SlideShare a Scribd company logo
Prisip Pencegahan infeksi
PRINSIP
PENCEGAHAN
INFEKSI
Disampaikan Oleh :
JANES JAINURAKHMA, S.Kp.
INFEKSI :
Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik
dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
Manusia host / penjamu
Penyakit agent
Transmisi kuman adalah :
Proses masuknya kuman ke dalam penjamu sehingga timbul radang / penyakit
Cara penularan infeksi :
 Kontak
Langsung, tidak langsung, droplet
 Udara
Debu, kulit lepas
 Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
 Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
Pengertian prinsip pencegahan infeksi :
Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi
mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( Nakes )
Tujuan :
Mengurangi terjadinya infeksi
Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes
6 komponen proses terjadinya penyakit :
 Reservoir
 Penyebab penyakit
 Jalan masuk
 Cara keluarnya penyebab penyakit dari host
5. Kepekaan penjamu
Tindakan pencegahan
penyakit :
 Cuci tangan
 Memakai sarung tangan
 Memakai perlengkapan pelindung
 Menggunakan tehnik aseptik
 Memproses alat bekas pakai
 Menangani peralatan tajam dengan aman
 Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah
secara benar
CUCI TANGAN :
aspek yang paling penting
Ada 2 kategori organisme yang ada di
Organisme residen ( flora normal )
S. aureus, diphteroids ( tidak hilang secara permanen )
Organisme transien
Karena kontak, contoh : E. Colli (mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif)
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
Penanganan pasien dengan kontak tangan
Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan flora normal
patogen
Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :
Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir
Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Kapan kita harus mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Setelah kontak dengan cairan tubuh
Setelah memegang alat yang terkontaminasi ( jarum, cucian )
Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi
Setelah menggunakan kamar mandi
Sebelum melayani makan dan minum
Pada saat akan tugas dan akhir tugas
PELINDUNG DIRI
• Cuci tangan
• Pemakaian sarung tangan
 Sarung tangan steril
 Sarung tangan DTT
 Sarung tangan bersih
 Sarung tangan rumah tangga
3. Pemakaian masker
• Pemakaian gaun
 Steril kamar bedah
 Non Steril ICU, kamr bayi, KB
 Skort Celemek plastik
5. Pemakaian kacamata pelindung
6. Pemakaian sepatu boot / sepatu tertutup
7. Kap
8. Duk
ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK
Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi
untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang
sering menyebabkan infeksi
Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada
permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan
barang-barang yang lain)
ANTISEPSIS
 Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,
selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan
bahan antimikrobial (antiseptik)
KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK :
• Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram
positif. Negatif, Tb, fungi, endospora)
• Efektivitas
• Kecepatan aktivitas awal
• Efek residu
Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6. Tidak menyebabkan alergi
7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
Contoh larutan antiseptik :
Alkohol (60%- 90%)
Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti
mukosa vagina
Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat
membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan
mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
Triklosan (0,2-2%)
Mikroorganisme :
Agen penyebab infeksi
Termasuk didalamnya :bakteri, virus, fungi, parasit
Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri dibagi menjadi 3 kategori :
• Vegetatif contoh : stafilokokus
• Mikobakteria, contoh : tuberkolosis
• Endospora, contoh : tetanus
Endospora paling sulit dibunuh disebabkan oleh lapisan pelindungnya
Sterilisasi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda
mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas
kering (oven), sterilan kimia atau radiasi
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme
kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus
atau penggunaan desinfektan kimiawi
DESINFEKTAN :
Adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :
Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0,1%
Untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia atau sterilisasi
kimia
Fenol, klorin
tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi baru
lahir
DEKONTAMINASI :
 Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum
dibersihkan (menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak
membasmi)
 Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah
terpapar darah atau cairan tubuh
PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :
 Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan, tubuh,
benda asing dari kulit atau instrumen.
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
CUCI DAN BILAS
Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam
Metode yang dipilih Metode alternatif
Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI
106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup
Rendam
121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit
20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus
DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN
Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi
tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
STERILISASI :
• STERILISASI UAP
 121 ˚C , tekanan pada 106 kPa
 20 ' untuk alat tidak terbungkus
 30 ' untuk alat yang dibungkus
2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
 170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai setelah suhu
yang diinginkan tercapai
 160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam
3. STERILISASI KIMIA
 Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-kurangnya 10
jam
 Formaldehid 8 %, direndam 24 jam
 Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum
disimpan
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
• DTT dengan merebus
 Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
 Merebus 20‘ dalam panci tertutup
 Seluruh alat harus terendam
 Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
 Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah tertutup dan kering
yang telah di DTT, maksimal 1 minggu
• DTT dengan mengukus
 Selalu kukus 20‘ dalam kukusan
 Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
 Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
 Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
 Keringkan dalam kontainer DTT
3. DTT dengan kimia :
Desinfektan kimia untuk DTT
 klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
 Langkah-langkah DTT Kimia :
 DEkontaminasi Cuci+bilas keringkan
 Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20‘
 Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
 Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT
CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN :
Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1
% larutan yang diinginkan
JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9
0,5%
Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) kedalam 1 bagian
larutan klorin konsentrat
Terdapat rumus 9 : 1
Air : Klorin
Contoh soal :
• Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc
• Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter
Jawab :
• Air = 9 x 500 cc = 450 cc
10
Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc
10 500 cc
• 1 liter = 1000 cc
Air = 9 x 1000 cc = 900 cc
10
Klorin = 1 x 1000 cc = 100 cc
10 1000 cc
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH
Tujuan :
 Melindungi petugas pembuangan sampah dari perlukaan
 Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
 Mencegah penularan infeksi terhadap para petugas kesehatan
 Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
 Membuang bahan bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan
aman
Sampah medis terbagi 2 :
• Tidak terkontaminasi
 Tidak memberikan resiko infeksi
 Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik yang digunakan
didalam klinik
 Dapat dibuang ditempat sampah umum
• Terkontaminasi
 Membawa mikroorganisme yang mempunyai potensi menularkan
infeksi kepada orang yang kontak baik nakes maupun masyarakat
 Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari kamar operasi
(jaringan, darah, nanah,kasa, kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja,
nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat melukai (jarum suntik, pisau)
• Sampah lain yang tidak mengandung bahan infeksius tetapi
digolongkan berbahaya karena mempunyai potensi berbahaya pada
lingkungan
 Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau botol yang
mengandung obat kadaluwarsa, vaksin, reagen desinfektan)
 Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk kemoterapi)
 Sampah yang mengandung logam berat (misal air raksa dari
termometer yang pecah, bahan bekas gigi,dll)
 Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang (misal
kaleng penyembur) yang dapat meledak bila dibakar.
SAMPAH KERING SAMPAH BASAH
Jarum, kapas, kasa, pembalut Darah, duh tubuh lain,
Pisau skapel, botol obat, dll jaringan plasenta, bagian
janin
DIBAKAR DALAM Dirumah sakit
INSINERATOR dikumpulkan
dalam wadah
terpisah
Abunya (berisi gelas / benda Dibuang dalam lubang
Yang tidak terbakar) ditanam yang dalam dan tertutup
Dalam lubang tertutup
PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMAN
 Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk jarum secara
tidak sengaja
 Jangan menutup kembali, memelengkungkan, mematahkan atau melepaskan
jarum yang akan dibuang
 Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan segel dengan
perekat jika sudah dua pertiga penuh wadah benda tajam tadi harus dibakar
dalam insinerator
 Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum harus dibilas 3x
dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan
penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one hand tehnik) lalu ditanam
dalam tanah.
 Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasi
 Tempat sampah kuning sampah terkontaminasi
 SHARP CONTAINER !!!
LAMPIRAN 2. PENCEGAHAN INFEKSI UNTUK ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
Berikut ini adalah 4 langkah pencegahan infeksi untuk alat dan bahan habis pakai, yaitu:
LANGKAH I: DEKONTAMINASI
Dekontaminasi dilakukan dengan cara merendam dengan larutan Klorin 0,5%. Langkah ini perlu
dilakukan terlebih dulu agar alat atau barang aman bila tersentuh/terpegang.
Tujuan Dekontaminasi:
 Membunuhberbagai jenisvirus (misalnyavirushepatitisB,hepatitisCdanHIV) sertaberbagai
jeniskuman.
 Membuatalat atau barang tersebut amansewaktupencucian.
 Membuatalat atau barang tersebutlebih mudahdicuci karenamencegahcemarandarah,cairan
tubuhlaindan jaringanmengeringpadaalatatau barang tersebut.
LANGKAH II: PENCUCIAN
Pencucian dilakukan dengan deterjen dan air. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghilangkan
kotoran seperti darah dan feses yang menghalangi proses sterilisasi atau DTT.
Pencucian alat dan bahan habis pakai dilakukan setelah proses dekontaminasi. Pencucian
dilakukan dengan cara menyikat dengan sikat, deterjen dan air.
Tujuan Pencucian:
 Menghilangkandarah,cairantubuhlain,jaringandankotoranyangmenempel padaalatdan
bahan habispakai.
 Mengurangi jumlahkuman.
 Membuatsterilisasi atauDTTmenjadi efektif.
Catatan: Bila bercak darah tertinggal dalam sebuah alat, kuman dalam bercak tersebut
mungkin tidak terbunuh secara sempurna oleh sterilisasi maupun DTT.
LANGKAH III: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
DTT atau sterilisasi dilakukan dengan cara merebus atau mengukus (memanasi dengan uap).
Tujuan DTT:
DTT bertujuan untuk membunuh kuman. DTT perlu dilakukan sebelum penggunaan alat atau
penyimpanan. DTT dapat membunuh semua kuman kecuali endospora. Endosprora adalah
bakteri yang membentuk lapisan luar yang keras, membungkus kuman sehingga sulit dibunuh.
Kuman tetanus atau gas gangren dapat membentuk endospora.
DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan kontak dengan kulit maupun mukosa
membran yang tidak utuh. Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu-satunya pilihan.
DTT dapat dilakukan dengan merebus atau mengukus.
1. Merebus
Disinfeksi TingkatTinggi denganmerebusdilakukandengan caramerebusalatyangdigunakan
untukresusitasi seperti tabungresusitasi danpipapengisaplendir.
2. Mengukus
Disinfeksi TingkatTinggi denganmengukusdilakukandengancarapemanasanmenggunakan
uap air panas.Untuk pencegahaninfeksialatresusitasiseperti tabungresusitasi danpipa
pengisaplendirdapatdilakukandengandikukus.
Keuntungan mengukus dibanding merebus:
 Kerusakanlebihsedikitpadasarungtangandan barang plastikataubarang-barangdari karet
 Menggunakanlebihsedikitair
 Menggunakanlebihsedikitbahanbakarkarenaair yang direbuslebihsedikit
 Tidakterbentukgaramsoda dalamalat-alatlogam
LANGKAH IV: PENYIMPANAN
Setelah tindakan pencegahan infeksi, alat/barang sebaiknya digunakan atau disimpan secepatnya
sehingga tidak terkontaminasi. Penyimpanan secara benar sama pentingnya seperti
dekontaminasi, pencucian, atau DTT.
