PT. APSM mengalami kerusakan mesin secara mendadak dalam proses produksi sol sepatu. Mereka berencana menerapkan metode preventive maintenance dengan age replacement untuk mengurangi downtime mesin dan biaya perawatan. Analisis dilakukan untuk menentukan jadwal perawatan komponen kritis, perbandingan tingkat keandalan, downtime, dan biaya sebelum dan sesudah penerapan. Hasilnya menunjukkan adanya penghematan dengan preventive maintenance.
Sistem operasi PT Coca-Cola Bottling Indonesia mengalami masalah keandalan pada line produksi minuman bernomor delapan. Analisis data kerusakan mesin konveyor, filler, dan pencuci botol menunjukkan adanya variasi keandalan dan ketersediaan mesin setiap bulannya. Upaya perbaikan yang dilakukan bagian pemeliharaan mampu menurunkan waktu perbaikan meskipun keandalan belum sepenuhnya stabil. [/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pemeliharaan mesin, termasuk pemeliharaan berdasarkan kegagalan, pemeliharaan preventif berdasarkan waktu, pemeliharaan prediktif berdasarkan kondisi, dan pemeliharaan proaktif berdasarkan resiko. Dibahas pula manfaat dan kerugian masing-masing jenis pemeliharaan serta kapan jenis manakah yang tepat digunakan. Diuraikan pula konsep OEE untuk
Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...Kanaidi ken
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk mengidentifikasi tingkat produktivitas mesin produksi. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung availability rate, performance rate, quality rate, dan OEE beserta contoh perhitungannya. Dokumen tersebut juga membahas analisis penyebab rendahnya nilai OEE dan rencana perbaikan yang dapat dilakukan.
Studi kasus ini membahas strategi pemeliharaan dan reliabilitas Frito-Lay untuk menghindari downtime mesin produksi. Frito-Lay menerapkan pemeliharaan preventif, melibatkan karyawan, dan mempekerjakan tenaga pemeliharaan berketerampilan ganda untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi produksi."
Sistem operasi PT Coca-Cola Bottling Indonesia mengalami masalah keandalan pada line produksi minuman bernomor delapan. Analisis data kerusakan mesin konveyor, filler, dan pencuci botol menunjukkan adanya variasi keandalan dan ketersediaan mesin setiap bulannya. Upaya perbaikan yang dilakukan bagian pemeliharaan mampu menurunkan waktu perbaikan meskipun keandalan belum sepenuhnya stabil. [/ringkasan]
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pemeliharaan mesin, termasuk pemeliharaan berdasarkan kegagalan, pemeliharaan preventif berdasarkan waktu, pemeliharaan prediktif berdasarkan kondisi, dan pemeliharaan proaktif berdasarkan resiko. Dibahas pula manfaat dan kerugian masing-masing jenis pemeliharaan serta kapan jenis manakah yang tepat digunakan. Diuraikan pula konsep OEE untuk
Perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) _Training "TOTAL PRODUCTIV...Kanaidi ken
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk mengidentifikasi tingkat produktivitas mesin produksi. Dokumen tersebut menjelaskan cara menghitung availability rate, performance rate, quality rate, dan OEE beserta contoh perhitungannya. Dokumen tersebut juga membahas analisis penyebab rendahnya nilai OEE dan rencana perbaikan yang dapat dilakukan.
Studi kasus ini membahas strategi pemeliharaan dan reliabilitas Frito-Lay untuk menghindari downtime mesin produksi. Frito-Lay menerapkan pemeliharaan preventif, melibatkan karyawan, dan mempekerjakan tenaga pemeliharaan berketerampilan ganda untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi produksi."
Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Kanaidi ken
Total Productive Maintenance (TPM) bertujuan untuk memelihara peralatan produksi dalam kondisi prima dengan melibatkan operator dalam pemeliharaan ringan dan menerapkan prinsip-prinsip 5R. Penerapan TPM bermanfaat untuk mengurangi waktu perawatan tidak terencana, menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, meningkatkan kualitas produk, dan membuktikan dampak peningkatan produktivitas peralatan.
