Presentasi Tugas Kelompok Ruang Kolaborasi Modul 1.1

1. Ruang Kolaborasi
1.1.a.5.2
LAPORAN HASIL DISKUSI
KELOMPOK 09.125.A2

2. Fasilitator : Tri Sulandari Agustina
Pengajar Praktik : Sri Purnamawati

3. TEAM CGP.A9_A2
Lasimin
Wanto Ahmad
Faiz
Soleh
Nurdiyansah Christin Dewi W

4. Kekuatan konteks sosio kultural yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar
Dewantara di daerah Klaten antara lain
• Gotong - royong/ kerja bakti. Gotong royong (bentuk arkais:
weharima)[1] merupakan istilah untuk bekerja bersama untuk
mencapai suatu hasil yang didambakan. Istilah ini berasal dari kata
bahasa Jawa gotong yang berarti "mengangkat" dan royong yang
berarti "bersama". Penerapan gotong royong dapat diterapkan
melalui kerjasama merapikan mainan, kegiatan bersih lingkungan,
piket kelas, menjadi petugas upacara dan lain lain
1. Kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang
sejalan dengan pemikiran KHD

5. Sadranan
• Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa,
terutama Jawa Tengah. [1] Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha
yang artinya keyakinan.[2] Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh
masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan.[2] Dalam bahasa Jawa, Nyadran
berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban.[1] Nyadran adalah suatu
rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan
puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.[3]
https://id.wikipedia.org/wiki/Nyadran

6. Kekuatan Konteks Sosio-Kultural di daerah Anda yang
sejalan dengan pemikiran KHD

7. 2. Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan
nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi
penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota
masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah Anda

8. 3. Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku
murid di kelas/sekolah anda sesuai konteks lokal siswa budaya
di wilayah anda yang dapat diterapkan

9. Tantangan : Dalam Pelaksanaan karakter gotong royong ternyata ada
beberapa hal yang extra mendapatkan perhatian, diantaranya
• Kurangnya keterlibatan aktif dimasa zaman yang serba digital dan
membuat banyak individu lebih terikat pada perangkat teknologi, dan
medsos daripada interaksi fisik langsung di masyarakat.
• Individualisme , kemajuan teknologi seringkali memperkuat
individualisme, dimana orang fokus pada kepentingan pribadi, dan
merasa kurang untuk berkontribusi dalam kepentingan bersama.
• Stereotipe online , Interaksi online bisa mengarah pada pembentukan
kelompok yang lebih sempit berdasarkan kesamaan minat atau
pandangan. Hal ini dapat mengurangi solidaritas dan hubungan antara
aggota masyarakat yang beragam, menghambat kemampuan untuk
bersatu dalam upaya gotong royong yang lebih luas.
Tantangan

10. Solusi
Solusi kondisi/tantangan di atas, maka dalam pelaksanan gotong royong
oleh semua elemen dalam satuan pendidikan, diantara cara tersebut
adalah
1. Harus selalu menanamkan dan membiasakan dengan cara dibuatkan
regu piket dan ditempelkan di kelas, supaya siswa dapat mengetahui
piketnya, dan dilaksanakan diakhir pelajaran.
2. Semua warga sekolah harus membiasakan dan mengingatkan pada
siswa tentang 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
3. Memasang poster tentang 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin) di
lingkungan sekolah, sehingga setiap elemen melaksanakan gotong
royong

11. Contoh nyata Gotong Royong/Kerja Bakti di Lingkungan Sekolah
Siswa Membersihkan Lab./bengkel Praktik Siswa Membersihkan Lingkungan Selokan/Sungai di sekitar sekolah
Siswa Membersihkan Lingkungan Jalan di sekitar sekolah Siswa Membersihkan Lingkungan, Skolah, Masjid dan Lab./bengkel Praktik

12. Notulen