Jual Obat Cytotec Di Indramayu 0823.2222.3014 Pusat Pelancar Haid Ampuh Berga...
Proses perawatan mould water outlet ewo 10
1. LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PROSES PERAWATAN MOULD WATER OUTLET ( EWO 10 )
PADA MESIN GRAVITY CASTING DI PT. WIJAYA KARYA
INDUSTRI DAN KONTRUKSI PABRIK PLASTIK
PRESSING CASTING (PPC) TAHUN 2024
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata
kuliah wajib Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
Disusun Oleh:
AGUNG RAISBADRI
NIM. 2101012074
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN JURUSAN
TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PADANG
TAHUN 2024
2. ii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
Laporan Akhir praktik kerja lapaangan dengan judul:
PROSES PERAWATAN MOULD WATER OUTLET ( EWO 10 )
PADA MESIN GRAVITY CASTING DI PT. WIJAYA KARYA
INDUSTRI DAN KONTRUKSI PABRIK PLASTIK
PRESSING CASTING (PPC) TAHUN 2024
Disusun Oleh:
AGUNG RAISBADRI
NIM.2101012074
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing:
Yazmendra Rosa, ST.,MT.
NIP. 19710115 199802 1 002
Mengetahui:
Ketua
Jurusan Teknik Mesin
Ketua
Program Studi DIII Teknik Mesin
Menhendry, Dipl.Ing. HTL, M. Eng
NIP. 19660404 199512 1 001
Dr. Junaidi, ST.,MP
NIP. 19641231 199203 1 034
3. iii
LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN PRKTIK KERJA LAPANGAN
PT. WIJAYA KARYA INDUSTRY & KONTRUKSI PABRIK
PLASTIK PRESING CASING (PPC)
Jalan Raya Narogong KM 26, Cileungsi,
Kab. Bogor Jawa Barat
PROSES PERAWATAN MOULD WATER OUTLET ( EWO 10 )
PADA MESIN GRAVITY CASTING DI PT. WIJAYA KARYA
INDUSTRI DAN KONTRUKSI PABRIK PLASTIK
PRESSINGCASTING (PPC) TAHUN 2024
Disusun Oleh:
AGUNG RAISBADRI
NIM.2101012074
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, telah di periksa dan disetujui oleh:
Menager Pabrik
PT WIKA Industri & Kontruksi PPC
Rudy Heryadi
Pembimbing Industi
Kasie.Lat & WS
Pembimbing Lapangan
Karu.WS Casting
Nana Jumhana Lili Sahli
4. iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan atas kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik kerja lapangan ini. Shalawat besertakan salam tidak lupa penulis hanturkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan
ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Adapun laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) industri ini telah penulis
selesaikan di PT. Wijaya Karya Industri & Kontruksi PPC dengan judul “Proses
Perawatan Mould Water Outlet (EWO I0) pada Mesin Gravity Casting di PT.
Wijaya Karya Industri & Kontruksi Plastik Presing Casting (PPC)”. Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah praktik kerja lapangan pada
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang, dan juga untuk memperoleh
pengalaman operasional secara langsung di dunia industri dan penerapan ilmu
pengetahuan serta teknologi pada bidang yang diambil penulis.
Dalam proses pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan penyusunan
laporan praktik kerja lapangan ini penulis banyak mendapatkan ilmu pengetahuan,
wawasan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Allah SWT, yang selalu memberikan rahmat, nikmat dan karunia-Nya serta
kesempatan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan praktek kerja lapangan
beserta dengan laporan ini.
2. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan
5. v
dan mendukung setiap langkah yang penulis tempuh dalam pendidikan.
3. Bapak Dr. Surfa Yondri, S.T., S.ST, M.Kom, selaku Direktur Politeknik Negeri
Padang.
4. Bapak Menhendry, Dipl.Ing. HTL, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Padang.
5. Bapak Dr. Junaidi, ST.,MP selaku Kepala Program Studi DIII Teknik Mesin
Politeknik Negeri Padang
6. Bapak Yazmendra Rosa, ST.,MT, selaku pembimbing praktik kerja lapangan
Politeknik Negeri Padang
7. Seluruh dosen dan staf jurusan teknik mesin Politeknik Negeri Padang yang
telah banyak berjasa dalam memberikan ilmu serta ikut membantu dalam
mengurus segala bentuk administrasi dan hal lainnya di jurusan teknik mesin
Politeknik Negeri Padang.
8. Bapak Rudy Heryadi, selaku HR Manager Pabrik PT. Wijaya Karya Industri dan
Kontruksi PPC (Plastic, Pressing, and Casting).
9. Bapak Nana Jumhana selaku kepala devisi peralatan dan Workshop sekaligus
pembimbing industri.
10. Bapak Lili Sahli, selaku pelaksana peralatan dan Workshop sekaligus
pembimbing industri.
11. Seluruh karyawan PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi PPC, khususnya
bagian Engineering Production yang telah memberikan pengetahuan,
pengalaman, dan bimbingan kepada penulis selama melakukan praktik kerja
lapangan.
6. vi
12. Seluruh rekan- rekan Program Studi DIII teknik mesin sesama praktik kerja
lapangan di PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi PPC.
13. Semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan moril maupun materil
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik itu dari
segi isi, cara penyampaian dan teknik penulisan. Oleh sebab itu saran, masukan, dan
kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhri kata semoga laporan
praktik kerja lapangan ini mampu memberikan manfaat serta menambah
pengetahuan, baik kepada pembaca maupun kepada penulis sendiri.
Cileungsi, 26 April 2024
AGUNG RAISBADRI
NIM.2101012074
7. vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN....................................................ii
LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN..........................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan praktik kerja lapangan..........................................................4
1.3 Batasan masalah…………………………...……………………....5
1.4 Manfaat penulisan laporan...............................................................5
1.5 Waktu pelaksanaan...........................................................................5
1.6 Jadwal kegiatan.................................................................................6
1.7 Referensi penulisan laporan.............................................................7
1.8 Sistematis penulisan laporan............................................................7
1.9 Perencanaan kegiatan ……………………………………..………9
BAB II PROFIL PT. WIKA ..........................................................................10
2.1 Perusahaan PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi PPC............10
2.2 Perkembangan PT. WIKA Industri dan Kontruksi...........................11
2.3 Visi misi dan nilai-nilai PT WIKA Industri dan Kontruksi..............14
2.4 Struktur organisasi PT. WIKA Industri dan Kontruksi PPC...........15
2.5 Deskripsi tugas .................................................................................16
BAB III TINJAUAN PUSTAKA...................................................................22
3.1 Pengertian mesin gravity casting......................................................22
3.2 Mould gravity casting.......................................................................28
3.3 Maintenance......................................................................................28
3.4 Sand blasting.....................................................................................29
BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................31
4.1 Perawatan mould gravity casting......................................................31
4.2 Alat-alat yang digunakan dalam perawatan.....................................31
4.3 Sand blasting pada mould gravity casting ........................................33
4.4 Proses perawatan mould gravity casting...........................................37
4.5 Dampak yang ditimbulkan jika tidak dilakukan perawatan ...........43
4.6 Hasil produk dari mould (ewo 10)...................................................44
BAB V PENUTUP...........................................................................................45
5.1 Kesimpulan ......................................................................................45
9. ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Logo PT. Wijaya Karya Industri & Kntruksi................................10
Gambar 2.2 Peta Lokasi PT. Wijaya Karya Industri & Kontruksi....................11
Gambar 2.3 Time Line PT WIKA Industri & Kontruksi..................................14
Gambar 2. 4 Struktur Organisasi PT WIKA Industri & Kontruksi PPC .........16
Gambar 3.1 Mesin Gravity Casting...................................................................22
Gambar 3.2 Mould Gravity Casting..................................................................25
Gambar 4.1 Struktur Kerja dan proses Perawatan Mould gravity Casting.......32
Gambar 4.2 Area Sand Blasting........................................................................34
Gambar 4.3 Alat Pelindung Diri.......................................................................34
Gambar 4.4 Core Plate......................................................................................35
Gambar 4.5 Cavity Plate...................................................................................35
Gambar 4.6 Proses Sand Blasting Mould.........................................................35
Gambar 4.7 Penyemprotan Menggunakan Nozel.............................................36
Gambar 4.8 Proses Finishing.............................................................................37
Gambar 4.9 mould yang sudah di blasting........................................................38
Gambar 4.10 Lower Plate Ejector.....................................................................38
Gambar 4.11 Slide core....................................................................................39
Gambar 4.12 Pin ejector...................................................................................39
Gambar 4.13 Pemeriksaan sistem hidrolik........................................................40
Gambar 4.14 gambar pemeriksaan baut L........................................................40
Gambar 4.15 Pengarah Mould..........................................................................41
Gambar 4.16 ventilasi atau pin hole .................................................................41
Gambar 4.17 Cawan Tuang...............................................................................42
Gambar 4.18 Mould yang setelah di pasang.....................................................42
Gambar 4.19 label Mould yang siap di Pakai...................................................43
Gambar 4.20 Area Mould Siap Pakai...............................................................43
Gambar 4.21 Produk EWO 10………………………. ....................................44
Gambar 4.22 Produk yang sudah di Finishing…….…………………….…….44
10. x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jadwal pelaksanaan...........................................................................5
Tabel 1.2 Jadwal kegiatan.................................................................................6
Table 1.3 Sistematika laporan...........................................................................8
Tabel 2.1 Nilai – nilai perusahaan.....................................................................15
11. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Dunia industri dan perguruan tinggi merupakan satu kesatuan yang saling
berkaitan. Hubungan tersebut sering disebut sebagai kemitraan seorang mahasiswa
yang sedang menutut ilmu, khususnya mahasiswa jurusan teknik mesin perlu
memahami kondisi nyata yang ada di dunia industri. Mahasiswa tidak hanya paham
dan hafal teori saja namun juga perlu mengerti akan kondisi perusahaan yang
sesungguhnya. Perubahan teknologi dan percepatan informasi telah mempengaruhi
aspek-aspek dalam proses produksi di perusahaan dengan adanya peranan perguruan
tinggi, sebagai badan research and development diharapkan mampu menjawab
tantangan dalam perubahan tersebut. Sehingga performance sebagai partner akan
meningkat. Disinilah link and match pola kemitraan yang perlu dibangun untuk
meningkatkan mutu dan produktivitas pada sektor industri serta perguruan tinggi.
