Dokumen tersebut membahas tentang proteksi sistem pada generator tenaga listrik. Secara garis besar dibahas mengenai jenis-jenis proteksi yang digunakan pada generator besar, sedang dan kecil meliputi proteksi overcurrent, undervoltage, overvoltage, arus tanah, daya balik, kehilangan medan, temperatur tinggi, kecepatan berlebih, diferensial, beban berlebih, dan ketidakseimbangan arus fasa.
Sistem proteksi generator terdiri dari berbagai jenis relay seperti differential relay, overcurrent relay, undervoltage relay, dan overspeed relay yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan seperti hubung singkat, tegangan kurang, tegangan lebih, dan kecepatan berlebih guna melindungi generator.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada distribusi, trafo, transmisi, dan generator listrik untuk mengamankan sistem dari gangguan atau beban lebih dengan memisahkan bagian yang terganggu. Sistem proteksi meliputi relay, sakelar, dan peralatan lain untuk mencegah kerusakan peralatan, memberikan layanan tenaga yang handal, dan mengamankan manusia dari bahaya listrik.
Sistem proteksi tenaga listrik melindungi peralatan listrik seperti generator, transformator, jaringan dan lainnya dari kondisi abnormal seperti hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, dan frekuensi rendah. Sistem proteksi memiliki fungsi melindungi manusia dan peralatan dari bahaya listrik, mengurangi kerusakan peralatan akibat gangguan, serta melakukan isolasi cepat daerah gangguan. Komponen utamanya terdiri dari trafo
Sistem proteksi tenaga listrik memberikan ringkasan singkat tentang definisi, komponen, dan fungsi sistem proteksi yang dipasang pada peralatan listrik seperti generator, transformator, transmisi, dan distribusi untuk melindungi peralatan dari kerusakan akibat gangguan atau keadaan tidak normal. Dokumen ini juga menjelaskan jenis-jenis relai yang digunakan pada setiap peralatan.
Proteksi sistem tenaga listrik diperlukan untuk:
1. Mengisolasi peralatan yang terganggu agar bagian lain tetap beroperasi normal
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas berlebihan atau gaya mekanik
3. Menghilangkan dengan cepat arus gangguan yang dapat menyebabkan panas berlebihan berdasarkan rumus H = Ikwadrat × R × t Joule
Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjaAdi sekecil mungkin.dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan juga mutu listrik yang baik, mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptxHeryHendra4
SEPAM (Square d’Electrical Protection and Monitoring) adalah jajaran rele proteksi yang didesain untuk mengamankan operasional mesin dan jaringan distribusi tenaga listrik. Rele proteksi digital SEPAM seri 40 merupakan salah satu tipe yang dapat melakukan pengukuran dan melindungi dari berbagai gangguan seperti undervoltage, overvoltage, dan over current.
Sistem proteksi generator terdiri dari berbagai jenis relay seperti differential relay, overcurrent relay, undervoltage relay, dan overspeed relay yang berfungsi untuk mendeteksi gangguan seperti hubung singkat, tegangan kurang, tegangan lebih, dan kecepatan berlebih guna melindungi generator.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada distribusi, trafo, transmisi, dan generator listrik untuk mengamankan sistem dari gangguan atau beban lebih dengan memisahkan bagian yang terganggu. Sistem proteksi meliputi relay, sakelar, dan peralatan lain untuk mencegah kerusakan peralatan, memberikan layanan tenaga yang handal, dan mengamankan manusia dari bahaya listrik.
Sistem proteksi tenaga listrik melindungi peralatan listrik seperti generator, transformator, jaringan dan lainnya dari kondisi abnormal seperti hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, dan frekuensi rendah. Sistem proteksi memiliki fungsi melindungi manusia dan peralatan dari bahaya listrik, mengurangi kerusakan peralatan akibat gangguan, serta melakukan isolasi cepat daerah gangguan. Komponen utamanya terdiri dari trafo
Sistem proteksi tenaga listrik memberikan ringkasan singkat tentang definisi, komponen, dan fungsi sistem proteksi yang dipasang pada peralatan listrik seperti generator, transformator, transmisi, dan distribusi untuk melindungi peralatan dari kerusakan akibat gangguan atau keadaan tidak normal. Dokumen ini juga menjelaskan jenis-jenis relai yang digunakan pada setiap peralatan.
Proteksi sistem tenaga listrik diperlukan untuk:
1. Mengisolasi peralatan yang terganggu agar bagian lain tetap beroperasi normal
2. Membatasi kerusakan peralatan akibat panas berlebihan atau gaya mekanik
3. Menghilangkan dengan cepat arus gangguan yang dapat menyebabkan panas berlebihan berdasarkan rumus H = Ikwadrat × R × t Joule
Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat.cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjaAdi sekecil mungkin.dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan juga mutu listrik yang baik, mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptxHeryHendra4
SEPAM (Square d’Electrical Protection and Monitoring) adalah jajaran rele proteksi yang didesain untuk mengamankan operasional mesin dan jaringan distribusi tenaga listrik. Rele proteksi digital SEPAM seri 40 merupakan salah satu tipe yang dapat melakukan pengukuran dan melindungi dari berbagai gangguan seperti undervoltage, overvoltage, dan over current.
Secara umum pengertian Switch Gear adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan rangkaian listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik.
Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board).
Adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
Dokumen tersebut membahas tentang proteksi sistem tenaga listrik mulai dari generator, transformator, transmisi, hingga distribusi. Secara ringkas, proteksi bertujuan untuk melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat gangguan dengan memutus sirkuit yang terganggu sehingga bagian sistem lain tetap beroperasi. Proteksi dilakukan menggunakan relai arus, tegangan, dan diferensial yang dapat memutus sirkuit secara otomatis.
Dokumen ini membahas sistem proteksi pada instalasi penyaluran tenaga listrik untuk mendeteksi berbagai jenis gangguan dan memisahkan bagian yang terganggu. Sistem proteksi harus sensitif, andal, selektif dan cepat bekerja untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis peralatan proteksi seperti relay, transformator arus dan tegangan, serta metode pemeliharaan seperti preventif dan korekt
Dokumen tersebut membahas tentang relay proteksi sistem tenaga listrik. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian relay proteksi, jenis-jenis relay yang digunakan untuk melindungi sistem pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik, serta karakteristik kerja relay seperti waktu kerja dan besaran yang diukur.
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut.
Dokumen tersebut merangkum tentang sistem proteksi tenaga listrik, yang berfungsi untuk memutus aliran listrik ketika terjadi gangguan. Sistem proteksi mencakup komponen seperti relay, circuit breaker, dan transformator instrumen, serta melindungi peralatan seperti generator, gardu induk, transmisi, dan distribusi dari berbagai gangguan seperti hubung singkat dan tegangan tinggi atau rendah. Sistem proteksi juga memerlukan pemeliharaan berkala untuk
Dari kondisi abnormal diatas, hubung singkat menimbulkan efek yang paling parah. hal ini disebabkan karena IHS sangat besar yang akan menimbulkan stress dan panas yang berlebihan pada bagian dari sistem yang dialiri IHS tersebut, akibatnya bisa terjadi:
Konduktor meleleh/putus
Isolator retak/pecah
Kebakaran
Cara penanggulangannya dengan memperpendek tHS berada pada sistem dengan:
Pengaman lebur (fuse)
Relay proteksi
Dokumen tersebut membahas tentang kinerja sistem proteksi arus lebih pada gardu induk 150 kV Sei. Raya. Berdasarkan data dari PT.PLN Kalimantan Barat, terjadi 4.373 kasus pembukaan CB akibat gangguan berbagai jenis antara tahun 2013-2014, dimana 1.829 kasus disebabkan ground fault dan 675 kasus disebabkan phase fault. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja relay overcurrent berdasarkan perhitungan arus pen
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Didalam penyalurannya pada jaringan distribusi primer menggunakan saluran kawat udara, kabel udara (areal cable) dan sistem kabel tanah dimana penggunaannya sesuai dengan tingkat keandalan yang dibutuhkan
1. Dokumen membahas tentang proteksi sistem tenaga listrik, termasuk fungsi dan syarat-syarat relay pengaman.
2. Fungsi proteksi adalah mencegah kerusakan peralatan listrik, mempercepat lokalisasi gangguan, dan menjamin keandalan sistem listrik.
3. Syarat relay pengaman yang baik adalah cepat bereaksi, selektif, peka, andal, sederhana, dan murah.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Secara umum pengertian Switch Gear adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan rangkaian listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik.
Dalam bahasa Indonesia artinya Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main distribution Board) dan sedangkan untuk tegangan rendah disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board).
Adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
Dokumen tersebut membahas tentang proteksi sistem tenaga listrik mulai dari generator, transformator, transmisi, hingga distribusi. Secara ringkas, proteksi bertujuan untuk melindungi peralatan listrik dari kerusakan akibat gangguan dengan memutus sirkuit yang terganggu sehingga bagian sistem lain tetap beroperasi. Proteksi dilakukan menggunakan relai arus, tegangan, dan diferensial yang dapat memutus sirkuit secara otomatis.
Dokumen ini membahas sistem proteksi pada instalasi penyaluran tenaga listrik untuk mendeteksi berbagai jenis gangguan dan memisahkan bagian yang terganggu. Sistem proteksi harus sensitif, andal, selektif dan cepat bekerja untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai jenis peralatan proteksi seperti relay, transformator arus dan tegangan, serta metode pemeliharaan seperti preventif dan korekt
Dokumen tersebut membahas tentang relay proteksi sistem tenaga listrik. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian relay proteksi, jenis-jenis relay yang digunakan untuk melindungi sistem pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik, serta karakteristik kerja relay seperti waktu kerja dan besaran yang diukur.
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut.
Dokumen tersebut merangkum tentang sistem proteksi tenaga listrik, yang berfungsi untuk memutus aliran listrik ketika terjadi gangguan. Sistem proteksi mencakup komponen seperti relay, circuit breaker, dan transformator instrumen, serta melindungi peralatan seperti generator, gardu induk, transmisi, dan distribusi dari berbagai gangguan seperti hubung singkat dan tegangan tinggi atau rendah. Sistem proteksi juga memerlukan pemeliharaan berkala untuk
Dari kondisi abnormal diatas, hubung singkat menimbulkan efek yang paling parah. hal ini disebabkan karena IHS sangat besar yang akan menimbulkan stress dan panas yang berlebihan pada bagian dari sistem yang dialiri IHS tersebut, akibatnya bisa terjadi:
Konduktor meleleh/putus
Isolator retak/pecah
Kebakaran
Cara penanggulangannya dengan memperpendek tHS berada pada sistem dengan:
Pengaman lebur (fuse)
Relay proteksi
Dokumen tersebut membahas tentang kinerja sistem proteksi arus lebih pada gardu induk 150 kV Sei. Raya. Berdasarkan data dari PT.PLN Kalimantan Barat, terjadi 4.373 kasus pembukaan CB akibat gangguan berbagai jenis antara tahun 2013-2014, dimana 1.829 kasus disebabkan ground fault dan 675 kasus disebabkan phase fault. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja relay overcurrent berdasarkan perhitungan arus pen
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Didalam penyalurannya pada jaringan distribusi primer menggunakan saluran kawat udara, kabel udara (areal cable) dan sistem kabel tanah dimana penggunaannya sesuai dengan tingkat keandalan yang dibutuhkan
1. Dokumen membahas tentang proteksi sistem tenaga listrik, termasuk fungsi dan syarat-syarat relay pengaman.
2. Fungsi proteksi adalah mencegah kerusakan peralatan listrik, mempercepat lokalisasi gangguan, dan menjamin keandalan sistem listrik.
3. Syarat relay pengaman yang baik adalah cepat bereaksi, selektif, peka, andal, sederhana, dan murah.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Similar to proteksi_sistem_tenaga_listrik_ppt.ppt (20)
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. Listrik memiliki peran vital dan strategis, ketersediannya harus memnuhi aspek
andal, aman dan akrab lingkungan.
Keandalan sistem tenaga listrik ditentukan oleh sistem dan konstruksi instalasi
listrik yang memenuhi ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
Keamanan sistem tenaga listrik ditentukan oleh sistem pengaman (protection
system) yang baik, benar, andal atau tepat sesuai dengan kebutuhan sistem
yang ada.
Pengertian/ definisi :
Proteksi : perlindungan/ pengaman.
Sistem tenaga listrik : suatu sistem yang terdiri dari dari beberapa sub
sistem, yaitu : pembangkitan (pembangkit tenaga listrik), penyaluran
(transmisi), pendistribusian (distribusi) dan instalasi pemanfaatan.
Proteksi sistem tenaga listrik : perlindungan/ pengaman pembangkitan
(pembangkit tenaga listrik), penyaluran (transmisi), pendistribusian
(distribusi) dan instalasi pemanfaatan.
1
1.1. LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN UMUM/DEFINISI
3. Dua fungsi utama proteksi, adalah :
Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian
sistem yang diamankannya.
Melepaskan bagian sistem yang terganggu, sehingga bagian sistem lainnya
yang tidak mengalami gangguan dapat terus beroperasi.
Contoh komponen (alat) proteksi yang paling sederhana, adalah Pengaman
Lebur (Fuse). Jika dalam memilih Fuse, tepat sesuai kebutuhan, maka kedua
fungsi tersebut di atas dapat dipenuhi.
Untuk pengaman sistem yang lebih kompleks, diperlukan komponen (alat)
pengaman yang lebih lengkap (terdiri dari berbagai jenis alat pengaman),
misalnya :
Relay pengaman, berfungsi sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya
gangguan.
Pemutus Tenaga (PMT), berfungsi untuk pemutus arus dalam rangkaian
listrik, untuk melepas bagian sistem yang terganggu.
Trafo arus dan/ atau trafo tegangan, berfungsi untuk meneruskan arus dan/
atau tegangan pada sirkit tenaga (sirkit primer) ke sirkit rele (sirkit
sekunder).
Battery (Accu), berfungsi sebagai sumber tenaga untuk men-trip PMT atau
catu daya untuk rele (static relay) dan rele bantu.
2
1.1. LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN UMUM/DEFINISI
4. Sistem tenaga listrik terdiri dari seksi-seksi (sub sistem), yang satu dengan
yang lainnya dapat dihubungkan dan diputuskan dengan menggunakan alat
pemutus tenaga (PMT).
Masing-masing seksi (sub sistem) diamankan ole rele pengaman dan setiap
rele mempunyai kasawan pengamanan, yang berupa bagian dari sistem.
Jika terjadi gangguan di dalamnnya, rele akan mendeteksi dan dengan
bantuan PMT melepaskan seksi yang terganggu dari bagian sistem lainnya.
Gambar kawasan pengamanan (zone of protection) :
3
5. Lanjutan 1.3.
Differential Relay, berfungsi sebagai pengaman utama Generator pada
pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain.
Distance Relay, berfungsi sebagai pengaman utama pada penyaluran
(transmisi), dan lain-lain.
Differential Relay, berfungsi sebagai pengaman utama Trafo, dan lain-
lain.
Over Current Relay Trafo sisi 150 KV, sebagai pengaman cadangan lokal
Trafo pengaman cadangan jauh Bus B.
Over Current Relay dan Ground Fault Relay Trafo sisi 20 KV pengaman
utama Bus B1 pengaman cadangan jauh saluran BC.
Over Current Relay dan Ground Fault Relay pengaman utama saluran BC
pengaman cadangan jauh saluran CD.
Over Current Relay dan Ground Fault Relay di C pengaman utama
saluran CD pengaman jauh seksi berikutnya.
4
6. 1.4. PENGAMAN UTAMA DAN PENGAMAN CADANGAN
Pada saat sistem tenaga listrik beroperasi dan mengalami gangguan, ada
kemungkinan komponen (alat) proteksi gagal bekerja.
Untuk mengantisipasi timbulnya kemungkinan tersebut, disamping sistem
tenaga listrik harus dipasang pengaman utama, maka juga dilengkapi
pengaman cadangan.
Pengaman cadangan diharapkan akan bekerja, apabila pengaman utama
gagal bekerja. Oleh karenanya pengaman cadangan selalu disertai dengan
waktu tunda (time delay), untuk memberi kesempatan pada pengaman
utama bekerja lebih dahulu.
Jenis pengaman cadangan :
Pengaman cadangan lokal (local back up).
Pengaman cadangan jauh (remote back up).
Letak (penempatan) :
Pengaman cadangan lokal terletak di tempat yang sama dengan
pengaman utamanya.
Pengaman cadangan jauh terletak di seksi sebelah hulunya.
5
7. 1.5. KRITERIA SISTEM PROTEKSI
Kepekaan (sensitivity) :
Peralatan proteksi (rele) harus cukup peka dan mampu mendeteksi
gangguan di kawasan pengamannya.
Meskipun gangguan yang terjadi hanya memberikan rangsangan yang
sangat minim, peralatan pengaman (rele) harus mampu mendeteksi secara
baik.
Keandalan (reliability) :
Dependability :
• Peralatan proteksi (rele) harus memiliki tingkat kepastian bekerja
(dependability) yang tinggi.
• Peralatan proteksi (pengaman) harus memiliki keandalan tinggi (dapat
mendeteksi dan melepaskan bagian yang terganggu), tidak boleh gagal
bekerja.
Security :
• Peralatan proteksi (pengaman) harus memiliki tingkat kepastian untuk
tidak salah kerja atau tingkat security (keamanannya) harus tinggi.
