INTRODUCTION TO BUSINNES(Pengantar Bisnis) BISNIS DAN LINGKUNGANguest8f29a73
Memberikan dasar-dasar pengetahuan bisnis yang memungkinkan mempergunakan potensi dalam dunia bisnis.
Memberikan suatu tinjauan umum mengenai berbagai topik bisnis sehingga memungkinkan untuk menentukan bidang bisnis tertentu.
INTRODUCTION TO BUSINNES(Pengantar Bisnis) BISNIS DAN LINGKUNGANguest8f29a73
Memberikan dasar-dasar pengetahuan bisnis yang memungkinkan mempergunakan potensi dalam dunia bisnis.
Memberikan suatu tinjauan umum mengenai berbagai topik bisnis sehingga memungkinkan untuk menentukan bidang bisnis tertentu.
UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Dan usaha yang berdiri sendiri.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Introduction To Businnes 1 (Pengantar Bisnis)-BISNIS DAN LINGKUNGANDunia Pendidikan
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia (produk atau jasa) yang bermanfaat bagi masyarakat.
Manusia bisnis (businessman) selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat kemudian mencoba untuk melayaninya secara baik sehingga memberikan kepuasan pada masyarakat.
PERSEPSI PARA PELAKU UKM (USAHA KECIL DAN MENENGAH) TERHADAP PENERAPAN...Mohamad Khaidir
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH
KULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA
ANGKATAN 66 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013
UNIVERSITAS TADULAKO
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya
Universitas Tadulako Angkatan 66 Semester Genap
Tahun Akademik 2012/2013
Disusun Oleh
MOHAMAD KHAIDIR
STB. C 301 09 087
PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATA
LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Dan usaha yang berdiri sendiri.
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Introduction To Businnes 1 (Pengantar Bisnis)-BISNIS DAN LINGKUNGANDunia Pendidikan
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia (produk atau jasa) yang bermanfaat bagi masyarakat.
Manusia bisnis (businessman) selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat kemudian mencoba untuk melayaninya secara baik sehingga memberikan kepuasan pada masyarakat.
PERSEPSI PARA PELAKU UKM (USAHA KECIL DAN MENENGAH) TERHADAP PENERAPAN...Mohamad Khaidir
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH
KULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA
ANGKATAN 66 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2012/2013
UNIVERSITAS TADULAKO
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya
Universitas Tadulako Angkatan 66 Semester Genap
Tahun Akademik 2012/2013
Disusun Oleh
MOHAMAD KHAIDIR
STB. C 301 09 087
PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NYATA
LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
Kewirausahaan Agribisnis Kampoeng Wisata Agro Pondok Pesantren Petani Nusantara Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat
1. TUGAS REVIEW
REVIEW BUKU RAHASIA BISNIS ORANG JEPANG
By Ann Wan Seng
Mata Kuliah:
JEPANG DAN TATA EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL (A)
OLEH :
THERESIA LEGIA HUTAPEA
NIM: 1501116680
VICTORY CHRISTIN NATALIA S
NIM : 1501111385
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
2. 1. Pengelolaan TQM Jepang
Jepang merupakan negara yang berhasil menerapkan TQM
(Total Quality Management). Dalam sistem ini, setiap bagian
termasuk pekerja dianggap sebagai komponen penting. Saling
bergantung satu sama lain untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Maka tidak aneh lagi bila Jepang dianggap berhasil
dalam pemangunan ekonomi. Keberhasilan Jepang dalam bidang
ekonomi merupakan hasil dari sistem pengelolaan yang ahli dan
produksi yang tinggi.
Sistem TQM di Jepang berbeda dengan sistem yang
diberlakukan negara Barat. Kebanyakan perusahaan di Barat
masih mempertahankan sistem industri gaya lama, atau dapat
dikatakan masih mempertahankan tradisi. Inilah yang kemudian
menjadi perbedaan mencolok antara sistem industri di Barat dan
Jepang (TQM).
Konsep TQM sendiri dikembangkan pertama kali pada tahun
1950-an oleh seorang ilmuwan AS bernama Dr. W. Edwards
Deming, dalam rangka memperbaiki mutu dari produk dan
pelayanan yang dihasilkan oleh industri-industri di Amerika Serikat.
Dr. Deming adalah salah seorang ahli statistik terkenal di AS. Pada
saat itu, konsep ini tidak begitu diperhatikan secara serius oleh
bangsa Amerika, sampai akhirnya Dr. Deming ditugaskan ke
Jepang bersama sejumlah tenaga ahli AS lainnya. Para ahli
tersebut dikirim oleh pemerintah AS dalam rangka membawa
3. pengaruh Barat ke Jepang. Di Jepang ia kemudian mengadakan
diskusi-diskusi dan seminar-seminar tentang prinsip-prinsip
efisiensi industri, dimana diskusi ini diikuti secara serius oleh 45
orang CEO dari perusahaan-perusahaan di Jepang. Dalam diskusi
tersebut Dr. Deming mengemukakan 4 hal penting terkait TQM:
1. Sebuah organisasi bisnis harus mengetahui dan tanggap
terhadap kebutuhan pelanggannya. Tanpa pelanggan, berarti
tidak akan ada pesanan, dan tanpa pesanan berarti tidak akan
ada pekerjaan.
2. Pentingnya melakukan survei terhadap kebutuhan-kebutuhan
dan harapan pelanggan.
3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia.
4. Menciptakan keinginan untuk melakukan perbaikan secara terus
menerus.
Ketika negaranya tidak memperhatikan karyanya, konsep
TQM justru sanggup mengantarkan bangsa Jepang mendominasi
pasar dunia pada tahun 1980an. Sekarang kita dapat melihat
Industri otomotif Amerika diambang kekalahan dalam persaingan
pasar otomotif dunia, khususnya di Asia. Perusahaan Ford yang
telah berdiri ratusan tahun mengalami kebrangkutan karena
kemunculan perusahaan Jepang seperti Toyota, Honda, Mitsubishi,
Daihatsu, dan lain sebagainya. Kendaraan yang dihasilkan Jepang
4. lebih murah, lebih hemat bahan bakar, biaya perawatan yang tidak
tinggi, dan penampilan menarik.
Jepang sebenarnya bukanlah negara tanpa kekurangan.
Jepang yang pernah di bom Atom oleh Amerika pada 1945 memiliki
SDA yang sangat minim dan tanah yang tingkat fertilitasnya
rendah. Namun, Jepang mampu berkembang menjadi sebuah
negara maju meskipun sumber daya alam mereka sedikit. Jepang
banyak mengimpor bahan mentah dari luar negeri. Jepang
mengolah semua sumber daya dengan baik, termasuk mengelola
kembali bahan-bahan bekas. Hasil hutan yang sangat sedikit
mereka jaga untuk masa depan.
Tidak hanya sebatas pemanfaatan bahan produksi, sistem
pra-produksi Jepang juga sangat mengagumkan. Jepang
menggunakan, kemudian meniru, dan memodifikasi hasil karya
orang Barat untuk memperoleh produk paling praktis dan inovatif.
Dapat dikatakan bahwa bangsa Jepang adalah bangsa yang tidak
malu belajar dari negara lain.
Inti dari keberhasilan pembangunan ekonomi Jepang adalah
penerapan sistem TQM, yaitu: budaya kerja keras, disiplin yang
tinggi, loyalitas pada perusahaan, efisiensi waktu, budaya kerja tim,
penghargaan terhadap pekerja, pelayanan baik terhadap
konsumen, selalu berinovasi/usaha peningkatan mutu produk,
5. kerjasama antara pemerintah dan perusahaan, dukungan rakyat
dan keluarga, pengelolaan sumber daya yang baik.