Pengetahuan dan pengalaman yang bersifat aplikatif atau praktis juga sangat
dibutuhkan mahasiswa disamping teori-teori yang telah diperoleh dari perkuliahan.
Pada Program Studi DIII Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang, Praktik Kerja
Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah wajib dengan bobot 8 SKS. Praktik
kerja lapangan merupakan mata kuliah yang termasuk dalam program pengalaman
lapangan berupa kegiatan belajar mahasiswa yang dilakukan pada perusahaan atau
industri secara terbimbing dan terpadu dalam keahlian bidang studi sebagai wahana
pembentukan kemampuan akademik (profesi).
12. 2
Mahasiswa program studi DIII teknik mesin, jurusan teknik mesin politeknik
negeri padang, diwajibkan mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya. Dengan melaksanakan praktik kerja
lapangan mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan kerangka pemikiran yang
bermanfaat untuk memecahkan masalah yang terjadi di tempat praktik lapangan
maupun permasalahan masyarakat secara umum.
Sehubungan dengan kewajiban mahasiswa untuk melaksanakan praktik kerja
lapangan. adanya keterikatan program studi yang penulis tempuh dengan proses
kegiatan di PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi PPC menjadi tujuan utama bagi
penulis untuk melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan di PT. Wijaya Karya
Industri dan Kontruksi PPC. Pelaksanaan PKL yang dilakukan di PT. Wijaya Karya
Industri dan Kontruksi pada Pabrik PPC (Plastic, Pressing, Casting). penulis
memilih PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi PPC sebagai tempat untuk
melakasanakan PKL karena sesuai dengan konsentrasi program studi penulis, yaitu
teknik mesin. Sehingga penulis dapat melakukan pembelajaran yang lebih mendalam
terhadap keilmuan yang tidak hanya didapatkan di bangku perkuliahan terkait
dengan dunia industry.
PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi merupakan salah satu anak
perusahaan dari PT. Wijaya Karya (persero) Tbk, yang bergerak dalam bidang usaha
pabrikasi baja, plastic, pressing, casting (PPC), serta alat berat. Pabrik PPC PT.
Wijaya Karya Industri dan Kontruksi merupakan pabrik yang memproduksi untuk
otomotif dan non – otomatif. Produk otomotif dari PPC PT. Wijaya Karya Industri
13. 3
dan Kontruksi meliputi spare part atau komponen - komponen mesin dari kendaraan
bermotor. Komponen- komponen tersebut diproduksi di dalam kawasan industri
WIKA yang terletak di Cileungsi, Bogor tepatnya di dalam pabrik Platic, Pressing,
dan Casting. PT WIKON tidak hanya memproduksi spare part otomotif saja, namun
meliputi juga pencetakan untuk material aluminium, metal forming, injection
molding untuk material plastik, pencetakan katodik untuk proteksi kapal.
Dalam kegiatan PKL ini penulis ditempatkan dibidang Worksop Casting
(Maintenance Casting). Dalam bagian ini penulis ditempatkan pada proses perawatan
mould. Proses perawatan mould sering juga di sebut “Maintenance” yang saat ini
diproses oleh perusahaan untuk memproduksi produk di PT. Wijaya karya indusri
dan kontruksi PPC. Perawatan Mould ini brfungsi untuk meningkatkan mutu
produksi, memperpanjang umur mould, dan dapat mengurangi terjadinya cacat pada
produk yang di hasilkan.
Pada praktik kerja kapangan ini penulis ditugaskan melakukan pengecekkan
terhadap mould yang dilakukan oleh petugas kerja yang di lapang, dan kemudian
hasilnya akan dilaporakan serta menjadi bahan pertimbangan. Apabila mould terjadi
kerusakan maka melakukan proses perbaikkan pada mould tersebut.
Praktek kerja lapangan bermanfaat dalam memberikan bekal terhadap
mahasiswa tentang apa yang perlu mereka miliki nantinya jika terjun ke dunia industri.
Mahasiswa yang sukses dalam praktik kerja lapangan lebih mudah beradaptasi dengan
dunia kerja karena mereka diasumsikan telah memahami kebutuhan industri sehingga
mereka diharapkan dapat menjadi calon tenaga kerja yang terampil. Pada laporan
14. 4
praktik kerja lapangan ini, penulis membahas tentang judul “Proses Perawatan
Mould Water Outlet (EWO 10) pada Mesin Gravity Casting di PT. Wijaya
Karya Indusri dan Kontruksi Plastik Presing Casting (PPC)”.
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
1.2.1 Tujuan Umum
1) Dapat Mengaplikasikan dan Menerapkan secara langsung teori serta
ilmu yang di dapat selama di bangku perkuliahan ke dunia industri.
2) Belajar disiplin dan bertanggung jawab sesuai dengan tuntutan pada
dunia industri.
3) Dapat berfikir serta bekerja sama dengan berbagai orang dan berbagai
macam bidang keahlian.
4) Dapat mengetahui masalah-masalah yang sering timbul pada dunia
industri dan dapat mencari solusi atas permasalahan tersebut.
5) Sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mengetahui dan memahami Sistem kerja di PT. Wijaya Karya Industri
Kontruksi pada Pabrik PPC.
2) Mendapatkan pengalaman dalam menghadapi dan menganalisa serta
menyelesaikan permasalahan yang terjadi berdasarkan teori-teori yang
telah diperoleh dari bangku perkuliahan.
3) Sebagai salah satu syarat mata kuliah yang harus di penuhi dalam rangka
mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) di Politeknik Negeri Padang.
1.3 Batasan Masalah
15. 5
Penulis akan memberikan batasan permasalahan dan asumsi yang dapat
diambil dari laporan ini, sebagai berikut :
1) Penjelasan umum profil PT. Wijaya Karya Industri & kontruksi PPC
2) Memahami proses maintenance pada mould pada Gravity Casting.
3) Memahami proses Sand Blasting pada mould pada Gravity Casting.