• Yang dimasksud salah kerja adalah kerja yang semestinya tidak kerja,
misal : karena lokasi gangguan di luar kawasan pengamannya atau sama
sekali tidak ada gangguan.
• Salah kerja bisa mengakibatkan terjadinya pemadaman, yang semestinya
tidak perlu terjadi. 6
8. Lanjutan 1.5.
Selektifitas (selectivity) :
Peralatan proteksi (pengaman) harus cukup selektif dalam mengamankan
sistem.
Dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin, yaitu
hanya sub sistem yang terganggu saja yang memang menjadi kawasan
pengaman utamanya.
Rele harus mampu membedakan, apakah gangguan terletak di kawasan
pengaman utamanya, dimana rele harus bekerja cepat, atau terletak di sub
sistem berikutnya, dimana rele harus bekerja dengan waktu tunda atau
tidak bekerja sama sekali.
Kecepatan (speed) :
Peralatan proteksi (pengaman) harus mampu memisahkan sub sistem yang
mengalami gangguan secepat mungkin.
Untuk menciptakan selektifitas yang baik, ada kemungkinan suatu
pengaman terpaksa diberi waktu tunda (time delay), tetapi waktu tunda
tersebut harus secepat mungkin.
Dengan tingkat kecepatan yang baik, maka terjadinya kerusakan/ kerugian,
dapat diperkecil.
7
10. 1- 51V, backup overcurrent relay, pengendalian
tegangan atau kontrol tegangan
1-51G, backup ground time overcurrent relay
3 - 51V, backup overcurrent relay, pengendalian
tegangan atau kontrol tegangan
1 -51G, backup ground time overcurrent relay
1 - 87, differential relay
1 - 32, reserve power relay untuk pengendalian
protection
1 – 40, impedance relay, untuk pengaman
kehilangan medan
GENERATOR KECIL (sistem isolated)
GENERATOR SEDANG (sistem isolated/ paralel)
Daya: 500 s/d 1000 kVA tegangan 600 volt (maksimum)
Daya: 500 s/d 12 500 kVA tegangan 600 volt
(maksimum)
2.1. SKEMA GENERATOR
8
11. 3 - 51V, backup overcurrent relay,
pengendalian tegangan atau
kontrol tegangan
1 - 51G, backup ground time overcurrent
relay
1 - 87, differential relay
1 - 32, reserve power relay untuk peng
endalian protection
1 – 40, impedance relay, untuk pengaman
kehilangan medan
1 – 46, Negative phase sequence over
current relay untuk protection
kondisi unbalanced
Lanjutan 2.1.
9
12. 3 - 51V, backup overcurrent relay,
pengendalian tegangan atau
kontrol tegangan
1 -51G, backup ground time overcurrent
relay
1 - 87, differential relay
1 – 87G, ground differential relay
1 - 32, reserve power relay untuk peng
endalian protection
1 – 40, impedance relay, untuk pengaman
kehilangan medan
1 – 46, Negative phase sequence over
current relay untuk protection
kondisi unbalanced.
1 – 49, temp relay untuk monitor belitan
temp stator
1 – 64F, generator field relay, hanya untuk
mesin yg mempunyai medan
supply slip rings
1 – 60, voltage balance relay
Lanjutan 2.1.
10
13. BUS GEN.
OCR
CT
CB
GEN.
MCCB
Relai ini mengamankan generator dari beban lebih atau
gangguan hubung singkat.
Beban
PENGAMAN : OCR (51) -- untuk generator sedang dan besar
MCCB - - untuk generator kecil
2.2. PENGAMAN HUBUNG SINGKAT
11
14. PENYEBAB:
Generator mengalami beban lebih
AVR generator mengalami kerusakan
BUS GEN.
UVR
PT
CB
GEN.
Beban
AKIBAT: Dapat merusak belitan rotor
Gangguan hubung singkat di sistem
PENGAMAN : UNDER VOLTAGE RELAY (27)
2.3. PENGAMAN TEGANGAN KURANG
12
15. Generator mengalami kapasitif.
AVR generator mengalami kerusakan bila berlanjut, merusak instalasi
alat bantu di generator bisa rusak.
PENGAMAN :
BUS GEN.
OVR
PT
CB
GEN.
DEVICE NUMBER OVER VOLTAGE RELAY : 59
Beban
PENYEBAB:
Lepas nya beban (Ppemb > P beban)
AKIBAT:
Frekwensi naik > 50 Hz.
2.4. PENGAMAN TEGANGAN LEBIH (OVER LOAD)
13
16. BUS GEN.
OCR
CT
CB
GEN.
Rn
TRF
Beban
PENYEBAB:
Terjadi kebocoran isolasi di stator, sehingga terjadi gangguan hubung
Singkat fasa ketanah antara stator dan tanah
AKIBAT:
Kerusakan pada belitan stator
PENGAMAN: PENGAMAN ARUS LEBIH (51N)
51N
2.5. PENGAMAN STATOR KE TANAH
14
17. BUS GEN.
GEN.
CT
PT
SISTEM
PENYEBAB:
PRIME-MOVER DARI SALAH SATU GENERATOR RUSAK ,
MENGAKIBATKAN GENERATOR TIDAK BERPUTAR.
AKIBAT:
ADA PASOKAN LISTRIK DARI GENERATOR LAIN ATAU SISTEM
SEHINGGA GENERATOR MENJADI MOTOR.
PENGAMAN -- REVERSE POWER (32)
32
40
2.6. PENGAMAN DAYA (BALIK) PENGGERAK MULA
15
18. PENYEBAB: Hilangnya eksitasi
AKIBAT:
Daya reaktif balik dari sistem masuk ke generator,
atau generator menyerap var sistem
Memanaskan ujung belitan generator
BUS GEN.
GEN.
CT
PT
SISTEM
32
40
PENGAMAN -- LOSS OF EXCITATION (40)
2.7. PENGAMAN HILANG MEDAN (LOSS OF EXCITATION)
16
19. pembebanan melebihi kapasitas generator
kerusakan sistem pendingin
belitan generator bisa panas
bisa merusak konduktor stator dan isolasi
antara belitan ke inti
AKIBAT:
GEN.
RTD
CB
PENGAMAN -- PENGAMAN TEMPERATUR (26)
PENYEBAB:
26
2.8. PENGAMAN TEMPERATUR GENERATOR
17
20. CB
BUS GEN.
SPEED SENSOR
GEN.
gangguan pada sistem sehingga lepas beban
governor tidak mampu kembalikan put. normal
bisa terjadi vibrasi balancing pada put. tertentu
bisa rusakkan bearing dan shaft
frekwensi naik
TRANSDUCER
MESIN.
PENYEBAB:
AKIBAT:
over speed
PENGAMAN : UNDER SPEED (81 – U)
OVER SPEED (81- O)
2.9. PENGAMAN OVER SPEED
18
21. GANGGUAN PADA BELITAN GENERATOR
KERUSAKAN ISOLASI BELITAN GENERATOR
PENGAMAN: DIFFRENTIAL RELAY (87 G).
GEN.
CB
DIFERENSIAL
GENERATOR
SET
PENYEBAB:
AKIBAT:
2.10. PENGAMAN DIFFERENSIAL GENERATOR
19
22. Arus beban melebihi nominal dan bertahan lama
BUS GEN.
OLR
CT
CB
GEN.
DEVICE NUMBER OVER LOAD RELAY : 49
PENYEBAB:
BEBAN
AKIBAT:
Memanaskan belitan generator. merusak konduktor dan isolasi belitan
PENGAMAN :
2.11. PENGAMAN BEBEAN LEBIH (OVER LOAD RELAY)
20
23. KETIDAK SEIMBANGAN ARUS FASA BEBAN
GEN.
CB
NEG.SEQ
FILTER
OCR
NEGATIVE SEQUENCE RELAY ( 46)
PENYEBAB:
AKIBAT:
MEMANAS KAN ROTOR GENERATOR BILA BERTAHAN LAMA
PENGAMAN :
2.8. PENGAMAN TEMPERATUR GENERATOR
21
25. Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan,
diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983)
Bagian Satu, C) :
Relai Buchollz
Relai Jansen
Relai tangki tanah
Relai suhu
Relai diffrential
Relai beban lebih
Relai gangguan tanah terbatas
Rele arus hubung tanah
3.1. JENIS PENGAMAN
22
26. 1
2
Mengerjakan alarm (Bucholz 1st) pada kontak bagian atas 1.
Mengerjakan perintah trip ke PMT pada kontak bagian bawah 2.
Relai buchholz dipasang pada pipa dari maintank ke konservator ataupun dari
OLTC ke konservator tergantung design trafonya apakah di kedua pipa tersebut
dipasang relai bucholz.
Gunanya: untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang menimbulkan
gas dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat di dalam trafo
atau akibat busur di dalam trafo.