2. Kai Zen dan Strategi Pengelolaan
Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan Jepang selalu
menerapkan peraturan “Tepat Waktu”. Peraturan tepat waktu ini
dibuat adalah untuk menghindarkan kekacauan. Bangsa Jepang
percaya, keterlambatan dapat menimbulkan kerugian, dan terlalu
cepat dapat menimbulkan kekeliruan. Dengan aturan ini, biaya
penyimpanan, pengadaan barang mentah, dan pengeluaran produk
dapat diminimalkan, sehingga produk Jepang menjadi lebih
kompetitif. Untuk memperoleh sistem “Tepat Waktu” ini, bangsa
Jepang harus juga menerapkan strategi “Kai Zen”.
Hampir semua perusahaan di Jepang menerapkan strategi
Kai Zen. Kai Zen adalah penerapan kualitas kerja yang
menekankan pada tiga aspek utama, yaitu peningkatan kerja yang
terus menerus, dapat diukur, dan dilaksanakan bertahap. Dalam
strategi Kai Zen, bawahan diberi keutamaan dengan mengurangi
tekanan kerja hingga tingkat paling rendah, sehingga diharapkan
pekerja dapat bekerja secara sempurna, cekatan, inovatif, tanpa
hambatan dan halangan yang dapat menurunkan produktivitas
mereka.
6. Salah satu strategi Kai Zen adalah menciptakan suasana
kekeluargaan di dalam perusahaan, khususnya antara bawahan
dan atasan. Untuk itu, perusahaan di Jepang menerapkan
pemakaian baju seragam. Hal ini dapat mengurangi konflik dan
ketegangan antara bawahan dan atasan. Di samping itu, strategi
Kai Zen yang lain adalah menarik prestasi dan motivasi pekerja
melalui pemberian insentif dan bonus di samping gaji pokok.
Pada intinya, pemberlakuan strategi Kai Zen adalah untuk
mempererat kerja sama antara pekerja dan atasan untuk
mengoptimalkan biaya dan waktu untuk menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi dalam kuantitas besar.
3. Keiretsu dan Zaibatsu
Keiretsu adalah gabungan perusahaan yang dimiliki oleh
perusahaan yang sama, atau dapat dikatakan sebagai usaha
keluarga yang diwariskan turun temurun. Adanya Keiretsu
dianggap sebagai salah satu faktor utama dalam kemajuan
perekonomian Jepang, meskipun Keiretsu dianggap tidak lagi
relevan dalam sistem ekonomi modern. Beberapa contoh Keiretsu
besar adalah Mitsubishi, Mitsui, Suzuki, dan Sumitomo.
Perusahaan Keiretsu mengelola berbagai usaha dan Sogo
Shosa (gabungan perusahaan konglomerat yang terlibat lapangan
perdagangan besar). Perusahaan Keiretsu sebagai perusahaan
7. induk memegang saham terbesar dari keseluruhan usaha
tergabung di dalamnya.
Awalnya, Keiretsu berasal dari perusahaan kecil yang
dikelola oleh sebuah keluarga. Contohnya adalah Mitsubishi yang
merupakan sebuah perusahaan perkapalan yang didirikan oleh
Iwasaki Yataro pada tahun 1870. Kemudian perusahaan tersebut
memasuki bidang pertambangan, pabrik besi baja, perbankan,
kertas, dan sebagainya. Keterlibatan Mitsubishi dalam berbagai
bidang tersebut adalah melalui anak-anak perusahaan dan juga
perusahaan rekan. Perusahaan anak dan perusahaan rekan
tersebut kemudian membentuk suatu gabungan dan serikat yang
disebut Zaibatsu.
Perusahaan Zaibatsu menjadi sumber kekuatan perusahaan
Keiretsu, yang membuatnya menjadi semakin besar, kuat, dan
memonopoli beberapa sektor perekonomian di Jepang. Sejarah
menyatakan bahwa Keiretsu dan Zaibatsu membantu
perkembangan ekonomi Jepang sebelum perang dan juga
memberikan dasar kuat bagi pemulihan ekonomi Jepang sesudah
perang.
Di Jepang, ada dua tipe Keiretsu, yaitu yang menerapkan
pemisahan antara pihak pemilik dan pengelola dan yang tidak
menerapkan pemisahan antara keduanya. Mitsui merupakan
Keiretsu yang memisahkan antara pengelola dan pemilik. Pihak
8. pemilik (keluarga) tidak mencampuri urusan yang berkaitan
pengelolaan. Pemisahan antara pemilik dan pengelola merupakan
hal yang biasa dalam industri, termasuk di Barat, namun, tidak
adanya sama sekali campur tangan pihak pemilik dalam proses
pengelolaan merupakan hal yang langkasangat bertentangan
dengan prinsip pengelolaan, pengoperasian, dan pengambilan
keputusan sebuah perusahaan.
Keiretsu yang tidak menerapkan pemisahaan antara pemilik
dan pengelola biasanya memperlakukan pengelola seperti
keluarga. Hubungan antara pengelola dan pemilik tidak hanya
sebatas ekonomi tetapi juga sosial (tinggal bersama pemilik).
Keiretsu jenis ini tidak menggunakan sistem gaji kepada pengelola,
melainkan uang saku. Pengelola seakan-akan bukan pekerja, tetapi
murid yang diberikan pelatihan agar menjadi pengusaha sukses.
Bahkan pengelola diperbolehkan jika ingin membuka usaha sendiri.
Inilah yang membuat jenis Keiretsu seperti ini tidak relevan lagi
dengan perekonomian modern mengingat kerasnya persaingan
bisnis. Salah satu contoh Keiretsu yang gagal adalah Suzuki
menerapkan pemisahan antara pemilik dan pengelola, namun
kekuasaan di pusatkan pada pemilik, sehingga dalam melakukan
pengelolaan perusahaan pengelola merasa tertekan, sehingga
produksi terganggu. Namun ternyata, pekerja Jepang masih
mempertahankan sikap kesetiaan pada perusahaan, inilah yang
menyebabkan beberapa Keiretsu masih bertahan.
9. Perusahaan di Jepang hendak menghapus sistem Keiretsu
karena beberapa faktor. Yang pertama adalah adanya sistem
saham silang yang menyulitkan pihak pengelola untuk menjelaskan
tugas dan mengendalikan perusahaan. Kemudian, penjualan
saham tergolong sulit, karena hanya dapat dilakukan pada
kalangan perusahaan gabungan saja. Selain itu, pihak penanam
saham juga memiliki wewenang untuk menetapkan kaki tangan
dengan jumlah banyak dan harga yang tinggi, sehingga
perusahaan harus mengeluarkan biaya besar.
Sekalipun masih tradisional, separuh dari Keiretsu Jepang
masih bertahan, bahkan dianggap penting dalam memajukan
perekonomian Jepang khususnya di luar negeri Sistem Keiretsu
tidak popular lagi, oleh sebab itu perusahaan-perusahaan Jepang
mencoba mengubah sistem Keiretsu agar sesuai dengan tuntutan
zaman. Di balik kekurangannya, sistem Keiretsu diakui sebagai
faktor utama kemajuan perusahaan-perusahaan Jepang di luar
negeri. Sebab, pengusaha asing tidak perlu mencari penanam
modal baru ataupun melakukan perundingan yang lama. Selain itu
sistem Keiretsu juga meminimalkan resiko.
4. Zaibatsu dan Sistem Pemasaran Jepang
Sistem pemasaran yang digunakan Jepang pada saat ini
mulai diperkenalkan pada tahun 1960 oleh anggota Mitsui yang
tinggal di Tokyo. Namun, saat sedang memperkenalkan metode
10. pemasaran ini, Jepang diperintah oleh Tokugawa untuk
menerapkan sistem ekonomi tertutup (semua pintu masuk tertutup
untuk orang luar, perdagangan di Jepang hanya untuk orang
Jepang). Meskipun demikian, kegiatan perdagangan masih tetap
berkembang pesat dan banyak pusat perdagangan muncul di
Osaka. Kemudian, para pedagang mendirikan organisasi-
organisasi besar untuk mengembangkan sistem dan tata cara
perdagangan yang kompleks juga untuk melindungi kepentingan
mereka.
