Laporan praktikum menguji kadar air dan kadar volatil sampah. Sampel diuji kadar airnya dengan mengeringkan sampah pada oven selama 24 jam, kemudian dibandingkan berat basah dan kering. Kadar volatil diuji dengan memanaskan sampah pada 600°C selama 2 jam, kemudian dibandingkan berat sebelum dan sesudah pemanasan. Hasil dihitung menggunakan rumus persentase. Praktikum berlangsung pada 24 Maret 2015 di laborator
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Teknik pengolahan limbah dengan "bar screening" digunakan untuk menyaring limbah cair dan memisahkan limbah padat berukuran besar. Alat bar screening menggunakan jeruji logam untuk menyaring limbah cair sehingga partikel padat yang lebih besar tertahan sedangkan cairan dapat mengalir. Proses ini penting untuk mengurangi beban limbah dan memulihkan bahan bermanfaat serta mencegah penyumbatan peralatan.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Modul ini membahas perencanaan teknis unit pengumpulan sistem pengelolaan limbah terpusat khususnya jaringan perpipaan, (2) Pembahasan meliputi perencanaan pipa retikulasi dan pipa induk beserta debit desain dan dimensi pipa, (3) Perencanaan harus mengacu pada standar teknis yang berlaku.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Teknik pengolahan limbah dengan "bar screening" digunakan untuk menyaring limbah cair dan memisahkan limbah padat berukuran besar. Alat bar screening menggunakan jeruji logam untuk menyaring limbah cair sehingga partikel padat yang lebih besar tertahan sedangkan cairan dapat mengalir. Proses ini penting untuk mengurangi beban limbah dan memulihkan bahan bermanfaat serta mencegah penyumbatan peralatan.
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Modul ini membahas perencanaan teknis unit pengumpulan sistem pengelolaan limbah terpusat khususnya jaringan perpipaan, (2) Pembahasan meliputi perencanaan pipa retikulasi dan pipa induk beserta debit desain dan dimensi pipa, (3) Perencanaan harus mengacu pada standar teknis yang berlaku.
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Teknik pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD melibatkan penyiapan botol sampel dengan mencuci dan membilasnya dengan asam klorida dan air bebas analit. Volume sampel minimal 1000 ml diambil dari lokasi yang mewakili karakteristik air limbah sebelum dan sesudah IPAL. Sampel dimasukkan ke dalam botol sambil menghindari gelembung udara dan ditutup rapat untuk disimpan maksimal 2 hari pada suhu pending
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
1. Dokumen membahas tentang saluran terbuka dan sifat-sifatnya, termasuk jenis saluran, geometri saluran, distribusi kecepatan aliran, rumus Chezy-Manning, dan pengukuran debit saluran terbuka.
2. Ada dua jenis saluran yaitu alami dan buatan, saluran buatan memiliki geometri yang tetap sedangkan saluran alami tidak.
3. Kecepatan aliran bervariasi di sepanjang kedalaman dan maksimum antara 0,75-
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
Dokumen tersebut membahas beberapa poin tanpa memberikan informasi spesifik. Dokumen tersebut hanya berisi nomor urut tanpa adanya kalimat atau paragraf yang memberikan makna.
Sistem Penyaluran Terpisah adalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran drainase khusus. Dokumen ini menjelaskan definisi, contoh kasus penerapan sistem penyaluran terpisah di sebuah komplek pesantren, proses pengolahan air limbah yang digunakan, baku mutu air limbah domestik, serta kelebihan dan kekurangannya.
Evaluasi operasional unit intake, prasedimentasi, koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi di Instalasi Pengolahan Air Minum Dekeng II – PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Laporan ini mengevaluasi operasi unit-unit pengolahan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Bogor dengan mengamati proses kerja, mengukur parameter, dan membandingkannya dengan kriteria desain. Beberapa unit seperti koagulasi dan sedimentasi memenuhi kriteria, sementara pra
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
Metode Storet merupakan salah satu metode untuk menentukan status mutu air, yang tentunya mengacu pada baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya. Materi mata kuliah pengolahan kualitas air.