1.4 Manfaat Penulisan Laporan
1) Mengetahui profil perusahaan PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi
PPC.
2) Mengetahui dan memahami proses maintanence pada Mould Gravity
Casting.
3) Mengetahui dan memahami proses Sand Blasting pada Mould Gravity
Casting.
1.5 Waktu pelaksanaan
Waktu dan tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan:
Tabel 1. 1 Jadwal Pelaksanaan
Waktu : 01 Februari 2024– 31 April 2024
Tempat : Pabrik Plastik, Pressing, dan Cassting (PPC) PT.
Wikaya Karya Industri & Kontruksi, Jln. Raya
Narongong KM. 26, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat 16820.
1.6 Jadwal kegiatan
16. 6
PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi PPC menetapkan 4 hari kerja yaitu
pada hari Senin hingga hari Kamis dan hari Jum’at hingga hari Minggu merupakan
hari libur, untuk jadwal kegiatan dan alokasi waktu dapat dilihat pada table 1.2
Table 1.2 jadwal kegiatan dan waktu kegiatan PKL
Hari Jam Rincian Kegiatan
Senin-Kamis
07.00 Masuk Jam Kerja
07.00-07.20 Briefing
07.20-08.00 Bersih-bersih
08.00-11.30 Jam kerja
11.30-12.30 ISHOMA
12.30-14.45 Jam kerja
14.45-15.15 Break Ashar
15.15-16.00 Jam kerja
16.00 Jam pulang
Senin-Kamis
Ramadhan
07.00 Masuk Jam Kerja
07.00-07.20 Briefing
07.20-08.00 Bersih-bersih
08.00-11.30 Jam kerja
11.30-12.30 ISTIRAHAT
12.30-14.45 Jam kerja
15.00 Jam pulang
17. 7
1.7 Referensi Penulisan Laporan
Data dan informasi sebagai bahan penyusunan laporan praktik kerja lapangan
diperoleh melalui beberapa cara, antara lain adalah:
1.7.1 Pengamatan Lapangan (Observasi)
Penulis terlibat lansung dalam kegiatan di lingkungan kerja tersebut. Metode
ini dilakukan dengan alasan untuk dapat memahami lansung permasalahan yang
terjadi di lapangan sehingga dapat memudahkan penulis dalam menyusun laporan.
1.7.2 Wawancara
Penulis melakukan wawancara dilakukan terhadap seorang pembibing dan
karyawan yang ada di lingkungan kerja. Metode ini dilakukan dengan alasan karena
tidak semua yang dilakukan dalam dunia kerja dapat dikuasai oleh penulis. Maka
dengan metode ini diharapkan bertambahnya informasi dalam melakukan praktik
kerja lapangan tersebut perlu bertanya secara rinci, serta meminta penjelasan
mengenai apa saja yang berhubungan dengan bahan meyusun laporan.
1.7.3 Studi Literatur
Metode yang digunakan dengan cara mencari dan membaca literatur yang ada
kaitannya dengan pokok bahasan. Metode ini dilakukan dengan alasan untuk
memperjelas metode pertama dan kedua.
1.8 Sistematis Penulisan Laporan
Untuk Memudahkan Pembahasan dalam laporan kerja praktik ini, maka
laporan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
18. 8
Table 1.3 sistematika laporan kerja praktik lapangan
BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang kerja praktik
lapangan, tujuan praktik kerjalapangan,
batasan masalah, manfaat penulisan laporan,
waktu pelaksanaan, referensi penulisan serta
sistematika penulisan laporan.
BAB II GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN
Berisi tentang sejarah perusahaan PT. Wijaya
Karya Industry & Kontruksi PPC, profil
perusahaan PT. Wijaya Karya Industry &
Kontruksi PPC, visi dan misi perusahaan PT.
Wijaya Karya Industry & Kontruksi PPC, Nilai
Inti perusahaan PT. Wijaya Karya Industry &
Kontruksi PPC, Kebijakan Mutu perusahaan PT.
Wijaya Karya Industry & Kontruksi PPC, tujuan
perusahaan PT. Wijaya Karya Industry &
Kontruksi PPC, Motto perusahaan PT. Wijaya
Karya Industry & Kontruksi PPC, Produk
perusahaan PT. Wijaya Karya Industry &
Kontruksi PPC, struktur organisasi Perusahaan
PT. Wijaya Karya Industry & Kontruksi PPC,
dan Profil Production Engineering.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas kajian pustaka yang
menjadi dasar teori terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan topik pembahasan laporan ini.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini Penulis terlebih dahulu
memaparkan deskripsi tentang hasil-hasil
penelitian. Kemudian dalam bab ini penulis
memaparkan proses sekaligus hasil analisa.
Pembahasan merupakan hal terpenting yang
perlu dipaparkan dalam bab ini, agar pembaca
dapat menilai sejauh mana penulis
mengembangkan wawasannya dalam sebuah
studi kasus.
BAB V PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan Saran dari
pembahasan yang diangkat oleh penulis. Serta
dibagian kesimpulan ini juga dapat dicantumkan
hasil dari tujuan dari laporan ini
19. 9
1.9 Perencanaan Kegiatan PKL di PT. Wijaya Karya Industri Dan Kontruksi
PPC
Praktik kerja lapangan ini terdiri dari rangkaian aktifitas yang berhubungan
antara satu dengan yang lainnya, mulai dari awal kerja praktik sampai dengan
penyusunan laporan PKL. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan selama PKL meliputi:
1.9.1 Pengenalan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal mahasiswa dengan perusahaan
tempat praktik kerja dalam hal ini adalah PT. Wijaya Karya Industry & Kontruksi
PPC. Pada masa ini adalah masa adaptasi untuk memasuki lingkungan baru.
1.9.2 Praktik
Kegiatan praktik dilakukan agar mahasiswa benar-benar memahami dan
mengetahui prosedur dan teknik-teknik, serta memperoleh keterampilan yang
diterapkan PT. Wijaya Karya Industry & Kontruksi PPC agar proses produksi tidak
terhambat.
1.9.3 Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari
hasil praktik, ditambah lagi dengan wawancara dengan pihak yang berkompeten
dan sesuai dengan bidangnya, sehingga data yang penulis peroleh dapat dipercaya
dan memuaskan.
1.9.4 Penyusunan Laporan
Data data yang didapatkan diolah kemudian disusun dan dibuat laporannya
sesuai dengan judul yang akan dibahas.
20. 10
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Perusahaan PT. Wijaya Karya Industri & Kontruksi PPC
2.1.1 Profil Perusahaan
Gambar 2.1 Logo PT. Wijaya Karya Industri & Kntruksi
WIKA Industri & Konstruksi adalah anak perusahaan PT WIKA yang berasal
dari penggabungan dua divisi yaitu divisi produk metal dan divisi perdagangan PT
WIKA. tujuannya adalah untuk meningkatkan perhatian pada manajemen bisnis,
untuk lebih mandiri dan untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik. tiga
bisnis unit terdiri dari: perdaganan umum, metal dan konversi energi.
Yakin bahwa “Quality is our way of live” menjadi aset mendasar dalam
membangun kepercayaan konsumen akan kualitas produk WIKA Industri &
Konstruksi. Ini dibuktikan dengan konsistensi komitmen manajemen dalam
menjalankan ISO 9000, QS 9000, 5R, K3 dan total quality management (TQM)
sebagai salah satu parameter kesuksesan bisnis. Karenanya, telah dibentuk
penempatan bisnis dan diferensiasi di setiap SBU agar dapat bertahan dalam era
persaingan pasar global yang semakin kompetitif.
21. 11
2.1.2 Peta Lokasi PT WIKA Industri & Kontruksi
Gambar 2.2 Peta Lokasi PT. Wijaya Karya Industri & Kontruksi
2.2 Perkembangan PT. WIKA Industri & Kontruksi
Berdasarkan sumber yang dikutip dari (https://wikaikon.co.id) “WIKA
dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze
Vennotschap Technische Handel Maatschappi en Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis
en Co dengan fokus dibisnis pembangunan jaringan listrik dan pipa air. Pada tahun
1958, NV Vis en Co resmi diambil alih oleh Indonesia. Pada tahun 1960 Kementrian
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) mengubah nama Perusahaan menjadi
Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Lalu selanjutnya di nasionalisasi oleh
Pemerintah Indonesia menjadi PN Widjaya Karya. WIKA turut serta dalam proyek
pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan
Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta.
Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap pengembangan kerap kali
dilakukan untuk terus tumbuh serta menjadi bagian dari pengabdian WIKA bagi
perkembangan bangsa melalui jasa-jasa konstruksi yang tersebar di berbagai penjuru
negeri.
Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972, dimana status WIKA
22. 12
berubah menjadi Persero, dan berganti nama menjadi PT. Wijaya Karya. WIKA
kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani
berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek
irigasi Jati luhur. Pada saat ini PT. Wijaya Karya memiliki 6 entitas anak, salah
satunya yaitu PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi.
PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON) adalah entitas anak PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk, yang memiliki usaha di bidang Fabrikasi Baja, Plastik,
Pressing & Casting (PPC) serta Alat Berat Konstruksi. PT. Wijaya Karya Industri &
Konstruksi ini bergerak di bidang Industri & fabrikasi baja yang didirikan pada tahun
2000 dengan nama PT. Wijaya Karya Intrade dengan lini bisnis dibidang trading.
PT. Wijaya Karya Industri dan Trading (WIN) ini merupakan hasil
penggabungan 2 buah divisi yang ada di PT. Wijaya Karya yaitu seksi Produk Metal
dan Seksi Perdagangan. Seksi produk metal merupakan seksi yang memiliki bidang
usaha fabrikasi metal (ferrous dan non-ferrous), fabrikasi plastic (Engineering
Plastik) dan fabrikasi produk kelistrikan. Lalu pada tahun 2013 PT Wijaya Karya
Intrade berubah nama menjadi PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi dengan
bidang usaha Fabrikasi Baja dan Industri.
Pergantiaan nama perseroan dari PT. Wijaya Karya Industri dan Treding
(WIN) menjadi PT. Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) tertuang dalam
Akta No. 36 tanggal 12 April 2013 yang dibuat di hadapan ibu Sri Ismiyati, SH. Saat
ini, Lini bisnis pada PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi dibagi menjadi 3 divisi
yaitu divisi produksi, divisi operasi, dan divisi infrastruktur dan peralatan. Dikutip
dari laman resmi (www.wikaikon.co.id/divisi-operasi/) Divisi Operasi merupakan
23. 13
salah satu unit bisnis PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi yang mencerminkan
kemampuan utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan
mensinergikan sumber daya manusia yang handal, teknologi terbaru dan keahlian
mumpuni dalam pembangunan mega proyek.
Divisi ini memiliki 3 Unit Bisnis yaitu Industrial Plan , Oil and Gas serta
Bridge Construction & Civil. Sedangkan pada divisi produksi terdapat 2 pabrik, yaitu
fabrikasi baja dan PPC (Plastic, Pressing, Casting). Fabrikasi Baja adalah salah satu
unit bisnis WIKON yang begerak dibidang steel bridge, steel structure, plate work
dan tower. Pada pabrik PPC (Plastic, Pressing, Casting) terdapat 3 plant, yaitu
Plastic Injection & Painting Plant, Pressing & Stamping Plant, dan Casting &
Machining Plant.
Divisi selanjutnya pada lini bisnis PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi,
yaitu Divisi Infrastruktur dan Peralatan. Dikutip dari laman resmi
(www.wikaikon.co.id/infrastruktur-dan-peralatan), Divisi Infrastruktur dan peralatan
merupakan salah satu divisi di Wijaya Karya Industri & Konstruksi yang bergerak
dibidang penyediaan alat berat konstruksi untuk mendapatkan nilai manfaat finansial
dan non finansial sebesar besarnya bagi perusahaan. Produk atau jasa utama pada
divisi ini yaitu menyediakan penyewaan alat berat konstruksi untuk memenuhi
kebutuhan stakeholder dalam berbagai proyek konstruksi, maupun proyek lainnya
yang didukung dengan operator dan tenaga mekanik yang handal.
24. 14
Gambar 2.3 Time Line PT WIKA Industri & Kontruksi.
Gambar 2.3 Perkembangan PT. WIKA Industri & Kontruksi
2.3 Visi, Misi dan Nilai-nilai PT WIKA Industri Dan Kontruksi
2.3.1 Visi
“Menjadi perusahaan Engineering, Production, Installation (EPI) Baja dan
Otomotif yang terpercaya serta ramah lingkungan.”
2.3.2 Misi
1) Memastikan profitabilitas yang mampu mendukung pertumbuhan
perusahaan
2) Membangun kepercayaan melalui kualitas, inovasi produk dan layanan.
3) Menciptakan kompetensi unik untuk memenangkan persaingan.
4) Bersinergi dengan pemangku kepentingan untuk menciptakan nilai tambah.
5) Memastikan tata kelola perusahaan yang baik dan ramah lingkungan.
2.3.3 Nilai – Nilai Perusahaan
Perseroan melakukan penyelarasan Value PT. WIKA Industri & Kontruksi
dengan tata nilai AKHLAK yang merupakan turunan dari nilai-nilai utama atau core
value Badan Usaha Milik Negara yang dijadikan sebagai budaya perusahaan dari
25. 15
Induk Perseroan PT. Wijaya Karya (Tbk).
Nilai Akhlak yang ada relevan dengan nilai-nilai Clean, Respectful, Synergy
yang sebelumnya dianut oleh Perseroan. Amanah dan Loyal merupakan elaborasi
dari Clean. Harmonis dan Kompeten merupakan elaborasi dari Respectful.
Sementara Adaptif dan Kolaboratif merupakan elaborasi dari Synergy.
Tabel 2. 1 Nilai – Nilai Perusahaan
Amanah Kami Memegang teguh kepercayaan yang diberikan
Kolaboratif Kami Membangun kerja sama yang sinergis
Harmonis Kami Saling peduli dan menghargai perbedaan
Loyal Kami Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara
Adaptif Kami Terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakkan atau pun menghadapi perubahan
Kompeten Kami Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
Sumber: Profil PT. WIKA Industri & Kontruksi
2.4 Struktur Organisasi PT. WIKA Industri & Kontruksi PPC
Struktur organisasi PT. Wijaya Karya Industri & Konstruksi Pabrik PPC
(Plastic, Pressing, dan Cassting) dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut:
26. 16
Bagan 2.1 struktur organisasi PT. WIKA Industri Dan Kontruksi PPC
Gambar 2. 4 Struktur Organisasi PT WIKA Industri & Kontruksi PPC
Sumber: Profil PT. WIKA Industri & Kontruksi
2.5 Deskripsi Tugas
2.5.1 Manager Pabrik
1) Melaksanakan sasarn dan target produksi secara efektif dan efisien sesuai
dengan rencana produksi yang telah ditetapkan.
2) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan standar produk dan proses
produksi.
27. 17
3) Melaksanakan upaya peningkatan efiensi dan efektivitas produksi.
4) Menyelenggarakan pelayihan – pelatihan intern dan ekstern yang meliputi
penjelasan kebijakan mutu, intruksi kerja, dan keterampilan lainnya.
2.5.2 Seksi Quality Safety Health and Environment
Seksi QSHE ini memiliki 3 bagian staff yaitu staff quality assurance, staff
quality control, dan safty officer. Seksi quality safety health and environment
(QSHE) memiliki dua tugas yang terbagi menjadi tugas perencanaan dan tugas
pelaksanaan.
1) Perencanaan:
(1) Menyajikan Standard Operational Procedure (SOP) lingkup QSHE.
(2) Menyajikan rencana pengawasan, pengujian dan kalibrasi, menyajikan
intruksi kerja dan menyajikan rencana “safety plant”.
2) Pelaksana:
(1) Mengendalikan mutu produk sesuai dengan standar
(2) Melaksanakan kalibrasi alat dan K3 serta menyediakan gambar kerja
alat, inspeksi Quality dengan baik.
