Dokumen tersebut membahas beberapa topik seperti birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua), akhlaq bertamu dan menerima tamu, tanggung jawab sosial, serta pergaulan muda-mudi menurut ajaran Islam. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pentingnya berbuat baik kepada orang tua, bersikap sopan dalam bertamu dan menerima tamu, serta memiliki tanggung jawab sosial ter
Similar to Presentasi agama islam birrul walidain,akhlaq bertamu dan menerima tamu,akhlaq tanggung jawab social kemasyarakatan dan akhlaq muda mudi (20)
3. Birrul walidain terdiri dari kata “birru” dan “al-walidain”.
Birru atau al-birru artinya kebajikan. Al-walidain artinya
kedua orang tua atau ibu bapak. Jadi birrul walidain
adalah berbuat kebajikan kepada kedua orang tua atau
ibu bapak.
Keutamaan birrul walidain :
• Termasuk Amalan Yang Paling Mulia
• Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
• Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga
• Merupakan Sebab keridhoan Allah
• Merupakan Sebab Barokahnya Rizki
4. Kesopanan Anak Kepada Ibunya
Kesopanan Anak Kepada bapaknya
Bentuk – bentuk umum birrul walidain:
• Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam
merbagai aspek kehidupan sesuai dengan ajaran islam.
• Menghormati dan memuliakan kedua orang tua
dengan penuh rasa terima kasih dan kasih saying atas
jasa keduanya yang tidak mungkin dinilai dengan
apapun
• Membantu ibu bapak secara
fisik dan materiil
• Mendoakan ibu bapak semoga
diberi oleh Allah SWT
keampunan, rahmat dan kasih
sayang
• Setelah orang tua meninggal
dunia, birrul walidain masih
dapat diteruskan dengan
beberapa cara
5. Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan
kepadaNya semata-mata dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu
bapa. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sekali, sampai
kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaanmu, maka janganlah engkau
berkata kepada mereka (sebarang perkataan kasar) sekalipun perkataan
“Hah / Ahh” dan janganlah engkau menengking menyergah mereka, tetapi
katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia (yang bersopan
santun).“. (QS. Al Isra’: 23)
Jadi, WAJIB hukumnya birrul walidain
6. Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalam
rangka mempererat silahturrahim, Bertamu dan menerima
tamu merupakan kebutuhan hidup yang memiliki nilai-nilai
positif bagi pembentukan tatanan kehidupan sosial. Dalam
islam, tamu adalah orang yang mesti di hargai dan dihormati.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklan
memuliakan tamunnya ( H.R Bukhari dan Muslim ).
7. Meminta izin masuk maksimal sebanyak tiga kali
Berpakaian yang rapi dan pantas
Memberi isyarat dan salam ketika datang
Jangan mengintip ke dalam rumah
Memperkenalkan diri sebelum masuk
Tamu lelaki dilarang masuk kedalam rumah apabila
tuan rumah hanya seorang wanita
Masuk dan duduk dengan sopan
Lamanya bertamu maksimal tiga hari tiga malam
Menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati,dll.
8. • Bertamu secara baik dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap orang
lain dan menjauhkan sikap tidak terpuji, tekanan, dan intimidasi. Islam
tidak mengenal tindakan kekerasan. Bukan saja dalam usaha meyakinkan
orang lain terhadap tujuan dan maksud beik kedatangan, tetapi juga dalam
tindak laku dan pergaulan dengan sesame manuia harus terhindar cara-
cara pakaan dan kekerasan.
• Dengan bertamu seorang akan mempertemukan persamaan ataupun
kesesuaian sehingga akan terjalin persahabatan dan kerjasama dalam
menjalin kehidupan. Dengan bertamu, seorang akan melakukan diskui
yang baik, sikap yang sportif, dan elegan terhadap seamanya.
• Dengan bertamu seorang akan mempertemukan persamaan ataupun
kesesuaian sehingga akan terjalin persahabatan dan kerjasama dalam
menjalin kehidupan.
Dengan bertamu, seorang akan melakukan diskui yang baik, sikap yang
sportif, dan elegan terhadap seamanya.
