2. PENDAHULUAN
Masa lalu penggunaan pupuk kandang
sebesar 10-20 ton per hektar
Masa sekarang lebih tergantung
menggunakan pupuk kimia
Masa depan kembali ke bahan-bahan
organik
3. DEKOMPOSISI
Bahan dasar pembuatan pupuk organik adalah
kotoran sapi yang didekomposisi dengan
ditambah bahan lain seperti abu/arang dan
dolomit
Kelebihan kotoran sapi : tidak mengandung
logam berat, kandungan N tinggi, serat tinggi.
Tujuan dekomposisi : menurunkan C/N ratio
limbah organik, membunuh gulma, membunuh
bakteri patogen, membentuk suatu produk yang
seragam
4. HAL PENTNG DEKOMPOSISI
1. Kadar Air : dipertahankan 60% agar
tercipta kondisi anaerob, jika < 60%
bakteri tidak berfungsi
2. Aerasi : pembalikan material agar suplai
oksigen pada timbunan kompos cukup.
3. Temperatur : kisaran 60-700C
memberikan efek C/N ratio turun,
membunuh bakteri patogen,
pembebasan CO2 yang diambil dari
tanaman berklorofil
5. JENIS PUPUK ORGANIK
1. Pupuk Hijau : tanaman/bagian tanaman
yang dibenamkan ke tanah.
2. Pupuk Kandang : pupuk yg berasal dari
kotoran ternak berupa hasil buangan
padat dan cair yang dicampur dengan
sisa jerami
3. Kompos : pupuk alam yang dibuat dari
kotoran ternak, sampah, limbah
pertanian yang telah mengalami
pengolahan
6. PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK
1. Pupuk Kandang/kompos
Bahan :
Pupuk kandang 3.000 kg
Arang sekam/kayu 50 kg
Dolomit 50 kg
Tetes tebu 5 lt
Em4 5 lt
Katul 5 kg
Pupuk SP 36 5 kg
Pupuk Urea 5 kg
Plastik penutup 1 lbr
7. Cara Pembuatan
Campurkan pupuk kandang, arang sekam yg
dihaluskan, katul, dolomit, SP36, urea dan
diaduk rata.
Larutkan EM4 dan tetes tebu pada air pd
campuran pertama kemudian diaduk sampai
rata (kadar 60%)
Tiap minggu dilakukan pembalikan
Setelah 1 bulan pupuk digiling agar lembut dan
siap dikemas/dijual.
8. KANDUNGAN PUPUK ORGANIK
Salah satu hasil analisa proksimat pupuk
organik :
Moisture 40%
Total N > 1,81%
P2O5 > 1,89%
K2O > 1,96%
CaO > 2,96%
MgO > 0,70%
C/N Ratio <16,0%
Bakteri patogen bebas
9. MANFAAT PUPUK ORGANIK
1. Mampu menggantikan pupuk kimia
sehingga biaya dapat ditekan
2. Bebas dari biji tanaman liar dan bakteri
patogen
3. Tidak berbau dan mudah digunakan
4. Menyediakan unsur hara yang seimbang
dalam tanah
5. Meningkatkan populasi mikroba tanah
sehingga struktur tanah tetap gembur
6. Memperbaiki derajat keasaman (pH) tanah
7. Meningkatkan produksi antara 10-30%
10. 2. Pupuk Cair
Bahan :
Urine sapi 100 lt
Susu murni 10 lt
Tetes tebu 10 lt
Cangkang telur 3 kg
Terasi 2 kg
Micin/penyedap rasa 1 kg
Kunir 5 kg
Laos 5 kg
Jahe 5 kg
Temu lawak 5 kg
EM4 5 lt
Daun gamal, sirsak 2 kg
11. Cara Pembuatan
Parut semua empon-empon, tambahkan air
untuk diperas dan diambil sarinya.
Tumbuk daun gamal dan sirsak, tambahkan air
sedikit dan rendam semalam
Siapkan drum untuk fermentasi
Masukkan urine, air empon-empon, air daun
gamal dan sirsak, larutan terasi dan micin, kapur
barus, bakteri rumen sapi, tetes tebu, susu murni
ke dalam drum kemudian aduk kira-kira ½ jam
Tutup drum, tempatkan di lokasi yg terlindung
dari sinar matahari dan hujan
Setelah 21 hari proses fermentasi selesai dan
siap untuk digunakan
12. CARA PENGGUNAAN
1. Pupuk padat : sebagai pupuk
dasar dengan cara menebarkan
kemudian diaduk sampai rata
dengan tanah. Dosis 3-5 ton
per Ha.
2. Pupuk organik cair : dosis
penyemprotan 10 cc dicampur
10 liter air, tidak boleh dicampur
pestisida lain. Interval
penyemprotan 2 minggu sekali.