Cara kerja: yaitu gas yang timbul di dalam trafo akan mengalir melalui pipa dan
besarnya tekanan gas ini akan mengerjakan relai dalam 2 tahap yaitu:
KE CONSERVATOR
TANGKI TRAFO
PELAMPUNG
KRAN
TUAS ALARM
TUAS TRIP
ALARM
TRIP
3.2. RELAY BUCHHOLZ
23
27. Analisa gas yang terkumpul di dalam relai Bucholz
H2 dan C2H2
menunjukkan adanya busur api pada minyak antara bagian-bagian
konstruksi.
H2, C2H2 dan CH4
menunjukkan adanya busur api sehingga isolasi phenol terurai,
misalnya terjadi gangguan pada sadapan.
H2, C2H4 dan C2H2
menunjukkan adanya pemanasan pada sambungan inti.
H2, C2H, CO2 dan C3H4
menunjukkan adanya pemanasan setempat pada lilitan inti.
Lanjutan 3.2.
24
28. Relai Jansen adalah relai untuk mengamankan transformator dari
gangguan di dalam tap changer yang menimbulkan gas. Dipasang
pada pipa yang menuju conservator.
Cara Kerja Sama seperti relai bucholz tetapi hanya mempunyai
satu kontak untuk tripping.
3.3. RELAY JANSEN
25
29. Relai Sudden Pressure. Relai Pressure untuk tangki utama Trafo bekerja
apabila di dalam tangki Trafo terjadi kenaikan tekanan udara akibat
terjadinya gangguan di dalam Trafo.
Tipe Membran
Plat tipis yang didisain sedemikian rupa yang akan pecah bila menerima
tekanan melebihi disainnya. Membran ini hanya sekali pakai sehingga bila
pecah harus diganti baru.
Pressure Relief Valve
Suatu katup yang ditekan oleh sebuah pegas yang
didisain sedemikian rupa sehingga apabila terjadi
tekanan di dalam transformator melebihi tekanan
pegas maka akan membuka dan membuang
tekanan keluar bersama-sama sebagian minyak.
Katup akan menutup kembali apabila tekanan di dalam transformator turun
atau lebih kecil dari tekanan pegas.
Indikator
trip
Reset Mekanis
3.4. RELAY SUDDEN PRESSURE
26
30. Urutan kerja relai suhu kumparan / winding ini dibagi 2 tahap:
Mengerjakan alarm (Winding Temperature Alarm)
Mengerjakan perintah trip ke PMT (Winding Temperature Trip)
Relai HV/LV Winding Temperature bekerja
apabila Suhu kumparan Trafo melebihi seting dari
pada relai HV/LV Winding, besarnya kenaikan suhu
adalah sebanding dengan faktor pembebanan dan
suhu udara luar Trafo.
Relai HV/LV Oil Temperature bekerja apabila suhu minyak Trafo melebihi
seting dari pada relai HV/LV oil. Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan
faktor pembebanan dan suhu udara luar Trafo.
Urutan kerja relai suhu minyak / oil ini dibagi 2 tahap:
Mengerjakan alarm (Oil Temperature Alarm).
Mengerjakan perintah trip ke PMT (Oil Temperature Trip).
3.5. RELAY HV/ LV WINDING TEMPERATURE
27
32. indikator
Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan
hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman
transformator.
Diharapkan Relai ini mempunyai sifat komplementer dengan Relai beban lebih.
Relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan bagi bagian instalasi
lainnya.
3.7. RELAY ARUS LEBIH (OVER CURRENT RELAY)
29
33. Berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap hubung singkat antara fasa
dengan tangki trafo dan titik netral trafo yang ditanahkan.
F51G
Relai 51 G yang terpasang, mendeteksi arus gangguan dari tangki trafo
ketanah, kalau terjadi kebocoran isolasi dari belitan tarafo ke tangki, arus
yang mengalir ke tanah akan dideteksi relai arus lebih melalui CT. Relai
akan mentripkan PMT di kedua sisi (TT dan TM). Jadi arus gangguan
kembali kesistem melalui pembumian trafo.
3.8. RELAY TANGKI TANAH
30
34. Y
87N 87N
Relai gangguan tanah terbatas atau Restricted Earth Fault (REF) untuk
mengamankan transformator bila ada gangguan satu satu fasa ke tanah
di dekat titik netral transformator yang tidak dirasakan oleh rele
differensial.
3.9. RESTRICTED EARTH FAULT (REF)
31
35. PRINSIPNYA :
membandingkan arus yang masuk
ke peralatan dengan arus yang
keluar dari peralatan tersebut
PERALATAN
IIN IOUT
Fungsi:
untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat yang
terjadi didalam daerah pengaman transformator.
Cara Kerja:
Membandingkan antara arus yang masuk dengan arus yang keluar
3.10. PENGAMAN DIFFERENSIAL
32
36. DIFFERENSIAL SEBAGAI PENGAMAN TRAFO (lanjutan)
DOT POLARITY
IP
iP
IS
iS
DALAM KEADAAN NORMAL ARAH IP DAN IS SEPERTI
PADA GAMBAR
TRAFO TENAGA
DIFF. RY
CTP CTS
BEBAN
DISISI SEKUNDER MASING-MASING CT, ARUS KELUAR DARI TERMINAL
DOT, SEHINGGA ARAH ARUSNYA :
KARENA IP SAMA BESAR IS TAPI ARAH BERLAWANAN MAKA
DIFFERENSIAL RELAI TIDAK DILALIRI ARUS
Lanjutan 3.10.
33
37. DIFFERENSIAL SEBAGAI PENGAMAN TRAFO (lanjutan)
DOT POLARITY
IP
iP
DALAM KEADAAN GANGGUAN
TRAFO TENAGA
DIFF. RY
CTP CTS
BEBAN
ARAH IP SEPERTI PADA
GAMBAR DAN HANYA IP
DISISI SEKUNDER CTP, ARUS iP KELUAR DARI
TERMINAL DOT, DAN MENGERJAKAN DIFF RY
PERHATIKAN : TERMINAL SEKUNDER CTP DAN CTS TERHUBUNG
KE DIFF. RY DI FASA YANG BERLAWANAN
ATAU BEDA SUDUT 180o
Lanjutan 3.10.
34
38. OCR & EF
Meter
EF
REF
OCR & EF
OCR & EF
Meter
OCR & EF : Over Current Relay & Earth Fault
DIFF : Diffrencial Relay
REF : Restricted Earth Fault
Meter : Alat Ukur Amper, kWh, kVarh, MW, MVar dll.
KETERANGAN :
PMT 150kV
PMS BUS 2
BUS I 150 kV
CT
1000/5-5-5A
BUS 20 kV
TRAFO
20 MVA
150 / 20 kV
Z = 12,4 5
PMT 20kV
PENYULANG 20 kV
CT
PT
20kV/110V
V3 V3
PMT 20kV
Meter
NGR 40 ohm
300A/12 kV
10 Sec
CT
200/5-5-5A
CT
300/5A
CT
1000/5
DIFFRENSIAL
Trip
Trip
Trip
PMS BUS 1
BUS 2 150 kV
3.11. BAGAN SATU GARIS PENGAMAN TRANSFORMATOR
35
40. PERALATAN PENGUKURAN LISTRIK
kWh meter : untuk mengukur pemakaian energi listrik
kVAr meter : untuk mengukur pemakaian daya reaktif
Ampere meter : untuk mengukur arus
Volt meter : untuk mengukur tegangan
Watt meter : untuk mengukur pemakaian daya aktif
Cos meter : untuk mengukur power factor
PERALATAN PROTEKSI
Over Current Relay
Ground Fault Relay
Differential Relay
Distance Relay
Adalah trafo yang mana dipergunakan bersama dengan peralatan
lain seperti: relai proteksi, alat ukur atau rangkaian kontrol, yang
dihubungkan ke arus bolak balik
Trafo instrumen: current transformers dan voltage transformers.
4.1. TRAFO INSTRUMEN (INTRUMENT TRANSFORMER)
36
41. DEMI KEAMANAN & KETELITIAN, TRAFO ARUS UNTUK :
• HARUS PUNYA KETELITIAN TINGGI PADA
DAERAH ARUS PENGUKURAN BEBAN NOMINAL
• HARUS JENUH PADA ARUS GANGGUAN YANG
BESAR, UNTUK KEAMANAN ALAT UKUR
PENGUKURAN
• HARUS PUNYA KETELITIAN / ERROR KECIL PADA
DAERAH ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT BESAR
• TIDAK JENUH PADA ARUS GANGGUAN YANG BESAR,
UNTUK KEANDALAN ALAT PROTEKSI
PROTEKSI
4.2. TRAFO ARUS
37
42. P1/K P2/L
IP
A
S2/l
S1/k
IS
RANGKAIAN EKIVALEN CT
P1/K masuknya arus primer & P2/L keluaran arus primer
S1/k masuknya arus sekunder dari primer dan S2/l keluaran arus
sekunder
Pembumian : pada S2/l -- sudut IP dan IS = 00
pada S1/k -- sudut IP dan IS = 1800
Lanjutan 4.2.