Rupanya, sistem tertutup yang diterapkan pemerintahan
Tokugawa menyebabkan Jepang hidup dalam keadaan terasing
dan terpencil. Hubungan perdagangan dengan negara lain juga
sangat minim. Namun, hal itu berubah Jepang terpaksa membuka
perdagangan dengan Inggris yang membantunya menjatuhkan
pemerintahan Tokugawa dan menaikkan pemerintahan baru di
bawah kekuasaan Kaisar Meiji. Di bawah kekuasaan Kaisar Meiji,
Jepang melakukan perubahan dalam pemerintahan dan
menerapkan sistem perekonomian terbuka. Kaisar Meiji mengubah
Jepang menjadi negara yang kuat secara ekonomi dan militer.
Dengan kekuatan itu, Kaisar Meiji melindungi negaranya dari
pengaruh dan penjajahan Barat yang sejak lama ingin menduduki
Jepang.
11. Pemerintahan mempelopori perindustrian dalam skala besar
seperti besi baja dan tekstil. Saat itu perusahaan jasa tidak begitu
diperhatikan. Perhatian terbesar diberikan hanya kepada bidang
produksi, sedangkan distribusi (perdagangan) tidak diperhatikan.
Hal inilah yang kemudian membuat para pedagang besar
(pengusaha kota) membentuk kelompok produsen dan
perdagangan yang disebut Zaibatsu. Zaibatsu menjadi kelompok
dagang yang cukup berkuasa atas hampir seluruh kegiatan
perdagangan. Zaibatsu masih menerapkan pendekatan dan gaya
tradisional para pedagang era Tokugawa, tidak dipengaruhi oleh
pemikiran pemasaran Barat.
Keadaan mulai berubah pada tahun 1930-an. Pendekatan
pemasaran Amerika diterapkan dalam sektor konsumen. Hal itu
berangsur-angsur memengaruhi perdagangan di Jepang. Gaya
pemasaran Jepang semakin berubah setelah PD II, ketika
kekaisaran Jepang melakukan segala cara untuk memperbaiki
keadaan perekonomian Jepang yang terpuruk. Pemerintah
mendorong industri –industri yang dianggap penting untuk
memulihkan perekonomian. Tidak disangka ternyata pembaruan
sistem ekonomi ini menyebabkan munculnya konsumen dalam
jumlah besar. Besarnya konsumen membantu perkembangan
perekonomian Jepang dengan cepat, sehingga Jepang mampu
menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan pendapatan perkapita
yang tinggi. Peningkatan taraf hidup bangsa Jepang kemudian
12. menghasilkan peningkatan penggunaan dan permintaan akan
barang hasil produksi.
Kini perusahaan Jepang banyak berubah. Perusahaan-
perusahaan Jepang memasuki era industri yang berpatokan
kepada kebutuhan konsumen. Penggunaan kebijakan ini
menimbulkan persaingan ketat. Akhirnya timbul kesadaran untuk
belajar dari cara pemasaran Barat (secara teori, praktik, dan aspek
pentingnya). Tim pengusaha Jepang dikirim ke Amerika untuk
mempelajari teknik-teknik dalam bidang perdagangan dan
pemasaran. Semua ilmu pengetahuan, teknik, peralatan serta
strategi pemasaran yang diterapkan di perusahaan-perusahaan
besar AS dibawa ke Jepang. Jepang belajar, menyesuaikan ilmu
pemasaran yang didapatnya dengan budaya dan tradisi
bangsanya, barulah kemudian menerapkannya di Jepang. Oleh
karena itu, dapat kita katakan bahwa sistem perdagangan dan
pemasaran Jepang banyak dipengaruhi oleh Barat, khususnya AS.
5. Budaya Keisan
Satu lagi kunci keberhasilan Jepang adalah keinginan yang
tinggi untuk memperbaiki diri dan mencapai keinginannya. Untuk
mencapai keinginannya, mereka menerapkan konsep “Keisan”,
yaitu pembaharuan secara berkesinambungan. Konsep kesian
sendiri terdapat dalam budaya kerja mereka. Pembaharuan itu
meliputi ciptaan, ide, produk, dan cara hidup yang baru.
13. Dalam melakukan pembaharuan, Jepang harus selalu
bersikap kreatif, inovatif, dan produktif. Pembaharuan yang
sebenarnya tidak hanya tentang teori dan imajinasi, melainkan
melalui praktek. Jepang selalu melakukan diskusi, karena Jepang
percaya setiap orang berpotensi menghasilkan ide kreatif dan
inovatif. Oleh sebab itu, pekerja di Jepang diberi kebebasan untuk
mengungkapkan segala idenya.
Contoh pembaharuan yang dilakukan Jepang adalah
pembaharuan yang dilakukan dalam industrinya. Untuk memajukan
industrinya, Jepang tidak bergantung pada teknologi Barat, namun
mereka belajar dan meniru teknologi itu. Kemudian, teknologi itu
disesuaikan dengan budaya kerja dalam organisasi Jepang.
Pembaharuan teknologi juga ternyata menghasilkan penemuan
lain, seperti produk elektronik, optik, bahan kimia, nuklir, dan
sebagainya.
Jepang dalam memajukan industrinya juga melakukan
pembaharuan infrastruktur penellitian, yakni dengan penyediaan
alat-alat canggih dengan peralatan paling mutakhir. Jepang sadar
betul bahwa penelitian dan pengembangan (Research and
Development/R&D) tidak hanya berguna bagi pengembangan
sektor industri saja, melainkan hampir semua sektor. Dalam bidang
industri, selain mesin, Jepang juga melakukan pembaharuan cara
kerja, mutu produk, dan peningkatan produksi.
14. Bangsa Jepang berhasil menunjukkan betapa dengan
budaya Keisan dan semangat bushido negaranya dapat berhasil.
Pembaharuan yang membuat mereka mampu bersaing dengan
negara yang lebih maju. Pembaharuan juga menjadikan Jepang
yang minim sumber daya dapat hidup mandiri menggunakan
segala potensi yang ada.
Keisan sendiri oleh Jepang dilakukan dengan kerajinan,
kesungguhan, minat dan keyakinan. Dalam konsep kesian,
pembaharuan yang dilakukan dalam skala kecil maupun besar,
baik fisik maupun non fisik (pemikiran) dapat memberikan hasil dan
kemajuan. Nah, untuk mewujudkan budaya kesian dalam budaya
kerja, seseorang harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mau
belajar, tidak mudah putus asa, dan tidak takut menghadapi segala
cobaan.
Meskipun tubuh orang Jepang kecil, tetapi jiwa dan pikiran
mereka besar. Dengan melakukan perubahan terus menerus
(Keisan) terhadap cara berpikir, bertindak, dan mengatur hidupnya,
bangsa Jepang membuktikan bahwa mereka dapat hidup di mana
saja, sekalipun negara mereka sering dilanda gempa bumi.
6. Sogo Sosha
Sogo Sosha adalah gabungan konglomerat (perusahaan
besar) yang terlibat dalam perdagangan besar dan mengelola
15. berbagai jenis perdagangan. Perusahaan-perusahaan Sogo Sosha
telah ada sejak akhir era pemerintahan tokugawa. Perusahaan
Sogo Sosha pertama adalah Mitsui Bussan yang didirikan pada
tahun 1871 dan Mitsubishi Shoji pada tahun 1918. Perusahaan
lainnya (juga berdiri sebelum PD II) adalah C-Itoh, Marubeni, Iwai,
Nissho, Kanematsu, Ataka, Asano Bussan, dan Okura Shoji.