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Dokumen tersebut membahas kriteria teknis dan non-teknis yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kriteria teknisnya meliputi jarak minimum IPAL dari pemukiman, topografi lahan, kualitas badan air penerima, tingkat bahaya banjir, dan jenis tanah. Sedangkan kriteria non-teknisnya adalah legalitas lahan, batas administrasi, dan tata guna lahan. Dokumen ini bertuju
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang prosedur perencanaan rinci sistem drainase perkotaan, mencakup pengumpulan data, analisis hidrologi untuk menentukan debit rencana, dan kriteria perencanaan terkait hidraulika, struktur, dan lainnya. Prosedur ini dimulai dari studi kelayakan rencana induk drainase sebelum merancang detail sistem drainase perkotaan.
Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, sumbernya, dan cara pengelolaannya. Komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah penduduk, aktivitas, gaya hidup, dan iklim. Sampah dapat berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, namun di masa mendatang dapat pula dimanfaatkan sebagai
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Teknik pengambilan sampel air limbah untuk pemeriksaan BOD melibatkan penyiapan botol sampel dengan mencuci dan membilasnya dengan asam klorida dan air bebas analit. Volume sampel minimal 1000 ml diambil dari lokasi yang mewakili karakteristik air limbah sebelum dan sesudah IPAL. Sampel dimasukkan ke dalam botol sambil menghindari gelembung udara dan ditutup rapat untuk disimpan maksimal 2 hari pada suhu pending
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
1. Dokumen membahas tentang saluran terbuka dan sifat-sifatnya, termasuk jenis saluran, geometri saluran, distribusi kecepatan aliran, rumus Chezy-Manning, dan pengukuran debit saluran terbuka.
2. Ada dua jenis saluran yaitu alami dan buatan, saluran buatan memiliki geometri yang tetap sedangkan saluran alami tidak.
3. Kecepatan aliran bervariasi di sepanjang kedalaman dan maksimum antara 0,75-
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
Dokumen tersebut membahas beberapa poin tanpa memberikan informasi spesifik. Dokumen tersebut hanya berisi nomor urut tanpa adanya kalimat atau paragraf yang memberikan makna.
Sistem Penyaluran Terpisah adalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran drainase khusus. Dokumen ini menjelaskan definisi, contoh kasus penerapan sistem penyaluran terpisah di sebuah komplek pesantren, proses pengolahan air limbah yang digunakan, baku mutu air limbah domestik, serta kelebihan dan kekurangannya.
Evaluasi operasional unit intake, prasedimentasi, koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi di Instalasi Pengolahan Air Minum Dekeng II – PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Laporan ini mengevaluasi operasi unit-unit pengolahan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Bogor dengan mengamati proses kerja, mengukur parameter, dan membandingkannya dengan kriteria desain. Beberapa unit seperti koagulasi dan sedimentasi memenuhi kriteria, sementara pra
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
Metode Storet merupakan salah satu metode untuk menentukan status mutu air, yang tentunya mengacu pada baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya. Materi mata kuliah pengolahan kualitas air.
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Dokumen tersebut membahas kriteria teknis dan non-teknis yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kriteria teknisnya meliputi jarak minimum IPAL dari pemukiman, topografi lahan, kualitas badan air penerima, tingkat bahaya banjir, dan jenis tanah. Sedangkan kriteria non-teknisnya adalah legalitas lahan, batas administrasi, dan tata guna lahan. Dokumen ini bertuju
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Upflow Anaerobic Filter - Per...Joy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang prosedur perencanaan rinci sistem drainase perkotaan, mencakup pengumpulan data, analisis hidrologi untuk menentukan debit rencana, dan kriteria perencanaan terkait hidraulika, struktur, dan lainnya. Prosedur ini dimulai dari studi kelayakan rencana induk drainase sebelum merancang detail sistem drainase perkotaan.
Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, sumbernya, dan cara pengelolaannya. Komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah penduduk, aktivitas, gaya hidup, dan iklim. Sampah dapat berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, namun di masa mendatang dapat pula dimanfaatkan sebagai
Analisis proksimat merupakan metode analisis komposisi kimia bahan pakan yang dikembangkan pada abad ke-19 di Jerman. Metode ini menentukan kadar air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, bahan ekstrak tanpa nitrogen, dan abu/mineral dalam suatu bahan pakan. Hasil analisis proksimat memberikan informasi tingkat tinggi tentang kandungan nutrisi makro bahan pakan.
1. Metode pengeringan digunakan untuk menentukan kadar air dalam minyak goreng. Minyak dipanaskan hingga suhu 105°C selama satu jam untuk menguapkan airnya.
2. Kadar air dalam minyak tersebut adalah 0,08% yang tergolong normal menurut standar.
3. Dokumen ini memberikan prosedur penentuan kadar air dalam minyak menggunakan metode pengeringan.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tepung tapioka, ikan asin, dan kopi. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara analisis kadar abu bahan pangan dan hasil pertanian serta mengukur kadar abunya menggunakan metode pengabuan kering. Hasilnya menunjukkan nilai kadar abu tepung tapioka jauh berbeda dengan nilai RSD-nya, menandakan adanya penyimpangan. Sedangkan kad
Laporan praktikum menentukan berat molekul senyawa berdasarkan pengukuran massa jenis gas. Metode yang digunakan adalah penguapan, pendinginan, dan pengeringan kloroform. Berat molekul kloroform diperoleh sebesar 42743,976 gram/mol.
Tepung terigu, tapioka, tepung beras, tepung ketan, dan tahu memiliki kadar air berkisar antara 10-15% berdasarkan berat basah dan 12-15% berdasarkan berat kering. Kadar air tahu paling tinggi yaitu sekitar 76% berdasarkan berat basah dan 320% berdasarkan berat kering. Kadar air ditentukan dengan memanaskan sampel di oven hingga berat konstan.
Berdasarkan penelitian tentang TSS berdasarkan ISO 14001 yang dilakukan di perusahaan farmasi dan galvanis di Semarang, implementasi ISO 14001 telah membantu perbaikan berkelanjutan kebijakan lingkungan perusahaan sehingga kinerja pengelolaan lingkungannya meningkat. Hasilnya, operasi IPAL kedua perusahaan telah optimal dengan peringkat biru untuk farmasi dan hijau untuk galvanis menurut laporan tahun 2007.
Proses pengolahan limbah secara anaerobik dilakukan untuk air limbah dengan kandungan organik tinggi (>2000 ppm) dan bertujuan menghasilkan biogas. Percobaan ini menentukan konsentrasi COD awal dan akhir serta kandungan MLVSS untuk mengetahui kuantitas mikroba dan degradasi.
Dokumen tersebut menjelaskan metode penelitian yang meliputi materi penelitian yaitu kualitas air sungai dan perilaku masyarakat, sasaran penelitian yaitu kualitas air tiga sungai dan perilaku kesehatan masyarakat, metode pengambilan sampel air dan masyarakat, serta variabel dan prosedur pengukuran kualitas air dan perilaku masyarakat.
1. Dokumen tersebut membahas mengenai alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yang dikelompokkan menjadi alat-alat gelas, alat-alat preparasi, dan alat-alat pelengkap beserta fungsi dan prinsip kerja masing-masing alat.
Analisis kadar air merupakan analisis penting untuk menentukan kualitas dan stabilitas bahan pangan serta untuk memenuhi standar komposisi dan peraturan. Terdapat berbagai metode untuk menentukan kadar air, baik metode langsung seperti pengeringan oven maupun metode tidak langsung seperti spektroskopi inframerah.
Dokumen tersebut merangkum pengenalan dan penerapan peralatan analisis kimia dalam praktikum dasar-dasar kimia analitik. Dibahas mengenai tujuan praktikum untuk menggunakan peralatan analisis, teknik dasar seperti pengukuran dan penyaluran cairan menggunakan pipet dan buret, serta perawatan alat-alat laboratorium seperti buret.