Dokumen tersebut membahas tentang preventive maintenance yang merupakan tindakan pemeliharaan terencana untuk mencegah kerusakan mesin. Dibahas pula tujuan, elemen dasar, model, dan keuntungan serta kerugian dari pelaksanaan preventive maintenance secara berkala.
Dokumen ini membahas tentang penyelenggaraan peralatan. Ada beberapa jenis penyelenggaraan seperti pencegahan, korektif, dan prediktif yang bertujuan memaksimalkan fungsi peralatan dan meminimalkan biaya pemeliharaan. Jadwal inspeksi harian, bulanan, dan berkala penting untuk mengontrol kondisi peralatan. Penyelenggaraan efektif diperlukan untuk menjaga kinerja mesin.
Modul ini membahas tentang pemeliharaan preventif dan korektif. Pemeliharaan preventif dilakukan secara terjadwal untuk menjaga kondisi peralatan dan meningkatkan kehandalannya dengan mencegah kerusakan sebelum terjadi. Hal ini lebih ekonomis daripada pemeliharaan tidak terjadwal. Pemeliharaan preventif meliputi inspeksi berkala, pelumasan, perencanaan jadwal, pencatatan, dan pelatihan tenaga pemeliharaan. Tu
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai evaluasi pekerjaan perawatan mesin dengan menggunakan berbagai dokumen dan alat seperti manual mesin, daftar periksa perawatan, dan inventori suku cadang agar mesin dan peralatan dapat diidentifikasi dan jadwal perawatannya dapat diperbarui sesuai kebutuhan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan keandalan sistem yang mencakup definisi keandalan sistem, faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan sistem, teknik pemeliharaan pencegahan dan kerusakan, serta contoh perhitungan keandalan komponen dan sistem.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemeliharaan dan keandalan dalam industri manufaktur. Ia menjelaskan bahwa pemeliharaan pencegahan dan perbaikan kerusakan penting untuk menjaga kinerja mesin, sementara simulasi dan sistem pakar dapat membantu pengambilan keputusan pemeliharaan.
1. Dokumen tersebut membahas prosedur backup dan pemulihan bencana untuk memastikan ketersediaan sistem informasi perusahaan.
2. Prosedur backup dirancang untuk memastikan data tetap tersedia jika terjadi kegagalan perangkat keras atau kesalahan manusia, sementara rencana pemulihan bencana dirancang untuk memulihkan sistem jika terjadi bencana alam atau terorisme.
3. Laporan menunjukkan bahwa perusahaan telah men
TPM adalah strategi Jepang yang berfokus pada efisiensi mesin untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. TPM mencakup perawatan ketika kerusakan, upaya pencegahan, dan perbaikan untuk mencapai tujuan nol kerusakan, kecelakaan, dan kemacetan. Pengukuran seperti MTBF dan MTTR digunakan untuk memantau kinerja mesin.
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (19)Eko Supriyadi
Unit ini membahas tentang kegiatan mengeset dan mengedit program mesin/proses NC/CNC, meliputi memahami instruksi kerja, mengatur fixture dan alat pemegang, mengatur tool offset, menguji program, dan mengedit program sesuai kebutuhan. Terdapat 6 elemen kompetensi yaitu memahami instruksi kerja, mengatur perlengkapan, mengatur tool offset, menguji program, memberi instruksi pada operator, dan mengganti alat potong yang rusak.
Fungsi & Manfaat Penerapan TPM _Training "TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)".Kanaidi ken
Total Productive Maintenance (TPM) bertujuan untuk memelihara peralatan produksi dalam kondisi prima dengan melibatkan operator dalam pemeliharaan ringan dan menerapkan prinsip-prinsip 5R. Penerapan TPM bermanfaat untuk mengurangi waktu perawatan tidak terencana, menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, meningkatkan kualitas produk, dan membuktikan dampak peningkatan produktivitas peralatan.
Dokumen tersebut membahas tentang preventive maintenance yang merupakan tindakan pemeliharaan terencana untuk mencegah kerusakan mesin. Dibahas pula tujuan, elemen dasar, model, dan keuntungan serta kerugian dari pelaksanaan preventive maintenance secara berkala.