Perusahaan Sogo Sosha memberi sumbangan cukup penting
dalam kebangkitan Jepang sebagai penguasa ekonomi, baik
sebelum maupun sesudah perang.
Sejarah perkembangan dan perjalanan perusahaan Sogo
Sosha sering mengalami pasang surut. Persaingan di antara
perusahaan-perusahaan ini menyebabkan para atasan sampai
bawahan bekerja dengan keras dan sungguh-sungguh sehingga
menghasilkan kemajuan yang luar biasa. Selain kerja keras, ada
beberapa faktor kunci lain keberhasilan Sogo Sosha.
Salah satunya adalah kepandaian untuk meniru. Bangsa
Jepang dikenal sebagai bangsa yang kuat dan pandai meniru.
Peniruan yang mereka lakukan adalah peniruan yang kreatif,
sehingga produk tiruan yang mereka hasilkan memiliki nilai lebih.
Kemudian adalah penilitian. Penelitian merupakan salah
satu aspek penting keberhasilan perusahaan Sogo Sosha.
Penelitian dan pendidikan berhasil menciptakan tenaga-tenaga
kerja dengan kemahiran tinggi, yang membuat perusahaan Jepang
16. mampu bersaing dengan perusahaan Barat. Jepang dikenal
dengan bidang penelitian yang bertaraf internasional. Itulah faktor-
faktor yang membuat Sogo Sosha dapat mengantarkan Jepang
menjadi penguasa ekonomi terunggul di Asia dan juga dunia.
Banyak negara yang berusaha mengikuti langkah Jepang,
termasuk mempelajari dan menerapkan budaya kerja Jepang
dalam sektor negeri maupun swasta. Salah satu negara yang
melakukannya adalah Malaysia. Namun, perubahan yang terjadi
hanya bersifat sementara dan tidak menyeluruh. Rupanya hal ini
terjadi karena sikap dan sifat pekerja Malaysia belum lepas dari
cara kerja yang lama, budaya sogo sosha belum megakar dalam
diri perusahaan-perusahaan dagang Malaysia, dan tidak adanya
pemahaman yang utuh atas aspek budaya dan etika kerja Jepang,
juga cara berpikir dan nilai tradisinya.
7. Tanshin-funin
Tanshin berarti “seseorang” dan funin berarti “ditukar”.
Dalam pengertian yang lebih luas, Tanshin-funin berarti
pemindahan tugas seorang pekerja ke kawasan lain yang jauh dari
tempat tinggalnya. Di Jepang, pemindahan tugas seperti ini
dipatuhi tanpa bantahan,meskipun orang tersebut merasa terpaksa
untuk berpisah dari keluarga, istri atau anaknya. Karena, bagi
orang Jepang, kerja lebih utama dari keluarga. Dan biasanya
keluarga juga mendukung penuh pemindahan seorang pekerja
17. agar ia dapat mengabdi kepada perusahaan dan organisasi
tempatnya bekerja, sebab ini dianggap sebagai sebuah
kehormatan dan kemuliaan.
Salah satu dukungan yang diberikan keluarga adalah
pengorbanan yang dilakukan istri. Di Jepang, jika seorang pekerja
wanita menikah kemudian melahirkan, biasanya mereka akan
berhenti bekerja agar dapat meluangkan seluruh waktunya untuk
mengurus rumah tangga. Mereka juga melakukan itu agar suami
dapat memfokuskan perhatian pada pekerjaan atau pada
pemindahan tugas tanpa memikirkan masalah rumah tangga.
Di Jepang, Tanshin-funin dilakukan tanpa membawa serta
anak dan istri (keluarga) sekalipun jaraknya beratus-ratus kilometer
karena biaya hidup yang tinggi. Jika pindah seorang diri akan
mengurangi pengeluaran dan menghindari pemborosan.
Perpindahannya pun untuk jangka waktu yang lama. Namun, orang
Jepang tidak keberatan melakukannya asalkan memberikan
manfaat dan kebaikan untuk perusahaan.
Di tempat yang baru, mereka tinggal bersama rekan kerja di
asrama yang disediakan perusahaan. Selama masa Tanshin-funin,
para pekerja mengurus makanan dan minumannya secara mandiri.
Para pekerja yang telah berkeluarga harus menyesuaikan diri
dengan kehidupan baru mereka.
18. Selama terpisah dari keluarga, para pekerja (khususnya
yang sudah berkeluarga) harus mampu hidup dalam kesunyian dan
memendam rindu kepada keluarga. Untuk mengatasi itu, mereka
menghabiskan waktu di tempat kerja sampai malam. Dengan
demikian juga, para pekerja dapat memberikan seluruh perhatian
dan komitmennya kepada pekerjaan, fokus pasa usaha
peningkatan kualitas dan kuantitas sehingga dapat menghasilkan
prestasi dan produktivitas yang tinggi.
Para pekerja bekerja lima hari dalam seminggu. Hari libur
pada akhir minggu digunakan untuk pulang menemui keluarga.
Bagi yang bekerja di tempat jauh, mereka pulang sekali dalam dua
minggu. Dengan transportasi yang cepat dan canggih, para pekerja
tidak terkendala saat pulang ke rumah. Di Jepang pekerja bolak
balik pulang ke rumah dan tempat kerja merupakan hal yang biasa,
sekalipun perjalanannya berjarak ratusan kilometer.
Orang Jepang lebih suka menggunakan transportasi umum
daripada kendaraan pribadi, karena waktu luang saat berada di bus
atau kereta dimanfaatkan untuk membaca. Orang Jepang tidak
suka membuang waktu dan menunda-nunda pekerjaan. Saking
tidak inginnya mereka membuang waktu, orang Jepang berjalan
dengan cepat. Bekerja dan bergerak cepat sudah menjadi rutinitas
dan karakter orang Jepang.
19. Malaysia yang mencoba menerapkan budaya kerja Jepang
ternyata mengalami kesulitan. Karena, selain membutuhkan disiplin
yang tinggi, prinsip ini juga menuntut pengorbanan yang tidak
sedikit. Para pekerja Malaysia bahkan lebih memilih untuk
kehilangan pekerjaan daripada berpisah dari keluarga dan
kampung halaman. Kesulitan kedua adalah karena adanya
perbedaan kebudayaan. Di Malaysia, pemindahan tugas dianggap
sebagai proses penurunan pangkat atau usaha untuk
menyingkirkan orang tersebut dari perusahaan. Sementara, bagi
orang Jepang Tanshin-funin merupakan hal yang positif. Tujuan
utama Tanshin-funin versi Jepang adalah untuk memastikan
keberhasilan suatu perusahaan, perdagangan, atau organisasi lain,
oleh sebab itu Tanshin-funin tidak dapat dihindari.
8. Sistem Gaji dan Insentif Honda
Pekerja di Jepang mendapatkan gaji atau pendapatan yang
sangat tinggi. Nilai pendapatan atau gaji tersebut termasuk salah
satu yang tertinggi di dunia. Namun jika dibandingkan dengan
pendapatan yang didapatkan pekerja Barat, masih masuk kedalam
kategori rendah. Jepang sendiri pada saat pembayaran gaji
tersebut berdasarkan prestasi kerja dari setiap pekerja. Apabila
pekerja tersebut melakukan pekerjaannya dengan baik, ia akan
mendapatkan bonus. Sistem tersebut dapat memacu dan
memotivasi pekerja untuk melakukan pekerjaannya dengan sangat
baik. Organisasi di Jepang setiap tahunnya juga memberikan
20. penghargaan (reward) kepada pekerja golongan bawah yang
berprestasi. Pengahargaan itu adalah dorongan kepada para
pekerja untuk menemukan ide-ide baru dan mendorong mereka
ikut dalam proses pengolahan. Serta, pengakuan kepada para
pekerja yang memberi sumbangan pemikiran pada perusaan.