Tujuan Penyimpanan:
Penyimpanan alat dilakukan sesudah DTT atau sterilisasi sehingga tidak terjadi kontaminasi alat
tersebut.
Pencegahan Infeksi Menurut Jenis Alat Resusitasi:
Berikut ini adalah beberapa contoh alat dan bahan habis pakai yang digunakan dalam resusitasi
dan cara pencegahan infeksinya:
 Meja resusitasi:
Basuhdenganlarutandekontaminasi dankemudiancuci dengansabundanair,dikeringkan
denganudara/angin.
 Tabung resusitasi:
Lakukandekontaminasi,pencuciansecarateraturmisalnyasetiapminggu,tiap2minggu,atau
setiapbulantergantungfrekuensiresusitasi.Selalulakukanketigalangkahpencegahaninfeksi
jikaalat digunakanpadabayi dengan infeksi.Pencegahaninfeksi tabungresusitasijuga
dilakukansetiaphabisdigunakan.Pisahkanmasing-masingbagiansebelummelakukan
pencegahaninfeksi
 Sungkup silikondan katup karet
o Sungkupsilikondapatdirebus.
o Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)
 Alat pengisapatau sarung tangan yang dipakai ulang:
Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)
 Kain dan selimut:
Lakukandekontaminasi danpencuciankemudiandikeringkandenganangin/udara atausinar
matahari kemudiansimpandi tempatyangbersihdankering.
 Bahan/alat habis pakai:
Lakukandekontaminasi untukbahan/alathabispakai seperti kasa,sarungtangan,pipakateter,
jarumdan sebagainyaselama10 menit,sebelummembuangnyake tempat yangaman.
Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair
Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari sebuk kering
LAMPIRAN 1. PEDOMAN CUCI TANGAN
Ada dua cara cuci tangan dalam merawat bayi, yaitu:
1. Mencuci tangan dengansabundan airmengalir
2. Mencuci tangan denganmenggunakancampuranalkohol danpropylene glikol
Kapan harus mencuci tangan?
1. Segerasesudahsampai di fasilitaskesehatanataudi rumahpasien.
2. Sebelummeninggalkan fasilitaskesehatanataurumahpasien.
3. Sebelumdansesudahmemeriksaibuataubayi.
4. Sebelumdansesudahmemberikanpengobatanlokal padapusar,matadan thrush.
5. Sebelumdansesudahmemakaisarungtanganuntuktindakan(tangansering
terkontaminasi bilasarungtanganberlubangkecil ataurobek).
6. Sebelumdansesudahmenyentuhinstrumen/alatataubarangyangmungkinterkontaminasi
darah, cairantubuhlain,atau sesudahmenyentuhjaringanmukosa.
7. Sesudahmemeriksadarah,urinataufeses.
8. Sesudahke kamarmandi/WC.
7 langkah mencuci tangan
LAMPIRAN 2. PENCEGAHAN INFEKSI UNTUK ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI
Berikut ini adalah 4 langkah pencegahan infeksi untuk alat dan bahan habis pakai, yaitu:
LANGKAH I: DEKONTAMINASI
Dekontaminasi dilakukan dengan cara merendam dengan larutan Klorin 0,5%. Langkah ini perlu
dilakukan terlebih dulu agar alat atau barang aman bila tersentuh/terpegang.
Tujuan Dekontaminasi:
 Membunuhberbagai jenisvirus (misalnyavirushepatitisB,hepatitisCdanHIV) sertaberbagai
jeniskuman.
 Membuatalat atau barang tersebut amansewaktupencucian.
 Membuatalat atau barang tersebutlebih mudahdicuci karenamencegahcemarandarah,cairan
tubuhlaindan jaringanmengeringpadaalatatau barang tersebut.
LANGKAH II: PENCUCIAN
Pencucian dilakukan dengan deterjen dan air. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghilangkan
kotoran seperti darah dan feses yang menghalangi proses sterilisasi atau DTT.
Pencucian alat dan bahan habis pakai dilakukan setelah proses dekontaminasi. Pencucian
dilakukan dengan cara menyikat dengan sikat, deterjen dan air.
Tujuan Pencucian:
 Menghilangkandarah,cairantubuhlain, jaringandankotoranyangmenempel padaalatdan
bahan habispakai.
 Mengurangi jumlahkuman.
 Membuatsterilisasi atauDTTmenjadi efektif.
Catatan: Bila bercak darah tertinggal dalam sebuah alat, kuman dalam bercak tersebut
mungkin tidak terbunuh secara sempurna oleh sterilisasi maupun DTT.
LANGKAH III: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
DTT atau sterilisasi dilakukan dengan cara merebus atau mengukus (memanasi dengan uap).
Tujuan DTT:
DTT bertujuan untuk membunuh kuman. DTT perlu dilakukan sebelum penggunaan alat atau
penyimpanan. DTT dapat membunuh semua kuman kecuali endospora. Endosprora adalah
bakteri yang membentuk lapisan luar yang keras, membungkus kuman sehingga sulit dibunuh.
Kuman tetanus atau gas gangren dapat membentuk endospora.
DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan kontak dengan kulit maupun mukosa
membran yang tidak utuh. Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu-satunya pilihan.
DTT dapat dilakukan dengan merebus atau mengukus.
1. Merebus
Disinfeksi TingkatTinggi dengan merebusdilakukandengancaramerebusalatyangdigunakan
untukresusitasi seperti tabungresusitasi danpipapengisaplendir.
2. Mengukus
Disinfeksi TingkatTinggi denganmengukusdilakukandengancarapemanasanmenggunakan
uap air panas.Untuk pencegahaninfeksialatresusitasiseperti tabungresusitasi danpipa
pengisaplendirdapatdilakukandengandikukus.
Keuntungan mengukus dibanding merebus:
 Kerusakanlebihsedikitpadasarungtangandan barang plastikataubarang-barangdari karet
 Menggunakanlebihsedikitair
 Menggunakanlebihsedikitbahanbakarkarenaair yang direbuslebihsedikit
 Tidakterbentukgaramsoda dalamalat-alatlogam
LANGKAH IV: PENYIMPANAN
Setelah tindakan pencegahan infeksi, alat/barang sebaiknya digunakan atau disimpan secepatnya
sehingga tidak terkontaminasi. Penyimpanan secara benar sama pentingnya seperti
dekontaminasi, pencucian, atau DTT.
Tujuan Penyimpanan:
Penyimpanan alat dilakukan sesudah DTT atau sterilisasi sehingga tidak terjadi kontaminasi alat
tersebut.
Pencegahan Infeksi Menurut Jenis Alat Resusitasi:
Berikut ini adalah beberapa contoh alat dan bahan habis pakai yang digunakan dalam resusitasi
dan cara pencegahan infeksinya:
 Meja resusitasi:
Basuhdenganlarutandekontaminasi dankemudiancuci dengansabundanair,dikeringkan
denganudara/angin.
 Tabung resusitasi:
Lakukandekontaminasi,pencuciansecarateraturmisalnyasetiapminggu,tiap2minggu,atau
setiapbulantergantungfrekuensiresusitasi.Selalulakukanketigalangkahpencegahaninfeksi
jikaalat digunakan padabayi denganinfeksi.Pencegahaninfeksi tabungresusitasijuga
dilakukansetiaphabisdigunakan.Pisahkanmasing-masingbagiansebelummelakukan
pencegahaninfeksi
 Sungkup silikondan katup karet
o Sungkupsilikondapatdirebus.
o Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)
 Alat pengisapatau sarung tangan yang dipakai ulang:
Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)
 Kain dan selimut:
Lakukandekontaminasi danpencuciankemudiandikeringkandenganangin/udaraatausinar
matahari kemudiansimpandi tempatyangbersihdankering.
 Bahan/alat habis pakai:
Lakukandekontaminasi untukbahan/alathabispakai seperti kasa,sarungtangan,pipakateter,
jarumdan sebagainyaselama10 menit,sebelummembuangnyake tempatyangaman.
Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair

More Related Content

What's hot

Batuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina nBatuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina nTina Novianty S
 
Presentasi bakte
Presentasi baktePresentasi bakte
Presentasi bakte
Indah Pontoh
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
Warnet Raha
 
4. asepsis antisepsis vasektomi
4. asepsis antisepsis vasektomi4. asepsis antisepsis vasektomi
4. asepsis antisepsis vasektomiDokter Tekno
 
Varicella
VaricellaVaricella
Varicella
Srie Under-peach
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik07051994
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
Auliabcd
 
Ppt urine persentaion
Ppt urine persentaionPpt urine persentaion
Ppt urine persentaion
Santos Tos
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
STIKES GRAHA MEDIKA
 
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan GangreneKonsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
Sulistia Rini
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
Santos Tos
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
pjj_kemenkes
 
ruang lingkup adminitrasi transaksi
ruang lingkup adminitrasi transaksiruang lingkup adminitrasi transaksi
ruang lingkup adminitrasi transaksi
Yan Chen
 
Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)riski albughari
 
Personal hygiene
Personal hygienePersonal hygiene
Personal hygiene
Dian Mutiara Chairunnisa
 

What's hot (20)

Batuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina nBatuk berdarah by tina n
Batuk berdarah by tina n
 
Presentasi bakte
Presentasi baktePresentasi bakte
Presentasi bakte
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
4. asepsis antisepsis vasektomi
4. asepsis antisepsis vasektomi4. asepsis antisepsis vasektomi
4. asepsis antisepsis vasektomi
 
Huknah rendah
Huknah rendahHuknah rendah
Huknah rendah
 
Varicella
VaricellaVaricella
Varicella
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Ppt urine persentaion
Ppt urine persentaionPpt urine persentaion
Ppt urine persentaion
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan GangreneKonsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
Konsep Perawatan Luka Dekubitus dan Gangrene
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
 
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing  Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
Pemeriksaan Tinja : Parasit Cacing
 
ruang lingkup adminitrasi transaksi
ruang lingkup adminitrasi transaksiruang lingkup adminitrasi transaksi
ruang lingkup adminitrasi transaksi
 
Askep bph
Askep bphAskep bph
Askep bph
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
Nurwanti mengganti alat tenun
Nurwanti mengganti alat tenunNurwanti mengganti alat tenun
Nurwanti mengganti alat tenun
 
Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)Vektor penyakit cacing (filariasis)
Vektor penyakit cacing (filariasis)
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Personal hygiene
Personal hygienePersonal hygiene
Personal hygiene
 

Similar to Prisip pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
mutianelvison
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6tristyanto
 
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
annisamelhannah1
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
MulyantiUnisaBandung
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
Cahya
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Muhammad Khoirul Zed
 
konsep_infeksi_pptx.pptx
konsep_infeksi_pptx.pptxkonsep_infeksi_pptx.pptx
konsep_infeksi_pptx.pptx
ssuser432bf5
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
sonyaawitan
 
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksi
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksiPpt pencegahan dan penanggulangan infeksi
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksi
materipptgc
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Septian Muna Barakati
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranSeptian Muna Barakati
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Septian Muna Barakati
 
Patient Safety 4
Patient Safety 4Patient Safety 4
Patient Safety 4
Gita Kostania
 
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
RetnoListyawati
 
PPT PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.pptx
PPT PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.pptxPPT PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.pptx
PPT PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.pptx
gebinawahyu
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Septian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Septian Muna Barakati
 

Similar to Prisip pencegahan infeksi (20)

Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6Prinsip pencegahan infeksi bag.6
Prinsip pencegahan infeksi bag.6
 
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
 
Prinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksiPrinsip pencegahan infeksi
Prinsip pencegahan infeksi
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
 
Sawaludin aseptis dan antiseptik
Sawaludin aseptis dan antiseptikSawaludin aseptis dan antiseptik
Sawaludin aseptis dan antiseptik
 
Infeksi nosokomial
Infeksi nosokomialInfeksi nosokomial
Infeksi nosokomial
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
 
konsep_infeksi_pptx.pptx
konsep_infeksi_pptx.pptxkonsep_infeksi_pptx.pptx
konsep_infeksi_pptx.pptx
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
 
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksi
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksiPpt pencegahan dan penanggulangan infeksi
Ppt pencegahan dan penanggulangan infeksi
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Patient Safety 4
Patient Safety 4Patient Safety 4
Patient Safety 4
 
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
 
PPT PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.pptx
PPT PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.pptxPPT PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.pptx
PPT PENCEGAHAN INFEKSI PADA PERSALINAN DAN BAYI BARU LAHIR.pptx
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 

Recently uploaded

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 

Recently uploaded (20)