38
43. Kesalahan arus
Perbedaan arus yang masuk disisi primer dengan arus disisi
sekunder
% = [(Kn Is - Ip)/Ip] x 100%
Kesalahan fasa
Akibat pergeseran fasa antara arus sisi primer dengan arus
sisi sekunder
Composite Error
c = 100/ Ip 100/T (Knis – ip)2 dt
is dan ip merupakan nilai arus sesaat sisi sekunder dan sisi primer.
4.3. KESALAHAN CURRENT TRANSFORMER
39
44. Sesuai IEC 60044-1 spesifikasi class untuk CT:
Kelas
ketelitian
+/- % kesalahan ratio arus
pada % dari arus pengenal
+/- % pergeseran fase pada % dari
arus pengenal , menit (centiradians)
5 20 100 120 5 20 100 120
0,1 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5
0,2 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10
0,5 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30
1,0 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60
Kelas
ketelitian
+/- % kesalahan ratio arus
pada % dari arus pengenal
+/- % pergeseran fase pada % dari
arus pengenal , menit (centiradians)
1 5 20 100 120 1 5 20 100 120
0,2S 0,75 0,35 0,2 0,2 0,2 30 15 10 10 10
0,5S 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 90 45 30 30 30
Kelas
ketelitian
+/- % kesalahan ratio arus pada % dari arus pengenal
50 100
3 3 3
5 5 5
4.4. SPESIFIKASI CLASS CT
40
45. TRAFO ARUS
MASING –MASING CLASS TRAFO ARUS
UNTUK PENGUKURAN
Untuk kebutuhan industri : CL2 or CL1
Untuk kWh meter di pelanggan : CL0.5
Untuk memperkecil kesalahan : CL0.2S
Untuk kebutuhan laboratorium : CL0.1
Akurasi burden pengenal:
Untuk kebutuhan instrument : CL3 or CL5
2,5 VA; 10 VA; 30 VA
5 VA ; 15 VA
7,5 VA ; 20 VA
4.5. CLASS TRAFO UNTUK PENGUKURAN
41
51. Gambar 8: dua belitan sekunder
(C1)
P1 (C2)
P2
1S1 1S2
2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2
Belitan sekunder
Untuk Proteksi
Resin
Belitan
sekunder
Untuk
pengukuran
Pola (mould)
Teriminal sekunder
Belitan sekunder
Untuk Proteksi
Resin
Belitan
sekunder
Untuk
pengukuran
Pola (mould)
Teriminal sekunder
Teriminal primer
1 belitan
4 Teriminal sekunder
BILA PRIMER 2 BELITAN -- DIPILIH PADA LOWER RATIO
Lanjutan 4.7.
47
52. Trafo tegangan:
Instrumen trafo yang dipergunakan untuk memperkecil tegangan
tinggi ke tegangan rendah , dipergunakan untuk pengukuran atau
proteksi
Accuracy classes sesuai IEC 60044-2
4.8. TRAFO TEGANGAN
Class Burden Voltage Ratio Phase Application
(%) (%) (%) displacement
(min)
0,1 25 - 100 80 - 120 0,1 5 laboratory
0,2 25 - 100 80 - 120 0,2 10 Precision and revenue metering
0,5 25 - 100 80 - 120 0,5 20 standard revenue metering industrial
1,0 25 - 100 80 - 120 1,0 40 grade meters intruments
3,0 25 - 100 80 - 120 3 -
3P 25 - 100 5-Vf 3,0 120 Protection
6P 25 - 100 5-Vf 6,0 240 Protection
Range Limit of Errors
48
53. Untuk pengukuran tegangan jatuh disisi sekunder 0,05 % s/d 0,1 % x
tegangan pengenal sekunder PT
Tegangan pengenal primer : kV (150 kV, 20 kV atau 150 kV/3 , 20 kV/3)
Tegangan pengenal sekunder: volt (110 V , 110 V atau 110 V/3 , 100 V/3)
R
S
T
Primer
20.000/3
Sekunder
100/3
s
r t
Rangkaian ekivalen
Tipe trafo tegangan:
Inductive voltage transformers
Capacitive voltage transformers
Lanjutan 4.8.
49
54. Jenis INDUKTIF (PT)
Terdiri dari belitan Primer dan belitan sekunder, Belitan
primer akan menginduksikannya ke belitan sekunder
melalui core.
Jenis KAPASITIF (CVT)
Terdiri dari rangkaian kondensor yang berfungsi sebagai
pembagi tegangan tinggi dari trafo pada tegangan
menengah yang menginduksikan tegangan ke belitan
sekunder melalui media capasitor.
4.9. KLASIFIKASI TRAFO TEGANGAN
50
55. 7
6
5
1
2
3
4
8
Keterangan gambar:
1. Kertas/Isolasi Minyak Mineral/Quartz filling.
2. Belitan Primer: vernis ganda-isolasi kawat
tembaga, tahan pada suhu tinggi.
3. Inti: bukan orientasi listrik baja memperkecil
resiko resonansi besi
4. Belitan Sekunder
5. Isolator Keramik
6. Dehydrating Breather
7. Terminal Primer
8. Terminal Sekunder
4.10. JENIS INDUKTIF TRAFO TEGANGAN
51
56. 1). HV.T adalah terminal tegangan tinggi
2) kapasitor C1 & C2 pembagi tegangan
(capacitive voltage divider) yang
berfungsi sebagai pembagi tegangan
tinggi untuk diubah oleh trafo
tegangan menjadi tegangan
pengukuran yang lebih rendah
3). L0 adalah induktor penyesuai
tegangan (medium voltage choke)
yang berfungsi untuk
mengatur/menyesuaikan supaya tidak
terjadi pergeseran fasa antara
tegangan masukan (vi) dengan
tegangan keluaran (vo) pada
frekuensi dasar.
1
5
4
3 7
2
4) Belitan primer
5) Isolator keramik
7) Terminal sekunder
4.11. JENIS KAPASITIF TRAFO TEGANGAN
52
57. Kesalahan rasio trafo tegangan
Kesalahan besaran tegangan karena perbedaan rasio name plate
dengan rasio sebenarnya dinyatakan dalam
% = 100 (Kn Vs - Vp)/Vp
Composite Error
c = 100/ Vp 100/T (Knvs – vp)2 dt
vs dan vp merupakan nilai tegangan sesaat sisi sekunder dan sisi primer.
4.12. KESALAHAN TRAFO TEGANGAN
53
59. Pembumian sistem adalah hubungan secara Elektris antara sistem
dengan tanah melalui transformator yang mempunyai belitan Y.
Pembumian Peralatan adalah hubungan antara peralatan listrik
dengan tanah/bumi
Pengaman Sistem dari gangguan tanah
Pengaman Isolasi Peralatan Instalasi akibat tegangan lebih
sewaktu gangguan fasa-tanah
Kegunaan: (pada sistem 3 fasa)
Kegunaan:
Sebagai pengaman bagi manusia dan peralatan instalasi jika terjadi
kebocoran listrik pada peralatan.
5.1. PENGERTIAN UMUM
54
60. Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding).
Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding).
Pentanahan langsung (effective grounding).
Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat
berubah-ubah (resonant grounding) atau pentanahan
dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).
5.2. MACAM / JENIS PEMBUMIAN SISTEM
55
61. Netral Sistem dari transformator 3 fasa dengan hubungan Y
yang dihubungkan langsung dengan tanah melalui elektroda
cu.
Tahanan pembumian harus rendah 0,5 – 3 ohm.
Transformator tenaga
Netral ditanahkan
langsung
5.3. PEMBUMIAN NETRAL LANGSUNG (SOLID GROUNDED)
56
62. Pemasangannya:
Pada transformator tenaga yang dipasok dari sistem tegangan
menengah (GI) atau PLTD kecil.
Keuntungan :
Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif
kecil.
Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat
dipermudah, sehingga letak gangguan cepat diketahui.
Sederhana dan murah dari segi pemasangan
Kerugian :
Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan
terputusnya daya.
Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat
menimbulkan kerusakan pada peralatan listrik yang
dilaluinya.
Lanjutan 5.3.
57
63. ZL
XT
IGF
Arus gangguan tanah dihitung dengan memasukkan
Reaktansi XT dan Impedansi ZL
Arus gangguan tanah dipakai untuk penyetelan Relai Arus
Lebih gangguan tanah.
Lanjutan 5.3.
58
64. Pembebanan pada transformator tenaga di GI atau
PLTD yang memasok kebeban:
Bisa single phase (Transformator 1 fasa)
Bisa three phase (Transformator 3 fasa)
Beban tidak seimbang, kawat netral dialiri
arus beban
Lanjutan 5.3.