Perusahaan-perusahaan di Jepang menganggap pekerja
mereka sebagai bagian dari keluarga. Maka dari itu mereka
diberikan pelayanan yang sesuai dengan hasil usaha, tenaga dan
keringat mereka. Pekerja adalah aset berharga dan tenaga
penggerak utama yang menentukan nasib perusahaan. Oleh
karena itu, perhatian organisasi dan perusahaan di Jepang
terhadap pekerjanya tersebut berhasil menumbuhkan rasa
kesetiaan mereka pada perusahaan.
Sistem yang diterapkan di Jepang ini sangat berbeda
dengan sistem yang berlaku di perusahaan Barat. Sistem
perusahaan Barat, pekerja golongan atas mendapat lebih banyak
perhatian dari pengelola daripada sistem pembayaran gaji,
pemberian insentif dan juga kemudahan. Oleh karena itu, sistem
yang berlaku di perusahaan Barat banyak menimbulkan
ketidakpuasaan pada pekerjanya. Akibatnya para pekerja banyak
melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan.
Berbeda dengan kedua sistem yang berlaku di perusahaan
Jepang dan perusahaan Barat. Di Indonesia para pekerja pada
21. umumnya bekerja lebih dahulu dan tidak terlalu memikirkan gaji.
Sistem kerja seperti itu sebenarnya bukan sistem yang baik karena
pada umumnya tidak akan bertahan lama. Sistem tersebut
menimbulkan kebiasaan menuntut banyak fasilitas dari
perusahaan. Pada intinya jika diamati penetapan gaji seorang
pekerja sebenarnya merupakan sistem yang tidak tepat. Dengan
penetapan gaji tersebut pekerja tidak termotivasi dan tidak memiliki
inovasi serta kreativitas pada saat berkerja.
Sistem yang digunakan perusahaan Jepang dapat menjadi
contoh untuk membuat suatu rancangan sistem intensif yang dapat
memperbaiki kualitas dan prestasi di kalangan pekerja. Sistem
tersebut berlaku di perusahaan Honda (Jepang). Selain bonus
tahunan, perusahaan Honda juga memberikan bonus kehadiran
kepada para pekerjanya. Jika terdapat ketidakhadiran dalam tiga
puluh hari berkerja, maka gaji akan dipotong sebesar dua persen.
Imbalan menarik dan pemberian bonus harian ini dapat menjadi
pemacu semangat para pekerja. Pada pembayaran bonus tahunan
diberikan berdasarkan keuntungan yang didapat perusahaan.
Sistem gaji dan intensif yang diterapkan perusahaan-
perusahaan di Jepang dinilai sangat baik. Melalui sistem tersebut
para pekerja menjadi termotivasi untuk bekerja lebih giat lagi untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan. Semakin besar keuntungan
yang didapat perusahaan, maka semakin banyak bonus yang
didapatkan para pekerja. Sebaliknya, jika perusahaan mengalami
22. kerugian, perusahaan dan para pekerja bersama-sama
menanggungnya. Bagi Jepang, perusahaan dan pekerja adalah
suatu bagian yang tidak terpisahkan.
9. Kunci Keberhasilan Jepang
Lahirnya negara-negara dengan julukan “naga” dan
“harimau” di benua Asia banyak mempengaruhi posisi Jepang yang
notabene penguasa ekonomi di kawasan Asia. Negara-negara
seperti Korea Selatan, Cina, Hongkong dan Singapura ini mampu
memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat
dinegaranya. Pertumbuhan ekonomi tersebut tentunya
mempengaruhi negara penguasa ekonomi dunia, seperti Amerika
Serikat, Inggris, Jerman, dan Jepang.
Cina adalah salah satu negara yang pekembangan
ekonominya paling pesat. Dengan sistem perekonomian terbuka,
Cina mampu menarik investor masuk ke dalam negaranya. Produk
Cina juga terkenal dengan harganya yang murah, jika dibandingkan
dengan produk buatan Jepang. Begitu juga dengan Korea Selatan,
dengan munculnya perusahaan konglomerat gabungan yang
terlibat dalam berbagai sektor perindustrian. Dari berbagai
kemajuan dalam bidang perekonomian negara-negara tersebut,
Jepang berhasil mempertahankan identitasnya sebagai penguasa
perekonomian. Keberhasilan Jepang mempertahankan statusnya
sebagai “bapak naga Asia” tentunya karena budaya kerja dan
perdagangan rakyatnya. Produk yang mereka hasilkan mampu
23. bersaing di dunia internasional. Bukan hanya menyempurnakan
produk-produk yang sudah ada, Jepang juga mampu menciptakan
produk baru yang diperlukan konsumen baik ditingkat mikro
maupun makro.
Industri hiburan dan jasa juga menjadi faktor keberhasilan
Jepang mempertahankan statusnya sebagai penguasa ekonomi.
Industri yang paling mendatangkan keuntungan adalah bisnis
hiburan diantaranya, bioskop, pusat rekreasi, taman bermain,
lapangan golf, salon dan sebagainya. Lalu pada industri keahlian,
seperti keilmuan, penyewaan, penelitian, informasi, perhotelan dan
sebagainya juga dalam satu tahun menghasilkan hampir sepuluh
triliun yen.
Bangsa Jepang juga dikenal dengan sikap patriotismenya.
Sikap bangsa Jepang yang bangga pada produk dalam negeri
sendiri menjadi salah satu faktor pembantu keberhasilan
perekonomiannya. Jepang menjadi konsumen utama produk dalam
negerinya dan juga lewat pemakaian tersebut mereka
mempromosikan made in Japan ke seluruh penjuru dunia.
Makanan Jepang pada saat ini sudah sangat mendunia juga,
hampir disetiap negara ditemukan restoran dengan makanan
Jepang. Kebanyakan produk makanan Jepang tersebut diekspor
langsung dari Jepang. Bahkan sebenarnya, Jepang bukan hanya
mengekspor produk dan jasanya, melainkan juga adat dan
tradisinya. Usaha mempengaruhi negara lain membuat budayanya
24. sangatlah populer di berbagai negara. Secara tidak langsung
mempromosikan produk Jepang, sehingga nantinya diterima
penduduk setempat dengan baik.
10. Rahasia Jepang dan Formula Korea
Penguasa perekonomian paling dominan di kawasan Asia
saat ini dipegang oleh Jepang dan Korea, kedua negara tersebut
merupakan negara industri maju. Bukan hanya Jepang yang
menjadi perhatian dunia melalui produk-produknya, saat ini produk
Korea juga mendapat sorotan. Kegiatan ekonomi utamanya, antara
lain produksi, perindustrian, jasa, pertanian, dan perikanan. Saat ini
Korea berada posisi ketiga produsen barang elektronik, setelah
Amerika Serikat dan Jepang. Respon para konsumen terhadap
produk listrik dan elektronik di luar dugaan. Produk-produk Korea
dan Jepang saat ini telah mendunia. Kedua negara tersebut saat ini
pun harus bersaing satu sama lain dalam pasar internasional.
Produk Korea Selatan menjadi begitu terkenal karena
bermutu dan harganya murah jika dibandingkan dengan produk
Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Tentunya produk-produk
tersebut di dukung oleh teknologi canggih yang sebanding dengan
negara-negara tersebut. Produk Korea yang sudah mendapat
pengakuan dunia sehingga memotivasi Malaysia memperoleh
keahlian negara tersebut untuk membangun jembatan terpanjang
ketiga di dunia, yaitu di Pulau Pinang.