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 

Prisip pencegahan infeksi

  • 1. Prisip Pencegahan infeksi PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI Disampaikan Oleh : JANES JAINURAKHMA, S.Kp. INFEKSI : Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik Manusia host / penjamu Penyakit agent Transmisi kuman adalah : Proses masuknya kuman ke dalam penjamu sehingga timbul radang / penyakit Cara penularan infeksi :  Kontak Langsung, tidak langsung, droplet  Udara Debu, kulit lepas  Alat Darah, makanan, cairan intra vena  Vektor / serangga Nyamuk, lalat
  • 2. Pengertian prinsip pencegahan infeksi : Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikro organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( Nakes ) Tujuan : Mengurangi terjadinya infeksi Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes 6 komponen proses terjadinya penyakit :  Reservoir  Penyebab penyakit  Jalan masuk  Cara keluarnya penyebab penyakit dari host 5. Kepekaan penjamu Tindakan pencegahan penyakit :  Cuci tangan  Memakai sarung tangan  Memakai perlengkapan pelindung  Menggunakan tehnik aseptik  Memproses alat bekas pakai  Menangani peralatan tajam dengan aman  Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar CUCI TANGAN : aspek yang paling penting
  • 3. Ada 2 kategori organisme yang ada di Organisme residen ( flora normal ) S. aureus, diphteroids ( tidak hilang secara permanen ) Organisme transien Karena kontak, contoh : E. Colli (mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif) Mengapa kita perlu mencuci tangan : Penanganan pasien dengan kontak tangan Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan flora normal patogen Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan : Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean ) Kapan kita harus mencuci tangan : Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
  • 4. Setelah kontak dengan cairan tubuh Setelah memegang alat yang terkontaminasi ( jarum, cucian ) Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi Setelah menggunakan kamar mandi Sebelum melayani makan dan minum Pada saat akan tugas dan akhir tugas PELINDUNG DIRI • Cuci tangan • Pemakaian sarung tangan  Sarung tangan steril  Sarung tangan DTT  Sarung tangan bersih
  • 5.  Sarung tangan rumah tangga 3. Pemakaian masker • Pemakaian gaun  Steril kamar bedah  Non Steril ICU, kamr bayi, KB  Skort Celemek plastik 5. Pemakaian kacamata pelindung 6. Pemakaian sepatu boot / sepatu tertutup 7. Kap 8. Duk ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain) ANTISEPSIS  Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit,
  • 6. selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik) KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK : • Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi, endospora) • Efektivitas • Kecepatan aktivitas awal • Efek residu Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan 5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit 6. Tidak menyebabkan alergi 7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang. Contoh larutan antiseptik : Alkohol (60%- 90%) Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%) contoh : Hibiscrub, Hibitane Klorheksidin Glukonat (2%) Contoh : Savlon
  • 7. Heksaklorofen (3%) Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti mukosa vagina Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX) Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir Iodofor (7,5-10%) Contoh : Betadine Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin Contoh : Yodium tinktur Triklosan (0,2-2%) Mikroorganisme : Agen penyebab infeksi Termasuk didalamnya :bakteri, virus, fungi, parasit Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri dibagi menjadi 3 kategori : • Vegetatif contoh : stafilokokus
  • 8. • Mikobakteria, contoh : tuberkolosis • Endospora, contoh : tetanus Endospora paling sulit dibunuh disebabkan oleh lapisan pelindungnya Sterilisasi Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) : Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi DESINFEKTAN : Adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme Contoh larutan desinfektan :
  • 9. Klorin pemutih 0,5% untuk dekontaminasi permukaan yang lebar Klorin 0,1% Untuk DTT kimia Glutaraldehida 2% mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia atau sterilisasi kimia Fenol, klorin tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi baru lahir DEKONTAMINASI :  Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan (menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)  Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah
  • 10. terpapar darah atau cairan tubuh PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :  Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari kulit atau instrumen. DEKONTAMINASI Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit CUCI DAN BILAS Gunakan deterjen dan sikat Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam Metode yang dipilih Metode alternatif Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
  • 11. OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI 106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup Rendam 121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit 20 menit 30 menit jika Terbungkus 20 menit jika Tidak terbungkus DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka STERILISASI : • STERILISASI UAP
  • 12.  121 ˚C , tekanan pada 106 kPa  20 ' untuk alat tidak terbungkus  30 ' untuk alat yang dibungkus 2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)  170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai setelah suhu yang diinginkan tercapai  160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam 3. STERILISASI KIMIA  Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-kurangnya 10 jam  Formaldehid 8 %, direndam 24 jam  Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum disimpan DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) : • DTT dengan merebus  Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih  Merebus 20‘ dalam panci tertutup  Seluruh alat harus terendam
  • 13.  Jangan menambah alat apapun ke air mendidih  Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1 minggu • DTT dengan mengukus  Selalu kukus 20‘ dalam kukusan  Kecilkan api sehingga air tetap mendidih  Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap  Jangan pakai lebih dari 3 panci uap  Keringkan dalam kontainer DTT 3. DTT dengan kimia : Desinfektan kimia untuk DTT  klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%  Langkah-langkah DTT Kimia :  DEkontaminasi Cuci+bilas keringkan  Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20‘  Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara  Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN : Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat – 1