Dokumen ini membahas tentang penyelenggaraan peralatan. Ada beberapa jenis penyelenggaraan seperti pencegahan, korektif, dan prediktif yang bertujuan memaksimalkan fungsi peralatan dan meminimalkan biaya pemeliharaan. Jadwal inspeksi harian, bulanan, dan berkala penting untuk mengontrol kondisi peralatan. Penyelenggaraan efektif diperlukan untuk menjaga kinerja mesin.
Modul ini membahas tentang pemeliharaan preventif dan korektif. Pemeliharaan preventif dilakukan secara terjadwal untuk menjaga kondisi peralatan dan meningkatkan kehandalannya dengan mencegah kerusakan sebelum terjadi. Hal ini lebih ekonomis daripada pemeliharaan tidak terjadwal. Pemeliharaan preventif meliputi inspeksi berkala, pelumasan, perencanaan jadwal, pencatatan, dan pelatihan tenaga pemeliharaan. Tu
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai evaluasi pekerjaan perawatan mesin dengan menggunakan berbagai dokumen dan alat seperti manual mesin, daftar periksa perawatan, dan inventori suku cadang agar mesin dan peralatan dapat diidentifikasi dan jadwal perawatannya dapat diperbarui sesuai kebutuhan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan keandalan sistem yang mencakup definisi keandalan sistem, faktor-faktor yang mempengaruhi keandalan sistem, teknik pemeliharaan pencegahan dan kerusakan, serta contoh perhitungan keandalan komponen dan sistem.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen pemeliharaan dan keandalan dalam industri manufaktur. Ia menjelaskan bahwa pemeliharaan pencegahan dan perbaikan kerusakan penting untuk menjaga kinerja mesin, sementara simulasi dan sistem pakar dapat membantu pengambilan keputusan pemeliharaan.
1. Dokumen tersebut membahas prosedur backup dan pemulihan bencana untuk memastikan ketersediaan sistem informasi perusahaan.
2. Prosedur backup dirancang untuk memastikan data tetap tersedia jika terjadi kegagalan perangkat keras atau kesalahan manusia, sementara rencana pemulihan bencana dirancang untuk memulihkan sistem jika terjadi bencana alam atau terorisme.
3. Laporan menunjukkan bahwa perusahaan telah men
TPM adalah strategi Jepang yang berfokus pada efisiensi mesin untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. TPM mencakup perawatan ketika kerusakan, upaya pencegahan, dan perbaikan untuk mencapai tujuan nol kerusakan, kecelakaan, dan kemacetan. Pengukuran seperti MTBF dan MTTR digunakan untuk memantau kinerja mesin.
Logam mesin machine and process operation 7.18 a, v1 rev (19)Eko Supriyadi
Unit ini membahas tentang kegiatan mengeset dan mengedit program mesin/proses NC/CNC, meliputi memahami instruksi kerja, mengatur fixture dan alat pemegang, mengatur tool offset, menguji program, dan mengedit program sesuai kebutuhan. Terdapat 6 elemen kompetensi yaitu memahami instruksi kerja, mengatur perlengkapan, mengatur tool offset, menguji program, memberi instruksi pada operator, dan mengganti alat potong yang rusak.
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827HadisHasyimiMiftahul
terkait kebijakan publik pada bidang pertambangan. berisi tentang dasar hukum dan asas asas yang digunakan untuk membuat peraturan terkait good mining practice atau kaidah pertambangan yang baik
1. Teknik Keandalan – Keandalan Sistem
Penjadwalan Preventive
Maintenance Dengan
Metode Age Replacement
2. Contoh Kasus
PT. Arta Prima Sukses Makmur (PT. APSM) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan sol sepatu.
PT. Artha Prima Sukses Makmur memiliki 5 mesin dalam menjalankan kegiatan produksi sol sepatu yang
berlangsung 24 jam setiap hari, sehingga kegiatan perawatan dan pemeliharaan perlu dilakukan dengan baik dan
dijadwalkan agar tidak mengganggu kegiatan produksi yang sedang berlangsung.