9. Tanggungjawab sosial merupakan tanggungjawab seseorang dalam proses
interaksi dengan sesama manusia, baik dari lingkup yang terkecil yaitu
keluarga hingga lingkungan yang lebih luas yakni masyarakat, bahkan dalam
lingkup yang lebih luas lagi yaitu umat Islam dan masyarakat dunia.
Tujuan yang hendak dicapai malalui tanggungjawab sosial adalah :
Seluruh masyarakat dengan meletakkan fondasi moral dan akhlak
yang kuat untuk membangun masyarakat yang luhur, yaitu
masyarakat yang mempunyai karakteristik berikut ini : beriman dan
beramal saleh, memenuhi kebutuhan fitrah dan rasio, berprinsip
keseimbangan dalam segala sesuatu, saling membantu dan
melengkapi, mempunyai solidaritas sosial yang kuat, menjalankan
dakwah, dinamis dalam gerakan yang berkesinambungan,
memuliakan nilai-nilai kemanusiaan, terbuka dan universal.
• Negara dan ummat, dengan menjabarkan tugas dan
tanggungjawab pemerintah secara rinci untuk menegakkan
shalat syariah , zakat kesejahteraan sosial , amar ma’ruf nahi
munkar ( stabilitas keamanaan dan pemeliharaan ketertiban)
• Pemerintah dan negara bila melaksanakan tugas dan
tanggungjawab akan mendapatkan hak-hak dari rakyat seperti :
patuh dan taat dalam segala kondisi selama dalam bingkai
ketaatan kepada Allah, pertolongan bantuan dan dukungan
rakyat dalam menggapai tujuan tujuan pemerintah,
memberikan partisipasi dalam nasehat dan pendapat.
10. Tujuan dari kehidupan bermasyarakat diantaranya ialah menumbuhkan
rasa cinta, perdamaian, tolong-menolong, yang merupakan fondasi dasar
dalam masyarakat Islam.
Kita wajib membatu tetangga kita yang sedang mengalami
musibah,kesulitan materil/ekonomi.
Islam menggariskan bahwa akhlak muslim terhadap masyarakat adalah sebagi
berikut :
• Menegakkan keadilan ditengah masyarakat yang direalisasikan dalam
suatu timbangan manusiawi yang mampu menempakan sesuatu seuai
tempatnya (‘Adil).
• Seorang muslim harus menjadikan masyarakat sebagai lapangan
dakwah dan aktualitas nilai-nilai keislaman.
• Seorang muslim harus senantiasa melakukan amar ma’ruf nahy
munkar.
11. Di bawah ini diuraikan beberapa aturan Islam berkaitan
dengan masalah pergaulan muda-mudi, antara lain :
1. Menjaga Pandangan
QS. An-Nur : 30-31
“Tidaklah seorang Muslim sedang melihat keindahan wanita
kemudian ia menundukkan pandangannya, kecuali Allah akan
menggantinya dengan ibadah yang ia dapatkan
kemanisannya.” (HR. Ahmad)
“Semua mata pada hari kiamat akan menangis, kecuali mata
yang menundukkan atas apa yang diharamkan oleh Allah,
mata yang terjaga di jalan Allah dan mata yang menangis
karena takut kepada Allah.” (HR. Ibnu Abi Dunya)
2. Menutup Aurat secara Sempurna
QS. Al-Ahzab : 59, QS.An- Nur : 31
“Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai umur/dewasa,
maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini.
Rasulullah berkata sambil menunjukkan kepada muka dan telapak tangan
hingga peregelangannya sendiri.” (HR. Abu Dawud dan Aisyah)
”Dari Abu sa’id RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Seorang laki-laki
tidak boleh melihat aurat sesama lelaki, begitu pula seorang perempuan tidak
boleh melihat aurat perempuan. Seorang laki-laki tidak boleh bersentuhan kulit
sesama lelaki dalam satu selimut, begitu pula seorang perempuan tidak boleh
bersentuhan kulit dengan sesama perempuan dalam satu selimut.” (HR. Muslim
dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhush Shalihin)
• Dilarang “berkhalwat” (berdua-duaan antara pria
dan wanita)
• Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan,
juga sebaliknya.
• Dilarang bagi wanita bepergian sendirian tanpa
mahramnya sejauh perjalanan satu hari.