59
65. Guna : Membatasi besar arus gangguan tanah
tetapi relai gangguan tanah masih kerja baik
Transformator tenaga
Netral ditanahkan
Melalui Tahanan
Tahanan
Netral Sistem dari transformator 3 fasa dengan
hubungan Y yang dihubungkan dengan tanah
melalui tahanan
5.4. PEMBUMIAN NETRAL MELALUI TAHANAN
60
66. Pemasangannya :
Pada transformator tenaga yang dipasok pada
sistem tegangan 70 atau 150 kV (GI) atau pada
sistem PLTD kecil
Tahanan pembumian (netral grounding resistance)
yang terpasang di GI atau sistem PLTD :
NGR dengan tahanan 12 ohm.
NGR dengan tahanan 40 ohm.
NGR dengan tahanan 500 ohm.
Catatan: Nilai tahanan perlu dihitung yang
didasarkan pada besarnya arus gangguan
1 fasa ketanah
Lanjutan 5.4.
61
67. NGR (Neutral Grounding Resistance)
Adalah tahanan yang dipasang antara titik neutral trafo dengan tanah dimana
berfungsi untuk memperkecil arus gangguan tanah yang terjadi
sehinggadiperlukan proteksi yang praktis dan tidak terlalu mahal karena
karakteristik rele dipengaruhi oleh sistem pentanahan titik neutral.
Contoh NGR yang terpasang di Gardu Induk
40 ohm
Lanjutan 5.4.
62
68. Rn
ZL
XT
IGF
Arus gangguan tanah dihitung dengan memasuk-
kan Tahanan 3RN, Reaktansi XT dan Impedansi ZL
Arus gangguan tanah dipakai untuk penyetelan
Relai Arus Lebih gangguan tanah.
Lanjutan 5.4.
63
69. Keuntungan :
Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus
gangguan tanah kecil.
Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus
gangguan yang melaluinya.
Kerugian :
Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan
selama terjadinya gangguan fasa ke tanah.
Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan
relai pengaman menjadi berkurang.
Lanjutan 5.4.
64
70. Titik Netral Transformator hubungan Y tidak
dihubungkan ke tanah
Guna :
Untuk sistem kecil, arus gangguan-
tanah tidak membuat kejutan power
pada pembangkit
Untuk sistem kecil, arus gangguan-
tanah temporer bisa self clearing
Transformator tenaga
Netral tidak
ditanahkan
5.5. PEMBUMIAN NETRAL MENGAMBANG (FLOATING)
65
71. ZL
XT
IGF
Saat terjadi Arus gangguan tanah timbul:
ICe
Arus kapasitif jaringan
Tidak tergantung lokasi gangguan, besarnya tetap
Karenanya Relai gangguan tanah tidak selektif
Arus Kapasitif gangguan tanah besar ? Arcing
Lanjutan 5.5.
66
72. Sistem kecil, gangguan tanah tidak dirasakan
konsumen TR.
Gangguan Fasa - tanah
Tegangan Fasa sehat naik 3 kali.
Gang. Permanen, Tegangan sentuh tdk bahaya.
Kawat putus yang tidak menyentuh tanah bahaya
bila disentuh manusia.
Uraian vektor V dan I saat gangguan tanah
Segitiga tegangan sistem tidak berubah.
Magnitude & sudut tegangan fasa sehat berubah.
Magnitude ICe besar gejala Arcing Ground.
Lanjutan 5.5.
67
73. Akibatnya : Udara yang belum kembali menjadi
isolator kembali breakdown karena
teg. fasa R yang naik s/d 3xEph
Kejadian ini berulang pada setiap cycle dari
gelombang sinusoidal, dan disebut Arcing
Ground
Kenaikan tegangan pada peristiwa Arcing Ground
berbahaya bagi isolator diseluruh instalasi.
ICE yang terlalu besar penyebab Arcing Ground
harus dihindari agar tidak merusak peralatan
Lanjutan 5.5.
68
74. Pengukuran Beban bisa gunakan meter
3 fasa 3 kawat.
Pembebanan :
Tidak bisa single phase
Harus three phase (Trafo 3 fasa)
Beban tidak seimbang di TR di TM dialiri
arus urutan negatif.
Lanjutan 5.5.
69
75. Dapat mengkompensir arus kapasitif
Nilai reaktansi Induktansi disesuaikan dengan
nilai reaktansi kapasitansi jaringan
Guna :
Arus kapasitif gangguan tanah yang
besar dikecilkan agar tidak terjadi
Arcing Ground yang berbahaya
Arus gangguan tanah temporer men-
jadi bisa self clearing kembali
Netral Sistem dari transformator 3 fasa dengan
hubungan Y yang dihubungkan dengan tanah
melalui reaktor induktif - Peterson coil
5.6. PEMBUMIAN NETRAL MELALUI PETERSON COIL
70
76. Transformator tenaga
Netral ditanahkan
Melalui Reaktor
Tegangan Fasa- tanah
Masih dapat terjaga seimbang, bila Ce seimbang.
Teg. Netral-tanah naik, teg. Fasa-tanah naik 3.
Kondisi Normal
Kondisi gangguan tanah
Lanjutan 5.6.
71
77. ZL
XT
ICe
Bila terjadi arus gangguan tanah
ICe
Arus kapasitif jaringan dikompensir oleh arus IL
Tidak tergantung lokasi gangguan, besarnya tetap
Relai gangguan tanah tidak selektif
Arus gangguan tanah tidak membuat Arcing
IL
IL
Lanjutan 5.6.
72
78. Keuntungan :
Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi
mahluk hidup.
Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat
dihindari.
Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke
tanah.
Gejala busur api dapat dihilangkan.
Kerugian :
Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena
arus gangguan tanah relatif kecil.
Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap
(permanen) pada sistem.
Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada
perubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning)
kembali.
Lanjutan 5.6.
73
79. 5.7. GROUNDING EQUIPMENT (PEMBUMIAN PERALATAN)
Pengertian Pembumian Peralatan
Pembumian peralatan adalah pentanahan yang
menghubungkan kerangka/ bagian dari peralatan listrik
terhadap ground (tanah).
Pembumian ini pada kerja normal tidak dilalui arus.
74
80. Tujuan pembumian peralatan adalah sebagai berikut :
Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik
yang berbahaya bagi manusia bila pada
peralatan listrik terjadi kebocoran listrik.
Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik
besarnya maupun lamanya dalam keadaan
gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran
atau ledakan pada bangunan atau isinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pentanahan :
Tahanan jenis tanah.
Panjang elektroda pentanahan.
Luas penampang elektroda pentanahan.
5.8. PEMBUMIAN PERALATAN
75
81. JENIS TANAH TAHANAN JENIS TANAH (OHM M)
TANAH RAWA 30
TANAH LIAT DAN TANAH LADANG 100
PASIR BASAH 200
KERIKIL BASAH 500
PASIR DAN KERIKIL KERING 1,000
TANAH BERBATU 3,000
r = jari-jari elektroda pentanahan ( cm )
L = panjang elektroda pentanahan ( cm )
1
.
4
ln
.
.
2
ρ
r
L
L
R
R = Tahanan elektroda pentanahan (ohm)
= Tahanan jenis tanah ,ohm-cm besarnya sesuai tabel
(karena tabel diatas dalam ohm-meter dirubah dahulu
dalam ohm-cm)
Lanjutan 5.8.
Tahanan Jenis Tanah
76
83. Tegangan langkah
Tegangan sentuh
Titik terjadi gangguan
phasa - tanah
20 m 20 m
Bumi
Bentuk tegangan antara tegangan elektroda dan
referensi bumi, tegangan elektroda-bumi, tegangan-
langkah, tegangan sentuh.
Lanjutan 5.8.
78
84. Sistem pembumian peralatan di gardu induk dengan
menghubungkan elektroda membujur dan melintang dibawah
tanah yang disebut sistem mesh dengan tujuan untuk
memperoleh tahanan tanah kecil (< 1 ohm).
Lanjutan 5.8.
79
86. Relai penghantar yang prinsip kerjanya berdasarkan pengukuran
impedansi penghantar.
Relai ini mempunyai ketergantungan terhadap besarnya SIR dan
keterbatasan sensitivitas untuk gangguan satu fasa ke tanah.
Relai ini mempunyai beberapa karaktristik seperti mho,
quadralateral, reaktans, adaptive mho dll.
Sebagai unit proteksi relai ini dilengkapi dengan pola teleproteksi
seperti putt, pott dan blocking.
Jika tidak terdapat teleproteksi maka relai ini berupa step distance
saja.