2.5.3 Seksi Teknik Produksi
Seksi teknik produksi merupakan seksi yang bertugas untuk mendesain alat,
menentukan bahan dan material yang digunakan. pekerjaan dari teknik produksi dari
mulai desain produk, layout produk, serta segala keperluan seperti bahan dan
material yang dibutuhkan untuk membuat suatu alat. Seksi ini terbagi menjadi tiga
bagian yaitu pengendali dokumen teknik, teknik design proses, dan teknik proses.
28. 18
1) Pengendali Dokumen Teknik:
(1) Melakukan pengontrolan terhadap dokumen Teknik dan menjelaskan
rangkaian proses APQP, PPAP, dan FMEA.
(2) Mencatat dan legalisasi dokumen masuk dan keluar, distribusi dokumen
Teknik,
(3) Melakukan pemutakhiran data dan menginformasikan kebutuhan
administrasi Teknik,
(4) Menyusun laporan bulanan Teknik.
2) Teknik Design Process :
(1) Membuat kajian Teknik produk/proses baru.
(2) Membuat rancangan anggaran biaya (RAB) dan estimasi
waktu pengembangan produk.
(3) Melakukan Analisa pra-design.
(4) Melakukan design proses dan mold atau dies.
(5) Membuat jadwal pembuatan proses yang di sub-kontrak.
(6) Memonitoring hasil design produksi atau workshop memberikan
masukan perbaikan proses dan design mould.
(7) Melaksanakan perbaikan teknis dengan mould membuat design
tooling untuk alat bantu proses.
(8) Membuat RAB dan estimasi waktu untuk pembuatan tool,
monitoring hasil design, dan memberikan masukan perbaikan.
29. 19
3) Teknik Proses :
(1) Membuat usulan dan jadwal proses trial
(2) Membuat laporan trial
(3) Membuat uraian kerja proses
(4) Mengusulkan perbaikan dan penyempurnaan proses
(5) Mengusulkan terhadap pengembangan proses baru
(6) Merencakanan kebutuhan material dan tools untuk produk baru dan
melakukan koordinasi dengan bagian produksi dan workshop.
2.5.4 Seksi Produksi
1) Bertanggung jawab atas proses produksi yang berjalan.
2) Memastikan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan oleh konsumen.
3) Memberi pengarahan kepada karyawan atau operator terkait agar kegiatan
produksi sesuai dengan instruksi kerja yang berlaku. Apabila terjadi
masalah dalam produksi, seksi produksi berkoordinasi dengan seksi
peralatan dan workshop untuk mencari solusi agar proses produksi dapat
berjalan tanpa adanya gangguan.
2.5.5 Seksi Peralatan dan Workshop
1) Melakukan perawatan dan perbaikan alat dan juga mesin industri dalam
proses produksi.
2) Memantau kegiatan prduksi yang berlangsung agar tidak terjadi
30. 20
gangguan.
3) Saat terjadi gangguan dalam proses produksi, seksi peralatan dan
workshop langsung melakukan perbaikan alat atau mesin industri
dengan berkoordinasi bersama seksi produksi.
2.5.6 Seksi Keuangan, Personalia, dan Pengadaan
Seksi keuangan, personalia, dan pengadaan memiliki 6 staff yang berbeda, di
antaranya staff keuangan, staff akuntansi, staff personalia, staff umum, staff
pengadaan dan kasir. Berikut adalah tugas dari Seksi Keuangan, Personalia, dan
Pengadaan:
1) Membuat arus kas.
2) Menyajikan rencana kebutuhan dana pabrik dan kebutuhan karyawan.
3) Pengembangan dan pembinaan karyawan.
4) Pembinaan hubungan industrial, ATK, pemeliharaan ruang kerja
dan alat kerja, serta membuat pelatihan dan pengembangan
karyawan.
2.5.7 Seksi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan
1) Menyusun rencana produksi secara menyeluruh dan kebutuhan sumber daya
yang dibutuhkan untuk proses produksi.
2) Menyusun sistem pengendalian biaya, mereview rencana anggaran biaya
langsung.
3) Membuat program detail meliputi target pengiriman, pemakaian sumber
daya material dan peralatan.
4) Serta membuat standar mutu pekerjaan.
31. 21
Seksi ini dipimpin oleh manager dan dibawahi oleh beberapa bagian staff,
diantaranya staff pengendalian biaya dan material, staff perencanaan dan evaluasi
produksi, staff material, staff packing, dan staff PPD.
32. 22
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian MesinGravity Casting
Gambar 3.1 Mesin
Gravity Casting
Gambar 3.1 mesin gravity casting
Gravity Casting adalah mesin digunakan untuk proses pengecoran khususnya
untuk pembuatan water outlet dimana dalam proses pengerjaannya menggunakan
proses gravitasi. Karena mesin ini bekerja untuk produk masal sehingga mesin harus
beroperasi secara kontinyu dan proses produksi harus stabil. Maka dari itu mesin
gravity casting harus terdapat otomatisasi dalam operasinya sehingga terdapat
efisiensi dan produk yang dihasilkan lebih banyak. Sistem otomatisasi dalam mesin
ini menggunakan PLC sebagai kontrol mesin ini beroperasi yang terdiri dari proses
kup dan drag menutup, cairan logam masuk ke dalam cetakan (rotating process), dan
terakhir kup dan drag membuka dan hasil coran keluar. Semua proses kerja ini dapat
diatur waktu kerjanya dengan PLC.
Hasil dari sistem otomatisasi ini sangat penting mengurangi waktu produksi
33. 23
dan memaksimalkan produksi dibanding dengan proses manual. Salah satu
keuntungan besar dari metode ini adalah kemampuannya menghasilkan komponen
yang lebih sedikit berpori. Karena tidak ada gaya eksternal yang digunakan untuk
mendorong logam cair ke dalam cetakan, bagian akhir memiliki kepadatan lebih
tinggi dan kekuatan unggul. Gravity die casting menawarkan akurasi dimensi yang
sangat baik dan dapat digunakan untuk menuang logam seperti aluminium, dan seng.
Namun, metode ini biasanya lebih lambat dan kurang fleksibel serta mungkin lebih
mahal untuk volume yang lebih besar.
Mesin gravity casting memiliki beberapa komponen utama dalam melakukan
proses produksi. Bagian-bagian tersebut sebagai berikut:
3.1.1 Cetakan (Mould)
Cetakan adalah bagian kunci dalam proses gravity casting. Ini terbuat
dari material tahan panas, seperti baja, dan memiliki rongga yang sesuai dengan
bentuk yang diinginkan untuk bagian yang akan dicor. Ada dua bagian cetakan,
yaitu bagian atas dan bawah, yang biasanya dapat terbuka dan ditutup untuk
memasukkan dan mengeluarkan bagian yang telah dicor.
3.1.2 Meja Pengecoran (Casting Table)
Meja pengecoran adalah permukaan datar tempat cetakan ditempatkan
dan bagian cor akan dihasilkan. Meja ini sering dapat dimiringkan atau diputar
untuk mengatur aliran logam cair ke dalam cetakan.
3.1.3 Unit Penuangan Logam (Metal Pouring Unit)
Unit penuangan logam berisi logam cair dan bertanggung jawab untuk
34. 24
mengalirkannya ke dalam cetakan. Ini bisa melibatkan perangkat pemanas dan
alat untuk mengontrol suhu logam cair.
3.1.4 Pengendali Proses (Process Controller)
Mesin gravity casting biasanya dilengkapi dengan pengendali yang
memungkinkan operator mengatur parameter penting seperti suhu, waktu, dan
tekanan untuk menjalankan proses pengecoran dengan baik.
3.1.5 Kendali Mesin (Machine Control)
Mesin gravity casting dilengkapi dengan kendali mesin yang
memungkinkan operator untuk mengatur parameter seperti suhu, waktu, dan
tekanan sesuai dengan kebutuhan pengecoran.
3.1.6 Sistem Pendingin (Cooling System)
Sistem pendingin terdiri dari saluran-saluran air atau sistem sirkulasi air
yang digunakan untuk menjaga suhu cetakan dan peralatan tetap dalam batas
yang diperlukan selama pengecoran.
3.1.7 Penyemprotan Pelumas (Release Agent Sprayer)
Penyemprotan pelumas digunakan untuk melapisi cetakan dengan bahan
pelumas yang membantu dalam pelepasan bagian yang dicor dari cetakan.