  • 14. % larutan yang diinginkan JB air = 5,0% - 1 = 10 – 1 = 9 0,5% Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) kedalam 1 bagian larutan klorin konsentrat Terdapat rumus 9 : 1 Air : Klorin Contoh soal : • Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc • Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter Jawab : • Air = 9 x 500 cc = 450 cc 10 Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc 10 500 cc • 1 liter = 1000 cc Air = 9 x 1000 cc = 900 cc
  • 15. 10 Klorin = 1 x 1000 cc = 100 cc 10 1000 cc PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Tujuan :  Melindungi petugas pembuangan sampah dari perlukaan  Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan  Mencegah penularan infeksi terhadap para petugas kesehatan  Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya  Membuang bahan bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman Sampah medis terbagi 2 : • Tidak terkontaminasi  Tidak memberikan resiko infeksi  Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik yang digunakan didalam klinik
  • 16.  Dapat dibuang ditempat sampah umum • Terkontaminasi  Membawa mikroorganisme yang mempunyai potensi menularkan infeksi kepada orang yang kontak baik nakes maupun masyarakat  Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari kamar operasi (jaringan, darah, nanah,kasa, kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja, nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat melukai (jarum suntik, pisau) • Sampah lain yang tidak mengandung bahan infeksius tetapi digolongkan berbahaya karena mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan  Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau botol yang mengandung obat kadaluwarsa, vaksin, reagen desinfektan)  Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk kemoterapi)  Sampah yang mengandung logam berat (misal air raksa dari termometer yang pecah, bahan bekas gigi,dll)  Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang (misal kaleng penyembur) yang dapat meledak bila dibakar. SAMPAH KERING SAMPAH BASAH Jarum, kapas, kasa, pembalut Darah, duh tubuh lain, Pisau skapel, botol obat, dll jaringan plasenta, bagian
  • 17. janin DIBAKAR DALAM Dirumah sakit INSINERATOR dikumpulkan dalam wadah terpisah Abunya (berisi gelas / benda Dibuang dalam lubang Yang tidak terbakar) ditanam yang dalam dan tertutup Dalam lubang tertutup PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMAN  Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk jarum secara tidak sengaja  Jangan menutup kembali, memelengkungkan, mematahkan atau melepaskan jarum yang akan dibuang  Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh wadah benda tajam tadi harus dibakar
  • 18. dalam insinerator  Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum harus dibilas 3x dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one hand tehnik) lalu ditanam dalam tanah.  Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasi  Tempat sampah kuning sampah terkontaminasi  SHARP CONTAINER !!! LAMPIRAN 2. PENCEGAHAN INFEKSI UNTUK ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI Berikut ini adalah 4 langkah pencegahan infeksi untuk alat dan bahan habis pakai, yaitu: LANGKAH I: DEKONTAMINASI Dekontaminasi dilakukan dengan cara merendam dengan larutan Klorin 0,5%. Langkah ini perlu dilakukan terlebih dulu agar alat atau barang aman bila tersentuh/terpegang. Tujuan Dekontaminasi:  Membunuhberbagai jenisvirus (misalnyavirushepatitisB,hepatitisCdanHIV) sertaberbagai jeniskuman.  Membuatalat atau barang tersebut amansewaktupencucian.  Membuatalat atau barang tersebutlebih mudahdicuci karenamencegahcemarandarah,cairan tubuhlaindan jaringanmengeringpadaalatatau barang tersebut. LANGKAH II: PENCUCIAN Pencucian dilakukan dengan deterjen dan air. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghilangkan kotoran seperti darah dan feses yang menghalangi proses sterilisasi atau DTT. Pencucian alat dan bahan habis pakai dilakukan setelah proses dekontaminasi. Pencucian dilakukan dengan cara menyikat dengan sikat, deterjen dan air. Tujuan Pencucian:
  • 19.  Menghilangkandarah,cairantubuhlain,jaringandankotoranyangmenempel padaalatdan bahan habispakai.  Mengurangi jumlahkuman.  Membuatsterilisasi atauDTTmenjadi efektif. Catatan: Bila bercak darah tertinggal dalam sebuah alat, kuman dalam bercak tersebut mungkin tidak terbunuh secara sempurna oleh sterilisasi maupun DTT. LANGKAH III: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) DTT atau sterilisasi dilakukan dengan cara merebus atau mengukus (memanasi dengan uap). Tujuan DTT: DTT bertujuan untuk membunuh kuman. DTT perlu dilakukan sebelum penggunaan alat atau penyimpanan. DTT dapat membunuh semua kuman kecuali endospora. Endosprora adalah bakteri yang membentuk lapisan luar yang keras, membungkus kuman sehingga sulit dibunuh. Kuman tetanus atau gas gangren dapat membentuk endospora. DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan kontak dengan kulit maupun mukosa membran yang tidak utuh. Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu-satunya pilihan. DTT dapat dilakukan dengan merebus atau mengukus. 1. Merebus Disinfeksi TingkatTinggi denganmerebusdilakukandengan caramerebusalatyangdigunakan untukresusitasi seperti tabungresusitasi danpipapengisaplendir. 2. Mengukus Disinfeksi TingkatTinggi denganmengukusdilakukandengancarapemanasanmenggunakan uap air panas.Untuk pencegahaninfeksialatresusitasiseperti tabungresusitasi danpipa pengisaplendirdapatdilakukandengandikukus. Keuntungan mengukus dibanding merebus:  Kerusakanlebihsedikitpadasarungtangandan barang plastikataubarang-barangdari karet  Menggunakanlebihsedikitair  Menggunakanlebihsedikitbahanbakarkarenaair yang direbuslebihsedikit  Tidakterbentukgaramsoda dalamalat-alatlogam LANGKAH IV: PENYIMPANAN
