL
dengan Izin Lingkungan.
9.2. Perizinan Lingkungan sebagai Mekanisme
Penaatan Hukum Lingkungan.
10.
Penyelesaian Sengketa
Lingkungan
10.1. Sengketa Lingkungan.
10.2. Penyelesaian Sengketa Non-Litigasi.
10.3. Pengawasan dan Sanksi Administratif.
8. 8
7. Bahan, Sumber Informasi, dan Referensi
Bahan
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
3. Peraturan perundangan terkait lainnya (PerMenLH No. 5 Tahun 2012,
PerMenLH No. 16 Tahun 2012, PerMenLH No. 17 Tahun 2012, dan PerMenLH
No. 03 Tahun 2013).
4. Dokumen hukum yang terkait dengan bahasan mata kuliah (Stockholm
Declaration, Rio Declaration, Bruntland Report, ECHR Reports, ECHR Decision, etc).
Sumber Informasi
Media informasi dapat didapatkan dari sumber cetak maupun elektronik. Alamat
internet dan artikel dan fasilitas e-journal akan diperbarui informasinya dalam
perkuliahan.
Beberapa website wajib yang perlu diakses adalah website Kementerian Negara
Lingkungan Hidup http://www.menlh.go.id
Referensi
Birnie, Patricia., Boyle, Alan., and Redgwell, Catherine., 2010. International Law and
the Environment: Third Edition. UK: Oxford Publisher.
Hardjasoemantri, Koesnadi, 2005, Hukum Tata Lingkungan: Edisi Kedelapan,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rangkuti, Siti Sundari, 2000, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan
Nasional, Surabaya: Airlangga University Press.
Sands, Philippe. 2005, Principle of International Environmental Law: Second Edition,
Cambridge UK: Cambridge University Press.
11. Aspek Keperdataan
11.1. Tortious Liability dan Strict Liability.
11.2. Antara Citizen Lawsuit, Class Action, dan
Legal Standing.
12.
Aspek Pidana
Lingkungan
12.1. Delik Lingkungan
12.2. Corporate Criminal Liability
13 –
14
Presentasi Makalah: topik makalah menyesuaikan tren diskusi topik dalam
perkuliahan, dan diwajibkan untuk berdasar pada studi kasus.
9. 9
Siahaan, N.H.T., 2012, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan: Edisi Kedua,
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tim Dosen Hukum Lingkungan-E2J. 2015, Hukum Lingkungan: Teori, Legislasi, dan
Studi Kasus. Jakarta: E2J Asia Foundation.
10. 10
8. RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM)
Pertemuan
Tujuan Ajar Topik dan Sub-Topik
Media Ajar
Metode
Evaluasi dan
Penilaian
Metode
Ajar
Aktivitas
Mahasiswa
Aktivitas
Dosen
Sumber
Ajar
Teks
Presentasi
Gambar
Audio/Video
SoalTugas
Web
1.
Knowledge (K): 1, 2, 5
Skills (S): 1
Values (V): 1
Konsep dan Strategi
Perlindungan & Pengelolaan
Lingkungan Hidup
1.1.Pengertian LH, ekosistem,
ekologi, dan ilmu
lingkungan dalam konteks
perlindungan, pelestarian,
maupun pengelolaannya.
1.2.Keterkaitan manusia dalam
LH dan kompleksitas
permasalahan LH baik pada
skala lokal, nasional,
regional, maupun global.
v v v v Mid-term test Diskusi SCL Brainstormin
g isu dasar
LH
Memantik
diskusi dgn
menyampaik
an konsep
dasar LH
dan masalah
krusial yg
ada
Bahan Ajar
Powerpoint
Video
Dokumenter
11. 11
2.
(K): 1
(S):
(V): 1, 2, 3
Movie Discussion
Pilihan tema disesuaikan dengan
topik yang sedang hangat. Tema
dipilih untuk dapat memicu
kesadaran dan kepekaan
mahasiswa atas isu lingkungan,
yang dilanjutkan dengan diskusi
terkait permasalahan lingkungan
yang dikaitkan dengan kondisi
sekitar.
- Menonton
film dilanjut
diskusi
Pemutaran
film
Memantik
diskusi pasca
pemutaran
film
Film
Dokumenter
3.
(K): 1, 2, 5
(S): 1, 3
(V): 1
Sejarah Perkembangan
Hukum Lingkungan
3.1.Perkembangan hukum
lingkungan klasik dan
evolusi perkembangannya.
3.2.Kasus-kasus klasik dan
signifikansinya pada
perkembangan hukum
lingkungan.
3.3.Konteks greening the
international law yang
berlanjut pada beberapa
pertemuan penting
lingkungan hidup dunia.