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai instrumen yang digunakan untuk mengetahui kualitas lingkungan, makanan, dan minuman. Instrumen tersebut meliputi detektor CO, lux meter, vaneometer, termo-higrometer, termometer raksa, sling psychometer, alat tes logam berat, tes zat beracun, dan tes kontaminasi makanan. Dokumen juga menjelaskan parameter maksimum yang diperbolehkan untuk kandungan kimia, mikroorganisme, dan fis
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis proses transpor membran pada kentang dan larutan teh. Kentang dimasukkan ke dalam air biasa dan air garam untuk mengamati osmosis, sedangkan teh dimasukkan ke dalam air untuk mengamati penyebaran zat warna. Hasilnya akan dianalisis untuk memahami proses yang terjadi.
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamHasib Habibie
Dokumen tersebut merangkum proses pengolahan air dan analisis kualitas air yang diproduksi oleh PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Proses pengolahan air meliputi intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, dan penampungan ke dalam reservoir. Analisis kualitas air meliputi pengujian parameter fisika dan kimia sesuai standar yang ditetapkan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas air yang dihasilkan telah memenuhi standar
1. LAPORAN PRAKTIKUM PTPSP – B
“ UJI KADAR AIR DAN KADAR VOLATIL
SAMPAH“
NAMA KELOMPOK A / SUB 1 :
1. YULISTRA NAFTALI E.P P27833113040
2. VEBRINA ARVIANTI P27833113010
3. NURFARIDA SAFITRI P27833113018
4. SAFITRI PRANELIANI P27833113027
5. SELLA PUSPITA P27833113042
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN RI
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
SURABAYA
2. TAHUN 2014 – 2015
KADAR AIR SAMPAH
I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : Selasa,24 Maret 2015
Waktu : 08.30 – selesai
Tempat : Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya
II. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar air sampel sampah dari suatu sumber tertentu
III. Prinsip Kerja :
Sampel sampah dikeringkan agar semua air yang terkandung didalamnya hilang
IV. Dasar Teori :
Kadar air sampah merupakam salah satu sifat fisis samapah .Kadar air
menunjukkan kandungan air yang ada dalam sampah .Dalam pengukuran kadar
air sampah metode yang digunakan adalah metode pengukuran berat basah dan
pengukura berat kering .Metode pengukuran berat basah menyatakan kandungan
air sampah sebagai presentase berat basah material ,sedangkan metode
pengukuran berat kering menyatakan kandungan air sampah sebagai presentase
berat kering material. Parameter ini dapat ditentukan dengan mengeringkan
3. sampel sampah yang telah diketahui berat basahnya dan kemudian diukur kebali
perubahan beratnya .Berat yang hilang akan dinyatakan sebagai presentase.
Dengan cara perhitungan sebagai berikut :
%kadar air = Berat cawan isi A - berat cawan isi B
Berat cawan isi A – berat cawan kosong
%kadar air = ( 100% - %kadar air )
Kadar air sampah domestik berbeda-beda karena beberapa faktor yang
mempengaruhi,antara lain komposisi sampah,musim tahunan,kelembapan,kondisi
cuaca terutama hujan.Pengukuran kadar air sampah berguna untuk penentuan
desain incenerator dan operasinya karena kadar air sampah berpengaruh terhadap
nilai kalori dan karakteristik ignition sampah. Kadar air pada sampah juga
trgantung pada komposisi sampah karena masing-masing komponen sampah
memiliki kemampuan untuk mengikat air yang berbeda-beda.
V. Alat dan Bahan :
• Sampel sampah
• Timbangan
• Cawan petri
• Penjepit
• Oven
• Pisau
• Deksikator
VI. Langkah Kerja :
4. • Menyiapkan alat dan bahan
• Memotong sampah menggunakan pisau dengan ukuran 1-3cm
• Menimbang sampah seberat 100gr dengan menggunakan timbangan
• Memanaskan cawan petri kosong kedalam oven selam 1 jam
• Memasukannya ke dalam deksikator selama 15 menit,setelah itu timbang dengan
menggunakan timbangan kemudian catat hasilnya.