Pada perusahaan kerusakan mesin terjadi secara mendadak, dan perawatan dilakukan dengan sistem breakdown
maintenance. Kerusakan mesin saat ini masih terhitung tinggi dan memerlukan waktu perbaikan yang cukup lama.
Perancangan penjadwalan maintenance diperlukan untuk mengurangi downtime pada mesin, sehingga tidak
menghambat dan mengganggu jadwal produksi.
Penjadwalan yang diusulkan adalah Preventive Maintenance dengan metode Age Replacement. Pengusulan
penjadwalan perawatan mesin pada PT. APSM berupa waktu penggantian komponen dan waktu pemeriksaan
komponen untuk komponen kritis pada mesin kritis. Diharapkan juga dengan pengusulan penjadwalan preventive
maintenance juga akan menghasilkan penurunan tingkat downtime, penurunan biaya maintenance, peningkatan
tingkat avaibility, dan peningkatan reliability mesin kritis.
3. Penjabaran
Permasalahan
• Material
• Marking
• Assembling dan Cutting
• Finishing
• Distribusi
Produksi dan QC Maintenance
• Pengumpulan Data
• Penentuan Mesin dan Komponen Kritis
• Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR)
• Perhitungan Index of fit
• Pemilihan Distribusi yang Digunakan
• Uji Goodness of Fit
• Perhitungan Parameter
• Perhitungan MTTF & MTTR
• Perhitungan Interval Waktu Penggantian Pencegahan dan
Pemeriksaan Komponen
• Perhitungan dan perbandingan reliability sebelum dan setelah
preventive maintenance
• Perhitungan dan perbandingan downtime sebelum dan setelah
preventive maintenance
• Perhitungna dan perbandingan total biaya pemeliharan mesin
sebelum dan setelah preventive maintenance
• Terdapat penghematan
6. Material
Kekerasan material
Ketahanan material
Bobot jenis material
01
Marking
Ukuran
Efektivitas design
Ketebalan
Visual
02
Assembling and Cutting
03
Finishing
Pembersihan
Kualitas produk
Kesesuaian dengan
standar
04
Operating plan
Standar pengemasan
Labelling
05
Kerapihan produk
Kekonsistenan produk
Kepresisian mesin dalam
memotong pola
Ketahanan mesin dalam
lamanya beroperasi
8. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara pada pihak
perusahaan terutama bagian produksi dan maintenance. Selain itu data juga diperoleh dari catatan
data arsip perusahaan. Adapun data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
1. Data umum perusahaan
• Sejarah perusahaan
• Struktur organisasi
• Proses produksi
• Keselamatan dan kesehatan kerja
• Manajemen sumber daya manusia
2. Data khusus
• Data kerusakan mesin
• Data biaya bahan baku
• Data biaya komponen
• Data biaya operator dan teknisi
• Data biaya listrik
• Data jumlah produksi
01 Pengumpulan Data
Mesin kritis ditentukan berdasarkan frekuensi kerusakan mesin tertinggi. Setelah ditentukan mesin
kritis, maka akan ditentukan komponen kritis dari mesin kritis tersebut.
02 Penentuan Mesin dan Komponen Kritis
9. Nilai TTF dapat diperoleh dengan menguhitung rentang waktu dari selesainya perbaikan
kerusakan awal sampai pada waktu terjadi kerusakan yang berikutnya. Sedangkan nilai TTR
diperoleh dengan menghitung waktu untuk melakukan perbaikan sampai mesin tersebut dapat
beroperasi kembali.
03 Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR)
04 Perhitungan Index of fit
Perhitungan index of fit (r) dilakukan berdasarkan 4 distribusi, yaitu weibull, eksponensial, normal,
dan lognormal. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan cara manual dan menggunakan program
Minitab 14.0.
05 Pemilihan Distribusi yang Digunakan
Pada tahap ini akan dipilih distribusi yang memiliki kecenderungan mewakili data, dan kemudian
akan digunakan pada tahap selanjutnya. Pemilihan distribusi tersebut berdasarkan nilai r terbesar.