3.4.Adaptasi perkembangan
v v v v Mid-term test TCL plus
diskusi
Mendengark
an Dongeng
ttg sejarah
perkembang
an LH
Memantik
diskusi dgn
menceritaka
n sejarah
perkembang
an HL
Bahan Ajar
Powerpoint
Video
Dokumenter
12. 12
hkm lingkungan
internasional pada konsep
hukum lingkungan
Indonesia.
4.
(K): 1, 2, 5
(S): 1, 3
(V): 1
Prinsip-prinsip Hukum
Lingkungan
4.1.Sustainable Development
4.2.Prevention at Source
4.3.State Responsibility
4.4.Precautionary Principle
4.5.Polluter Pays Principle
4.6.Common but Differentiated
Responsibility
v v v v v Tugas SCL Presentasi
dan diskusi
tugas
individu ttg
prinsip HL
Memandu Bahan Ajar
Powerpoint
Tugas Mhs
5.
(K): 1, 2, 5
(S): 1, 3
(V): 1
Ecology Movement
5.1.Deep ecology movement vs
shallow ecology movement.
5.2.Gerakan2
ekologi/lingkungan hidup:
WWF, Nature Conservation,
Greenpeace, dan WALHI.
5.3.Etika Lingkungan
v v v v Post-class quiz TCL plus
diskusi
Mendengark
an dan
diskusi ttg
konsep etika
dan filosofi
LH
Memantik
diskusi
Bahan Ajar
Powerpoint
Video
Dokumenter
6.
(K): 1, 2, 5
(S): 1, 3
(V): 1
HAM dan Lingkungan Hidup
6.1.Esensi Hak atas LH yang
baik dan sehat
6.2.Arhuss Convention: Pilar
v v v v v Class Panel
Discussion
Class Panel
Discussion
Bentuk
kelompok
kecil dan
panel ttg isu
Memantik
diskusi
Bahan Ajar
Powerpoint
Web
13. 13
dalam Penegakan HAM
Lingkungan
6.3.Human Rights Litigation:
Study of ECHR
HAM LH
7.
(K): 1, 3, 5
(S): 1, 3, 4
(V): 2, 3
Strategic Environmental
Assesment
7.1.Kerangka Hukum KLHS
7.2.RTRW, RDTR, dan Zonasi
7.3.Integrasi Kebijakan yang
Berwawasan Lingkungan
v v v Final term test SCL Mendengark
an dan
diskusi
Presentasi
dan
memantik
diskusi
Bahan Ajar
Powerpoint
8.
(K): 2, 3, 5
(S): 1, 3, 4
(V): 2, 3
Regulasi dan Dampak
Lingkungan
8.1.Relevansi aktivitas manusia
dan dampak lingkungan.
8.2.Pelingkupan dampak
lingkungan.
8.3.Antara AMDAL, UKL-UPL,
dan SPPL.
v v v Final-term test SCL Mendengark
an dan
diskusi
Presentasi
dan
memantik
diskusi
Bahan Ajar
Powerpoint
9.
(K): 2, 3, 5
(S): 1, 3, 4
(V): 2, 3
Perizinan Lingkungan
9.1.Keterkaitan antara AMDAL
dan UKL-UPL dengan Izin
Lingkungan.
9.2.Perizinan Lingkungan
sebagai Mekanisme
Penaatan Hukum
v v v Final-term test SCL Mendengark
an dan
diskusi
Presentasi
dan
memantik
diskusi
Bahan Ajar
Powerpoint
14. 14
Lingkungan.
10.
(K): 2, 3, 5
(S): 1, 3, 4
(V): 3
Penyelesaian Sengketa
Lingkungan
10.1. Sengketa Lingkungan.
10.2. Penyelesaian Sengketa
Non-Litigasi.
10.3. Pengawasan dan Sanksi
Administratif.
v v v v Scenario Test Simulation Simulasi
Sengketa LH
Memandu
simulasi
Bahan Ajar
Powerpoint
11.
(K): 2, 3, 5
(S): 1, 3, 4
(V): 3
Aspek Keperdataan
11.1. Tortious Liability dan Strict
Liability.
11.2. Antara Citizen Lawsuit,
Class Action, dan Legal
Standing.
v v v v v Quiz SCL Mendengark
an dan
diskusi
Presentasi
dan
Memantik
diskusi
Bahan Ajar
Powerpoint
Video
Dokumenter
12.
(K): 2, 3, 5
(S): 1, 2, 4
(V): 3
Aspek Pidana Lingkungan
12.1. Delik Lingkungan
12.2. Corporate Criminal Liability
v v v v Telaah Kasus SCL Diskusi Presentasi
telaah kasus
Presentasi
dan
Memantik
diskusi
Bahan Ajar
Powerpoint
Video
Dokumenter
13 -
14
Presentasi Makalah: topik makalah menyesuaikan tren
diskusi topik dalam perkuliahan, dan diwajibkan
untuk berdasar pada studi kasus.
Paper Kelompok Presentasi
Kelas
Presentasi Presentasi Menilai Tugas
Mahasiswa