• Memasukan sampah ke dalam cawan petri kemudian menimbangnya dan mencatat
hasilnya sebagai (A gram)
• Setelah itu memasukkan kembali ke dalam oven selama 24jam
• Setelah 24 jam , kemudian memasukannya kembali kedalam deksikator selama 15
menit
• Kemudian menimbangnya dengan menggunakan timbangan dan mencatat hasilnya
sebagai (B gram)
VII. Hasil Praktikum :
VIII. Kesimpulan :
KADAR VOLATIL SAMPAH
I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : Selasa,24 Maret 2015
Waktu : 08.30 – selesai
Tempat : Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya.
II. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar air volatil yang dikandung sampah dari suatu sumber tertentu.
III. Prinsip Kerja :
5. Sampah dipanaskan pada temperatur tertentu dimana bagian volatil sampah akan berpijar
dan menguap
VI. Dasar Teori :
Senyawa volatil adalah senyawa-senyawa kimia organik yang mmpunyai moleul
yang kecil dan dapat terdistilasi dengan mudah dalam tekanan atmosfer .Senyawa
volatil dalam sampah berasal dari dekomposisi zat oragik yang terjadi dalam
keadaan fakultatif maupun anaerobik oleh mikroorganisme.Senyawa volatil
adalah merupakan senyawa organik yang masih dapat dibakar dan menguap pada
temperatur tinggi (650 C). Sehingga kadar volatil sampah menunjukan jumlahᵒ
zat organik dalam sampah yang menguap melalui pemanasan dengan temperatur
tinggi .Hasil pemanasan dengan suhu tinggi ini akan meninggalakan abu dan
residu .Abu dan residu merupakan material yang lembut ,berbentuk bubuk.
Sampah yang komponennya merupakan bahan kertas,plastik,dan material yang
lain yang dapat terbakar biasa memiliki kadar volatil yang tinggi
Kadar volatil merupakan parameter kimiawi sampah.Data mngenai kadar volatil
sampah sangat penting dalam menejemen persampahan.Terutama pada proses
pengelolahannya .Akumulasi senyawa volatil dapat menurunkan pH sampai
melebihi kapasitas buffer pada pengelolaan anaerobik ,Sehingga dapat
menganggu proses pengelolaan sampah.Sedangkan jumlah abu dan residu penting
untuk diketahui dalam penentuan desain incenerator agar dapat memberikan
kapasitas penampungan sampah yang sesuai .
Pengukuran kadar volatil dilakukan dengan cara menghaluskan sampel sampah
hingga diperoleh berat 4gram. Dari hasil pengukuran kadar air sampah .
Kadar volatil samapah dapat di tentukan sebagai berikut :
%kadar volatil = Berat crus isi A – berat crus isi B X 100%
Berat crus isi A – berat crus kosong
Kadar Abu = (100%-%kadar volatil)
6. V. Alat dan Bahan :
• Sampel sampah dari hasil sebelumnya
• Mortil dan alu
• Cawan crus
• Penjepit
• Oven
• Timbangan analitik
• Deksikator
VI. Langkah Kerja :
• Menyiapkan alat dan bahan
• Menggerus sampel hasil penatapan kadar air dengan menggunakan mortil dan alu
hingga halus
• Memasukkan cawan crus kedalam oven selama 1 jam setelah itu memasukkannya
kedalam deksikator selama 15 menit
• Setelah itu menimbang cawan dengan menggunakan timbangan analitik
• Menimbang sampel yang sudah dihaluskan sebanyak 4gram ,kemudian
dimasukkan kedalam cawan crus .
• Kemudian mencatat sebagai hasilnya A gram
7. • Memasukkan cawan crus kedalam oven dengan suhu 600 C selama 2 jam danᵒ
melebihkan 15 menit utuk mencapai suhu 600 Cᵒ
• Setelah itu mematikan oven dan menunggunya hingga kering
• Kemudian memasukkannya kedalam deksikator selama 15 menit
• Dan mencatat hasilnya sebagai B gram
VII. Hasil Praktikum :
VIII. Kesimpulan :
Daftar Pusaka
1. http://driverutapadang.blogspot.com/2013/02/kadar-volatil-sampah.html?
m=1
2. http://budiwijayatl09.blogspot.com/2010/12/kadar-air-sampah-i.html
Lampiran