6.1. DISTANCE RELAY
80
87. Dapat menentukan arah letak gangguan
Gangguan didepan relai harus bekerja
Gangguan dibelakang relai tidak boleh bekerja
Dapat menentukan letak gangguan
Gangguan di dalam daerahnya relai harus bekerja
Gangguan diluar derahnya relai tidak boleh bekerja
Beban maksimum tidak boleh masuk jangkauan relai
Dapat membedakan gangguan dan ayunan daya
6.2. SETTING DISTANCE RELAY
81
88. Zone 1
Karena adanya kesalahan pengukuran jarak akibat
kesalahan CT, PT dan relainya sendiri, tidak mungkin
menset relai sampai ujung saluran yang diamankan, yang
lazim disebut Zone 1.
A
F
21
B
F
21
Zone 1= 80%
ZAB
Zone - 1 = 80% x ZAB
6.3. SETTING RELAY JARAK
82
89. Zone 2
Untuk mengamankan sisa yang tidak diamankan Zone 1,
diaman- kan oleh Zone 2 dengan perlambatan waktu.
Zone 2 juga sebagai pengaman rel ujung seksi yang
diamankan bila tidak mempunyai proteksi rel.
A
F
21
B
F
21
Zone 1= 80%
ZAB
Zone - 2 = 80% x (ZAB + 80% x ZBC)
C
Lanjutan 6.3.
83
90. Zone 3
Sebagai pengamanan cadangan ditambah relai yang
lazim disebut Zene 3, dalam hal ini harus dapat
menjangkau ujung seksi berikutnya, waktunya
diperlambat terhadap Zone 2 seksi berikutnya
A
F
21
B
F
21
Zone 1= 80%
ZAB
C
Zone - 3 = 80% x (ZAB + 80% ( ZBC + 80% ZCD )
D
Lanjutan 6.3.
84
92. Prinsip kerja pengaman differential arus untuk
saluran distribusi dan transmisi mengadapsi
diffrential arus, yang membedakan ialah daerah yg
diamankan cukup panjang.
I1 I2
Daerah pengamanan
CT1 CT2
Saluran distribusi/transmisi
6.5. RELAY DIFFERENTIAL SEBAGAI PENGAMAN SALURAN
DISTRIBUSI ATAU TRANSMISI (KAWT PILOT)
86
93. Relai diferensial arus berdasarkan H. Khirchof,
dimana arus yang masuk pada suatu titik, sama
dengan arus yang keluar dari titik tersebut.
I1 I2
PRINSIP DASAR PROTEKSI RELAI DIFFERENTIAL
Yang dimaksud titik pada proteksi differential ialah
daerah pengamannan, dalam hal ini dibatasi oleh 2
buah trafo arus.
I1 = I2
I1 I2
Daerah pengamanan
CT1 CT2
Lanjutan 6.5.
87
94. Relai Diffrential arus membandingkan arus yang
melalui daerah pengamanan.
Relai ini harus bekerja kalau terjadi gangguan
didaerah pengamanan, dan tidak boleh bekerja
dalam keadaan normal atau gangguan diluar daerah
pengamanan.
Relai ini merupakan unit pengamanan dan
mempunyai selektifitas mutlak.
6.6. RELAI DIFFERENTIAL ARUS
88
96. Relai sejenis disetiap ujung saluran.
Supervisi untuk mengontrol bahwa saluran
komunikasi (pilot) baik/tidak terganggu.
Untuk ketiga fase hanya sebuah relai, supaya
saluran komunikasi yg cukup sepasang cukup 1
pasang.
Sarana komunikasi antara ujung saluran yg lazim
disebut kawat pilot, dapat berupa :
- Kawat tembaga.
- Serat optik
Diffrential untuk saluran diperlukan :
- Mikro wave
Lanjutan 6.6.
90
97. Trafo isolasi, karena kemungkinan terjadi induksi
tegangan dari saluran yang diamankan (khususnya pilot
dengan kawat tembaga)
Yg membatasi panjang saluran yang diamankan :
- Saluran komunikasi dengan kawat dibatasi oleh
adanya arus kapasitansi dan resistans kawat.
- Saluran komunikasi dengan serat optik, sampai batas
tidak perlu adanya penguat (repeater).
Lanjutan 6.6.
91
98. Prinsip operasi yang digunakan.
Circulating current
Prinsipnya dalam keadaan normal/tidak ada gangguan
arus mengalir melalui CT di kedua ujung, kumparan
penahan dan kawat pilot, kumparan kerja tidak dilalui
arus.
Opose Voltage
Prinsipnya dalam keadaan normal/tidak ada gangguan
arus mengalirhanya disetiap CT dan kumparan penahan
disetiap sisinya, pada kawat pilot dan kumparan kerja
tidak dilalui arus.
Lanjutan 6.6.
92
99. PMT PMT
A B
I1
id
F 87 F 87
CT1
id
I2
Saluran yg diproteksi
CT2
Trafo
penjumlah
Trafo
penjumlah
s1
s2 p
2
p
1
s1
s2
p
2
p
1
Trafo isolasi
5 kV untuk JTM
15 kV untuk JTT
Lanjutan 6.6.
93
100. CIRCULATING CURRENT.
Keadaan normal
PMT PMT
A B
I1 I2
i2
id
i1
F 87 F 87
CT1 CT1
id
i2
Kumparan kerja
Kawat pilot
Kumparan penahan
Saluran yg diproteksi
Pada keadaan normal kawat pilot dilalui
arus dan kumparan kerja tidak dilalui arus.
6.7. CIRCULATING CURRENT
94
101.
Relai penghantar yang prinsip kerjanya
membandingkan arah gangguan, jika kedua relai pada
penghantar merasakan gangguan di depannya maka
relai akan bekerja.
Cara kerjanya ada yang menggunakan directional
impedans, directional current dan superimposed.
A B
Signalling
channel
DIR
T
R
1
&
DIR
T
R
1
&
Directional comparison relay
6.8. DIRECTIONAL COMPARISON RELAY
95
102. C
F 51
F 51
Jangkauan relai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
pembangkitan.
A B
C
A B
t
6.9. PENGAMAN CADANGAN TRANSMISI DENGAN RELAI ARUS LEBIH
96
104. Pada SUTM
PETIR
I (DARI SUMBER)
RANTING
POHON
AWAN
AWAN
AWAN
7.1. PENYEBAB GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
97
105. 51
51N
51G
51
51G
TRAFO DAYA
3 FASA
1 FASA-TANAH
TEGANGAN DI BUS 20 KV TURUN
PENGARUH TEGANGAN TURUN DIRASAKAN OLEH SEMUA FEEDER YANG TERSAMBUNG
PADA BUS BERSAMA.
SAAT TERJADI GANGGUAN HS BERPENGARUH PADA TRAFO TENAGA DAN GEN
SAAT PMT TERBUKA TEGANGAN NAIK.
GANGGUAN HS 1 FASA KETANAH DAPAT MENAIKAN TEG PADA FASA YANG SEHAT.
7.2. PENGARUH ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
TERHADAP SISTEM TENAGA LISTRIK
98
106. SAAT TERJADI GANGGUAN DI SALAH SATU FEEDER,
ADA SUMBANGAN ARUS DARI PLTD A DAN PLTD B KETITIK GANGGUAN.
RELAI DI 3 DAN 5 AKAN TRIP
RELAI DI 1 & 6 AKAN PICK UP
JIKA SETELAN RELAI ANTARA KEDUA PUSAT LISTRIK TIDAK SESUAI, AKAN
TERJADI BLACK OUT (SELURUH PUSAT LISTRIK PADAM)
PLTD A PLTD B
1
2
3
4
5
6
V<20 kV
V < 20 kV
7.3. HUBUNGAN PARALEL ANTAR PUSAT LISTRIK
99
107. 20 kV
Gangguan
HS
Saat terjadi gangguan hubung singkat dijaringan 20 kV di salah satu feeder,
Yang mempunyai FCO--- FCO trip.
Saat FCO trip dalam tabung terjadi arcing yang waktunya melebihi waktu setting
Yang dapat tripkan Rele di outgoing.
PLTD A IF
FCO
IF>>
7.4. GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
100
108. GANGGUAN YANG TERJADI:
GANGGUAN 3 : bisa terjadi
pada fasa R , S dan T terhubung singkat
GANGGUAN 2 FASA : bisa terjadi antara
• fasa R & S,
• fasa T & S atau
• R & T terhubung singkat
Lanjutan 7.4.
GANGGUAN 2 FASA KE TANAH: bisa terjadi antara
• fasa R & S,
• fasa T & S ke tanah atau
• fasa R & T ke tanah
GANGGUAN 1 FASA KE TANAH: bisa terjadi antara
• fasa R – ke tanah
• fasa S - ke tanah atau
• fasa T - ke tanah
101
109. 2 3 4 5 6
A B C D
2
1
1
1. Differential Relay Pengaman Utama Gen dll.
2. Differential Relay Pengaman Utama Trafo dll.
3. Over Current Relay Trafo sisi 150 KV Pengaman Cadangan Lokal Trafo
Pengaman Cadangan Jauh Bus B.