06 Uji Goodness of Fit
Distribusi yang dipilih tersebut akan dilakukan uji goodness of fit (kesesuaian distribusi) untuk
melihat apakah distribusi dapat mewakili data secara signifikan. Pengujian ini dapat dilakukan
secara manual maupun dengan menggunakan program Minitab 14.0.
10. Setelah diperoleh jenis distribusi yang sesuai maka akan dihitung nilai parameter berdasarkan
jenis distribusi yang mewakili. Rumus perhitungan nilai parameter disesuaikan dengan jenis
distribusi yang terpilih.
07 Perhitungan Parameter
08 Perhitungan MTTF & MTTR
Nilai MTTF diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan nilai parameter dari data TTF
berdasarkan jenis distribusi yang digunakan. Sedangkan nilai MTTR diperoleh dari perhitungan
dengan menggunakan nilai parameter dari data TTR berdasarkan jenis distribusi yang digunakan.
09 Perhitungan Interval Waktu Penggantian Pencegahan dan Pemeriksaan Komponen
Pada tahap ini akan ditentukan jadwal pemeliharaan komponen mesin. Interval waktu
penggantian pencegahan dihitung berdasarkan umur penggantian optimal. Dari hasil perhitungan
beberapa interval waktu penggantian komponen (tp) akan dipilih nilai tp dengan nilai total
downtime (D(tp)) terkecil. Perhitungan interval waktu penggantian pencegahan dan pemeriksaan
dilakukan guna mengantisipasi terjadinya kerusakan mesin secara mendadak.
11. Perhitungan availability diperoleh dari tingkat ketersediaan bila dilakukan interval penggantian
pencegahan dan interval pemeriksaan. Nilai availability diperoleh setelah melakukan perhitungan
interval waktu penggantian pencegahan dan pemeriksaan.
10
11
Tingkat keandalan (reliability) yang rendah akibat umur komponen yang mendekati optimal dapat
diimbangi dengan usaha peningkatan pemeliharaan. Sehingga cepat lambatnya periode
pemeliharaan akan berpengaruh terhadap tingkat ketersediaan komponen.
12
Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan downtime yang akan terjadi sebelum dan setelah
diterapkannya preventive maintenace.
Perhitungan Dan Perbandingan Reliability Sebelum Dan Setelah Preventive Maintenance
Perhitungan Dan Perbandingan Downtime Sebelum Dan Setelah Preventive Maintenance
Perhitungan Availability
Perhitungan Dan Perbandingan Total Biaya Pemeliharan Mesin Sebelum Dan Setelah Preventive Maintenance
13
Pada tahap ini akan dilakukan perhitungan total biaya yang dikeluarkan sebelum dan setelah
preventive maintenance. Hasil perhitungan biaya yang diperoleh kemudian dibandingkan untuk
mengetahui apakah terjadi penghematan atau pemborosan bila menggunakan preventive
maintenance.
12. Tidak:
Tidak menerapakan preventive maintenance pada perusahaan
Iya:
Menerapkan preventive maintenance pada perusahaan dan estimasi frekuensi breakdown
dengan teknik simulasi monte carlo; yang mana pada tahap ini dilakukan estimasi frekuesi
breakdown yang akan terjadi untuk periode mendatang. Apabila breakdown yang terjadi
masih cukup besar, maka hal ini menunjang diterapkannya preventive maintenance.
14 Terdapat Penghematan
Analisis
15
• Anlisis hasil perhitungan:
Analisis ini dilakukan berdasarkan hasil dari setiap tahapan pengolahan data yang dilakukan.
• Analisis penerepan RCM:
Analisis ini dilakukan untuk menentukan penyebab potensial kerusakan yang terjadi.
• Analisis simulasi breakdown:
Analysis ini dilakukan unutk memperkirakan frekuensi breakdown yang akan terjadi pada
periode mendatang.
16 Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini akan ditentukan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analsisa.
Selain itu diberikan juga saran-saran yang mungkin dapat diterima dan bermanfaat bagi
perusahaan dalam menangani system pemeliharan peralatan penunjang proses produksi