  • 20. Setelah tindakan pencegahan infeksi, alat/barang sebaiknya digunakan atau disimpan secepatnya sehingga tidak terkontaminasi. Penyimpanan secara benar sama pentingnya seperti dekontaminasi, pencucian, atau DTT. Tujuan Penyimpanan: Penyimpanan alat dilakukan sesudah DTT atau sterilisasi sehingga tidak terjadi kontaminasi alat tersebut. Pencegahan Infeksi Menurut Jenis Alat Resusitasi: Berikut ini adalah beberapa contoh alat dan bahan habis pakai yang digunakan dalam resusitasi dan cara pencegahan infeksinya:  Meja resusitasi: Basuhdenganlarutandekontaminasi dankemudiancuci dengansabundanair,dikeringkan denganudara/angin.  Tabung resusitasi: Lakukandekontaminasi,pencuciansecarateraturmisalnyasetiapminggu,tiap2minggu,atau setiapbulantergantungfrekuensiresusitasi.Selalulakukanketigalangkahpencegahaninfeksi jikaalat digunakanpadabayi dengan infeksi.Pencegahaninfeksi tabungresusitasijuga dilakukansetiaphabisdigunakan.Pisahkanmasing-masingbagiansebelummelakukan pencegahaninfeksi  Sungkup silikondan katup karet o Sungkupsilikondapatdirebus. o Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)  Alat pengisapatau sarung tangan yang dipakai ulang: Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)  Kain dan selimut: Lakukandekontaminasi danpencuciankemudiandikeringkandenganangin/udara atausinar matahari kemudiansimpandi tempatyangbersihdankering.  Bahan/alat habis pakai: Lakukandekontaminasi untukbahan/alathabispakai seperti kasa,sarungtangan,pipakateter, jarumdan sebagainyaselama10 menit,sebelummembuangnyake tempat yangaman. Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair
  • 21. Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari sebuk kering LAMPIRAN 1. PEDOMAN CUCI TANGAN Ada dua cara cuci tangan dalam merawat bayi, yaitu: 1. Mencuci tangan dengansabundan airmengalir 2. Mencuci tangan denganmenggunakancampuranalkohol danpropylene glikol Kapan harus mencuci tangan? 1. Segerasesudahsampai di fasilitaskesehatanataudi rumahpasien. 2. Sebelummeninggalkan fasilitaskesehatanataurumahpasien. 3. Sebelumdansesudahmemeriksaibuataubayi. 4. Sebelumdansesudahmemberikanpengobatanlokal padapusar,matadan thrush. 5. Sebelumdansesudahmemakaisarungtanganuntuktindakan(tangansering terkontaminasi bilasarungtanganberlubangkecil ataurobek). 6. Sebelumdansesudahmenyentuhinstrumen/alatataubarangyangmungkinterkontaminasi darah, cairantubuhlain,atau sesudahmenyentuhjaringanmukosa.
  • 22. 7. Sesudahmemeriksadarah,urinataufeses. 8. Sesudahke kamarmandi/WC. 7 langkah mencuci tangan LAMPIRAN 2. PENCEGAHAN INFEKSI UNTUK ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI Berikut ini adalah 4 langkah pencegahan infeksi untuk alat dan bahan habis pakai, yaitu: LANGKAH I: DEKONTAMINASI Dekontaminasi dilakukan dengan cara merendam dengan larutan Klorin 0,5%. Langkah ini perlu dilakukan terlebih dulu agar alat atau barang aman bila tersentuh/terpegang. Tujuan Dekontaminasi:  Membunuhberbagai jenisvirus (misalnyavirushepatitisB,hepatitisCdanHIV) sertaberbagai jeniskuman.  Membuatalat atau barang tersebut amansewaktupencucian.  Membuatalat atau barang tersebutlebih mudahdicuci karenamencegahcemarandarah,cairan tubuhlaindan jaringanmengeringpadaalatatau barang tersebut. LANGKAH II: PENCUCIAN Pencucian dilakukan dengan deterjen dan air. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghilangkan kotoran seperti darah dan feses yang menghalangi proses sterilisasi atau DTT. Pencucian alat dan bahan habis pakai dilakukan setelah proses dekontaminasi. Pencucian dilakukan dengan cara menyikat dengan sikat, deterjen dan air.
  • 23. Tujuan Pencucian:  Menghilangkandarah,cairantubuhlain, jaringandankotoranyangmenempel padaalatdan bahan habispakai.  Mengurangi jumlahkuman.  Membuatsterilisasi atauDTTmenjadi efektif. Catatan: Bila bercak darah tertinggal dalam sebuah alat, kuman dalam bercak tersebut mungkin tidak terbunuh secara sempurna oleh sterilisasi maupun DTT. LANGKAH III: DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) DTT atau sterilisasi dilakukan dengan cara merebus atau mengukus (memanasi dengan uap). Tujuan DTT: DTT bertujuan untuk membunuh kuman. DTT perlu dilakukan sebelum penggunaan alat atau penyimpanan. DTT dapat membunuh semua kuman kecuali endospora. Endosprora adalah bakteri yang membentuk lapisan luar yang keras, membungkus kuman sehingga sulit dibunuh. Kuman tetanus atau gas gangren dapat membentuk endospora. DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan kontak dengan kulit maupun mukosa membran yang tidak utuh. Bila sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu-satunya pilihan. DTT dapat dilakukan dengan merebus atau mengukus. 1. Merebus Disinfeksi TingkatTinggi dengan merebusdilakukandengancaramerebusalatyangdigunakan untukresusitasi seperti tabungresusitasi danpipapengisaplendir. 2. Mengukus Disinfeksi TingkatTinggi denganmengukusdilakukandengancarapemanasanmenggunakan uap air panas.Untuk pencegahaninfeksialatresusitasiseperti tabungresusitasi danpipa pengisaplendirdapatdilakukandengandikukus. Keuntungan mengukus dibanding merebus:  Kerusakanlebihsedikitpadasarungtangandan barang plastikataubarang-barangdari karet  Menggunakanlebihsedikitair  Menggunakanlebihsedikitbahanbakarkarenaair yang direbuslebihsedikit  Tidakterbentukgaramsoda dalamalat-alatlogam LANGKAH IV: PENYIMPANAN
  • 24. Setelah tindakan pencegahan infeksi, alat/barang sebaiknya digunakan atau disimpan secepatnya sehingga tidak terkontaminasi. Penyimpanan secara benar sama pentingnya seperti dekontaminasi, pencucian, atau DTT. Tujuan Penyimpanan: Penyimpanan alat dilakukan sesudah DTT atau sterilisasi sehingga tidak terjadi kontaminasi alat tersebut. Pencegahan Infeksi Menurut Jenis Alat Resusitasi: Berikut ini adalah beberapa contoh alat dan bahan habis pakai yang digunakan dalam resusitasi dan cara pencegahan infeksinya:  Meja resusitasi: Basuhdenganlarutandekontaminasi dankemudiancuci dengansabundanair,dikeringkan denganudara/angin.  Tabung resusitasi: Lakukandekontaminasi,pencuciansecarateraturmisalnyasetiapminggu,tiap2minggu,atau setiapbulantergantungfrekuensiresusitasi.Selalulakukanketigalangkahpencegahaninfeksi jikaalat digunakan padabayi denganinfeksi.Pencegahaninfeksi tabungresusitasijuga dilakukansetiaphabisdigunakan.Pisahkanmasing-masingbagiansebelummelakukan pencegahaninfeksi  Sungkup silikondan katup karet o Sungkupsilikondapatdirebus. o Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)  Alat pengisapatau sarung tangan yang dipakai ulang: Lakukanke 3 langkahpencegahaninfeksi (dekontaminasi,pencuciandanDTT)  Kain dan selimut: Lakukandekontaminasi danpencuciankemudiandikeringkandenganangin/udaraatausinar matahari kemudiansimpandi tempatyangbersihdankering.  Bahan/alat habis pakai: Lakukandekontaminasi untukbahan/alathabispakai seperti kasa,sarungtangan,pipakateter, jarumdan sebagainyaselama10 menit,sebelummembuangnyake tempatyangaman. Rumus membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair