Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
Beberapa data analisis dari gempa gempa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir
1. Gempa Donggala, Palu (2018) berkekuatan 7,4 SR
2.Gempa Lombok (2018) Kekuatan 7,0 SR
3. Gempa Jawa (2017) Berkekuatan 6,5 SR
4. Gempa Peru (2019) Berkekuatan 8,0 SR
5. Gempa Laut Aegea (2020) Kekuatan 7,0 SR
makalah ini berisi keterangan dari beberapa jenis jembatan diantaranya:
1. jembatan sederhana
2. jembatan pelat beton
3. jembatan baja
4. jembatan komposit
5. jembatan lengkung
6. jembatan gantung
ada juga kelebihan dan kekurangan jembatan itu sendiri
Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik pada umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks. Di antara sekian banyak pengaruh adalah adanya kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa yang tidak menentu. Dengan melihat kondisi yang demikan, maka sangat sulit diper-kirakan sebaran radiasi medan elektromagenitik secara pasti dari suatu jarak terhadap kedudukan suatu pemancar. Namun, hal itu masih memungkinkan untuk mem- propagasikan gelombang tetapi kita harus memperhatikan setiap pengamatan cuaca yang disampaikan oleh lembaga meteorologi dan geofisika. Makna inti dari propagasi suatu gelombang radio adalah menyebarkan (transmisi) gelombang elektromagnitik di udara bebas. Oleh karena itu kualitas hasil penerimaan sinyal sedikit maupun banyak juga dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar angkasa. Cuaca yang sangat baik tentu akan sangat membantu dalam menaikkan kualitas sinyal yang dapat ditangkap oleh antena penerima.
Beberapa data analisis dari gempa gempa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir
1. Gempa Donggala, Palu (2018) berkekuatan 7,4 SR
2.Gempa Lombok (2018) Kekuatan 7,0 SR
3. Gempa Jawa (2017) Berkekuatan 6,5 SR
4. Gempa Peru (2019) Berkekuatan 8,0 SR
5. Gempa Laut Aegea (2020) Kekuatan 7,0 SR
makalah ini berisi keterangan dari beberapa jenis jembatan diantaranya:
1. jembatan sederhana
2. jembatan pelat beton
3. jembatan baja
4. jembatan komposit
5. jembatan lengkung
6. jembatan gantung
ada juga kelebihan dan kekurangan jembatan itu sendiri
Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik pada umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks. Di antara sekian banyak pengaruh adalah adanya kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa yang tidak menentu. Dengan melihat kondisi yang demikan, maka sangat sulit diper-kirakan sebaran radiasi medan elektromagenitik secara pasti dari suatu jarak terhadap kedudukan suatu pemancar. Namun, hal itu masih memungkinkan untuk mem- propagasikan gelombang tetapi kita harus memperhatikan setiap pengamatan cuaca yang disampaikan oleh lembaga meteorologi dan geofisika. Makna inti dari propagasi suatu gelombang radio adalah menyebarkan (transmisi) gelombang elektromagnitik di udara bebas. Oleh karena itu kualitas hasil penerimaan sinyal sedikit maupun banyak juga dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar angkasa. Cuaca yang sangat baik tentu akan sangat membantu dalam menaikkan kualitas sinyal yang dapat ditangkap oleh antena penerima.
1. Review Jurnal terkait
aplikasi microtremor
1. Ikhwanu Soffa Husaini (31.19.0016)
2. Imam Thantawi Anfasa (31.19.0017)
3. Izza Mitha Ariyani (31.19.0018)
4. M. Wahyu Rizki Pajar (31.19.0019)
5. Mhd. Fachrul Rozi (31.19.0020)
6. Muhammad Fajar Zakariah (31.19.0021)
7. Muhammad Adli Dzilfikra (31.19.0022)
8. Muhammad Azany Harits (31.19.0023)
2. Mikrotremor
Mikrotremor atau ambient noise merupakan metode geofisika seismik pasif yang berupa getaran
tanah dengan amplitudo mikrotremor yang dapat timbul karena faktor alam ataupun faktor manusia.
Pada dasarnya metode ini mengukur frekuensi natural yang dihasilkan oleh getaran yang ada didalam
bumi. Frekuensi natural merupakan frekuensi dasar suatu tempat dalam menjalarkan getaran atau
gelombang.
Karakteristik mikrotremor erat kaitannya dengan kondisi struktur tanah wilayah daerah penelitian
untuk mengetahui keadaan bawah permukaan tanah. Dari pengukuran mikrotremor dapat diketahui
sifat getaran dalam lapisan dibawah permukaan tanah (Nakamura, 2000).
Output dari Analisa mikrotremor biasanya berupa peta sebaran tanah.
3. Identitas Jurnal
Judul : MIKROZONASI SEISMIK WILAYAH KOTA PADANG BERDASARKAN PENGUKURAN
MIKROTREMOR (SEISMIC MICROZONATION OF PADANG CITY BASED ON MICROTREMOR
MEASUREMENTS)
Penulis : Adrin Tohari, Dadan Dani Wardhana
Penerbit Jurnal RISET Geologi dan Pertambangan, Vol.28, No.2, Desember 2018
4. Latar Belakang
Kota Padang merupakan salah satu wilayah kota pesisir yang rentan terhadap bahaya gempa bumi besar dari
aktifitas tektonik pada zona subduksi di sebelah barat wilayah ini. Salah satu peristiwa gempa bumi yang terjadi
tahun 2009 mengakibatkan kerusakan ringan hingga berat. Penelitian yang dilakukan oleh Tohari et al. (2011).
Terdapat lapisan batuan sedimen di wilayah pesisir, hingga kedalaman 30 m, tersusun oleh lapisan pasir dengan
kepadatan yang bervariasi dari lepas hingga padat dan lapisan lempung lunak. Keberadaan lapisan tanah lunak
ini dapat mengamplifikasi getaran tanah seismik selama gempa bumi tersebut dengan efek yang akan bervariasi
dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
Untuk memitigasi kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa maka perlu dilakukan studi mikrozonasi seismik
untuk mengkaji efek kondisi geologi lokal terhadap getaran tanah akibat peristiwa gempa secara kuantitatif.
Mikrozonasi seismik sangat diperlukan di wilayah ini untuk mendukung kajian bahaya dan risiko seismik dan
untuk menyediakan data yang diperlukan untuk rancangan bangunan tahan gempa dan struktur perkuatan dari
bangunan yang sudah ada.
5. Tujuan Penulisan Jurnal
Tujuan utama penelitian ini untuk menyajikan hasil kajian kerentanan seismik berdasarkan metode
mikrotremor di wilayah Kota Padang. Adapun sasaran dari kajian ini adalah untuk :
1. Mengetahui sebaran nilai periode predominan tanah dan faktor amplifikasi tanah berdasarkan
rasio respon spektra (HVSR).
2. Mengkaji faktor yang mempengaruhi respon spectra tanah.
3. Menyusun peta mikrozonasi kerentanan seismik berdasarkan hasil pengukuran mikrotremor
dengan memperhatikan tingkat kerusakan bangunan akibat gempa bumi tahun 2009.
6. Metode Penelitian
Pengukuran mikrotremor dilakukan pada 499 titik yang tersebar di wilayah seluas + 125 km2 dari pesisir di
sebelah barat dan wilayah perbukitan di sebelah timur, dengan spasi antar titik pengukuran berkisar 1-2 km.
Jangkauan response frekuensi sensor adalah 0,1 - 20 Hz.. Jangka waktu pengambilan data di setiap lokasi
selama 660 detik.
Data rekaman waktu akan dibagi menjadi 33 segmen, dengan durasi 20 detik. Untuk setiap lokasi, 20 segmen
data dipilih dari 33 segmen. Kemudian dihitung menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT),
dengan persamaan :
Dimana r(f) adalah rasio spektrum horizontal dan vertikal (H/V), dan FNS, FEW dan FUD masing-masing
adalah spektra amplitudo Fourier untuk arah utara-selatan, timur-barat dan atas-bawah.
7. Hasil Penelitian
Rasio spektra H/V berdasarkan jenis lapisan tanah di wilayah Kota Padang dapat diklasifikasikan menjadi 3
(tiga) jenis yaitu daerah dataran yang tersusun oleh endapan aluvial, daerah lereng landai yang terbentuk oleh
material kipas aluvial, dan daerah perbukitan yang tersusun oleh lapisan tanah hasil pelapukan batuan vulkanik.
Nilai periode predominan lapisan tanah sangat bervariasi,
umumnya berkisar antara 0,5 - 3,5 detik. Nilai periode
predominan rendah (T < 0,4 detik) umumnya terdeteksi pada
lapisan tanah aluvial di bagian timur dan daerah perbukitan
vulkanik kuarter. Nilai periode predominan lapisan aluvial di
wilayah tengah dan lapisan kipas aluvial berkisar antara 1,0 dan
2,0 detik. Sedangkan rasio spektral lapisan aluvial di bagian
barat (pesisir pantai) cenderung mempunyai puncak dengan
nilai periode predominan lebih besar dari 2,0 detik. Gambar. Peta mikrozonasi di wilayah kota Padang
8. Rasio spektral H/V sangat berbeda di setiap lokasi pengukuran sehingga lapisan tanah
aluvial di wilayah Kota Padang mempunyai ketebalan yang bervariasi. Hal ini
mengindikasikan pengaruh struktur bawah permukaan yang kuat terhadap variasi
ketebalan lapisan tanah aluvial sehingga sifat dinamik tanah alluvial menjadi bervariasi di
setiap lokasi.
Berdasarkan peta mikrozonasi diatas, sebagian besar wilayah Kota Padang berada pada
zonasi kerentanan amplifikasi sedang hingga tinggi, terutama di wilayah Koto Tangah,
Nanggalo dan Padang Utara. Sementara wilayah Padang Utara bagian selatan, Padang
Barat bagian selatan, Padang Timur bagian selatan, dan Padang Selatan bagian utara
termasuk dalam zonasi kerentanan amplifikasi tinggi hingga sangat tinggi.
9. Kesimpulan
1. Respon spektra H/V lapisan tanah dengan nilai periode predominan dan berkisar 0,4 – 3,5 detik, dan faktor
amplifikasi dapat mencapai nilai 15.
2. Analisa respon spectra menunjukkan keberadaan zona tinggian dan depresi di bawah permukaan lapisan
material aluvial.
3. Berdasarkan variasi dan sebaran nilai faktor amplifikasi, wilayah Kota Padang dapat diklasifikasikan
menjadi 5 zona kerentanan sangat rendah hingga sangat tinggi. Bangunan-bangunan yang rusak sedang
hingga runtuh pada gempa bumi Padang tahun 2009 berada pada zona kerentanan amplifikasi tinggi hingga
sangat tinggi. Hasil studi ini merekomendasikan revisi rencana tata ruang Kota Padang dengan
mempertimbangkan aspek amplifikasi getaran gempa dan upaya mitigasi bahaya gempa bumi dengan
perkuatan struktur bangunan-bangunan di zona kerentanan sedang hingga sangat tinggi untuk mengurangi
kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat peristiwa gempa bumi besar di masa mendatang.