3.2 Mould Gravity Casting
Mould adalah sebuah cetakan yang memiliki rongga di dalamnya yang akan
diisi dengan material cair seperti plastik, gelas, atau logam. Cairan tersebut akan
mengeras sesuai bentuk rongga di dalam mold. Rongga tersebut di hasilkan oleh 2
Part yang disatukan (cavity dan core). Pembagian kedua belah part terebut di
35. 25
dasarkan dari kebutuhan produk yang akan di hasilkan. Bidang pembagian itu
dinamakan partingline (PL).
Gambar 3.2 Mould
Pengecoran gravitasi cetakan permanen (dikenal sebagai Gravity Casting)
adalah proses menghasilkan coran dalam jumlah besar menggunakan satu cetakan
yang dapat digunakan kembali. Proses pengecoran hanya melibatkan penuangan
logam cair ke dalam cetakan, lalu didinginkan dan dipadatkan. Setelah itu cetakan
dibuka, cetakan dikeluarkan, dan cetakan digunakan kembali. Bahan logam bersuhu
tinggi digunakan untuk membuat cetakan, seperti besi tuang atau baja cetakan panas;
keduanya dapat menahan pemanasan dan pendinginan berulang yang biasanya terjadi
pada produksi volume besar.
Mould gravity casting memiliki kekuatan, ketangguhan, dan keuletan yang
relatif tinggi, hal ini disebabkan oleh dinding cetakan logam yang dengan cepat
menghilangkan panas dari logam cair. Hal ini menghasilkan laju pemadatan yang
cepat yang menghasilkan struktur butiran halus pada logam tuang. Pengecoran
gravitasi cetakan permanen menghasilkan logam dengan toleransi dimensi yang lebih
36. 26
besar, permukaan akhir yang unggul, dan sifat mekanik yang lebih tinggi dan
dibandingkan dengan logam yang dipadatkan menggunakan pengecoran pasir.
seragam jika. Mould gravity casting memiliki beberapa komponen utama dalam
melakukan proses produksi. Bagian-bagian tersebut sebagai berikut:
3.2.1 Cavity dan Core
Bagian cetakan yang berhubungan dengan nozzle pada mesin, sedangkan core
merupakan bagian yang berhubungan dengan ejector. Injection Unit Injection
unit terdiri dari beberapa bagian tetapi fungsi utamanya adalah menyediakan
dan mengalirkan material aluminiun proses injeksi ke dalam mold.
3.2.2 Lower Plate
Ejector yang memiliki fungsi untuk mendorong atau mengeluarkan produk
cetakan dari dalam rongga. Ini merupakan salah satu komponen yang
membantu proses pelepasan produk akhir dari cetakan.
3.2.3 Slide Core
Digunaka untuk memproduksi sebuah produk yang memiliki bentuk undercut
dan bentuk yang tidak dapat diproduksi dengan hanya menggunakan core dan
cavity.
3.2.4 Pin Core
Core pin digunakan dalam plastik molding dan casting. Mereka adalah elemen
tetap yang digunakan untuk membuat kekosongan yang menyediakan bentuk
yang diinginkan dibagian moolded atau cast.
3.2.5 Ejektor Pin
Pin yang ditempatkan (diassembly) pada mold berfungsi untuk mengeluarkan
37. 27
dan mendorong hasil cetakan (product). Selain fungsi di atas, ejector pins juga
berguna untuk mengeluarkan sisa gas ataupun udara dari dalam mold, juga
memperlancar pengisian material (Filling Material).
3.2.6 Sistem Hidrolik
Membantu mengontrol aliran logam cair ke dalam cetakan. Ini memastikan
distribusi yang merata dan presisi dalam pembentukan produk, serta
memungkinkan penyesuaian yang akurat untuk hasil yang konsisten.
3.2.7 Pengarah Mould
Memastikan distribusi yang merata dan terkendali dari logam cair, sehingga
menciptakan hasil cetakan yang akurat dan berkualitas.
3.2.8 Baut Penigikat
Bahan seperti stainless steel sering digunakan untuk ketahanan terhadap suhu
tinggi, dan pastikan baut memiliki kekuatan yang cukup untuk menahan
tekanan cetakan saat logam cair dituangkan
3.2.9 Ventilasi/Hole Core
Mengusir udara dari rongga cetakan selama proses logam cair, menyingkirkan
berbagai gas yang dihasilkan selama proses pencetakan,dan mampu melindungi
produk dari luka bakar permukaan, pengisian yang tidak memadai, serta cacat
lainnya.
3.2.10 Cawan Tuang
Merupakan bagian yang menerima cairan logam langsung dari ladel. Biasanya
berbentuk corong atau cawan dengan saluran turun dibawahnya. Cawan tuang
tidak boleh terlalu dangkal sebab hal itu bisa menyebabkan pusaran karena
38. 28
bentuk dari cawan tuang itu sendiri sehingga timbul terak atau kotoran yang
terapung pada logam cair.
3.3 Maintenance
Pengertian perawatan (maintenance) itu sendiri dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan
mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian
sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang
diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai. Menurut Patrick (2001),
maintenance adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas yang ada
serta memperbaiki, melakukan penyesuaian, atau penggantian yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu kondisi operasi produksi agar sesuai dengan perencanaan yang
ada. Ada beberapa tujuan dari maintenance yaitu sebagai beriku:
3.3.1 Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara
berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian.
3.3.2 Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dari
kerusakan besar.
3.3.3 Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari
sedini mungkin, karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya
kerusakan tambahan akibat kerusakan awal dapat segera dicegah.
3.4 Sand Blasting
Sandblasting adalah suatu proses pembersihan dengan cara menembakan
39. 29
partikel (pasir) kesuatu permukaan material sehingga menimbulkan gesekan atau
tumbukan. Permukaan material tersebut akan menjadi bersih dan kasar. Proses ini
umumnya dilakukan sebelum melakukan proses pelapisan permukaan material
dengan tujuan untuk meningkatnkan daya rekat lapisan pada permukaan material.
Metode pembersihan permukaan dengan Sand blasting dilakukan dengan
menyemprotkan abrasive material, biasanya berupa pasir silika atau steel grit dengan
tekanan yang relatif tinggi pada suatu permukan. Selain itu juga tujuan dari
pembentukan profil kekasara ini adalah untuk perekat lapisan agar dapat tercapai
tingkat perekatan yang baik antara permukaan metal dengan bahan pelindung.
Sandblasting dibagi menjadi 2 jenis bedasarkan pengunaanya, yaitu:
3.4.1 Dry Sandlasting
Biasa digunakan untuk benda yang berbahan metal / besi yang tidak beresiko
menghasilkan percikan api pada saat penyemprotan, seperti pada tiang
pancang, bodi pada rangka mobil, bodi kapal laut, dan lain sebagainya.
3.4.2 Wet Sandblasting
Biasa digunakan untuk benda yang berbahan metal / besi yang dapat beresiko
terbakar atau terletak di daerah yang beresiko tinggi seperti tangki bahan
bakar atau kilang minyak (offshore). Wet sandblasting ini dicampurkan
dengan bahan kimia khusus anti karat yang dapat meminimalisir percikan api
pada proses sandblasting dilakukan.
Bahan abrasif yang digunakan bisa pasir silika, garnet, steel grit, steel shot,
glassbead atau yang lainnya. Perbedaan material abrasif akan menghasilkan perbedaan
40. 30
hasil tekstur. Tekanan tinggi untuk mendorong material abrasif sebesar 6 bar, biasanya
dihasilkan dari kompresor udara .Tekanan angin harus konstan dan stabil karena
perbedaan tekanan membuat perbedaan hasil Sandblasting. Abrasif material dibagi
menjadi 2 macam, yaitu:
1) Metal
Abrasif metal antara lain yaitu steel shoot, steel grit,dan wire cut carbon.
2) Non metal
Abrasif non-metal antara lain pasir silika, aluminium oksida, silikon,
karbida, glass bead, dan walnut sheel.