25. Jika bangsa Jepang memiliki budaya kerja yang unggul
dengan sifat kerajinan dan kedisiplinan, rakyat Korea juga
demikian. Orang Korea tidak mengabaikan waktu kerja meskipun
waktu kerja telah ditetapkan. Di Jepang, istri akan merasa sangat
heran apabila suami mereka pulang lebih awal. Begitu pula dengan
pekerja Korea juga merasa tidak sopan jika pulang lebih dahulu
sebelum pimpinan mereka pulang. Dengan bekerja sampai larut
malam, pemimpin menjadi terladan para pekerjanya. Bangsa Korea
tidak hanya memiliki sifat pekerja keras, tetapi juga komitmen yang
tinggi pada pekerjaan mereka. Setiap pekerjaan mereka lakukan
dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Orang Korea tidak
melibatkan urusan pribadi dalam bekerja karena mereka bersikap
profesional.
Etos kerja ini terlihat dari berbagai perusahaan-perusahaan
raksasa Korea seperti Samsung, Daewon, Ssanyong, Hyundai,
Lotte dan sebagainya. Sikap kerja mereka seperti itu sebenarnya
untuk mengembalikan pandangan masyarakat dunia pada mereka,
yaitu karena pergolakan dalam negeri. Kekacauan ekonomi pada
tahun 1997 hampir saja memberikan pukulan “pukulan maut”
kepada Korea negara itu hampir bangkrut, sehingga terpaksa
meminta bantuan dari IMF untuk memulihkan perekonomiannya.
Melalui kesungguhan mereka dan tentunya semangat tinggi untuk
hidup yang lebih baik, akhirnya Korea mampu keluar dari masalah
ekonomi dan krisis keuangan yang mengakibatkan jatuhnya
26. perekonomian dan beberapa negara di Asia. Pemulihan ini
berlangsung cepat, karena Korea Selatan mampu membayar
pinjaman mereka ke IMF dalam jangka waktu kurang dari lima
tahun.
Rahasia keberhasilan Korea Selatan bukan hanya budaya
bekerja keras mereka saja, tapi didukung juga oleh sikap dan
pandangan mereka pada pekerja. Para pekerja di Korea tidak
mendapat perlakuan yang sewenang-wenang dari perusaan tempat
mereka bekerja. Setiap pekerja dihargai dan dianggap sebagai aset
perusahaan yang berharga. Setiap pekerja yang kurang produktif
dan kurang aktif diberikan latihan untuk meningkatkan mutu dan
daya kerja mereka. Perusahaan Korea percaya bahwa setiap
pekerja memiliki potensi. Dimana setiap potensi mereka tersebut
dapat dimanfaatkan untuk memajukan perusahaan dan
meningkatkan kualitas pekerja. Budaya seperti ini sangat perlu
dipelajari oleh negara-negara berkembang agar mengalami
kemajuan dari berbagai aspek.
Formula itu juga behasil digunakan Jepang dan menjadi
rahasia Korea. Ada beberapa lagi syarat kunci untuk menjadi
bangsa yang berhasil dan hebat. Salah satunya adalah kreativitas.
Kedua negara tersebut memiliki kreativitas yang tinggi yang
menjadikan mereka sebagai bangsa yang maju. Contohnya saja,
botol air mineral kecil yang terlihat tidak bernilai, berhasil diubah
menjadi produk komersial dengan gaya yang yang populer di
27. kalangan muda-mudi negara tersebut. Bangsa Jepang misalnya,
menggunakan kreativitas mereka untuk memperbaiki temuan Barat
agar terlihat lebih menarik, praktis, dan sesuai dengan cara hidup
masyarakat Asia. Cara tersebut juga digunakan Korea untuk
mengahasilkan produk yang lebih elegan dan sesuai
perkembangan zaman.
Selain budaya kerja, formula rahasia keberhasilan mereka
juga perlu diteladani. Cara yang paling tepat adalah dengan
mengirim pelajar kita untuk belajar di negara Jepang dan Korea.
Sebenarnya inti sari formula Jepang dan rahasia Korea adalah
kegigihan dan kesungguhan untuk mengubah nasib dan citra
bangsa mereka. Kedua negara tersebut juga tidak percaya pada
permainan uang dan menggantungkan diri pada nasib. Mereka
lebih percaya pada usaha dan kerja sama kolektif antara semua
pihak untuk menyukseskan agenda dan tujuan yang telah
ditetapkan.
11. Rahasia Keberhasilan Perusahaan Jepang
Pembangunan perusahaan besar Jepang bertaraf nasional
dan multinasional dinilai berhasil dan menjadi sorotan banyak
negara di dunia. Perusahaan-perusahaan ini mampu bersaing dan
posisi mereka sudah di sejajarkan dengan perusaha-perusahaan
Barat. Misalnya Matsusitha, Hitachi, Sony, Toshiba, Sanyo, Honda
dan sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut dipandang
28. sejajar dengan perusahaan Barat seperti General Electric,
International Telephone and Telegraph, Siemens, dan Philips.
Perusahaan Jepang bisa menjadi sukses sepeerti sekarang
itu karena mereka sangat menjaga semua aspek yang erat
kaitannya dengan mutu produk dan bersedia menghabiskan jutaan
rupiah untuk penelitian dan pengembangan (R&D). Di Jepang,
Bagian (R&D) sangat diutamakan oleh perusahaan-perusahaan
besar karena maju dan mundurnya suatu perusahaan tergantung
kepada bagian ini. Kemudian faktor selanjutnya karena perusahaan
Jepang mau menanamkan modal besar untuk mempelajari dan
meneliti produk desain. Yang tujuannya untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu produknya agar tetap mampu bersaing di
pasaran. Persaingan menjadikan mereka lebih maju dalam mencari
ide dan cara demi mengoptimalkan produknya.
Ketika produk yang mereka hasilkan tidak memenuhi
standar, perusahaan Jepang bersedia menanggung kerugian.
Caranya bisa dengan menarik produk dari peredaran atau
menggantinya dengan produk baru. Jepang juga memberikan
garansi hingga tiga tahun pada setiap produk. Produk yang
mengalami kerusakan bisa diganti pada saat itu juga. Tidak hanya
menghemat biaya, cara tersebut juga memberikan keyakinan mutu
produk yang dihasilkan pada konsumen.
Hampir perusahaan di Timur dan Barat mengikuti strategi
yang berhasil digunakan Jepang. Anggapan bahwa produk yang
29. dihasilkan tidak berkualitas juga pernah dirasakan perusahaan-
perusahaan Jepang. Tapi, Jepang dapat membuktikan kualitas
mereka dan tidak diasingkan lagi. Produk negara itu mendapat
sambutan yang baik di pasaran internasional. Bukan hanya
memperbaiki temuan Barat, tapi juga menjadikannya lebih murah
dan mudah digunakan. Matsushita merupakan contoh terbaik
perusahaan yang berhasil memecahkan dominasi dan monopoli
perusahaan Barat. Begitu juga walkman buatan Sony yang
menimbulkan fenomena luar biasa di kalangan remaja era 1980-an.
Produk ini juga mencetuskan revolusi baru dalam barang elektronik
dan audio visual.
Produk-produk listrik buatan Jepang seperti Televisi, kulkas,
AC, mesin cuci dan peralatan rumah tangga sangat diminati. Hal
tersebut dapat dilihat dari minat para konsumen antara produk
buatan Jepang dan produk buatan Barat. Alasannya, produk
buatan Jepang lebih bermutu, praktis dalam hal penggunaan, dan
memiliki fungsi dengan kapasitas yang tinggi. Untuk membangun
citra yang baik dan meyakinkan konsumen, Jepang selalu
meningkatkan kualitas produknya.
12. Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Jepang
Penanaman modal yang tinggi dan besar-besaran erat
kaitannya dengan keberhasilan Jepang di bidang ekonomi. Pasca
Perang Dunia II, untuk memperbaiki perekonominannya yang
30. hancur Jepang menanamkan sebagian besar pendapatannya.
