Proses pembuatan gong melalui 8 tahap, dimulai dari meleburkan timah dan tembaga, pelebaran lempengan, pembentukan menjadi wadah, pembentukan pencon dan pembatas, meratakan dan mengukur, metak, melaras, dan penyelesaian akhir dengan mengikir dan menggerinda. Bahan baku utama adalah timah dan tembaga dengan perbandingan 1:3 yang diolah menjadi gong tradisional Jawa oleh Perajin

1. PROSES PEMBUATAN GONG
DI PERAJIN GAMELAN PERUNGU
“PALU GONGSO”
GENDENGAN RT 02/IV WIRUN, MOJOLABAN SOLO
OLEH: ALDRIN AMSTRONG REY
Pada akhir Oktober 2018 saya bersama beberapa mahasiswa Jurusan
Etnomusikologi ISI Yogyakarta berkesempatan berkunjung ke tempat
Perajin Gamelan Perungu “Palu Gongso” Bapak Saroyo di Gendengan
RT 02/IV desa Wirun, Mojolaban Solo. Bapak Saroyo adalah seorang
Abdi Dalem yang mengurusi Gamelan di Keraton Surakarta. Ia memiliki
pangkat Raden Tumenggung Saroyodipuro.
Saya ingin membagikan hasil observasi dan wawancara yang saya
lakukan dalam kunjungan tersebut.

2. BAHAN MATERIAL
TembagaTimah
Bahan dasar pembuatan gong adalah timah dan tembaga. Perbandingannya
adalah 1:3 (1 timah dan 3 tembaga). Tima yang dipergunakan perajin gamelan
perungu Gongso Palu didatangkan dari Bangka (Timah Bangka), sedangkan
tembaga dibeli di Boyolali dan Surakarta .

3. PROSES PEMBUATAN GONG
• Proses awal pembuatan gong adalah membakar timah dan tembaga sampai melebur.
Kemudian timah dan tembaga yang telah melebur dituangkan ke “Penyinget” agar
menjadi bentuk sebuah lempengan.
TAHAP I : MELEBUR TIMAH DAN TEMBAGA
Membakar timah dan tembaga Menuangkan ke “penyinget” Penyinget Lempengan

4. TAHAP KEDUA: PELEBARAN LEMPENGAN
Pelebaran lempengan
dilakukan dengan membakar
kembali lempengan yang
sudah siap dilebarkan dan
ditempa dengan tujuan
supaya lempengan semakin
lebar dan tipis sehingga
dapat dibentuk. Penempaan
dilakukan mulai dari bagian
pinggiran sampai ke bagian
tengah lempengan.

5. TAHAP KETIGA: PEMBENTUKAN MENJADI WADAH
Lempengan yang
sudah lebar dibakar
dan secara bertahap
ditempa menjadi
wadah yang cekung.

6. TAHAP KEEMPAT: PEMBENTUKAN PENCON DAN PEMBATAS
Lempengan yang sudah ditempah menjadi wadah dibakar kembali dan ditempa
bagian tengah sampai terbentuk Pencon. Sesudah pencon terbentuk, membuat
pembatas sehingga terbentuk bagian yang lebih rendah dari pencon tapi lebih
tinggi dari bagian sisi luar.

7. TAHAP KELIMA: MERATAKAN DAN MENGUKUR
Setelah lingkaran
pembatas terbentuk, gong
dibakar kembali dan
kemudian ditempa bagian
sisi luar yang belum rata.
Kemudian gong diukur
diameternya. Kalau sudah
sesuai ukurannya maka
gong didinginkan ke
dalam air.

8. TAHAP KEENAM: METAK
Sesudah gong menjadi dingin, tahap selanjutnya adalah tahap metak, yaitu
tahap membentuk, meratakan dan melengkungkan bagian pembatas gong.
Pada tahap ini menggunakan alat bantu kayu 4 meter untuk menindih
balok pembentuk dan pembuat batas.

9. TAHAP KETUJUH: MELARAS
Pertama, mencari bunyi yang paling enak didengar. Bagian-bagian tertentu ditempa.
Kedua, mengukur nada dengan alat pengukur nada (Bilah selentem atau aplikasi Tuner).
Ketiga, mengeksplorasi nada yang diinginkan dengan menempelkan tanah liat pada gong.
Keempat, menaikan) atau menurunkan nada dengan menempa. Untuk menaikan nada dilakukan dengan cara
menempa bagian luar gong, sedangkan untuk menurunkan dengan cara menempa bagian dalam yaitu
memperlebar sisi lingkaran di samping pencon.

10. TAHAP KEDELAPAN: PENYELESAIAN AKHIR
Tahap terakhir adalah mengikir dan menggerinda. Tujuannya adalah membuat gong terlihat
mengkilap. Untuk pesanan gong dari Bali biasanya yang dibuat mengkilap hanya penconnya
saja, sedangkan untuk pesanan gong dari Jawa umumnya dibuat mengkilap seluruh bagian
luar gong. Sesudah digerinda gong dilaras kembali.