4. OCR dan GFR Trafo sisi 20 kV Pengaman Utama Bus B1 Pengaman
Cadangan JAuh saluran BC.
5. OCR dan GFR di B2 Pengaman Utama saluran BC Pengaman Cadangan
Jauh saluran CD.
6. OCR dan GFR di C Pengaman Utama saluran CD Pengaman Cadangan
Jauh seksi berikut.
7.5. SISTEM PENGAMAN PADA SISTEM DISTRIBUSI
102
110. PMT
NGR
TRAFO
6,3/20 KV
OCR OCR OCR
GFR
CT
PMT
ON
TRAFO 6,3/20 KV
NGR
CT
OCR/GFR
Jaringan distribusi
RELAY
7.6. WIRING DIAGRAM OVER CURRENT RELAY & GROUND
FAULT RELAY
103
111. PMT
ON
OCR OCR OCR
GFR
CT
PADA SAAT HUBUNG SINGKAT 3 FASA
TRAFO 6,3/20 KV
NGR
OFF
HUBUNG
SINGKAT
3 FASA
Gangguan terjadi pada fasa R,S dan T.
Arus gangguan hubung singkat mengalir di jaringan.
Karena arus tersebut > dari ratio CT pada sekunder CT mengalir arus.
Masuk ke OCR -- OCR memasok arus ke PMT-- PMT trip.
7.7. CARA KERJA OCR
104
112. PMT
ON
OCR OCR OCR
GFR
CT
TRAFO 6,3/20 KV
NGR
OFF
HUBUNG
SINGKAT
1 FASA
R
S
T
Gangguan HS terjadi pada fasa T, arus mengalir masuk ke GFR - PMT trip
3Io
Lanjutan 7.7.
105
113. Penyulang
Gangguan
+
-
CT
CT mentransfer besaran primer
ke besaran sekunder
Rele detektor hanya bekerja-
dengan arus kecil akurat
Perlu sumber Volt DC untuk -
tripping PMT
Karakteristik bisa dipilih
Definite, Inverse, Very-Inverse atau
Extreemely Inverse.
Pengaman Gangguan Antar Fasa (OCR)
Pengaman Gangguan Satu Fasa Ketanah (GFR)
Cara kerja:
7.8. PERALATAN PENGAMAN PADA JARINGAN 20 kV
106
114. Elektromekanis
Sederhana Definite, (instant)
Setelan
waktu
• Rele definite hanya menyetel waktu
• Saat terjadi gangguan hubung singkat arus
dari CT masuk ke kumparan Rele.
• Selenoid yang dililit kumparan akan menjadi
magnit dan kontak akan ditarik kebawah.
• lamanya kontak menyentuh switch tergantung
setting waktunya
7.9. RELE ARUS LEBIH SEKUNDER
107
115. Karakteristik Inverse
• Rele inverse menyetel waktu & arus
• Saat terjadi gangguan hubung singkat arus
dari CT masuk ke kumparan Rele
• Selenoid yang dililit kumparan akan mem
bentuk , fluks terpotong oleh piringan,
piringan berputar.
• Lamanya kontak menyentuh switch tergantung
setting waktunya
Lanjutan7.9.
108
116. Elektrostatik
Comp
Set I (arus)
Set timer
Kontak
Output
Rect
CT
Arus gangguan hubung singkat masuk ke CT.
Arus ini di searah kan di Rectifier dan arus searah di teruskan
ke comp.
Kapasitor digunakan menambah arus yang masuk coil tripping.
I
C
Lanjutan7.9.
109
117. t (detik)
I (ampere)
SET
t
KARAKTERISTIK TUNDA WAKTU
TERTENTU ( DEFINITE TIME )
SET
I
Karakteristik definite time: bisa di setting arus besar setting waktu kecil
7.10. KARAKTERISTIK RELAY
Karakteristik Relay : - Definite
- Invers
- Instant
110
118. t (detik)
I (ampere)
SET
I MOMENT
ISET
Digunakan untuk setting inverse dan moment
7.11. KARAKTERISTIK KOMBINASI INSTANT DENGAN
TUNDA WAKTU INVERSE
111
119. T (detik)
I (ampere)
MOMENT
ISET
SET
t
PADA KARAKTERISTIK INSTANT MEMPUNYAI WAKTU
MINIMUM: 40 s/d 80 milisecond DENGAN ARUS YANG BESAR
Digunakan: untuk back up pada pengaman distribusi
7.12. KARAKTERISTIK INSTANT = MOMENT
112
120. JARINGAN RADIAL SINGLE
51
51N
51G
51
51G
51
51G
51
51G
TRAFO UNIT/
TRAFO DAYA
SUMBER
KIT
KOORDINASI DENGAN O.C INVERSE
PERHITUNGAN KOORDINASI SELALU DIMULAI DARI RELAI
PALING HILIR, DAN BERGERAK KE HULU
7.13. PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
113
121. UNTUK : GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3 FASA
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 2 FASA
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASA KETANAH
RUMUS DASAR YANG DIGUNAKAN ADALAH HUKUM OHM
I =
V
Z
I = ARUS GANGGUAN H.S
V = TEGANGAN SUMBER
Z = IMPEDANSI DARI SUMBER
KETITIK GANGGUAN,
IMPEDANSI EKIVALENT
BIASANYA NILAI IMPEDANSI EKIVALENT INI YANG
MEMBINGUNGKAN PARA PEMULA.
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 2 FASA KETANAH
Lanjutan7.13.
114
122. UNTUK GANGGUAN 3 FASA IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN
ADALAH IMPEDANSI URUTAN
POSITIF
NILAI EKIVALEN Z1
TEGANGANNYA ADALAH E FASA
UNTUK GANGGUAN 2 FASA IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN
ADALAH JUMLAH IMPEDANSI
URUTAN POS. + URUTAN NEG.
NILAI EKIVALEN Z1 + Z2
TEGANGANNYA ADALAH E FASA-FASA
DARI KETIGA JENIS GANGGUAN, PERBEDAANNYA ADA PADA
UNTUK GANGGUAN 1 FASA KETANAH IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN
ADALAH JUMLAH IMPEDANSI
URUTAN POS. + URUTAN NEG. +
URUTAN NOL
NILAI EKIVALEN Z1 + Z2 + Z0
TEGANGANNYA ADALAH E FASA
UNTUK GANGGUAN 2 FASA KETANAH
IMPEDANSI YANG DIGUNAKAN
ADALAH JUMLAH IMPEDANSI
URUTAN POS. + URUTAN NEG. +
URUTAN NOL
NILAI EKIVALEN Z1 + Z2 * Z0
Z2 + Z0
Lanjutan7.13.
:
:
:
:
115
123. PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN :
GANGGUAN TIGA FASA : RUMUSNYA :
V
Z
I =
V = TEGANGAN FASA - NETRAL
Z = IMPEDANSI Z1 ekivalen
GANGGUAN DUA FASA :
V
Z
I =
V = TEGANGAN FASA - FASA
Z = IMPEDANSI ( Z1 + Z2 ) ekivalen
RUMUSNYA :
Lanjutan7.13.
116
124. GANGGUAN SATU FASA KETANAH :
RUMUSNYA :
V
Z
I =
V = 3 x TEGANGAN FASA
Z = IMPEDANSI ( Z1 + Z2 + Z0 ) eki
GANGGUAN DUA FASA - KETANAH :
V
Z
I =
V = TEGANGAN FASA - FASA
Z = IMPEDANSI Z1 + Z2 * Z0
Z2 + Z0
ekivalen
2.8. PENGAMAN TEMPERATUR GENERATOR
RUMUSNYA :
117
125. 0,14
1
I
I
x
t
Tms
k
SET
f ault
detik
1
I
I
Tms
0,14
t k
SET
FAULT
t = Waktu trip (detik).
Tms = Time multiple setting.
Ifault = Besarnya arus gangguan Hub Singkat (amp)
Setelan over current relay (inverse) diambil arus gg hub singkat terbesar.
Setelan ground fault relay (inverse) diambil arus gangguan hub singkat terkecil.
ISET = Besarnya arus setting sisi primer
Setelan over current relay (Invers) diambil 1,05 s/d 1,1 x Ibeban
Setelan ground fault relay (inverse) diambil 0,06 s/d 0,12 x arus gg hub singkat terkecil.
Faktor k tergantung pada kurva arus waktu, sebagai berikut:
Nama kurva k
IEC standard Inverse 0,02
IEC very Inverse 1
IEC Extremely Inverse 2
IEEE standard Inverse 0.02
IEEE Short Inverse 0.02
IEEE Very Inverse 2
EEE inverse 2
IEEE Extremely Inverse 2
7.14. SETELAN Tms DAN WAKTU PADA RELAY INVERS
118