Sebagai negara yang kalah perang, sudah menjadi kewajiban
Jepang untuk menanggung beban hutang dan ganti rugi atas
semua kehancuran perekonomian. Walaupun hampir bangkrut,
Jepang terus berupaya bangkit kembali. Untuk ukuran suatu
negara yang sama sekali tidak memiliki sumber daya alam, hal
tersebut dianggap suatu keajaiban.
Jepang sukses meningkatkan pendapatannya dalam waktu
yang singkat, sehingga menjadikannya salah satu negara terkaya
di dunia. Jepang beralih menjadi sebuah negara industri penting.
Sektor perindustrian di Jepang sudah menggunakan teknologi
tinggi. Ada beberapa sektor industri yang sudah mendahului Barat,
seperti industri robot. Produk-produk Jepang sekarang ini
memonopoli pasar dunia, contohnya mobil keluaran Jepang dan
barang-barang elektroniknya. Keberhasilan tersebut dicapai hanya
dalam jangka waktu dua puluh lima tahun. Keberhasilan Jepang
dalam bidang ekonomi juga didukung oleh penanaman modal yang
hati-hati. Bukan hanya modal yang besar, teknologi tinggi dan
kinerja buruh yang intensif. Jepang juga mengembangkan
penanaman modal terhadap proyek-proyek yang mewah.
Uniknya dari bangsa Jepang, mereka lebih suka
membiarkan negara-negara lain melakukan penelitian awalan dan
pengembangan sebelum membeli hasil inovasi itu dan
mengembangkannya. Jepang akan menyempurnakan hasil
31. penemuan agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Penemuan
tersebut menjadi mudah digunakan dan mudah diperbaiki apabila
rusak. Selain itu, Jepang memiliki kemampuan memasarkan
produknya ke negara lain secara komersial. Sistem pemasaran
yang efektif menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi di negara
tersebut. Jepang juga dapat menembus pasar negara-negara yang
bermusuhan dengannya. Alasan kebencian akibat kekejaman
Jepang di masa lalu tidak mempengaruhi produk yang mereka
hasilkan. Sebaliknya, produk-produk tersebut justru digunakan oleh
negara-negara yang dulu pernah dijajahnya. Seakan-akan Jepang
ingin menebus dosa dengan membantu dan memimpin kembali
perekonomian Asia.
Tanpa campur tangan negara-negara di Asia, Jepang sadar
bahwa mereka mustahil kembali membangun perekonomian. Asia
menjadi sumber utama bahan mentah untuk menggerakkan sektor
industri mereka. Itulah yang menjadi alasan Jepang meluaskan
daerah jajahannya ke seluruh Asia Tenggara dan Pasifik. Melalui
kekuatan militer, Jepang tidak hanya menguasai pasar dagangnya,
tapi juga menguasai negara-negara yang memiliki sumber daya
alam melimpah. Tindakan inilah yang menghancurkan
perekonomian Jepang dan memaksa mereka mengulang dari awal
dengan sisa-sisa modal, teknologi dan sumber daya manusia.
Menjadi penguasa ekonomi dunia, Jepang berharap dapat
32. mengembalikan jati diri dan statusnya sebagai bangsa yang unggul
dan berbudi luhur.
13. Tiga Dasar Kekuatan Eksekutif
Cara pimpinan eksekutif Jepang bekerja dalam sebuah
organisasi dan perusahaan di pengaruhi oleh tiga hal dasar yang
menjadi kekuatan mereka. Pertama, pimpinan eksekutif memiliki
tugas khusus. Tidak hanya bertanggung jawab pada fungsi dan unit
tertentu, tapi juga terhadap keseluruhan perusahaan. Mereka
bertanggung jawab juga pada unit-unit lain. Dengan kata lain,
pimpinan eksekutif Jepang dapat melakukan pekerjaan dan tugas
apapun. Bagi mereka, kepentingan perusahaan harus diutamakan
daripada kepentingan pribadi.
Demi lancarnya kegiatan di dalam perusahaan, setiap
pimpinan eksekutif Jepang memiliki sikap terbuka dalam menjalin
hubungan dan menyatu dengan unit-unit lain. Setiap unit saling
berkerjasama, berkomunikasi, dan berinteraksi agar perusahaan
berjalan dengan lancar dan berada pada landasan yang benar.
Pimpinan eksekutif menjadi penghubung pada setiap unit dalam
organisasi. Harusnya didalam perusahaan tidak ada jarak antara
pimpinan eksekutif dan bawahan. Mereka harus bekerjasama
sebagai satu tim dan bukan menjalankan tugas sebagai individu
dengan jabatan tertentu. Ketegangan antara pihak pengelola dan
pekerja dalam struktur piramida suatu organisasi usaha
33. menyebabkan informasi tidak dapat disampaikan secara utuh.
Komunikasi selalu menjadi masalah yang mengakibatkan informasi
yang disampaikan menjadi berbelit-belit, menimbulkan salah
paham yang akhirnya menimbulkan kekecewaan di kalangan para
pekerja. Pemisahan inilah yang dalam pengelolaan sebuah
organisasi dapat merusakan nilai dan daya produk.
Kedua, untuk menyelesaikan masalah hierarki dalam struktur
piramida suatu organisasi, salah satu perusahaan Jepang
menyelesaikannya dengan membentuk satu kelompok pengelola
yang dapat meninjau kebawahan untuk memahami pandangan,
perasaan dan sikap para pekerja. Golongan eksekutif perlu menjadi
perantara antara pihak pengelola dan pekerja, bukan menjadi
tembok pemisah diantara keduanya. Dengan demikian, di dalam
organisasi Jepang kedudukan eksekutif dianggap penting karena
mereka memainkan peranan bagi kedua pihak, yakni pihak atasan
dan bawahan.
Ketiga, sistem gaji yang memberikan insentif keuntungan
kepada para pekerja. Hubungan antara para pekerja dan pengelola
serta organisasi menjadi tidak lancar apabila terdapat perbedaan
pada insentif jangka pendek dan jangka panjang atau pengukuran
hasil yang tidak konsisten dengan pengeluaran yang di khendaki.
Setiap pekerja diharga dalam organisasi bada usaha Jepang.
Untuk memberikan penghargaan pada para pekerja bukan hanya
dengan pemberian insentif, tapi juga dengan kenaikan gaji,
34. pemberian bonus, uang lembur, pujian dan sebagainya. Hal-hal
seperti itu dapat meningkatkan motivasi pekerja untuk
meningkatkan prestasi dan produktivitasnya.
Pihak pengelola juga bersedia memberikan perhatian pada
suara bawahan dalam bentuk imbalan yang dihargai para pekerja.
Bukan hanya berperan sebagai “mata” yang mengawasi dan
mengatur gerak-gerik pekerja, pimpinan eksekutif jugaberperang
sebagai telinga untuk mendengar segala pendapat, keluhan,
kemarahan, dan apa pun aspirasi yang ingin disampaikan pekerja
bawahan. Pimpinan eksekutif juga bertanggung jawab menangani
setiap masalah yang timbul. Untuk menyelesaikannya, diperlukan
kerjasama dari semua pihak dalam organisasi. Sebagai pimpinan
eksekutif, mereka harus bisa diterima semua golongan. Jika tidak,
usaha dan tugasnya akan menjadi sulit.
Perusahaan dan organisasi Jepang memiliki sikap
mendengar pendapat dan menghormati pekerja. Seorang pimpinan
eksekutif Jepang dapat mengundang pekerja bawahan ke ruang
kantornya, bersalaman, dan memberi tahu kalau ia memerlukan
bantuan darinya. Hal itu jarang terjadi dan dilakukan pimpinan
eksekutif organisasi di negara-negara lain. Banyak eksekutif
organisasi lain beranggapan bahwa para pekerja harus menerima
segala perkataan dan arahan dari mereka. Karena kedudukan yang
tinggi, mereka merasa pandangan dari bawahan tidaknlah penting.