41. 31
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Perawatan Mould Gravity Casting
Mould adalah sebuah cetakan yang memiliki rongga di dalamnya yang akan
diisi dengan material cair seperti plastik, gelas, atau logam. Cairan tersebut akan
mengeras sesuai bentuk rongga di dalam mould. Rongga tersebut di hasilkan oleh 2
Part yang disatukan (Cavity dan Core). Pembagian kedua belah part terebut di
dasarkan dari kebutuhan produk yang akan di hasilkan. Bidang pembagian itu
dinamakan partingline (PL)proses produksi tidak akan berjalan lancar apabila tidak
ada aktivitas perawatan yang tepat pada mould.
Menurut Adianto (2005) perawatan mould merupakan hal yang vital pada
perusahaan. Selain sebagai alat penting dalam proses produksi, mould mempunyai
harga yang cukup tinggi. Perawatan mould yang tepat berfungsi untuk meningkatkan
mutu produksi, memperpanjang umur pakai mould, dan dapat mengurangi terjadinya
cacat produk pada produk yang dihasilkan, secara tidak langsung juga dapat
menghindari terjadinya kecelakaan – kecelakaan kerja.
Kegitaan perawatan sangat berperan penting dalam menjaga kesinambungan
proses produksi dan menjaga mesin agar dapat berjalan dengan lancar.Agar
mengurangi terjadinya trouble yang sering terjadi pada mesin, Karena variasi produk
dan penggantian mould yang sering, perusahaan pemrosesan produk mould
umumnya menyelesaikan siklus produksi, dan cetakan umumnya disimpan dan
disimpan hingga siklus produksi berikutnya. Namun, beberapa perusahaan
pemrosesan tidak cukup memperhatikan pelestarian mould, yang menyebabkan
mould terkorosi dan mengurangi permukaan akhir selama periode pelestarian, yang
mengakibatkan penurunan kualitas produk dan tingkat memo yang tinggi. Beberapa
mould bahkan sulit untuk digunakan kembali. Struktur kerja dan proses perawatan
mould gravity casting dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
42. 32
Gambar 4.1 Struktur Kerja dan proses Perawatan Mould gravity Casting
4.2 Alat-alat yang digunakan Perawatan dan Sand blasting Mould Gravity
Casting
4.2.1 Alat Kerja Sand Blasting
1) Pasir
2) Kompresor
3) Selang Nozel
4) Die grinder
4.2.2 Alat Kerja Pemelihara Mould
1) Kunci L
2) Eye Bolt
3) Tembaga
4) Palu
5) Majun
6) Amplas
7) Gerinda Amplas
8) Hoist Crane
43. 33
4.3 Sand Blasting pada Mould Gravity Casting
Sandblasting pada cetakan pengecoran gravitasi adalah proses yang
digunakan untuk membersihkan atau mempersiapkan permukaan cetakan untuk
pengecoran. Ini melibatkan penggerak bahan abrasif, seperti pasir, dengan
kecepatan tinggi untuk menghilangkan kotoran, oksida, atau lapisan lama dari
permukaan cetakan `dan juga menghilangkan efek bakar saat melakukan
pemanasan pada saat cetakan sedang berproduksi. Hal ini membantu
meningkatkan kualitas pengecoran dengan memastikan permukaan cetakan
bersih dan halus, sehingga menghasilkan aliran logam yang lebih baik dan
mengurangi cacat pada produk akhir.
4.3.1 Proses Sand Blasting mould gravity sebagai berikut:
1) Mold yang turun dari mesin / setelah produksi dan lansung di bawa ke area
perawatan mould dan lakukan pengecekkan terhadap mould.
2) Setelah melakukan pengecekan pada mould, jika tidak ada terjadi
kerusakan ataupun terjadi kerusakan pada mould, langsung bawa ke area
sand blasting untuk membersihkan permukaan mould dari sisa-sisa
aluminium dan efek pemanasan pada saat produksi.
4.3.2 Langkah-langkah dalam sand blasting
1) Bawa mould yang akan di bersihkan ke area sand blasting terlebih
dahulu, area sand blasting dapat di lihat pada gambar 4.1
44. 34
Gambar 4.2 Area Sand Blasting
2) Terlebih dahulu harus mempersiapkan alat pelindung diri (APD) seperti masker,
kaca mata, helm dan sarung tangan.Alat pelindung diri dapat dilihat pada
gambar 4.3
Gambar 4.3 Alat Pelindung Diri
3) Mempersiapkan mould yang akan di blasting. Mould yang akan di blasting dapat
di lihat pada gambar 4.4 dan 4.5
45. 35
Gambar 4.4 cavity plate
Gambar 4.5 core plate
4) Setelah mould berada di area sand blasting, lakukan sand blasting dengan cara
menyemprotkan pasir pada area permukaan mould untuk menghilangkan
kotoran dan sisa-sisa aluminium yang menempel pada permukaan mould.
Proses sand blasting dengan cara menyemprotkan pasir ke area permukaan
mould dapat dilihat pada gambar 4.6
Gambar 4.6 Proses Sand Blasting Mould
46. 36
5) Mould yang telah di sand blasting dan teramati bersih di keluarkan dari area
sand blasting untuk dilakukan pengecekan lanjutan. Sebelum dilakukan proses
pengecekan lanjutan mould bersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa pasir hasil
dari proses sand blasting. Pembersihan ini dilakukan dengan cara
menyemprotkan angin menggunkan nozel ke seluruh bagian mould. Hal ini
bertujuan agar sisa-sisa pasir dapat tidak terbawa dan tidak menggangu pada
saat proses selanjutnya. Dan juga hal ini berguna agar menjaga kebersihan
lingkungan kerja.
Gambar 4.7 Penyemprotan Menggunakan Nozel
6) Setelah melakukan proses pengecekan lanjutan mould di bawa ke area finishing
untuk di lakukan proses finishing. Proses finishing di lakukan terhadap mould
adalah pada bagian-bagian mould yang masih terdapat kotoran yang tidak dapat di
bersihka menggunakan metode sand blasting.finishing ini biasanya menggunakan
alat bantu yang di sebut die grinder.
47. 37
Gambar 4.8 Proses Finishing
4.4 Proses Perawatan Mould Gravity Casting
Di PT. Wijaya Karya Industri dan Kontruksi proses perawatan mould ini di
sebut dengan Area pemeliharaan, area pemeliharaan ini bertujuan untuk mengecek
dan perbaikan pada mould dan juga melakukan perawatan pada komponen mould,
Setiap mould yang sudah di sand blasting dan di bawa ke meja servis untuk
dilakukan pngecekan dan perawatan pada komponen mould. Langkah-langkah
perawatan mould gravity casting:
4.4.1 Cavity dan Core
Periksa cavity dan core mould, bila terdapat kotoran dan sisa- sisa
alumunium, bersihkan dengan cara sand blasting ke area permukaan mould untuk
mejaga kualitas produk,dan tidak menyemrot ke area aliran masuk alumunium,
jika melakukan penyemprotan pada aliran masuk alumunium maka terjadi lengket
pada aliran masuk alumunium dan tidak masuk ke area produk.
48. 38
Gambar 4.9 mould yang sudah di blasting
4.4.2 Lower Plate Ejector
Periksa lower plate ejector,bila terdapat kotoran dan karatan, bersihkan
menggunakan gerinda amplas agar pada saat mengeluarkan pin ejector tidak
mengalami macet.
Gambar 4.10 Lower Plate Ejector
49. 39
4.4.3 Slide core
Periksa slide core, bila terdapat kotoran dan sisa-sisa alumunium pada
slide core bershikan dengan sand blasting, slide core ini sudah di bersihkan pada
saat pembersihan core dan cavity tujuan slide core ini di bersihkan agar
memastikan kelancaran operasi dan kualitas produk yang dihasilkan.
Gambar 4.11 Slide core
4.4.4 Pin ejector dan pin core
Periksa pin ejector dan pin core, bila terdapat kotoran, bersihkan dengan
menggunakan amplas agar mould yang sedang produksi tidak mengalami
masalah pada saat mengeluarkan produk dari cetakan.
Gambar 4.12 Pin ejector
50. 40
4.4.5 Sistem Hidrolik
Periksa sistem hidrolik agar tidak mengalami ke bocoran pada hidrolik
mould, jika terjadi masalah pada hidrolik mould maka proses produksi akan
terganggu dan juga membuat cacat pada. produk
Gambar 4.13 Pemeriksaan sistem hidrolik
4.4.6 Baut pengikat atau baut L
Periksa baut pengikat, bila terdapat bengkok pada mould, harus mengganti
dengan baut yang baru, agar menahan lower plate ejector tidak lepas dan baut harus di
pasang dengan kencang.
Gambar 4.14 Gambar Pemeriksaan Baut L
51. 41
4.4.7 Pengarah mould
Periksa pengarah mould, pastikan pengarah mould tetap lurus dan bersih agar
memastikan kelancaran proses produksi dan kualitas produk yang dihasilkan.
Gambar 4.15 Pengarah Mould
4.4.8 Ventilasi atau pin hole
Periksa ventilasi, pastikan ventilasi dalam keadaan bersih dan tidak tersumbat,
jika ventilasi rusak atau tersumbat maka ganti dengan yang baru agar gas yang
dihasilkan selama proses injeksi material mungkin bias keluar dengan baik.jika
ventilasi tersumbat maka dapat menyebabkan penumpukan gas di dalam cetakan,
yang pada pasangannya dapat menyebabkan cacat pada produk akhir.
52. 42
Gambar 4.16 ventilasi atau pin hole
4.4.9 Cawan tuang
Periksa cawan tuang, pastikan cawan tuang tidak mengalami kebocoran, agar
proses produksi akan terus berjalan dengan lancar, apabila cawan tuang bocor akan
berpengaruh terhadap proses produksi maka dari itu lakukanlah pengecekan terhadap
cawan tuang.
Gambar 4.17 Cawan Tuang
4.4.10 Setelah dilakukan pembongkaran pada setiap komponen tersebut, maka
pasang kembali semua komponen tersebut sesuai dengan urutan yang telah di
tentukan.
Gambar 4.18 Mould yang setelah di pasang
4.4.11 lakukan proses terakhir dengan memberikan oli ke seluruh permukaan mould
agar tidak mudah berkarat dan berjamur, pemasangan label bahwa mould siap
utntuk di pakai dan bawa mould ke area mould siap di pakai.
53. 43
Gambar 4.19 label Mould yang siap di Pakai
Gambar 4.20 Area Mould Siap Pakai
4.5 Dampak yang Ditimbulkan Jika Tidak Dilakukan Perawatan Mould
Beberapa dampak yang ditimbulkan jika tidak dilakukannya proses
perawatan mould:
4.5.1 Fles pada produk yaitu adanya rongga diantara core dan cavity,
disebabkan oleh adanya penumpukan kotoran dan gas sisa dari material
yang tidak pernah dibersihkan sehingga permukaan mould menjadi
rusak cara memperbaiki kerusakannya dengan cara melakukan cara
welding atau pengelasan diare tersebut dan sand blasting untuk
menghilangkan semua kotoran yang menempel pada permukaan mould,
54. 44
setelah dilakukan pengelasan dilakukan masining bisa menggunakan
mesin frais tergantung kerusakannya.
5.4.2 Ejector macet disebabkan oleh jarangnya melakukan pembongkaran terhadap
mould, pin ejektor yang sudah lama tidak di bersihkan dari debu, kotoran, atau
sisa-sisa bahan alumunium yang mungkin menempel. mengakibatkan
pergerakan ejector menajdi seret kemudian macet dan mengakibatkan
ejector menjadi bengkok dan patah.
5.5 Hasil produk dari mould (EWO 10).
Hasil Produk dan hasil produk yang sudah di finishing
Gambar 4.21 Produk
Gambar 4.22 Produk yang sudah di finishing
55. 45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Wijaya
Karya Indusrtri dan Kontruksi PPC penulis banyak mendapat pengalaman serta
pelajaran di dunia kerja industry. Maka secara umum penulis dapat menarik
kesimpulan:
5.1.1 Tujuan dari perawatan adalah untuk memaksimalkan kinerja mesin
sewaktu beroperasi. Pekerjaan perawatan dapat di artikan sebagai usaha
memperkecil penyimpangan kondisi mesin dan mould saat beroperasi
dengan kondisi awal (baru) atau standar.
5.1.2 Proses perawatan / maintenance sangat berperan penting dalam menjaga
mould agar dapat berjalan dengan lancar dan juga mengurangi trouble
yang sering terjadi pada mould.
5.1.3 Proses sand blasting sangat berperan penting bagi mould gravity casting,
pekerjaan sand blasting berfungsi sebagai perawatan permukaan mould
agar mould tersebut dalam kondisi bersih.
5.1.4 Masalah-masalah yang terjadi pada proses perawatan mould gravity
casting antara lain, Cavity, Slide core, Pin core, Pin ejector, System
hidrolik, Pengarah mould, Baut pengikat, Pin hole, Cawan tuang.
5.2 Saran
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini penulis baru sadar
bahwasannya apa yang telah dipelajari di bangku perkuliahan tidaklah cukup, sebelum
melihat langsung keadaan dilapangan. Pembekalan tentang topik yang akan ditulis atau
diteliti oleh penulis sangatlah penting. Masukan yang dapat diberikan setelah
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan ini sekiranya dapat menjadi acuan untuk
56. 46
kedepannya atau dapat memberikan manfaat :
5.2.1 Hubungan kerja sama antara pihak industry dengan pihak kampus
diharapkan dapat terus dipertahankan.
5.2.2 Suasana kerja yang harmonis dan saling menghormati antar sesama
karyawan yang telah terjalin diperusahaan hendaknya dipertahankan dan
ditingkatkan lagi. Dengan adanya suasana kerja seperti ini akan tercipta
suatu kerjasama yang baik antara mitra kerja, mulai dari atasan sampai
bawahan.
5.2.3 Pada saat melakukan pekerjaan hendaknya menggunakan perlengkapan
safety untuk menghidari hal-hal buruk yang dapat merugikan diri sendiri
dan juga perusahaan.
5.2.4 Lakukan proses kerja dengan teliti dan hati-hati untuk menghindari
kerugian perusahaan dan diri sendiri.
57. 47
DAFTAR
PUSTAKA
1. Abdel Adianto H., Sitompul C., Susana. 2005. Penerapan Model Preventive
2. Basuki, Puji, Agustien Zulaidah, and Ricka Prasdiantika."Program Perawatan
Cetakan untuk Menghindari Kerugian Akibat Kerusakan."Momentum 18.2
(2024)https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/99211316/pdflibre.pdf?16775420
41=&response-content-
3. Caramesin.com,“Pengertian Preventive Maintenance: Fungsi, Tujuan Serta
Langkahnya“,diakses pada 13 April 2024, available:
https://caramesin.com/preventive-maintenance-adalah/
4. Djumhariyanto, Dwi, Arif Bigwanto, and Santoso Mulyadi. "proses
sandblasting terhadap kekasaran permukaan. "ReTII2018
https://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/1017
5. Lapl.teknik.ub.ac.id, diakses pada 20 April 2024,Available.
https://id.scribd.com/document/408048776/Makalah-SandblastingMaintenance
Smith dan Dekker di PT. Industri Unit Inkaba. Bandung :Jurnal Teknik
Industri Vol. 7, No. 1, pp 51 – 60.
6. Pengertian Preventive Maintenance: Fungsi, Tujuan Serta Langkahnya
https://caramesin.com/preventive-maintenance-adalah/
7. Profil PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi di akses pada tanggal 27 april
2024https://www.linkedin.com/company/ptwijayakaryaindustrikonstruksi?ori
ginalSubdomain=id
8. Tata surdia., Prof. Ir, M.Sc.Met dan Kenji Chijiiwa, Prof. Dr, Teknik
pengecoranlogam,Jakarta,1982.https://journal.universitassuryadarma.ac.id/inde
x.php/jtin/article/view/826
9. Visi dan Misi PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi https://wikaikon.co.id/
10. Wang alvaro, “Fungsi Ejector Pin”, diakses pada 24 April 2024, available:
https://wangalvaro.blogspot.com/2019/03/fungsi-ejector-pin.html.