Malah terkadang pandangan mereka tidak dipedulikan sama sekali.
35. Banyak pimpinan eksekutif berbuat demikian karena ego
dan berusaha menjaga kedudukannya. Mereka malu mendapatkan
bantuan dari pekerja bawahan. Sebaliknya, hal itu jarang terjadi
dalam organisasi Jepang. Pihak pengelola Jepang mau
berpendapat dan sama-sama melakukan suatu pekerjaan dengan
para pekerja bawahan tanpa memandang kelas dan jabatan. Tidak
ada jarak antara pihak pengelola dan para pekerja jika dilihat dari
segi kedudukan dan peranan mereka. Para pimpianan eksekutif
Barat, misalnya diajarkan agar tidak bergantung pada orang lain
dan harus mandiri. Keadaan tersebut berbeda dengan Jepang.
Secara tradisi, pimpinan eksekutif Jepang diajarkan agar
membantu orang lain adalah bagian dari unit manusia yang lebih
besar.
14. Kisah Keberhasilan Matsushita
Matsushita adalah salah satu perusahaan besar dunia yang
berhasil bukan karena diukur dari segi jumlah pekerja, produk yang
di hasilkan, maupun keuntungan yang diperoleh. Matsushita juga
dikenal sebagai perusahaan yang selalu memenuhi kebutuhan
masyarakat, pelanggan dan pekerjanya. Sejak berdiri,
perkembangan perusahaan Matsushita sangat menakjubkan.
Perusahaan ini juga mampu menyesuaikan dri dengan budaya dan
nilai tradisi sebuah negara, serta selera konsumen. Itulah alasan
36. mengapa beberapa dekade terakhir ini, perusahaan Matsushita
selalui berprestasi.
Menariknya Matsushita tidak menggunakan nama
perusahaannya pada produk yang mereka hasilkan. Produk-produk
seperti Panasonic, National, dan Technics adalah contoh produk
elektronik yang dihasilkan Matsushita. Walaupun setiap negara
yang menjadi sasaran produk mereka berbeda kebudayaan dan
norma, Matsushita tetap kokoh menjalankan usahanya.
Selain menciptakan lapangan pekerjaan untuk penduduk
setempat, di Malaysia pabrik-pabrik Matsushita juga memajukan
sektor perindustrian. Melalui dukungan insentif dari pemerintah
Malaysia, Matsushita berhasil membuka pabrik-pabrik yang
menghasilkan produk elektronik untuk konsumen, baik lokal
maupun luar negeri. Hasil produk Matsushita tentunya bermutu
tinggi dan diakui berbagai peringkat, contohnya produk Matsushita
bermerek National.
Rahasia dari perusahaan-perusahaan Jepang lainnya dalam
menghasilkan produk berkualitas adalah dengan memberikan
perhatian pada mutu setiap produk yang dihasilkan. Sejak
mengahasilkan produk pertamanya tahun 1918, Matsushita terus
berada pada peringkat teratas dalam industri elektronik. Ada
beberapa faktor yang mendukung keberhasilan Matsushita.
Diantaranya, sistem yang dikelola dalam menjalankan keputusan
secara kolektif melalui komunikasi yang terbina dari bawah ke atas.
37. Sebagian kesuksesannya juga di dapat melalui penggunaan alat-
alat yang dianggap tiruan dan ciptaan Barat. Karena itu produk-
produknya juga sudah sangat familiar di negara-negara Eropa.
Berbeda dengan kebanyakan perusahaan Jepang pada
umumnya, Matsushita tidak mengikuti strategi pemasaran
konvensional. Mereka tidak menggunakan merek nama
perusahaan pada mereknya. Melainkan memberikan dana pada
distributor untuk memasarkan produknya. Hasilnya terjalin
kedekatan antara produsen, distributor dan konsumen. Kemudian,
rahasia lain dari kesuksesan Matsushita adalah strategi pemasaran
produk dengan harga yang terjangkau konsumen.
Sejak dirintis, perusahaan Matsushita ini tidak terfokus pada
teknologi baru. Mereka menekankan pada mutu, bentuk dan harga.
Bagi mereka kunci keberhasilan produknya bergantung pada
kemampuan membentuk orientasi konsumen yang kuat pada setiap
produknya.
15. Kemauan dan Kerja Keras
Jepang adalah negara yang berjaya, namun tetap
memelihara segala warisan dan alat budaya mereka. Mereka
bangga sebagai bangsa Jepang dalam berbagai aspek kehidupan.
Mereka mampu menyerap dan menyesuaikan diri dengan nilai luar
dan segala perubahan yang terjadi. Perubahan harus dilakukan bila
suatu bangsa ingin maju dan sukses pada semua aspek. Melalui
38. perubahan akan timbul kemajuan dan kemajuan lahir dari
perubahan.
Jepang juga mampu menempatkan diri sejajar dengan
Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya.
Jepang tidak meniru produk-produk Barat. Mereka melakukan
penyesuaian, agar sesuai dengan konsumen di Asia. Bangsa
Jepang juga sangat cerdik karena berlindung di balik nama
perpindahan teknologi. Padahal sebenarnya, teknologi yang
dipindahkan adalah teknologi yang sudah tidak ingin digunakan
lagi.
Jepang menjalin hubungan baik dalam diplomasi dengan
negara-negara Asia. Jepang berusaha memulihkan kembali citra
mereka di kalangangan negara Asia yang pernah merasakan
kekejaman mereka saat dijajah. Jepang ingin dikenal sebagai
penguasa ekonomi yang memberi sumbangan penting untuk
menjamin kemakmuran negara-negara sebenuanya.
Negara-negara di Asia juga banyak menjadikan Jepang
sebagai contoh untuk membangun sektor ekonomi mereka. Salah
satunya Malaysia. Malaysia berharap dapat mempelajari sesuatu
dari Jepang melalui pengimporan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Malaysia juga mendapat banyak keuntungan dari penanaman
modal pengusaha Jepang karena banyaknya teknologi yang masuk
ke Jepang. Masuknya modal Jepang ini juga membantu
perkembangan industri Malaysia. Hal itu juga membuka wawasan
39. para pekerja tentang budaya kerja bangsa Jepang. Terdapat
perbedaan antara cara pengelolaan Jepang dan Malaysia. Di
perusahaan Jepang, para pekerja dilatih untuk berdisiplin dan
memberikan penekanan kepada kebersihan, sesuatu yang selalu
diabaikan.
Berdasarkan penelitian Dewan Perdagangan dan
Perindustrian Jepang Malaysia (JACTIM) terhadap 215 perusahaan
Jepang pada awal tahun 1994, sebanyak 34% atau tujuh puluh
empat perusahaan memilih Malaysia sebagai tujuan penanaman
modal terbaik. Penelitian ini membuktikan bahwa sektor
perindustrian di Malaysia menyediakan barang produksi Jepang
untuk pasar di seluruh dunia. Faktor kestabilan politik, lokasi yang
strategis, dan hubungan dagang yang baik menjadi faktor Jepang
memilih Malaysia. Dorongan dari pemerintah Malaysia juga
membuat Jepang bersemangat menanamkan modal disana.
Bangsa Jepang membuktikan bahwa keadaan suatu bangsa
bukanlah penghalang untuk sukses. Keadaan fisik, geografis, dan
kedudukan negara juga bukan faktor utama sebuah negara untuk
menjadi lebih maju. Bagi Jepang, yang penting adalah sikap dan
pandangan pada pekerjaan, cara bekerja, dan tujuan seseorang
saat bekerja. Usaha lebih penting daripada pembicaraan yang tidak
berguna. Bangsa Jepang tidak pernah berdalih dan menciptakan
alasan. Mereka percaya dan yakin, apapun halangannya, pasti ada
jalan keluarnya.